Tinjauan Atas Prosedur Pengelolaan Keuangan Daerah Dengan Menggunakan SIPKD Pada Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat

(1)

TINJAUAN ATAS PROSEDUR PENGELOLAAN KEUANGAN

DAERAH DENGAN MENGGUNAKAN SIPKD PADA

DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN

PROVINSI JAWA BARAT

LAPORAN KERJA PRAKTEK

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mata Kuliah Kerja Praktek Pada Program Studi Akuntansi Strata Satu

Oleh:

NAMA : GILANG RHAMDANI NIM : 21110081

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG


(2)

iv LEMBAR PENGESAHAN

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR GAMBAR ... vi

DAFTAR TABEL ... vii

BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Kerja Praktek ... 1

1.2Maksud dan Tujuan Kerja Praktek ... 3

1.3Kegunaan Kerja Praktek ... 4

1.4Metode Kerja Praktek ... 5

1.5Lokasi dan Waktu Kerja Praktek ... 6

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1Sejarah Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat ... 7

2.2Struktur Organisasi Perusahaan ... 15

2.3Uraian Tugas Perusahaan ... 17

BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK 3.1Bidang Pelaksanaan Kerja Praktek ... 22

3.1.1 Sistem Informasi ... 23


(3)

v

3.1.3 Anggaran ... 25

3.2Pelaksanaan Kerja Praktek ... 26

3.3Pembahasan Hasil Kerja Praktek ... 26

3.3.1 Prosedur Pengelolaan Keuangan atau Penatausahaan Anggaran ... 26

3.3.2 SIPKD (Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah) ... 31

3.3.3 Prosedur Penatausahaan Anggaran dengan Sistem Informasi Keuangan Daerah (SIPKD) ... 34

BAB IV SIMPULAN DAN SARAN 4.1Simpulan ... 44

4.2Saran ... 45 DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN


(4)

vi

Gambar 3.1 Form DPA-SKPD ... 35

Gambar 3.2 Form Isi/Edit SPD ... 37

Gambar 3.3 Form SPP Uang Persediaan SKPD ... 38

Gambar 3.4 Form Isi/Edit SPP Uang Persediaan SKPD... 39

Gambar 3.5 Form SPM Uang Persediaan SKPD ... 40

Gambar 3.6 Form Kas dan Bank ... 41

Gambar 3.7 Form BPK Belanja Tidak Langsung Non Gaji ... 43

Gambar 3.8 Form Buku Kas Umum ... 44


(5)

vii

DAFTAR TABEL


(6)

Abdul Hafiz Tanjung. 2008. Akuntansi Pemerintahan Daerah. Bandung: Alfabeta Al-Bahra bin Ladjamudin. 2005, Analisis dan Desain Sistem Informasi, Yogyakarta:

Graha Ilmu

Azhar Susanto. 2004, Sistem Informasi Akuntansi : Konsep dan Pengembangan Berbasis Komputer, Bandung:Lingga Jaya

Ellen Christina. 2002. Anggaran Perusahaan Suatu Pendekatan Praktis. Jakarta: Bumi Aksara

M. Nafarin. 2004.“Penganggaran Perusahaan ”, Salemba Empat, Jakarta

Modul SIPKD. USADI SISTEMINDO INTERMATIKA

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah

Sutabri, Tata. 2005. Sistem Informasi Manajemen. Yogyakarta: Andi

Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah


(7)

i

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum, Wr.Wb.

Segala puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat, karunia, dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Kerja Praktek Kerja Lapangan yang disusun dan diajukan untuk memenuhi salah satu syarat mata kuliah kerja praktek Jenjang Strata Satu Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia Bandung. Dalam penyusunan laporan ini, penulis mengambil judul “TINJAUAN ATAS PROSEDUR PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DENGAN MENGGUNAKAN SIPKD PADA DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN PROVINSI JAWA BARAT”.

Penulis menyadari bahwa laporan ini masih terdapat banyak kekurangan dan masih jauh dari sempurna karena keterbatasan pengetahuan dan wawasan penulis, oleh karena itu penulis mengharapkan adanya saran dan kritik yang berguna dan membangun bagi semua pihak, bagi penulis khususnya dan pembaca pada umumnya untuk masa yang akan datang.

Pada kesempatan kali ini penulis tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada beberapa pihak:


(8)

ii

Universitas Komputer Indonesia Bandung.

3. Dr. Surtikanti, SE., M.Si., Ak. Selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia Bandung.

4. Lilis Puspitawati, SE., M.Si., Ak., CA. Selaku Dosen Koordinator Kerja Praktek Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia Bandung dan dosen Wali kelas Ak-2.

5. Sri Dewi Anggadini, SE., M.Si., Selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan dan koreksi dalam penulisan Laporan Kerja Praktek ini.

6. Bapak Adi Nugroho, Selaku Pembimbing di perusahaan terima kasih atas saran, waktu dan bimbingannya selama penulis melaksanakan kerja praktek di Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat.

7. Yang Tercinta Kedua Orang Tuaku Agus Sudarman dan Indri Yani Martini serta kedua adikku yang selalu memberikan motivasi, dukungan dan nasehat bagi penulis dalam menyelesaikan Laporan Kerja Praktek ini.

8. Orang Yang Terkasih yang selalu menyemangati, memberikan motivasi bagi penulis dalam menyelesaikan laporan. Semoga kita sukses dan selalu bersama.


(9)

iii

9. Serta teman-teman AK-2 yang telah memberikan dukungannya. Kenangan bersama kalian tidak akan pernah hilang dalam ingatan.

Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih dan bersyukur kepada Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang selalu memberikan rahmat dan hidayah-Nya serta bagi semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan kerja praktek ini.

Wassalamualaikum Wr.Wb

Bandung, Desember 2013


(10)

Nama : Gilang Rhamdani

Tempat, tanggal lahir : Bandung, 12 Maret 1992

Alamat : Jl. Babakan Sari Gg. Garu 5 No.2 RT/RW 04/011

Agama : Islam

Jenis Kelamin : Laki - laki Kewarganegaraan : Indonesia Suku bangsa : Sunda

Riwayat Pendidikan :

 Universitas Komputer Indonesia Bandung, Jawa Barat, 2010-sekarang  SMA Negeri 16 Bandung, Jawa Barat, 2007-2010  SMP Negeri 37 Bandung, Jawa Barat, 2004-2007  SDN Cicadas IV Bandung, Jawa Barat, 1998-2004


(11)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Kerja Praktek

Akuntansi keuangan pemerintah daerah merupakan bagian dari akuntansi sector publik yang mencatat dan melaporkan semua transaksi yang berkaitan dengan keuangan daerah. Ruang lingkup keuangan yang dikelola langsung oleh Pemerintah Daerah adalah Anggran Pendapatan dan Belanja Langsung Daerah. Berdasarkan Undang-Undang No. 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara disebutkan bahwa Presiden/Gubernur/Bupati/Walikota menyampaikan pertanggungjawaban pelaksanaan APBN/APBD setidaknya meliputi laporan realisasi anggaran, neraca, laporan arus kas dan catatan atas laporan keuangan. Laporan keuangan tersebut harus disusun dan disajikan sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) (Abdul Hafiz, 2008:2). Seiring berkembangnya kebutuhan pengelolaan keuangan daerah, semakin dirasakan pula pentingnya fungsi perbendaharaan dalam pengelolaan anggaran secara efisien. Fungsi perbendaharaan tersebut seperti merencanakan anggaran, penatausahaan anggran secara transparan agar tidak terjadi penyimpangan dalam mengelola keuangan pemerintah daerah.

Azas umum pengelolaan keuangan daerah yang diterapkan dalam peraturan Pemerintah No. 58 tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah, asas umum tersebut adalah sebagai berikut: Keuangan daerah dikelola secara tertib, taat pada


(12)

peraturan perundang-undangan, efisien, ekonomis, efektif, transparan dan bertanggung jawab dengan memperhatikan asas keadilan, kepatutan dan manfaat untuk masyarakat. (Abdul Hafiz, 2008: 18). Pengelolaan keuangan daerah dilaksanakan dalam suatu sistem yang terintegrasi yang diwujudkan dalam APBD yang setiap tahun ditetapkan dengan peraturan daerah.

Dalam rangka meningkatkan kapasitas pengelolaan keuangan daerah khususnya terkait dengan aspek perencanaan, penganggaran, penatausahaan dan pertanggungjawaban. Serta terjadinya reformasi pengelolaan keuangan daerah yang ditetapkannya Peraturan Pemerintah No. 56 tahun 2005 tentang Sistem Informasi Keuangan Daerah yang mengharuskan penyajian anggaran, pelaksanaan anggaran, dan pelaporan anggaran dihasilkan oleh Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah. Maka Departemen Dalam Negeri melaksanakan kegiatan Development of Regional Financial Management Information and Reporting. (Modul SIPKD).

SIPKD (Sistem Informasi Pengeloaan Keuangan Daerah) merupakan seperangkat aplikasi terpadu yang dipergunakan sebagai alat bantu dalam meningkatkan efektifitas implementasi berbagai regulasi bidang pengelolaan keuangan daerah yang didasarkan pada asas efesiensi, ekonomis, efektif, transparan, akuntabel dan auditable. (www.usadi.co.id). Prosedur pengelolaan keuangan daerah khususnya penatausahaan anggaran dengan menggunakan Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah (SIPKD) telah sesuai dengan peraturan yang berlaku dalam penatausahaan anggaran. Prosedur tersebut dimulai dengan menerbitkan DPA-SKPD


(13)

3

dan diakhiri dengan penerbitan SP2D dan pencairan SP2D oleh Bendahara Pengeluaran.

Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah di Dinas Pertanian Tanaman Pangan telah terlaksana dengan baik, namun masih terdapat beberapa kendala yang terjadi seperti kesalahan dalam menginput data dalam sistem, kurang nya koordinasi antar staf di sub bagian keuangan. (Adi Nugroho)

Dari uraian tersebut, maka penulis tertarik untuk membahas pengelolaan keuangan khususnya penatausahaan anggaran daerah di Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat dengan judul “Tinjauan Atas Prosedur Pengelolaan Keuangan Daerah Dengan Menggunakan SIPKD Pada Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat”.

1.2 Maksud dan Tujuan Kerja Praktek

Adapun maksud dari kerja praktek ini adalah untuk meninjau atas prosedur pengelolaan keuangan daerah di Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat. Serta mendapatkan data mengenai prosedur pengelolaan keuangan atau penatausahaan anggaran dengan menggunakan Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah (SIPKD).

Sedangkan tujuan dari laporan kerja praktek ini adalah sebagai berikut:

1. Mengetahui prosedur pengelolaan keuangan atau penatausahaan anggaran pada Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat.


(14)

3. Mengetahui penatausahaan anggaran dengan menggunakan SIPKD pada Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat.

1.3 Kegunaan Kerja Praktek

Melalui Kuliah Kerja Praktek ini, penulis berharap dapat memberikan manfaat atau kegunaan, baik itu secara langsung maupun tidak langsung. Berikut ini kegunaan kerja praktek yang dilihat dari beberapa sisi :

1. Bagi Penulis

diharapkan bagi penulis dapat menambah pengetahuan mengenai prosedur pengelolaan keuangan atau penatausahaan anggaran dengan menggunan SIPKD pada Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat. 2. Bagi Akademis

Memberikan gambaran dan literature mengenai prosedur penatausahaan anggaran dan perbandingan untuk penelitian lainnya.

3. Bagi Instansi

Dapat menjadi masuskan yang berarti bagi Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat untuk menjadi salah satu pertimbangan dalam pengembangan penatausahaan anggran dengan menggunakan Sistem Informasi Keuangan Daerah menjadi lebih efektif.


(15)

5

1.4 Metode Kerja Praktek

Dalam menyusun laporan kerja praktek ini penulis menggunakan metode kerja block release yaitu metode pelaksanaan kerja praktek dalam satu periode. Selain itu juga penulis menggunakan beberapa teknik pengumpulan data agar laporan yang dihasilkan sesuai dengan judul dan harapan penulis. Berikut adalah teknik yang dilakukan dalam mendapatkan dan mengumpulkan data:

1. Studi Lapangan

Yaitu pengumpulan data dan informasi yang dilakukan secara langsung pada objek yang ditelilti. Studi lapangan dilakukan dengan cara-cara berikut ini:

- Observasi, penulis melakukan pengamatan secara langsung ke instansi atau bagian yang terkait yaitu Sub Bagian Keuangan Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan mencatat semua informasi yang ada.

- Wawancara, penulis melakukan tanya jawan secara langsung baik itu secara formal maupun non formal dengan pihak-pihak yang terkait salah satunya dengan staf Sub Bagian Keuangan yang juga menjadi pembimbing bagi penulis dalam permasalahan yang akan dibahas dalam laporan kerja praktek, yaitu mengenai prosedur penatausahaan anggaran dengan menggunakan SIPKD.

- Dokumen, penulis mendapatkan dokumen berupa hardcopy maupun softcopy yang bersangkutan dengan laporan kerja praktek.


(16)

2. Studi Kepustakaan

Penulis membaca literature yang bersangkutan tentang prosedur, sistem penatausahaan anggaran atau pengelolaan keuangan daerah untuk menjadi bahan dalam penulisan laporan kerja praktek.

1.5 Lokasi dan Waktu Kerja Praktek

Lokasi kerja praktek yang menjadi tempat terlaksananya kegiatan kerja praktek adalah di Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat yang beralamat di Jl. Surapati Nomor 71 Telp. 250 3884 Fax 2500713 Bandung. Waktu kerja praktek dimulai pada tanggal 1 juli 2013 sampai dengan 1 Agustus 2013.

Table 1.1 Aktivitas Kerja Praktek

Hari Kerja Waktu

Senin – Kamis Jumat Sabtu – Minggu

07.30 – 16.00 WIB 07.30 – 15.30 WIB


(17)

7 BAB II

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

2.1 Sejarah Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat

Kegiatan sub sector pertanian tanaman pangan di Jawa Barat sejak jaman penjajahan sampai saat ini telah mengalami perkembangan yang menggembirakan baik dilihat dari segi pencapaian populasi, produksi, konsumsi, penyeapan tenaga kerja, pendapatan petani, permintaan masyarkat konsumen, investasi maupun sumbangan bagi devisa Negara.

Perkembangan tersebut tidak terlepas dari keberadaan Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat dalam peranannya untuk meningkatkan produksi, populasi, konsumsi dan pemasaran produk-produk pertanian tanaman pangan. Berikut sejarah dari Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat:

A. Jaman Penjajahan Belanda

1. Landbouw Voorlichtings Dienst (LVD)

Pada masa penjajahan Belanda, lembaga yang menyelenggarakan pembinaan pertanian di Jawa Barat adalah Provinciale Lanbouw Voorlichtings Dienst (LVD) yang dikepalai oleh seorang Inspektur berkebangsaan Belanda yang disebut Landbouw inspecteur. Lembaga ini diperkirakan telah berdiri sejak tahun 1912.


(18)

Fungsi lembaga ini adalah untuk memberikan pembinaan terhadap para petani pribumi untuk meningkatkan produksi sedangkan alih teknologi diberikan dalam batas-batas tertentu karena atas dasar pertimbangan politis.

Kelembagaan LVD terdiri dari 2(dua) bagian yaitu :

a. Bagiatan Tanaman Rakyat (Indlandsche landbouw) yang bidang pengelolaannya meliputi Tanaman Padi, Palawija, Sayur-Sayuran dan Buah-Buahan.

b. Bagian Tanaman Keras, yang bidang pengelolaannya meliputi tanaman-tanaman perkebunan seperti Kopi, karet, kapok, kina dan teh.

Satuan organisasi LVD secara organik berada dibawah Departemen Van Landbouw Nijverheid en Handel (Departemen Pertanian, Perindustrian dan Perdagangan) yang berkedudukan di Batavia.

Wilayah kerja LVD adalah :

a. Tingkat provinsi dikepalai oleh : Inspektur LVD yang berkebangsaan Belanda.

b. Tingkat Karesidenan dikepalai oleh Landbouwconsulenten yang berkebangsaan Belanda

c. Tingkat Kabupaten dikepalai oleh : Adjunct Landbouwconsulenten yang pada umumnya dijabat oleh pribumi.


(19)

9

d. Tingkat Kewedanaan dikepalai oleh : Landbouw opzichters, yang dijabat oleh pribumi.

e. Tingkat Kecamatan dikepalai oleh Mantri Landbouw, yang dijabat oleh Pribumi

2. Lembaga Perbenihan

Kelembagaan khusus lainnya yaitu Zaad Hoeve (Balai Benih Padi) yang didirikan tahun 1921 dan berkedudukan di Cihea Kabupaten Cianjur dan dikelola oleh LVD.

3. Lembaga Pendidikan Pertanian

Pada masa penjajahan Belanda terdapat beberapa lembaga khusus yang menyeleggarakan pendidikan di Bidang Pertanian yaitu :

a. Cultur School (CS), berkedudukan di Sukabumi

b. Midlebaare Landbouw School (MLS), berkedudukan di Bogor c. Landbouw Bedrijf School (LBS), berkedudukan di Tanjungsari

kabupaten Sumedang. B. Jaman Penjajahan Jepang

1. N o r i n k a

Pada jaman pendudukan Jepang, penyelegaraan pembinaan pertanian dilaksanakan oleh Norinka yang bernaung dibawah pemerintahan Jepang.

Kebijaksanaan program maupun sistem pembinaan pertanian ditrapkan tidak berbeda pada jaman Belanda, yaitu memberikan pembinaan kepada para petani untuk meningkatkan produksi akan tetapi tujuannya diperluas


(20)

dengan sasaran utama untuk memenuhi kebutuhan bahan pangan untuk mensuplai keperluan perang bagi tentara Jepang.

2. Lembaga Perbenihan

Pada masa Jepang ini, pengelolaan Balai Benih Padi Cihea dilanjutkan oleh Norinka

3. Lembaga Pendidikan Pertanian

Sedangkan dibidang pendidikan pertanian, pada jaman penjajahan Jepang ini ditandai dengan perubahan Landbouw Berdijf School ( LBS ) menjadi sekolah Pertanian pertama.

C. Jaman Kemerdekaan

1. Periode Tahun 1945 s/d 1949

a. Jawatan Pertanian Republik Indonesia

Setelah Indonesia merdeka maka pada tahun 1945 didirikan Jawatan Pertanian Republik Indonesia yang merupakan Lembaga di bawah Departemen kemakmuran. Kebijaksanaan maupun programnya adalah untuk meningkatkan produksi dan pendapatan petani, sedangkan bidang yang ditanganinya mencakup segala aspek yang menyangkut kemakmuran rakyat, perkebunan, perikanan, kehewanan dan penyalur bahan makanan.


(21)

11

b. Lembaga Perbenihan

Balai Benih Padi Cihea Ex. Norinka dilanjutkan pengelolaannya oleh Jawatan Pertanian Republik Indonesia dengan nama Perusahaan Pertanian Cihea (PP Cihea)

2. Periode Tahun 1950 s/d 1974 a. Jawatan Pertanian Rakyat

Pada tahun 1950 lahir Provinsi daerah Tingkat I Jawa Barat yang dibentuk dengan undang Nomor 11 Tahun 1950, undang-undang tersebut memberikan beberapa urusan yang menjadi kewenangan pangkal daerah, diantaranya adalah urusan pertanian.

Dengan terbitnya peraturan perundang-undangan tersebut diatas maka Pemerintah Propinsi Jawa Barat mengeluarkan Surat Keputusan Dewan Pemerintah Daerah sementara Propinsi Jawa Barat Nomor 3/UPO/1952 tanggal 4 Juni 1952 yang pokoknya menetapkan :

1. Membentuk Jawatan Pertanian Rakyat, Jawatan Kehewanan dan Jawatan Perikanan darat.

2. Menunjuk beberapa pejabat sebagai Kepala Jawatan masing-masing

Berdasarkan peraturan pemerintah Nomor 64 Tahun 1957, bagian tanaman perkebunan yang semula termasuk Jawatan Pertanian dipisahkan menjadi lembaga tersendiri bergabung dengan Jawatan


(22)

Karet Rakyat Jawa Barat yang sekarang menjadi Dinas Perkebunan.

Dengan peraturan dareah Nomor 13/PD-DPRD-GR/ 1961 tentang penyerahan urusan-urusan dalam lapangan pertanian rakyat kepada daerah Tingkat II/Kotapraja di seluruh Jawa Barat dibentuk jawatan pertanian rakyat di daerah Tingkat II. Pembinaan, pengendalian dan pengawasan diberikan oleh Jawatan Pertanian Rakyat Wilayah yang berkedudukan di Keresidenan.

3. Periode Tahun 1975 s/d sekarang

a. Dinas Pertanian Tanaman Pangan Propinsi Daerah Tingkat I Jawa Barat

1. Dengan keluarnya Surat Keputusan Gubernur Nomor 197/A.V/18/SK/1975 tanggal 12 April 1975 tentang prubahan istilah Jawatan menjadi Dinas maka Jawatan Pertanian Rakyat diubah menjadi Dinas Pertanian Propinsi Jawa Barat.

2. Sehubungan dengan dikeluarkannya Keputusan Menteri Pertanian Nomor 2110/706/Kpts/1983 tentang sususan organisasi dan tata kerja Departemen Pertanian Direktorat Jenderal Pertanian Tanaman Pangan maka Jawa Barat menerbitkan Peraturan Daerah Propinsi Jawa Barat menerbitkan Peraturan Daerah Nomor 12


(23)

13

Tahun 1983 tentang Susunan organisasi dan tata kerja Dinas Pertanian Tanaman Pangan.

3. Berdasarkan Peraturan Daerah Propinsi Jawa Barat Nomor 22 Tahun 1984 dibentuk cabang Dinas Pertanian Tanaman Pangan di 6 daerah tingkat II yaitu : Serang, Bogor,Cirebon, Purwakrta, Bandung dan Ciamis.

4. Berdasarkan Peraturan Daerah Propinsi Jawa Barat Nomor 5 Tahun 1986 tentang perubahan pertama peraturan daerah nomor 22 tahun 1984 tentang pembentukan cabang Dinas Pertanian Tanaman Pangan diadakan penambahan 2 (dua) seksi yaitu :

- Seksi perumusan program dan proyek

- Seksi bimbingan dan latihan

Selain itu diadakan perubahan nama/ istilah seksi-seksi pada sub dinas penyuluhan.

b. Lembaga Perbenihan

Berdasarkan peraturan daerah propinsi daerah tingkat I Jawa Barat Nomor 12 Tahun 1983 jo. Peraturan Daerah nomor 5 tahun 1986, dibentuk Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) sebagai perangkat Dinas :


(24)

1. UPTD Balai Benih Induk Palawija, berkedudukan di Pumbon Kab. Cirebon didirikan berdasarkan Kepgub. Nomor 061.1/Kep.860/HUK/86 tanggal 23 Juni 1986

2. UPTD BAlai Benih Induk Padi, Berkedudukan di Cihea Kab. Cianjur yang didirikan berdarkan Kepgub. Nomor 061.1 /Kep.861/HUK/86 tanggal 23 Juni 1986.

3. UPTD Balai Benih Induk Hortikultura, berkedudukan di Pasirbanteng kab. Sumedang didirikan berdasrkan Kepgub. nomor Nomor 061.1 /Kep.862/HUK/86 tanggal 23 Juni 1986. Dan merupakan pengembangan dari pusat pembibitan pasir jati yang didirikan tahun 1951.

4. UPTD Balai Benih Tani Makmur Cihea, berkedudukan di Cihea kab. Cianjur didirikan berdasarkan Kepgub. nomor Nomor 061.1 /Kep.1201-ORTAK/ 86 tanggal 3 September 1986. Dan merupakan pengalihan dari perusahaan Jawatan Makmur Cihea.

5. UPTD UPP Mekanisasi Pertanian berkedudukan di Cihea Kab. Cianjur

6. UPTD Balai Percobaan dan Percontohan Pertanian Tanaman Pangan, berkedudukan di Plumbon Kab. Cianjur berdasarkan Kepgub. Nomor 31 Tahun 1989 tanggal 3 nopember 1986 dan merupakan pengalihan dari Lembaga Agricultural Development


(25)

15

Center yang berdiri sejak 1976 dan melaksanakan fungsi Balai Latihan Pertanian Daerah yang dibentuk Tahun 1981.

2.2 Struktur Organisasi Perusahaan

Dalam suatu organisasi akan lebih baik adanya suatu kepastian akan tata kerja suatu lembaga yang mendukung kegiatan organisasi itu agar bergerak, sehingga ada kejelasan dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan organisasi dan keteraturan tata kerja yang akan menjadikan keberhasilan organisasi tersebut dalam mencapai tujuan organisasi. pengertian organisasi itu sendiri adalah suatu pengaturan orang-orang secara sengaja untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Sedangkan struktur organisasi adalah kerangka kerja formal organisasi dimana tugas-tugaspekerjaan dibagi, dikelompokkan dan dikoordinasikan. Fungsi dari struktur organisasi tersebut adalah sebagai salah satu alat pengendalian manajemen dimana di dalam struktur tersebut terlihat dengan jelas aliran pemberian delegasi/wewenang serta tugas dan tanggung jawab masing-masing, sehingga dengan adanya struktur organisasi diharapkan tujuan organisasi dari instansi tersebut dapat dicapai dengan baik sesuai denga perencanaan yang telah di tetapkan.

Adapun struktur organisasi Dinas Pertanian Tanaman Pangan berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 25 tahun 2000 tentang kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Provinsi sebagai Daerah Otonom, sebagaimana diamanatkan UU No.22/1999 tentang Peraturan Daerah dan Peraturan Pemerintah No.84/2000 tentang pedoman Organisasi Perangkat Daerah perlu ditetapkan pembentukan, kedudukan,


(26)

tugas pokok, fungsi, susunan organisasi dan tata kerja dinas daerah provinsi Jawa Barat. Berikut struktur organisasi nya:

1. Kepala Dinas

2. Sekertariat, yang terdiri dari :

a. Sub Bagian Perencanaan dan Program b. Sub Bagian Keuangan

c. Sub Bagian Kepegawaian dan Umum 3. Kepala Bidang Sumber Daya :

a. Seksi Sarana dan Permodalan b. Seksi Kelembagaan Pertanian c. Seksi Pengelolaan Lahan dan Air

4. Kepala Bidang Produksi Tanaman pangan a. Seksi Serealia

b. Seksi Palawija

c. Seksi Pengendalian OPT Pangan 5. Kepala Bidang Produksi Hortikultura

a. Seksi Sayuran dan Biofarma

b. Seksi Buah-Buahan dan Tanaman Hias c. Seksi Pengendalian OPT Hortikultura 6. Kepala Bidang Bina Usaha


(27)

17

b. Seksi Pasca Panen c. Seksi Pemasaran 7. Jabatan Fungsional

2.3 Uraian Tugas Perusahaan

Berdasarkan struktur organisasi Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat, maka setiap bagian pada struktur organisasi tersebut memiliki tugas, wewenang dan fungsi masing-masing yang berbeda untuk meweujudkan tujuan organisasi tersebut. Berikut ini uraian tugas dari masing-masing bagian di Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat :

1. Dinas Pertanian Tanaman Pangan

Dinas mempunyai tugas pokok melaksanakan urusan pemerintahan daerah bidang pertanian tanaman panagn berdasarkan asas otonomi, dekonsentrasi dan tugas pembantuan. Dalam menyelengarakan tugas pokoknya , Dinas Pertanian mempunyai fungsi :

- Penyelenggaraan perumusan dan penetapan kebijakan teknis sumberdaya, produksi tanaman pangan, produksi tanaman hortikulturadan bina usaha.

- Penyelengaraan urusan pertanian tanaman pangan meliputi sumber daya, produksi tanaman pangan, produksi tanaman hortikultura dan bina usaha.


(28)

- Penyelenggaraan pembinaan dan pelaksanaan tugas-tugas pertanian tanaman pangan meliputi sumber daya, produksi tanaman pangan, produksi tanaman hortikultura dan bina usaha.

- Penyelenggaraan koordinasi dan pembinaan UPTD. 2. Kepala Dinas

Kepala dinas mempunyai tugas pokok seperti menyelenggarakan perumusan, penetapan, memimpin, mengkoordinasikan dan mengendalikan pelaksanaan kegiatan tugas pokok Dinas serta mengkoordinasikan dan membina UPTD.

3. Sekertariat

Yang mempunyai tugas pokok menyelenggarakan koordinasi perencanaan dan program dinas, pengkajian perencanaan dan program, pengelolaan keuangan, kepegawaian dan umum.

a. Sub Bagian Perencanaan dan Program dengan tugas pokok penyelenggaraan koordinasi perencanaan dan program dinas. b. Sub Bagian Keuangan dengan tugas pokok melaksanakan

pengelolaan administrasi keuangan dilingkungan dinas.

c. Sub Bagian Kepegawaian dan Umum dengan tugas pokok melaksanakan pengelolaan administrasi kepegawaian, ketatalaksanaan, umum dan perlengkapan.


(29)

19

4. Bidang Sumber Daya

Mempunyai tugas pokok menyelenggarakan pengkajian bahan kebijakan teknis dan fasilitasi sumber daya pertanian.

a. Seksi Sarana dan Permodalan dengan tugas melaksanakan penyusunan bahan kebijakan teknis dan fasilitasi sarana dan akses permodalan

b. Seksi Kelembagaan Pertanian dengan tugas pokok melaksanakan penyusunan bahan kebijakan teknis dan fasilitasi kelembagaan. c. Seksi PLA dengan tugas pokok melaksanakn penyusunan bahan

kebijakan teknis dan fasilitasi pengelolaan lahan dan air. 5. Bidang Produksi Tanaman Pangan

Mempunyai tugas menyelenggarakan pengkajian bahan kebijakan teknis dan fasilitasi produksi tanaman pangan.

a. Seksi Serealia dengan tugas melaksanakan penyusunan bahan kebijakan teknis dan fasilitasi produksi serealia.

b. Seksi Palawija dengan tugas melaksanakan penyusunan bahan kebijakan teknis dan fasilitasi produksi palawija.

c. Seksi Pengendalian OPT Pangan dengan tugas melaksanakan penyusunan bahan kebijakan teknis dan fasilitasi OPT pangan.


(30)

6. Bidang Produksi Tanaman Hortikultura

Mempunyai tugas menyelenggarakan pengkajian bahan kebijakan teknis dan fasilitasi produksi tanaman hortikultura.

a. Seksi Sayuran dan Biofarma mempunyai tugas melaksanakan penyusunan bahan kebijakan teknis dan fasilitasi produksi sayuran dan biofarma.

b. Seksi Buah dan Tanaman Hias mempunyai tugas melaksanakan penyusunan bahan kebijakan teknis dan fasilitasi produksi buah dan tanaman hias.

c. Seksi Pengendalian OPT Hortikultura mempunyai tugas melaksanakan penyusunan bahankebijakan teknis dan fasilitasi pengendalian OPT hortikultura.

7. Bidang Bina Usaha

Mempunyai tugas pokok menyelenggarakan pengkajian bahan kebijakan teknis dan fasilitasi bina usaha.

a. Seksi Penanggulangan Mutu Hasil mempunyai tugas melaksanakan penyusunan bahan kebijakan teknis dan fasilitasi penanganan mutu hasil.

b. Seksi Pasca Panen mempunyai tugas pokok melaksanakan penyusunan bahan kebijakan teknis dan fasilitasi pasva panen.


(31)

21

c. Seksi Pemasaran yang mempunyai tugas pokok melaksanakan penyusunan bahan kebijakan teknis dan fasilitasi pemasran tanaman pangan dan hortikultura.

8. Kelompok Jabatan Fungsional

Mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas pemerintah daerah sesuai dengan keahlian dan kebutuhan.


(32)

22 3.1 Bidang Pelaksanaan Kerja Praktek

Dalam pelaksanaan kerja praktek, penulis melaksanakan kerja praktek di Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat yang dimulai sejak tanggal 01 Juli 2013 sampai dengan 01 Agustus 2013. Penulis selama melaksanakan kerja praktek ditempatkan di Sub Bagian Keuangan. Adapun tugas dari Sub Bagian Keuangan di Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat adalah sebagai berikut:

1. Melaksanakan penyusunan program kerja Subbagian Keuangan 2. Melaksanakan penyusunan bahan dan penyiapan anggaran Dinas 3. Melaksanakan pengadministrasian dan pembukuan keuangan Dinas 4. Melaksanakan penyusunan pembuatan daftar gaji dan tunjangan daerah

serta pembayaran lainnya

5. Melaksanakan perbendaharaan keuangan

6. Melaksanakan penyiapan bahan pembinaan administrasi keuangan

7. Melaksanakan penatausahaan belanja langsung dan belanja tidak langsung Dinas dan UPTD

8. Melaksanakan verifikasi keuangan

9. Melaksanakan Sistem Akuntansi Instansi (SAI) dan penyiapan bahan pertanggungjawaban keuangan


(33)

23

10.Melaksanakan bahan telaahan staf sebagai bahan pertimbangan pengambilan kebijakan

11.Melaksanakan pelaporan dan evaluasi kegiatan Subbagian Keuangan 12.Melaksanakan koordinasi dengan unit kerja terkait

13.Melaksanakan tugas lain sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya. Pelaksanaan kerja praktek ini dimaksudkan untuk mengetahui aktivitas atau kegiatan dalam prosedur pengelolaan keuangan atau penatausahaan anggaran pada Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat.

3.1.1 Sistem Informasi

Definisi sistem menurut Azhar Susanto (2004:24) mendifinisikan bahawa : “Sistem adalah kumpulan / grup dari bagian/komponen apapun baik phisik ataupun nonphisik yang saling berhubungan satu sama lain dan bekerja sama secara harmonis untuk mencapai satu tujuan tertentu”.

Sedangkan definisi sistem menurut Al-Bahra bin Ladjamudin (2005:6) mendefinisikan bahwa : “Sistem adalah suatu bentuk integrasi antar satu komponen dengan komponen lainnya”.

Berdasarkan penjelasan tentang definisi sistem, penulis dapat menarik kesimpulan bahwa sistem merupakan suatu bentuk integrasi yang saling berhubungan dan bekerja sama untuk mencapai suatu tujuan tertentu.

Sedangkan definisi sistem informasi menurut Tata Sutabri (2005:36) mendefinisikan bahwa:


(34)

“Sistem Informasi adalah suatu sistem di dalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian yang mendukung fungsi organisasi yang bersifat manajerial dalam kegiatan strategi dari suatu organisasi untuk dapat menyediakan kepada pihak luar tertentu dengan laporan”.

Definisi sistem informasi menurut Al-Bahra bin Ladjamudin (2005:13) mendefinisikan bahwa : “Sistem informasi adalah sekumpulan prosedur organisasi yang pada saat dilaksanakan akan memberikan informasi bagi pengambil keputusan dan atau untuk mengendalikan organisasi”.

Berdasarkan penjelasan diatas penulis menarik kesimpulan bahwa sistem informasi adalah sekumpulan prosedur yang mengolah transaksi harian organisasi yang bertujuan untuk menghasilkan informasi bagi pihak tertentu untuk pengambilan keputusan.

3.1.2 Keuangan Daerah

Pengertian keuangan daerah sebagaimana dimuat dalam ketentuan umum Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah, adalah sebagai berikut :

“Keuangan Daerah adalah semua hak dan kewajiban daerah dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan daerah yang dapat dinilai dengan uang termasuk didalamnya segala bentuk kekayaan yang berhubungan dengan hak dan kewajiban daerah tersebut”.

Pengertian keuangan daerah sebagaimana dimuat dalam penjelasan pasal 156 ayat (1) Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah adalah sebagai berikut :


(35)

25

“Keuangan daerah adalah semua hak dan kewajiban daerah yang dapat dinilai dengan uang dan segala sesuatu berupa uang dan barang yang dapat dijadikan milik daerah yang berhubungan dengan pelaksanaan hak dan kewajiban tersebut”.

Dari penjelasan diatas penulis dapat menarik kesimpulan bahwa keuangan daerah adalah semua hak dan kewajiban daerah yang dapat dinilai dengan uang yang digunakam dalam rangka penyelengaraan pemerintahan daerah.

3.1.3 Anggaran

Menurut Ellen Christina (2002:1) mendefinisikan bahwa:

“Anggaran merupakan suatu rencana yang disusun secara sistematis dalam bentuk angka dan dinyatakan dalam bentuk unit moneter yang meliputi seluruh kegiatan perusahaan untuk jangka waktu (periode) tertentu di masa yang akan datang”.

Sedangkan menurut M. Nafarin mendefinisikan bahwa:

“Anggaran merupakan rencana tertulis mengenai kegiatan suatu organisasi yang dinyatakan secara kuantitatif dan umumnya dalam satuan uang untuk jangka waktu tertentu”.

Berdasarkan penjelasan diatas, penulis dapat menarik kesimpulan bahwa anggaran merupakan suatu rencana tertulis dan disusun secara sistematis mengenai seluruh kegiatan perusahaan atau organisasi untuk jangka waktu tertentu di masa yang akan datang.


(36)

3.2 Pelaksanaan Kerja Praktek

Adapun beberapa hal yang dilakukan oleh penulis selama melakukan kegiatan kerja praktek di Dinas Pertanian Tanaman Pangan adalah membantu pegawai di sub bagian keuangan dalam melaksanakan tugas-tugasnya dalam penatausahaan anggaran, menginput data-data keuangan serta mempelajari data-data dan modul tentang SIPKD yang diberikan oleh pegawai di sub bagian keuangan.

3.3 Pembahasan Hasil Kerja Praktek

Adapun pembahasan atas hasil kerja praktek yang dilakukan oleh penulis di Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat.

3.3.1 Prosedur Pengelolaan Keuangan atau Penatasusahaan Anggaran

Keluarnya peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang perubahan kedua atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah dan berdasarkan Keputusan Gubernur Jawa Barat Nomor 92 Tahun 2009 tentang Petunjuk Teknis Pengelolaan Anggaran dan Belanja Pemerintahan di Propinsi Jawa Barat, maka Sistem Pengelolaan Anggaran Bendahara dan Belanja Daerah berubah menyesuaikan dengan ketentuan yang berlaku.

Berkaitan dengan hal tersebut, dalam rangka meningkatkan tertib administrasi pengelolaan anggaran pendapatan dan belanja daerah secara efisien, efektif, transparan dan dapat di pertanggungjawabkan diperlukan adanya keseragaman dalam sistem


(37)

27

pengajuan permohonan pembayaran (SPP), Surat Perintah Membayar (SPM), Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D) dan Surat Pertanggung Jawaban (SPJ).

A. Prosedur Pengajuan Surat Permintaan Pembayaran (SPP), Surat Perintah Membayar (SPM) dan SP2D

1) Usulan SPP dari BPP (Bendahara Pengeluaran Pembantu) 4 rangkap ditanda tangani oleh BP dan KPA

2) Diajukan ke PPK/ Kasubbab Keuangan melalui BP (Bendahara Pengeluaran). SPP.1, SPP.2 dan SPP.3 ditanda tangani oleh BP (Bendahara Pengeluaran).

3) PPK meneliti SPP dari BP

a. SPP lengkap dibuatkan SPM (Surat Perintah Membayar) yang ditanda tangani oleh PA (Kepala Dinas)

b. SPP tidak lengkap dikembalikkan/ ditolak dengan Surat Penolakan SPM yang ditanda tangani oleh PA/ KPA.

4) SPM yang sudah ditanda tangani oleh PA (Pengguna Anggaran) yang disampaikan ke Biro Keuangan beserta lampirannya untuk diterbitkan SP2D ( Surat Perintah Pencairan Dana ).

5) SPM disampaikan ke Biro Keuangan oleh BPP masing-masing kegiatan selaku BPP yang mempunyai tugas salah satunya membantu BP. 6) SP2D yang terbit dari Biro Keuangan disampaikan ke BP untuk di

register di PPK dan dikeluarkan cek. Paling lambat 2 hari tanggal SP2D diterbitkan.


(38)

B. Kelengkapan SPP-UP 1) Surat pengantar SPP-GU

2) Ringkasan SPP-GU dan Rincian SPP-GU 3) Salinan SPD

4) Surat pengesahan laporan pertanggungjawaban bendahara pengeluaran atas penggunaan dan SPP-UP/TU sebelumnya

5) Draft surat pernyataan untuk ditandatangani oleh pengguna anggaran/ kuasa penggunan anggran untuk menyatakan bahwa uang yang diminta tidak dipergunakan untuk keperluan uang persediaan saat pengajuan SP2D kepada kuasa BUD

6) Lampiran lainnya

C. Permintaan Cek oleh KPA/ Bendahara Pengeluaran Pembantu kepada Bendahara Pengeluaran (BP)

1) KPA/ BPP menyerahkan SPM (warna merah) beserta Nota Dinas yang ditujukan kepada Kepala Dinas untuk permintaan cek melalui Sub Bagian Keuangan/ BP

2) Nota Dinas dilampiri oleh Daftar Rekapitulasi Rencana Kebutuhan lainnya, apabila permintaan cek yang ke-2 harus dilampiri pula oleh laporan keadaan keuangan sebelumnya

3) BP membuat cek sebesar SPM kegiatan

4) BP membuat Nota Dinas untuk menandatangani cek yang diketahui oleh Kepala Sub Bagian Keuangan kepada Kepala Dinas


(39)

29

5) Cek yang sudah ditandatangani oleh Bendahara Pengeluaran dan Kepala Dinas diterima oleh BPP untuk dicairkan maksimal 1 hari setelah diterima BPP.

D. Pencatatan/ Pembukuan dan Surat Pertanggungjawaban (SPJ) 1) Bendahara Pengeluaran

a. Melaksanakan pembukuan register SPD b. Melaksanakan pembukuan register SPP c. Membuat pembukuan register SPM d. Membuat pembukuan register SP2D e. Membuat buku kas umum

f. Membuat daftar perincian penerimaan dan pengeluaran BT/BS yang didasarkan pada jumlah rincian objek belanja masing-masing

g. Membuat buku besar per-objek belanja dan membuat buku jurnal h. Membuat buku besar dan buku besar pembantu

i. Membuat berita acara pemeriksaan kas dan register penutupan kas. 2) Bendahara Pengeluaran Pembantu Belanja Tidak Langsung

a. Register SPD, SPP, dan SPM b. Membuat pembukuan register SP2D c. Buku kas umum

d. Daftar perincian penerimaan dan pengeluaran perincian objek e. Daftar rekapitulasi penerimaan dan pengeluaran yang didasarkan


(40)

f. Buku jurnal, buku besar dan buku besar pembantu g. Berita acara pemeriksaan kas dan register penutupan kas 3) Bendahara Pengeluaran Pembantu Belanja Langsung

a. Pengajuan SPP dan register SPD, SPP, SPM b. Membuat pembukuan register SP2D

c. Buku kas umum

d. Daftar perincian penerimaan dan pengeluaran BT/BS e. Daftar rekapitulasi penerimaan dan pengeluaran BT/BS f. Buku besar per-objek belanja baik unutk BAU, BOP dan BM g. Buku jurnal, buku besar dan pembantu serta berita acara pemeriksaan

kas dan register penutupan kas E. Penyelesaian dan Penyampaian SPJ

1) Selambat-lambatnya setiap tanggal 5, BPP Belanja Langsung dan Tidak Langsung harus sudah menyampaikan SPJ kepada pengguna anggaran/ Kepala SKPD melalui PPK

2) Dalam penyusunan/ pembuatan SPJ, BP di bantu oleh BPP, Tenaga Pembukuan dan Pelaksana Verifikasi Internal

3) Pencatatan/ pembukuan SPJ BP dan BPP yang disampaikan ke Sub Bagian Keuangan/ PPK.

F. Pengesahan SPJ

1) Bendahara Pengeluaran wajib mempertanggungjawabkan secara administrative atas penggunan uang persediaan, ganti uang persediaan


(41)

31

dan tambah uang persediaan dengan menyampaikan laporan pertanggungjawaban pengeluaran kepada pengguna anggaran melalui PPK-SKPD

2) Dokumen laporan pertanggungjawaban (SPJ) pengeluaran yang disampaikan kepad PPK-SKPD

3) Buku kas umum ditutup setiap bulan oleh BP dengan sepengetahuan dan persetujuan PA

4) Dalam hal dokumen laporan SPJ, lengkap dan sesuai dengan ketentua perundang-undangan, prosedur dan tata cara

5) Penerbitan surat pengesahaan SPJsetelah SPJ dinyatakan oleh PPK-SKPD

6) Untuk tertib laporan pertanggungjawab pada akhir tahun anggaran, dokumen laporan pertanggungjawaban (SPJ) pengeluaran dana bulan Desember disampaikan paling lambat 31 Desember tahun anggaran yang berkenaan.

3.3.2 SIPKD (Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah)

Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah (SIPKD) adalah aplikasi terpadu yang dipergunakan sebagai alat bantu pemerintah daerah yang digunakan meningkatkan efektifitas implementasi dari berbagai regulasi bidang pengelolaan keuangan daerah yang berdasarkan pada asas efesiensi, ekonomis, efektif, transaparan, akuntabel dan auditable.


(42)

Aplikasi ini juga merupakan salah satu manifestasi aksi nyata fasilitasi dari Kementrian Dalam Negeri kepada pemerintah daerah dalam bidang pengelolaan keuangan daerah, dalam rangka penguatan persamaan persepsi sistem dan prosedur pengelolaan keuangan daerah dalam penginterpreatsikan dan pengimplementasikan peraturan perundang-undangan.

Dasar hukum dari Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah adalah UU No.33 tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan daerah , PP No. 56 tahun 2005 tentang Sistem Informasi Keuangan Daerah dan Peraturan Menteri Keuangan No. 46 tahun 2006 tentang Tata Cara Penyampaian Informasi Keuangan Daerah. Tujuan diselenggarakan SIPKD dilaksanakn baik di pusat maupun di daerah yaitu merumuskan kebijakan dan pengendalian fiskal nasional, menyajikan informasi keuangan daerah secara nasional, merumuskan kebijakan keuangan daerah, melakukan pemantauan, pengendalian dan evaluasi pendanaan desentralisasi, dekonsentrasi, tugas pembantuan, pinjaman daerah dan defisit anggaran.

Sesuai dengan tujuan dibangunnya aplikasi SIPKD, maka penggunanya ditujukan kepada seluruh pemerintah provinsi dan kabupaten/kota di seluruh Indonesia lebih jauh. Pada surat edaran No. SE.900/122/BAKD diamanatkan 6 regional sebagai basis pengembangan dan koordinasi, yaitu:

1) Wilayah I yang meliputi NAD, Sumatra Utara, Sumatra Barat, Riau dan Kepulauan Riau dengan kantor regional di Sumatra Barat.


(43)

33

2) Wilayah II yang meliputi Sumatra Selatan, Jambi, Bangka Belitung, Bengkulu dan lampung dengan kantor regional di Sumatra Selatan.

3) Wilayah III yang meliputi DKI Jakarta, Jawa Barat dan Banten dengan kantor regional di Jawa Barat.

4) Wilayah IV yang meliputi DI Yogyakarta, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, NTB dan NTT dengan kantor regional di Jawa Timur.

5) Wilayah V yang meliputi Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan dan Kalimantan Timur dengan kantor regional di Kalimantan Selatan. 6) Wilayah VI yang meliputi Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat, Gorontalo, Maluku, Maluku Utara, Papua dan Papua Barat dengan kantor regional di Sulawesi Selatan.

Bagi pemerintah daerah yang telah ditetapkan sebagai daerah berbasis implementasi atau berminat mengimplementasikan aplikasi Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah (SIPKD) akan diberikan pelatihan intensif mengenai cara menggunakan, baik secara penggunaan maupun pemeliharaan. Dan bagi pemerintah daerah yang telah menggunakan aplikasi selain aplikasi SIPKD, akan dibantu untuk melakukan semua tahapan terkait dengan proses migrasi tersebut. Kontak helpdesk juga disediakan melalui portal ini untuk mengatasi berbagai permaslahan yang mungkin terjadi dan berkembang dalam proses adaptasi dan implementasi aplikasi Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah (SIPKD).


(44)

3.3.3 Prosedur Penatausahaan Anggaran dengan Sistem Informasi Keuangan Daerah (SIPKD)

Berdasarkan Permendagri No.13 tahun 2006 untuk proses pelaksanaan APBD dimulai sejak disusunnya Daftar Pelaksanaan Anggaran (DPA) SKPD sampai dengan pertanggungajawaban dari penggunaan/ pencairan serta penerimaan dana. Modul pelaksanaan APBD terdiri dari :

1. Penyusunan DPA-SKPD 2. Penerbitan SPD

3. Pembuatan SPP dan SPM

4. Penerbitan SP2D dan Pencairan SP2D 5. Pencairan STS dan Penyusunan SPJ

Modul ini juga disertakan fasilitas ataupun menu yang dapat membantu bendahara penerimaan maupun pengeluaran untuk menatausahakan penerimaan dan pengeluaran yang dikelolanya. Berikut tahapan prosedur penatausahaan anggaran: 1) Penyusunan DPA-SKPD

Setelah peraturan daerah tentang APBD ditetapkan maka PPKD memberitahukan kepada semua Kepala SKPD agar menyusun rancangan SKPD. (Permendagri No. 13 tahun 2006 pasal 123). Kemudian rangcangan DPA-SKPD tersebut diverifikasi oleh TAPD bersama dengan kepala DPA-SKPD. Dari hasil verifikasi tersebut maka PPKD mengesahkan rancangan DPA SKPD dengan persetujuan Sekretaris Daerah. Proses entry data DPA dalam aplikasi ini hanya


(45)

35

dilakukan dengan pembuatan No DPA-SKPD karena data DPA adalah data hasil transfer dari RKA. Berikut ini proses penyusunan DPA-SKPD

a. Pilih menu DPA pada sistem lalu pilih Pengajuan maka akan muncul form sebagai berikut

Gambar 3.1 form DPA-SKPD

Form ini berfungsi untuk membuat No SK DPA yaitu DPA Pendapatan, Belanja Tidak Langsung, Belanja Langsung dan Pembayaran. Setelah dibuatkan No SK DPA maka secaa otomatis No SK DPA tersebut nilai DPA nya mengambil dari RKA yang telah ditranser ke tahapan anggaran semula. b. Untuk pengisian nilai rekening DPA, user dapat memilih untuk

merencanakan anggaran kasnya berdasarkan bulanan atau triwulan. Fitur alokasi kas ini dibuatkan sesuai dengan aturan di Permendagri No. 13 tahun 2006 pasal 126. Cara menginput data untuk DPA Pendapatan, Belanja Tidak Langsung adalah seperti berikut. Pilih menu DPA lalu Pendapatan atau


(46)

Belanja langsung dan yang lainnya. Lalu pilih pilih “Unit Organisasi”, setelah itu isi/edit rekening DPA lalu isi sesuai dengan data yang akan dimasukkan lalu klik tombol simpan.

c. Selanjutnya pilih menu DPA > Pengesahan. Pada menu ini kita tinggal menambahkan tanggal valid ke dalam SK DPA. Jika tanggal valid sudah terisi berarti DPA telah disahkan. Jika DPA telah disahkan maka data tidak bias ditambah, diedit atau dihapus.

d. Langkah selanjutnya mencetak DPA. DPA yang dicetak oleh SKPD adalah sebatas usulan DPA. Sedangkan DPA yang dicetak oleh bagian atau badan keuangan adalah DPA rancangan yang telah diverifikasi dan ditetapkan oleh PPKD dengan persetujuan Sekretaris Daerah.

2) Penerbitan SPD

Proses selanjutnya dalam pelaksanaan APBD adalah penerbitan SPD. Dasar dari penerbitan SPD adalah DPA yang telah disahkan oleh PPKD atas persetujuan Sekretaris Daerah. Syarat penerbitan SPD melalui aplikasi ini adalah sudah dilakukan pengesahan terhadap DPA-SKPD oleh PPKD, karena nomor SK-DPA dijadikan dasar dalam pembuatan SPD. Berikut proses pembuatan SPD:

a. Pilih menu “SPD” lalu pilih submenu “Pengajuan” maka akan muncul form sebagai berikut.


(47)

37

Gambar 3.2 form isi/edit SPD

Untuk menambah SPD dari unit organisai tersebut dapat dilakukan dengan cara menekan tombol “Tambah” dipojok kiri bawah formulir. Lalu untuk meilhat rincian SPD dengan cara menklik pada salah satu no SPD. Setelah itu SPD dapat di edit nilai dari masing-masing rekening dengan cara klik edit dan masukkan nilai yang diinginkan, setelah itu klik tombol simpan.

b. Selanjutnya pilih menu pengesahan SPD untuk membuat pengesahan SPD, dengan cara klik menu SPD  Pengesahan. Pada menu ini kita tinggal menambahkan tanggal valid ke dalam SPD. Jika tanggal sudah valid maka SPD telah disahkan.

3) Pembuatan SPP

Surat Permintaan Pembayaran (SPP) merupakan dokumen yang diterbitkan oleh pejabat yang bertanggung jawab atas pelaksanaan kegiatan/bendahara pengeluaran untuk mengajukan permintaan pembayaran. SPP pada penatausahaan pengeluaran ini terdiri dari uang persediaan SKPD, belanja tidak


(48)

langsung gaji, belanja tidak langsung non gaji, belanja lansung dan pembiayaan. Berikut proses pembuatan SPP :

a. Cara untuk membuat SPP dari aplikasi adalah dengan memilih menu “Penatausahaan Pengeluaran”  sub menu “Pengajuan”  sub menu “Uang Persediaan SKPD” lalu muncul form sebagai berikut:

Gambar 3.3 form SPP Uang Persediaan SKPD

b. Lalu untuk menambah SPP dapat dilakukan dengan cara menekan tombol tambah dan jika ingin mengedit SPP dilakukan dengan cara mengklik tombol edit maka akan muncul form isi/edit SPP sebagai berikut:


(49)

39

Gambar 3.4 form isi/edit SPP Uang Persediaan SKPD

c. Lalu untuk melihat rincian SPP dengan cara mengklik pada salah satu no SPP dan untuk mengedit nilai dari masing-masing rekening dengan cara mengklik edit dan masukkan nilai yang diinginkan.

d. Lalu untuk membuat pengesahan SPP dapat dilakukan dengan cara memilih menu “Pengesahan SPP”. Pada menu ini kita tinggal menambahkan tanggal valid ke dalam SPP. Jika tanggal valid sudah terisi berarti SPP telah disahkan. 4) Pembuatan SPM

Surat Perintah Membayar (SPM) merupakan dokumen yang diterbitkan oleh pengguna anggaran/kuasa pengguna anggaran untuk penerbitan SP2D atas beban pengeluaran DPA-SKPD. SPM pada penatusahaan pengeluaran ini terdiri dari


(50)

uang persediaan SKPD, belanja tidak langsung gaji, belanja tidak langsung non gaji, belanja langsung dan pembiayaan. Berikut proses pembuatan SPM:

a. Cara untuk membuat SPM dari aplikasi adalah dengan memilih menu “Penatausahaan Pengeluaran”  sub menu “SPM”  sub menu “Pengajuan”  sub menu “Uang Persediaan SKPD”. Berikut form SPM Uang Persediaan SKPD

Gambar 3.5 form SPM Uang Persediaan SKPD

b. Lalu untuk menambah SPM dapat dilakukan dengan cara menekan tombol tambah dan jika ingin mengedit SPM dilakukan dengan cara mengklik tombol edit maka akan muncul form isi/edit SPM

c. Lalu untuk melihat rincian SPM dengan cara mengklik pada salah satu no SPM dan untuk mengedit nilai dari masing-masing rekening dengan cara mengklik edit dan masukkan nilai yang diinginkan.


(51)

41

5) Kas dan Bank

a. Cara untuk membuat Kas dan Bank dari aplikasi adalah dengan memilih menu “Penatausahaan Pengeluaran” sub menu “Kas dan Bank”, kemudian akan muncul form isian sebagai berikut:

Gambar 3.6 form kas dan bank

b. Untuk menambah buku kas dan bank dapat dilakukan dengan cara menekan tombol “Tambah” dan jika ingin mengedit buku kas dan bank dilakukan dengan cara mengklik Edit maka akan muncul form isi/edit buku kas dan bank, dalam form tersebut perlu diisi Jenis Bukti, Nomor, Tanggal BKU, Bendahara dan Penandatanganan . setelah itu klik tombol “Simpan”.

c. Untuk melihat rincian dan menambah rincian kas dan bank dengan cara klik di bagian no kas dan bank lalu klik tombol “Tambah” dan simpan.


(52)

6) Panjar

a. Cara membuat buku panjar adalah dengan memilih menu penatausahaan pengeluaran sub menu panjar.

b. Untuk menambah buku panjar dapat dilakukan dengan cara menekan tombol “Tambah” pada form panjar. Jika ingin mengedit buku panjar dapat dilakukan dengan cara mengklik Edit yang akan di edit maka akan muncul form isi/edit buku panjar.

c. Jika ingin melihat rincian buku panjae maka klik pada no buku panjar maka akan tampil form rincian panjar. Dan jika menambah rincian dengan cara klik tombol “Tambah” maka akan muncul form tambah rincian yang berisi kegiatan. Setelah itu akhiri dengan mengklik tombol “Simpan”.

7) Bukti Pengeluaran Kas (BPK)

Bukti Pengeluaran Kas pada penatusahaan pengeluaran ini terdiri dari belanja tidak langsung non gaji dan belanja langsung.

a. Cara untuk membuat BPK dengan memilij menu Penatausahaan Pengeluaran sub menu Belanja sub menu Belanja Tidak Langsung Non Gaji. Kemudian akan muncul form seperti berikut:


(53)

43

Gambar 3.7 form BPK Belanja Tidak Langsung Non Gaji

Untuk menambah BPK dapat dilakukan dengan cara menekan tombol “Tambah” maka akan muncul form isi/edit BPK. Yang perlu diperhatikan dalam form ini adalah pengisian Jenis Bukti, No SPP dan SPD, Tanggal, No SPM.

b. Untuk melihat rincian dari masing-masing BPK dengan cara menklik pada salah satu no BPK. Dan jika ingin mengedit nilai dari masing-masing rekening dengan cara mengklik edit dan masukkan nilai yang diinginkan. Dan jika ingin menambah rincian BPK dari unit organisasi dengan cara klik tombol “Tambah”. Setelah itu klik tombol “Simpan”.

8) Buku Kas Umum

a. Cara untuk membuat buku kas umum dari aplikasi adalah dengan memilih menu Penatausahaan Pengeluaran sub menu Buku Kas Umum. Maka akan tampil form sebagai berikut:


(54)

Gambar 3.8 form Buku Kas Umum

Untuk menambah buku kas umum dapat dilakukan dengan cara menekan tombol “Tambah” dan jika ingin mengedit buku kas umum dilakukan dengan cara mengklik Edit yang akan diedit maka akan muncul form isi/edit. Yang perlu diperhatikan dalam form ini adalah No. BKU, Tanggal BKU, Jenis Bukti, No. Bukti.

b. Untuk melihat rincian buku kas umum dengan cara menklik pada salah satu no buku kas umum. Kemudian klik tombol “Tambah” untuk menambah rincian buku kas umum, setelah itu klik tombol simpan.

9) SP2D

Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D) merupakan dokumen yang dijadikan sebagai dasar pencairan dana yang diterbitkan oleh BUD berdasarkan SPM. PS2D pada penatusahaan BUD ini terdiri dari pengembalian pendapatan, uang


(55)

45

persediaan SKPD, belanja tidak langsung gaji, belanja tidak langsung non gaji, belanja langsung dan pembiayaan.

a. Cara untuk membuat SP2D uang persediaan adalah dengan memilih menu “Penatausahaan BUD” sub menu”SP2D” sub menu “Pengajuan” sub menu “Uang Persediaan SKPD”. Maka akan tampil form sebagai berikut:

Gambar 3.9 form BUD SP2D Uang Persediaan SKPD

Untuk menambah SP2D dapat dilakukan dengan cara menekan tombol “Tambah” dan jika ingin mengedit SP2D dilakukan dengan cara mengklik Edit yang akan diedit maka akan muncul form edit/isi SP2D. Yang perlu diperhatikan dalam form ini adalah pengisian Jenis Bukti, No. SPM, SPD, SP2D, Tanggal SP2D, Keterangan Otoritas, No. Registrasi SP2D.


(56)

b. Lalu untuk melihat rincian SP2D dengan cara menklik salah satu no SP2D. dan untuk mengedit nialai dari masing-masing rekening dengan cara mengklik edit dan masukkan niali yang diinginkan . setelah itu klik tombol “Simpan”.


(57)

44 BAB IV

SIMPULAN DAN SARAN

4.1 Simpulan

Berdasarkan hasil kerja praktek yang dilaksanakan penulis di Dinas Pertanian Tanaman Pangan Sub Bagian Keuangan serta berdasarkan hasil dari pembahasan penulis dalam bab sebelumnya, maka penulis dapat menyimpulkan hasil tersebut sebagai berikut :

1. Prosedur pengelolaan keuangan berawal dari pembuatan Surat Permintaan Pembayaran (SPP) oleh Bendahara Pengeluaran Pembantu (BPP) dan dilanjutkan dengan pembuatan Surat Perintah Membayar yang ditanda tangani oleh PA (Kepala Dinas). SPM yang telah ditanda tangani oelh PA disampaikan ke Biro Keuangan untuk menerbitkan SP2D (Surat Perintah Pencairan Dana). SP2D yang terbit disampaikan ke Bendaharan Pengeluaran (BP) untuk di register dan dikeluarkan cek.

2. Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah (SIPKD) adalah aplikasi terpadu yang dipergunakan sebagai alat bantu pemerintah daerah yang digunakan meningkatkan efektifitas implementasi dari berbagai regulasi bidang pengelolaan keuangan daerah yang berdasarkan pada asas efesiensi, ekonomis, efektif, transaparan, akuntabel dan auditable.


(58)

3. Prosedur penatausahaan anggaran di Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provisin Jawa Barat dengan menggunakan SIPKD (Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah) telah sesuai dengan Permendagri No. 13 tahun 2006 yang dimulai dengan disusunnya Daftar Pelaksanaan Anggaran (DPA) SKPD, penerbitan SPD, Pembuatan SPP dan SPM, Penerbitan SP2D dan Pencairan SP2D.

4.2 Saran

Setelah melaksanakan Kerja Praktek di Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat, penulis dapat memberikan saran bahwa prosedur pengelolaan keuangan daerah telah baik dan sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan. Perlatan kantor yang baik juga menunjang dalam melakukan pengelolaan keuangan daerah, oleh karena itu saya harap agar semua peralatan kantor yang mendukung dalam pengelolaan keuangan dapat dirawat dan diperhatikan sebaik-baiknya, lebih bagus lagi apabila peralatan tersebut ditambah agar pengelolaan anggaran bias lebih optimal.

Dalam melakukan pengelolaan atau pentausahaan anggaran diharapkan kerjasama yang lebih baik lagi agar tidak ada kesalahan dalam pencatatan ataupun pelaporan serta penginputan data ke sistem.


(59)

LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN KULIAH KERJA PRAKTEK PADA DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN

PROVINSI JAWA BARAT

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mata Kuliah Kerja Praktek Jenjang Studi S-1 Program Studi Akuntansi

GILANG RHAMDANI 21110081

Telah diperiksa dan disetujui sebagai Laporan Kerja Praktek Pada tanggal

Bandung, 30 Desember 2013 Menyetujui,


(60)

Bahwa yang bertandatangan dibawah

ini,

penulis dan pihak perusahaan tempat penelitian, menyehrj ui :

"IJntuk memberikan kepada Universitas Komputer Indonesia Hak Bebas RoYaltv Noneksklusif atas penelitian

ini

dan bersedia untuk di-online-kan sesuai dengan

ketentuan yang berlaku untuk kepentingan riset dan pendidikan".

Bandung, Desember 2013

Penulis,

Gilang Rhamdani NrM.21110081

oho

a7t72009at102

Mengetahui, Pembimbing

Catatan:

Sri Dewi Aneeadini, SE.


(1)

persediaan SKPD, belanja tidak langsung gaji, belanja tidak langsung non gaji, belanja langsung dan pembiayaan.

a. Cara untuk membuat SP2D uang persediaan adalah dengan memilih menu “Penatausahaan BUD” sub menu”SP2D” sub menu “Pengajuan” sub menu “Uang Persediaan SKPD”. Maka akan tampil form sebagai berikut:

Gambar 3.9 form BUD SP2D Uang Persediaan SKPD

Untuk menambah SP2D dapat dilakukan dengan cara menekan tombol “Tambah” dan jika ingin mengedit SP2D dilakukan dengan cara mengklik Edit yang akan diedit maka akan muncul form edit/isi SP2D. Yang perlu diperhatikan dalam form ini adalah pengisian Jenis Bukti, No. SPM, SPD, SP2D, Tanggal SP2D, Keterangan Otoritas, No. Registrasi SP2D.


(2)

46

b. Lalu untuk melihat rincian SP2D dengan cara menklik salah satu no SP2D. dan untuk mengedit nialai dari masing-masing rekening dengan cara mengklik edit dan masukkan niali yang diinginkan . setelah itu klik tombol “Simpan”.


(3)

44 4.1 Simpulan

Berdasarkan hasil kerja praktek yang dilaksanakan penulis di Dinas Pertanian Tanaman Pangan Sub Bagian Keuangan serta berdasarkan hasil dari pembahasan penulis dalam bab sebelumnya, maka penulis dapat menyimpulkan hasil tersebut sebagai berikut :

1. Prosedur pengelolaan keuangan berawal dari pembuatan Surat Permintaan Pembayaran (SPP) oleh Bendahara Pengeluaran Pembantu (BPP) dan dilanjutkan dengan pembuatan Surat Perintah Membayar yang ditanda tangani oleh PA (Kepala Dinas). SPM yang telah ditanda tangani oelh PA disampaikan ke Biro Keuangan untuk menerbitkan SP2D (Surat Perintah Pencairan Dana). SP2D yang terbit disampaikan ke Bendaharan Pengeluaran (BP) untuk di register dan dikeluarkan cek.

2. Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah (SIPKD) adalah aplikasi terpadu yang dipergunakan sebagai alat bantu pemerintah daerah yang digunakan meningkatkan efektifitas implementasi dari berbagai regulasi bidang pengelolaan keuangan daerah yang berdasarkan pada asas efesiensi, ekonomis, efektif, transaparan, akuntabel dan auditable.


(4)

45

3. Prosedur penatausahaan anggaran di Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provisin Jawa Barat dengan menggunakan SIPKD (Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah) telah sesuai dengan Permendagri No. 13 tahun 2006 yang dimulai dengan disusunnya Daftar Pelaksanaan Anggaran (DPA) SKPD, penerbitan SPD, Pembuatan SPP dan SPM, Penerbitan SP2D dan Pencairan SP2D.

4.2 Saran

Setelah melaksanakan Kerja Praktek di Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat, penulis dapat memberikan saran bahwa prosedur pengelolaan keuangan daerah telah baik dan sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan. Perlatan kantor yang baik juga menunjang dalam melakukan pengelolaan keuangan daerah, oleh karena itu saya harap agar semua peralatan kantor yang mendukung dalam pengelolaan keuangan dapat dirawat dan diperhatikan sebaik-baiknya, lebih bagus lagi apabila peralatan tersebut ditambah agar pengelolaan anggaran bias lebih optimal.

Dalam melakukan pengelolaan atau pentausahaan anggaran diharapkan kerjasama yang lebih baik lagi agar tidak ada kesalahan dalam pencatatan ataupun pelaporan serta penginputan data ke sistem.


(5)

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mata Kuliah Kerja Praktek Jenjang Studi S-1 Program Studi Akuntansi

GILANG RHAMDANI 21110081

Telah diperiksa dan disetujui sebagai Laporan Kerja Praktek Pada tanggal

Bandung, 30 Desember 2013 Menyetujui,


(6)

SURAT

KETERANGAII

PERSETUJUAN

PUBLIKASI

Bahwa yang bertandatangan dibawah

ini,

penulis dan pihak perusahaan tempat penelitian, menyehrj ui :

"IJntuk memberikan kepada Universitas Komputer Indonesia Hak Bebas RoYaltv

Noneksklusif atas penelitian

ini

dan bersedia untuk di-online-kan sesuai dengan

ketentuan yang berlaku untuk kepentingan riset dan pendidikan".

Bandung, Desember 2013

Penulis,

Gilang Rhamdani NrM.21110081

oho

a7t72009at102

Mengetahui, Pembimbing

Catatan:

Sri Dewi Aneeadini, SE.