Key Points Materi UAS
Chapter 12
Manajemen Sumber Daya Manusia
Key Points:
¤ Mengapa manajemen sumber daya manusia (MSDM) penting
¤ Proses MSDM:
- Terdiri dari 8 aktivitas:
1. Human resource planning
2. Recruitment / Derecruitment
3. Selection
4. Orientation
5. Training
6. Performance Management
7. Compensation and benefits
8. Career development
- Output proses 1 – 3: Mendapatkan karyawan yang kompeten
- Output proses 4 – 5: Karyawan yang telah beradaptasi dan
kompeten, dengan kemampuan dan pengetahuan yang up to
date.
- Output proses 6 – 8: Karyawan yang kompeten dan berkinerja
tinggi, yang mampu mempertahankan kinerja baik yang
dimilikinya hingga jangka waktu yang panjang.
- Proses MSDM dipengaruhi oleh lingkungan eksternal, i.e.
serikat pekerja + peraturan pemerintah dan perundang
undangan.
¤ Human resource planning
- Definisi HUMAN RESOURCE PLANNING
- Langkahlangkah perencanaan (2):
1. Mengevaluasi SDM yang ada saat ini, i.e. melalui:
¤ Evaluasi persediaan SDM yang dimiliki perusahaan saat
ini.
¤ Job analysis; Job description; Job specification
2. Mengevaluasi kebutuhan SDM di masa y.a.d. dan membuat
program guna memenuhi kebutuhann tersebut.
¤ Recruitment / Derecruitment
- Definisi RECRUITMENT
- Definisi DERECRUITMENT
- Sumbersumber rekrutmen: pencarian dari dalam perusahaan
(internal search), iklan, referensi dari karyawan, agen pencari
kerja, sekolah/perguruan tinggi (school placement), jasa bantuan
(temporary help services), kontraktor independen dan penyewaan
jasa pekerja (employee leasing and independent contractors), dan
iklan pada situs web.
¤ Selection
- Definisi PROSES SELEKSI
- Tujuan SELEKSI
- Matriks selection decision outcomes
- Definisi VALIDITY dan RELIABILITY
- Jenisjenis alat seleksi: Formulir aplikasi, tes tertulis, tes
simulasi kerja, wawancara, penyelidikan latar belakang, tes
fisik/jasmani/kesehatan.
¤ Orientation
- Definisi ORIENTASI
- Jenis orientasi (2):
work unit orientation
organization orientation
Chapter 12
Manajemen Sumber Daya Manusia
¤ Employee Training
- Untuk meningkatkan keahlian karyawan, yakni keahlian
TECHNICAL , INTERPERSONAL, dan PROBLEM SOLVING.
- Metode pelatihan:
ONTHEJOB TRAINING, e.g. rotasi pekerjaan, penugasan di
bawah pengawasan (understudy assignments)
OFTHEJOB TRAINING, e.g. kuliah dalam kelas, film dan video,
latihan simulasi, pelatihan pendahuluan (vestibule training)
¤ Employee Performance Management
- Apa itu EMPLOYEE PERFORMANCE SYSTEM
- Metodemetode penilaian kinerja karyawan: Esai tertulis,
critical incidents, graphic rating scales, behaviorally anchored rating
scales (BARS), pembandingan dengan karyawankaryawan lain
(multiperson comparisons), pembandingan dengan tujuan
(management by objectives), umpan balik dari orangorang di
sekitar karyawan (360 degree feedback).
¤ Compensation and Benefits
- Faktorfaktor yang mempengaruhi level kompensasi dan
tunjangan: masa kerja dan kinerja karyawan, jenis pekerjaan
yang dilakukan, jenis bisnis yang digeluti perusahaan,
ada/tidaknya serikat pekerja, tingkat intensitas penggunaan
modal/tenaga kerja (padat karya atau padat modal), filosofi
yang dianut pihak manajemen, lokasi geografis perusahaan,
tingkat profitabilitas perusahaan, ukuran perusahaan.
¤ Career Development
- DAHULU: Perusahaan bertanggung jawab atas pengembangan
karir karyawan, dengan cara menyediakan informasi,
melakukan evaluasi dan pelatihan yang dibutuhkan karyawan
guna mewujudkan citacita karirnya.
- KINI: Karyawan itu sendiri yang bertanggung jawab atas
pengembangan karirnya, yakni dalam hal perencanaan karir,
penetapan tujuan karir, serta pendidikan & pelatihan.
- OPTIMUM CAREER CHOICE: Pilihan karir yang memberikan
kesesuaian antara apa yang kita inginkan dengan minat &
kemampuan yang kita miliki serta peluang pasar yang ada.
- GOOD CAREER CHOICE: Karir/kedudukan yang memberikan kita
peluang untuk berperforma dengan baik, mendorong kita
untuk memberikan komitmen terbaik, mendapat kepuasan
kerja tinggi, serta memberikan keseimbangan antara kehidupan
kerja dan kehidupan pribadi kita.
- GOOD CAREER MATCH: Kondisi di mana kita dapat
mengembangkan konsep diri positif, melakukan pekerjaan
yang kita anggap penting, dan menjalani hidup sesuai yang
kita inginkan.
¤ Isuisu terkini dalam MSDM
- Keragaman tenaga kerja.
- Pelecehan seksual di tempat kerja.
- Keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi (work
life balance).
Chapter 15
Memahami Kelompok dan Tim
Key Points:
¤ Kelompok
- Definisi KELOMPOK
-
Perbedaan KELOMPOK dengan TIM
-
Perbedaan KELOMPOK FORMAL dengan
Jenis konflik menurut
pandangan interactionist (2):
a. Konflik Fungsional
b.Konflik Disfungsional
Perbedaan antara konflik
fungsional dan konflik
disfungsional [kaitannya
dengan konflik tugas (task
conflict), konflik hubungan
(relationship conflict), dan
konflik proses (process
conflict)]
Dampak manajemen konflik
terhadap perilaku kelompok
Caracara untuk meredakan
konflik (5):
1. Menghindari (avoiding)
2. Mengakomodasi
(accomodating)
3. Memaksa (forcing)
4. Berkompromi (compromising)
5. Berkolaborasi (collaborating)
KELOMPOK INFORMAL
-
Contohcontoh kelompok formal;
Contohcontoh kelompok informal
-
Tahapantahapan pembentukan
kelompok (5):
1. Forming
Yang terjadi pada tiap proses
2. Storming
Hasil akhir dari tiap proses
3. Norming
4. Performing
5. Adjourning
-
Konsepkonsep dasar mengenai
(perilaku) kelompok:
Peran (role)
Norma dan conformity
Sistem status
Ukuran kelompok
Freerider tendency
Kedekatan/kekompakan kelompok
(group cohesiveness)
Matriks hubungan antara
kekompakan kelompok dengan
produktivitas
Manajemen konflik
Definisi KONFLIK
Pandangan tentang konflik (3):
1. Pandangan tradisional
(traditional view)
2. Pandangan hubungan
manusia (human relations view)
3. Pandangan interaksi
(interactionist view)
-
Pembuatan keputusan oleh kelompok
(group decision making)
Kelebihan:
1. Memberikan informasi yang lebih
lengkap
2. Memberikan lebih banyak
alternatif solusi
3. Meningkatkan tingkat
penerimaan terhadap solusi
4. Meningkatkan legitimasi
Kekurangan:
1. Menyita waktu
2. Adanya dominasi sebagian kecil
orang (kelompok minoritas)
dalam pembuatan keputusan
3. Adanya tekanan untuk
menyesuaikan pendapat pribadi
dengan pendapat kelompok.
4. Tidak jelas siapa yang paling
bertanggung jawab atas
keputusan final.
Kapan pembuatan keputusan oleh
kelompok lebih efektif
Kapan pembuatan keputusan secara
perorangan lebih efektif
Dampak ukuran (size) kelompok
terhadap efektivitas pembuatan
keputusan
Teknikteknik untuk meningkatkan
kreativitas pembuatan keputusan
secara berkelompok (3): electronic
meetings, brainstorming, nominal
group technique (NGT).
Memahami perilaku kelompok
Unsurunsur yang menentukan
kinerja/keberhasilan dan kepuasan
kelompok:
Kondisi eksternal yang dialami
kelompok
Sumber daya yang dimiliki
anggota kelompok
Struktur kelompok
Proses yang berlangsung dalam
kelompok
Tingkat kompleksitas dan
interdependensi tugas yang
dijalankan kelompok
Model perilaku kelompok
¤ Tim
- Definisi WORK TEAM
-
-
Alasan membentuk tim:
Untuk menciptakan esprit de corps
Chapter 15
Memahami Kelompok dan Tim
Untuk meningkatkan fleksibilitas
Untuk memungkinkan manajer
lebih berkonsentrasi pada
manajemen stratejik
Untuk memanfaatkan keragaman
tenaga kerja yang ada
Untuk meningkatkan kinerja
-
Penggolongan jenis tim:
Berdasarkan TUJUAN/MANFAAT: tim
pengembangan produk, tim
pemecahan masalah
Berdasarkan STRUKTUR: tim yang
diawasi, tim swakelola (selfmanaged
team)
Berdasarkan KEANGGOTAAN: tim
fungsional, tim lintas fungsional
Berdasarkan DURASI: tim permanen,
tim temporer
-
Karakteristik/ciriciri tim yang efektif:
Memiliki TUJUAN YANG JELAS yang
dipahami oleh setiap anggota
kelompok.
Anggota kelompok mempunyai
KEAHLIAN YANG RELEVAN bagi
pengerjaan tugas (i.e. keahlian
teknis) dan komunikasi dalam
kelompok (keahlian interpersonal).
Adanya RASA SALING PERCAYA antara
anggota kelompok.
Adanya KOMITMEN BERSAMA.
Adanya KOMUNIKASI YANG BAIK antar
anggota kelompok.
Anggota kelompok memiliki
KEAHLIAN BERNEGOSIASI guna
menghadapi perbedaanperbedaan
yang ada.
Adanya KEPEMIMPINAN YANG EFEKTIF.
Adanya iklim/lingkungan yang
suportif berupa DUKUNGAN
INTERNAL & EKSTERNAL YANG MEMADAI.
-
Bentukbentuk fungsi manajemen
(planning, organizing, leading,
controlling) yang dilaksanakan dalam
mengelola sebuah tim:
Planning: Menetapkan tujuan tim
Organizing: Membuat strukturisasi
dan pembagian wewenang dan
tugas yang jelas.
Leading: Memperjelas peranan apa
yang dijalankan pimpinan;
Mengatasi perselisihan; Mengatur
proses komunikasi dalam tim.
Controlling: Mengevaluasi kinerja
tim; Menentukan sistem
penghargaan (reward system) yang
akan digunakan.
Chapter 17
Memotivasi Karyawan
Key Points:
¤ Motivasi
- Definisi 3 unsur utama dalam
definisi motivasi: upaya (effort); tujuan
organisasi; kebutuhan.
- Proses motivasi: Kebutuhan yang
tidak/belum terpenuhi Tekanan
(tension) Dorongan (drive)
Pencarian (search behavior)
Terpenuhinya kebutuhan
Berkurangnya tekanan (reduction of
tension)
¤ Teoriteori Motivasi
- Teoriteori awal (3):
Maslow’s Hierarchy of Needs
Theory
McGregor’s Theory X & Theory Y
Herzberg’s MotivationHygiene
Theory
- Teoriteori kontemporer/masa kini
(6):
Three Needs Theory
Goalsetting Theory
Reinforcement Theory
Designing motivating jobs
Equity Theory
Expectancy Theory
¤ Teori Hierarki Kebutuhan Maslow
- Hierarki kebutuhan manusia (5):
1. Kebutuhan fisiologis (physiological
needs)
2. Kebutuhan keamanan (safety needs)
3. Kebutuhan sosial (social needs)
4. Kebutuhan harga diri (esteem needs)
5. Kebutuhan aktualisasi diri (self
actualization needs)
-
-
-
-
Untuk memenuhi kebutuhan
pada hierarki di level yang lebih
tinggi, kebutuhan pada hierarki yang
lebih rendah harus dipuaskan terlebih
dahulu.
Motivasi untuk memenuhi
kebutuhan pada suatu level hierarki
akan berkurang ketika kebutuhan di
level tersebut telah terpenuhi.
Motivasi yang selanjutnya timbul
adalah motivasi untuk memuaskan
kebutuhan pada level selanjutnya.
Kebutuhan fisiologis dan
keamanan Kebutuhan tingkat
rendah (lowerorder needs)
Kebutuhan sosial, harga diri, dan
aktualisasi diri Kebutuhan tingkat
tinggi (higherorder needs)
¤ Teori X dan Teori Y McGregor
- TEORI X: Karyawan diasumsikan
memiliki ambisi yang rendah, tidak
menyukai pekerjaan, ingin
menghindari tanggung jawab, dan
pekerjaannya perlu diawasi dari
dekat.
- TEORI Y: Karyawan diasumsikan
mampu mengarahkan dirinya sendiri,
mau menerima bahkan mencaricari
tanggung jawab, dan memandang
pekerjaan sebagai aktivitas
alami/reguler.
- McGregor memandang asumsi Teori
Y sebagai asumsi yang paling sesuai
dengan kondisi nyata karyawan dan
seharusnya digunakan dalam proses
manajemen.
-
Perilaku manajer dalam memotivasi
karyawan akan sesuai dengan asumsi
teori yang ia percaya.
¤ Teori MotivasiHygiene Herzberg
- Faktor INTRINSIK (MOTIVATOR): faktor
faktor yang berkaitan dengan
kepuasan kerja (job satisfaction) &
motivasi. Contoh: prestasi,
pengakuan, tanggung jawab.
- Faktor EKSTRINSIK (FAKTOR HYGIENE):
faktorfaktor yang berkaitan dengan
ketidakpuasan kerja (job
dissatisfaction). Disebut ‘hygiene’
karena tidak menimbulkan motivasi
kerja. Contoh: kondisi kerja, gaji,
hubungan dengan atasan.
- Jika faktor intrinsik terpenuhi, maka
akan timbul kepuasan (satisfaction).
Jika tidak terpenuhi, akan timbul
kondisi tidak adanya kepuasan (no
satisfaction).
- Jika faktor ekstrinsik terpenuhi, akan
timbul kondisi tidak adanya
ketidakpuasan (no dissatisfaction). Jika
tidak terpenuhi, akan timbul kondisi
ketidakpuasan (dissatisfaction).
- Jadi, untuk memotivasi karyawan,
atasan sebaiknya memakai motivator
atau faktor intrinsik karyawan.
¤ Teori Tiga Kebutuhan
- Pencetus: David McClelland
- Kebutuhan yang menjadi motif utama
dalam bekerja (3):
1. need for achievement (nAch)
2. need for power (nPow)
3. need for affiliation (nAff)
Chapter 17
Memotivasi Karyawan
-
-
Manajer yang memiliki nAch yang
tinggi belum tentu dapat menjadi
manajer yang baik karena ia hanya
mementingkan prestasi dirinya
sendiri. Manajer yang baik bersedia
membantu rekan/bawahan mencapai
tujuan mereka.
Karakteristik manajer yang sukses:
Manajer yang memiliki nAff yang
rendah dan nPow yang tinggi.
¤ Teori Penetapan Tujuan
- Bahwa tujuan yang SPESIFIK akan
meningkatkan kinerja, dan bahwa
tujuan yang SULIT, bila diterima
karyawan, akan menghasilkan kinerja
yang lebih tinggi ketimbang tujuan
yang mudah.
- Faktorfaktor yang mempengaruhi
hubungan tujuankinerja:
Umpan balik atas upaya pencapaian
tujuan
Komitmen karyawan Muncul
ketika:
Tujuan dipublikasikan.
Karyawan memiliki internal locus
of control.
Tujuan disusun sendiri oleh
karyawan, bukan ditetapkan oleh
atasan.
Selfefficacy: keyakinan seseorang
bahwa ia mampu melaksanakan
tugas yang diembankan padanya.
Budaya yang berlaku di negara
itu.
¤ Reinforcement Theory
-
-
-
-
Perilaku merupakan fungsi dari
konsekuensi (konsekuensi tertentu
menyebabkan perilaku tertentu).
Perilaku tidak diarahkan oleh
kebutuhan, harapan, atau tujuan,
melainkan diarahkan oleh halhal
eksternal yang disebut reinforcer.
REINFORCER: Konsekuensikonsekuensi
langsung dari suatu perilaku yang
dapat meningkatkan kemungkinan
perilaku itu terulang lagi.
Reinforcement Theory menurut B.F.
Skinner:
Orang akan melakukan perilaku
yang diharapkan jika ia diberi
imbalan untuk itu.
Imbalan tersebut sangat efektif jika
langsung diberikan setelah
dikerjakannya perilaku yang
diharapkan.
Jika orang yang mengerjakan
perilaku yang diharapkan tidak
diberi imbalan atau malah diberi
hukuman, maka kemungkinan kecil
perilaku tersebut akan terulang.
¤ Pendekatan untuk mendesain pekerjaan
yang memotivasi
- Job Enlargement: Ekspansi pekerjaan
secara horisontal [=memperluas
cakupan pekerjaan (job scope)]
- Job Enrichment: Ekspansi pekerjaan
secara vertikal [=meningkatkan
tanggung jawab pekerjaan (job depth)]
- Job Characteristics Model
Dimensi pekerjaan (5):
1. Skill variety
2. Task identity
3. Task significance
4. Autonomy
5. Feedback
Outcome berupa motivasi kerja,
performa berkualitas, dan kepuasan
kerja yang lebih tinggi, serta tingkat
absensi dan turnover yang rendah
dapat dicapai dengan menciptakan
kondisi dimana karyawan belajar
memahami (pengetahuan tentang
hasil kerja diperoleh dari feedback)
bahwa dirinya (tanggung jawab
individu diperoleh otonomi kerja)
telah menghasilkan performa yang
baik atas tugas yang ia tekuni
(ketekunan sebagai buah dari
pemahaman atas arti pekerjaan
yang diperoleh dari skill variety, task
identity, dan/atau task significance).
Hubungan antara dimensi
pekerjaan dan outcome dipengaruhi
oleh intensitas kebutuhan
bertumbuh (growth need) dari
karyawan itu sendiri.
Caracara untuk mendisain
pekerjaan:
Combine tasks menekankan
pada skill variety dan task identity
Form natural work units task
identity dan task significance
Establish client relationship
skill variety dan feedback
Load vertically autonomy
Open feedback channels
feedback
¤ Teori Keadilan (Equity Theory)
- Pencetus: J. Stacey Adams
Chapter 17
Memotivasi Karyawan
-
-
-
-
Karyawan akan membandingkan
rasio inputoutcome pekerjaannya,
yaitu apa yang telah ia berikan
(berkaitan dengan pekerjaannya)
dengan outcome yang dihasilkan dari
pekerjaan tersebut.
Jika rasio tersebut tidak sama dengan
rasio karyawan lainnya, maka
ketidakadilan telah terjadi dan
karyawan tersebut akan menilai
bahwa penghargaan yang ia dapatkan
masih kurang / berlebihan.
Bentuk koreksi terhadap
ketidakadilan: peningkatan/
penurunan produktivitas,
peningkatan/penurunan kualitas
output, peningkatan absensi/pensiun
sukarela.
Bentukbentuk REFEREN (= sumber
yang dijadikan dasar pembandingan
untuk menilai tingkat keadilan):
Orang lain; Sistem; Diri sendiri.
¤ Teori Pengharapan (Expectancy Theory)
- Pencetus: Victor Vroom
- Seseorang akan memperlihatkan
perilaku tertentu atas dasar
pengharapan bahwa perilaku itu akan
diikuti oleh outcome tertentu dan atas
dasar seberapa menariknya outcome
tersebut bagi orang tersebut.
- Tiga hubungan utama dalam teori ini:
1. Effortperformance linkage
(Ekspektansi/pengharapan)
2. Performancereward linkage
(Instrumentalitas)
3. Attractiveness of reward (Valensi)
¤ Integrasi Teoriteori Kontemporer
¤ Isuisu terkini tentang motivasi:
- Memotivasi tenaga kerja yang
beragam
Jadwal kerja yang fleksibel
Pengaruh perbedaan budaya
- Program PAY FOR PERFORMANCE: Skema
kompensasi dimana karyawan
dibayar atas dasar ukuranukuran
kinerja tertentu.
- OPENBOOK MANAGEMENT: Pendekatan
motivasional dimana karyawan diberi
kesempatan untuk membaca laporan
keuangan perusahaan. Karena
karyawan merasa diperlakukan
sebagai partner bisnis, ia akan
termotivasi untuk membuat
keputusan yang lebih baik dan
memahami implikasi dari
tindakannya terhadap laba bersih
perusahaan.
- Memotivasi: Profesional; Karyawan
temporer; Karyawan bergaji
minimum dan berketerampilan
terbatas.
¤ Saransaran untuk memotivasi
karyawan:
- Mengakui perbedaan antarindividu.
- Mencocokkan individu dengan
pekerjaan.
- Menggunakan tujuan.
- Memastikan bahwa persepsi atas
tujuan adalah bahwa tujuan dapat
dicapai.
- Melakukan individualisasi imbalan.
- Mengaitkan imbalan dengan kinerja.
- Memeriksa sistem untuk memastikan
terciptanya keadilan.
- Jangan abaikan penggunaan uang.
Chapter 17
Kepemimpinan
Key Points:
¤ Perbedaan MANAJER dengan PEMIMPIN
¤ Definisi KEPEMIMPINAN
¤ Teoriteori awal tentang kepemimpinan:
- Trait Theories A leader is born.
- Behavioral Theories A leader can
be made.
Penelitian University of Iowa
1. Democratic style
2. Autocratic style
3. Laissezfaire style
Penelitian Ohio State University
Dimensi perilaku
1. Consideration
pemimpin
2. Initiating structure
Penelitian University of Michigan
1. Employee oriented
2. Production oriented
Managerial Grid
1. Concern for people (skala 1–9)
2. Concern for production (skala 1–9)
(1,1): Impoverished mgt
(1,9): Country club mgt
(5,5): Middleoftheroad mgt
(9,1): Task management
(9,9): Team management
¤ Teoriteori kontinjensi tentang
kepemimpinan:
- Model Kontinjensi Fiedler
- Situational Leadership Theory
- Leader Participation Model
- PathGoal Theory
¤ Model Kontinjensi Fiedler
- Faktor situasional utama yang
menentukan efektivitas pemimpin (3):
1. Hubungan atasanbawahan
(baik/buruk)
-
-
2. Strukturisasi tugas (sangat
terstruktur/kurang terstruktur)
3. Kekuasaan yang dimiliki pemimpin
(besar/kecil)
Gaya kepemimpinan TASK ORIENTED:
efektif pada kondisi FAVORABLE dan
UNFAVORABLE.
Gaya kepemimpinan RELATIONSHIP
ORIENTED: efektif pada kondisi
MODERAT
¤ Situational Leadership Theory
- Dikembangkan oleh Paul Hersey dan
Ken Blanchard.
- Fokus: kesiapan bawahan (follower
readiness)
- READINESS: sejauh mana seseorang
memiliki kemampuan dan
kemauan/kesediaan untuk
menyelesaikan suatu tugas.
- Dimensi kepemimpinan (2):
1. Taskrelated behavior
2. Relationshiprelated behavior
- Gaya kepemimpinan:
TELLING: high task – low relationship
SELLING: high task – high
relationship
PARTICIPATING: low task – high
relationship
DELEGATING: low task – low
relationship
- Gaya kepemimpinan yang efektif:
1. Telling: Jika bawahan tidak mampu
dan tidak bersedia mengerjakan
tugas (follower readiness = R1).
2. Selling: Jika bawahan tidak mampu
tapi bersedia mengerjakan tugas
(follower readiness = R2).
3. Participating: Jika bawahan
memiliki kemampuan untuk
mengerjakan tugas tapi tidak
bersedia melakukannya (follower
readiness = R3).
4. Delegating: Jika bawahan mampu
dan bersedia mengerjakan tugas
(follower readiness = R4).
¤ Leader Participation Model
- Dikembangkan oleh Victor Vroom
dan Phillip Yetton.
- Merupakan model yang normatif
karena model ini memberikan pilihan
norma yang harus diikuti pemimpin
dalam menentukan bentuk dan
intensitas partisipasi dalam
pembuatan keputusan.
- Gaya kepemimpinan menurut leader
participation model:
Decide
Consult individually
Consult group
Facilitate
Delegate
¤ PathGoal Theory
- Dikembangkan oleh Robert House.
- Tugas pemimpin adalah membantu
bawahan mencapai tujuan mereka
dan memberikan pengarahan atau
dukungan yang diperlukan guna
memastikan bahwa tujuan bawahan
sejalan dengan tujuan kelompok atau
organisasi.
- Perilaku kepemimpinan:
Directive leader
Supportive leader
Participative leader
Chapter 17
Kepemimpinan
-
Achievementoriented leader
Variabel kontinjensi/situasional yang
mempengaruhi hubungan perilaku
pemimpin dengan outcome
kepemimpinan:
Faktor kontinjensi LINGKUNGAN:
struktur tugas, sistem otoritas
formal, kelompok kerja
Faktor kontinjensi BAWAHAN: locus of
control, pengalaman, perceived ability
¤ Teoriteori kontemporer tentang
kepemimpinan:
- Kepemimpinan transformasional
transaksional
- Kepemimpinan karismatikvisioner
- Kepemimpinan tim (team leadership)
¤ Kepemimpinan Transformasional
Transaksional
- Pemimpin TRANSAKSIONAL : memimpin
atau memotivasi bawahan menuju
pencapaian tujuan dengan
memperjelas peranan dan tugas yang
perlu dilakukan bawahan.
- Pemimpin TRANSFORMASIONAL:
memimpin dengan memanfaatkan
karismanya dalam memberikan
inspirasi kepada bawahan untuk
menyelaraskan kepentingan pribadi
dengan tujuan organisasi dan melihat
masalah lama dengan sudut pandang
baru.
¤ Kepemimpinan KarismatikVisioner
- Karakteristik pemimpin karismatik:
memiliki visi.
mampu mengartikulasikan visi
yang dimilikinya.
-
memperlihatkan perilaku yang di
luar kewajaran/kebiasaan.
Karakteristik pemimpin visioner:
memiliki kemapuan untuk
menjelaskan visi yang dimilikinya
kepada orang lain
memiliki kemampuan untuk
menyatakan visi tidak hanya secara
verbal namun juga melalui
perbuatan.
memiliki kemampuan untuk
menerapkan visi yang dimilikinya
pada konteks kepemimpinan yang
berbeda.
¤ Kepemimpinan Tim
- Peranan pimpinan tim:
1. Penghubung dengan pihak luar
(liaison with external constituencies).
2. Pereda masalah (troubleshooter)
3. Pengelola konflik (conflict manager)
4. Pelatih (coach)
¤ Isuisu terkini tentang kepemimpinan
- Pemimpin dan Kekuasaan
Sumber kekuasaan (5):
1. Legitimate
2. Coercive
3. Reward
4. Expert
5. Referent
- Membina kredibilitas dan
kepercayaan
KREDIBILITAS: Derajat kejujuran,
kompetensi, dan kemampuan untuk
memberikan inspirasi yang dimiliki
seseorang
KEPERCAYAAN (trust): Keyakinan
pada integritas, karakter dan
-
kemampuan yang dimiliki seorang
pemimpin.
Dimensi trust: Integritas,
kompetensi, konsistensi,
kesetiaan, keterbukaan
Kepemimpinan melalui
pemberdayaan
Isu gender dalam kepemimpinan
Perbedaan gaya kepemimpinan pada
budaya yang berbeda.
Isu mengenai tidak diperlukannya
kepemimpinan
Variabelvariabel yang dapat
menyebabkan kepemimpinan tidak
diperlukan: variabel individu,
pekerjaan, dan organisasi.
Chapter 18
Dasardasar Pengendalian
Key Points:
¤ Kontrol
- Definisi kontrol/pengendalian
- Pendekatanpendekatan untuk
mendesain sistem pengendalian:
market control
bureaucratic control
clan control
- Mengapa pengendalian perlu
dilakukan:
Pengendalian menjadi penghubung
antara fungsi manajemen yang satu
dengan fungsi manajemen yang
lain.
Untuk mengetahui apakah tujuan
organisasi telah tercapai. Jika tidak
tercapai, manajer dapat mengetahui
apa penyebabnya.
Dengan pengendalian yang efektif,
manajer dapat mendelegasikan
wewenang kepada bawahan dan
lebih memberdayakan bawahan.
¤ Proses Pengendalian
1. MEASURING: mengukur kinerja aktual
Yang diukur: produktivitas, efisiensi,
tingkat absensi atau turnover.
2. COMPARING: membandingkan kinerja
aktual dengan standar kinerja.
3. TAKING MANAGERIAL ACTION:
do nothing
correct actual performance:
immediate corrective action
basic corrective action
revise the standard
-
-
-
¤ Karakteristik sistem pengendalian yang
efektif:
- Akurat
- Tepat waktu
- Ekonomis
- Fleksibel
- Mudah dipahami
- Masuk akal
- Strategis
- Fokus pada halhal eksepsional
- Menggunakan lebih dari satu kriteria
- Memberikan masukan mengenai
tindakantindakan korektif yang
sesuai untuk dilakukan.
¤ Faktorfaktor kontinjensi dalam
pengendalian:
Ukuran organisasi:
Kecil: pengendalian informal dan
personal, dapat dilakukan melalui
management by walking around.
Besar: pengendalian formal,
impersonal, menggunakan banyak
peraturan & regulasi.
-
¤ Jenisjenis pengendalian
feedforward control bersifat
preventif/antisipatif; sebelum
aktivitas dilakukan
concurrent control pada saat
aktivitas dilakukan, e.g. pengawasan
langsung
feedback control setelah aktivitas
berakhir, e.g. laporan keuangan.
Posisi dan level pada hierarki
organisasi:
Tinggi: pengendalian melalui
penggunaan banyak kriteria.
-
-
-
Rendah: pengendalian melalui
kriteria yang lebih sedikit dan
mudah diukur.
Derajat desentralisasi:
Sangat terdesentralisasi:
pengendalian dengan
meningkatkan jumlah dan cakupan
pengendalian.
Sangat tersentralisasi: kurangi
jumlah pengendalian.
Budaya organisasi:
Terbuka dan suportif: pengendalian
informal dan pengendalian oleh
masingmasing pribadi.
Mengancam (threatening):
pengendalian formal oleh pihak
luar.
Seberapa penting suatu aktivitas:
Sangat penting: pengendalian yang
detil dan komprehensif.
Sangat tidak penting: pengendalian
yang longgar dan informal.
Chapter 20
Mengendalikan Kinerja Organisasi
Key Points:
-
¤ Definisi KINERJA
¤ Definisi KINERJA ORGANISASI
¤ Mengapa pengukuran kinerja organisasi
penting untuk dilakukan
- Better asset management agar aset
yang dimiliki/akan dimiliki dapat
menghasilkan nilai optimal bagi
organisasi.
- Untuk meningkatkan kemampuan
dalam menyediakan produk/jasa
dengan nilai terbaik bagi konsumen.
- Untuk menjaga/meraih reputasi baik
bagi organisasi.
- Untuk meningkatkan pemahaman
dan penggunaan karyawan mengenai
pengetahuan organisasi (organizational
knowledge).
ORGANIZATIONAL KNOWLEDGE:
pengetahuan yang tercipta melalui
interaksi sosial dan kegiatan saling
membagi informasi, yang
membantu anggota organisasi
mengambil tindakan yang sesuai
demi pencapaian tujua organisasi.
¤ Ukuranukuran kinerja organisasi
- Produktivitas organisasi, i.e. output
produksi dibagi dengan input.
- Efektivitas organisasi, i.e. mengukur
kesesuaian tujuan organisasi dan
seberapa baik organisasi tersebut
mencapai tujuannya.
- Peringkat industri
¤ Alatalat untuk memonitor dan
mengukur kinerja organisasi
-
-
Financial control
Alat ukur tradisional, e.g. rasio
rasio keuangan standar.
Alat ukur keuangan lainnya, e.g.
Economic Value Added (EVA) dan
Market Value Added.
EVA menghitung nilai tambah
yang dihasilkan korporat dan
divisi dengan cara mengurangi
laba operasi setelah pajak dengan
total biaya modal tahunan.
MVA menghitung nilai tambah
perusahaan dengan
membandingkan penilaian pasar
atas nilai perusahaan (nilai saham
yang beredar + total hutang
perusahaan) dengan biaya modal
yang dikeluarkan.
Information control
Sistem Informasi Manajemen
Pendekatan Balanced Scorecard
mengukur kinerja dengan melihat 4
hal yang memberikan kontribusi
terhadap kinerja perusahaan, yaitu:
keuangan
konsumen/pelanggan
proses internal
SDM/inovasi/growth asset
BENCHMARKING: Mencari praktek
manajemen terbaik dari perusahaan
kompetitor/nonkompetitor untuk
digunakan sebagai acuan untuk
meraih kinerja superior.
¤ Peranan manajer membantu organisai
meraih kinerja tinggi:
- Mendesain performance management
system yang dapat mengidentifikasi
pengukuran kinerja yang sesuai dan
-
-
menyelesaikan masalahmasalah
dalam pengukuran kinerja.
Membantu karyawan merealisasikan
ide yang mereka miliki menjadi
kenyataan.
Membantu anggota organisasi
membuat keputusan yang tepat
selama masa perubahan.
¤ Masalahmasalah yang umumnya
timbul dalam pengukuran dan
pelaporan masalah:
Terlalu banyak detil.
Pengukuran terlalu
kompleks/rumit.
Laporan yang isinya
bertentangan.
Tidak adanya hubungan antara
data kinerja dan tujuan.
Sumber data yang tidak relevan.
Kegagalan untuk membuat
pengukuran kinerja yang sesuai
(failure to customize).
Penggunaan grafik dan tabel yang
membingungkan.
Manajemen Sumber Daya Manusia
Key Points:
¤ Mengapa manajemen sumber daya manusia (MSDM) penting
¤ Proses MSDM:
- Terdiri dari 8 aktivitas:
1. Human resource planning
2. Recruitment / Derecruitment
3. Selection
4. Orientation
5. Training
6. Performance Management
7. Compensation and benefits
8. Career development
- Output proses 1 – 3: Mendapatkan karyawan yang kompeten
- Output proses 4 – 5: Karyawan yang telah beradaptasi dan
kompeten, dengan kemampuan dan pengetahuan yang up to
date.
- Output proses 6 – 8: Karyawan yang kompeten dan berkinerja
tinggi, yang mampu mempertahankan kinerja baik yang
dimilikinya hingga jangka waktu yang panjang.
- Proses MSDM dipengaruhi oleh lingkungan eksternal, i.e.
serikat pekerja + peraturan pemerintah dan perundang
undangan.
¤ Human resource planning
- Definisi HUMAN RESOURCE PLANNING
- Langkahlangkah perencanaan (2):
1. Mengevaluasi SDM yang ada saat ini, i.e. melalui:
¤ Evaluasi persediaan SDM yang dimiliki perusahaan saat
ini.
¤ Job analysis; Job description; Job specification
2. Mengevaluasi kebutuhan SDM di masa y.a.d. dan membuat
program guna memenuhi kebutuhann tersebut.
¤ Recruitment / Derecruitment
- Definisi RECRUITMENT
- Definisi DERECRUITMENT
- Sumbersumber rekrutmen: pencarian dari dalam perusahaan
(internal search), iklan, referensi dari karyawan, agen pencari
kerja, sekolah/perguruan tinggi (school placement), jasa bantuan
(temporary help services), kontraktor independen dan penyewaan
jasa pekerja (employee leasing and independent contractors), dan
iklan pada situs web.
¤ Selection
- Definisi PROSES SELEKSI
- Tujuan SELEKSI
- Matriks selection decision outcomes
- Definisi VALIDITY dan RELIABILITY
- Jenisjenis alat seleksi: Formulir aplikasi, tes tertulis, tes
simulasi kerja, wawancara, penyelidikan latar belakang, tes
fisik/jasmani/kesehatan.
¤ Orientation
- Definisi ORIENTASI
- Jenis orientasi (2):
work unit orientation
organization orientation
Chapter 12
Manajemen Sumber Daya Manusia
¤ Employee Training
- Untuk meningkatkan keahlian karyawan, yakni keahlian
TECHNICAL , INTERPERSONAL, dan PROBLEM SOLVING.
- Metode pelatihan:
ONTHEJOB TRAINING, e.g. rotasi pekerjaan, penugasan di
bawah pengawasan (understudy assignments)
OFTHEJOB TRAINING, e.g. kuliah dalam kelas, film dan video,
latihan simulasi, pelatihan pendahuluan (vestibule training)
¤ Employee Performance Management
- Apa itu EMPLOYEE PERFORMANCE SYSTEM
- Metodemetode penilaian kinerja karyawan: Esai tertulis,
critical incidents, graphic rating scales, behaviorally anchored rating
scales (BARS), pembandingan dengan karyawankaryawan lain
(multiperson comparisons), pembandingan dengan tujuan
(management by objectives), umpan balik dari orangorang di
sekitar karyawan (360 degree feedback).
¤ Compensation and Benefits
- Faktorfaktor yang mempengaruhi level kompensasi dan
tunjangan: masa kerja dan kinerja karyawan, jenis pekerjaan
yang dilakukan, jenis bisnis yang digeluti perusahaan,
ada/tidaknya serikat pekerja, tingkat intensitas penggunaan
modal/tenaga kerja (padat karya atau padat modal), filosofi
yang dianut pihak manajemen, lokasi geografis perusahaan,
tingkat profitabilitas perusahaan, ukuran perusahaan.
¤ Career Development
- DAHULU: Perusahaan bertanggung jawab atas pengembangan
karir karyawan, dengan cara menyediakan informasi,
melakukan evaluasi dan pelatihan yang dibutuhkan karyawan
guna mewujudkan citacita karirnya.
- KINI: Karyawan itu sendiri yang bertanggung jawab atas
pengembangan karirnya, yakni dalam hal perencanaan karir,
penetapan tujuan karir, serta pendidikan & pelatihan.
- OPTIMUM CAREER CHOICE: Pilihan karir yang memberikan
kesesuaian antara apa yang kita inginkan dengan minat &
kemampuan yang kita miliki serta peluang pasar yang ada.
- GOOD CAREER CHOICE: Karir/kedudukan yang memberikan kita
peluang untuk berperforma dengan baik, mendorong kita
untuk memberikan komitmen terbaik, mendapat kepuasan
kerja tinggi, serta memberikan keseimbangan antara kehidupan
kerja dan kehidupan pribadi kita.
- GOOD CAREER MATCH: Kondisi di mana kita dapat
mengembangkan konsep diri positif, melakukan pekerjaan
yang kita anggap penting, dan menjalani hidup sesuai yang
kita inginkan.
¤ Isuisu terkini dalam MSDM
- Keragaman tenaga kerja.
- Pelecehan seksual di tempat kerja.
- Keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi (work
life balance).
Chapter 15
Memahami Kelompok dan Tim
Key Points:
¤ Kelompok
- Definisi KELOMPOK
-
Perbedaan KELOMPOK dengan TIM
-
Perbedaan KELOMPOK FORMAL dengan
Jenis konflik menurut
pandangan interactionist (2):
a. Konflik Fungsional
b.Konflik Disfungsional
Perbedaan antara konflik
fungsional dan konflik
disfungsional [kaitannya
dengan konflik tugas (task
conflict), konflik hubungan
(relationship conflict), dan
konflik proses (process
conflict)]
Dampak manajemen konflik
terhadap perilaku kelompok
Caracara untuk meredakan
konflik (5):
1. Menghindari (avoiding)
2. Mengakomodasi
(accomodating)
3. Memaksa (forcing)
4. Berkompromi (compromising)
5. Berkolaborasi (collaborating)
KELOMPOK INFORMAL
-
Contohcontoh kelompok formal;
Contohcontoh kelompok informal
-
Tahapantahapan pembentukan
kelompok (5):
1. Forming
Yang terjadi pada tiap proses
2. Storming
Hasil akhir dari tiap proses
3. Norming
4. Performing
5. Adjourning
-
Konsepkonsep dasar mengenai
(perilaku) kelompok:
Peran (role)
Norma dan conformity
Sistem status
Ukuran kelompok
Freerider tendency
Kedekatan/kekompakan kelompok
(group cohesiveness)
Matriks hubungan antara
kekompakan kelompok dengan
produktivitas
Manajemen konflik
Definisi KONFLIK
Pandangan tentang konflik (3):
1. Pandangan tradisional
(traditional view)
2. Pandangan hubungan
manusia (human relations view)
3. Pandangan interaksi
(interactionist view)
-
Pembuatan keputusan oleh kelompok
(group decision making)
Kelebihan:
1. Memberikan informasi yang lebih
lengkap
2. Memberikan lebih banyak
alternatif solusi
3. Meningkatkan tingkat
penerimaan terhadap solusi
4. Meningkatkan legitimasi
Kekurangan:
1. Menyita waktu
2. Adanya dominasi sebagian kecil
orang (kelompok minoritas)
dalam pembuatan keputusan
3. Adanya tekanan untuk
menyesuaikan pendapat pribadi
dengan pendapat kelompok.
4. Tidak jelas siapa yang paling
bertanggung jawab atas
keputusan final.
Kapan pembuatan keputusan oleh
kelompok lebih efektif
Kapan pembuatan keputusan secara
perorangan lebih efektif
Dampak ukuran (size) kelompok
terhadap efektivitas pembuatan
keputusan
Teknikteknik untuk meningkatkan
kreativitas pembuatan keputusan
secara berkelompok (3): electronic
meetings, brainstorming, nominal
group technique (NGT).
Memahami perilaku kelompok
Unsurunsur yang menentukan
kinerja/keberhasilan dan kepuasan
kelompok:
Kondisi eksternal yang dialami
kelompok
Sumber daya yang dimiliki
anggota kelompok
Struktur kelompok
Proses yang berlangsung dalam
kelompok
Tingkat kompleksitas dan
interdependensi tugas yang
dijalankan kelompok
Model perilaku kelompok
¤ Tim
- Definisi WORK TEAM
-
-
Alasan membentuk tim:
Untuk menciptakan esprit de corps
Chapter 15
Memahami Kelompok dan Tim
Untuk meningkatkan fleksibilitas
Untuk memungkinkan manajer
lebih berkonsentrasi pada
manajemen stratejik
Untuk memanfaatkan keragaman
tenaga kerja yang ada
Untuk meningkatkan kinerja
-
Penggolongan jenis tim:
Berdasarkan TUJUAN/MANFAAT: tim
pengembangan produk, tim
pemecahan masalah
Berdasarkan STRUKTUR: tim yang
diawasi, tim swakelola (selfmanaged
team)
Berdasarkan KEANGGOTAAN: tim
fungsional, tim lintas fungsional
Berdasarkan DURASI: tim permanen,
tim temporer
-
Karakteristik/ciriciri tim yang efektif:
Memiliki TUJUAN YANG JELAS yang
dipahami oleh setiap anggota
kelompok.
Anggota kelompok mempunyai
KEAHLIAN YANG RELEVAN bagi
pengerjaan tugas (i.e. keahlian
teknis) dan komunikasi dalam
kelompok (keahlian interpersonal).
Adanya RASA SALING PERCAYA antara
anggota kelompok.
Adanya KOMITMEN BERSAMA.
Adanya KOMUNIKASI YANG BAIK antar
anggota kelompok.
Anggota kelompok memiliki
KEAHLIAN BERNEGOSIASI guna
menghadapi perbedaanperbedaan
yang ada.
Adanya KEPEMIMPINAN YANG EFEKTIF.
Adanya iklim/lingkungan yang
suportif berupa DUKUNGAN
INTERNAL & EKSTERNAL YANG MEMADAI.
-
Bentukbentuk fungsi manajemen
(planning, organizing, leading,
controlling) yang dilaksanakan dalam
mengelola sebuah tim:
Planning: Menetapkan tujuan tim
Organizing: Membuat strukturisasi
dan pembagian wewenang dan
tugas yang jelas.
Leading: Memperjelas peranan apa
yang dijalankan pimpinan;
Mengatasi perselisihan; Mengatur
proses komunikasi dalam tim.
Controlling: Mengevaluasi kinerja
tim; Menentukan sistem
penghargaan (reward system) yang
akan digunakan.
Chapter 17
Memotivasi Karyawan
Key Points:
¤ Motivasi
- Definisi 3 unsur utama dalam
definisi motivasi: upaya (effort); tujuan
organisasi; kebutuhan.
- Proses motivasi: Kebutuhan yang
tidak/belum terpenuhi Tekanan
(tension) Dorongan (drive)
Pencarian (search behavior)
Terpenuhinya kebutuhan
Berkurangnya tekanan (reduction of
tension)
¤ Teoriteori Motivasi
- Teoriteori awal (3):
Maslow’s Hierarchy of Needs
Theory
McGregor’s Theory X & Theory Y
Herzberg’s MotivationHygiene
Theory
- Teoriteori kontemporer/masa kini
(6):
Three Needs Theory
Goalsetting Theory
Reinforcement Theory
Designing motivating jobs
Equity Theory
Expectancy Theory
¤ Teori Hierarki Kebutuhan Maslow
- Hierarki kebutuhan manusia (5):
1. Kebutuhan fisiologis (physiological
needs)
2. Kebutuhan keamanan (safety needs)
3. Kebutuhan sosial (social needs)
4. Kebutuhan harga diri (esteem needs)
5. Kebutuhan aktualisasi diri (self
actualization needs)
-
-
-
-
Untuk memenuhi kebutuhan
pada hierarki di level yang lebih
tinggi, kebutuhan pada hierarki yang
lebih rendah harus dipuaskan terlebih
dahulu.
Motivasi untuk memenuhi
kebutuhan pada suatu level hierarki
akan berkurang ketika kebutuhan di
level tersebut telah terpenuhi.
Motivasi yang selanjutnya timbul
adalah motivasi untuk memuaskan
kebutuhan pada level selanjutnya.
Kebutuhan fisiologis dan
keamanan Kebutuhan tingkat
rendah (lowerorder needs)
Kebutuhan sosial, harga diri, dan
aktualisasi diri Kebutuhan tingkat
tinggi (higherorder needs)
¤ Teori X dan Teori Y McGregor
- TEORI X: Karyawan diasumsikan
memiliki ambisi yang rendah, tidak
menyukai pekerjaan, ingin
menghindari tanggung jawab, dan
pekerjaannya perlu diawasi dari
dekat.
- TEORI Y: Karyawan diasumsikan
mampu mengarahkan dirinya sendiri,
mau menerima bahkan mencaricari
tanggung jawab, dan memandang
pekerjaan sebagai aktivitas
alami/reguler.
- McGregor memandang asumsi Teori
Y sebagai asumsi yang paling sesuai
dengan kondisi nyata karyawan dan
seharusnya digunakan dalam proses
manajemen.
-
Perilaku manajer dalam memotivasi
karyawan akan sesuai dengan asumsi
teori yang ia percaya.
¤ Teori MotivasiHygiene Herzberg
- Faktor INTRINSIK (MOTIVATOR): faktor
faktor yang berkaitan dengan
kepuasan kerja (job satisfaction) &
motivasi. Contoh: prestasi,
pengakuan, tanggung jawab.
- Faktor EKSTRINSIK (FAKTOR HYGIENE):
faktorfaktor yang berkaitan dengan
ketidakpuasan kerja (job
dissatisfaction). Disebut ‘hygiene’
karena tidak menimbulkan motivasi
kerja. Contoh: kondisi kerja, gaji,
hubungan dengan atasan.
- Jika faktor intrinsik terpenuhi, maka
akan timbul kepuasan (satisfaction).
Jika tidak terpenuhi, akan timbul
kondisi tidak adanya kepuasan (no
satisfaction).
- Jika faktor ekstrinsik terpenuhi, akan
timbul kondisi tidak adanya
ketidakpuasan (no dissatisfaction). Jika
tidak terpenuhi, akan timbul kondisi
ketidakpuasan (dissatisfaction).
- Jadi, untuk memotivasi karyawan,
atasan sebaiknya memakai motivator
atau faktor intrinsik karyawan.
¤ Teori Tiga Kebutuhan
- Pencetus: David McClelland
- Kebutuhan yang menjadi motif utama
dalam bekerja (3):
1. need for achievement (nAch)
2. need for power (nPow)
3. need for affiliation (nAff)
Chapter 17
Memotivasi Karyawan
-
-
Manajer yang memiliki nAch yang
tinggi belum tentu dapat menjadi
manajer yang baik karena ia hanya
mementingkan prestasi dirinya
sendiri. Manajer yang baik bersedia
membantu rekan/bawahan mencapai
tujuan mereka.
Karakteristik manajer yang sukses:
Manajer yang memiliki nAff yang
rendah dan nPow yang tinggi.
¤ Teori Penetapan Tujuan
- Bahwa tujuan yang SPESIFIK akan
meningkatkan kinerja, dan bahwa
tujuan yang SULIT, bila diterima
karyawan, akan menghasilkan kinerja
yang lebih tinggi ketimbang tujuan
yang mudah.
- Faktorfaktor yang mempengaruhi
hubungan tujuankinerja:
Umpan balik atas upaya pencapaian
tujuan
Komitmen karyawan Muncul
ketika:
Tujuan dipublikasikan.
Karyawan memiliki internal locus
of control.
Tujuan disusun sendiri oleh
karyawan, bukan ditetapkan oleh
atasan.
Selfefficacy: keyakinan seseorang
bahwa ia mampu melaksanakan
tugas yang diembankan padanya.
Budaya yang berlaku di negara
itu.
¤ Reinforcement Theory
-
-
-
-
Perilaku merupakan fungsi dari
konsekuensi (konsekuensi tertentu
menyebabkan perilaku tertentu).
Perilaku tidak diarahkan oleh
kebutuhan, harapan, atau tujuan,
melainkan diarahkan oleh halhal
eksternal yang disebut reinforcer.
REINFORCER: Konsekuensikonsekuensi
langsung dari suatu perilaku yang
dapat meningkatkan kemungkinan
perilaku itu terulang lagi.
Reinforcement Theory menurut B.F.
Skinner:
Orang akan melakukan perilaku
yang diharapkan jika ia diberi
imbalan untuk itu.
Imbalan tersebut sangat efektif jika
langsung diberikan setelah
dikerjakannya perilaku yang
diharapkan.
Jika orang yang mengerjakan
perilaku yang diharapkan tidak
diberi imbalan atau malah diberi
hukuman, maka kemungkinan kecil
perilaku tersebut akan terulang.
¤ Pendekatan untuk mendesain pekerjaan
yang memotivasi
- Job Enlargement: Ekspansi pekerjaan
secara horisontal [=memperluas
cakupan pekerjaan (job scope)]
- Job Enrichment: Ekspansi pekerjaan
secara vertikal [=meningkatkan
tanggung jawab pekerjaan (job depth)]
- Job Characteristics Model
Dimensi pekerjaan (5):
1. Skill variety
2. Task identity
3. Task significance
4. Autonomy
5. Feedback
Outcome berupa motivasi kerja,
performa berkualitas, dan kepuasan
kerja yang lebih tinggi, serta tingkat
absensi dan turnover yang rendah
dapat dicapai dengan menciptakan
kondisi dimana karyawan belajar
memahami (pengetahuan tentang
hasil kerja diperoleh dari feedback)
bahwa dirinya (tanggung jawab
individu diperoleh otonomi kerja)
telah menghasilkan performa yang
baik atas tugas yang ia tekuni
(ketekunan sebagai buah dari
pemahaman atas arti pekerjaan
yang diperoleh dari skill variety, task
identity, dan/atau task significance).
Hubungan antara dimensi
pekerjaan dan outcome dipengaruhi
oleh intensitas kebutuhan
bertumbuh (growth need) dari
karyawan itu sendiri.
Caracara untuk mendisain
pekerjaan:
Combine tasks menekankan
pada skill variety dan task identity
Form natural work units task
identity dan task significance
Establish client relationship
skill variety dan feedback
Load vertically autonomy
Open feedback channels
feedback
¤ Teori Keadilan (Equity Theory)
- Pencetus: J. Stacey Adams
Chapter 17
Memotivasi Karyawan
-
-
-
-
Karyawan akan membandingkan
rasio inputoutcome pekerjaannya,
yaitu apa yang telah ia berikan
(berkaitan dengan pekerjaannya)
dengan outcome yang dihasilkan dari
pekerjaan tersebut.
Jika rasio tersebut tidak sama dengan
rasio karyawan lainnya, maka
ketidakadilan telah terjadi dan
karyawan tersebut akan menilai
bahwa penghargaan yang ia dapatkan
masih kurang / berlebihan.
Bentuk koreksi terhadap
ketidakadilan: peningkatan/
penurunan produktivitas,
peningkatan/penurunan kualitas
output, peningkatan absensi/pensiun
sukarela.
Bentukbentuk REFEREN (= sumber
yang dijadikan dasar pembandingan
untuk menilai tingkat keadilan):
Orang lain; Sistem; Diri sendiri.
¤ Teori Pengharapan (Expectancy Theory)
- Pencetus: Victor Vroom
- Seseorang akan memperlihatkan
perilaku tertentu atas dasar
pengharapan bahwa perilaku itu akan
diikuti oleh outcome tertentu dan atas
dasar seberapa menariknya outcome
tersebut bagi orang tersebut.
- Tiga hubungan utama dalam teori ini:
1. Effortperformance linkage
(Ekspektansi/pengharapan)
2. Performancereward linkage
(Instrumentalitas)
3. Attractiveness of reward (Valensi)
¤ Integrasi Teoriteori Kontemporer
¤ Isuisu terkini tentang motivasi:
- Memotivasi tenaga kerja yang
beragam
Jadwal kerja yang fleksibel
Pengaruh perbedaan budaya
- Program PAY FOR PERFORMANCE: Skema
kompensasi dimana karyawan
dibayar atas dasar ukuranukuran
kinerja tertentu.
- OPENBOOK MANAGEMENT: Pendekatan
motivasional dimana karyawan diberi
kesempatan untuk membaca laporan
keuangan perusahaan. Karena
karyawan merasa diperlakukan
sebagai partner bisnis, ia akan
termotivasi untuk membuat
keputusan yang lebih baik dan
memahami implikasi dari
tindakannya terhadap laba bersih
perusahaan.
- Memotivasi: Profesional; Karyawan
temporer; Karyawan bergaji
minimum dan berketerampilan
terbatas.
¤ Saransaran untuk memotivasi
karyawan:
- Mengakui perbedaan antarindividu.
- Mencocokkan individu dengan
pekerjaan.
- Menggunakan tujuan.
- Memastikan bahwa persepsi atas
tujuan adalah bahwa tujuan dapat
dicapai.
- Melakukan individualisasi imbalan.
- Mengaitkan imbalan dengan kinerja.
- Memeriksa sistem untuk memastikan
terciptanya keadilan.
- Jangan abaikan penggunaan uang.
Chapter 17
Kepemimpinan
Key Points:
¤ Perbedaan MANAJER dengan PEMIMPIN
¤ Definisi KEPEMIMPINAN
¤ Teoriteori awal tentang kepemimpinan:
- Trait Theories A leader is born.
- Behavioral Theories A leader can
be made.
Penelitian University of Iowa
1. Democratic style
2. Autocratic style
3. Laissezfaire style
Penelitian Ohio State University
Dimensi perilaku
1. Consideration
pemimpin
2. Initiating structure
Penelitian University of Michigan
1. Employee oriented
2. Production oriented
Managerial Grid
1. Concern for people (skala 1–9)
2. Concern for production (skala 1–9)
(1,1): Impoverished mgt
(1,9): Country club mgt
(5,5): Middleoftheroad mgt
(9,1): Task management
(9,9): Team management
¤ Teoriteori kontinjensi tentang
kepemimpinan:
- Model Kontinjensi Fiedler
- Situational Leadership Theory
- Leader Participation Model
- PathGoal Theory
¤ Model Kontinjensi Fiedler
- Faktor situasional utama yang
menentukan efektivitas pemimpin (3):
1. Hubungan atasanbawahan
(baik/buruk)
-
-
2. Strukturisasi tugas (sangat
terstruktur/kurang terstruktur)
3. Kekuasaan yang dimiliki pemimpin
(besar/kecil)
Gaya kepemimpinan TASK ORIENTED:
efektif pada kondisi FAVORABLE dan
UNFAVORABLE.
Gaya kepemimpinan RELATIONSHIP
ORIENTED: efektif pada kondisi
MODERAT
¤ Situational Leadership Theory
- Dikembangkan oleh Paul Hersey dan
Ken Blanchard.
- Fokus: kesiapan bawahan (follower
readiness)
- READINESS: sejauh mana seseorang
memiliki kemampuan dan
kemauan/kesediaan untuk
menyelesaikan suatu tugas.
- Dimensi kepemimpinan (2):
1. Taskrelated behavior
2. Relationshiprelated behavior
- Gaya kepemimpinan:
TELLING: high task – low relationship
SELLING: high task – high
relationship
PARTICIPATING: low task – high
relationship
DELEGATING: low task – low
relationship
- Gaya kepemimpinan yang efektif:
1. Telling: Jika bawahan tidak mampu
dan tidak bersedia mengerjakan
tugas (follower readiness = R1).
2. Selling: Jika bawahan tidak mampu
tapi bersedia mengerjakan tugas
(follower readiness = R2).
3. Participating: Jika bawahan
memiliki kemampuan untuk
mengerjakan tugas tapi tidak
bersedia melakukannya (follower
readiness = R3).
4. Delegating: Jika bawahan mampu
dan bersedia mengerjakan tugas
(follower readiness = R4).
¤ Leader Participation Model
- Dikembangkan oleh Victor Vroom
dan Phillip Yetton.
- Merupakan model yang normatif
karena model ini memberikan pilihan
norma yang harus diikuti pemimpin
dalam menentukan bentuk dan
intensitas partisipasi dalam
pembuatan keputusan.
- Gaya kepemimpinan menurut leader
participation model:
Decide
Consult individually
Consult group
Facilitate
Delegate
¤ PathGoal Theory
- Dikembangkan oleh Robert House.
- Tugas pemimpin adalah membantu
bawahan mencapai tujuan mereka
dan memberikan pengarahan atau
dukungan yang diperlukan guna
memastikan bahwa tujuan bawahan
sejalan dengan tujuan kelompok atau
organisasi.
- Perilaku kepemimpinan:
Directive leader
Supportive leader
Participative leader
Chapter 17
Kepemimpinan
-
Achievementoriented leader
Variabel kontinjensi/situasional yang
mempengaruhi hubungan perilaku
pemimpin dengan outcome
kepemimpinan:
Faktor kontinjensi LINGKUNGAN:
struktur tugas, sistem otoritas
formal, kelompok kerja
Faktor kontinjensi BAWAHAN: locus of
control, pengalaman, perceived ability
¤ Teoriteori kontemporer tentang
kepemimpinan:
- Kepemimpinan transformasional
transaksional
- Kepemimpinan karismatikvisioner
- Kepemimpinan tim (team leadership)
¤ Kepemimpinan Transformasional
Transaksional
- Pemimpin TRANSAKSIONAL : memimpin
atau memotivasi bawahan menuju
pencapaian tujuan dengan
memperjelas peranan dan tugas yang
perlu dilakukan bawahan.
- Pemimpin TRANSFORMASIONAL:
memimpin dengan memanfaatkan
karismanya dalam memberikan
inspirasi kepada bawahan untuk
menyelaraskan kepentingan pribadi
dengan tujuan organisasi dan melihat
masalah lama dengan sudut pandang
baru.
¤ Kepemimpinan KarismatikVisioner
- Karakteristik pemimpin karismatik:
memiliki visi.
mampu mengartikulasikan visi
yang dimilikinya.
-
memperlihatkan perilaku yang di
luar kewajaran/kebiasaan.
Karakteristik pemimpin visioner:
memiliki kemapuan untuk
menjelaskan visi yang dimilikinya
kepada orang lain
memiliki kemampuan untuk
menyatakan visi tidak hanya secara
verbal namun juga melalui
perbuatan.
memiliki kemampuan untuk
menerapkan visi yang dimilikinya
pada konteks kepemimpinan yang
berbeda.
¤ Kepemimpinan Tim
- Peranan pimpinan tim:
1. Penghubung dengan pihak luar
(liaison with external constituencies).
2. Pereda masalah (troubleshooter)
3. Pengelola konflik (conflict manager)
4. Pelatih (coach)
¤ Isuisu terkini tentang kepemimpinan
- Pemimpin dan Kekuasaan
Sumber kekuasaan (5):
1. Legitimate
2. Coercive
3. Reward
4. Expert
5. Referent
- Membina kredibilitas dan
kepercayaan
KREDIBILITAS: Derajat kejujuran,
kompetensi, dan kemampuan untuk
memberikan inspirasi yang dimiliki
seseorang
KEPERCAYAAN (trust): Keyakinan
pada integritas, karakter dan
-
kemampuan yang dimiliki seorang
pemimpin.
Dimensi trust: Integritas,
kompetensi, konsistensi,
kesetiaan, keterbukaan
Kepemimpinan melalui
pemberdayaan
Isu gender dalam kepemimpinan
Perbedaan gaya kepemimpinan pada
budaya yang berbeda.
Isu mengenai tidak diperlukannya
kepemimpinan
Variabelvariabel yang dapat
menyebabkan kepemimpinan tidak
diperlukan: variabel individu,
pekerjaan, dan organisasi.
Chapter 18
Dasardasar Pengendalian
Key Points:
¤ Kontrol
- Definisi kontrol/pengendalian
- Pendekatanpendekatan untuk
mendesain sistem pengendalian:
market control
bureaucratic control
clan control
- Mengapa pengendalian perlu
dilakukan:
Pengendalian menjadi penghubung
antara fungsi manajemen yang satu
dengan fungsi manajemen yang
lain.
Untuk mengetahui apakah tujuan
organisasi telah tercapai. Jika tidak
tercapai, manajer dapat mengetahui
apa penyebabnya.
Dengan pengendalian yang efektif,
manajer dapat mendelegasikan
wewenang kepada bawahan dan
lebih memberdayakan bawahan.
¤ Proses Pengendalian
1. MEASURING: mengukur kinerja aktual
Yang diukur: produktivitas, efisiensi,
tingkat absensi atau turnover.
2. COMPARING: membandingkan kinerja
aktual dengan standar kinerja.
3. TAKING MANAGERIAL ACTION:
do nothing
correct actual performance:
immediate corrective action
basic corrective action
revise the standard
-
-
-
¤ Karakteristik sistem pengendalian yang
efektif:
- Akurat
- Tepat waktu
- Ekonomis
- Fleksibel
- Mudah dipahami
- Masuk akal
- Strategis
- Fokus pada halhal eksepsional
- Menggunakan lebih dari satu kriteria
- Memberikan masukan mengenai
tindakantindakan korektif yang
sesuai untuk dilakukan.
¤ Faktorfaktor kontinjensi dalam
pengendalian:
Ukuran organisasi:
Kecil: pengendalian informal dan
personal, dapat dilakukan melalui
management by walking around.
Besar: pengendalian formal,
impersonal, menggunakan banyak
peraturan & regulasi.
-
¤ Jenisjenis pengendalian
feedforward control bersifat
preventif/antisipatif; sebelum
aktivitas dilakukan
concurrent control pada saat
aktivitas dilakukan, e.g. pengawasan
langsung
feedback control setelah aktivitas
berakhir, e.g. laporan keuangan.
Posisi dan level pada hierarki
organisasi:
Tinggi: pengendalian melalui
penggunaan banyak kriteria.
-
-
-
Rendah: pengendalian melalui
kriteria yang lebih sedikit dan
mudah diukur.
Derajat desentralisasi:
Sangat terdesentralisasi:
pengendalian dengan
meningkatkan jumlah dan cakupan
pengendalian.
Sangat tersentralisasi: kurangi
jumlah pengendalian.
Budaya organisasi:
Terbuka dan suportif: pengendalian
informal dan pengendalian oleh
masingmasing pribadi.
Mengancam (threatening):
pengendalian formal oleh pihak
luar.
Seberapa penting suatu aktivitas:
Sangat penting: pengendalian yang
detil dan komprehensif.
Sangat tidak penting: pengendalian
yang longgar dan informal.
Chapter 20
Mengendalikan Kinerja Organisasi
Key Points:
-
¤ Definisi KINERJA
¤ Definisi KINERJA ORGANISASI
¤ Mengapa pengukuran kinerja organisasi
penting untuk dilakukan
- Better asset management agar aset
yang dimiliki/akan dimiliki dapat
menghasilkan nilai optimal bagi
organisasi.
- Untuk meningkatkan kemampuan
dalam menyediakan produk/jasa
dengan nilai terbaik bagi konsumen.
- Untuk menjaga/meraih reputasi baik
bagi organisasi.
- Untuk meningkatkan pemahaman
dan penggunaan karyawan mengenai
pengetahuan organisasi (organizational
knowledge).
ORGANIZATIONAL KNOWLEDGE:
pengetahuan yang tercipta melalui
interaksi sosial dan kegiatan saling
membagi informasi, yang
membantu anggota organisasi
mengambil tindakan yang sesuai
demi pencapaian tujua organisasi.
¤ Ukuranukuran kinerja organisasi
- Produktivitas organisasi, i.e. output
produksi dibagi dengan input.
- Efektivitas organisasi, i.e. mengukur
kesesuaian tujuan organisasi dan
seberapa baik organisasi tersebut
mencapai tujuannya.
- Peringkat industri
¤ Alatalat untuk memonitor dan
mengukur kinerja organisasi
-
-
Financial control
Alat ukur tradisional, e.g. rasio
rasio keuangan standar.
Alat ukur keuangan lainnya, e.g.
Economic Value Added (EVA) dan
Market Value Added.
EVA menghitung nilai tambah
yang dihasilkan korporat dan
divisi dengan cara mengurangi
laba operasi setelah pajak dengan
total biaya modal tahunan.
MVA menghitung nilai tambah
perusahaan dengan
membandingkan penilaian pasar
atas nilai perusahaan (nilai saham
yang beredar + total hutang
perusahaan) dengan biaya modal
yang dikeluarkan.
Information control
Sistem Informasi Manajemen
Pendekatan Balanced Scorecard
mengukur kinerja dengan melihat 4
hal yang memberikan kontribusi
terhadap kinerja perusahaan, yaitu:
keuangan
konsumen/pelanggan
proses internal
SDM/inovasi/growth asset
BENCHMARKING: Mencari praktek
manajemen terbaik dari perusahaan
kompetitor/nonkompetitor untuk
digunakan sebagai acuan untuk
meraih kinerja superior.
¤ Peranan manajer membantu organisai
meraih kinerja tinggi:
- Mendesain performance management
system yang dapat mengidentifikasi
pengukuran kinerja yang sesuai dan
-
-
menyelesaikan masalahmasalah
dalam pengukuran kinerja.
Membantu karyawan merealisasikan
ide yang mereka miliki menjadi
kenyataan.
Membantu anggota organisasi
membuat keputusan yang tepat
selama masa perubahan.
¤ Masalahmasalah yang umumnya
timbul dalam pengukuran dan
pelaporan masalah:
Terlalu banyak detil.
Pengukuran terlalu
kompleks/rumit.
Laporan yang isinya
bertentangan.
Tidak adanya hubungan antara
data kinerja dan tujuan.
Sumber data yang tidak relevan.
Kegagalan untuk membuat
pengukuran kinerja yang sesuai
(failure to customize).
Penggunaan grafik dan tabel yang
membingungkan.