Tikus putih Antibiotika amoksisilin

ini menstimulasi transkripsi RNA dan sintesis protein spesifik. Induksi sintesis protein ini merupakan perantara efek fisiologik steroid Suherman, 2007. Untuk analgesia regional, deksametason intravena dapat memperpanjang waktu anestesi regional dan brakialis blok pleksus. Diberikan selama anestesi umum, deksametason telah terbukti bermanfaat dalam mengurangi rasa sakit dari tonsilektomi. Hal ini bahkan lebih efektif bila dikombinasikan dengan non-steroid anti-inflamasi, terutama untuk tonsilektomi Allen, 2007. Pada tikus, pemberian deksametason dapat diberikan secara oral dengan dosis 0,5 mgKg BB hari Da Silva et al., 2007.

2.5 Tikus putih

Rattus norvegicus Tikus merupakan satwa liar yang sering kali berada di sekitar kehidupan manusia. Keberadaan tikus di muka bumi sudah jauh lebih tua dari pada umur peradaban. Kehidupan tikus untuk spesies tertentu sudah sangat bergantung pada kehidupan manusia. Tikus merupakan satwa yang sudah sangat beradaptasi dengan kehidupan manusia Priyambodo, 1995. Pada dasarnya, seluruh strain tikus pada tikus laboratorium berasal dari tikus liar yang kemudian mengalami pemilihan selektif dan domestikasi. Tikus laboratorium pertama dikembangkan di AS antara tahun 1877 dan tahun 1893 Smith dan Mangkoewidjojo, 1988. Tikus Rattus norvegicus strain albino merupakan tikus yang sudah kehilangan pigmennya. Sifat ini sudah menurun pada keturunannya dan hal ini disebabkan karena adanya seleksi yang dilakukan oleh manusia untuk memudahkan dalam menangani tikus putih di laboratorium Kohn dan Barthold., 1987. Menurut Smith dan Mangkoewidjojo 1988 tikus putih dapat diklasifikasikan sebagai berikut : Dunia : Animalia Filum : Chordata, Subfilum : Vertebrae craniata Kelas : Mammalia Subkelas : Theria Infrakelas : Eutheria Ordo : Rodentia Subordo : Myomorpha Family : Muridae Genus : Rattus Species : Rattus norvegicus

2.6 Antibiotika amoksisilin

Antibiotik adalah zat yang dihasilkan oleh suatu mikroba yang dapat menghambat atau dapat membasmi mikroba jenis lain Gunawan dkk., 2007. Antibiotik adalah zat yang dihasilkan oleh fungi dan bakteri, yang memiliki khasiat membunuh atau menghambat pertumbuhan kuman, sedangkan toksisitasnya terhadap manusia relatif kecil Rahardja., 2002. Definisi lain menyebutkan bahwa antibiotik merupakan obat yang digunakan untuk membasmi mikroba penyebab infeksi pada manusia, yang harus memiliki sifat toksisitas yang selektif, artinya obat tersebut bersifat toksik pada mikroba, tetapi tidak toksik pada tuan rumah atau manusia Pelczar., 1988. Amoksisilin merupakan penisilin semi-sintetik oral yang secara struktur berhubungan dengan ampisilin Pires de Abreu and Ortiz, 2003. Amoksisilin mengandung tidak kurang dari 90,0 C 16 H 19 N 3 O 5 S, dihitung terhadap zat anhidrat. Pemerian : serbuk hablur, putih. Amoksisilin sukar larut dalam air dan metanol; tidak larut dalam benzena, dalam karbon tetraklorida dan dalam kloroform. Agar amoksisilin mudah larut dalam air, maka dibuat garam amoksisilin C 16 H 19 N 3 O 5 S. Na Depkes RI, 1995. Amoksisilin digunakan sebagai trihidrat dalam produk oral dan sebagai garam dalam produk parenteral. Amoksisilin digunakan untuk mengobati infeksi yang disebabkan oleh bakteri gram – negatif seperti Neisseria gonorrhoeae, Haemophilus influenzae, Escherichia coli, Proteus mirabilis, Salmonella. Amoksisilin juga digunakan untuk menyembuhkan infeksi yang disebabkan oleh bakteri gram – positif seperti Streptococcus pneumoniae, Enterococci, Listeria dan Staphylococcus yang tidak menghasilkan penisilinase McEvoy, 2002. Mekanisme kerja amoksisilin adalah menghambat pembentukan mukopeptida yang diperlukan untuk sintesis dinding sel mikroba Istiantoro dan Ganiswarna., 1995. Amoksisilin sering diberikan dalam bentuk sediaan injeksi kering. Sediaan injeksi kering diformulasikan untuk senyawa-senyawa yang tidak stabil dalam bentuk larutan tetapi stabil dalam bentuk kering. Injeksi ini diberikan dalam bentuk serbuk kering yang telah disterilkan dan dalam kemasannya disertai dengan pelarutnya aqua pro injeksi. Dalam penggunaanya, air ditambahkan secara aseptis ke dalam vial obat untuk menghasilkan obat suntik yang diinginkan Ansel, 1989. Injeksi amoksisilin adalah larutan steril dari Na-amoksisilin dalam aqua pro injeksi. Injeksi amoksisilin disiapkan dengan cara melarutkan Na-amoksisilin untuk injeksi dalam aqua pro injeksi dengan jumlah yang sama. Na-amoksisilin untuk injeksi adalah bahan yang terdiri dari Na-amoksisilin dengan atau tanpa zat tambahan Departement of Health, 2002. Natrium amoksisilin 50 mgml lebih tidak stabil pada semua larutan infus dibandingkan dengan konsentrasi yang lebih rendah, 10 atau 20 mgml Trissel,1998. Amoksisilin memiliki dua jalur degradasi, disebut sebagai dimerisasi dan peruraian hidrolitik pada cincin β-laktam Connors,1992.

2.7 Kerangka Konsep

Dokumen yang terkait

PERBANDINGAN TINGKAT KESEMBUHAN LUKA BAKAR ANTARA PEMBERIAN MADU DAN KLINDAMISIN SECARA TOPIKAL PADA TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus)

2 16 60

PERBANDINGAN TINGKAT KESEMBUHAN LUKA BAKAR DENGAN PEMBERIAN MADU DAN PEMBERIAN GENTAMISIN TOPIKAL PADA TIKUS PUTIH (Rattus Norvegicus)

1 17 71

PERBEDAAN KECEPATAN KESEMBUHAN LUKA INSISI ANTARA OLESAN EKSTRAK ETANOLIK TEMULAWAK DAN POVIDONE IODINE PADA TIKUS PUTIH

0 3 83

PERBEDAAN KECEPATAN KESEMBUHAN LUKA INSISI ANTARA OLESAN GEL DAUN LAMTORO (Leucaena Leucocephala) DAN POVIDONE IODINE PADA TIKUS PUTIH (Rattus Norvegicus)

0 3 78

PERBEDAAN KECEPATAN KESEMBUHAN LUKA INSISI ANTARA OLESAN GEL LIDAH BUAYA (aloe vera) DAN OLESAN EKSTRAK ETANOL RIMPANG KUNYIT (curcuma longa linn) PADA TIKUS PUTIH (rattus norvegicus)

0 4 80

GAMBARAN HISTOPATOLOGI LIMPA TIKUS PUTIH (RATTUS NOVERGICUS) YANG DIBERI DEKSAMETASON DAN VITAMIN E.

1 1 14

KECEPATAN KESEMBUHAN LUKA INSISI YANG DIBERI AMOKSISILIN DAN ASAM MEFENAMAT PADA TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus).

0 2 29

PERBANDINGAN KECEPATAN KESEMBUHAN LUKA INSISI YANG DIBERI AMOKSISILIN KOMBINASI DEKSAMETASON DAN AMOKSISILIN KOMBINASI ASAM MEFENAMAT PADA TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus).

0 0 31

EFEKTIVITAS GEL PUTIH TELUR PADA LUKA INSISI TIKUS PUTIH (RATTUS NORVEGICUS) MELALUI PENGAMATAN PANJANG AREA LUKA DAN KEPADATAN DEPOSIT KOLAGEN

0 0 16

Efek Serbuk Daun Gulma Babadotan (Ageratum conyzoides L) Terhadap Kesembuhan Luka Insisi Pada Tikus Putih Jantan (Rattus norvegicus) - UWKS - Library

0 0 14