Analisis Curah Hujan dan Limpasan di Sub DAS Wainibe PT Gemma Hutani Lestari Pulau Buru Provinsi Maluku
ANALISIS CURAH HUJAN DAN LIMPASAN
DI SUB DAS WAINIBE PT GEMMA HUTANI LESTARI
PULAU BURU PROVINSI MALUKU
YUNENSIH
DEPARTEMEN MANAJEMEN HUTAN
FAKULTAS KEHUTANAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2013
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi dengan judul Analisis Curah
Hujan dan Limpasan di Sub DAS Wainibe PT Gemma Hutani Lestari Pulau Buru
Provinsi Maluku adalah karya saya sendiri dengan bimbingan dosen pembimbing
dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi mana pun.
Semua informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun
tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan
dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, Oktober 2013
Yunensih
NIM E14080078
ABSTRAK
YUNENSIH. Analisis Curah Hujan dan Limpasan di Sub DAS Wainibe PT
Gemma Hutani Lestari, Pulau Buru, Maluku. Dibimbing oleh NANA
MULYANA ARIFJAYA.
Pulau Buru merupakan pulau yang memiliki topografi perbukitan, selain itu
memiliki intensitas curah hujan yang sangat tinggi. Topografi dan curah hujan
menjadi faktor kunci dalam menentukan seberapa besar pengelolaan hutan dapat
berjalan dengan baik. Perubahan tutupan lahan akibat kegiatan pengelolaan hutan
mengakibatkan peningkatan limpasan aliran permukaan, limpasan permukaan
dihitung menggunakan metode SCS CN. Penelitian ini dilaksanakan di PT Gemma
Hutani Lestari Pulau Buru sejak bulan Agustus 2012 hingga Maret 2013. Tujuan
dari penelitian adalah menentukan sebaran curah hujan dan besarnya limpasan
permukaan akibat perubahan tutupan lahan. Besarnya curah hujan yang terjadi
pada durasi 1 hari dengan periode 1, 5, 10, 25, dan 50 tahun adalah sebesar 66.6
mm; 133.6 mm; 162.4 mm; 200.5 mm; dan 229.4 mm. Tahun 2009 kenaikan
volume limpasan sebesar 6.7% pada saat kejadian hujan sebesar 122.17 mm.
Kata kunci : limpasan, periode ulang, Pulau Buru
ABSTRACT
YUNENSIH. Rainfall and Runoff Analysis at Wainibe Sub Watershed PT
Gemma Hutani Lestari Buru Island Maluku. Supervised by NANA MULYANA
ARIFJAYA.
Buru Island is an island that has a hilly topography, with very high rainfall
intensity. Topography and rainfall are key factors determining in forest
management. Runoff increasing caused land cover calculated by SCS CN method.
Research location at PT Gemma Hutani Lestari of Buru Island. Hydrology data
use from August 2012 to that March 2013 . The purpose of this research was to
determine the distribution of rainfall and the amount of surface runoff affected by
land cover change. The amount of rainfall that occurred in the duration of 1 day
for return period of 1, 5, 10, 25, and 50 years is 66.6 mm, 133.6 mm, 162.4 mm,
200.5 mm, and 229.4 mm. The increase runoff volume of 6.7% at the time of the
incident amounted to 122.17 mm of rainfall in 2009.
Keywords: Buru Island, return period, surface runoff
ANALISIS CURAH HUJAN DAN LIMPASAN
DI SUB DAS WAINIBE PT GEMMA HUTANI LESTARI
PULAU BURU PROVINSI MALUKU
YUNENSIH
Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Kehutanan
pada
Departemen Manajemen Hutan
DEPARTEMEN MANAJEMEN HUTAN
FAKULTAS KEHUTANAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2013
Judul Skripsi : Analisis Curah Hujan dan Limpasan di Sub DAS Wainibe
PT Gerruna Hutani Lestari Pulau Buru Provinsi Maluku
: Yunensih
Nama
: E14080078
NIM
Disetujui oleh
Dr Ir Nana Mulyana Arifiaya, MSi
Dosen Pembimbing
Tanggal Lulus :
2 0 S£P
M
Judul Skripsi : Analisis Curah Hujan dan Limpasan di Sub DAS Wainibe
PT Gemma Hutani Lestari Pulau Buru Provinsi Maluku
Nama
: Yunensih
NIM
: E14080078
Disetujui oleh
Dr Ir Nana Mulyana Arifjaya, MSi
Dosen Pembimbing
Diketahui oleh
Prof Dr Ir Didik Suharjito, MS
Ketua Departemen
Tanggal Lulus :
PRAKATA
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat, hidayah, serta karunia-Nya, sehingga penulis dapat
melaksanakan dan menyelesaikan rangkaian kegiatan perkuliahan sampai dengan
terselesaikannya karya ilmiah dengan baik. Penulisan karya ilmiah ini merupakan
salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kehutanan di Fakultas
Kehutanan Institut Pertanian Bogor. Judul dari karya ilmiah adalah Analisis Curah
Hujan dan Limpasan di Sub DAS Wainibe PT Gemma Hutani Lestari Pulau Buru
Provinsi Maluku. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dalam
perencanaan pengelolaan hutan di PT Gemma Hutani Lestari.
Penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Bapak Dr Ir
Nana Mulyana Arifjaya, MSi selaku dosen pembimbing. Ucapan terima kasih tak
lupa untuk pihak perusahaan PT Gemma Hutani Lestari (PT GHL), ayahanda dan
ibunda, seluruh keluarga, keluarga besar RIMPALA FAHUTAN IPB, serta rekanrekan MNH 45 atas doa dan semangatnya.
Penulis menyadari dalam pembuatan skripsi ini jauh dari sempurna, dan
ketidaksempurnaan tersebut selayaknya menjadi tanggung jawab penulis. Untuk
itu, atas kekurangannya penulis memohon maaf. Saran dan kritik yang
membangun sangat penulis harapkan demi penyempurnaan skripsi ini sehingga
dapat digunakan sebagaimana mestinya.
Semoga skripsi ini dapat bermanfaat.
Bogor, Oktober 2013
Yunensih
1
DAFTAR ISI
PRAKATA
v
DAFTAR ISI
vi
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
vii
viii
PENDAHULUAN
1
Latar Belakang
1
Tujuan Penelitian
2
Manfaat Penelitian
2
METODE
2
Waktu dan Tempat
2
Bahan dan Alat
2
Analisis Data
2
HASIL DAN PEMBAHASAN
3
Letak dan Luas Wilayah
3
Topografi
4
Tanah
5
Iklim
5
Penutupan Lahan
6
Curah Hujan
6
Debit
9
Analisis Hidrograf
10
Analisis Limpasan Permukaan
12
KESIMPULAN DAN SARAN
13
Kesimpulan
13
Saran
13
DAFTAR PUSTAKA
13
2
DAFTAR TABEL
1 Luas setiap kelas lereng di areal DTA PT GHL Pulau Buru
4
2 Jenis tanah di areal DTA PT GHL
5
3 Penutupan lahan di areal DTA PT GHL Pulau Buru tahun 2009
6
4 Persamaan logaritmik kurva probabilitas curah hujan di PT GHL
8
5 Probabilitas curah hujan selama 4 tahun
8
6 Periode ulang curah hujan analisis berbasis DDF (Depth Duration Frekuensi) 8
7 Debit dan hujan tahun 2009, 2010 dan 2011 di areal DTA PT GHL
10
8 Hidrograf satuan tahun 2009
11
DAFTAR GAMBAR
1 Peta lokasi penelitian DTA PT GHL Pulau Buru
4
2 Peta tanah di areal DTA PT GHL
5
3 Curah hujan bulanan 2008-2011 di areal DTA PT GHL
6
4 Hari hujan di DTA PT GHL tahun 2008-2011
7
5 Kurva probabilitas di PT GHL
7
6 Analisis kurva (DDF)
9
7 Debit aliran S. Wainibe tahun 2009, 2010 dan 2011 di areal DTA PT GHL
10
8 Hidrograf satuan tahun 2009
11
9 Kenaikan Qpeak sebelum dan sesudah penebangan
12
DAFTAR LAMPIRAN
1 Nilai SCS CN setiap penggunaan lahan di DTA PT GHL
15
2 Rekapitulasi data curah hujan harian (mm) tahun 2008 di DTA PT GHL
15
3 Rekapitulasi data curah hujan harian (mm) tahun 2009 di DTA PT GHL
16
4 Rekapitulasi data curah hujan harian (mm) tahun 2010 di DTA PT GHL
17
5 Rekapitulasi data curah hujan harian (mm) tahun 2011 di DTA PT GHL
18
1
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Wilayah Kepulauan Maluku terletak pada posisi diantara 2°30' − 9° LS
sampai dengan 124° − 135° BT (Utrecht 1998). Pulau-pulau yang ada di wilayah
Maluku umumnya memiliki karakter yang berbeda. Perbedaan karakter tersebut
disebabkan oleh perbedaan geografis, fisik, iklim, sosial, budaya dan etnis serta
tahapan perkembangan ekonominya (Sitaniapessy 2002). Curah hujan merupakan
salah satu penyebab perbedaan iklim di Pulau Maluku. Salah satu pulau kecil di
Pulau Maluku yang memiliki curah hujan berbeda dengan pulau kecil lainnya
adalah Pulau Buru.
Pulau Buru terletak di koordinat antara 3°24’00” LS - 126°40’00” BT,
dengan topografi yang didominasi oleh perbukitan. PT Gemma Hutani Lestari (PT
GHL) merupakan salah satu perusahaan di Pulau Buru dibidang kehutanan.
Kegiatan yang ada di PT GHL sebagai contohnya adalah kegiatan produksi kayu
di dalam hutan dan pengangkutan kayu dari tempat penebangan hingga tempat
pengumpulan kayu. Kegiatan produksi kayu di dalam hutan dan pengangkutan
kayu dari tempat penebangan hingga tempat pengumpulan kayu dipengaruhi oleh
kondisi cuaca yang ekstrim yaitu curah hujan dan hari hujan yang tinggi. Data
curah hujan serta data distribusi hujan merupakan data yang dibutuhkan dalam
merencanakan kegiatan produksi kayu di dalam hutan. Ketersediaan data analisis
curah hujan dan data distribusi curah hujan yang belum tersedia, maka perlu
dilakukan analisis curah hujan serta analisis periode ulang curah hujan.
Curah hujan serta hari hujan yang tinggi dapat mengakibatkan terhambatnya
kegiatan pengelolaan hutan. Dampak tersebut dapat mengakibatkan terganggunya
serangkaian kegiatan produksi kayu di dalam hutan. Dampak lainya adalah sistem
peralatan kerja yang digunakan dalam kegiatan produksi akan mengalami
gangguan, sehingga dapat berakibat fatal terhadap keselamatan pekerja.
Kegiatan pengelolaan hutan dapat merubah tutupan lahan yang awalnya
hutan menjadi Logged Over Area (LOA) atau lahan bekas kegiatan penebangan.
Wilayah LOA merupakan wilayah yang kurang baik dalam penyerapan air hujan,
sehingga dapat meningkatkan nilai limpasan permukaan. Curah hujan yang tinggi
serta perubahan tutupan lahan dapat mengakibatkan peningkatan terhadap aliran
permukaan.
Besarnya pengaruh curah hujan dan perubahan tutupan lahan terhadap
peningkatan aliran permukaan maka perlu dilakukan penelitian di PT GHL.
Sudarto & Mukhlisin (2010) mengatakan bahwa perubahan tutupan lahan sendiri
akan mengakibatkan terjadinya perubahan kondisi hidrologi, yang akan
mengakibatkan terjadi banjir dan longsor jika tidak diperhatikan dalam
pengelolaannya.
2
Tujuan Penelitian
1. Menentukan pola sebaran curah hujan di areal daerah tangkapan air PT Gemma
Hutani Lestari (PT GHL)
2. Menentukan limpasan akibat kegiatan penebangan hutan di areal daerah
tangkapan air Sub DAS Wainibe Pulau Buru
Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini diharapkan dapat menambah informasi mengenai
peningkatan limpasan permukaan akibat dari curah hujan dan perubahan tutupan
lahan, sehingga dapat dijadikan masukan dalam merencanakan penggunaan lahan
yang lebih baik di masa yang akan datang di PT Gemma Hutani Lestari (PT
GHL).
METODE
Waktu dan Tempat
Data diperoleh dari alat yang ada di Stasiun Pengamatan Aliran Sungai
(SPAS) PT GHL Pulau Buru dari tahun 2008 sampai dengan 2011. Penelitian
dilaksanakan pada bulan Agustus 2012 sampai dengan bulan Maret 2013.
Pengumpulan data berupa data primer dan sekunder yaitu data iklim dan peta.
Bahan dan Alat
Data yang digunakan terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer
berupa data iklim dan data tinggi muka air (TMA) yang diperoleh dari
pengukuran alat di SPAS PT GHL Pulau Buru dari tahun 2008-2011. Data
sekunder berupa peta batas sub DAS, peta penggunaan lahan 2009 dan peta tanah.
Alat utama yang digunakan pada penelitian ini adalah Logger SPAS, Arc GIS 9.3,
dan beberapa aplikasi Microsoft Office 2007.
Analisis Data
Analisis Curah Hujan dan Peluang Curah Hujan
Analisis data curah hujan dilakukan dengan melakukan tabulasi curah hujan
bulanan rata-rata, menganalisis sebaran bulan basah dan bulan kering setiap tahun.
Perkiraan besarnya hujan merupakan salah satu hasil akhir yang diharapkan dalam
analisis hidrologi (Sri Harto 1993). Analisis peluang curah hujan dilakukan
dengan mengelompokkan semua data kejadian hujan per setengah jam yang
terjadi di PT Gemma Hutani Lestari, selanjutnya dilakukan pengelompokkan
3
3
durasi curah hujan selama 1 hari, 2 hari dan 3 hari. Periode ulang (T) kejadian
hujan masing-masing kelompok dengan persamaan:
1
= p …………………………………………….………………………….(1)
Keterangan :
T = Periode ulang (tahun)
P = Peluang
Analisis Hidrograf
Hidrograf adalah grafik yang menggambarkan hubungan antara unsur-unsur
aliran dengan waktu. Hidrograf satuan digunakan dalam menganalisis pemisahan
aliran antara aliran limpasan, baseflow dan curah hujan yang terjadi.
Analisis Pendugaan Limpasan
Pendugaan besarnya limpasan yang terjadi dihitung dengan menggunakan
metode Soil Conservation Service-Curve Number (SCS CN). Persamaan yang
digunakan dalam menentukan volume debit yaitu sebagai berikut:
=
( −0,2 )²
+0,8
……………………………..……….…………………………(2)
Keterangan:
Q : Limpasan permukaan (mm)
P : Curah hujan (mm)
S : Retensi (mm)
=
25400
��
− 254 …………………………………….……………………….(3)
Keterangan :
CN : Nilai koefisien untuk setiap tutupan lahan.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Letak dan Luas Wilayah
Luas daerah tangkapan air (DTA) di PT GHL (Gambar 1) yaitu 32353.1 ha,
di dalamnya terdapat Danau Rana dengan luas sekitar 1154.2 ha. Lokasi SPAS
daerah tangkapan air (DTA) S. Wainibe berada pada koordinat 3°14'52.95" LS,
126°37'48.85" BT dan elevasi 347 m dpl yang berada dalam wilayah konsesi
PT Gemma Hutani Lestari (PT GHL) di Pulau Buru, Provinsi Maluku.
4
Gambar 1
Peta lokasi penelitian DTA PT GHL Pulau Buru
Topografi
Keadaan topografi daerah tangkapan air (DTA) di PT GHL didominasi oleh
daerah yang berbukit. Kelas lereng E (sangat curam) memiliki luasan yang
terbesar, yaitu 40.2% dari total luasan daerah tangkapan air. Luas kelerengan yang
sangat curam dapat menyebabkan terjadinya longsor serta erosi, sehingga
kawasan tersebut masuk ke dalam wilayah hutan lindung. Berdasarkan kelas
lereng maka luasan wilayah produksi akan lebih sedikit. Luas setiap kelas lereng
dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1
Kelas
lereng
A
B
C
D
E
Total
Luas setiap kelas lereng di areal DTA PT GHL Pulau Buru
Kemiringan
0%-8%
8%-15%
15%-25%
25%-40%
> 40%
Keterangan : Hasil analisis spasial
Luas
ha
2972.2
3296.7
5047.3
8034.8
13002.0
32353.1
%
9.2
10.2
15.6
24.8
40.2
100
Keterangan
Datar
Landai
Bergelombang
Curam
Sangat curam
5
5
Tanah
Jenis tanah berdasarkan peta tanah yang diperoleh dari Puslitanak (2000)
dengan skala 1:1000000 termasuk ke dalam ordo inceptisols. Ordo inceptisols
terdiri dari sub grup Eutrudepts endoaquepts dan Dystrudepts hapludults (Gambar
2). Pada Tabel 2 jenis Dystrudepts hapludults memiliki luasan yang paling
dominan dibandingkan dengan jenis Eutrudepts endoaquepts yaitu 80% dari total
luasan. Sub grup ini memiliki sifat tanah yang bervariasi sesuai dengan bahan
induknya, selain itu sub grup ini tergolong jenis tanah yang masih muda serta
tekstur lebih halus dari pasir berlempung, sangat masam sampai netral.
Penampang tanah dangkal dan berbatu terutama di pegunungan atau perbukitan
berlereng curam.
Tabel 2
Jenis tanah di areal DTA PT GHL
Luas
Jenis Tanah
Eutrudepts endoaquepts
Dystrudepts hapludults
Total
ha
6315
26037
32353
%
19.5
80.5
100
Keterangan : Hasil analisis spasial
Gambar 2
Peta tanah di areal DTA PT GHL
Iklim
Iklim di PT GHL memiliki suhu rata-rata 23.9°, dengan kelembapan 84.2%.
tipe iklim berdasarkan klasifikasi Koppen, klasifikasi iklim di daerah tangkapan
air PT GHL yaitu tipe Am. Tipe iklim Am dijumpai pada daerah-daerah yang
6
mempunyai curah hujan (CH) tahunan >2,000 mm dan hanya terdapat satu atau
dua bulan kering (CH 6 jam) berpotensi terjadinya longsor.
Kondisi ekstrim ini akan mempengaruhi sistem hidrologi, yang berakibat pada
peningkatan debit aliran sehingga akan menyebabkan kejadian bencana yang tidak
diinginkan seperti longsor dan banjir.
Debit
Debit merupakan salah satu keluaran dari kejadian curah hujan. Data yang
digunakan dalam analisis debit air merupakan data tinggi muka air (TMA)
dimulai tanggal 1 Januari 2008 sampai dengan 31 Desember 2011. Debit yang
dianalisis merupakan debit pada bulan mei pada tahun 2009, 2010 dan 2011.
Kejadian debit tertinggi terjadi pada saat terjadinya hujan. Debit tertinggi yang
terjadi pada tahun 2009, 2010 dan 2011 (Tabel 7) adalah sebesar 463 m3/s, 466
m3/s dan 454 m3/s. Debit tertinggi tidak hanya ditemukan pada saat kejadian
hujan, akan tetapi ketika tidak terjadi hujan pun debit meningkat, hal ini dapat
disebabkan terjadi hujan di daerah hulu.
Besarnya debit yang >400 m3/s dapat dimanfaatkan sebagai pembangkit
tenaga listrik mikro. Pembangkit listrik tenaga air adalah suatu bentuk perubahan
tenaga dari tenaga air dengan ketinggian dan debit tertentu menjadi tenaga listrik
(Subekti 2010). Debit aliran sungai yang tinggi ini dapat dimanfaatkan sebagai
sumber energi untuk tenaga listrik. Kemampuan pengukuran hujan-debit aliran
sangat diperlukan untuk mengetahui potensi sumberdaya air di wilayah suatu
DAS (Affandy et al. 2011). Total hujan pada tahun 2009 sebesar 276 mm yang
10
menjadi aliran limpasan permukaan adalah 5%. Tahun 2010 dan 2011 aliran
limpasan permukaan dari total hujan yang terjadi adalah 6%.
700
Debit (m3/s)
40
500
400
60
300
80
Curah hujan (mm)
20
600
200
100
40
500
400
60
300
80
200
120
0
20
600
40
500
400
60
300
80
200
100
100
120
0
100
120
5/26/2009
5/21/2009
5/16/2009
5/11/2009
5/6/2009
5/1/2009
5/26/2011
5/21/2011
5/16/2011
5/11/2011
5/6/2011
5/1/2011
100
0
700
20
600
100
800
5/31/2010
5/26/2010
5/21/2010
5/16/2010
5/11/2010
5/6/2010
5/1/2010
0
0
2010
2009
Curah hujan (mm)
700
800
Curah hujan (mm)
Debit (m3/s)
0
Debit (m3/s)
800
2011
Gambar 7 Debit aliran S. Wainibe tahun 2009, 2010 dan 2011 di areal DTA PT GHL
Tabel 7
Debit dan hujan tahun 2009, 2010 dan 2011 di areal DTA PT GHL
2009
2010
Tanggal
Debit
(m3/s)
5/1/2009
5/4/2009
5/6/2009
5/9/2009
5/10/2009
5/11/2009
5/12/2009
5/15/2009
5/16/2009
5/17/2009
5/24/2009
5/25/2009
5/26/2009
5/27/2009
5/28/2009
5/29/2009
18.38
72.02
48.06
63.78
255.58
296.91
125.99
463.25
120.56
262.60
286.31
318.75
144.73
187.69
66.64
20.88
Debit
maksimum
463.25
466.69
454.82
Debit
minimum
18.38
178.94
8.74
Rata-rata
172.01
313.60
194.72
Curah Hujan
(mm)
Keterangan : Hasil analisis
34.54
3.05
0.25
14.48
15.24
11.94
11.94
8.89
14.22
0.25
15.49
4.83
11.68
3.30
72.90
53.85
Tanggal
2011
5/1/2010
5/7/2010
5/8/2010
5/9/2010
5/11/2010
5/17/2010
5/19/2010
5/20/2010
5/21/2010
5/22/2010
5/23/2010
5/24/2010
5/25/2010
5/26/2010
5/28/2010
5/29/2010
5/30/2010
5/31/2010
Debit
(m3/s)
178.94
315.56
235.93
343.25
330.55
256.24
466.69
444.19
426.21
360.71
362.50
304.58
356.37
285.11
370.83
187.41
218.61
201.04
Curah Hujan
(mm)
31.50
18.29
28.70
31.75
53.09
7.37
32.51
1.27
31.50
0.76
67.56
0.25
30.48
0.00
65.02
15.24
34.80
60.96
Tanggal
Debit
(m3/s)
5/1/2011
5/4/2011
5/5/2011
5/6/2011
5/7/2011
5/8/2011
5/9/2011
5/11/2011
5/12/2011
5/13/2011
5/14/2011
5/15/2011
5/16/2011
5/17/2011
5/18/2011
5/19/2011
5/20/2011
5/21/2011
5/22/2011
5/23/2011
5/24/2011
5/25/2011
5/26/2011
240.69
339.03
308.42
276.23
268.83
217.75
238.97
184.38
258.48
454.82
375.13
313.99
132.76
98.35
121.58
39.76
84.42
61.54
179.27
152.83
39.35
8.74
83.10
Curah
Hujan
(mm)
31.50
0.00
5.59
17.27
18.29
28.70
31.75
53.09
0.00
16.00
12.19
0.00
2.54
7.37
3.30
32.51
1.27
31.50
0.76
67.56
0.25
30.48
0.00
11
11
Analisis Hidrograf
Respon debit harian terhadap curah hujan dapat diketahui melalui analisis
hidrograf. Analisis hidrograf dilakukan pada beberapa kejadian hujan yang efektif
pada setiap tahunnya. Analisis data curah hujan dan debit yang digunakan dalam
menganalisis hidrograf satuan adalah data tahun 2008 sampai dengan tahun 2011.
Sebagai contoh hidrograf data yang ditampilkan adalah tahun 2009. Respon curah
hujan terhadap debit aliran sungai sangat cepat, dibuktikan dengan debit puncak
sebesar 483.05 m3/s terjadi ketika curah hujan yang paling tinggi sebesar 36.58
mm dapat terlihat pada Gambar 8.
Hidrogaf selain untuk mengetahui respon debit aliran sungai terhadap curah
hujan juga dibuat sebagai acuan untuk mengetahui nilai koefisien limpasan.
Koefisien limpasan adalah perbandingan antara tebal DRO dengan jumlah curah
hujan. Angka koefisien limpasan berkisar antara 0 hingga 1, nilai 1 menyatakan
semua air hujan mengalir sebagai limpasan dan nilai 0 menyatakan semua air
hujan dapat diinfiltrasikan ke dalam tanah (Asdak 2001). Tahun 2009 koefisien
limpasan sebesar 4% terjadi akibat hujan 75.95 mm selama 3 jam (Tabel 8).
Faktor utama yang mempengaruhi nilai koefisien limpasan adalah laju infiltrasi,
tanaman penutup tanah dan intensitas hujan (Arsyad 2006).
550
Debit (m3/s)
50
400
100
250
100
Curah Hujan (mm)
0
150
0
Tanggal
1
2
3
0.5 jam
4
5
Gambar 8
Hidrograf satuan tahun 2009
Tabel 8
Hidrograf satuan tahun 2009
Jam
12/2/2009 02:24:28
12/7/2009 16:54:28
12/7/2009 17:24:28
12/7/2009 17:54:28
12/7/2009 18:24:28
Total
Tebal DRO (cm)
Koefisien Limpasan
Curah Hujan
(mm)
0.25
36.58
34.80
3.30
1.02
75.95
Keterangan : Hasil analisis
Keterangan
BF : base flow (aliran dasar)
DRO : direct runoff (debit limpasan)
Q (m3/s)
227.31
483.05
483.05
253.38
188.74
1635.52
BF (m3/s)
227.31
217.67
208.03
198.38
188.74
33.14
0.04
6
DRO (m3/s)
0.00
265.38
275.02
54.99
0.00
Unit
Hidrograf
0.00
291.47
302.06
60.40
0.00
12
Analisis Limpasan Permukaan
Perubahan tutupan lahan akibat kegiatan pembukaan wilayah hutan (PWH)
menyebabkan peningkatan terhadap aliran limpasan. Kegiatan PWH yang paling
mempengaruhi kenaikan limpasan adalah pembuatan jalan untuk pengangkutan
kayu. Jenis erosi yang dapat terjadi di jalan untuk pengangkutan kayu yaitu
berupa erosi parit.
Hasil analisis dengan menggunakan metode SCS CN menunjukan aliran
limpasan meningkat akibat perubahan tutupan lahan hutan menjadi Logged Over
Area (LOA). Tahun 2009 kenaikan limpasan dan debit puncak sebesar 6.7 % pada
saat kejadian hujan sebesar 122.17 mm, curah hujan yang telah diperkirakan
dalam jangka 5, 10, 5 dan 50 tahun digunakan dalam menganalisis limpasan serta
debit puncak pada tahun tersebut. Besarmya kenaikan limpasan dan debit puncak
pada peluang curah hujan pada periode 5, 10, 25 dan 50 tahun sebesar 7.5%,
6.3%, 5.1%, serta 4.1% (Gambar 9).
Perencanaan penanaman kembali setelah kegiatan penebangan dapat
memperkecil peningkatan aliran limpasan serta debit puncak. Braver (1959)
dalam Herawatingsih (2001) mengatakan selain memperlambat aliran permukaan
tanah yang ditutupi, tanaman juga akan mencegah pengumpulan air secara cepat
dan mengurangi daya perusak air tersebut sehingga jika kecepatan aliran
permukaan berkurang, maka infiltrasi akan bertambah.
Q peak (m3/s) Juta
40
30
20
10
0
2009
5
Periode ulang (tahun)
Gambar 9
10
Sebelum penebangan
25
50
Setelah penebangan
Kenaikan Qpeak sebelum dan sesudah penebangan
Curah hujan semakin tinggi akan mengakibatkan aliran limpasan yang
meningkat, hal ini disebabkan kegiatan penebangan yang akan mengurangi/
menghilangkan penutupan oleh tajuk pohon hutan, sehingga akan berakibat pada
air hujan yang jatuh langsung ke permukaan tanah dan sebagian akan menjadi
aliran limpasan (Pudjiharta 2008). Curah hujan yang tinggi tidak selalu
meningkatkan aliran limpasan dan debit puncak, akan tetapi aliran limpasan dan
debit puncak terjadi akibat penutupan tanah yang berubah menjadi lahan kosong,
sehingga ketika terjadi hujan tinggi, air hujan langsung ke permukaan tanah.
13
13
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Curah hujan pada area DTA PT. GHL memiliki rata-rata curah hujan
tahunan 3921 mm, dengan rata-rata hari hujan tahunan 225 hari. Pola sebaran
hujan pada peluang kejadian hujan 5 tahun curah hujan sebesar 133.06 mm,
sedangkan pada peluang kejadian hujan 50 tahun curah hujan yang akan terjadi 1
hari yaitu sebesar 229.4 mm/ hari.
Koefisien limpasan harian pada tahun 2009 ketika terjadi hujan sebesar
75.95 mm adalah 4 %. Koefisien limpasan bulanan pada bulan Mei untuk tahun
2009, 2010 dan 2011 sebesar 5%, 6% dan 6% ketika curah hujan 276 mm, 313
mm dan 391 mm. Limpasan permukaan akibat penebangan pohon pada tahun
2009 berdasarkan metode SCS meningkat sebesar 6.7% atau 1054235.2 m3.
Saran
Lebih berhati-hati dalam kegiatan penebangan dan pengangkutan kayu
karena kondisi curah hujan yang tinggi serta topografi yang didominasi oleh
perbukitan. Rata-rata debit bulanan 150-300 m3/s dapat dimanfaatkan sebagai
sumber energi untuk tenaga listrik berupa pembangkit listrik tenaga mikrohidro.
DAFTAR PUSTAKA
Affandy NA, Anwar N. 2011. Pemodelan Hujan-Debit menggunakan Model
HEC-HMS di DAS Sampean Baru. Jurnal Tanah Lingk. 7 (1) : 1-2.
Arsyad S. 2006. Konservasi Tanah dan Air. Bogor (ID) : IPB Pr.
. 2010. Konservasi Tanah dan Air. Bogor (ID) : IPB Pr.
Asdak C. 2001. Hidrologi dan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai. Yogyakarta
(ID) : UGM Pr.
Hasnawir. 2012. Intensitas Curah Hujan memicu Tanah Longsor dangkal di
Sulawesi Selatan. J Man Hut Trop. 1 (1) : 62-73
Herawatiningsih R. 2001. Pengaruh tegakan Acacia mangium dan Eucalyptus
pelita terhadap beberapa sifa hidrologi areal Hutan Tanaman Industri di
Kecamatan Mukok Kabupaten Sanggau Kalimantan Barat [tesis]. Bogor
(ID) : Institut Pertanian Bogor.
Mayangsari H. 2012. Simulasi longsor yang dipengaruhi curah hujan
menggunakan model TRGRS (Studi kasus Kecamatan Cibadak, Kabupaten
Sukabumi) [skripsi]. Bandung (ID) : ITB.
Pudjiharta A, Pramono IB. 1989. Pengaruh hutan alam terhadap unsur iklim mikro
di Yanlapa Jawa Barat. J Man Hut Trop. 519 : 1-10.
Pudjiharta A. 2008. Pengaruh pengelolaan hutan pada hidrologi. J Man Hut Trop.
5 (2): 141-150.
[Kementan] Kementrian Pertanaian. 2000. Legenda Tanah Eksplorasi Skala
1:1000000. Jakarta (ID) : Kementrian Pertanian Pusat Penelitian Tanah dan
Agroklimat.
14
Rauf A, Pawitan H, June T, Kusmana C, dan Gravenhorst G. 2008. Intersepsi
hujan dengan pengaruhnya terhadap pemindahan energi dan massa pada
hutan tropika basah Studi kasus TN Lore Lindu. J Man Hut Trop. 15 (3) :
166-174
Seyhan E. 1990. Dasar-Dasar Hidrologi. Yogyakarta (ID) : UGM Pr.
Sitaniapessy PM. 2002. Problema lingkungan pulau kecil di Maluku. J Tanah
Lingk. 1(2): 79-82.
Sri Harto. 1993. Analisis Hidrologi. Jakarta (ID) : Gramedia
Subekti AR. 2010. Survey potensi pembangkit listrik tenaga mikrohidro di Kuta
Malaka Kabupaten Aceh Besar Provinsi NAD. J Mechatronis. 1(1) : 2
Sudjarwadi. 1987. Teknik Sumber Daya Air. Yogyakarta : UGM Pr.
Sudarto, Mukhlisin M. 2010. Pengaruh perubahan tata guna lahan terhadap
peningkatan aliran permukaan studi Kasus di DAS Gatak, Surakarta. J Man
Hut Trop. 11(1) : 29-40.
Utrecht LSEM. 1998. Atlas Maluku. Landelijk Steunpunt Educatie Molukkers
(LSEM) (NL) : DSA Ambon.
15
15
Lampiran 1 Nilai SCS CN setiap penggunaan lahan di DTA PT GHL
No
1
2
3
4
5
Kelompok Hidrologi tanah
A
B
C
36
60
73
45
69
77
44
65
76.5
62
73
81
92
92
92
Penggunaan tanah / Kondisi
hidrologi
Hutan primer
Loged over area (LOA)
Savana
Semak belukar
Danau / air
D
79
83
82
84
92
Lampiran 2 Rekapitulasi data curah hujan harian (mm) tahun 2008 di DTA
PT GHL
B u l a n (mm)
Tanggal
Jan.
Peb.
Mar.
Apr.
Mei
Jun.
Jul.
Agt.
Sep.
Okt.
Nop.
Des.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
Jumlah
CH
11.18
0.25
1.52
4.57
0.76
12.19
107.70
0.00
0.51
0.25
13.46
0.25
0.00
5.84
0.00
0.00
25.40
0.25
0.00
0.00
15.24
0.00
0.00
11.43
23.11
8.38
67.82
19.81
10.41
39.62
46.23
36.58
8.13
2.54
7.11
1.78
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.51
2.03
0.25
7.11
20.07
0.00
0.51
5.08
0.25
6.86
8.64
0.00
11.94
9.40
0.00
0.00
13.97
2.29
0.00
0.00
51.05
18.80
11.68
0.00
24.38
1.52
5.59
0.00
6.10
31.75
3.81
53.59
13.46
0.51
0.00
0.00
5.59
5.59
5.59
6.86
62.23
34.54
42.42
5.84
35.31
4.06
24.89
29.21
0.00
0.00
0.00
51.05
0.00
30.48
0.00
24.38
1.52
5.59
0.00
6.10
31.75
3.81
53.59
13.46
0.51
0.00
0.00
5.59
5.59
5.59
6.86
62.23
34.54
42.42
5.84
35.31
4.06
24.89
29.21
0.00
0.00
7.87
53.85
14.73
50.55
4.83
0.25
2.79
3.81
53.59
13.46
0.51
0.00
5.59
5.59
5.59
6.86
62.23
34.54
42.42
5.84
35.31
4.06
24.89
29.21
0.00
0.00
0.00
10.92
0.76
0.00
0.25
2.29
1.52
1.02
21.59
6.60
8.89
1.27
0.25
4.57
17.02
0.25
64.77
10.67
0.25
0.00
28.70
7.87
0.00
0.76
7.62
4.06
13.21
25.91
7.62
45.21
2.79
77.22
8.89
3.30
0.00
18.80
12.19
5.84
0.51
57.40
0.00
0.51
1.02
2.03
2.54
21.84
3.81
8.13
30.48
15.75
23.11
16.51
15.49
17.78
53.85
0.25
27.18
14.99
5.84
18.03
0.00
3.05
1.27
5.84
0.76
384.8
1
2.79
7.62
24.64
18.54
16.00
45.97
2.29
0.25
0.00
3.30
0.00
0.00
0.00
19.56
26.67
0.25
13.46
10.67
24.64
0.25
0.00
0.00
18.03
0.00
40.89
23.88
0.00
0.00
0.00
34.04
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
10.16
0.00
12.95
0.51
46.74
114.81
8.89
7.87
16.26
0.00
0.00
0.51
1.02
14.99
24.64
9.65
43.43
32.26
12.70
0.25
0.00
12.70
27.94
64.01
33.78
8.64
44.20
58.67
0.00
0.00
59.18
9.65
46.74
26.16
1.78
0.00
1.52
0.00
11.18
13.72
0.51
0.00
0.00
40.39
374.4
0
33.53
0.00
0.00
19.05
2.29
17.02
0.00
3.30
18.80
11.18
6.86
33.78
10.16
0.51
0.00
0.00
2.54
0.00
11.68
34.80
30.73
9.14
11.94
0.25
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
257.5
6
333.7
6
234.70
583.6
9
67.31
0.51
40.89
0.00
9.91
0.00
0.00
1.78
0.00
0.00
3.81
7.11
24.89
18.54
11.94
0.00
2.03
0.00
4.06
3.05
0.00
0.00
0.00
8.64
50.55
62.99
75.95
0.51
0.00
0.00
0.00
394.4
6
Hari hujan
19.00
17.00
24.00
23.00
24.00
24.00
17.00
27.00
17.00
11.00
22.00
18.00
Rata-rata
13.75
5.00
15.63
16.70
16.00
12.48
8.31
12.41
11.13
16.76
19.46
12.72
Hujan
107.70
maksimum
36.58
62.23
62.23
62.23
77.22
34.80
57.40
45.97
114.81
64.01
75.95
426.21 145.03 484.38 484.38 480.06
16
Lampiran 3 Rekapitulasi data curah hujan harian (mm) tahun 2009 di DTA
PT GHL
B u l a n (mm)
Tanggal
Jan.
Peb.
Mar.
Apr.
Mei
Jun.
32.77
34.54
1.27
Jul.
Agt.
Sep.
Okt.
Nop.
Des.
0.00
0.00
8.13
0.00
0.00
60.96
1
4.57
19.30
44.70
2
1.27
0.00
22.61
7.62
20.83
5.84
0.00
0.00
6.35
0.00
1.27
0.25
3
1.02
1.02
6.35
10.16
34.29
3.56
19.56
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
4
0.00
1.52
0.25
26.92
3.05
0.00
0.25
0.00
0.00
56.64
0.00
0.00
5
0.00
0.00
0.00
44.45
0.00
14.22
11.18
0.00
3.30
55.12
0.00
0.00
6
0.00
4.06
4.06
11.94
0.25
0.00
23.11
0.00
0.00
0.00
6.86
0.00
7
0.00
0.25
18.29
11.43
0.00
0.00
0.51
0.00
0.00
0.00
0.00
77.22
8
15.24
5.84
54.10
6.35
0.25
28.96
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
44.70
9
3.81
0.00
1.78
0.76
14.48
0.25
0.00
0.00
0.00
0.00
3.56
1.02
10
0.00
0.00
4.83
0.00
15.24
10.41
1.27
0.00
0.00
0.00
0.00
2.03
11
0.00
0.00
46.23
3.30
11.94
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
1.27
0.00
12
1.78
0.00
38.61
0.00
11.94
0.00
0.76
0.00
0.00
3.05
24.89
0.00
13
34.29
32.26
16.51
9.14
24.13
0.00
0.00
0.00
11.43
0.25
17.78
27.69
14
0.00
4.83
1.78
3.81
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
15
2.29
34.29
0.00
1.52
8.89
0.00
0.00
5.33
0.00
0.00
6.60
0.00
16
17.27
0.76
0.00
0.00
14.22
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
17.27
0.00
17
1.78
0.00
0.25
12.45
0.25
0.25
0.51
0.00
0.00
0.00
4.57
0.00
18
2.79
2.03
44.20
20.83
8.13
0.76
16.00
11.68
0.00
0.00
0.00
17.78
19
0.25
22.10
10.16
18.54
11.43
0.76
0.25
0.00
0.00
9.14
0.00
12.70
20
17.27
6.10
0.00
0.51
7.37
0.00
41.15
0.00
7.37
12.45
0.00
6.35
21
1.52
0.76
0.00
1.02
4.32
0.00
7.87
0.00
9.40
13.46
0.00
12.45
22
1.78
34.04
0.00
30.73
0.00
0.25
19.05
0.00
0.00
19.81
0.00
2.79
23
0.00
19.81
1.78
0.00
0.00
0.00
67.31
0.00
0.00
0.00
34.80
12.70
24
2.03
37.08
5.84
6.35
15.49
0.00
32.26
21.34
0.00
0.00
0.00
3.30
25
14.48
0.25
0.00
15.49
4.83
35.56
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
10.67
26
16.00
38.35
0.00
50.29
11.68
36.32
0.00
0.25
0.00
0.00
0.00
11.68
27
14.22
1.52
0.00
11.94
3.30
0.51
0.00
2.79
0.00
0.00
11.68
9.91
28
2.03
3.56
5.59
19.81
72.90
0.00
0.00
12.19
0.00
0.00
4.83
0.00
29
2.03
8.64
0.25
53.85
0.00
0.00
12.19
0.00
0.00
25.91
0.00
30
0.00
7.62
23.37
0.00
0.00
0.00
6.60
0.00
0.00
0.25
0.00
31
22.35
5.59
0.00
5.33
Jumlah CH
180.09
269.75
349.76
381.76
450.34
138.94
241.05
77.72
45.97
169.93
161.54
314.20
Hari hujan
21.00
19.00
20.00
25.00
22.00
11.00
13.00
8.00
6.00
7.00
13.00
16.00
Rata-rata
5.81
9.63
11.28
12.73
14.53
4.63
7.78
2.51
1.53
5.48
5.38
10.14
Hujan
maksimal
34.29
38.35
54.10
50.29
72.90
36.32
67.31
21.34
11.43
56.64
34.80
77.22
62.74
0.00
0.00
17
17
Lampiran 4
Rekapitulasi data curah hujan harian (mm) tahun 2010 di DTA
PT GHL
B u l a n (mm)
Tanggal
Jan.
Peb.
Mar.
Apr.
Mei
Jun.
Jul.
Agt.
Sep.
Okt.
Nop.
Des.
1
1.02
0.00
0.00
3.81
31.50
17.78
6.35
27.18
37.34
22.61
16.76
0.00
2
0.51
9.91
3.56
0.00
0.00
3.56
4.32
37.59
0.00
0.00
0.00
3.81
3
0.00
0.00
0.00
10.41
2.29
0.51
3.81
39.62
19.56
1.78
0.00
9.65
4
0.76
0.00
0.00
12.70
0.00
0.00
3.56
37.34
12.70
4.32
38.10
0.51
5
0.00
5.08
0.00
0.00
5.59
0.00
6.86
39.12
21.08
7.87
54.86
15.49
6
22.61
28.45
5.33
12.45
17.27
3.05
5.33
0.00
0.51
26.92
130.05
57.40
7
2.54
7.37
44.20
26.92
18.29
0.00
38.61
12.45
37.85
28.45
0.51
0.00
8
0.25
4.06
23.11
42.16
28.70
74.93
24.89
39.12
1.78
56.64
1.78
31.75
9
0.76
0.00
4.57
3.05
31.75
0.00
26.67
31.50
39.88
12.45
0.51
10.92
10
24.38
0.00
4.83
2.79
0.00
15.49
23.11
6.35
74.93
25.65
0.00
7.11
11
0.76
0.00
2.79
2.29
53.09
0.76
5.59
4.83
10.16
1.02
0.00
0.00
12
15.24
0.00
37.34
54.86
0.00
12.70
3.81
12.45
0.25
0.25
42.67
5.08
13
14.73
0.00
37.34
42.93
16.00
25.91
4.57
4.83
0.00
0.00
0.25
0.00
14
1.78
2.54
6.10
7.37
12.19
31.50
2.29
0.00
8.64
8.38
0.25
1.78
15
0.00
19.05
37.85
33.78
0.00
21.59
16.26
0.00
1.02
20.83
25.15
7.37
16
0.00
2.03
26.92
21.08
2.54
55.88
3.05
33.78
18.29
49.28
4.83
0.76
17
5.08
0.76
47.75
0.00
7.37
30.99
2.79
0.00
28.96
19.56
40.13
6.86
18
11.18
21.34
52.07
3.30
3.30
49.78
2.03
5.08
20.07
42.67
9.40
26.16
19
7.62
26.16
32.26
0.00
32.51
36.58
4.83
6.10
2.29
42.42
17.53
5.84
20
10.16
0.00
7.37
6.60
1.27
25.91
6.60
45.72
17.02
2.29
7.62
39.62
21
0.00
2.29
23.37
0.76
31.50
18.54
24.13
24.38
11.94
0.00
30.99
5.84
22
0.51
0.00
44.70
21.59
0.76
30.73
0.51
0.25
0.25
0.00
6.86
39.62
23
8.13
0.00
76.71
2.54
67.56
28.19
6.86
16.26
16.00
11.43
5.84
0.00
24
0.25
0.00
11.18
12.70
0.25
33.27
0.76
2.79
0.00
55.88
9.91
2.03
25
0.00
0.00
0.51
26.67
30.48
19.81
1.02
0.25
4.06
8.13
28.96
5.59
26
2.29
0.00
1.02
5.08
0.00
28.19
0.00
4.32
5.84
16.76
1.27
26.42
27
0.00
0.00
0.76
0.00
14.73
64.01
1.27
82.80
0.76
2.03
27.94
0.76
28
2.03
0.00
0.76
0.51
65.02
29.72
1.02
10.92
11.94
6.60
0.00
0.00
29
0.25
0.00
0.76
15.24
29.21
6.60
12.19
23.88
1.78
3.05
6.60
30
13.46
0.00
33.53
34.80
10.67
30.73
7.11
0.25
2.03
25.65
19.05
31
0.25
0.51
8.64
23.62
Jumlah
CH
146.56 129.03
60.96
3.30
18.29
532.89
390.65
584.96
699.26
276.86
567.94
427.23
481.33
530.86
354.33
Hari hujan
20.00
12.00
25.00
25.00
24.00
26.00
30.00
25.00
24.00
26.00
23.00
25.00
Rata-rata
4.73
4.61
17.19
13.02
18.87
23.31
8.93
18.32
14.24
15.53
17.70
11.43
Hujan
maksimal
24.38
28.45
76.71
54.86
67.56
74.93
38.61
82.80
74.93
56.64
130.05
57.40
18
Lampiran 5
Rekapitulasi data curah hujan harian (mm) tahun 2011 di DTA
PT GHL
B u l a n (mm)
Tanggal
Jan.
Peb.
Mar.
Apr.
Mei
1
0.00
44.45
3.05
0.25
38.86
2
0.00
13.46
0.51
0.25
3
0.00
52.32
1.78
4
0.00
17.78
5
0.00
17.53
6
0.00
7
Jun.
Jul.
Agt.
Sep.
Okt.
Nop.
Des.
0.00
3.81
6.60
0.00
0.25
37.59
8.89
0.00
0.00
0.00
0.25
19.30
33.02
78.49
12.95
0.00
9.91
0.25
0.00
0.00
0.00
0.00
1.78
33.27
0.25
0.25
0.25
0.76
0.00
0.51
0.00
0.00
0.25
5.59
0.00
6.10
0.00
1.52
0.00
0.00
0.00
0.00
8.13
6.60
0.25
0.25
1.78
1.02
0.00
7.62
0.00
16.00
9.65
24.13
0.00
0.00
46.48
0.00
2.29
6.35
7.62
1.78
0.00
24.13
14.99
0.00
1.02
8
0.00
12.95
0.00
34.80
9.65
0.25
0.00
0.00
3.05
0.00
46.74
43.94
9
0.00
3.56
0.00
1.27
25.40
0.00
0.51
0.00
27.43
7.11
0.00
17.27
10
0.00
0.25
0.00
1.27
24.64
34.29
0.00
0.00
1.02
0.00
3.56
0.25
11
0.00
23.37
0.00
2.29
39.12
3.56
0.00
0.00
0.00
0.00
0.25
0.00
12
0.00
0.00
6.60
0.00
2.29
2.79
0.00
0.00
0.00
0.00
0.25
0.00
13
0.00
9.14
18.03
8.89
1.02
1.52
20.57
0.00
4.32
0.00
0.00
0.00
14
0.00
0.00
25.65
0.00
14.99
0.00
9.65
27.69
0.25
53.59
0.00
0.00
15
0.00
1.78
49.28
47.75
17.02
0.00
0.76
1.02
0.76
22.61
0.00
12.70
16
0.00
7.37
16.26
2.29
36.32
0.00
0.00
0.00
1.52
0.25
0.00
25.15
17
0.00
31.24
2.03
8.38
28.19
0.00
0.25
0.00
17.53
3.05
0.00
58.42
18
0.00
0.51
26.42
60.71
0.25
0.00
0.00
0.00
9.14
0.00
15.24
0.00
19
0.00
0.00
0.51
79.25
0.25
0.00
11.94
0.00
0.00
14.73
0.00
0.00
20
0.00
19.30
0.00
9.40
36.32
19.05
12.19
0.00
4.83
0.00
4.83
0.00
21
0.00
45.72
3.05
16.00
1.02
3.56
3.81
0.00
18.03
0.25
0.25
0.00
22
0.00
45.21
5.33
56.13
15.75
0.51
0.00
0.00
0.00
20.57
2.54
3.05
23
0.00
1.27
22.61
45.21
14.73
6.10
0.00
0.00
0.00
79.25
3.56
57.91
24
0.00
0.00
0.25
1.02
16.00
52.07
0.00
0.00
0.00
1.27
49.53
0.51
25
0.00
0.00
0.51
15.75
1.27
1.52
0.00
0.00
0.00
1.78
29.97
2.79
26
0.00
0.00
5.33
29.97
0.00
4.57
12.45
0.00
0.00
0.00
30.23
0.00
27
0.00
0.25
0.00
1.27
17.27
8.64
0.00
0.00
0.00
0.00
24.13
20.32
19.81
28
0.00
3.81
17.53
0.00
0.00
1.02
0.00
0.00
0.00
5.08
12.70
29
3.05
0.00
7.62
12.19
0.00
0.25
14.99
0.00
0.25
58.17
13.72
30
26.16
0.00
42.42
72.90
1.02
1.78
1.52
25.15
20.57
9.40
0.76
31
76.20
0.25
0.00
Jumlah CH
105.41
414.02
192.53
1.02
500.13
448.31
5.33
149.61
88.65
52.58
172.47
286.00
2.79
434.09
357.12
19.30
Hari hujan
3
22
18
24
24
16
13
6
14
14
18
20
Rata-rata
3.40
14.79
6.21
16.67
14.46
4.99
2.86
1.70
5.75
9.23
14.47
11.52
Hujan
maksimal
76.20
52.32
49.28
79.25
72.90
52.07
20.57
27.69
27.43
79.25
78.49
58.42
19
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Bogor Jawa Barat pada tangal 17 Desember 1989 dari
ayah Kamiludin dan Ibu Siti Junaenah. Penulis adalah putri ke-sembilan dari
sembilan bersaudara. Tahun 2008 penulis lulus SMA Negeri 8 Bogor dan pada
tahun yang sama, penulis diterima di Departemen Manajemen Hutan, Fakultas
Kehutanan IPB melalui jalur USMI (Undangan Seleksi Masuk IPB).
Selama menjadi mahasiswa, penulis pernah menjadi asisten mata kuliah
Hidrologi Hutan serta Pengelolaan Ekosistem Hutan dan Daerah Aliran Sungai
tahun akademik 2012-2013. Selain itu, penulis juga aktif sebagai anggota aktif
Rimbawan Pecinta Alam (RIMPALA) Fakultas Kehutanan IPB periode 20102013, kepala Biro Kesekretariatan RMPALA periode 2010-2011, dan ketua Divisi
Gunung Hutan RIMPALA periode 2011-2012.
Penulis melakukan kegiatan Praktek Pengenalan Ekosistem Hutan (PPEH)
di Pangandaran dan Gunung Sawal, Jawa Barat pada tahun 2011, Praktek
Pengelolaan Hutan (PPH) di Hutan Pendidikan Gunung Walat (HPGW),
Sukabumi dan KPH Cianjur Jawa Barat pada tahun 2011 dan Praktek Kerja
Lapang (PKL) di IUPHHK-HA PT SUKA JAYA MAKMUR, Kalimantan Barat
pada tahun 2012.
DI SUB DAS WAINIBE PT GEMMA HUTANI LESTARI
PULAU BURU PROVINSI MALUKU
YUNENSIH
DEPARTEMEN MANAJEMEN HUTAN
FAKULTAS KEHUTANAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2013
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi dengan judul Analisis Curah
Hujan dan Limpasan di Sub DAS Wainibe PT Gemma Hutani Lestari Pulau Buru
Provinsi Maluku adalah karya saya sendiri dengan bimbingan dosen pembimbing
dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi mana pun.
Semua informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun
tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan
dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, Oktober 2013
Yunensih
NIM E14080078
ABSTRAK
YUNENSIH. Analisis Curah Hujan dan Limpasan di Sub DAS Wainibe PT
Gemma Hutani Lestari, Pulau Buru, Maluku. Dibimbing oleh NANA
MULYANA ARIFJAYA.
Pulau Buru merupakan pulau yang memiliki topografi perbukitan, selain itu
memiliki intensitas curah hujan yang sangat tinggi. Topografi dan curah hujan
menjadi faktor kunci dalam menentukan seberapa besar pengelolaan hutan dapat
berjalan dengan baik. Perubahan tutupan lahan akibat kegiatan pengelolaan hutan
mengakibatkan peningkatan limpasan aliran permukaan, limpasan permukaan
dihitung menggunakan metode SCS CN. Penelitian ini dilaksanakan di PT Gemma
Hutani Lestari Pulau Buru sejak bulan Agustus 2012 hingga Maret 2013. Tujuan
dari penelitian adalah menentukan sebaran curah hujan dan besarnya limpasan
permukaan akibat perubahan tutupan lahan. Besarnya curah hujan yang terjadi
pada durasi 1 hari dengan periode 1, 5, 10, 25, dan 50 tahun adalah sebesar 66.6
mm; 133.6 mm; 162.4 mm; 200.5 mm; dan 229.4 mm. Tahun 2009 kenaikan
volume limpasan sebesar 6.7% pada saat kejadian hujan sebesar 122.17 mm.
Kata kunci : limpasan, periode ulang, Pulau Buru
ABSTRACT
YUNENSIH. Rainfall and Runoff Analysis at Wainibe Sub Watershed PT
Gemma Hutani Lestari Buru Island Maluku. Supervised by NANA MULYANA
ARIFJAYA.
Buru Island is an island that has a hilly topography, with very high rainfall
intensity. Topography and rainfall are key factors determining in forest
management. Runoff increasing caused land cover calculated by SCS CN method.
Research location at PT Gemma Hutani Lestari of Buru Island. Hydrology data
use from August 2012 to that March 2013 . The purpose of this research was to
determine the distribution of rainfall and the amount of surface runoff affected by
land cover change. The amount of rainfall that occurred in the duration of 1 day
for return period of 1, 5, 10, 25, and 50 years is 66.6 mm, 133.6 mm, 162.4 mm,
200.5 mm, and 229.4 mm. The increase runoff volume of 6.7% at the time of the
incident amounted to 122.17 mm of rainfall in 2009.
Keywords: Buru Island, return period, surface runoff
ANALISIS CURAH HUJAN DAN LIMPASAN
DI SUB DAS WAINIBE PT GEMMA HUTANI LESTARI
PULAU BURU PROVINSI MALUKU
YUNENSIH
Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Kehutanan
pada
Departemen Manajemen Hutan
DEPARTEMEN MANAJEMEN HUTAN
FAKULTAS KEHUTANAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2013
Judul Skripsi : Analisis Curah Hujan dan Limpasan di Sub DAS Wainibe
PT Gerruna Hutani Lestari Pulau Buru Provinsi Maluku
: Yunensih
Nama
: E14080078
NIM
Disetujui oleh
Dr Ir Nana Mulyana Arifiaya, MSi
Dosen Pembimbing
Tanggal Lulus :
2 0 S£P
M
Judul Skripsi : Analisis Curah Hujan dan Limpasan di Sub DAS Wainibe
PT Gemma Hutani Lestari Pulau Buru Provinsi Maluku
Nama
: Yunensih
NIM
: E14080078
Disetujui oleh
Dr Ir Nana Mulyana Arifjaya, MSi
Dosen Pembimbing
Diketahui oleh
Prof Dr Ir Didik Suharjito, MS
Ketua Departemen
Tanggal Lulus :
PRAKATA
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat, hidayah, serta karunia-Nya, sehingga penulis dapat
melaksanakan dan menyelesaikan rangkaian kegiatan perkuliahan sampai dengan
terselesaikannya karya ilmiah dengan baik. Penulisan karya ilmiah ini merupakan
salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kehutanan di Fakultas
Kehutanan Institut Pertanian Bogor. Judul dari karya ilmiah adalah Analisis Curah
Hujan dan Limpasan di Sub DAS Wainibe PT Gemma Hutani Lestari Pulau Buru
Provinsi Maluku. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dalam
perencanaan pengelolaan hutan di PT Gemma Hutani Lestari.
Penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Bapak Dr Ir
Nana Mulyana Arifjaya, MSi selaku dosen pembimbing. Ucapan terima kasih tak
lupa untuk pihak perusahaan PT Gemma Hutani Lestari (PT GHL), ayahanda dan
ibunda, seluruh keluarga, keluarga besar RIMPALA FAHUTAN IPB, serta rekanrekan MNH 45 atas doa dan semangatnya.
Penulis menyadari dalam pembuatan skripsi ini jauh dari sempurna, dan
ketidaksempurnaan tersebut selayaknya menjadi tanggung jawab penulis. Untuk
itu, atas kekurangannya penulis memohon maaf. Saran dan kritik yang
membangun sangat penulis harapkan demi penyempurnaan skripsi ini sehingga
dapat digunakan sebagaimana mestinya.
Semoga skripsi ini dapat bermanfaat.
Bogor, Oktober 2013
Yunensih
1
DAFTAR ISI
PRAKATA
v
DAFTAR ISI
vi
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
vii
viii
PENDAHULUAN
1
Latar Belakang
1
Tujuan Penelitian
2
Manfaat Penelitian
2
METODE
2
Waktu dan Tempat
2
Bahan dan Alat
2
Analisis Data
2
HASIL DAN PEMBAHASAN
3
Letak dan Luas Wilayah
3
Topografi
4
Tanah
5
Iklim
5
Penutupan Lahan
6
Curah Hujan
6
Debit
9
Analisis Hidrograf
10
Analisis Limpasan Permukaan
12
KESIMPULAN DAN SARAN
13
Kesimpulan
13
Saran
13
DAFTAR PUSTAKA
13
2
DAFTAR TABEL
1 Luas setiap kelas lereng di areal DTA PT GHL Pulau Buru
4
2 Jenis tanah di areal DTA PT GHL
5
3 Penutupan lahan di areal DTA PT GHL Pulau Buru tahun 2009
6
4 Persamaan logaritmik kurva probabilitas curah hujan di PT GHL
8
5 Probabilitas curah hujan selama 4 tahun
8
6 Periode ulang curah hujan analisis berbasis DDF (Depth Duration Frekuensi) 8
7 Debit dan hujan tahun 2009, 2010 dan 2011 di areal DTA PT GHL
10
8 Hidrograf satuan tahun 2009
11
DAFTAR GAMBAR
1 Peta lokasi penelitian DTA PT GHL Pulau Buru
4
2 Peta tanah di areal DTA PT GHL
5
3 Curah hujan bulanan 2008-2011 di areal DTA PT GHL
6
4 Hari hujan di DTA PT GHL tahun 2008-2011
7
5 Kurva probabilitas di PT GHL
7
6 Analisis kurva (DDF)
9
7 Debit aliran S. Wainibe tahun 2009, 2010 dan 2011 di areal DTA PT GHL
10
8 Hidrograf satuan tahun 2009
11
9 Kenaikan Qpeak sebelum dan sesudah penebangan
12
DAFTAR LAMPIRAN
1 Nilai SCS CN setiap penggunaan lahan di DTA PT GHL
15
2 Rekapitulasi data curah hujan harian (mm) tahun 2008 di DTA PT GHL
15
3 Rekapitulasi data curah hujan harian (mm) tahun 2009 di DTA PT GHL
16
4 Rekapitulasi data curah hujan harian (mm) tahun 2010 di DTA PT GHL
17
5 Rekapitulasi data curah hujan harian (mm) tahun 2011 di DTA PT GHL
18
1
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Wilayah Kepulauan Maluku terletak pada posisi diantara 2°30' − 9° LS
sampai dengan 124° − 135° BT (Utrecht 1998). Pulau-pulau yang ada di wilayah
Maluku umumnya memiliki karakter yang berbeda. Perbedaan karakter tersebut
disebabkan oleh perbedaan geografis, fisik, iklim, sosial, budaya dan etnis serta
tahapan perkembangan ekonominya (Sitaniapessy 2002). Curah hujan merupakan
salah satu penyebab perbedaan iklim di Pulau Maluku. Salah satu pulau kecil di
Pulau Maluku yang memiliki curah hujan berbeda dengan pulau kecil lainnya
adalah Pulau Buru.
Pulau Buru terletak di koordinat antara 3°24’00” LS - 126°40’00” BT,
dengan topografi yang didominasi oleh perbukitan. PT Gemma Hutani Lestari (PT
GHL) merupakan salah satu perusahaan di Pulau Buru dibidang kehutanan.
Kegiatan yang ada di PT GHL sebagai contohnya adalah kegiatan produksi kayu
di dalam hutan dan pengangkutan kayu dari tempat penebangan hingga tempat
pengumpulan kayu. Kegiatan produksi kayu di dalam hutan dan pengangkutan
kayu dari tempat penebangan hingga tempat pengumpulan kayu dipengaruhi oleh
kondisi cuaca yang ekstrim yaitu curah hujan dan hari hujan yang tinggi. Data
curah hujan serta data distribusi hujan merupakan data yang dibutuhkan dalam
merencanakan kegiatan produksi kayu di dalam hutan. Ketersediaan data analisis
curah hujan dan data distribusi curah hujan yang belum tersedia, maka perlu
dilakukan analisis curah hujan serta analisis periode ulang curah hujan.
Curah hujan serta hari hujan yang tinggi dapat mengakibatkan terhambatnya
kegiatan pengelolaan hutan. Dampak tersebut dapat mengakibatkan terganggunya
serangkaian kegiatan produksi kayu di dalam hutan. Dampak lainya adalah sistem
peralatan kerja yang digunakan dalam kegiatan produksi akan mengalami
gangguan, sehingga dapat berakibat fatal terhadap keselamatan pekerja.
Kegiatan pengelolaan hutan dapat merubah tutupan lahan yang awalnya
hutan menjadi Logged Over Area (LOA) atau lahan bekas kegiatan penebangan.
Wilayah LOA merupakan wilayah yang kurang baik dalam penyerapan air hujan,
sehingga dapat meningkatkan nilai limpasan permukaan. Curah hujan yang tinggi
serta perubahan tutupan lahan dapat mengakibatkan peningkatan terhadap aliran
permukaan.
Besarnya pengaruh curah hujan dan perubahan tutupan lahan terhadap
peningkatan aliran permukaan maka perlu dilakukan penelitian di PT GHL.
Sudarto & Mukhlisin (2010) mengatakan bahwa perubahan tutupan lahan sendiri
akan mengakibatkan terjadinya perubahan kondisi hidrologi, yang akan
mengakibatkan terjadi banjir dan longsor jika tidak diperhatikan dalam
pengelolaannya.
2
Tujuan Penelitian
1. Menentukan pola sebaran curah hujan di areal daerah tangkapan air PT Gemma
Hutani Lestari (PT GHL)
2. Menentukan limpasan akibat kegiatan penebangan hutan di areal daerah
tangkapan air Sub DAS Wainibe Pulau Buru
Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini diharapkan dapat menambah informasi mengenai
peningkatan limpasan permukaan akibat dari curah hujan dan perubahan tutupan
lahan, sehingga dapat dijadikan masukan dalam merencanakan penggunaan lahan
yang lebih baik di masa yang akan datang di PT Gemma Hutani Lestari (PT
GHL).
METODE
Waktu dan Tempat
Data diperoleh dari alat yang ada di Stasiun Pengamatan Aliran Sungai
(SPAS) PT GHL Pulau Buru dari tahun 2008 sampai dengan 2011. Penelitian
dilaksanakan pada bulan Agustus 2012 sampai dengan bulan Maret 2013.
Pengumpulan data berupa data primer dan sekunder yaitu data iklim dan peta.
Bahan dan Alat
Data yang digunakan terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer
berupa data iklim dan data tinggi muka air (TMA) yang diperoleh dari
pengukuran alat di SPAS PT GHL Pulau Buru dari tahun 2008-2011. Data
sekunder berupa peta batas sub DAS, peta penggunaan lahan 2009 dan peta tanah.
Alat utama yang digunakan pada penelitian ini adalah Logger SPAS, Arc GIS 9.3,
dan beberapa aplikasi Microsoft Office 2007.
Analisis Data
Analisis Curah Hujan dan Peluang Curah Hujan
Analisis data curah hujan dilakukan dengan melakukan tabulasi curah hujan
bulanan rata-rata, menganalisis sebaran bulan basah dan bulan kering setiap tahun.
Perkiraan besarnya hujan merupakan salah satu hasil akhir yang diharapkan dalam
analisis hidrologi (Sri Harto 1993). Analisis peluang curah hujan dilakukan
dengan mengelompokkan semua data kejadian hujan per setengah jam yang
terjadi di PT Gemma Hutani Lestari, selanjutnya dilakukan pengelompokkan
3
3
durasi curah hujan selama 1 hari, 2 hari dan 3 hari. Periode ulang (T) kejadian
hujan masing-masing kelompok dengan persamaan:
1
= p …………………………………………….………………………….(1)
Keterangan :
T = Periode ulang (tahun)
P = Peluang
Analisis Hidrograf
Hidrograf adalah grafik yang menggambarkan hubungan antara unsur-unsur
aliran dengan waktu. Hidrograf satuan digunakan dalam menganalisis pemisahan
aliran antara aliran limpasan, baseflow dan curah hujan yang terjadi.
Analisis Pendugaan Limpasan
Pendugaan besarnya limpasan yang terjadi dihitung dengan menggunakan
metode Soil Conservation Service-Curve Number (SCS CN). Persamaan yang
digunakan dalam menentukan volume debit yaitu sebagai berikut:
=
( −0,2 )²
+0,8
……………………………..……….…………………………(2)
Keterangan:
Q : Limpasan permukaan (mm)
P : Curah hujan (mm)
S : Retensi (mm)
=
25400
��
− 254 …………………………………….……………………….(3)
Keterangan :
CN : Nilai koefisien untuk setiap tutupan lahan.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Letak dan Luas Wilayah
Luas daerah tangkapan air (DTA) di PT GHL (Gambar 1) yaitu 32353.1 ha,
di dalamnya terdapat Danau Rana dengan luas sekitar 1154.2 ha. Lokasi SPAS
daerah tangkapan air (DTA) S. Wainibe berada pada koordinat 3°14'52.95" LS,
126°37'48.85" BT dan elevasi 347 m dpl yang berada dalam wilayah konsesi
PT Gemma Hutani Lestari (PT GHL) di Pulau Buru, Provinsi Maluku.
4
Gambar 1
Peta lokasi penelitian DTA PT GHL Pulau Buru
Topografi
Keadaan topografi daerah tangkapan air (DTA) di PT GHL didominasi oleh
daerah yang berbukit. Kelas lereng E (sangat curam) memiliki luasan yang
terbesar, yaitu 40.2% dari total luasan daerah tangkapan air. Luas kelerengan yang
sangat curam dapat menyebabkan terjadinya longsor serta erosi, sehingga
kawasan tersebut masuk ke dalam wilayah hutan lindung. Berdasarkan kelas
lereng maka luasan wilayah produksi akan lebih sedikit. Luas setiap kelas lereng
dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1
Kelas
lereng
A
B
C
D
E
Total
Luas setiap kelas lereng di areal DTA PT GHL Pulau Buru
Kemiringan
0%-8%
8%-15%
15%-25%
25%-40%
> 40%
Keterangan : Hasil analisis spasial
Luas
ha
2972.2
3296.7
5047.3
8034.8
13002.0
32353.1
%
9.2
10.2
15.6
24.8
40.2
100
Keterangan
Datar
Landai
Bergelombang
Curam
Sangat curam
5
5
Tanah
Jenis tanah berdasarkan peta tanah yang diperoleh dari Puslitanak (2000)
dengan skala 1:1000000 termasuk ke dalam ordo inceptisols. Ordo inceptisols
terdiri dari sub grup Eutrudepts endoaquepts dan Dystrudepts hapludults (Gambar
2). Pada Tabel 2 jenis Dystrudepts hapludults memiliki luasan yang paling
dominan dibandingkan dengan jenis Eutrudepts endoaquepts yaitu 80% dari total
luasan. Sub grup ini memiliki sifat tanah yang bervariasi sesuai dengan bahan
induknya, selain itu sub grup ini tergolong jenis tanah yang masih muda serta
tekstur lebih halus dari pasir berlempung, sangat masam sampai netral.
Penampang tanah dangkal dan berbatu terutama di pegunungan atau perbukitan
berlereng curam.
Tabel 2
Jenis tanah di areal DTA PT GHL
Luas
Jenis Tanah
Eutrudepts endoaquepts
Dystrudepts hapludults
Total
ha
6315
26037
32353
%
19.5
80.5
100
Keterangan : Hasil analisis spasial
Gambar 2
Peta tanah di areal DTA PT GHL
Iklim
Iklim di PT GHL memiliki suhu rata-rata 23.9°, dengan kelembapan 84.2%.
tipe iklim berdasarkan klasifikasi Koppen, klasifikasi iklim di daerah tangkapan
air PT GHL yaitu tipe Am. Tipe iklim Am dijumpai pada daerah-daerah yang
6
mempunyai curah hujan (CH) tahunan >2,000 mm dan hanya terdapat satu atau
dua bulan kering (CH 6 jam) berpotensi terjadinya longsor.
Kondisi ekstrim ini akan mempengaruhi sistem hidrologi, yang berakibat pada
peningkatan debit aliran sehingga akan menyebabkan kejadian bencana yang tidak
diinginkan seperti longsor dan banjir.
Debit
Debit merupakan salah satu keluaran dari kejadian curah hujan. Data yang
digunakan dalam analisis debit air merupakan data tinggi muka air (TMA)
dimulai tanggal 1 Januari 2008 sampai dengan 31 Desember 2011. Debit yang
dianalisis merupakan debit pada bulan mei pada tahun 2009, 2010 dan 2011.
Kejadian debit tertinggi terjadi pada saat terjadinya hujan. Debit tertinggi yang
terjadi pada tahun 2009, 2010 dan 2011 (Tabel 7) adalah sebesar 463 m3/s, 466
m3/s dan 454 m3/s. Debit tertinggi tidak hanya ditemukan pada saat kejadian
hujan, akan tetapi ketika tidak terjadi hujan pun debit meningkat, hal ini dapat
disebabkan terjadi hujan di daerah hulu.
Besarnya debit yang >400 m3/s dapat dimanfaatkan sebagai pembangkit
tenaga listrik mikro. Pembangkit listrik tenaga air adalah suatu bentuk perubahan
tenaga dari tenaga air dengan ketinggian dan debit tertentu menjadi tenaga listrik
(Subekti 2010). Debit aliran sungai yang tinggi ini dapat dimanfaatkan sebagai
sumber energi untuk tenaga listrik. Kemampuan pengukuran hujan-debit aliran
sangat diperlukan untuk mengetahui potensi sumberdaya air di wilayah suatu
DAS (Affandy et al. 2011). Total hujan pada tahun 2009 sebesar 276 mm yang
10
menjadi aliran limpasan permukaan adalah 5%. Tahun 2010 dan 2011 aliran
limpasan permukaan dari total hujan yang terjadi adalah 6%.
700
Debit (m3/s)
40
500
400
60
300
80
Curah hujan (mm)
20
600
200
100
40
500
400
60
300
80
200
120
0
20
600
40
500
400
60
300
80
200
100
100
120
0
100
120
5/26/2009
5/21/2009
5/16/2009
5/11/2009
5/6/2009
5/1/2009
5/26/2011
5/21/2011
5/16/2011
5/11/2011
5/6/2011
5/1/2011
100
0
700
20
600
100
800
5/31/2010
5/26/2010
5/21/2010
5/16/2010
5/11/2010
5/6/2010
5/1/2010
0
0
2010
2009
Curah hujan (mm)
700
800
Curah hujan (mm)
Debit (m3/s)
0
Debit (m3/s)
800
2011
Gambar 7 Debit aliran S. Wainibe tahun 2009, 2010 dan 2011 di areal DTA PT GHL
Tabel 7
Debit dan hujan tahun 2009, 2010 dan 2011 di areal DTA PT GHL
2009
2010
Tanggal
Debit
(m3/s)
5/1/2009
5/4/2009
5/6/2009
5/9/2009
5/10/2009
5/11/2009
5/12/2009
5/15/2009
5/16/2009
5/17/2009
5/24/2009
5/25/2009
5/26/2009
5/27/2009
5/28/2009
5/29/2009
18.38
72.02
48.06
63.78
255.58
296.91
125.99
463.25
120.56
262.60
286.31
318.75
144.73
187.69
66.64
20.88
Debit
maksimum
463.25
466.69
454.82
Debit
minimum
18.38
178.94
8.74
Rata-rata
172.01
313.60
194.72
Curah Hujan
(mm)
Keterangan : Hasil analisis
34.54
3.05
0.25
14.48
15.24
11.94
11.94
8.89
14.22
0.25
15.49
4.83
11.68
3.30
72.90
53.85
Tanggal
2011
5/1/2010
5/7/2010
5/8/2010
5/9/2010
5/11/2010
5/17/2010
5/19/2010
5/20/2010
5/21/2010
5/22/2010
5/23/2010
5/24/2010
5/25/2010
5/26/2010
5/28/2010
5/29/2010
5/30/2010
5/31/2010
Debit
(m3/s)
178.94
315.56
235.93
343.25
330.55
256.24
466.69
444.19
426.21
360.71
362.50
304.58
356.37
285.11
370.83
187.41
218.61
201.04
Curah Hujan
(mm)
31.50
18.29
28.70
31.75
53.09
7.37
32.51
1.27
31.50
0.76
67.56
0.25
30.48
0.00
65.02
15.24
34.80
60.96
Tanggal
Debit
(m3/s)
5/1/2011
5/4/2011
5/5/2011
5/6/2011
5/7/2011
5/8/2011
5/9/2011
5/11/2011
5/12/2011
5/13/2011
5/14/2011
5/15/2011
5/16/2011
5/17/2011
5/18/2011
5/19/2011
5/20/2011
5/21/2011
5/22/2011
5/23/2011
5/24/2011
5/25/2011
5/26/2011
240.69
339.03
308.42
276.23
268.83
217.75
238.97
184.38
258.48
454.82
375.13
313.99
132.76
98.35
121.58
39.76
84.42
61.54
179.27
152.83
39.35
8.74
83.10
Curah
Hujan
(mm)
31.50
0.00
5.59
17.27
18.29
28.70
31.75
53.09
0.00
16.00
12.19
0.00
2.54
7.37
3.30
32.51
1.27
31.50
0.76
67.56
0.25
30.48
0.00
11
11
Analisis Hidrograf
Respon debit harian terhadap curah hujan dapat diketahui melalui analisis
hidrograf. Analisis hidrograf dilakukan pada beberapa kejadian hujan yang efektif
pada setiap tahunnya. Analisis data curah hujan dan debit yang digunakan dalam
menganalisis hidrograf satuan adalah data tahun 2008 sampai dengan tahun 2011.
Sebagai contoh hidrograf data yang ditampilkan adalah tahun 2009. Respon curah
hujan terhadap debit aliran sungai sangat cepat, dibuktikan dengan debit puncak
sebesar 483.05 m3/s terjadi ketika curah hujan yang paling tinggi sebesar 36.58
mm dapat terlihat pada Gambar 8.
Hidrogaf selain untuk mengetahui respon debit aliran sungai terhadap curah
hujan juga dibuat sebagai acuan untuk mengetahui nilai koefisien limpasan.
Koefisien limpasan adalah perbandingan antara tebal DRO dengan jumlah curah
hujan. Angka koefisien limpasan berkisar antara 0 hingga 1, nilai 1 menyatakan
semua air hujan mengalir sebagai limpasan dan nilai 0 menyatakan semua air
hujan dapat diinfiltrasikan ke dalam tanah (Asdak 2001). Tahun 2009 koefisien
limpasan sebesar 4% terjadi akibat hujan 75.95 mm selama 3 jam (Tabel 8).
Faktor utama yang mempengaruhi nilai koefisien limpasan adalah laju infiltrasi,
tanaman penutup tanah dan intensitas hujan (Arsyad 2006).
550
Debit (m3/s)
50
400
100
250
100
Curah Hujan (mm)
0
150
0
Tanggal
1
2
3
0.5 jam
4
5
Gambar 8
Hidrograf satuan tahun 2009
Tabel 8
Hidrograf satuan tahun 2009
Jam
12/2/2009 02:24:28
12/7/2009 16:54:28
12/7/2009 17:24:28
12/7/2009 17:54:28
12/7/2009 18:24:28
Total
Tebal DRO (cm)
Koefisien Limpasan
Curah Hujan
(mm)
0.25
36.58
34.80
3.30
1.02
75.95
Keterangan : Hasil analisis
Keterangan
BF : base flow (aliran dasar)
DRO : direct runoff (debit limpasan)
Q (m3/s)
227.31
483.05
483.05
253.38
188.74
1635.52
BF (m3/s)
227.31
217.67
208.03
198.38
188.74
33.14
0.04
6
DRO (m3/s)
0.00
265.38
275.02
54.99
0.00
Unit
Hidrograf
0.00
291.47
302.06
60.40
0.00
12
Analisis Limpasan Permukaan
Perubahan tutupan lahan akibat kegiatan pembukaan wilayah hutan (PWH)
menyebabkan peningkatan terhadap aliran limpasan. Kegiatan PWH yang paling
mempengaruhi kenaikan limpasan adalah pembuatan jalan untuk pengangkutan
kayu. Jenis erosi yang dapat terjadi di jalan untuk pengangkutan kayu yaitu
berupa erosi parit.
Hasil analisis dengan menggunakan metode SCS CN menunjukan aliran
limpasan meningkat akibat perubahan tutupan lahan hutan menjadi Logged Over
Area (LOA). Tahun 2009 kenaikan limpasan dan debit puncak sebesar 6.7 % pada
saat kejadian hujan sebesar 122.17 mm, curah hujan yang telah diperkirakan
dalam jangka 5, 10, 5 dan 50 tahun digunakan dalam menganalisis limpasan serta
debit puncak pada tahun tersebut. Besarmya kenaikan limpasan dan debit puncak
pada peluang curah hujan pada periode 5, 10, 25 dan 50 tahun sebesar 7.5%,
6.3%, 5.1%, serta 4.1% (Gambar 9).
Perencanaan penanaman kembali setelah kegiatan penebangan dapat
memperkecil peningkatan aliran limpasan serta debit puncak. Braver (1959)
dalam Herawatingsih (2001) mengatakan selain memperlambat aliran permukaan
tanah yang ditutupi, tanaman juga akan mencegah pengumpulan air secara cepat
dan mengurangi daya perusak air tersebut sehingga jika kecepatan aliran
permukaan berkurang, maka infiltrasi akan bertambah.
Q peak (m3/s) Juta
40
30
20
10
0
2009
5
Periode ulang (tahun)
Gambar 9
10
Sebelum penebangan
25
50
Setelah penebangan
Kenaikan Qpeak sebelum dan sesudah penebangan
Curah hujan semakin tinggi akan mengakibatkan aliran limpasan yang
meningkat, hal ini disebabkan kegiatan penebangan yang akan mengurangi/
menghilangkan penutupan oleh tajuk pohon hutan, sehingga akan berakibat pada
air hujan yang jatuh langsung ke permukaan tanah dan sebagian akan menjadi
aliran limpasan (Pudjiharta 2008). Curah hujan yang tinggi tidak selalu
meningkatkan aliran limpasan dan debit puncak, akan tetapi aliran limpasan dan
debit puncak terjadi akibat penutupan tanah yang berubah menjadi lahan kosong,
sehingga ketika terjadi hujan tinggi, air hujan langsung ke permukaan tanah.
13
13
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Curah hujan pada area DTA PT. GHL memiliki rata-rata curah hujan
tahunan 3921 mm, dengan rata-rata hari hujan tahunan 225 hari. Pola sebaran
hujan pada peluang kejadian hujan 5 tahun curah hujan sebesar 133.06 mm,
sedangkan pada peluang kejadian hujan 50 tahun curah hujan yang akan terjadi 1
hari yaitu sebesar 229.4 mm/ hari.
Koefisien limpasan harian pada tahun 2009 ketika terjadi hujan sebesar
75.95 mm adalah 4 %. Koefisien limpasan bulanan pada bulan Mei untuk tahun
2009, 2010 dan 2011 sebesar 5%, 6% dan 6% ketika curah hujan 276 mm, 313
mm dan 391 mm. Limpasan permukaan akibat penebangan pohon pada tahun
2009 berdasarkan metode SCS meningkat sebesar 6.7% atau 1054235.2 m3.
Saran
Lebih berhati-hati dalam kegiatan penebangan dan pengangkutan kayu
karena kondisi curah hujan yang tinggi serta topografi yang didominasi oleh
perbukitan. Rata-rata debit bulanan 150-300 m3/s dapat dimanfaatkan sebagai
sumber energi untuk tenaga listrik berupa pembangkit listrik tenaga mikrohidro.
DAFTAR PUSTAKA
Affandy NA, Anwar N. 2011. Pemodelan Hujan-Debit menggunakan Model
HEC-HMS di DAS Sampean Baru. Jurnal Tanah Lingk. 7 (1) : 1-2.
Arsyad S. 2006. Konservasi Tanah dan Air. Bogor (ID) : IPB Pr.
. 2010. Konservasi Tanah dan Air. Bogor (ID) : IPB Pr.
Asdak C. 2001. Hidrologi dan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai. Yogyakarta
(ID) : UGM Pr.
Hasnawir. 2012. Intensitas Curah Hujan memicu Tanah Longsor dangkal di
Sulawesi Selatan. J Man Hut Trop. 1 (1) : 62-73
Herawatiningsih R. 2001. Pengaruh tegakan Acacia mangium dan Eucalyptus
pelita terhadap beberapa sifa hidrologi areal Hutan Tanaman Industri di
Kecamatan Mukok Kabupaten Sanggau Kalimantan Barat [tesis]. Bogor
(ID) : Institut Pertanian Bogor.
Mayangsari H. 2012. Simulasi longsor yang dipengaruhi curah hujan
menggunakan model TRGRS (Studi kasus Kecamatan Cibadak, Kabupaten
Sukabumi) [skripsi]. Bandung (ID) : ITB.
Pudjiharta A, Pramono IB. 1989. Pengaruh hutan alam terhadap unsur iklim mikro
di Yanlapa Jawa Barat. J Man Hut Trop. 519 : 1-10.
Pudjiharta A. 2008. Pengaruh pengelolaan hutan pada hidrologi. J Man Hut Trop.
5 (2): 141-150.
[Kementan] Kementrian Pertanaian. 2000. Legenda Tanah Eksplorasi Skala
1:1000000. Jakarta (ID) : Kementrian Pertanian Pusat Penelitian Tanah dan
Agroklimat.
14
Rauf A, Pawitan H, June T, Kusmana C, dan Gravenhorst G. 2008. Intersepsi
hujan dengan pengaruhnya terhadap pemindahan energi dan massa pada
hutan tropika basah Studi kasus TN Lore Lindu. J Man Hut Trop. 15 (3) :
166-174
Seyhan E. 1990. Dasar-Dasar Hidrologi. Yogyakarta (ID) : UGM Pr.
Sitaniapessy PM. 2002. Problema lingkungan pulau kecil di Maluku. J Tanah
Lingk. 1(2): 79-82.
Sri Harto. 1993. Analisis Hidrologi. Jakarta (ID) : Gramedia
Subekti AR. 2010. Survey potensi pembangkit listrik tenaga mikrohidro di Kuta
Malaka Kabupaten Aceh Besar Provinsi NAD. J Mechatronis. 1(1) : 2
Sudjarwadi. 1987. Teknik Sumber Daya Air. Yogyakarta : UGM Pr.
Sudarto, Mukhlisin M. 2010. Pengaruh perubahan tata guna lahan terhadap
peningkatan aliran permukaan studi Kasus di DAS Gatak, Surakarta. J Man
Hut Trop. 11(1) : 29-40.
Utrecht LSEM. 1998. Atlas Maluku. Landelijk Steunpunt Educatie Molukkers
(LSEM) (NL) : DSA Ambon.
15
15
Lampiran 1 Nilai SCS CN setiap penggunaan lahan di DTA PT GHL
No
1
2
3
4
5
Kelompok Hidrologi tanah
A
B
C
36
60
73
45
69
77
44
65
76.5
62
73
81
92
92
92
Penggunaan tanah / Kondisi
hidrologi
Hutan primer
Loged over area (LOA)
Savana
Semak belukar
Danau / air
D
79
83
82
84
92
Lampiran 2 Rekapitulasi data curah hujan harian (mm) tahun 2008 di DTA
PT GHL
B u l a n (mm)
Tanggal
Jan.
Peb.
Mar.
Apr.
Mei
Jun.
Jul.
Agt.
Sep.
Okt.
Nop.
Des.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
Jumlah
CH
11.18
0.25
1.52
4.57
0.76
12.19
107.70
0.00
0.51
0.25
13.46
0.25
0.00
5.84
0.00
0.00
25.40
0.25
0.00
0.00
15.24
0.00
0.00
11.43
23.11
8.38
67.82
19.81
10.41
39.62
46.23
36.58
8.13
2.54
7.11
1.78
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.51
2.03
0.25
7.11
20.07
0.00
0.51
5.08
0.25
6.86
8.64
0.00
11.94
9.40
0.00
0.00
13.97
2.29
0.00
0.00
51.05
18.80
11.68
0.00
24.38
1.52
5.59
0.00
6.10
31.75
3.81
53.59
13.46
0.51
0.00
0.00
5.59
5.59
5.59
6.86
62.23
34.54
42.42
5.84
35.31
4.06
24.89
29.21
0.00
0.00
0.00
51.05
0.00
30.48
0.00
24.38
1.52
5.59
0.00
6.10
31.75
3.81
53.59
13.46
0.51
0.00
0.00
5.59
5.59
5.59
6.86
62.23
34.54
42.42
5.84
35.31
4.06
24.89
29.21
0.00
0.00
7.87
53.85
14.73
50.55
4.83
0.25
2.79
3.81
53.59
13.46
0.51
0.00
5.59
5.59
5.59
6.86
62.23
34.54
42.42
5.84
35.31
4.06
24.89
29.21
0.00
0.00
0.00
10.92
0.76
0.00
0.25
2.29
1.52
1.02
21.59
6.60
8.89
1.27
0.25
4.57
17.02
0.25
64.77
10.67
0.25
0.00
28.70
7.87
0.00
0.76
7.62
4.06
13.21
25.91
7.62
45.21
2.79
77.22
8.89
3.30
0.00
18.80
12.19
5.84
0.51
57.40
0.00
0.51
1.02
2.03
2.54
21.84
3.81
8.13
30.48
15.75
23.11
16.51
15.49
17.78
53.85
0.25
27.18
14.99
5.84
18.03
0.00
3.05
1.27
5.84
0.76
384.8
1
2.79
7.62
24.64
18.54
16.00
45.97
2.29
0.25
0.00
3.30
0.00
0.00
0.00
19.56
26.67
0.25
13.46
10.67
24.64
0.25
0.00
0.00
18.03
0.00
40.89
23.88
0.00
0.00
0.00
34.04
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
10.16
0.00
12.95
0.51
46.74
114.81
8.89
7.87
16.26
0.00
0.00
0.51
1.02
14.99
24.64
9.65
43.43
32.26
12.70
0.25
0.00
12.70
27.94
64.01
33.78
8.64
44.20
58.67
0.00
0.00
59.18
9.65
46.74
26.16
1.78
0.00
1.52
0.00
11.18
13.72
0.51
0.00
0.00
40.39
374.4
0
33.53
0.00
0.00
19.05
2.29
17.02
0.00
3.30
18.80
11.18
6.86
33.78
10.16
0.51
0.00
0.00
2.54
0.00
11.68
34.80
30.73
9.14
11.94
0.25
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
257.5
6
333.7
6
234.70
583.6
9
67.31
0.51
40.89
0.00
9.91
0.00
0.00
1.78
0.00
0.00
3.81
7.11
24.89
18.54
11.94
0.00
2.03
0.00
4.06
3.05
0.00
0.00
0.00
8.64
50.55
62.99
75.95
0.51
0.00
0.00
0.00
394.4
6
Hari hujan
19.00
17.00
24.00
23.00
24.00
24.00
17.00
27.00
17.00
11.00
22.00
18.00
Rata-rata
13.75
5.00
15.63
16.70
16.00
12.48
8.31
12.41
11.13
16.76
19.46
12.72
Hujan
107.70
maksimum
36.58
62.23
62.23
62.23
77.22
34.80
57.40
45.97
114.81
64.01
75.95
426.21 145.03 484.38 484.38 480.06
16
Lampiran 3 Rekapitulasi data curah hujan harian (mm) tahun 2009 di DTA
PT GHL
B u l a n (mm)
Tanggal
Jan.
Peb.
Mar.
Apr.
Mei
Jun.
32.77
34.54
1.27
Jul.
Agt.
Sep.
Okt.
Nop.
Des.
0.00
0.00
8.13
0.00
0.00
60.96
1
4.57
19.30
44.70
2
1.27
0.00
22.61
7.62
20.83
5.84
0.00
0.00
6.35
0.00
1.27
0.25
3
1.02
1.02
6.35
10.16
34.29
3.56
19.56
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
4
0.00
1.52
0.25
26.92
3.05
0.00
0.25
0.00
0.00
56.64
0.00
0.00
5
0.00
0.00
0.00
44.45
0.00
14.22
11.18
0.00
3.30
55.12
0.00
0.00
6
0.00
4.06
4.06
11.94
0.25
0.00
23.11
0.00
0.00
0.00
6.86
0.00
7
0.00
0.25
18.29
11.43
0.00
0.00
0.51
0.00
0.00
0.00
0.00
77.22
8
15.24
5.84
54.10
6.35
0.25
28.96
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
44.70
9
3.81
0.00
1.78
0.76
14.48
0.25
0.00
0.00
0.00
0.00
3.56
1.02
10
0.00
0.00
4.83
0.00
15.24
10.41
1.27
0.00
0.00
0.00
0.00
2.03
11
0.00
0.00
46.23
3.30
11.94
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
1.27
0.00
12
1.78
0.00
38.61
0.00
11.94
0.00
0.76
0.00
0.00
3.05
24.89
0.00
13
34.29
32.26
16.51
9.14
24.13
0.00
0.00
0.00
11.43
0.25
17.78
27.69
14
0.00
4.83
1.78
3.81
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
15
2.29
34.29
0.00
1.52
8.89
0.00
0.00
5.33
0.00
0.00
6.60
0.00
16
17.27
0.76
0.00
0.00
14.22
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
17.27
0.00
17
1.78
0.00
0.25
12.45
0.25
0.25
0.51
0.00
0.00
0.00
4.57
0.00
18
2.79
2.03
44.20
20.83
8.13
0.76
16.00
11.68
0.00
0.00
0.00
17.78
19
0.25
22.10
10.16
18.54
11.43
0.76
0.25
0.00
0.00
9.14
0.00
12.70
20
17.27
6.10
0.00
0.51
7.37
0.00
41.15
0.00
7.37
12.45
0.00
6.35
21
1.52
0.76
0.00
1.02
4.32
0.00
7.87
0.00
9.40
13.46
0.00
12.45
22
1.78
34.04
0.00
30.73
0.00
0.25
19.05
0.00
0.00
19.81
0.00
2.79
23
0.00
19.81
1.78
0.00
0.00
0.00
67.31
0.00
0.00
0.00
34.80
12.70
24
2.03
37.08
5.84
6.35
15.49
0.00
32.26
21.34
0.00
0.00
0.00
3.30
25
14.48
0.25
0.00
15.49
4.83
35.56
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
10.67
26
16.00
38.35
0.00
50.29
11.68
36.32
0.00
0.25
0.00
0.00
0.00
11.68
27
14.22
1.52
0.00
11.94
3.30
0.51
0.00
2.79
0.00
0.00
11.68
9.91
28
2.03
3.56
5.59
19.81
72.90
0.00
0.00
12.19
0.00
0.00
4.83
0.00
29
2.03
8.64
0.25
53.85
0.00
0.00
12.19
0.00
0.00
25.91
0.00
30
0.00
7.62
23.37
0.00
0.00
0.00
6.60
0.00
0.00
0.25
0.00
31
22.35
5.59
0.00
5.33
Jumlah CH
180.09
269.75
349.76
381.76
450.34
138.94
241.05
77.72
45.97
169.93
161.54
314.20
Hari hujan
21.00
19.00
20.00
25.00
22.00
11.00
13.00
8.00
6.00
7.00
13.00
16.00
Rata-rata
5.81
9.63
11.28
12.73
14.53
4.63
7.78
2.51
1.53
5.48
5.38
10.14
Hujan
maksimal
34.29
38.35
54.10
50.29
72.90
36.32
67.31
21.34
11.43
56.64
34.80
77.22
62.74
0.00
0.00
17
17
Lampiran 4
Rekapitulasi data curah hujan harian (mm) tahun 2010 di DTA
PT GHL
B u l a n (mm)
Tanggal
Jan.
Peb.
Mar.
Apr.
Mei
Jun.
Jul.
Agt.
Sep.
Okt.
Nop.
Des.
1
1.02
0.00
0.00
3.81
31.50
17.78
6.35
27.18
37.34
22.61
16.76
0.00
2
0.51
9.91
3.56
0.00
0.00
3.56
4.32
37.59
0.00
0.00
0.00
3.81
3
0.00
0.00
0.00
10.41
2.29
0.51
3.81
39.62
19.56
1.78
0.00
9.65
4
0.76
0.00
0.00
12.70
0.00
0.00
3.56
37.34
12.70
4.32
38.10
0.51
5
0.00
5.08
0.00
0.00
5.59
0.00
6.86
39.12
21.08
7.87
54.86
15.49
6
22.61
28.45
5.33
12.45
17.27
3.05
5.33
0.00
0.51
26.92
130.05
57.40
7
2.54
7.37
44.20
26.92
18.29
0.00
38.61
12.45
37.85
28.45
0.51
0.00
8
0.25
4.06
23.11
42.16
28.70
74.93
24.89
39.12
1.78
56.64
1.78
31.75
9
0.76
0.00
4.57
3.05
31.75
0.00
26.67
31.50
39.88
12.45
0.51
10.92
10
24.38
0.00
4.83
2.79
0.00
15.49
23.11
6.35
74.93
25.65
0.00
7.11
11
0.76
0.00
2.79
2.29
53.09
0.76
5.59
4.83
10.16
1.02
0.00
0.00
12
15.24
0.00
37.34
54.86
0.00
12.70
3.81
12.45
0.25
0.25
42.67
5.08
13
14.73
0.00
37.34
42.93
16.00
25.91
4.57
4.83
0.00
0.00
0.25
0.00
14
1.78
2.54
6.10
7.37
12.19
31.50
2.29
0.00
8.64
8.38
0.25
1.78
15
0.00
19.05
37.85
33.78
0.00
21.59
16.26
0.00
1.02
20.83
25.15
7.37
16
0.00
2.03
26.92
21.08
2.54
55.88
3.05
33.78
18.29
49.28
4.83
0.76
17
5.08
0.76
47.75
0.00
7.37
30.99
2.79
0.00
28.96
19.56
40.13
6.86
18
11.18
21.34
52.07
3.30
3.30
49.78
2.03
5.08
20.07
42.67
9.40
26.16
19
7.62
26.16
32.26
0.00
32.51
36.58
4.83
6.10
2.29
42.42
17.53
5.84
20
10.16
0.00
7.37
6.60
1.27
25.91
6.60
45.72
17.02
2.29
7.62
39.62
21
0.00
2.29
23.37
0.76
31.50
18.54
24.13
24.38
11.94
0.00
30.99
5.84
22
0.51
0.00
44.70
21.59
0.76
30.73
0.51
0.25
0.25
0.00
6.86
39.62
23
8.13
0.00
76.71
2.54
67.56
28.19
6.86
16.26
16.00
11.43
5.84
0.00
24
0.25
0.00
11.18
12.70
0.25
33.27
0.76
2.79
0.00
55.88
9.91
2.03
25
0.00
0.00
0.51
26.67
30.48
19.81
1.02
0.25
4.06
8.13
28.96
5.59
26
2.29
0.00
1.02
5.08
0.00
28.19
0.00
4.32
5.84
16.76
1.27
26.42
27
0.00
0.00
0.76
0.00
14.73
64.01
1.27
82.80
0.76
2.03
27.94
0.76
28
2.03
0.00
0.76
0.51
65.02
29.72
1.02
10.92
11.94
6.60
0.00
0.00
29
0.25
0.00
0.76
15.24
29.21
6.60
12.19
23.88
1.78
3.05
6.60
30
13.46
0.00
33.53
34.80
10.67
30.73
7.11
0.25
2.03
25.65
19.05
31
0.25
0.51
8.64
23.62
Jumlah
CH
146.56 129.03
60.96
3.30
18.29
532.89
390.65
584.96
699.26
276.86
567.94
427.23
481.33
530.86
354.33
Hari hujan
20.00
12.00
25.00
25.00
24.00
26.00
30.00
25.00
24.00
26.00
23.00
25.00
Rata-rata
4.73
4.61
17.19
13.02
18.87
23.31
8.93
18.32
14.24
15.53
17.70
11.43
Hujan
maksimal
24.38
28.45
76.71
54.86
67.56
74.93
38.61
82.80
74.93
56.64
130.05
57.40
18
Lampiran 5
Rekapitulasi data curah hujan harian (mm) tahun 2011 di DTA
PT GHL
B u l a n (mm)
Tanggal
Jan.
Peb.
Mar.
Apr.
Mei
1
0.00
44.45
3.05
0.25
38.86
2
0.00
13.46
0.51
0.25
3
0.00
52.32
1.78
4
0.00
17.78
5
0.00
17.53
6
0.00
7
Jun.
Jul.
Agt.
Sep.
Okt.
Nop.
Des.
0.00
3.81
6.60
0.00
0.25
37.59
8.89
0.00
0.00
0.00
0.25
19.30
33.02
78.49
12.95
0.00
9.91
0.25
0.00
0.00
0.00
0.00
1.78
33.27
0.25
0.25
0.25
0.76
0.00
0.51
0.00
0.00
0.25
5.59
0.00
6.10
0.00
1.52
0.00
0.00
0.00
0.00
8.13
6.60
0.25
0.25
1.78
1.02
0.00
7.62
0.00
16.00
9.65
24.13
0.00
0.00
46.48
0.00
2.29
6.35
7.62
1.78
0.00
24.13
14.99
0.00
1.02
8
0.00
12.95
0.00
34.80
9.65
0.25
0.00
0.00
3.05
0.00
46.74
43.94
9
0.00
3.56
0.00
1.27
25.40
0.00
0.51
0.00
27.43
7.11
0.00
17.27
10
0.00
0.25
0.00
1.27
24.64
34.29
0.00
0.00
1.02
0.00
3.56
0.25
11
0.00
23.37
0.00
2.29
39.12
3.56
0.00
0.00
0.00
0.00
0.25
0.00
12
0.00
0.00
6.60
0.00
2.29
2.79
0.00
0.00
0.00
0.00
0.25
0.00
13
0.00
9.14
18.03
8.89
1.02
1.52
20.57
0.00
4.32
0.00
0.00
0.00
14
0.00
0.00
25.65
0.00
14.99
0.00
9.65
27.69
0.25
53.59
0.00
0.00
15
0.00
1.78
49.28
47.75
17.02
0.00
0.76
1.02
0.76
22.61
0.00
12.70
16
0.00
7.37
16.26
2.29
36.32
0.00
0.00
0.00
1.52
0.25
0.00
25.15
17
0.00
31.24
2.03
8.38
28.19
0.00
0.25
0.00
17.53
3.05
0.00
58.42
18
0.00
0.51
26.42
60.71
0.25
0.00
0.00
0.00
9.14
0.00
15.24
0.00
19
0.00
0.00
0.51
79.25
0.25
0.00
11.94
0.00
0.00
14.73
0.00
0.00
20
0.00
19.30
0.00
9.40
36.32
19.05
12.19
0.00
4.83
0.00
4.83
0.00
21
0.00
45.72
3.05
16.00
1.02
3.56
3.81
0.00
18.03
0.25
0.25
0.00
22
0.00
45.21
5.33
56.13
15.75
0.51
0.00
0.00
0.00
20.57
2.54
3.05
23
0.00
1.27
22.61
45.21
14.73
6.10
0.00
0.00
0.00
79.25
3.56
57.91
24
0.00
0.00
0.25
1.02
16.00
52.07
0.00
0.00
0.00
1.27
49.53
0.51
25
0.00
0.00
0.51
15.75
1.27
1.52
0.00
0.00
0.00
1.78
29.97
2.79
26
0.00
0.00
5.33
29.97
0.00
4.57
12.45
0.00
0.00
0.00
30.23
0.00
27
0.00
0.25
0.00
1.27
17.27
8.64
0.00
0.00
0.00
0.00
24.13
20.32
19.81
28
0.00
3.81
17.53
0.00
0.00
1.02
0.00
0.00
0.00
5.08
12.70
29
3.05
0.00
7.62
12.19
0.00
0.25
14.99
0.00
0.25
58.17
13.72
30
26.16
0.00
42.42
72.90
1.02
1.78
1.52
25.15
20.57
9.40
0.76
31
76.20
0.25
0.00
Jumlah CH
105.41
414.02
192.53
1.02
500.13
448.31
5.33
149.61
88.65
52.58
172.47
286.00
2.79
434.09
357.12
19.30
Hari hujan
3
22
18
24
24
16
13
6
14
14
18
20
Rata-rata
3.40
14.79
6.21
16.67
14.46
4.99
2.86
1.70
5.75
9.23
14.47
11.52
Hujan
maksimal
76.20
52.32
49.28
79.25
72.90
52.07
20.57
27.69
27.43
79.25
78.49
58.42
19
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Bogor Jawa Barat pada tangal 17 Desember 1989 dari
ayah Kamiludin dan Ibu Siti Junaenah. Penulis adalah putri ke-sembilan dari
sembilan bersaudara. Tahun 2008 penulis lulus SMA Negeri 8 Bogor dan pada
tahun yang sama, penulis diterima di Departemen Manajemen Hutan, Fakultas
Kehutanan IPB melalui jalur USMI (Undangan Seleksi Masuk IPB).
Selama menjadi mahasiswa, penulis pernah menjadi asisten mata kuliah
Hidrologi Hutan serta Pengelolaan Ekosistem Hutan dan Daerah Aliran Sungai
tahun akademik 2012-2013. Selain itu, penulis juga aktif sebagai anggota aktif
Rimbawan Pecinta Alam (RIMPALA) Fakultas Kehutanan IPB periode 20102013, kepala Biro Kesekretariatan RMPALA periode 2010-2011, dan ketua Divisi
Gunung Hutan RIMPALA periode 2011-2012.
Penulis melakukan kegiatan Praktek Pengenalan Ekosistem Hutan (PPEH)
di Pangandaran dan Gunung Sawal, Jawa Barat pada tahun 2011, Praktek
Pengelolaan Hutan (PPH) di Hutan Pendidikan Gunung Walat (HPGW),
Sukabumi dan KPH Cianjur Jawa Barat pada tahun 2011 dan Praktek Kerja
Lapang (PKL) di IUPHHK-HA PT SUKA JAYA MAKMUR, Kalimantan Barat
pada tahun 2012.