Segregasi Kelas Berbasis Gender

28 perempuan sendiri, oleh karena itu merupakan persoalan budaya. Gender merupakan perbedaan yang bukan biologis dan bukan kodrat Tuhan. Perbedaan biologis adalah perbedaan jenis kelamin yang bermuara dari kodrat Tuhan. Perbedaan jenis kelamin yang bermuara dari kodrat Tuhan, sementara gender adalah perbedaan yang bukan kodrat Tuhan, tetapi diciptakan oleh laki-laki dan perempuan melalui proses sosial budaya yang panjang. 2. Defenisi a. Gender adalah perbedaan yang tampak pada laki-laki dan perempuan apabila dilihat dari nilai dan perilaku. Kendati demikian, gender sebetulnya berbeda dari seks jenis kelamin Sutinah, 2004. 20 b. Gender adalah perbedaan status dan peran antara perempuan dan laki-laki yang dibentuk oleh masyarakat sesuai dengan nilai budaya yang berlaku dalam periode waktu tertentu WHO, 2001. 21 c. Gender adalah suatu konsep yang menunjuk pada suatu sistem peranan dan hubungannya antara perempuan dan lelaki yang 20 Sutinah, “Gender Kajian Tentang Perempuan”, dalam Dwi Narwoko Bagong Suyanto ed 2004. Sosiologi: Teks Pengantar Terapan, Jakarta: Prenada Media, hal. 313 21 World Health Organization 2012, What Do We Mean By “Sex” and “Gender”?. [Artikel]. http:www.who.intgenderwhatisgenderenindex.html diakses pada tanggal 04 Juni 2015. 29 tidak ditentukan oleh perbedaan biologi, akan tetapi ditentukan oleh lingkungan sosial, politik, dan ekonomi Vitayala, 2010. 22 3. Teori Dasar Tentang Gender a. Teori Kodrat Alam Menurut teori ini perbedaan biologis yang membedakan jenis kelamin dalam memandang jender Suryadi dan Idris, 2004. Teori ini dibagi menjadi dua yaitu: 1 Teori Nature Teori ini memandang perbedaan gender sebagai kodrat alam yang tidak perlu dipermasalahkan. 2 Teori Nurture Teori ini lebih memandang perbedaan gender sebagai hasil rekayasa budaya dan bukan kodrati, sehingga perbedaan gender tidak berlaku universal dan dapat dipertukarkan b. Teori kebudayaan Teori ini memandang gender sebagai akibat dari konstruksi budaya Suryadi dan Idris, 2004. Menurut teori ini terjadi keunggulan laki-laki terhadap perempuan karena konstruksi budaya, materi, atau harta kekayaan. Gender itu merupakan hasil proses budaya masyarakat yang membedakan peran sosial laki-laki dan perempuan. Pemilahan peran sosial 22 Vitalaya S. Hubeis, Aida. 2010, Pemberdayaan Perempuan dari Masa ke Masa. Bogor: PT. Penerbit IPB Press 30 berdasarkan jenis kelamin dapat dipertukarkan, dibentuk dan dilatihkan. c. Teori Fungsional Struktural Berdasarkan teori ini munculnya tuntutan untuk kesetaraan gender dalam peran sosial di masyarakat sebagai akibat adanya perubahan struktur nilai sosial ekonomi masyarakat. Dalam era globalisasi yang penuh dengan berbagai persaingan peran seseorang tidak lagi mengacu kepada norma- norma kehidupan sosial yang lebih banyak mempertimbangkan faktor jenis kelamin, akan tetapi ditentukan oleh daya saing dan keterampilan Suryadi dan Idris, 2004. d. Teori Evolusi Menurut teori ini semua yang terjadi di jagat raya tidak berlangsung secara otomatis tetapi mengalami proses evolusi atau perubahan-perubahan yang berjalan secara perlahan tapi pasti, terus-menerus tanpa berhenti. Kesetaraan gender merupakan gejala alam atau tuntutan yang menghendaki kesetaraan, yang harus di respon oleh umat manusia dalam rangka adaptasi dengan alam. Berdasarkan teori ini pembagian tugas dan tanggung jawab antara laki-laki dan perempuan pada zaman dahulu tidak pernah dipermasalahkan karena lamanya menuntut demikian. Sekarang tuntutan kesetaraan gender menjadi permasalahan yang menjadi perhatian manusia di 31 seluruh dunia juga karena alam menuntut demikian disebabkan adanya perubahan kondisi sosial, ekonomi, dan budaya yang berlaku di masyarakat yang memungkinkan peran laki-laki dan perempuan bisa sama atau dipertukarkan. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 32

BAB III METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Penelitian merupakan karya ilmiah yang harus valid kebenarannya sehingga dalam penelitian diperlukan metode sebagai cara untuk mencapai tujuan. Metode adalah cara ilmiah yang digunakan dalam suatu penelitian untuk mencari suatu kebenaran secara objektif, empirik dan sistematis. Sutrisno Hadi mengemukakan, metode penelitian adalah “suatu usaha untuk menemukan, mengembangkan dan menguji kebenaran suatu pengetahuan usaha dimana dilakukan dengan menggunakan metode- metode penelitian”. 1 Pada referensi lain dinyatakan bahwasanya metode adalah Metode berarti suatu cara kerja yang sistematik dan umum, seperti cara kerja ilmu pengetahuan. Ia merupakan jawaban atas pertanyaan metodik methodentic sama artinya dengan metodologi, yaitu suatu penyelidikan yang sistematis dan formulasi metode-metode yang akan digunakan dalam penelitian. 2 Pada dasarnya metode penelitian merupakan cara ilmiah yang digunakan untuk mendapatkan data dengan tujuan tertentu. Adapun cara ilmiah itu adalah cara mendapatkan data dengan hasil yang objektif, valid,dan reliabel dapat dipercaya. Objektif semua informan akan memberikan informasi yang sama; Valid berarti adanya data yang terkumpul oleh peneliti 1 Sutrisno Hadi, Netode Resech 1 Yogyakarta: Yayasan Penerbitan Fak. Psikologi UGM, 1984 hal 4 2 Zakiah Daradjat, dkk, Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam Jakarta: Cetakan II Pembinaan Prasarana Dan Sarana Perguruan Tinggi IAIN, 1984 hal 1 32 digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 33 dengan data yang terjadi pada objek yang sesungguhnya; dan reliabel berarti adanya ketetapan atau keajegan data yang didapat dari waktu ke waktu. 3 Maka dari itu metode penelitian sangat penting keberadaannya, sehingga dapat digunakan untuk memahami, memecahkan, dan mengantisipasi masalah dalam penelitian.

B. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Menurut Bogdan dan Biklen bahwa pendekatan kualitatif merupakan proses penelitian yang menghasilkan data deskriptif yang berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang dan perilaku yang dapat diamati. 4 Pendekatan penelitian ini cenderung berdasarkan pada usaha mengungkapkan dan memformulasikan data lapangan dalam bentuk kata-kata serta menggambarkan realitas aslinya untuk kemudian data tersebut dianalisis dan diabstraksikan dalam bentuk teori sebagai tujuan final. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif, karena peneliti mempunyai keinginan untuk mengetahui hasil berdasarkan data empiris, dengan metode penelitian ini tentu dapat memudahkan peneliti agar lebih dekat dengan subyek yang sedang diteliti oleh peneliti supaya lebih peka terhadap pengaruh berbagai fenomena yang terjadi di lapangan. 3 Sugiono, Metode Penelitian Administrasi Bandung: CV Alfabeta, 1998 hal 1. 4 Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif Bandung: Remaja Rosda Karya, 2000 hal 4 digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 34 Penulis menggunakan deskriptif kualitafif yaitu penulis ingin melihat tindakan preventif interaksi negatif pada siswa dan harus dapat dibuktikan dalam kondisi di lapangan yang dimulai dengan adanya observasi dan wawancara. Penelitian ini mengambil lokasi di SMP Al-Falah Ketintang Surabaya, oleh karena itu penelitian ini digolongkan dalam penelitian lapangan field research di mana yang menjadi obyeknya dalam penelitian ini adalah seluruh proses belajar mengajar yang dilakukan di SMP Al-Falah ketintang Surabaya dalam upaya membentuk manusia yang berkualitas dan memiliki pengetahuan yang menjadikan bahan sebagai tuntunan hidupnya. Pendidikan merupakan pengembangan potensi yang dimiliki sehingga untuk mengembangkan potensi yang dimiliki harus ada peran sosial interaksi dengan yang lainnya. Interaksi tidak hanya sesama jenis, akan tetapi dengan lawan jenis itu penting, karena proses pengembangan mental juga dapat dipengaruhi oleh interaksi dengan sesama khususnya lawan jenis. Proses interaksi siswa, dan ketika diberlakukannya sistem segregasi kelas berbasis gender ini bagaimana perlakuan didalam kelas maupun diluar kelas.

C. Kehadiran Peneliti

Kehadiran peneliti di lapangan, tidak ada lain merupakan syarat yang wajib dilakukan didalam penelitian kualitatif, guna untuk memperoleh data yang obyektif yang mendalam dengan mengamati sekaligus mendengar digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 35 secara cermat. Dengan demikian peneliti sebagai pengamat, peneliti berperan serta dalam kehidupan sehari-hari subyeknya pada setiap situasi yang diinginkannya untuk dapat dipahaminya. 5 Jadi pengamatan berperan serta pada dasarnya berarti mengadakan pengamatan lebih teliti dan absah sekalipun itu sampai pada sekecil-kecilnya pun terhadap objek yang harus ditelitinya. Maka pengamatan berperan serta berasumsi bahwa cara terbaik dan mungkin satu-satunya cara untuk memahami beberapa bidang kehidupan sosial ialah dengan jalan membaurkan diri ke dalam diri orang lain dalam susunan sosialnya. 6

D. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini adalah di SMP Al Falah yang berpusat di Jalan Ketintang Madya Nomor 81. SMP al Falah merupakan lembaga pendidikan yang berada di bawah naungan Yayasan Kepharmasian Surabaya.

E. Sumber Data dan Informan Penelitian

Menurut Lofland dan Lofland sumber data utama dalam penelitian kualitatif ialah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain. 7 Dalam penelitian ini, jenis data yang digunakan peneliti adalah pertanyaan, intreview dan observasi yang disampaikan kepada informan sesuai dengan perangkat pertanyaan yang 5 Buna’i, Penelitian Kualitatif Malang: Perdana Offset, 2008 hal 80 6 Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif Bandung: Remaja Rosda Karya, 2000 hal 166 7 Ibid hal 157