Market-to-Retail Pass-Through dan Faktor-faktor Struktur Finansial yang Mempengaruhinya

MARKET-TO-RETAIL PASS-THROUGH DAN
FAKTOR-FAKTOR STRUKTUR FINANSIAL YANG
MEMPENGARUHINYA

MARIA UTARI

SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014

PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis berjudul “Market-to-Retail PassThrough dan Faktor-faktor Struktur Finansial yang Mempengaruhinya” adalah
benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan
dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang
berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari
penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di
bagian akhir tesis ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.


Bogor, Juli 2014
Maria Utari
NIM H51130466

RINGKASAN
MARIA UTARI. Market-to-retail Pass-Through dan Faktor-faktor Struktur
Finansial yang Mempengaruhinya. Dibimbing oleh NOER AZAM ACHSANI dan
LUKYTAWATI ANGGRAENI.
Pendekatan yang dapat digunakan untuk menilai tingkat efektivitas
transmisi kebijakan moneter melalui jalur suku bunga adalah dengan menghitung
nilai koefisien Market-to-retail pass-through (MRPT). MRPT diartikan sebagai
perubahan suku bunga pasar uang yang ditransmisikan pada suku bunga retail
perbankan. Pengetahuaan yang baik mengenai nilai koefisien MRPT pada suatu
negara, maka dapat diketahui dan disimpulkan apakah transmisi kebijakan
moneter telah berjalan dengan baik atau tidak. Di sisi lain pembentukan koefisien
MRPT dipengaruhi oleh berbagai faktor salah satunya adalah kondisi
makroekonomi dan struktur finansial. Penelitian ini selanjutnya membahas
pengaruh struktur finansial terhadap koefisien MRPT.
Penelitian ini memiliki dua tujuan utama yaitu: (1) menganalisis efektifitas

transmisi kebijakan moneter melalui jalur suku bunga yang dicerminkan dari
koefisien MRPT jangka pendek dan jangka panjang; (2) menganalisis pengaruh
struktur finansial terhadap koefisien MRPT.
Perhitungan koefisien MRPT menggunakan data 35 negara yang
merepresentasikan beberapa kawasan didunia yaitu Australia, East Asia and
Pacific, Europe and Central Asia, European Union, Latin America and
Caribbean, Middle East and North Africa, South Africa, High Income dan Middle
Income dengan periode pengamatan tahun 2005-2013. Metode Error Correction
Model (ECM) digunakan untuk menghitung koefisien jangka pendek MRPT dan
Autoregressive Distributed Lag (ARDL) untuk menghitung koefisien jangka
panjang MRPT. Pengaruh struktur finansial terhadap koefisien MRPT dianalisis
menggunakan data 30 negara dengan periode pengamatan tahun 2005-2011.
Metode analisis menggunakan panel data dinamis yaitu System-GMM.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penyesuaian jangka panjang suku
bunga deposit terhadap perubahan suku bunga pasar uang dinilai belum efektif
hampir pada semua kawasan, terkecuali kawasan Middle East and North Africa
dan South Africa. Di sisi lain penyesuaian jangka panjang suku bunga pinjaman
terhadap perubahan suku bunga pasar uang untuk kawasan Australia, European
Union, South Africa dan High Income dinilai telah efektif. Suku bunga pinjaman
dinilai lebih responsif terhadap perubahan suku bunga pasar uang dibandingkan

dengan suku bunga deposit.
Struktur finansial memiliki yang pengaruh positif dan signifikan terhadap
pembentukan koefisien market to lending pass-through adalah biaya overhead
perbankan dan fleksibilitas nilai tukar. Sebaliknya tingkat konsentrasi perbankan
dan return on equity perbankan memiliki pengaruh negatif dan signifikan.
Kata kunci: market-to-retail pass-through, kondisi struktur
autoregressive distributed lag, error correction model, system GMM.

finansial,

SUMMARY
MARIA UTARI. Market-to-Retail Pass-Through and Structure of Financial as
The Determinant Factors. Supervised by NOER AZAM ACHSANI and
LUKYTAWATI ANGGRAENI.
The approach that can be used to assess the effectiveness of the transmission
of monetary policy through the interest rate channel is by calculating the
coefficient of market to retail pass-through (MRPT). Market to retail pass-through
(MRPT) is defined as the change in money market interest rates which are
transmitted on bank retail rates. By knowing the value of the MRPT coefficient in
a country, it can be seen and be concluded whether the transmission of monetary

policy has been going well or not. On the other hand MRPT coefficient is
influenced by various factors such as macroeconomic condition and financial
structure. This study in the next section will discuss about the influence of the
financial structure condition on the MRPT coefficient.
This study has two main objectives that include the following: (1) to analyze
the effectiveness of the monetary policy transmission through the interest rate
channel which is reclected by the MRPT coefficient; (2) to analyze the effect of
financial structure condition on the MRPT coefficient.
The analysis of calculation the MRPT coefficient uses thirty five countries
that representing several regions in the world including Australia, East Asia and
Pacific, Europe and Central Asia, European Union, Latin America and Caribbean,
Middle East and North Africa, South Africa, High Income and Middle Income
with the observation period start from 2005-2013. The method that used is Error
Correction Model (ECM) to calculate short run coefficient of MRPT and
Autoregressive Distributed Lag (ARDL) to calculate long run coefficient of
MRPT. The analysis of the effect of financial structure as the determinant of the
MRPT coefficient uses thirty countries as the object of research and observation
period start from 2005-2011. The method that used is dynamic panel data (SYSGMM).
The result of analysis shows that long run adjustment of deposit rates to the
changes in money market rates is considered to effective in nearly all regions,

except Middle East and North Africa and South Africa. On the other hand the long
run adjustment of lending rates to the changes in money market rates has been
effective in Australia, European Union, South Africa and High Income Countries.
Lending rate is considered more responsive to the changes in money market rates
than deposit rate.
The financial structure that have a positive and significant effect on the
formation of market to lending pass-through are bank overhead and flexibility of
exchange rate while bank concentration and bank return on equity have negative
and significant effect.
Keywords: market-to-retail rate pass-through, structure of financial conditions,
autoregressive distributed lag, error correction model, system GMM.

© Hak Cipta Milik IPB, Tahun 2014
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan
atau menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan,
penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau
tinjauan suatu masalah; dan pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan
IPB.
Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya tulis

dalam bentuk apapun tanpa izin IPB

MARKET-TO-RETAIL PASS-THROUGH DAN
FAKTOR-FAKTOR STRUKTUR FINANSIAL YANG
MEMPENGARUHINYA

MARIA UTARI

Tesis
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Magister Sains
pada
Program Studi Ilmu Ekonomi

SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014

Penguji Luar Komisi pada Ujian Tesis: Prof. Dr. Ir. Bonar M. Sinaga, MA


Judul Penelitian
Nama
NIM
Program Studi

: Market-to-Retail Pass-Through dan Faktor-faktor Struktur
Finansial yang Mempengaruhinya
: Maria Utari
: H151130466
: Ilmu Ekonomi

Disetujui oleh
Komisi Pembimbing

Prof. Dr. Ir. Noer Azam Achsani, M.S
Ketua

Dr. Lukytawati Anggraeni, S.P., M.Si
Anggota


Diketahui

Ketua Program Studi
Ilmu Ekonomi

an. Dekan SPs IPB
Sekretaris Program Magister

Dr. Ir.R. Nunung Nuryartono, M.Si

Prof. Dr. Ir. Nahrowi, M.Sc

Tanggal Ujian: 4 Juli 2014

Tanggal Lulus:

PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala karunia
dan kemurahan hati-Nya sehingga tesis yang berjudul “Market-to-Retail PassThrough dan Faktor-faktor Struktur Finansial yang Mempengaruhinya” ini telah

berhasil diselesaikan dengan baik. Tesis ini merupakan salah satu syarat untuk
menyelesaikan jenjang pendidikan Strata-2 dan memperoleh gelar Magister Sains
(M.Si) dari Program Studi Pascssarjana Ilmu Ekonomi Institut Pertanian Bogor.
Terima kasih penulis ucapkan kepada Bapak Prof. Noer Azam Achsani,
Ph.D selaku ketua komisi pembimbing yang senantiasa memberikan baik arahan,
motivasi, inspirasi tiada henti dan ilmu yang sungguh luar biasa berharga kepada
penulis, kepada Ibu Dr. Lukytawati Anggraeni selaku anggota komisi
pembimbing yang juga senantiasa memberikan semangat, masukan serta dorongan
motivasi untuk dapat menyelesaikan tesis ini tepat waktu, serta kepada Bapak
Prof. Dr. Ir. Bonar M. Sinaga, MA selaku penguji luar komisi dan kepada Dr. Ir.
Sri Mulatsih, M.Sc selaku dosen perwakilan dari komisi pendidikan dan Dr. Ir. R.
Nunung Nuryantono, M.Si selaku ketua program studi ilmu ekonomi yang telah
banyak memberikan koreksi, ide, motivasi serta saran. Selain itu penulis juga
ingin mengucapkan terimakasih kepada dan Ibu Heni Hasanah yang bersedia
untuk menjadi teman diskusi, bertanya dan memberikan masukan yang sangat
bermanfaat.
Ungkapan terima kasih juga disampaikan kepada ayah, ibu, serta keluarga
terdekat atas segala doa dan kasih sayangnya. Disamping itu penghargaan ini
penulis berikan pula untuk sepuluh orang terpilih Fast-Track IE IPB angkatan satu
sebagai teman seperjuangan selama ini Salsa Dilla, Farhana Zahrotunnisa, Friska

Zehan Phalupy, Nandha Rizki Awalia, Ida Bagus Perdana Kumara, Andrian Tri
Sasongko, Nidaa Nazaahah, Bintan Badriatul Ummah, Manda Khairatul dan Bram
Agustian Zahro. Penulis juga ingin berterimakasih kepada sahabat-sahabat terbaik
atas perhatian dan kasih sayangnya Aisya Nadhira, Rany Pratiwi, Nina Hanifa,
Arsy Disa, Khonsa Tsabita, Hardiyanti Nurillah, Danty Kartika, Selvi Anggraeni,
Qisthy Nur Fathia, Aditya Setianingtyas, Nadya Astrid, Rezka Farah, Dwinda
Larasati, Luqman Azis, Andri Sukrudin, Khairul Auni, Bobby Radiansyah dan
sahabat lainnya yang tidak dapat disebutkan satu per satu. Terakhir penulis
sampaikan terima kasih atas segala dukungan dari rekan-rekan Ilmu Ekonomi 46
dan HIPOTESA FEM IPB 2011.
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

Bogor, Juli 2014

DAFTAR ISI
DAFTAR ISI
v
DAFTAR TABEL
vi
DAFTAR GAMBAR

vi
DAFTAR LAMPIRAN
viii
1 PENDAHULUAN
1
Latar Belakang
1
Perumusan Masalah
2
Tujuan Penelitian
4
Manfaat Penelitian
4
Ruang Lingkup dan Keterbatasan Penelitian
5
2 TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN
6
Penelitian Terdahulu
6
Kerangka Pemikiran
7
Hipotesis Penelitian
9
3 METODE PENELITIAN
10
Jenis dan Sumber Data
10
Metode Analisis
11
Data Generating Process
23
Perumusan Model
25
Definisi Operasional Variabel
28
Prosedur Analisis
28
4 HASIL DAN PEMBAHASAN
30
Analisis Eksploratif Data
30
Data Generating Process
36
Koefisien Jangka Pendek dan Jangka Panjang Market-to-Retail PassThrough
37
Faktor-faktor Struktur Finansial yang Mempengaruhi Koefisien
Market-to-Lending Pass-Through
47
5 SIMPULAN DAN SARAN
53
Simpulan
53
Saran
54
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP

55
58
72

DAFTAR TABEL
1

Ringkasan hasil literatur: faktor-faktor yang mempengaruhi interest
rate pass through .......................................................................................... 7
2 Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian .................................. 10
3 Ringkasan perbandingan hasil estimasi market-to-deposit dan lending
pass-through antar kawasan di dunia ......................................................... 44
4 Hasil estimasi koefisien parameter pada PLS, FEM dan SYS-GMM ........ 49

DAFTAR GAMBAR
1 Kerangka pemikiran teoritis
2 Plot pergerakan suku bunga deposit, pinjaman dan pasar uang periode
2005-2012
3 Plot pergerakan suku bunga deposit, pinjaman dan pasar uang pada
kawasan high income dan middle income periode 2005-2012
4 Tingkat rata-rata suku bunga deposit, pinjaman dan pasar uang
periode 2005-2012
5 Tingkat rata-rata suku bunga deposit, pinjaman dan pasar uang
periode 2005-2012 pada kawasan high income dan middle income
6 Tingkat rata-rata bank concentration, bank overhead, bank ROE,
deposit to GDP dan flexibility exchange rates antar kawasan periode
2005-2011
7 Koefisien jangka panjang dan jangka pendek market-to-deposit passthrough antar kawasan
8 Koefisien jangka panjang dan jangka pendek market-to-deposit passthrough pada kawasan high income dan middle income
9 Koefisien jangka panjang dan jangka pendek market-to-lending passthrough antar kawasan
10 Koefisien jangka panjang dan jangka pendek market-to-lending passthrough pada kawasan high income dan middle income
11 Pola hubungan market-to-lending pass-through dengan faktor
struktur finansial antar kawasan di dunia

8
31
32
33
33

35
38
39
40
42
48

DAFTAR LAMPIRAN
1
2
3

4

5

6

7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18

Uji stationeritas pada suku bunga deposit, pinjaman dan pasar uang
menggunakan Eviews 6
Ringkasan hasil estimasi uji kointegrasi menggunakan Microfit 4.1
Hasil estimasi perhitungan koefisien jangka pendek dan kecepatan
penyesuaian market-to-deposit pass-through dengan error correction
model (ECM) menggunakan Microfit 4.1
Hasil estimasi perhitungan koefisien jangka panjang market-todeposit pass-through dengan autoregression distributed lag (ARDL)
menggunakan Microfit 4.1
Hasil estimasi perhitungan koefisien jangka pendek dan kecepatan
penyesuaian market-to-lending pass-through dengan error correction
model (ECM) menggunakan Microfit 4.1
Hasil estimasi perhitungan koefisien jangka panjang market-tolending pass-through dengan autoregression distributed lag (ARDL)
menggunakan Microfit 4.1
Hasil estimasi model tanpa interaksi system-generalized method of
moments (SYS-GMM) menggunakan program STATA 11
Hasil estimasi uji arellano bond pada model tanpa interaksi
menggunakan program STATA 11
Hasil estimasi uji sargan pada model tanpa interaksi menggunakan
program STATA 11
Hasil estimasi model tanpa interaksi pooled least square (PLS)
menggunakan program STATA 11
Hasil estimasi model tanpa interaksi fixed effect model (FEM)
menggunakan program STATA 11
Hasil estimasi model dengan interaksi system-generalized method of
moments (SYS-GMM) menggunakan program STATA 11
Hasil estimasi uji arellano bond pada model dengan interaksi
menggunakan program STATA 11
Hasil estimasi uji sargan pada model dengan interaksi menggunakan
program STATA 11
Hasil estimasi model dengan interaksi pooled least square (PLS)
menggunakan program STATA 11
Hasil estimasi model dengan interaksi fixed effect model (FEM)
menggunakan program STATA 11
Klasifikasi negara-negara ke dalam kawasan regional
Klasifikasi negara-negara ke dalam kawasan berdasarkan pendapatan

59
60

61

62

63

64
65
66
66
67
67
68
68
68
69
69
70
71

DAFTAR ISTILAH
No

Istilah

1

Asymmetric

2
3

Bank’s Collusive Pricing
Arrangements
Bank Concentration

4

Bank Overhead

5
6

Bank Return on Equity
(ROE)
Complete Pass-Through

7

Deposit to GDP

8

Incomplete PassThrough
Inflation Targeting
Framework

9

10

13
14
15

Market-to-Retail PassThrough
Market-to-Deposit PassThrough
Market-to-Lending PassThrough
Official atau Benchmark
Opportunity Cost
Over Pass-Through

16
17
18

Rigidity
Speed of Adjustment
Symmetric

19

Time Lag

11
12

Keterangan
Perbankan merespon tidak sejalan dengan suku bunga
pasar uang
Kecenderungan perbankan bersama-sama kolusi dalam
menaikkan atau menurunkan tingkat suku bunga
Aset dari tiga bank terbesar pada suatu negara sebagai
share dari total aset pada bank komersial. Variabel
tersebut digunakan untuk menguji apakah monopoli
pada sektor perbankan menghambat pass-through
Nilai akuntansi biaya overhead sebagai share dari total
aset
Rata-rata tingkat pengembalian ekuitas yang dihitung
dari rasio pendapatan bersih terhadap total ekuitas
Perubahan suku bunga retail perbankan sebanding
dengan perubahan suku bunga pasar uang
Demand, time dan saving deposit dalam deposit
perbankan sebagai share dari GDP pada suatu negara
Perubahan suku bunga retail perbankan lebih kecil dari
perubahan suku bunga pasar uang
Kerangka
kebijakan
yang
ditandai
dengan
pengumuman oleh bank sentral kepada publik
mengenai target inflasi yang hendak dicapai dalam
beberapa periode ke depan melalui penggunaan suku
bunga dan alat moneter lainnya.
Proses perubahan suku bunga pasar uang yang
ditransmisikan pada suku bunga retail perbankan
Proses perubahan suku bunga pasar uang yang
ditransmisikan pada suku bunga deposit perbankan
Proses perubahan suku bunga pasar uang yang
ditransmisikan pada suku bunga pinjaman perbankan
Acuan
Biaya imbangan dalam menahan jumlah asset
Perubahan suku bunga retail perbankan melebihi dari
perubahan suku bunga pasar uang
Kekakuan
Kecepatan penyesuaian
Perbankan merespon sejalan dengan suku bunga pasar
uang
Selang waktu

1

1 PENDAHULUAN
Latar Belakang
Kebijakan moneter yang dilakukan oleh otoritas moneter atau bank sentral
pada hakikatnya adalah upaya untuk mencapai tingkat pertumbuhan ekonomi yang
tinggi secara berkelanjutan dengan tetap mempertahankan kestabilan harga. Dalam
upaya untuk mencapai target kebijakan, otoritas kebijakan moneter memiliki
beberapa instrumen moneter salah satunya adalah suku bunga acuan. Instrumen
moneter tersebut digunakan untuk mempengaruhi sasaran akhir melalui berbagai
jalur transmisi. Jalur untuk mentransmisikan kebijakan moneter di antaranya
adalah jalur harga aset, kredit, suku bunga, nilai tukar dan ekspektasi inflasi.
Pemahaman mengenai transmisi kebijakan moneter menjadi kunci agar dapat
mengarahkan kebijakan moneter untuk mempengaruhi arah perkembangan
ekonomi rill dan harga di masa yang akan datang (Ascarya 2012).
Penelitian ini fokus pada transmisi kebijakan moneter melalui jalur suku
bunga. Transmisi kebijakan moneter melalui jalur suku bunga menekankan akan
pentingnya aspek harga pada pasar finansial terhadap berbagai aktivitas ekonomi
pada sektor rill. Transmisi kebijakan dimulai dengan adanya perubahan kebijakan
yang dibuat oleh otoritas moneter yaitu bank sentral melalui penetapan suku bunga
acuan. Perubahan suku bunga acuan yang ditetapkan oleh otoritas moneter
menyebabkan perubahan pada suku bunga pasar uang antar bank (PUAB) dimulai
dari suku bunga pasar yang bersifat jangka pendek hingga jangka panjang. Dalam
tataran operasional, suku bunga acuan tercermin dari suku bunga pasar uang
jangka pendek yang juga merupakan sasaran operasional dari kebijakan moneter.
Perubahan suku bunga pasar uang tersebut yang kemudian akan berpengaruh
kepada suku bunga kredit dan deposit yang pada akhirnya akan mempengaruhi
tingkat tabungan, investasi, konsumsi dan permintaan agregat.
Jalur suku bunga merupakan jalur yang paling tradisional yang masih
digunakan oleh para otoritas pembuat kebijakan moneter. Jalur ini dianggap
penting karena merupakan salah satu jalur yang direspon cepat oleh para pelaku
pasar, terutama perbankan. Seiring berkembangnya kebijakan rezim moneter
inflation targeting framework (ITF) jalur transmisi melalui jalur suku bunga
semakin mendapatkan perhatian, karena beberapa negara menggunakan suku
bunga sebagai target atau sasaran operasional dalam menjalankan kebijakan
tersebut. Sehingga bagi negara yang menganut rezim tersebut multak memahami
dengan baik mengenai bagaimana, berapa banyak dan berapa waktu yang
dibutuhkan dari perubahan suku bunga untuk mempengaruhi tingkat inflasi.
Market-to-retail pass-through (MRPT) sendiri diartikan sebagai perubahan
suku bunga pasar uang yang ditransmisikan pada suku bunga perbankan.
Mekanisme MRPT memainkan peran yang sangat penting dalam kebijakan
moneter. Kecepatan dan pemenuhan MRPT dari suku bunga acuan menuju suku
bunga pasar dan perbankan menjadi kekuatan transmisi kebijakan moneter, De
Bondt 2002. Pada penggunaan rezim moneter ITF, penting mensyaratkan
keberhasilan transmisi kebijakan moneter pada suatu negara. Bagi beberapa negara
maju, pelaksanaan dari rezim ITF telah dilakukan dengan baik, namun untuk

2

negara-negara berkembang masih menjadi sebuah pertanyaan apakah rezim
tersebut sudah dengan baik dilaksanakan.
Pendekatan yang dapat dilakukan untuk menilai tingkat efektivitas transmisi
kebijakan moneter melalui jalur suku bunga adalah dengan menghitung nilai
koefisien MRPT. Nilai satu pada koefisien MRPT mengindikasikan bahwa
perubahan suku bunga pasar direspon penuh oleh perubahan suku bunga retail
perbankan. Artinya ketika koefisien MRPT pada suatu negara mendekati nilai satu
maka dapat katakan bahwa transmisi kebijakan sudah berjalan dengan baik, dan
berlaku sebaliknya. Nilai koefisien MRPT dapat pula digunakan untuk melihat
tolak ukur kredibilitas bank sentral pada suatu negara dalam menjalankan
kebijakan moneter dan mencapai sasaran akhir kebijakan. Dengan mengetahui nilai
koefisien MRPT pada suatu negara, maka dapat diketahui dan disimpulkan apakah
transimisi kebijakan moneter telah berjalan dengan baik atau tidak.

Perumusan Masalah
Setiap kawasan atau negara dapat memiliki koefisien MRPT yang berbeda
dan beragam. Hal tersebut dipengaruhi oleh berbagai hal yaitu diantaranya kondisi
makroekonomi dan struktur finansial oleh masing-masing negara (Gigineishvili
2011). Kajian tentang tema ini sudah cukup banyak dilakukan, misalnya Mojon
(2000), De Bondt (2002), Bugstaller (2003), Donnay dan Degryse (2001), Egert et
al. (2006). Akan tetapi penelitian tersebut hanya mengacu dan terfokus pada
negara-negara maju saja seperti Uni Eropa dan Amerika. Maka dari itu
Gigineishvili 2011 menganalisis mengenai MRPT dengan lingkup yang luas yaitu
lingkup internasional empiris dan menganalisis pengaruh kondisi makroekonomi
dan struktur finansial terhadap pemenuhan koefisien jangka panjang MRPT dengan
metode cross section. Dari lingkup kondisi makroekonomi ditemukan bahwa
inflasi, GDP per kapita memiliki pengaruh yang positif, sedangkan volatilitas pasar
uang memilili pengaruh yang negatif terhadap pemenuhan koefisien jangka
panjang MRPT. Cottareli dan Kourelis (1994), Mojon (2000), Sanders dan Klemeir
(2000) juga mengungkapkan bahwa inflasi memiliki pengaruh yang positif
terhadap pemenuhan koefisien MRPT.
Pada penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Gigineishvili (2011) dan
Utari (2013) mengemukakan bahwa kondisi makroekonomi secara signifikan
memiliki pengaruh terhadap pemenuhan MRPT, namun koefisien determinasi yang
dihasilkan berada pada kisaran angka yang relatif rendah. Rendahnya koefisien
determinasi dari analisis pengaruh kondisi makroekonomi terhadap pemenuhan
MRPT pada kedua penelitian tersebut melatarbelakangi dari pentingnya
menganalisis faktor lain yang potensial dapat mempengaruhi pemenuhan MRPT.
Beberapa penelitian mencoba menganalisis faktor lain yang mempengaruhi
pemenuhan MRPT seperti faktor struktur finansial yang dilakukan oleh Sorensen
dan Werner (2006), Mishra, Montiel dan Slimbergo (2010), Freedman dan OtkerRobe (2010), Gigineishvili (2011), Cas et al. (2011). Faktor struktur finansial
diidentifikasi berpengaruh terhadap efektivitas transmisi kebijakan moneter. Hal
tersebut karena kedekatan hubungan diantara keduanya, dimana kebijakan moneter
dalam mempengaruhi sektor perekonomian rill terlebih dahulu berinteraksi secara
langsung dengan sektor finansial, yaitu khususnya perbankan.

3

Penelitian-penelitian terdahulu yang berfokus pada kondisi struktur finansial
dilakukan baik pada ruang lingkup negara maupun lingkup yang lebih luas seperti
yang dilakukan oleh Gigineishvili (2011) dan Cas et al. (2011). Giginieshvili
(2011) menganalisis pengaruh kondisi struktur finansial terhadap pemenuhan
koefisien jangka panjang MRPT dalam lingkup internasional empiris dengan
penggunaan metode cross section, dimana ditemukan fleksibilitas nilai tukar,
kualitas kredit, biaya overhead dan kompetisi perbankan memiliki pengaruh yang
positif, sedangkan ekses likuiditas memiliki pengaruh yang negatif terhadap
pemenuhan koefisien jangka panjang MRPT. Cas et al. (2011) mengestimasi
koefisien policy interest-rate pass-through pada kawasan Central American
(CADR) dan menganalisis pengaruh kondisi struktur finansial yaitu financial
dollarization, fleksibilitas nilai tukar, konsentrasi perbankan, dan rasio deposit
terhadap GDP terhadap pemenuhan policy interest-rate pass-through dalam
lingkup internasional empiris dengan penggunaan metode panel dinamis. Hasil
analisis pada panel dinamis menyatakan bahwa fleksibilitas nilai tukar dan rasio
deposit terhadap GDP memiliki pengaruh yang positif, sedangkan financial
dollarization dan konsentrasi perbankan memiliki pengaruh yang negatif terhadap
pemenuhan koefisien policy interest-rate pass-through.
Peneliti sendiri sebelumnya telah melakukan fokus penelitian analisis
perhitungan koefisien jangka pendek dan jangka panjang dari MRPT dan pengaruh
kondisi makroekonomi terhadap pemenuhannya. Penelitian yang telah dilakukan
mencoba menggunakan ruang lingkup seluas mungkin yaitu dengan lingkup
internasional empiris dengan penggunaan 35 negara. Kelengkapan dan kelayakan
data pada suatu negara menjadi dasar pertimbangan utama dalam keterpilihannya
sebagai objek penelitian. Berdasarkan masih rendahnya koefisien determinasi pada
pengaruh kondisi makroekonomi terhadap pemenuhan MRPT dan beberapa
penelitian terdahulu yang masih perlu dilakukan penelitian lebih lanjut, maka
penelitian ini akan berusaha untuk menganalisis faktor lain yang potensial
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap MRPT, yaitu faktor kondisi struktur
finansial. Penelitian ini akan berusaha memperkaya analisis dengan menggunakan
objek penelitian yang luas serta melakukan penambahan beberapa proksi dari
struktur finansial untuk melengkapi beberapa penelitian terdahulu.
Terdapat dua bagian analisis pada penelitian ini. Bagian pertama adalah
analisis perhitungan koefisien MRPT baik jangka pendek dan panjang untuk
melihat seberapa penuh transmisi kebijakan moneter melalui suku bunga telah
dijalankan dengan ruang lingkup internasional empiris. Sedangkan pada bagian
kedua akan dianalisis mengenai determinan pembentukan koefisien MRPT dari
aspek kondisi struktur finansial. Hal tersebut penting dilakukan untuk melihat
bagaimana pengaruh dari struktur finansial masing-masing negara dalam
mempengaruhi pembentukkan koefisien MRPT. Proksi yang digunakan dalam
bagian kedua analisis adalah bank concentration, bank overhead, return on equity
(ROE), fleksibilitas nilai tukar dan rasio total deposit terhadap GDP.
Penelitian mengenai determinan pemenuhan MRPT dengan sampel atau
objek penelitian yang luas masih relatif jarang dilakukan. Dalam penelitian ini
bukan hanya menggunakan ruang lingkup yang luas, namun penelitian ini juga
berusaha menggunakan beberapa metode untuk dapat menghasilkan metode
terbaik yang akan dipilih. Dengan mengetahui karakteristik struktur MRPT, maka
hal tersebut akan memberikan implikasi yang berharga bagi otoritas moneter untuk

4

mengevaluasi tingkat keefektifan transmisi melalui jalur suku bunga, sehingga
nantinya akan dapat meningkatkan efektivitas dalam pelaksanaan kebijakan
moneter. Sedangkan pentingnya dikaji mengenai determinan pembentukan MRPT
adalah agar otoritas moneter dapat menggunakan besaran variabel-variabel struktur
finansial untuk mengidentifikasi kebijakan yang dapat ditempuh untuk
memperkuat transmisi kebijakan moneter melalui jalur suku bunga. Pengetahuan
tersebut kemudian dapat digunakan sebagai input penting dalam merumuskan
kerangka kebijakan moneter yang efektif untuk masing-masing negara sesuai
dengan kondisi struktur finansialnya.
Hal-hal yang telah dikemukakan di atas mengenai pemenuhan MRPT dan
determinannya menjadi penting untuk menentukan kekuatan transmisi dan
kredibilitas otoritas moneter dalam mencapai target akhir dari kebijakan. Maka dari
itu diperlukan suatu analisis dan pemahaman yang mendalam bagi otoritas moneter
mengenai hal tersebut agar dapat mengarahkan kebijakan demi tercapainya target
kebijakan moneter yang telah ditetapkan. Terkait masalah tersebut, ada beberapa
hal yang akan dianalisis dalam penelitian ini, yaitu:
1. Bagaimana efektifitas transmisi kebijakan moneter melalui jalur suku bunga
yang dicerminkan dari koefisien jangka pendek maupun jangka panjang
MRPT pada negara-negara yang menjadi objek penelitian?
2. Bagaimana pengaruh kondisi struktur finansial terhadap koefisien MRPT?

Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan permasalahan yang telah dirumuskan,
penelitian ini bertujuan untuk:
1. Menganalisis efektifitas transmisi kebijakan moneter melalui jalur suku
bunga yang dicerminkan dari koefisien jangka pendek maupun jangka
panjang MRPT pada negara-negara yang menjadi objek penelitian.
2. Menganalisis pengaruh kondisi struktur finansial terhadap koefisien MRPT.

Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pengambil kebijakan otoritas
moneter untuk melihat dan mengevaluasi seberapa efektif transmisi kebijakan yang
telah dijalankan. Selain itu penelitian ini diharapkan pula dapat memberikan
masukan mengenai bagaimana strategi yang harus dijalankan dalam upaya
meningkatkan pemenuhan koefisien MRPT pada suatu negara dengan
memperhatikan besaran-besaran kondisi struktur finansial. Melalui pemahaman
yang baik mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi transmisi dari kebijakan
moneter yaitu melalui jalur suku bunga dalam perspektif struktur finansial,
diharapkan dapat mempermudah langkah otoritas moneter pada suatu negara untuk
mencapai target akhir kebijakan yang ditetapkan. Penelitian ini dapat pula
dijadikan sebagai referensi pembanding dan stimulan untuk penelitian-penelitian
selanjutnya.

5

Ruang Lingkup dan Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini memiliki empat ruang lingkup. Pertama, penelitian ini
mencoba memberikan gambaran mengenai dinamika perubahan pergerakan suku
bunga pasar uang dan retail perbankan serta kondisi struktur finansial selama
periode 2005-2012 pada 35 negara yang menjadi objek penelitian secara deskriptifanalitis. Keterpilihan 35 negara tersebut telah merepresentasikan beberapa kawasan
di dunia yaitu Australia, East Asia and Pacific, Europe and Central Asia,
European Union, Latin America and Caribbean, Middle East and North Africa
dan South Africa. Kedua, melakukan analisis perhitungan koefisien jangka pendek
MRPT dengan metode error correction model (ECM) dan jangka panjang MRPT
dengan metode autoregressive distribution lag (ARDL. Ketiga, membangun model
ekonometrika berbasis data panel statis dan dinamis dengan lingkup 30 negara
yang memiliki kemampuan untuk menguji apakah kondisi struktur finansial
mempengaruhi pemenuhan koefisien MRPT. Keempat, dari hasil estimasi model
ekonometrika yang diperoleh, selanjutnya akan diberikan beberapa telaah dan
analisis untuk kemudian diberikan beberapa kesimpulan.
Data yang digunakan pada bagian analisis kedua adalah suku bunga pasar
uang dan suku bunga retail perbankan yaitu suku bunga deposit dan kredit. Data
tersebut merupakan data time series dengan basis data bulanan pada periode 20052012.
Proksi dari kondisi struktur finansial yang digunakan dalam analisis ketiga
ini antara lain adalah bank concentration, bank overhead, return on equity (ROE),
fleksibilitas nilai tukar dan rasio total deposit terhadap GDP. Data tersebut
merupakan data panel dengan basis data tahunan pada periode 2005-2011.
Dalam konteks analisis kuantitatif yang dilakukan, yakni menggunakan
metode autoregressive distributed lag (ARDL) untuk perhitungan koefisien jangka
panjang MRPT dan metode error correction model (ECM) untuk perhitungan
koefisien jangka pendek MRPT. Metode data panel statis dan dinamis digunakan
untuk menganalisis faktor-faktor struktur finansial yang mempengaruhi koefisien
MRPT. Metodel yang akan digunakan untuk mengestimasi model data panel statis
adalah pooled least square (PLS) dan fixed effects model (FEM). Sedangkan
metode yang digunakan untuk mengestimasi model data panel dinamis adalah
metode first-differences GMM dan system GMM (generalized method of moments)
yang diturunkan oleh Arellano-Bond.
Sementara itu penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan. Pertama, tidak
dilakukannya analisis pass-through dari suku bunga acuan terhadap suku bunga
retail perbankan. Hal tersebut dikarenakan terdapat perbedaan proksi suku bunga
acuan terhadap masing-masing negara yang menjadi objek penelitian. Namun
tersebut di atasi dengan penggunaan suku bunga pasar uang, dimana dalam tataran
operasional suku bunga acuan tercermin pada suku bunga pasar uang jangka
pendek. Kedua, tidak semua negara di dunia digunakan sebagai objek penelitian.
Hal tersebut dikarenakan banyak negara yang tidak memiliki struktur data lengkap
yang sangat krusial dibutuhkan pada penelitian ini.

6

2 TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN
Penelitian Terdahulu
Cotarelli dan Korelis (1994), De Bondt (2002), Mishra, Montiel dan
Splimbergo (2010) mengungkapkan bahwa konsentrasi perbankan menurunkan
reaksi perbankan terhadap kebijakan dan memperlemah mekanisme transmisi
kebijakan melalui jalur suku bunga. Inelastisitas permintaan relatif mungkin terjadi
ketika tingkat konsentrasi perbankan tinggi. Cottareli dan Kourelis (1994) juga
menemukan bahwa tingkat inflasi yang tinggi, mobilitas kapital dan pembangunan
pasar uang1 menghasilkan pada penguatan koefisien pass-through.
Kwapil dan Scharler (2006), melalui metode autoregressive distributed lag
(ARDL) menganalisis determinasi keseimbangan pada model harga kaku dimana
pass-through untuk suku bunga retail relatif lambat dan berpotensi tidak lengkap
(incomplete) pada United States dan Europe Union. Ditemukan bahwa pengaruh
kebijakan moneter terhadap permintaan agregat dan inflasi tergantung pada
sejauhmana besaran perubahan pass-through suku bunga pasar uang kepada suku
bunga retail.
Egert et al. (2006), melalui metode autoregressive distributed lag (ARDL)
menganalisis koefisien MRPT untuk 5 negara Cental and Eastern Europe (CEE)
yakni Czech Republic, Hungary, Poland, Slovakia, dan Slovenia. MRPT umumnya
rendah pada overnight deposit rate namun secara substansi lebih tinggi pada short
to long term deposit rate dan corporate lending rates. Hasil penelitian juga
menyatakan bahwa MRPT rata-rata pada CEE-5 lebih besar dibandingkan negara
inti dari euro area seperti Austria dan Jerman.
Putri (2009), menganalisis perbedaan koefisien interest rate pass-through
pada negara ASEAN +3 dimana fenomena over pass-through terjadi pada
pembentukan suku bunga perbankan di Singapura dan suku bunga kredit di
Malaysia, sedangkan fenomena incomplete pass-through terjadi pada pembentukan
kedua suku bunga perbankan di Indonesia, Thailand, Filipina, Jepang, Korea serta
suku bunga deposit Malaysia. Melalui metode structural vector autoregession
(SVAR) yang dikombinasikan dengan model yang dikombinasikan dengan model
koreksi kesalahan menjadi vector error correction model (VECM) simulasi
impulse response function (IRF) menunjukan guncangan pada suku bunga official
direspon positif dan permanen oleh suku bunga perbankan masing-masing negara
ASEAN +3 kecuali Singapura sedangkan tingkat harga merespon negatif dan
permanen kecuali Indonesia, Malaysia, dan Jepang serta pendapatan nasional juga
turut merespon negatif dan permanen kecuali Indonesia dan Jepang. Hasil empiris
berikutnya menunjukkan hanya Jepang yang memiliki hubungan kointegrasi antara
suku bunga official dengan tingkat harga sedangkan terhadap pendapatan nasional
tidak ada satu pun negara yang suku bunga official-nya terkointegrasi.
Gigineishvili (2011), mengungkapkan faktor-faktor penentu MRPT dengan
memperluas jangkauan cross-sectional dari 70 negara. Dengan menggunakan
model error correction model (ECM) dan autoregressive distributed lag (ARDL)
ditemukan bahwa GDP per kapita dan inflasi memiliki efek positif sementara
1

Pembangunan pasar uang diukur dengan menggunakan proksi volatilitas suku bunga pasar uang
atau dari pasar sekuritas jangka pendek.

7

volatilitas pasar memiliki efek negatif pada MRPT. Variabel pasar finansial yakni
nilai tukar fleksibel, kualitas kredit, biaya overhead, dan kompetisi perbankan efek
yang positif, sedangkan excess likuiditas perbankan menghambat atau memiliki
efek negatif terhadap pemenuhan MRPT.
Cas et al. (2011), mengungkapkan bahwa koefisien policy interest-rate passthrough pada umumnya lebih lemah dan lambat transmisinya pada negara CADR
(beberapa negara Central America) dibandingkan dengan negara LA6 (negaranegara yang di jadikan acuan atau benchmark). Beragam faktor potensial yang
mempengaruhi pembentukan koefisien pass-through diantaranya adalah financial
dollarization, fleksibilitas nilai tukar, konsentrasi perbankan, pembangunan sektor
finansial dan fiskal dominan. Dengan menggunakan analisis panel dinamis
ditemukan bahwa penguatan mekanisme transmisi dapat diperkuat dengan
meningkatkan fleksibilitas nilai tukar, pengurangan financial dollarization,
melakukan pembangunan pada sektor finansial serta mengurangi konsentrasi
perbankan.
Tabel 1 Ringkasan hasil literatur faktor-faktor yang mempengaruhi interest rate
pass througha
GDP /
Capita

Inflation

Cas et al
Cottareli dan
+
Kourelis
Gigineishvili
+
+
Mojon
+
Sander dan
+
Kleimeir
a
Keterangan: ( ) berpengaruh positif
( ) berpengaruh negatif

Market
Volatility

Bank
Concentration
-

Competition

Operating
Cost

+

-

+

-

+
+

+

-

-

+

Kerangka Pemikiran
Mengacu pada tujuan dari penelitian yang sebelumnya telah dijabarkan,
terdapat dua tahapan analisis yang dilakukan dalam penelitian ini. Tahap pertama
adalah menghitung koefisien MRPT baik jangka pendek maupun jangka panjang
untuk masing-masing objek penelitian, yaitu 35 negara di dunia. Perhitungan
tersebut dilakukan dengan menggunakan metode autoregressive distributed lag
(ARDL) untuk perhitungan koefisien jangka panjang, sedangkan untuk
perhitungan koefisien jangka pendek dilakukan dengan metode error correction
model (ECM). Tahap analisis kedua adalah menganalisis determinan atau faktorfaktor yang mempengaruhi pembentukan koefisien market-to-retail pass-through
dalam aspek struktur finansial dengan menggunakan metode panel data statis dan
dinamis dengan objek penelitian sebanyak 30 negara. Proksi determinan struktur
finansial yang digunakan adalah bank concentration, bank overhead, return on
equity (ROE), fleksibilitas nilai tukar dan rasio total deposit terhadap GDP.
Dengan mengetahui faktor-faktor struktur finansial yang dapat mempengaruhi
pembentukan koefisien MRPT diharapkan dapat mempermudah otoritas moneter
pada suatu negara dalam mengimplementasi dan mengevaluasi kebijakan moneter

8

untuk mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan. Kerangka pemikiran teoritis
dijelaskan pada Gambar 1.

Bank Sentral

Jalur Transmisi
Kebijakan

Harga Aset

Kredit

Nilai Tukar

Ekspektasi
Inflasi

Suku Bunga Acuan
(Policy Rate)

Suku Bunga Pasar Uang
(Money Market Rate)
Market-to-Retail
Pass-Through
Suku Bunga Perbankan
(Retail Rate)

Suku Bunga Deposit
(Deposit Rate)

Market-to-Retail PassThrough dipengaruhi
oleh:
1. Bank concentration
2. Bank overhead
3. Bank ROE
4. Fleksibilitas nilai
tukar
5. Rasio total deposit
terhadap GDP

Suku Bunga Pinjaman
(Lending Rate)

Implikasi dan Rekomendasi Kebijakan

Fokus Penelitian
Gambar 1 Kerangka pemikiran teoritis

9

Hipotesis Penelitian
Berdasarkan permasalahan, tujuan dan alur kerangka berpikir penelitian di
atas maka hipotesis dari penelitian ini adalah:
1. Koefisien MRPT baik jangka pendek maupun jangka panjang beragam antar
negara, hal tersebut dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti kondisi struktur
finansial, makroekonomi dan faktor lainnya.
2. Bank concentration memiliki pengaruh yang negatif terhadap pemenuhan
koefisien MRPT.
3. Bank overhead memiliki pengaruh yang positif terhadap pemenuhan
koefisien MRPT.
4. Return on equity (ROE) memiliki pengaruh yang negatif terhadap
pemenuhan koefisien MRPT.
5. Fleksibilitas nilai tukar memiliki pengaruh yang positif terhadap pemenuhan
koefisien MRPT.
6. Rasio total deposit terhadap GDP memiliki pengaruh yang positif terhadap
pemenuhan koefisien MRPT.

10

3 METODE PENELITIAN
Jenis dan Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini seluruhnya merupakan data
sekunder yang dikumpulkan dari berbagai sumber. Pada bagian analisis pertama
digunakan data time series dengan frekuensi bulanan dari Januari 2005 hingga
Desember 2013. Data yang digunakan adalah suku bunga pasar uang, suku bunga
pinjaman dan suku bunga deposit. Unit negara yang digunakan merupakan 35
negara yang merepresentasikan beberapa kawasan di dunia.
Pada bagian analisis kedua, data yang digunakan merupakan data panel
dengan time series tahunan periode 2005-2011 dan cross section yang terdiri dari
30 negara yang juga digunakan pada analisis pertama. Jumlah amatan data panel
untuk setiap variabelnya sebanyak 30 × 7 = 210 amatan. Data tersebut terdiri dari
suku bunga pasar uang, suku bunga pinjaman, tingkat konsentrasi perbankan (bank
concentration), biaya overhead perbankan (bank overhead), return on equity
perbankan (bank ROE), fleksibilitas nilai tukar dan rasio total deposit terhadap
GDP (deposit to GDP). Terdapat perbedaan jumlah tahun dan negara pada analisis
pertama dan analisis kedua. Hal tersebut disebabkan oleh terbatasnya kesediaan
data yang dibutuhkan khususnya bagi data struktur finansial antarnegara yang
hanya tersedia sampai pada tahun 2011.
Data yang digunakan dalam penelitian diperoleh dari publikasi IMF
International Financial Statistic (IFS), FX Sauders dan World Bank Global
Financial Development (GFD) versi online. Selain itu penulis juga melakukan
studi pustaka dengan membaca literatur seperti jurnal dan artikel yang berkaitan
dengan penelitian baik dari media cetak maupun internet.
Secara umum, variabel-variabel yang digunakan sebagai analisis dirangkum
dalam Tabel 2:
Tabel 2 Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitiana
Variabel
MMR
Lending
Deposit
Concentration
Overhead
ROE
Flexibility_ER

Keterangan
Suku bunga pasar uang
Suku bunga pinjaman
Suku bunga deposit
Bank concentration
Rasio biaya overhead
perbankan terhadap total
aset
Return on equity
perbankan
Fleksibilitas nilai tukar

Deposit_to_GDP Rasio deposit terhadap
GDP
Volat
Volatilitas suku bunga
pasar uang
a

Satuan
Persen
Persen
Persen
Persen
Persen

Sumber
IMF IFS
IMF IFS
IMF IFS
World Bank GFD
World Bank GFD

Index

World Bank GFD

Local
Curency/US$
Persen

FX Sauders

Index

World Bank GFD

World Bank GFD

Sumber: IMF International Financial Statistic (IFS) & World Bank Global Financial
Development (GFD)

11

Metode Analisis Data
Penelitian mengenai perhitungan koefisien MRPT ini akan dianalisis dengan
menggunakan pendekatan kointegrasi baik dengan metode error correction model
(ECM) yang dikembangkan oleh Engle-Granger (1987) dan pendekatan
kointegrasi lain dengan metode autoregressive distributed lag (ARDL) yang
dikembangkan oleh Pesaran dan Shin (1995). Sedangkan penelitian mengenai
determinan pembentukan koefisien MRPT menggunakan metode panel data
dinamis. Perangkat lunak yang digunakan dalam penelitian ini adalah Microsoft
Excel 2007, Eviews 6, Microfit 4.1, dan STATA 11.
Analisis Eksploratif
Nazir 1999, analisis eksploratif adalah suatu analisis dalam meneliti
sekelompok objek, suatu kondisi, suatu sistem pemikiran, atau pun suatu kelas
peristiwa pada masa sekarang. Tujuan dilakukannya analisis ini adalah untuk
membuat suatu deskriptif, gambaran atau lukisan secara sistematis yang faktual
mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang terjadi.
Bentuk analisis eksploratif dalam penelitian ini adalah melakukan kajian
terjadap keterkaitan antara koefisien MRPT dengan variabel-variabel struktur
finansial, yaitu bank concentration, bank overhead, return on equity (ROE),
fleksibilitas nilai tukar dan rasio total deposit terhadap GDP di 30 negara yang
dipilih sebagai objek penelitian pada periode tahun 2005-2011.
Error Correction Model (ECM) dan Autoregressive Distributed Lag (ARDL)
Metode analisis yang digunakan adalah autoregressive distributed lag
(ARDL) yang diperkenalkan oleh Pesaran dan Shin (1995) dengan pendekatan
kointegrasi. Berikut adalah model augmented autoregressive distributed lag
ARDL(p,q) menurut Pesaran dan Shin (1995) dalam Hasanah (2009):


=
=



3.1
3.2

dimana merupakan variabel berdimensi k pada integrasi satu I(1) yang tidak
terkointegrasi diantara mereka,
dan merupakan gangguan atau error dengan
rataan nol, varian dan kovarian konstan serta tidak berkorelasi serial. merupakan
matriks koefisien k k proses vektor autoregressive pada stabil.
dimana:

=∑

3.3

=

3.4

=

,

3.5

dimana L adalah lag operator dan adalah s 1 vektor dari variabel deterministik
seperti intersep, tren, variabel dummy dan variabel eksogenus dengan lag tetap.
Dengan ARDL dapat diestimasi model dengan ordo (p, q1, q2,…, qk) dimana
padalah ordo distributed lag polinomial dari variabel dependen sedangkan q1,
q2,…, qk adalah ordo dari distributed lag polinomial dari masing-masing regresor

12

independen. Sedangkan koefisien jangka panjang untuk respon
perubahan satu unit
diestimasi dengan:
̂

̂

̂

̂

̂

̂

̂

̂

̂

̂

,

terhadap
3.6

dimana ̂ dan ̂ ,
adalah nilai estimasi dan . Dengan cara yang
sama, koefisien jangka panjang yang terkait dengan variabel deterministik atau
eksogenus dengan lag tetap diestimasi dengan formula:
̂

̂ ̂̂ ̂
̂ ̂

̂

3.7

̂

dimana ̂ ̂ ̂ ̂
̂ merupakan estimasi OLS dari untuk model ARDL
terpilih.
Pengujian kointegrasi pada metode ini adalah dengan menggunakan
pendekatan bound testing cointegration. Metode ARDL memiliki berbagai
kelebihan, yaitu pertama proses pengujiannya sederhana jika dibandingkan dengan
pengujian kointegrasi Johansen-Jeselius. Hal ini karena pengunaan bound testing
cukup dengan menguji kointegrasi yang diestimasi menggunakan OLS ketika lag
dari model telah diidentifikasi. Kedua, ARDL tidak memerlukan pengujian akar
unit untuk variabel yang digunakan dalam penelitian. Pengujian ini dapat
dipergunakan tanpa tergantung pada orde integrasi regresorpada I(0), I(1) ataupun
satu sama lain saling terkointegrasi. Ketiga, pengujian dengan ARDL relatif lebih
efisien untuk sampel data yang kecil dan terbatas.
Langkah-langkah dalam pengujian dengan menggunakan ARDL adalah
sebagai berikut:
1. Estimasi persamaan dengan menggunakan OLS dengan mengaplikasikan uji
F yang ditujukan untuk mengetahui adanya hubungan jangka panjang
diantara variabel. Uji F ini digunakan untuk melihat joint test bagi koefisienkoefisien jangka panjang. Hipotesis yang diuji adalah:
H0 :
H1 :
penentuan ada tidaknya hubungan jangka panjang (kointegrasi) dilakukan
dengan cara membandingkan nilai F-Statistik dengan nilai kritis yang telah
disusun pada tabel oleh Pesaran dan Shin (1995). Terdapat dua nilai batas
kritis asimtotik untuk menguji kointegrasi saat variabel independen
terintegrasi pada I(d) dimana 0
. Nilai terendah (lower)
mengasumsikan regressor terintegrasi pada I(0) sedangkan nilai tertinggi
(upper) mengasumsikan regressor terintegrasi pada I(1). Jika F-statistik
bernilai di atas nilai kritis tertinggi, maka hipotesis nol tentang tidak adanya
hubungan jangka panjang ditolak. Sebaliknya jika F-statistik bernilai di
bawah nilai kritis terendah maka hipotesis nol tidak dapat ditolak.Jika Fstatistik berada di antara nilai kritis terendah dan tertinggi, maka tidak ada
kesimpulan. Nilai kritis yang dimaksud merupakan nilai kritis yang dihitung
oleh Pesaran dan Shin (1995).
2. Apabila pada tahap pertama telah ditemukan adanya hubungan jangka
panjang maka tahap berikutnya adalah melakukan estimasi model ARDL
sebagai berikut:

13





3.8

dimana ∑
merupakan variabel dependen dengan lag operator dan

merupakan variabel independen dengan lag operator.
3. Tahap terakhir adalah melakukan estimasi error correction model (ECM).
Model yang diestimasinya adalah:


dimana dan
adjustment.



adalah koefisien jangka pendek dan

3.9
adalah speed of

Menurut Gujarati (2004) model ARDL menunjukkan kegunaan yang sangat
besar dalam ilmu ekonomi empiris karena model tersebut membuat teori ekonomi
yang bersifat statis menjadi bersifat dinamis dengan memperhitungkan secara
eksplisit peranan dari waktu. Artinya, pada model ARDL dapat dibedakan antara
respon (tanggapan) jangka pendek dan jangka panjang dari variabel tak bebas
terhadap satu unit perubahan dalam nilai variabel yang menjelaskan.
Metode Regresi Data Panel
Data panel atau longitudinal data adalah data yang memiliki dimensi ruang
(individu) dan waktu. Dalam data panel, data cross section yang sama diobservasi
menurut waktu. Jika setiap unit cross section memiliki jumlah observasi time
series yang sama maka disebut sebagai balanced panel. Sebaliknya jika jumlah
observasi berbeda untuk setiap unit cross section maka disebut unbalanced panel.
Penggabungan data cross section dan time series dalam studi data panel digunakan
untuk mengatasi kelemahan dan menjawab pertanyaan yang tidak dapat dijawab
oleh model cross section dan time series murni.
Verbeek (2000) terdapat dua keuntungan penggunaan model data panel
dibandingkan data time series dan cross section dalam data panel membuat jumlah
observasi menjadi lebih besar. Dengan menggunakan model data panel marginal
effect dari peubah penjelas dilihat dari dua dimensi (individu dan waktu) sehingga
parameter yang diestimasi akan lebih akurat dibandingkan dengan model lain.
Secara teknis data panel dapat memberikan data yang informatif, mengurangi
kolinearitas antarpeubah serta meningkatkan derajat kebebasan yang artinya
meningkatkan efisiensi. Kedua, keuntungan yang lebih penting dari penggunaan
data panel adalah menguangi masalah identifikasi. Data panel lebih baik dalam
mengidentfikasi dan mengukur efek yang secara sederhana tidak dapat di atas
dalam data cross section saja atau data time series saja.
Data panel mampu mengontrol heterogenitas individu. Dengan metode ini
estimasi yang diakukan dapat secara eksplisit memasukkan unsur heterogenitas
individu. Data panel juga lebih baik un