Pembatasan Masalah Perumusan Masalah

terjadi di atas permukaan baja karbon dengan nilai regangan elastikplastik yang lebih besar menjadi lebih anodik dan area ini lebih ter korosi M. Ridha dan S.Aoki, 2006. Dari penelitian-penelitian tersebut artinya bahwa tegangan ada kaitannya dengan perilaku polarisasi elektrokimia. Polarisasi adalah perubahan potensial dari elektroda selama proses elektrolisis. Kurva polarisasi menggambarkan perilaku korosi dari suatu bahan antara hubungan arus yang bekerja dan nilai potensial di permukaan logam tersebut. Tetapi variasi tegangan dan waktu yang mempengaruhi perilaku polarisasi sepengetahuan penulis belum pernah dilakukan khususnya berkaitan dengan nilai kepekaan SCC. Variasi tegangan dan waktu menjadi variabel penting dan harus diperhitungkan dalam mengamati fenomena kepekaan SCC, maka di telitilah kepekaan SCC dalam lingkungan air laut terhadap baja nikarat austenitik AISI 304 yang banyak dipakai sebagai bahan konstruksi baik dalam bentuk pelat, batangan, pipa dan lain-lain.

1.2. Pembatasan Masalah

Karena kompleknya permasalahan yang ada maka untuk mempersempit permasalahan dibuat batasan-batasan sebagai berikut: 1. Spesimen C-ring dibuat standar ASTM G 38-73 dari material silindris pejal. 2. Variasi pergeseran diameter C-ring dibuat, 0,35 mm, 0,50 mm, 0,65 mm dan 0,80 mm, dengan mengencangkan baut dan mur. 3. Media pengkorosian larutan 3,5 NaCl, temperatur kamar. Universitas Sumatera Utara 4. Kurva polarisasi anodik-katodik di ukur pada bidang ekspos seluas 1 cm 2 , bagian tengah lengkungan spesimen. 5. Pengaruh waktu rendam di ukur hanya kurva katodik, selama 720 jam dimana setiap 240 jam dilakukan pengamatan. 6. Pengamatan kepekaan SCC hanya pada fase pemicuan.

1.3. Perumusan Masalah

Fenomena SCC paduan logam baja nirkarat AISI 304 terjadi karena kombinasi tegangan statik paduan logam dan lingkungan korosif air laut. Efek tegangan tarik akibat pembebanan akan menyerang kisi kristal, yang semestinya dalam keadaan kesetimbangan. Jika efek ini terlokalisasi pada permukaan logam dan berada dalam lingkungan korosif air laut menyebabkan daerah tegangan lebih besar akan menjadi lebih anodik dan akan rentan terhadap serangan korosi, sehingga merusak lapisan pasif pelindung khromium oksida. Intrusi ion klorida pada logam menjadi inisiasi awal terjadinya pit lubang yang memicu SCC. Hal ini menjadi penting untuk diketahui seberapa besar tegangan dan waktu yang mempengaruhi kepekaan SCC atau rusaknya lapisan pelindung pada baja nirkarat austenitik AISI 304 lingkungan air laut, bagaimana pengaruh tegangan dan waktu terhadap perilaku polarisasi korosi. Dengan mengetahui hal tersebut diperoleh data pengaruh tegangan dan waktu perendaman terhadap perilaku polarisasi korosi pada penggunaan baja nirkarat AISI 304 dalam lingkungan air laut buatan dan batas tegangan penyebab pemicuan SCC. Universitas Sumatera Utara

1.4. Tujuan Penelitian