sebelah kiri
dalam tabel analisis
variabel bebas ringan
3.12. Rencana Manajemen dan Analisis Data
1. Deskriptif Seluruh data dalam penelitian ini merupakan variabel nominal maupun
ordinal yang disajikan dalam frekuensi dan proporsi. 2. Bivariat
Untuk mengetahui hubungan dari masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen digunakan uji chi square.
3. Multivariat Analisis multivariat akan diuji apabila memenuhi syarat uji di mana
variabel pada analisis bivariat dengan nilai p 0,25. Analisis multivariat dalam penenlitian ini menggunakan regresi logistik berganda dengan
metode enter karena variabel dependen merupakan variabel ordinal 2 kategori yang dibagi menjadi sindrom depresi minimal ringan dan
sindrom depresi sedang berat.
Universitas Sumatera Utara
BAB. 4. HASIL PENELITIAN
Penelitian ini diikuti oleh sebanyak 95 orang pengasuh pasien skizofrenik yang datang membawa anggota keluarganya berobat ke Instalasi
Rawat Jalan Psikiatri BLUD RSJ Provinsi Sumatera Utara yang telah memenuhi kriteria inklusi.
Tabel 4.1. Distribusi sampel berdasarkan karakteristik demografik dan
klinik
Karakteristik sampel Frekuensi
Umur 51-61 tahun
30 31,6
40-50 tahun 21
22,1 29-39 tahun
22 23,2
18-28 tahun 22
23,2 Jenis kelamin
Laki-laki 49
51,6 Perempuan
46 48,4
Tingkat Pendidikan Sarjana
14 14,7
Akademi 19
20,0 SMA
12 12,6
SMP 14
14,7 SD
21 22,1
Tidak Sekolah 15
15,8 Pekerjaan
Bekerja 46
48,4 Tidak bekerja
49 51,6
Lama sakit 1-10 tahun
27 28,4
11-20 tahun 32
33,7 21-30 tahun
36 37,9
Hubungan kerabat Anak saudara kandung orang tua
8 8,4
Saudara kandung orang tua 4
4,2 Saudara kandung laki-laki
17 17,9
Saudara kandung perempuan 22
23,2 Anak kandung
15 15,8
Universitas Sumatera Utara
Orangtua kandung 14
14,7 Suami
9 9,5
Isteri 6
6,3
Tabel 4.1 menunjukkan bahwa responden terbanyak berumur 51-60 tahun sebanyak 30 orang 31,6. 49 responden 51,6 adalah pengasuh
laki-laki. Kebanyakan tingkat pendidikan responden adalah SD sebanyak 21 orang 22,1. Sebanyak 49 responden 51,6 tidak bekerja. Sebanyak 36
responden 37,9 memiliki anggota keluarga yang menderita skizorenik selama 21-30 tahun. Sebanyak 22 orang responden 23,2 merupakan
saudara kandung perempuan pasien.
Tabel 4.2 Sindrom Depresi
Tingkat Frekuensi
BDI II Minimal
56 58,9
Ringan 7
7,4 Sedang
27 28,4
Berat 5
5,3
Tabel 4.2.menunjukkan bahwa berdasarkan kriteria BDI II ditemukan umumnya responden memiliki sindrom depresi pada tingkat yang minimal
sebanyak 56 orang 58,9 diikuti pada tingkat sedang sebanyak 27 orang 28,4.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.3 Hubungan jenis kelamin dengan sindrom depresi
Jenis kelamin
Sindrom depresi p
OR IK 95
Sedang- berat
Minimal- ringan
Min Maks
Laki-laki 15 30,6
34 69,4 0,531
0,828 0,470
1,459 Perempuan
17 37 29 63
Total 32 33,7
63 66,3
Tabel 4.3.menunjukkan bahwa berdasarkan hasil tabulasi silang dari 49 responden laki-laki sebanyak 15 orang 30,6 dengan tingkat depresi
sedang berat. Sedangkan dari 46 responden perempuan sebanyak 17 orang 37 dengan tingkat depresi sedang berat. Dari hasil analisis menggunakan
uji chi square diperoleh tidak ditemukan hubungan yang bermakna antara jenis kelamin dan sindrom depresi p=0,531.
Tabel 4.4 Hubungan umur dengan sindrom depresi
Umur Sindrom depresi
p OR
IK 95 Sedang-
berat Minimal-
ringan Min
Maks
40 tahun 15 46,9
36 57,1 0,343
0,761 0,433
1,340 ≤ 40 tahun 17 38,6
27 61,4 Total
32 33,7 63 66,3
Tabel 4.4. menunjukkan bahwa berdasarkan hasil tabulasi silang dari 51 responden yang berumur 40 tahun terdapat 15 responden 46,9
dengan tingkat depresi sedang berat sedangkan dari 44 responden yang berumur
≤ 40 tahun sebanyak 17 responden 38,6 dengan tingkat depresi
Universitas Sumatera Utara
sedang berat. Dari hasil analisis menggunakan uji chi square, tidak ditemukan hubungan yang bermakna antara umur dan sindrom depresi
p=0,343
Tabel 4.5 Hubungan tingkat pendidikan dengan sindrom depresi
Tingkat Pendidikan
Sindrom depresi p
OR IK 95
Sedang- berat
Minimal- ringan
Min Maks
Rendah 28 45,2
34 54,8 0,001
3,762 1,428
9,718 Tinggi
4 12,1 29 87,9
Total 32 33,7
63 66,3
Tabel 4.5. menunjukkan bahwa berdasarkan hasil tabulasi silang dari 62 responden dengan tingkat pendidikan rendah tidak sekolah sampai SMA
terdapat 28 orang responden 45,2 dengan tingkat depresi sedang berat sedangkan dari 33 responden berpendidikan tinggi Perguruan tinggi
terdapat 4 responden 12,1 dengan depresi tingkat sedang berat. Dari hasil analisis menggunakan uji chi square ditemukan hubungan yang
bermakna antara pendidikan dan sindrom depresi p=0,001. Selanjutnya, didapatkan nilai OR pendidikan rendah yaitu sebesar 3,762 dengan IK
Interval Kepercayaan 95 antara 1,428-9,718 yang berarti bahwa pendidikan rendah berkemungkinan 3,762 kali akan memiliki tingkat depresi
sedang-berat dibandingkan responden dengan tingkat pendidikan tinggi.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.6 Hubungan pekerjaan dengan sindrom depresi
Status Pekerjaan
Sindrom depresi p
OR IK 95
Sedang- berat
Minimal- ringan
Min Maks
Bekerja 15 32,6
31 67,4 0,830
0,940 0,534
1,655 Tidak
bekerja 17 34,7
32 65,3 Total
32 33,7 63 66,3
Tabel 4.6. menunjukkan bahwa berdasarkan hasil tabulasi silang dari 46 responden yang bekerja terdapat 15 orang responden 32,6 dengan
tingkat depresi sedang berat sedangkan dari 49 yang tidak bekerja terdapat 17 responden 34,7 dengan depresi tingkat sedang berat. Dari hasil
analisis menggunakan uji chi square tidak ditemukan hubungan yang bermakna antara pekerjaan dan sindrom depresi p=0,830.
Tabel 4.7 Hubungan lama sakit dengan sindrom depresi
Lama sakit
Sindrom depresi p
OR IK 95
Sedang- berat
Minimal- ringan
Min Maks
10 tahun 27 39,7
41 60,3 0,049
2,144 0,922
4,985 ≤ 10 tahun
5 18,5 22 81,5
Total 32 33,7
63 66,3
Tabel 4.7. menunjukkan bahwa berdasarkan hasil tabulasi silang dari 68 responden yang telah merawat pasien selama 10 tahun terdapat 27
orang responden 39,7 dengan tingkat depresi sedang berat sedangkan
Universitas Sumatera Utara
dari 27 responden yang telah merawat pasien selama ≤ 10 ta hun terdapat 5
responden 18,5 dengan depresi tingkat sedang berat. Dari hasil analisis menggunakan uji chi square ditemukan hubungan yang bermakna antara
lama sakit dan sindrom depresi p=0,049. Selanjutnya, didapatkan nilai OR yang telah merawat 10 tahun yaitu sebesar 2,144 dengan IK Interval
Kepercayaan 95 antara 0,922-4,985 yang berarti bahwa responden yang telah merawat pasien 10 tahun berkemungkinan 2,144 kali akan memiliki
tingkat depresi sedang-berat dibandingkan responden yang merawat pasien ≤ 10 tahun.
Tabel 4.8 Hubungan kekerabatan dengan sindrom depresi
Hubungan kekerabatan
Sindrom depresi p
OR IK 95
Sedang- berat
Minimal- ringan
Min Maks
Suamiistri 12 80
3 20 0,0001
5,829 2,800
12,130 Anakorangtua
13 44,8 16 55,2
3,266 1,471
7,253 Saudara
7 13,7 44 86,3
Total 32 33,7
63 66,3 Acuan
Berdasarkan hasil tabulasi silang hubungan kerabat dengan sindrom depresi diperoleh dari 15 orang yang merawat pasien skizofrenik yang
merupakan isteri atau sumai pasien terdapat 12 orang 80 mempunyai sindrom depresi sedang berat dari 28 orang yang merawat pasien yang
merupakan anakorangtua pasien terdapat 13 orang 44,8 dengan depresi sedang berat, sedangkan dari 51 orang yang merawat pasien adalah
Universitas Sumatera Utara
saudaranya saudara kandung laki-lakiperempuan dan saudara orangtua terdapat 7 orang 13,7 mempunyai sindrom depresi sedang berat.
Untuk mendapatkan nilai OR dari hubungan saudara yang terbagi menjadi tiga kategori maka ditentukan kelompok hubungan kerabat saudara
sebagai kelompok acuan. Dari hasil yang tertera dalam tabel 4.8 diperoleh bahwa nilai OR untuk suamiisteri adalah 5,829 IK 95: 2,8 – 12,13 yang
artinya bahwa bila hubungan kerabat dengan pasien adalah suamiisteri maka risiko terkena sindrom depresi sedangberat 5,829 kali dibandingkan
bila yang merawat pasien adalah saudara pasien. Nilai OR untuk anakorangtua adalah 3,266 IK 95: 1,471 – 7,253 yang artinya adalah bila
yang merawat pasien dengan hubungan kerabatnya adalah anakorangtua maka risiko terkena sindrom depresi sedangberat 3,266 kali dibandingkan
bila yang merawat pasien adalah saudara pasien. Untuk mengetahui variabel mana yang paling berpengaruh terhadap
terjadinya sindrom depresi maka dilakukan uji multivariat menggunakan uji regresi logistik berganda karena variabel dependen dalam studi ini adalah
variabel kategorik. Variabel independen yang masuk dalam analisis multivariat adalah variabel yang mempunyai nilai p0,25 pada analisis
bivariat. Dari hasil analisis bivariat ditemukan tiga variabel independen yang memiliki nilai p 0,25 yaitu pendidikan p=0,001, lama sakit p=0,049 dan
hubungan kekerabatanp=0,0001. Selanjutnya, dengan metode enter variabel pendidikan, lama sakit dan hubungan kekerabatan diikutkan dalam
model multivariat. Hasil akhir menunjukkan bahwa hanya variabel pendidikan
Universitas Sumatera Utara
dan hubungan kekerabatan yang berhubungan dengan sindrom depresi pada responden yang merupakan anggota keluarga yang merawat pasie-pasien
skizofrenia di rumah.
Tabel 4.9 Analisis Multivariat Faktor-Faktor yang berhubungan
dengan sindrom depresi
Variabel Koefisien
p OR
IK95
Tingkat Pendidikan
Rendah 0,737
0,0001 14,067
3,318-59,637 Hubungan kerabat
Suamiisteri 0,898
0,0001 39,594
6,813-230,11 Anakorangtua
0,687 0,0001
12,618 3,285-48,46
Konstanta 0,821
Dari tabel 4.9 diketahui nilai OR untuk pendidikan = 14,067 IK 95 3,318-59,637, sehingga dapat disimpulkan bahwa pendidikan rendah
kemungkinan akan berisiko menyebabkan sindrom depresi tingkat sedang berat sebesar 14,067 kali dibandingkan responden dengan tingkat pendidikan
tinggi. Untuk variabel hubungan kekerabatan yang terdiri dari 3 kategori yaitu
suamiisteri, anakorangtua, dan saudara maka ditetapkan yang menjadi acuan adalah kategori saudara sehingga didapatkan dua nilai OR. Nilai OR
untuk kategori suamiisteri adalah 39,594 IK 95 6,813-230,11 yang menunjukkan bahwa bila responden adalah suamiisteri dari pasien
skizofrenik maka kemungkinan untuk mendapatkan sindrom depresi sedang berat adalah 39,594 kali lebih besar dibandingkan bila responden
Universitas Sumatera Utara
adalahsaudara dari pasien skizofrenik. Sedangkan, Nilai OR untuk kategori anakorangtua adalah 12,618 IK 95 3,285-48,46 yang menunjukkan
bahwa bila responden adalah anakorangtua dari pasien skizofrenik maka kemungkinan untuk mendapatkan sindrom depresi sedang berat adalah
12,618 kali lebih besar dibandingkan bila responden adalah saudara dari pasien skizofrenik.
Berdasarkan nilai OR yang paling besar 39,594 maka diketahui bahwa variabel yang paling dominan menyebabkan sindrom depresi tingkat
sedang berat adalah hubungan kerabat antara pasien dan responden adalah suamiisteri
Universitas Sumatera Utara
BAB 5. PEMBAHASAN