Membangun Aplikasi Sistem Pengolahan Data pelaku Kriminal dalam proses Pembuatan Surat Keterangan Catatan Kepolisian (SKCK) di Institusi Kepolisian Negara Republik Indonesia

(1)

INSTITUSI KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

SKRIPSI

Diajukan untuk Menempuh Ujian Akhir Sarjana Program Strata Satu Jurusan Teknik Informatika

Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer Universitas Komputer Indonesia

USEP RISNANDAR

10103011

JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA

FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU KOMPUTER

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG


(2)

i

Alhamdulillah, segala puji dan syukur yang sedalam-dalamnya penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan karunia dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi dan Penelitian Kepolisian Negara Republik Indonesia Daerah Jawa Barat Resort Bandung Timur.

Laporan Skripsi merupakan salah satu syarat kelulusan mata kuliah Tugas Akhir (TA) dan merupakan syarat untuk menempuh kelulusan jenjang Strata-I Jurusan Teknik Informatika Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer Universitas Komputer Indonesia. Selain itu, dengan penelitian kita dapat mengetahui bagaimana mekanisme pelaksanaan tugas-tugas dan alur birokrasi dalam sebuah instansi baik pemerintah maupun swasta.

Dalam penulisan laporan skripsi ini, begitu banyak dorongan, bantuan dan doa yang diperoleh baik secara langsung maupun tidak langsung. Untuk itu dengan segenap ketulusan hati, penulis ingin mengucapkan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu sampai terwujudnya Laporan Tugas Akhir ini, terutama kepada :

Ir.Taryana Suryana

Selaku pembimbing utama yang telah meluangkan waktunya untuk bimbingan, saran dan pengarahan selama penyusunan Laporan Skripsi ini, serta kepada:


(3)

ii

Tanpa mengurangi rasa hormat, penulis juga ingin mengucapkan terima kasih kepada :

1. Orangtua yang telah memberi motivasi dan dukungan baik moril, spiritual maupun materil dalam pelaksanaan dan penyusunan laporan Tugas Akhir. 2. Ibu Atik Kartika (ALM) sebagai ibu saya yang ingin sekali saya

menyelesaikan kuliah.

3. Bapak Ukun Sastraprawira, Prof., Dr., Ir., M.Sc., selaku Dekan Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer Universitas Komputer Indonesia.

4. Ibu Mira Kania Sabariah, S.T.,M.T. selaku Ketua Jurusan Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia dan selaku penguji 1.

5. Bapak Irawan Afrianto, S.T. selaku penguji 3 6. Bapak Andri Heryandi, S.T., selaku dosen wali.

7. Kakak-kakak ku (A undang, teh Teti, A Syeha, A Iyus, teh Reni, teh Cucun, Uus, Tien) dan kakak iparku (teh Lies, teh Siti, Elis, A Aceng, sareng A Deden nuhun doana) yang selalu memberikan dorongan dan bantuan selama penyusunan laporan ini.

8. Keponakan ku (Novi, Ayung, Ersa, Ilham, Sarah, Algi, Wafa, Gisna, Rafli, Makis, Aurel dan Giyas) semoga kalian cepet tumbuh dewasa ya.

9. Keluarga besar Bapak H. Bahrudin (alm) selaku keluarga besar saya di garut terima kasih om, tante atas dukungan dan doanya.

10.Keluarga besar abah Sayuki (alm) selaku keluarga besar saya di cileunyi terimakasih atas doa dan dukunganya.


(4)

iii kita tetap terjalin.

12.Anak-anak kosan (Abel Daeng, Deri, Jurot, Santo, Lodem dan Rinyoh laptopna oge nuhun bantosana) nuhun pisan tumpangana punten sok ngarepotken.

13.Oki dan amang Rudi rekan seperjuanganku dari sma terimakasih motifasinya. 14.Teman-teman tujuhPagi selaku band saya (Dona,Hakim Dan Uki Semangat

Boy Kita Teruskan Perjuangan tujuhPagi).

15.Semua pihak yang telah banyak membantu dalam penyelesaian tugas akhir ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, terima kasih atas semua hal yang telah diberikan kepada penulis.

Dengan segala kekurangan dan kelebihannya penulis telah berusaha menyelesaikan laporan Tugas Akhir ini dengan sebaik-baiknya, semoga laporan Tugas Akhir ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Akhir kata penulis hanya mampu menyerahkan semua kepada Allah SWT semoga segala amal kebaikan dari berbagai pihak yang telah membantu dalam penulisan laporan Tugas Akhir ini mendapat balasan yang setimpal, Amin.

Bandung, Februari 2009


(5)

iv

Halaman LEMBAR PENGESAHAN

ABSTRAK

ABSTRACT

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR SIMBOL ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 2

1.3 Maksud dan Tujuan ... 2

1.4 Batasan Masalah ... 3

1.5 Metodologi Penelitian ... 4

1.6 Sistematika Penulisan ... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sejarah Perusahaan... 8

2.1.1 Sejarah Polisi Republik Indonesia (POLRI) ... 8


(6)

v

2.1.5 Filosofi………. 14

2.2 Konsep Dasar Sistem ... 14

2.2.1 Karakteristik Sistem……….. 15

2.3 Konsep Dasar Informasi ... 17

2.3.1 Nilai Informasi……….. 18

2.3.2 Kualitas Informasi ……… 19

2.4 Konsep Dasar Sistem Informasi ... 20

2.4.1 Komponen Sistem Informasi ……… 21

2.5 Pengertian Database ... 22

2.5.1 Database Management System (DBMS) ... 23

2.5.2 Teknik Normalisasi ... 24

2.5.3 Model Entity Relationship Diagram (Diagram E-R) .... 25

2.6 Data Flow Diagram (DFD) ... 28

2.7 Sistem Biometrik Berbasis Sidik Jari ... 30

2.8 Pengertian Sidik Jari ... 32

2.9 Pengertian Scan Sidik Jari ... 32

2.10 Borland Delphi7 ... 33

2.11 Pengertian MySQL………... 35

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Analisis Sistem ... 37


(7)

vi

3.2.2 Diagram Konteks………. 40

3.2.3 Data Flow Diagram (DFD)………. 41

3.2.4 Spesifikasi Proses………. 45

3.2.5 Kamus Data (Data Dictionary)... 46

3.3 Perancangan Sistem ………. 51

3.3.1 Analisis Basis Data... 51

3.3.2 Skema Relasi……… 51

3.3.3 Struktur Tabel………... 52

3.4 Perancangan Program ... 54

3.4.1 Struktur Menu ... 54

3.4.2 Perancangan Antar Muka ... 55

3.4.2.1 Perancangan Konfirmasi ... 68

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN 4.1 Implementasi Program ... 70

4.1.1 Perangkat Lunak Yang Digunakan ... 70

4.1.2 Spesifikasi Perangkat Keras ... 71

4.1.3 Implementasi Antarmuka ... 71

4.1.4 Perancangan Konfirmasi ... 79

4.1.4.1 Implementasi Form ... 81

4.2 Pengujian ... 82


(8)

vii

4.2.1.3 Pengujian Data Input Pemohon……… 89 4.2.1.4 Pengujian Pengolahan Data Tindak Pidana…….. 93 4.2.1.5 Pengujian Pengolahan Data SKCK……….. 96 4.2.2 Pengujian Beta ... 99 4.2.3 Kesimpulan Hasil Pengujian Betha ... 102 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan ... 103 5.2 Saran ... 103 DAFTAR PUSTAKA ... 104

Lampiran A


(9)

LEMBAR PENGESAHAN

MEMBANGUN SPLIKASI SISTEM PENGOLAHAN DATA

PELAKU KRIMINAL DALAM PROSES PEMBUATAN SURAT

KETERANGAN CATATAN KEPOLISIAN (SKCK) DI

INSTITUSI KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Usep Risnandar

10103011

Pembimbing I

Ir. Taryana Suryana

NIP. 41277006017

Menyetujui,

Ketua Jurusan Teknik Informatika

Mira Kania Sabariah M.T.

NIP. 4127700608


(10)

LEMBAR PENGESAHAN

MEMBANGUN SPLIKASI SISTEM PENGOLAHAN DATA

PELAKU KRIMINAL DALAM PROSES PEMBUATAN SURAT

KETERANGAN CATATAN KEPOLISIAN (SKCK) DI

INSTITUSI KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Usep Risnandar

10103011

Penguji I Penguji II

Mira Kania Sabariah M.T.

Ir. Taryana Suryana

NIP. 4127700608 NIP. 41277006017

Penguji III

Irawan Afrianto, S.T.

NIP. 412770060


(11)

Perihal: Plagiat Tugas Akhir

Saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Usep Risnandar

Nim : 10103011

Judul Tugas Akhir : MEMBANGUN APLIKASI SISTEM PENGOLAHAN DATA PELAKU KRIMINAL DALAM PROSES PEMBUATAN SURAT KETERANGAN CATATAN KEPOLISIAN (SKCK) DI INSTITUSI KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Menyatakan bahwa saya tidak melakukan tindakan meniru, menyalin atau menjiplak tugas akhir/karya ilmiah yang telah ada. Apabila saya terbukti melakukan kegiatan tersebut, maka saya bersedia untuk menerima sanksi yang diberikan sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan dan berlaku di jurusan Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia.

Mengetahui, Yang memberi pernyataan


(12)

1

1.1 Latar Belakang Masalah

Kepolisian Negara Republik Indonesia merupakan Institusi yang bergerak

dibidang pelayanan masyarakat, dalam melayani masyarakat kepolisian memiliki

berbagai macam proses pengolahan data didalamnya. Salah satu proses pengolahan

data di Institusi kepolisian yang akan dibahas yaitu proses pengolahan data pelaku

kriminal dalam proses pembuatan Surat Keterangan Catatan Kepolisian (SKCK)

yang dilakukan di kepolisian Resort X.

Kepolisian telah menentukan persyaratan kepada masyarakat yang layak

untuk mengajukan pembuatan SKCK. Apabila pemohon sudah pernah melakukan

tindak pidana maka pemohon tersebut tidak bisa mengajukan permohonan untuk

membuat SKCK.

Dikarenakan penyimpanan data pelaku kriminal di kepolisian Resort X masih

dalam bentuk kertas yang dibukukan dan disimpan pada rak-rak khusus. Maka

permasalahan yang di hadapi kepolisian Resort X Reserse unit identifikasi saat ini

adalah bagaimana agar penyimpanan data dan pencarian data pelaku kriminal dapat

dicari dengan cepat dan tepat sehingga proses pembuatan Surat Keterangan Catatan

Kepolisian

(

SKCK) akan lebih mudah dan cepat. Dengan ini penulis akan mencoba


(13)

mengembangkan proses pengolahan data pelaku kriminal dalam proses pembuatan

SKCK dengan cara membuat perangkat lunak pengolahan data pelaku kriminal dalam

proses pembuatan SKCK.

Maka dari itu berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara langsung yang

telah dilakukan dengan anggota polisi kesatuan Reserse unit identifikasi bahwa

Reserse unit identifikasi merasa kesulitan dalam pengolahan data.

Mengacu pada latar belakang masalah tersebut maka penyusunan laporan tugas akhir

dilakukan dengan mengambil judul

”MEMBANGUN APLIKASI SISTEM

PENGOLAHAN DATA PELAKU KRIMINAL DALAM PROSES

PEMBUATAN SURAT KETERANGAN CATATAN KEPOLISIAN (SKCK) DI

INSTITUSI KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA (POLRI)”

1.2 Identifikasi

Masalah

Berdasarkan penjelasan latar belakang, penulis dapat mengidentifikasikan

permasalahan tentang bagaimana membangun sistem informasi pengolahan data

pelaku kriminal dalam proses pembuatan Surat Keterangan Catatan Kepolisian

SKCK di institusi Kepolisian Negara Republik Indonesia (POLRI).

1.3

Maksud dan Tujuan

Maksud dari penulisan tugas akhir ini adalah untuk membangun aplikasi sistem

pengolahan data pelaku kriminal dalam proses pembuatan SKCK di institusi


(14)

Kepolisian Negara Republik Indonesia (POLRI) yang dilakukan di kepolisian Resort

X

.

Sedangkan tujuan yang akan dicapai dari pembuatan Aplikasi sistem

pengolahan data ini adalah sebagai berikut :

1.

Untuk memudahkan kepolisian Reserse unit Identifikasi Resort X dalam

mengolah dan menyimpan data pelaku kriminal, sehingga mengurangi kesalahan

dan keterlambatan dalam memberikan informasi data.

2.

Untuk membantu memudahkan kepolisian Reserse unit identifikasi Resort X

dalam melakukan pencarian data pelaku kriminal tanpa membutuhkan waktu

yang lama.

3.

Memudahkan kepolisian Reserse unit identifikasi Resort X dan pemohon dalam

pembuatan surat keterangan catatan kepolisian (SKCK).

4.

Pemodelan analisis yang digunakan adalah analisis terstruktur.

1.4 Batasan Masalah

permasalahan yang akan dibahas dalam pembuatan aplikasi sistem ini akan

dibatasi sebagai berikut :

1.

Sistem yang akan dibangun merupakan aplikasi sistem pengolahan data yang bisa

menyimpan data pelaku kriminal dan data pemohon dalam pembuatan SKCK.

2.

Sistem yang akan dibangun hanya bisa menampilkan data pelaku kriminal dan


(15)

3.

Sistem yang akan dibangun hanya bisa membantu kepolisian dalam pembuatan

SKCK.

1.5 Metodologi Penelitian

Dalam penyelesaian tugas akhir ini, metodologi yang digunakan melalui

tahapan-tahapan sebagai berikut :

a.

Teknik pengumpulan data :

1.

Studi pustaka, yaitu penelitian dan penelaahan buku acuan dan sumber

informasi lain yang berhubungan dengan perancangan program aplikasi dan

mengunjungi situs-situs yang memiliki informasi dan data yang ada kaitannya

dengan topik yang dibahas.

2.

Wawancara, yaitu penulis melakukan tanya jawab dengan pihak intern

(terkait) langsung tentang permasalahan yang akan di bahas.

b.

Tahapan pembangunan Aplikasi

Model yang digunakan untuk proses pengembangan perangkat lunak yang akan

dibangun adalah model waterfall, Seperti terdapat pada gambar 1.1 dibawah ini


(16)

Gambar 1.1 Model WaterFall

Tahapan-tahapan dari model

waterfall

ini adalah sebagai berikut:

1.

Analisis

Merupakan tahap menganalisis hal-hal yang diperlukan dalam pelaksanaan

pembuatan dan pengembangan perangkat lunak.

2.

Design

Tahap penerjemahan dari data yang dianalisis kedalam bentuk yang mudah

dimengerti oleh user.

3.

Coding

Tahap penerjemahan data atau pemecahan masalah yang telah dirancang

kedalam bahasa pemrograman tertentu.

4.

Pengujian

Proses untuk memastikan bahwa semua pernyataan sudah diuji yang

selanjutnya akan mengarahkan penguji untuk menemukan

kesalahan-kesalahan yang mungkin terjadi dan juga memastikan bahwa masukan yang


(17)

dibatasi akan memberikan hasil aktual yang sesuai dengan hasil yang

dibutuhkan dan diharapkan.

5.

Pemeliharaan

Tahap akhir dimana suatu perangkat lunak yang sudah selesai dapat

mengalami perubahan–perubahan atau penambahan sesuai dengan

permintaan

user.

1.6

Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan tugas akhir ini disusun untuk memberikan gambaran

umum tentang penelitian yang dijalankan. Sistematika penulisan tugas akhir ini

adalah sebagai berikut :

BAB I

PENDAHULUAN

Bab ini berisi mengenai latar belakang masalah, identifikasi masalah,

maksud dan tujuan, batasan masalah, metodologi penelitian, dan

sistematika penulisan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini membahas Sejarah POLRI berbagai konsep dasar dan teori-teori

yang menjadi referensi yang berkaitan dengan topik penelitian yang

dilakukan dalam pelaksanaan Tugas Akhir ini. Dasar teori diperoleh dari


(18)

studi pustaka sebagai salah satu metodologi untuk menyelesaikan

permasalahan tugas akhir ini.

BAB III ANALISIS MASALAH

Bab ini menjelaskan tentang analisis kebutuhan perangkat lunak yang

digunakan untuk mendefinisikan hal-hal yang diperlukan dalam pembuatan

perangkat lunak. hasil dari analisis tersebut kemudian dilanjutkan dengan

perancangan perangkat lunak. analisis dan perancangan tugas akhir ini

meliputi spesifikasi perangkat lunak, analisis perangkat lunak dan

perancangan perangkat lunak.

BAB IV PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI

Bab ini menjelaskan tentang implementasi program aplikasi yang

menghasilkan informasi yang dibutuhkan serta hasil dari implementasi.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini berisi kesimpulan akhir dan saran yang diambil dari pembahasan

keseluruhan tugas akhir untuk pengembangan lebih lanjut.


(19)

8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sejarah Institusi

2.1.1 Sejarah Polisi Republik Indonesia (POLRI)

POLRI dalam kilasan sejarah lahir, tumbuh dan berkembangnya POLRI tidak lepas dari sejarah perjuangan kemerdekaan Republik Indonesia sejak Proklamasi. Kemerdekaan Indonesia, POLRI telah dihadapkan pada tugas-tugas yang unik dan kompleks. Selain menata keamanan dan ketertiban masyarakat di masa perang, POLRI juga terlibat langsung dalam pertempuran melawan penjajah dan berbagai opersai militer bersama-sama satuan angkatan bersenjata yang lain. Kondisi seperti ini dilakukan oleh POLRI karena POLRI lahir sebagai satu-satunya satuan bersenjata yang relatif lebih lengkap.

Hanya empat hari setelah kemerdekaan, tepatnya tanggal 21 Agustus 1945, secara tegas pasukan polisi segera memproklamirkan diri sebagai Pasukan Polisi Republik Indonesia dipimpin oleh Inspektur Kelas I (Letnan Satu) Polisi Mochammad Jassin di Surabaya, langkah awal yang dilakukan selain mengadakan pembersihan dan pelucutan senjata terhadap tentara Jepang yang kalah perang, juga membangkitkan semangat moral dan patriotik seluruh rakyat maupun satuan-satuan bersenjata yang sedang dilanda depresi dan kekalahan perang yang panjang.

Tanggal 29 September 1945 tentara Sekutu yang didalamnya juga terdapat ribuan tentara Belanda menyerbu Indonesia dengan dalih ingin melucuti tentara Jepang. Pada kenyataannya pasukan sekutu tersebut justru ingin membantu


(20)

Belanda menjajah kembali Indonesia. Oleh karena itu perang antara sekutu dengan pasukan Indonesiapun terjadi dimana-mana. Klimaksnya terjadi pada tanggal 10 Nopember 1945, yang dikenal sebagai "Pertempuran Surabaya". Tanggal itu kemudian dijadikan sebagai hari Pahlawan secara Nasional yang setiap tahun diperingati oleh bangsa Indonesia

Pertempuran 10 Nopember 1945.di Surabaya menjadi sangat penting dalam sejarah Indonesia, bukan hanya karena ribuan rakyat Indonesia gugur, tetapi lebih dari itu karena semangat heroiknya mampu menggetarkan dunia dan PBB akan eksistensi bangsa dan negara Indonesia di mata dunia. Andil pasukan Polisi dalam mengobarkan semangat perlawanan rakyat ketika itupun sangat besar.alam menciptakan keamanan dan ketertiban didalam negeri, POLRI juga sudan banyak disibukkan oleh berbagai operasi militer, penumpasan pemberontakan dari DI & TII, PRRI, PKI RMS RAM dan G 30 S/PKI serta berbagai penumpasan GPK.

Dalam perkembangan paling akhir dalam kepolisian yang semakin modern dan global, POLRI bukan hanya mengurusi keamanan dan ketertiban di dalam negeri, akan tetapi juga terlibat dalam masalah-masalah keamanan dan ketertiban regional maupun internasional, sebagaimana yang di tempuh oleh kebijakan PBB yang telah meminta pasukan-pasukan polisi, termasuk Indonesia, untuk ikut aktif dalam berbagai operasi kepolisian, misalnya di Namibia (Afrika Selatan) dan di Kamboja (Asia).


(21)

2.1.2 Tentang POLRI

Kemandirian POLRI diawali sejak terpisahnya dari ABRI tanggal 1 April 1999 sebagai bagian dari proses reformasi haruslah dipandang dan disikapi secara arif sebagai tahapan untuk mewujudkan POLRI sebagai abdi negara yang profesional dan dekat dengan masyarakat, menuju perubahan tata kehidupan nasional kearah masyarakat madani yang demokratis, aman, tertib, adil dan sejahtera.

Kemandirian POLRI dimaksud bukanlah untuk menjadikan institusi yang tertutup dan berjalan serta bekerja sendiri, namun tetap dalam kerangkan ketata negaraan dan pemerintahan negara kesatuan Republik Indonesia yang utuh termasuk dalam mengantisipasi otonomi daerah sesuai dengan Undang-undang No.22 tahun 1999 tentang Otonomi Daerah dan Undang-undang No.25 tahun 1999 tentang Perimbangan keuangan antara pusat dan daerah.

Pengembangan kemampuan dan kekuatan serta penggunaan kekuatan POLRI dikelola sedemikian rupa agar dapat mendukung pelaksanaan tugas dan tanggung jawab POLRI sebagai pengemban fungsi keamanan dalam negeri. Tugas dan tanggung jawab tersebut adalah memberikan rasa aman kepada negara, masyarakat, harta benda dari tindakan kriminalitas dan bencana alam.

Upaya melaksanakan kemandirian POLRI dengan mengadakan perubahan-perubahan melalui tiga aspek yaitu:

1. Aspek Struktural : Mencakup perubahan kelembagaan Kepolisian dalam Ketata negaraan, organisasi, susunan dan kedudukan.


(22)

2. Aspek Instrumental : Mencakup filosofi (Visi, Misi dan tujuan), Doktrin, kewenangan,kompetensi, kemampuan fungsi dan Iptek.

3. Aspek cultural : Adalah muara dari perubahan aspek struktural dan instrumental, karena semua harus terwujud dalam bentuk kualitas pelayanan POLRI kepada masyarakat, perubahan meliputi perubahan manajerial, sistem rekrutmen, sistem pendidikan, sistem material fasilitas dan jasa, sistem anggaran, sistem operasional.

Berkenaan dengan uraian tugas tersebut, maka POLRI akan terus melakukan perubahan dan penataan baik di bidang pembinaan maupun operasional serta pembangunan kekuatan sejalan dengan upaya Reformasi..

2.1.3 Visi dan Misi

VISI POLRI yaitu : POLRI yang mampu menjadi pelindung Pengayom dan Pelayan Masyarakat yang selalu dekat dan bersama-sama masyarakat, serta sebagai penegak hukum yang profesional dan proposional yang selalu menjunjung tinggi supermasi hukum dan hak azasi manusia, Pemelihara keamanan dan ketertiban serta mewujudkan keamanan dalam negeri dalam suatu kehidupan nasional yang demokratis dan masyarakat yang sejahtera.

MISI POLRI yaitu : Berdasarkan uraian Visi sebagaimana tersebut di atas, selanjutnya uraian tentang jabaran Misi POLRI kedepan adalah sebagai berikut :


(23)

1. Memberikan perlindungan, pengayoman dan pelayanan kepada masyarakat (meliputi aspek security, surety, safety dan peace) sehingga masyarakat bebas dari gangguan fisik maupun psykis.

2. Memberikan bimbingan kepada masyarakat melalui upaya preemtif dan preventif yang dapat meningkatkan kesadaran dan kekuatan serta kepatuhan hukum masyarakat (Law abiding Citizenship).

3. Menegakkan hukum secara profesional dan proporsional dengan menjunjung tinggi supremasi hukum dan hak azasi manusia menuju kepada adanya kepastian hukum dan rasa keadilan.

4. Memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat dengan tetap memperhatikan norma - norma dan nilai - nilai yang berlaku dalam bingkai integritas wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia.

5. Mengelola sumber daya manusia POLRI secara profesional dalam mencapai tujuan POLRI yaitu terwujudnya keamanan dalam negeri sehingga dapat mendorong meningkatnya gairah kerja guna mencapai kesejahteraan masyarakat

6. Meningkatkan upaya konsolidasi kedalam (internal POLRI) sebagai upaya menyamakan Visi dan Misi POLRI kedepan.

7. Memelihara soliditas institusi POLRI dari berbagai pengaruh external yang sangat merugikan organisasi.

8. Melanjutkan operasi pemulihan keamanan di beberapa wilayah konflik guna menjamin keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.


(24)

9. Meningkatkan kesadaran hukum dan kesadaran berbangsa dari masyarakat yang berbhineka tunggal ika.

2.1.4 Sasaran

Dalam rangka mewujudkan Visi dan Misi POLRI pada kurun waktu tahun 2000 - 2004 yang akan datang ditetapkan sasaran yang hendak dicapai adalah : Bidang Kamtibmas

Tercapainya situasi Kamtibmas yang kondosif bagi penyelenggaraan pembangunan nasional.

Terciptanya suatu proses penegakan hukum yang konsisten dan berkeadilan, bebas KKN dan menjunjung tinggi hak azasi manusia.

Terwujudnya aparat penegak hukum yang memiliki integritas dan kemampuan profesional yang tinggi serta mampu bertindak tegas adil dan berwibawa.

Kesadaran hukum dan kepatuhan hukum masyarakat yang meningkat yang terwujud dalam bentuk partisipasi aktif dan dinamis masyarakat terhadap upaya Binkamtibmas yang semakin tinggi.

Kinerja POLRI yang lebih profesional dan proporsional dengan menjunjung tinggi nilai-nilai demokrasi sehingga disegani dan mendapat dukungan kuat dari masyarakat untuk mewujudkan lingkungan kehidupan yang lebih aman dan tertib. Bidang Keamanan Dalam Negeri

Tercapainya kerukunan antar umat beragama dalam kerangka interaksi sosial yang intensif serta tumbuhnya kesadaran berbangsa guna menjamin keutuhan bangsa yang ber Bhineka Tunggal Ika.


(25)

Tetap tegaknya Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.

2.1.5 Filosofi:

Disimak dari kandungan nilai Pancasila dan Tribrata secara filosofi memuat nilai-nilai kepolisian sebagai abdi utama, sebagai warga negara teladan dan wajib menjaga ketertiban pribadi rakyat.

2.2 Konsep Dasar Sistem

Terdapat dua kelompok pendekatan di dalam mendefinisikan sistem yaitu sistem yang menekankan pada prosedurnya dan sistem yang menekankan pada komponen atau elemennya.

Pendekatan sistem yang lebih menekankan pada prosedur mendefinisikan bahwa sistem merupakan ”suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau menyelesaikan suatu sasaran yang tertentu”.[ jogiyanto hartono 1990 : 1]

Sedangkan pendekatan sistem yang lebih menekankan pada elemen atau komponennya mendefinisikan sistem sebagai “Kumpulan dari elemen-elemen yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan tertentu”. [ jogiyanto hartono 1990 : 1]


(26)

2.2.1 Karakteristik Sistem

Suatu sistem mempunyai karakteristik atau sifat-sifat tertentu yaitu mempunyai komponen-komponen (components), batas sistem (boundary), lingkungan luar sistem (environment), penghubung (interface), masukan (input), keluaran (output), pengolah (process) dan sasaran (objectives) atau tujuan (goal). 1. Komponen Sistem (Component)

Suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen yang saling berinteraksi, yang artinya saling bekerja sama membentuk satu kesatuan. Komponen-komponen sistem atau elemen-elemen sistem dapat berupa suatu subsistem atau bagian-bagian dari sistem. Setiap subsistem mempunyai sifat-sifat dari sistem untuk menjalankan suatu fungsi tertentu dan mempengaruhi proses sistem secara keseluruhan.

2. Batas Sistem (Boundary)

Batas sistem merupakan daerah yang membatasi antara suatu sistem dengan sistem yang lainnya atau dengan lingkungan luarnya. Batas suatu sistem menunjukkan ruang lingkup (scope) dari sistem tersebut.

3. Lingkungan Luar Sistem (Environment)

Lingkungan luar dari suatu sistem adalah apapun diluar batas dari sistem yang mempengaruhi operasi sistem. Lingkungan luar sistem dapat bersifat menguntungkan dan juga dapat bersifat merugikan sistem tersebut. Lingkungan luar yang menguntungkan merupakan energi dari sistem dengan demikian harus tetap dijaga dan dipelihara. Sedang lingkungan luar yang


(27)

merugikan harus ditahan dan dikendalikan, kalau tidak maka akan mengganggu kelangsungan hidup dari sistem.

4. Penghubung Sistem (Interface)

Penghubung merupakan media penghubung antara satu subsistem dengan subsistem yang lainnya. Melalui penghubung ini memungkinkan sumber-sumber daya mengalir dari satu subsistem ke subsistem yang lainnya. Keluaran (output) dari satu subsistem akan menjadi masukan (input) untuk subsistem yang lainnya melalui penghubung.

5. Masukan Sistem (Input)

Masukan adalah energi yang dimasukkan ke dalam sistem. Masukan dapat berupa masukan perawatan (maintenance input) dan masukan sinyal (signal input). Maintenance input adalah energi yang dimasukkan agar sistem tersebut dapat beroperasi. Sedangkan signal input adalah energi yang diproses untuk didapatkan keluaran.

6. Keluaran Sistem (Output)

Keluaran adalah hasil dari energi yang diolah dan diklasifikasikan menjadi keluaran yang berguna dari sisa pembuangan. Keluaran dapat merupakan masukan untuk subsistem lain, misalnya untuk sistem komputer, panas yang dihasilkan adalah keluaran yang tidak berguna dan merupakan hasil sisa pembuangan sedang informasi adalah keluaran yang dibutuhkan.

7. Pengolah Sistem (Process)

Suatu sistem dapat mempunyai suatu bagian pengolah yang akan merubah masukan menjadi keluaran.


(28)

8. Sasaran Sistem (Objectives) atau Tujuan Sistem (Goal)

Suatu sistem pasti mempunyai sasaran (objective) atau tujuan (goal). Jika suatu sistem tidak mempunyai sasaran, maka operasi sistem tidak akan ada gunanya. Sasaran dari sistem akan sangat menentukan sekali masukan yang dibutuhkan sistem dan keluaran yang akan dihasilkan sistem.

Gambar 2.1 Karakteristik Sistem

2.3 Konsep Dasar Informasi

Informasi dapat didefinisikan sebagai “Data yang diolah menjadi bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi yang menerimanya”. (7)

Sumber dari informasi adalah data. Data bisa disebut juga kenyataan yang menggambarkan suatu kejadian-kejadian dan kesatuan nyata. Seperti halnya


(29)

informasi didalam sebuah perusahaan yang sangat penting untuk mendukung kelangsungan perkembangannya, sehingga terdapat alasan bahwa informasi sangat dibutuhkan bagi sebuah perusahaan. Akibatnya bila kurang mendapat informasi, dalam waktu tertentu perusahaan akan mengalami ketidak mampuan mengontrol sumber daya, sehingga dalam mengambil keputusan-keputusan strategis sangat terganggu, yang pada akhirnya akan mengalami kekalahan dalam bersaing dengan lingkungan pesaingnya.

2.3.1 Nilai Informasi

Nilai dari informasi ditentukan dari dua hal, yaitu manfaat dan biaya mendapatkannya. Suatu informasi dikatakan bernilai bila manfaatnya lebih efektif dibandingkan dengan biaya mendapatkannya. Akan tetapi perlu diperhatikan bahwa informasi yang digunakan di dalam suatu sistem informasi umumnya digunakan untuk beberapa kegunaan. Sehingga tidak memungkinkan dan sulit untuk menghubungkan suatu bagian informasi pada suatu masalah tertentu dengan biaya untuk memperolehnya karena sebagian besar informasi dinikmati tidak hanya oleh satu pihak di dalam perusahaan.

Hal-hal yang mendukung suatu informasi yaitu : a. Data

Data adalah inti dari sistem informasi. Setiap informasi mengumpulkan, memproses dan memelihara perbedaan yang luas dari data berkisar pada kesatuan ketertarikan terhadap hal itu. Komponen data dikelompokkan ke dalam tiga tipe : input data dimasukkan ke dalam sistem, penyimpanan data


(30)

dipelihara dalam bentuk file dan output data dihasilkan sebagai dokumen atau laporan.

b. Perangat Lunak (Software)

Perangkat lunak adalah seperangkat instruksi penyimpanan yang memberitahu komputer apa yang harus dilakukan. Komponen ini mencakup tiga tipe dasar perangkat lunak yaitu : perangkat lunak sistem yang mengarahkan pengoperasian perangkat keras, pelaksanaan penerjemahan bahasa dan penyediaan utilities, perangkat lunak aplikasi yang otomatis atau mendukung fungsi bisnis tertentu dan alat-alat komputer, termasuk alat-alat produksi dan pemrograman generasi keempat yang meningkatkan produktivitas atau pengguna dapat mengelola aplikasi mereka sendiri.

c. Perangkat Keras (Hardware)

Komputer perangkat keras termasuk semua peralatan fisik yang digunakan untuk input, proses, output, penyimpanan dan pengiriman data. Perangkat keras diklasifikasikan sebagai satu dari dua bentuk dasar komponen perlengkapannya.

2.3.2 Kualitas Informasi

Kualitas informasi yang baik tergantung dari beberapa hal diantaranya yaitu relevan, dapat dipercaya, tepat waktu, akurat dan ekonomis. Dimana hal-hal tersebut dapat dilihat pada penjelasan berikut :


(31)

a. Akurat

Berarti informasi tersebut harus bebas dari kesalahan-kesalahan karena bisa menyesatkan. Akurat juga berarti informasi harus jelas mencerminkan maksudnya. Informasi harus akurat karena dari sumber informasi sampai ke penerima informasi kemungkinan banyak terjadi gangguan (noise) yang dapat merubah atau merusak informasi tersebut.

b. Tepat Waktu (Time Lines)

Informasi yang datang pada penerima tidak boleh terlambat. Informasi yang sudah usang tidak akan mempunyai nilai lagi. Karena informasi merupakan landasan di dalam pengambilan keputusan. Bila pengambilan keputusan terlambat, maka dapat berakibat fatal untuk organisasi.

c. Relevan

Relevan berarti informasi tersebut mempunyai manfaat untuk pemakainya. Relevansi informasi untuk tiap-tiap orang satu dengan yang lainnya berbeda. Misalnya informasi mengenai sebab-musabab kerusakan mesin produksi kepada akuntan perusahaan dinilai kurang relevan dan akan lebih relevan bila ditujukan kepada ahli teknik perusahaan.

2.4 Konsep Dasar Sistem Informasi

Sistem informasi adalah ”suatu sistem di dalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolah transaksi harian, mendukung operasi, bersifat manajerial dan kegiatan strategi dari suatu organisasi dan menyediakan pihak luar tertentu dengan laporan-laporan yang diperlukan”. (11)


(32)

2.4.1 Komponen Sistem Informasi

Sistem informasi terdiri dari komponen yang disebut dengan istilah blok bangunan (Building Block). Sebagai sebuah sistem, blok bangunan tersebut saling berinteraksi satu sama lainnya membentuk satu kesatuan untuk mencapai sasarannya. (12)

1. Blok Masukan (Input Block)

Input mewakili data yang masuk ke dalam sistem informasi. Input disini termasuk metode-metode dan media untuk menangkap data yang akan dimasukkan yang dapat berupa dokumen-dokumen dasar.

2. Blok Model (Model Block)

Blok ini terdiri dari kombinasi prosedur, logika dan model matematik yang akan memanipulasi data input dan data yang tersimpan di basis data dengan cara yang sudah tentu untuk menghasilkan keluaran yang diinginkan.

3. Blok Keluaran (Output Block)

Produk dari sistem informasi adalah keluaran yang merupakan informasi yang berkualitas dan dokumentasi yang berguna untuk semua tingkatan manajemen serta semua pemakai sistem.

4. Blok Teknologi (Technology Block)

Teknologi merupakan “kotak alat” (tool–box) dalam sistem informasi. Teknologi digunakan untuk menerima input, menjalankan model, menyimpan dan mengakses data, menghasilkan dan mengirimkan keluaran dan membantu pengendalian dari sistem secara keseluruhan. Teknologi terdiri dari tiga bagian


(33)

utama yaitu teknisi (Humanware atau Brainware), perangkat lunak (Software) dan perangkat keras (Hardware). Teknisi dapat berupa orang-orang yang mengetahui teknologi dan membuatnya dapat beroperasi.

5. Blok Basis Data (Database Block)

Basis data merupakan kumpulan dari data yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya, tersimpan diperangkat keras komputer dan digunakan perangkat lunak untuk memanipulasinya. Data perlu disimpan dalam basis data untuk keperluan penyediaan informasi lebih lanjut. Data di dalam basis data perlu diorganisasikan sedemikian rupa agar informasi yang dihasilkan berkualitas. Organisasi basis data yang baik dapat berguna pula untuk efesiensi kapasitas penyimpanannya. Basis data diakses atau dimanipulasi dengan menggunakan perangkat lunak paket yang disebut dengan DBMS (Database Management System).

6. Blok Kendali (Controls Block)

Pengendalian perlu dirancang dan diterapkan untuk meyakinkan bahwa hal-hal yang dapat merusak sistem seperti bencana dan kecelakaan baik sengaja maupun yang tidak disengaja dapat dicegah atau kalaupun sudah terjadi kesalahan-kesalahan dapat langsung cepat diatasi.

2.5 Pengertian Database

Database adalah kumpulan file-file yang saling berelasi, relasi tersebut bisa ditunjukkan dengan kunci tiap file yang ada. Satu database menunjukkan satu kumpulan data yang dipakai dalam satu lingkup perusahaan atau instansi.


(34)

Ada beberapa istilah yang terdapat atau merupakan bagian dari database

diantaranya yaitu sebagai berikut :

1. Entity, adalah sebuah objek yang merupakan bagian dari sistem.

2. Attribute, adalah bagian dari entity dan memiliki informasi yang dibutuhkan untuk menerangkan informasi yang dikandung suatu entity. Attribute juga disebut sebagai elemen, data field, data item untuk mewakili suatu entity. 3. Data value (nilai atau isi data), adalah data aktual atau informasi yang

disimpan pada tiap data elemen atau attribute.

4. Record, adalah kumpulan elemen-elemen yang saling berkaitan dimana

elemen-elemen tersebut menginformasikan tentang suatu entity secara lengkap.

5. File, merupakan kumpulan record-record sejenis yang mempunyai panjang elemen dan attribute yang sama namun berbeda-beda data valuenya.

2.5.1 Database Management System (DBMS)

Manajemen sistem basis data (Database Management System / DBMS) adalah perangkat lunak yang di desain untuk membantu dalam hal pemeliharaan dan utilitas kumpulan data dalam jumlah besar. DBMS dapat menjadi alternatif penggunaan secara khusus untuk aplikasi, misalnya penyimpanan data dalam file

dan menulis kode aplikasi yang spesifik untuk pengaturannya.

Penggunaan DBMS untuk suatu aplikasi tergantung pada kemampuan dan dukungan DBMS yang beroperasi secara efisien. Sehingga agar bisa menggunakan DBMS dengan baik, perlu diketahui cara kerja dari DBMS tersebut.


(35)

Pendekatan yang dilakukan untuk menggunakan DBMS secara baik meliputi : implementasi DBMS dan arsitektur secara mendetail untuk dapat memahami desain dari suatu basis data.

Merancang database merupakan suatu hal yang sangat penting. Kesulitan utama dalam merancang database adalah bagaimana merancang suatu database

sehingga dapat memuaskan keperluan saat ini dan masa mendatang. Terdapat dua buah teknik dalam merancang suatu database, yaitu Teknik Normalisasi dan Teknik Entity Relationship.

2.5.2 Teknik Normalisasi

Normalisasi merupakan tahapan perancangan dalam membangun basis data relasional yang secara tidak langsung berkaitan dengan model data, tetapi dengan menerapkan sejumlah aturan dan kriteria standar untuk menghasilkan struktur tabel yang normal. Teknik normalisasi merupakan cara untuk menormalkan data, memeriksa dan memodifikasi desain tabel atau cara untuk pengukuran desain data normal pada awal pengembangan sistem dengan menggunakan diagram E-R.

Terdapat beberapa attribute kunci pada normalisasi yaitu :

1. Candidate Key (Kunci Kandidat atau Kunci Calon) adalah suatu attribute atau satu set minimal attribute yang mengidentifikasikan secara unik suatu kejadian spesifik dari suatu entity.


(36)

2. Primary Key (Kunci Primer) adalah suatu attribute atau satu set minimal

attribute yang tidak hanya mengidentifikasikan secara unik suatu kejadian spesifik tapi juga dapat mewakili setiap kejadian dari suatu entity.

3. Alternate Key (Kunci Alternative) adalah kunci kandidat yang tidak dipakai sebagai primary key.

4. Foreign Key adalah suatu attribute yang melengkapi suatu relationship

(hubungan) yang menunjukkan ke induknya.

2.5.3 Model Entity Relationship Diagram (Diagram E-R)

Model entity relationship berisi komponen-komponen Himpunan Entitas dan Himpunan Relasi yang masing-masing dilengkapi dengan atribut-atribut yang merepresentasikan seluruh fakta dari ’dunia nyata’ yang kita tinjau, dapat digambarkan dengan lebih sistematis dengan menggunakan Diagram Entity-Relationship (Diagram E-R). Hubungan antara file direlasikan dengan kunci relasi, yang merupakan kunci utama dari masing-masing file.

Notasi-notasi simbolik di dalam Diagram E-R yang dapat digunakan adalah :

1. Persegi Panjang, manyatakan Himpunan Entitas.

2. Lingkaran / Elip, menyatakan Atribut (Atribut yang berfungsi sebagai key) 3. Garis, sebagai pengubung antara Himpunan Relasi dengan Himpunan Entitas


(37)

4. Kardinalitas Relasi dapat dinyatakan dengan banyaknya garis cabang atau dengan pemakaian angka (1 dan 1 untuk relasi satu-ke-satu, dan N untuk relasi satu-ke-banyak atau N dan N untuk relasi banyak-ke-banyak).

Relasi antara dua file atau dua tabel dapat dikategorikan menjadi tiga macam. Berikut adalah contoh penggambaran relasi antar himpunan entitas lengkap dengan kardinalitas relasi dan atribut-atributnya :

1. One to One Relationship, adalah hubungan antara suatu entitas dengan entitas lainnya dengan perbandingan satu berbanding satu.

Contoh :

Adanya relasi antara himpunan entitas Dosen dengan himpunan entitas Jurusan. Himpunan relasinya diberi nama ‘Mengepalai’. Pada relasi ini, setiap dosen paling banyak mengepalai satu jurusan (walaupun memang tidak semua dosen menjadi ketua jurusan). Dan setiap jurusan pasti dikepalai oleh paling banyak satu orang dosen.

Gambar 2.2 Relasi One to One

2. One to Many Relationship, adalah hubungan antara suatu entitas yang

mempunyai relasi satu dan hanya satu dalam satu arah dan relasi satu atau lebih dalam satu arah yang lain.


(38)

Contoh :

Adanya relasi antara himpunan entitas Dosen dengan himpunan entitas Kuliah. Himpunan relasinya diberi nama ‘Mengajar’. Pada relasi ini setiap dosen dapat mengajar lebih dari satu mata kuliah, sedangkan setiap mata kuliah diajar hanya oleh paling banyak satu dosen.

Dosen nama_dos

alamat_dos

Kuliah kode_kul nama_kul

mengajar

1 N

nama_dos kode_kul

waktu tempat sks semester

Gambar 2.3 Relasi One to Many

3. Many to Many Relationship, adalah hubungan antara suatu entitas dengan entitas lainnya dengan perbandingan banyak berbanding banyak.

Contoh :

Adanya relasi antara himpunan entitas Mahasiswa dengan himpunan entitas Kuliah. Himpunan relasinya diberi nama ‘Mempelajari’. Pada relasi ini, setiap mahasiswa dapat mempelajari lebih dari saru mata kuliah demikian juga sebaliknya, setiap mata kuliah dapat dipelajari oleh lebih dari satu orang mahasiswa.


(39)

2.6 Data Flow Diagram (DFD)

Diagram alir data merupakan penurunan atau penjabaran dari diagram konteks. Penguraian proses menjadi beberapa bagian atau sub-proses yang lebih detil. Adapun pendapat seorang pakar analisis sistem mengenai diagram alir data sebagai berikut :

“Data flow diagram atau diagram alir data adalah gambaran sistem secara logic. Gambaran ini tidak tergantung kepada perangkat keras, perangkat lunak, struktur data dan atau organisasi file.” (Tavri D. Mahyuzir : 1995 : 41).

Ada beberapa ketentuan yang harus dipatuhi dalam pembuatan data flow diagram yaitu sebagai berikut :

1. Setiap penurunan level yang lebih rendah harus mempresentasikan proses tersebut ke dalam spesifikasi proses yang jelas.

2. Penurunan dari sistem hanya dilakukan apabila memang dibutuhkan.

3. Bagian dari sistem secara keseluruhan tidak harus diturunkan dalam jumlah level yang sama.

Data flow diagram merupakan dokumentasi dari sistem yang baik dan

menjadi alat yang digunakan pada pengembangan sistem yang terstruktur. Diagram arus data adalah alat bantu dalam pemodelan suatu komunikasi antar sistem dengan pemakai sistem. Diagram alur data juga digunakan untuk menggambarkan atau memodelkan sistem yang telah ada maupun suatu sistem yang masih dalam tahap perencanaan, maupun yang tengah dikembangkan. Secara logika tanpa mempertimbangkan lingkungan fisik dimana data tersebut


(40)

mengalir atau lingkungan fisik dimana data tersebut disimpan. Berikut ini akan dijelaskan mengenai simbol-simbol yang digunakan dalam diagram alir data : 1. Kesatuan Luar (Eksternal Entity) atau Batas Sistem (System Boundary)

Merupakan subjek dari sistem itu sendiri. Eksternal Entity bisa berupa orang, organisasi atau sistem lainnya yang berada di luar lingkungan proses, yang akan memberikan input dan output kepada sistem. Kesatuan disimbolkan dengan persegi panjang.

2. Aliran Data (Data Flow)

Merupakan arah dari aliran data baik berupa input maupun output bagi sistem. Disimbolkan dengan gambar anak panah yang mengalir diantara proses, simpanan data, dan kesatuan luar.

3. Proses (Process)

Merupakan pengolahan dari suatu data yang masuk sehingga menjadi data yang lebih detail (Informasi). Proses merupakan inti dari suatu sistem, yang akan menentukan hasil akhir dari suatu sistem. Digambarkan dengan notasi berupa lingkaran.

4. Simpanan Data (Data Store)

Merupakan media penyimpanan data, arsip-arsip dan informasi yang akan diproses oleh sistem, maupun yang merupakan hasil dari suatu sistem. Data store


(41)

2.7 Sistem Biometrik Berbasis Sidik Jari

Sistem biometrik pada dasarnya merupakan sebuah sistem pengenalan pola yang dapat bekerja dalam dua mode berbeda, yaitu verifikasi dan identifikasi. Pada verifikasi, seseorang yang akan di identifikasi diharuskan untuk menyampaikan klaim identitas pada sistem., biasanya melalui kartu magnetic, nama log-in, smart card dan lain-lain dimana sistem tersebut dapat menerima atau menolak klaim identitas tersebut. Sedangkan pada sistem identifikasi, sistem bisa menentukan identitas subjek dalam database sistem tanpa subjek tersebut harus mengklaim identitas.

Oleh karena karakteristik fisiologis atau perilaku yang khusus atau khas pada tiap-tiap orang, maka pengidentifikasian biometrik lebih dapat dipercaya dan handal dari pada sistem tradisional berbasis pengetahuan (seperti : kata sandi atau

personal identification number) atau sistem berbasis tanda (seperti : kartu akses, paspor, surat izin mengemudi dan ID Card).

Sistem Otentikasi berbasis sidik jari memiliki empat komponen utama perancangan, yaitu akuisisi citra sidik jari, representasi citra sidik jari, ekstraksi ciri khas dan pencocokan sidik jari.

1. Akuisisi Citra Sidik Jari

Terdapat dua metoda utama dalam mengambil citra sidik jari yaitu off-line

(inked) dan live scan (inkless). Proses akuisisi citra menggunakan tinta ini tidak praktis, karena proses tersebut sulit dikerjakan dan tidak dapat diterima untuk verifikasi identitas. Teknologi yang paling terkenal untuk memperoleh citra sidik jari yang diambil secara langsung (live-scan) adalah berbasis pada


(42)

konsep optikal Frustrated Total Internal Deflection (FTIR). Ketika jari diletakkan pada satu sisi dari prisma, daerah yang menonjol pada jari (ridge) atau disebut juga alur, akan menyentuh permukaan prisma, sedangkan bagian tengahnya tidak menyentuh.

2. Representasi Citra Sidik Jari

Representasi yang berbasis pada profil citra sidik jari grayscale sudah lazim dalam sistem verifikasi menggunakan pencocokan optikal. Keperluan dari sistem yang menggunakan representasi tersebut masih terbatas karena faktor-faktor seperti : variasi terang gelap citra, variasi kualitas citra, goresan bekas luka dan distorsi lokal yang muncul dalam citra sidik jari. Representasi yang mengandalkan struktur alur sidik jari sebagian besar tidak berbeda pada variasi terang gelap citra, namun lebih sensitif pada kualitas citra sidik jari. 3. Ekstraksi Ciri Khas

Jika alur sidik jari dapat ditempatkan dengan sempurna pada suatu citra masukan sidik jari, maka ekstraksi hanya merupakan tugas yang mudah. Citra sidik jari tidak selalu memiliki struktur alur sidik jari yang terdefinisi dengan baik.

4. Pencocokan Sidik Jari

Dengan memberikan dua sifat (masukan dan template) yang berasal dari dua sidik jari, tujuan dari sistem pencocokan sifat adalah menentukan apakah sidik jari tersebut menunjukkan jari yang sama. Pendekatan mengenai pencocokan sidik jari telah dilakukan dengan beberapa strategi yang berbeda-beda, misalnya : gambaran sidik jari berbasis citra dan berbasis pola alur.


(43)

2.8 Pengertian Sidik Jari

Sidik jari merupakan karakteristik alami manusia yang digunakan dalam identifikasi personal sejak lama. Bahkan orang awam sering menganggap sidik jari merupakan sinonim dari biometrik. Sidik jari yang terdiri dari pola alur (ridge) dan lembah (valley), yang unik untuk tiap individu, bahkan bagi mereka yang kembar sekalipun.

Gambar 2.9 Contoh Sidik Jari

2.9 Pengertian Scan Sidik Jari

Pengenalan sidik jari termasuk sesuatu yang paling cost effective akan tetapi tetap memperhatikan tingkat keamanan yang tinggi dan kemudahan dalam penggunaannya.

Scan sidik jari ke komputer berarti kita menscan sidik jari kita melalui suatu alat yaitu fingerprint agar dapat di baca oleh program dengan cara menempelkan jari kita ke sensor alat fingerprint tersebut.

Sistem ini meliputi sebuah perangkat keras scanner dan perangkat lunak merekam karakteristik sidik jari yang spesifik, menyimpan data tiap-tiap user ke dalam sebuah database, ketika user mencoba lagi menggunakan akses maka perangkat lunak akan membandingkan data yang tersimpan pada database dengan pembacaan sidik jari dari scanner, sistem sidik jari sangat akurat tetapi dapat


(44)

dipengaruhi oleh perubahan-perubahan di dalam sidik jari (terbakar, bekas luka dan sebagainya), kotoran dan faktor-faktor lain yang menimbulkan gangguan pada gambar.

Teknologi sidik jari (fingerprint) dinilai sebagai salah satu produk biometrik

untuk aplikasi dalam sistem jaringan perusahaan. Perusahaan teknologi menyatakan, kebanyakan telepon yang masuk ke meja operator adalah meminta bantuan karena lupa password. Sistem ini banyak dipakai untuk mengontrol akses dan membedakan identitas di banyak perkantoran, pabrik, sekolah dan gedung pemerintah dengan sistem keamanan tinggi. Produk ini juga bisa digunakan sebagai sistem hadir yang bisa mencegah penipuan seperti pada sistem kartu.

2.10 Borland Delphi 7

Borland Delphi atau biasa yang disebut Delphi saja, merupakan sarana pemrograman aplikasi visual. Bahasa pemrograman yang digunakan adalah bahasa pemrograman Pascal atau kemudian juga yang disebut bahasa pemrograman Delphi. Delphi merupakan generasi penerus dari Turbo Pascal. Turbo Pascal yang diluncurkan pada tahun 1983 dirancang untuk dijalankan pada system operasi DOS (yang merupakan system operasi yang paling banyak digunakan pada saat itu). Sedangkan Delphi yang diluncurkan pertama kali tahun 1995 dirancang untuk beroperasi dibawah system operasi windows.

Delphi adalah compiler (penterjemah) bahasa Delphi (awalnya dari pascal) yang merupakan bahasa tingkat tinggi sekelas dengan basic, C. Bahasa pemrograman di Delphi disebut bahasa procedural yaitu bahasa atau sintaknya


(45)

mengikuti urutan tertentu. Delphi disebut juga Visual Programming artinya komponen – komponen yang ada tidak hanya berupa teks tetapi muncul berupa gambar – gambar.

Delphi memiliki sarana untuk pembuatan aplikasi, mulai dari sarana untuk pembuatan form, menu, toolbar, hingga kemampuan untuk menangani pengelolaan basis data yang besar. Kelebihan – kelebihan yang dimiliki Delphi antara lain karena pada Delphi, form dan komponen – komponennya dapat dipakai ulang dan dikembangkan, tersedia template aplikasi dan template form, memiliki lingkungan pengembangan visual yang dapat diatur sesuai kebutuhan, menghasilkan file terkompilasi yang berjalan lebih cepat, serta kemampuan mengakses data dari bermacam – macam format.

Delphi menggunakan bahasa objek pascal didalam lingkungan pemrograman visual. Kombinasi ini menghasilkan sebuah lingkungan pengembangan aplikasi yang berorientasi objek (Object Oriented Programming). Dengan konsep seperti ini, maka pembuatan aplikasi menggunakan Delphi dapat dilakukan dengan cepat dan menghasilkan aplikasi yang tangguh. Form dan komponen yang ada didalamnya, misalnya, dapat disimpan dalam suatu paket komponen yang dapat digunakan kembali, atau dimodifikasi seperlunya saja.

Khususnya untuk pemrograman database, Delphi menyediakan object yang sangat kuat, canggih dan lengkap, sehingga memudahkan pemrograman dalam merancang, membuat dan menyelesaikan aplikasi database yang diinginkan. Selain itu, Delphi juga dapat menangani data dalam berbagai format database,


(46)

misalnya format MS.Access, Oracle, Foxro, Informix dan lain – lain. Format database yang dianggap asli dari Delphi adalah Paradox dan dBase.

Keunggulan yang dimiliki oleh Borland Delphi yaitu : 1. Memiliki banyak fitur

2. Dapat merancang dan membuat tampilan aplikasi yang bagus 3. Mudah dalam penulisan coding

4. Kompatible dengan berbagai macam jenis database

2.11 Pengertian MySQL

MySql (My Structure Query Language) adalah sebuah program pembuat data base yang bersifat open source. MySQl sebenarnya produk yang berjalan pada platform linux, karena sifatnya open source, maka MySql dapat di jalankan pada semua Windows, maupun Linux. Selain itu MySql juga merupakan program pengakses databese yang bersifat jaringan sehingga dapat digunakan untuk Aplikasi Multi User (banyak pengguna). Saat ini Data Base MySql telah digunakan hampir oleh semua Programer Date Base apalagi dalam Pemograman Web.

Kelebihan lain dari MySQL adalah menggunakan bahasa Query Standar yang dimiliki SQL (Structure Query Language). SQL adalah suatu bahasa permintaan yang terstruktur yang telah distandarkan untuk semua program pengakses data base seperti Oracle, Posgres SQL, SQL Server dan lain-lain.


(47)

Sebagai semua program penghasil Data Base, MySQL tidak dapat berjalan sendiri tanpa adanya sebuah aplikasi lain (Interface). MySQL dapat di dukung oleh hampir semua program Aplikasi baik yang Open Soure seperti PHP maupun yang tidak, yang ada pada Plat Form Windows seperti ,Basic, Delphi dan lainnya


(48)

37

BAB III

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

3.1 Analisis Sistem

Analisis sistem dapat didefinisikan sebagai penguraian dari suatu sistem informasi yang utuh kedalam bagian-bagian komponennya dengan maksud untuk mengidentifikasikan dan mengevaluasi permasalahan-permasalahan, kesempatan-kesempatan, hambatan-hambatan yang terjadi dan kebutuhan-kebutuhan yang diharapkan sehingga dapat diusulkan perbaikan-perbaikannya.

3.1.1 Analisis Sistem Yang Sedang Berjalan

Bagian ini menggambarkan sistem pengolahan data yang sedang berjalan di kepolisian Resort X. Berdasarkan hasil wawancara dan observasi yang telah dilakukan dengan anggota kepolisian kesatuan reserse unit identifikasi Resort X adalah :

1. Dalam mengajukan pembuatan (SKCK) pemohon terlebih dahulu harus meminta surat pengantar dari kantor kelurahan/desa.

2. Kemudian surat pengantar dari desa dibawa ke kantor kecamatan untuk meminta surat pengantar dari kantor kecamatan.

3. Pada tahap selanjutnya setelah mendapatkan surat pengantar dari kecamatan pemohon mengajukan pembuatan (SKCK) ke kantor kepolisian setempat.


(49)

Unit identifikasi PENYIDIK

Proses BAP Keterangan

BAP

Proses Sidik jari dan foto Hasil

keterangan Proses BAP

Hasil keterangan Proses BAP

Hasil keterangan

BAP dan sidik jari


(50)

Gambar 3.2 Flow Map Proses Pembuatan SKCK

3.2 Analisis Basis Data

Analisis basis data Pengolahan data Pelaku Kriminal dalam Proses Pembuatan SKCK ini dapat di gambarkan dengan menggunakan ERD yaitu seperti pada gambar 3. 3 sebagai berikut:


(51)

3.2.1 Entity Relationship Diagram (ERD)

Model Entity Relationship Diagram, berisi komponen-komponen himpunan entitas dan himpunan relasi yang masing-masing dilengkapi dengan atribut-atribut yang merepresentasikan seluruh fakta dari sistem.

Gambar 3.3 ERD Pengolahan DataTindak Pidana Proses Pembuatan SKCK

3.2.2 Diagram Konteks

Diagram konteks merupakan alat untuk struktur analisis. Pendekatan struktur ini dilakukan untuk menggambarkan sistem secara garis besar / secara keseluruhan. Pada diagram konteks ini, sistem informasi yang dibangun akan menghasilkan sumber informasi yang dibutuhkan dan tujuan yang ingin dihasilkan.


(52)

MEMBANGUN APLIKASI SISTEM PENGOLAHAN DATA PELAKU

KRIMINAL DALAM PROSES PEMBUATAN SKCK DI INSTITUSI KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK

INDONESIA

User

Data Pemohon SKCK Data Tindak Pidana

Info Pemohon SKCK Info Tindak Pidana Data User

Info User Data login

Info login Data SKCK

Info SKCK

Gambar 3.4 Diagram Konteks Pengolahan Data Pelaku Kriminal Dalam Proses Pembuatan SKCK

3.2.3 Data Flow Diagram (DFD)

Diagram alur data digunakan untuk menggambarkan atau memodelkan sistem yang telah ada, sistem yang masih dalam tahap perencanaan maupun sistem yang tengah dikembangkan tanpa mempertimbangkan lingkungan fisik dimana data tersebut mengalir atau lingkungan fisik dimana data tersebut disimpan. 2 PENGOLAHAN DATA MASTER 3 PENGOLAHAN DATA LAPORAN 1 LOGIN User Info Login

Info Login Info Login

Info Data Master

Data Login

Data Master

Info Laporan Data Laporan


(53)

User 1.1 Validasi User_ name Tabel_User 1.2 Validasi Password Data User Info Login Data User Data User Data User Info Login Info Login Info Login

Gambar 3.6 DFD Level 2 Proses Validasi Login

2.1 PENGOLAHAN DATA USER 2.3 PENGOLAHAN DATA TINDAK PIDANA 2.2 PENGOLAHAN DATA PEMOHON User

Info Data User

Info Pemohon 2.4 PENGOLAHAN DATA SKCK Data user Data Pemohon

Data Tindak Pidana

Info Tindak Pidana

Data SKCK Info SKCK T_User T_Pemohon T_Tindak Pidana T_SKCK Data user

Info Data User

Data Pemohon Info Data Pemohon

Data Tindak Pidana Info Tindak Pidana

Data SKCK

Info SKCK

Data SKCK Info SKCK


(54)

User

2.1.1 Simpan Data User

Tabel User 2.1.2

Ubah Data User

Data User

Data User Data User

Data User

Info Data User

2 .1.3 Hapus Data User

Data User Data User

Info Data User

Info Data User

Info Data User

Info Data User Info Data User

Gambar 3.8 DFD Level 3 Proses 2.1 Pengolahan Data Petugas


(55)

2.3.1 Tambah Data Kasus 2.3.2 Cari Data Kasus 2.3.3 Ubah Data Kasus

User T . Data Tindak Pidana

Info Kasus Info Kasus

Data Kasus Data Kasus

Info Kasus

Data Kasus Data Kasus

Data Kasus Data Kasus Info Kasus Info Kasus Info Kasus Data Kasus Info Kasus 2.3.4 Hapus Data Kasus Info Kasus Data Kasus

Gambar 3.10 DFD Level 3 Proses 2.3 Pengolahan Data Tindak Pidana

2.4.1 Tambah Data SKCK 2.4.2 Ubah Data SKCK 2.4.3 Cari Data SKCK

USER Tabel SKCK

Info SKCK

Data SKCK

Info SKCK

Info SKCK Info SKCK

Info SKCK Info SKCK Data SKCK Data SKCK Data SKCK Data SKCK Data SKCK Tabel Pemohon Info Pemohon Data Pemohon


(56)

3.2.4 Spesifikasi Proses

Spesifikasi proses digunakan untuk menggambarkan semua proses model aliran yang terdapat di dalam DFD. Berikut ini adalah spesifikasi proses dari sistem pengolahan data pelaku kriminal dalam proses pembuatan SKCK

Tabel 3.1 Spesifikasi Proses Pengolahan Data Kriminal Dalam Proses Pembuatan SKCK

No. Proses Input Proses Output

Proses 1.0 Data user Validasi login Info login

Proses 1.1 Data user Validasi user_name User_name valid, info login

Proses 1.2 Data user Validasi password Info login Proses 2.0 Data master Pengolahan data

master

Info data master Proses 2.1 Data user Tambah data user Info data user Proses 2.2 Data pemohon Data pemohon Info data pemohon Proses 2.3 Data tindak pidana Data tindak pidana Info data tindak pidana Proses 2.4 Data skck Pengolahan data skck Info data skck

Proses 2.1.1 Data user Simpan data user Info data user Proses 2.1.2 Data user Ubah data user Info data user Proses 2.1.3 Data user Hapus data user Info data user Proses 2.2.1 Data pemohon Simpan data

pemohon

Info data pemohon Proses 2.2.2 Data pemohon Tambah data

pemohon


(57)

Proses 2.2.3 Data pemohon Ubah data pemohon Info data pemohon Proses 2.2.4 Data pemohon Hapus data pemohon Info data pemohon Proses 2.2.5 Data pemohon Cari data pemohon Info data pemohon Proses 2.2.6 Data pemohon Cetak data pemohon Info data pemohon Proses 2.3.1 Data tindak pidana Tambah data tindak

pidana

Info data tindak pidana Proses 2.3.2 Data tindak pidana Cari data tindak

pidana

Info data tindak pidana Proses 2.3.3 Data tindak pidana Ubah data tindak

pidana

Info data tindak pidana Proses 2.4.1 Data SKCK Tambah data SKCK Info data SCKC Proses 2.4.2 Data SKCK Ubah data SKCK Info data SCKC Proses 2.4.3 Data SKCK Cari data SKCK Info data SCKC

3.2.5 Kamus Data (Data Dictionary)

Kamus data dapat mendefinisikan dengan lengkap data yang mengalir diantara proses, penyimpanan data, dan entitas. Data yang mengalir tersebut dapat berupa masukan untuk sistem atau hasil di proses sistem. Kamus data dibuat berdasarkan arus data yang mengalir pada konteks diagram dan DFD. Berikut kamus data berdasarkan referensi dari Roger S.Pressman [1], yaitu :

1. Nama Aliran Data : data login

Alias : -

Where used /how used : User ke proses 1, proses 1.1, proses 1.2 Struktur data : user_name + password


(58)

Deskripsi : user_name =[A..Z|a..z|0..9|spesial_simbol] password =[A..Z| a..z | 0..9 | spesial_simbol] spesial_simbol = [ ! | @ | # | $ | % | ^ | & | * ] 2. Nama Aliran Data : data user

Alias : -

Where used /how used : User ke proses 2, proses 2.1, proses 2.2, proses 2.3 Struktur data : NRP + user_name + password

Deskripsi : NRP = [0..9]

user_name = [A..Z | a..z | 0..9 | spesial_simbol] password = [A..Z | a..z | 0..9 | spesial_simbol]

spesial_simbol = [ ! | @ | # | $ | % | ^ | & | * ] Nama Aliran Data : data Tindak Pidana

Alias : -

Where used /how used : User ke proses 3, proses 3.1, proses 3.2, proses 3.3 Struktur data : No Tindak Pidana+Nama Lengkap+Nama

Samaran+No KTP+Tempat Tanggal Lahir+Jenis Kelamin+Alamat+Agama+Pekerjaan+Kewargane garaan+Tinggi Badan+Berat Badan+Keterangan Tindak Pidana+Berapakali Pernah


(59)

Dihukum+Modus Operasi+Tanggal Masuk+Rumus Sidik Jari+Foto Pelaku+NRP

Deskripsi : No_TindakPidana = [0..9] Nama_Lengkap = [A..Z|a..z] Nama_Samaran = [A..Z | a..z] No KTP = [0..9] Tempat tanggal lahir = [A..Z|0..9] Jenis Kelamin = [A..Z|a..z] Alamat = [A..Z|0..9] Agama = [A..Z|a..z] Pekerjaan = [A..Z|a..z] Kewarganegaraan = [A..Z|a..z] Tinggi Badan = [A..Z|a..z|0..9] Berat Badan = [A..Z|a..z|0..9] Keterangan TindakPidana = Memo

Berapakali Pernah Dihukum =[A..Z|a..z|0..9] Modus Operasi = Memo Tanggal Masuk = Date / Time Rumus sidik jari = [A..Z|a..z|0..9]


(60)

Foto Pelaku = [picture] NRP = [0..9] 1. Nama Aliran Data : data Pemohon

Alias : -

Where used /how used : User ke proses 4, proses 4.1, proses 4.2, proses 4.3 Struktur data : No Pemohon+Nama_Pemonon+Jenis

Kelamin+Tempat tanggal lahir+Kewarganegaraan +Agama+Pekerjaan+No KTP+Alamat

sekarang+NRP

Deskripsi : No_Pemohon = [0..9|A..Z|a..z] Nama_Pemohon = [A..Z|a..z]

Jenis Kelamin = [A..Z|a..z] Tempat tanggal lahir = [A..Z|0..9]

Kewarganegaraan = [0..9] Agama = [A..Z|0..9]

Pekerjaan = [A..Z|a..z]

No KTP = [0..9]

Alamat Sekarang = [A..Z|a..z|0..9] Rumus sidik jari = [A..Z|a..z|0..9] Keterangan = [A..Z|a..z]


(61)

Berlaku Pada Tgl = Date / Time Sampai Pada Tgl = Date / Time tanggal input = Date / Time

NRP = [0..9]

2. Nama Aliran Data : data SKCK

Alias : -

Where used /how used : User ke proses 4, proses 4.1, proses 4.2, proses 4.3 Struktur data : No_SKCK+Nama_Pemohon+Jenis

Kelamin+Tempat tanggal lahir+Kewarganegaraan +Agama+Pekerjaan+No KTP+Alamat

sekarang+Rumus sidik jari+Keterangan+Tanggal input+NRP

Deskripsi : No_SKCK = [0..9|A..Z|a..z] Nama_Pemohon = [A..Z|a..z]

Jenis Kelamin = [A..Z|a..z] Tempat tanggal lahir = [A..Z|0..9]

Kewarganegaraan = [0..9] Agama = [A..Z|0..9]

Pekerjaan = [A..Z|a..z]


(62)

Alamat Sekarang = [A..Z|a..z|0..9] Rumus sidik jari = [A..Z|a..z|0..9] Keterangan = [A..Z|a..z] Berlaku Pada Tgl = Date / Time Sampai Pada Tgl = Date / Time tanggal input = Date / Time

NRP = [0..9]

3.3 Perancangan Sistem

Perancangan sistem dapat didefinisikan sebagai penggambaran, perencanaan, dan pembuatan sketsa atau pengaturan dari beberapa elemen yang terpisah ke dalam satu kesatuan yang utuh dan berfungsi.

3.3.1 Analisis Basis Data

Basis Data terdiri dari 2 kata, yaitu Basis dan Data. Basis kurang lebih dapat diartikan sebagai markas atau gudang, tempat berkumpul. Sedangkan data representasi fakta dunia nyata yang mewakili suatu objek seperti manusia (pegawai, siswa, pembeli, pelanggan), barang, dan sebagainya, yang direkam dalam bentuk angka, huruf, simbol, teks, gambar, bunyi atau kombinasinya.

3.3.2 Skema Relasi

Proses skema relasi merupakan gabungan antar tabel yang mempunyai kunci utama yang sama, sehingga tabel-tabel tersebut menjadi satu kesatuan yang


(63)

dihubungkan oleh field kunci masing-masing. Pada proses ini, elemen-elemen data dikelompokkan menjadi satu file database beserta entitas dan hubungannya. Skema relasi sistem informasi pengolahan data kriminal dapat digambarkan sebagai berikut: TUser NRP Nama Petugas User Name Password Status Tgl Input TTindakPidana Nama Lengkap Nama Samaran Agama Pekerjaan Kewarganegaraan .

Tempat Tanggal Lahir

Keterangan Kasus Tahun Tindak Pidana

Foto Pelaku

TPemohon

No Pemohon Nama Pemohon Jenis Kelamin

Tempat Tanggal Lahir

No KTP Kewarganegaraan Alamat Sekarang Agama Pekerjaan 1 Jenis Kelamin Alamat Rumus Sidikjari NRP 8 NRP 8 1 1 No Tindak Pidana

TSKCK

No SKCK Nama Pemohon Jenis Kelamin Tempat Tanggal Lahir

No KTP Kewarganegaraan Alamat Sekarang Agama Pekerjaan Rumus Sidikjari Keterangan Tanggal Input NRP

Berlaku Pada Tgl Sampai Pada Tgl

1

1 No KTP

Berat BadanTinggi Badan

Berapakali Pernah Dihukum Modus Operasi Tanggal Masuk TPidana . Keterangan Kasus NRP Modus Operasi Tanggal Masuk 1 8

Gambar 3.12 Skema Relasi Pengolahan Data Kriminal 3.3.3 Struktur Tabel

Tabel-tabel yang terdapat dalam basis data yang digunakan dalam sistem pengolahan data dalam proses pembuatan skck adalah sebagai berikut :


(64)

Tabel 3.2 Tabel User

Nama Tipe Data Ket.

NRP Text Primary Key

Nama_Petugas Text Tidak

User_Name Text Tidak

Password Text Tidak

Status Text Tidak

Tgl_Input Date/Time Tidak Tabel 3.3 Tabel Tindak Pidana

Nama Tipe Data Ket

No_Tindak _Pidana Text Primary Key

Nama_Lengkap Text Tidak

Nama_Samaran Text Tidak

No_KTP Text Tidak

Tempat_Tanggal_Lahir Text Tidak

Jenis_Kelamin Text Tidak

Alamat Text Tidak

Agama Text Tidak

Pekerjaan Text Tidak

Kewarganegaraan Text Tidak

Tinggi_Badan Text Tidak

Berat_Badan Text Tidak

Keterangan_Tindak_Pidana Text Tidak

Berapakali_Pernah_Dihukum Text Tidak

Modus_Operasi Text Tidak

Tanggal_Masuk Date/Time Tidak

Rumus_Sidikjari Text Tidak

Foto_ Pelaku Picture Tidak

NRP Text Tidak

Tabel 3.4 Tabel Pemohon

Nama Tipe Data Ket.

No_SKCK Text Primary Key

Nama_Pemohon Text Tidak

Jenis_Kelamin Text Tidak

Tempat_Tanggal_Lahir Text Tidak

Kewarganegaraan Text Tidak

Agama Text Tidak

Pekerjaan Text Tidak

No_KTP Text Tidak

Alamat_Sekarang Text Tidak


(65)

Tabel 3.5 Tabel SKCK

Nama Tipe Data Ket.

No_SKCK Text Primary Key

Nama_ Pemohon Text Tidak

Jenis_Kelamin Text Tidak

Tempat_Tanggal_Lahir Text Tidak

Kewarganegaraan Text Tidak

agama Text Tidak

pekerjaan Text Tidak

No_KTP Text Tidak

Alamat_Sekarang Text Tidak

Rumus_Sidikjari Text Tidak

keterangan Memo Tidak

Berlaku Pada Tgl Date/Time Tidak Sampai Pada Tgl Date/Time Tidak

Tgl_Input Date/Time Tidak

NRP Text Tidak

Tabel 3.6 Tabel Pidana

Nama Tipe Data Ket

Keterangan_Tindak_Pidana Text Tidak

Modus_Operasi Text Tidak

Tanggal_Masuk Date/Time Tidak

NRP Text Tidak

3.4 Perancangan Program

Perancangan perangkat lunak yang akan dibuat meliputi beberapa perancangan, antara lain perancangan struktur menu, perancangan antarmuka,

3.4.1 Struktur Menu

Dalam perancangan program, diperlukan suatu struktur menu yang berisikan mengenai menu dan sub menu yang akan dibangun. Berikut ini gambar struktur menu Aplikasi Sistem Informasi Pengolahan Data Pelaku Kriminal.


(66)

Login

Menu Utama

Data Master

Log Out File

Keluar

Data Petugas Program

Tentang Program Laporan

Laporan SKCK

Data Pemohon

Data Tindak Pidana

Data SKCK

Laporan Tindak Pidana

Gambar 3.13 Struktur MenuProgram Pengolahan Data Pelaku Kriminal Dalam Proses Pembuatan SKCK

3.4.2 Perancangan Antarmuka

Perancangan antarmuka perangkat lunak menggambarkan tampilan-tampilan yang ada didalam sistem informasi pengolahan data pelaku kriminal. 1. Form Login

Gambar 3.14 Perancangan Form Login


(67)

Tabel 3.7 Keterangan Form Menu Login

No Objek Nama Fungsi

1. TEdit 1 Untuk memasukkan nama user 2. TEdit 2 Untuk memasukkan password user

3. SuiButton 1 Sebagai tombol untuk memproses validasi login 4. SuiButton 2 Sebagai tombol untuk keluar dari program aplikasi

5 Image 1 Untuk menampilkan Logo POLRI

2. Form Menu Utama

Gambar 3.15 Perancangan Form Menu Utama


(68)

Tabel 3.8 Keterangan Form Menu Utama

No Objek Nama Fungsi

1. MainMenu Untuk menampilkan Data Petugas 2. MainMenu Untuk menampilkan Data Pemohon

3 MainMenu Untuk menampilkan Laporan 4 MainMenu Untuk menampilkan Tentang Program 5 Label 1 Untuk menampilkan Judul Aplikasi 6 Image 1 Untuk menampilkan menu Logo

3. Perancangan Input Data User

DAFTAR PETUGAS

NRP

User Name Nama Petugas

Password

Status

10 11 12

2

3 4 5 6

9 1

13

7 8 Konfirmasi Password

Tanggal

Gambar 3.16 Perancangan Form Input Data User Keterangan untuk gambar 3.16 dapat dilihat pada tabel 3.9 berikut :


(69)

Tabel 3.9 keterangan Form Input Data User

No Objek Nama Fungsi

1. DBGrid Untuk memasukkan data hasil savean user yang telah di input

2. Navigator Untuk menggeser data-data yang ada di dalam DBGrid.

3. TEdit 1 Untuk memasukkan nomor induk petugas 4. TEdit 2 Untuk memasukkan nama petusas

5. TEdit 3 Untuk memasukkan username petugas 6. TEdit 4 Untuk memasukkan password petugas 7. TEdit 5 Sebagai tombol untuk memilih status petugas 8. TEdit 6 Sebagai tombol untuk menyimpan data user

9 Combobox1 Sebagai tombol untuk membatalkan pembuatan user baru.

10 SuiButton1 Sebagai tombol untuk tambah data petugas 11 SuiButton2 Sebagai tombol untuk merubah data petugas

12 SuiButton3 Sebagai tombol untuk menghapus data petugas yang di dbgrid


(70)

4. Perancangan Form Input Data Pemohon SKCK

Gambar 3.17Perancangan Form Input Data Pemohon SKCK

Keterangan untuk gambar 3.17 dapat dilihat pada tabel 3.10 berikut : Table 3.10 Perancangan Form Input Data Pemohon SKCK

No Objek Nama Fungsi

1 DBGrid Untuk memasukkan data hasil savean user yang telah di input 2 Navigator Untuk menggeser data-data yang

ada di dalam DBGrid.

3 TEdit1 Untuk memasukkan No. pembuatan SKCK (auto nomor)

4 TEdit2 Untuk memasukkan nama Lengkap pemohon SKCK

5 Radio button Untuk memilih jenis kelamin yang di inginkan

6 TEdit3 Untuk memasukkan tempat tanggal lahir


(71)

8 Combobox1 Untuk memilih pilihan yang di inginkan

9 Combobox2 Untuk memilih Pekerjaan pemohon SKCK

10 TEdit5 Untuk memasukan no KTP pemohon SKCK

11 TEdit6 Untuk memasukan alamat pemohon SKCK

12 SuiButton1 Tombol untuk mengecek pemohon terpaut tidaknya dalam tindak pidana

13 SuiButton2 Tombol untuk melihat data pemohon SKCK

14 SuiButton3 Tombol untuk mengubah data pemohon SKCK

15 SuiButton4 Tombol untuk menghapus data pemohon SKCK

16 SuiButton5 Tombol untuk menutup form input data pemohon SKCK

17 TEdit7 Tombol untuk menginputkan no pemohon SKCK yang akan di cari yang sudah di save

18 SuiButton6 Tombol untuk mencari hasil savean yang di inginkan

5. Perancangan Form Cari Data Tindak Pidana


(72)

Keterangan untuk gambar 3.18 dapat dilihat pada tabel 3.11 berikut : Tabel 3.11 Perancangan Form Cari Tindak Pidana

No Objek Nama Fungsi

1 DBEdit1 Untuk memasukkan no ktp yang akan dicari

2 SuiButton1 Sebagai tombol untuk mencari data pelaku kriminal

3 SuiButton1 Sebagai tombol untuk membatalkan pencarian

4 Image1 Sebagai gambar lambang POLRI

6. Perancangan Form Input Pelaku Tindak Pidana


(73)

Keterangan untuk gambar 3.19 dapat dilihat pada tabel 3.12 berikut : Tabel 3.12 Perancangan Form Input Pelaku Tindak Pidana

No Objek Nama Fungsi

1 TEdit1 Untuk memasukkan nama pelaku tindak pidana

2 TEdit2 Untuk memasukkan nama

samaran pelaku tindak pidana 3 TEdit3 Untuk memasukkan no KTP

pelaku tindak pidana

4 TEdit4 Untuk memasukan tempat lahir 5 Combobox1 Untuk memasukkan tanggal lahir 6 Combobox1 Untuk memilih jenis kelamin 7 TEdit5 Untuk memasukan alamat 8 Combobox2 Untuk memilih agama 9 TEdit6 Untuk memasukan pekerjaan

10 TEdit7 Untuk memasukkan

kewarganegaraan

11 TEdit8 Untuk memilih tinggi badan 12 TEdit9 Untuk memilih berat badan 13 TEdit10 Untuk memsukan rumus sidik jari 14 SuiButton1 Sebagai tombol untuk menyimpan

data pelaku tindak pidana

15 SuiButton2 Sebagai tombol untuk pembatalan penyimpanan


(74)

16 Image1 Untuk memsukan foto pelaku tindak pidana

7. Perancangan Form Input Tambah Data Tindak Pidana

5 3 1

4

6 Keterangan Kasus

Petugas

Tambah Data Tindak Pidana

Ok Cancel

Modus Operasi

Tanggal Masuk 2

Gambar 3.20 Perancangan Form Input Tambah Data Tindak Pidana Keterangan untuk gambar 3.20 dapat dilihat pada tabel 3.13 berikut :

Tabel 3.13 Perancangan Form Input Data Tindak Pidana

No Objek Nama Fungsi

1 TEdit1 Untuk memasukkan keterangan kasus tindak pidana

2 TEdit2 Untuk memasukkan tanggal masuk tindak pidana

3 TEdit3 Untuk memasukkan modus

operasi tindak pidana

4 TEdit4 Untuk memasukan petugas 5 SuiButton1 Sebagai tombol untuk menyimpan

data tindak pidana

6 SuiButton2 Sebagai tombol untuk pembatalan penyimpanan


(75)

8. Perancangan Form Input Tambah Data Pemohon SKCK

Gambar 3.21 Perancangan Form Input Tambah Data Pemohon SKCK Keterangan untuk gambar 3.21 dapat dilihat pada tabel 3.14 berikut :

Tabel 3.14 Form Input Tambah Data Pemohon SKCK

No Objek Nama Fungsi

1 TEdit1 Untuk memasukkan nomor

pembuatan skck (auto nomor)

2 TEdit2 Untuk memasukkan no pemohon nama lengkap pemohon skck

3 TEdit3 Untuk memasukkan nama lengkap pemohon skck

4 TEdit4 Untuk memasukkan tempat lahir pemohon skck

5 Combobox1 Untuk menentukan tanggal lahir 6 Combobox2 Untuk memilih agama pemohon


(76)

skck

7 Combobox3 Untuk memilih pekerjaan pemohon skck

8 TEdit5 Untuk memasukkan no ktp pemohon skck

9 TEdit6 Untuk memasukkan alamat pemohon skck

10 TEdit7 Untuk measukan rumus sidik jari pemohon skck

11 TEdit8 Untuk measukan rumus sidik jari pemohon skck

10 TEdit8 Untuk memasukkan Rumus sidikjari pemohon skck

11 TEdit9 Untuk memasukkan keterangan untuk apa skck digunakan 12 TEdit10 Untuk keterangan alasan

pembuatan skck

13 Combobox4 Untuk memilih tanggal pembuatan skck

14 Combobox5 Untuk memilih tanggal batas berlaku pembuatan skck

15 Combobox1 Untuk memasukkan nama petugas

16 SuiButton1 Sebagai tombol untuk

menyimpanan data SKCK

17 SuiButton2 Sebagai tombol untuk pembatalan penyimpanan data SKCK


(77)

9. Perancangan Form Data SKCK

Cek Kasus 4

1

Keluar No. Pemohon

Tambah Data Pemohon SKCK

Ubah Hapus

Lihat SKCK

3 2

DATA PEMOHON

5 6 7 8 9

10

Gambar 3.22 Perancangan Form Data SKCK Keterangan untuk gambar 3.21 dapat dilihat pada tabel 3.15 berikut :

Tabel 3.15 Data SKCK

No Objek Nama Fungsi

1 DBEdit1 Untuk memilih no pemohon yang akan dicari

2 DBGrid1 Untuk menunjukkan field-field tabel Data pemohon

3 ListBox1 Untuk menunjukkan Data pemohon SKCK 4 Navigator Untuk menggeser data-data yang ada di


(78)

5 SuiButton1 Sebagai tombol untuk mencari data pelaku kriminal

6 SuiButton2 Sebagai tombol untuk melihat data pemohon SKCK

7 SuiButton3 Sebagai tombol untuk merubah data pemohon SKCK

8 SuiButton4 Sebagai tombol untuk mengapus data pemohon SKCK

9 SuiButton5 Sebagai tombol untuk menutup form Data Pemohon

10 Scrollbar1 Untuk memindahkan posisi DBGrid1 10. Form Tentang Program

Gambar 3.23 Perancangan Form Tentang

Keterangan untuk gambar 3.22 dapat dilihat pada table 3.16 berikut : Tabel 3.16 Keterangan Form Tentang

No Objek Nama Fungsi

1. Memo1 Memo atau tampilan informasi tentang pembuat aplikasi


(79)

11. Form Programer

Gambar 3.24 Perancangan Form Bantuan Keterangan untuk gambar 3.23 dapat dilihat pada table 3.17 berikut :

Tabel 3.17 Keterangan Form Bantuan

No Objek Nama Fungsi

1. ListBox1 Untuk menampilkan Informasi tentang bantuan mengenai cara penggunaan program dan informasinya

2. SuiButton1 Untuk tombol keluar dari form bantuan

3.4.2.1 Perancangan Konfirmasi

Dalam sub bab ini akan berisi tentang form – form perancangan konfirmasi aplikasi system pengambilan keputusan dalam pengajuan pinjaman dana perusahaan dengan menggunakan messagebox.


(80)

Gambar 3.25 Message Box Konfirmasi User Name Salah

1. Message Box Konfirmasi Login Ditolak Konfirmasi password salah.

Gambar 3.26 Message Box Konfirmasi Password Salah

2. Konfirmasi Untuk Log Out Dari Program

Gambar 3.27 Message Box Konfirmasi Log Out Dari Program

3. Konfirmasi Untuk Keluar Dari Program


(81)

70

4.1 Implementasi

Implementasi yang digunakan adalah implementasi pada sistem . Tahap

implementasi merupakan tahap di mana hasil dari setiap tahapan analisis dan

perancangan akan diterapkan dalam sebuah program. Program yang dimaksud adalah

membangun aplikasi sistem pengolahan data pelaku kriminal dalam proses

pembuatan SKCK di institusi Kepolisian Negara Republik Indonesia. Pada tahap ini

akan ditampilkan tampilan setiap menu yang ada.

4.1.1

Implementasi Perangkat Lunak

Lingkungan sistem tempat diimplementasikan sistem pengambilan keputusan

ini terbagi menjadi lingkungan perangkat lunak sebagai berikut :

a. sistem operasi

: Microsoft Windows XP Profesional

b. software

: Borland Delphi 7.0


(1)

Klik tombol Hapus Menampilkan pesan “Hapus Data SKCK?”. Memberikan pesan “Hapus Data SKCK?”.

diterima

d. Cetak Data SKCK

Tabel 4.18 Cari Data SKCK

Kasus dan hasil uji (data normal)

Data masukan Yang diharapkan Pengamatan Kesimpulan Klik tombol

Cetak

Menampilkan data SKCK dalam bentuk print preview

Menampilkan data SKCK

diterima

4.2.2 Pengujian Betha

Pengujian betha merupakan pengujian yang dilakukan secara objektif dimana diuji secara langsung ke lapangan. Dengan membuat kuesioner mengenai kegunaan sistem yang dibangun, apakah sistem tersebut sudah dapat memberikan apa yang


(2)

diinginkan oleh pengguna atau belum. Dari hasil kuesioner tersebut akan dilakukan perhitungan untuk dapat diambil kesimpulannya terhadap penilaian penerapan sistem pendukung keputusan dalam proses peminjaman dana perusahaan.

Kuesioner ini terdiri dari 2 pertanyaan dengan menggunakan tiga pilihan jawaban yang mewakili dari tujuan akhir yang ingin dicapai dalam pembangunan sistem pendukung keputusan ini, dimana daftar pertanyaan yang diberikan adalah sebagai berikut :

1. Sistem pengolahan data pelaku kriminal dalam proses pembuatan SKCK yang dibangun mudah dipelajari dan digunakan?

No Keterangan

1 Mudah

2 Cukup mudah

3 Kurang mudah

2. Sistem pengolahan data pelaku kriminal yang dibangun memudahkan proses pembuatan SKCK?


(3)

No Keterangan

1 Mudah

2 Cukup mudah

3 Kurang mudah

Berdasarkan data hasil kuesioner, dapat dicari prosentase masing-masing jawaban dengan menggunakan rumus: Y = P/Q *100%

Keterangan:

P = Banyaknya jawaban responden tiap soal Q = Jumlah responden

Y = Nilai Prosentase

Berikut adalah hasil yang didapat dari kuesioner.

1. Sistem pendukung keputusan yang dibangun mudah dipelajari dan digunakan? No Keterangan Responden Prosentase (%)

1 Mudah 1 100%

2 Cukup mudah - -


(4)

Berdasarkan hasil prosentase diatas maka dapat disimpulkan bahwa orang yang menguji program mengatakan bahwa sistem pendukung keputusan yang dibangun mudah dipelajari dan digunakan.

2. Sistem pendukung keputusan yang dibangun memudahkan pengguna dalam melakukan pengambilan keputusan?

No Keterangan Responden Prosentase (%)

1 Mudah - -

2 Cukup mudah 1 100%

3 Kurang mudah - -

Berdasarkan hasil prosentase diatas maka dapat disimpulkan bahwa orang yang menguji program mengatakan bahwa sistem pendukung keputusan yang dibangun cukup mudah pengguna dalam melakukan pengambilan keputusan yang berarti sistem harus diperbaiki hingga mencapai kesempurnaan.

4.2.3. Kesimpulan Hasil Pengujian Betha

Yang telah di lakukan dapat di simpulkan bahwa perangkat lunak yang di bangun dinilai sudah cukup bagus, dapat di pelajari, mudah di gunakan dengan


(5)

tampilan yang sederhana dan yang penting sudah sesuai dengan kebutuhan di Resort Bandung Timur tersebut. Hasil pengujian ini secara prosentasi statistika biasa mungkin saja ini kurang akurat untuk itu, apalagi ingin mengetahui jawaban dengan kedalaman akurasi maka perlu adanya suatu pengolahan data statistik dengan acuan dari data hasil quesioner.


(6)

104

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil yang di dapat dalam penelitian dan penyusunan skripsi ini serta di sesuaikan dengan tujuan maka di peroleh kesimpulan sebagai berikut:

1. Sistem Pengolahan Data Pelaku Kriminal Dalam Proses Pembuatan SKCK ini

dapat membantu petugas Kepolisian Reserse Unit Identifikasi dalam mengolah data pelaku kriminal.

2. Dapat mempermudah anggota kepolisian reserse unit identifikasi dalam proses pembuatan Surat Keterangan Catatan Kepolisian (SKCK).

5.2 Saran

Dalam pembuatan Aplikasi Sistem Pengolahan Data Pelaku Kriminal Dalam Proses Pembuatan SKCK ini masih terdapat beberapa kekurangan yang mungkin nantinya dapat dijadikan sebagai acuan untuk pengembangan lebih lanjut agar perangkat lunak tersebut bisa lebih disempurnakan. Adapun saran yang untuk perangkat lunak ini yaitu :

1. Perlu dikembangkan lebih lanjut dengan menambahkan proses pencarian data

pelaku kriminal dengan memasukan scan sidik jari.

2. Perangkat lunak dapat dikembangkan lagi dengan menambahkan fitur-fitur