Critical Review Jurnal Agrotourism

COMMUNITY BASED AGRO-TOURISM AS AN INNOVATIVE INTEGRATED
FARMING SYSTEM DEVELOPMENT MODEL TOWARDS SUSTAINABLE
AGRICULTURE AND TOURISM IN BALI
(I Wayan Budiasa dan I Gusti Agung Ayu Ambarawati)
Ringkasan jurnal : Perekonomian di Bali tumbuh karena sektor pariwisata, pertanian, dan
industri kecil. Salak sibetan merupakan salah satu agrowisata yang ada di Bali yang
diharapkan mampu mendorong pertanian dan pariwisata sehingga mampu meningkatkan
kualitas hidup masyarakatnya. Penelitian deskriptif kualitatif ini memaparkan mengenai
agrowisata salak sibetan dan masyarakarat agrowisatanya serta hambatan yang dihadapi
seperti terbatas kompetensi masyarakat di agrowisata, anggaran yang terbatas untuk
menyediakan fasilitas agrowisata yang lebih standar, kurangnya promosi, dan keuntungan
agrowisata bocor ke perusahaan ekowisata.
1. Temuan komprehensif
i. Tujuan penelitian
Bertujuan untuk menghubungkan konsep dari agrowisata yang berkelanjutan dengan
gambaran

masyarakat

berbasis


agrowisata

sebagai

contoh

inovatif

dalam

pengembangan sistem pertanian dan pariwisata yang ada di Bali.
ii. Hipotes
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan jalan mendeskripsikan
sejumlah variabel yang berkenaan dengan masalah dan unit yang diteliti, sehingga tidak
ada hipotesis. Penelitian ini dimaksudkan untuk eksplorasi dan klarifikasi mengenai
fenomena bahwa masyarakat berbasis agrowisata adalah contoh inovatif dari
pengembangan sistem pertanian dan pariwisata di Bali.
iii.Metode
Metode menggunakan deskriptif kualitatif, dengan melakukan wawancara mendalam
bersama 11 informan kunci, selain itu literatur tentang pengembangan agrowisata

secara kritis sudah ditelaah juga.
iv. Metode analisis
Analisa menggunakan data yang diperoleh dari wawancara mendalam bersama
informan kunci, mengamati keseluruhan proses yang ada di tempat agrowisata, dan dari
data literatur agrowisata sebelumnya.

v. Hasil
Agrowisata sebagai inovasi baru pariwisata seharusnya mampu meningkatkan
kesejahteraan masyarakat sekitarnya, namun di agrowisata salak sibetan Bali ini jumlah
pengunjungnya terus menurun. Padahal agrowisata apabila dikemas dengan baik
seharusnya mampu mendatangkan pengunjung yang banyak dan membuat pengunjung
tertarik untuk melihat langsung bagaimana petani mengelola perkebunan salak yang
dapat diolah menjadi beragam jenis produk.

2. Inspirasi yang ditemukan
Agrowisata salak sibetan bali dapat menjadi penggerak ekonomi masyarakat lokalnya, dan
menjadi wisata edukatif bagi pengunjung.

3. Critical review
i. Kepakaran Pengarang

Kepakaran peneliti (I Wayan Budiasa dan I Gusti Agung Ayu Ambarawati) sesuai,
keduanya merupakan doktor dari Universitas Udayana Bali Fakultas Pertanian.
ii. Latar Belakang
Latar belakang dan tujuan penelitian dinyatakan dengan jelas, yakni ingin meneliti
hubungan antara konsep agrowisata dengan masyararakat berbasis agrowisata yang ada
di Desa Sibetan Bali.
iii.Definisi dan teori
Definisi dan teori yang digunakan sudah baik, alur dari setiap bagian juga sudah jelas,
definisi serta teori mudah dipahami oleh pembaca. Istilah langka yang membingungkan
pembaca juga jarang ditemukan.
iv. Bahasa Non Ilmiah
Pada bagian kesimpulan dan implikasi, peneliti masih menggunakan kata “mungkin”
dalam menjabarkan penyebab lambatnya perkembangan agrowisata Salak Sibetan
selama 18 tahun. Padahal penyebab lambatnya tersebut didapat dari hasil analisa yang
ada di lapangan, hal ini memperlihatkan peneliti terkesan belum yakin dengan
temuannya tersebut.
v. Referensi
Referensi yang digunakan sudah bagus dan lengkap. Dari keseluruhan pembahasan
dikaitkan dengan literatur yang pernah ada. Dilihat dari kepustakaannya memakai


berbagai referensi keluaran tahun-tahun baru sehingga informasi yang disampaikan
tergolong update.
vi. Metode penelitian
Disebutkan bahwa penelitian dilakukan dengan melakukan wawancara mendalam
dengan 11 informan kunci, dari ke 11 informan tersebut peneliti belum melakukan
wawancara dengan salah satu pengunjung/turis yang ada di agrowisata salak sibetan,
padahal pengunjung juga merupakan aspek penting yang dapat memberikan pendapat
serta rekomendasi untuk pengembangan agrowisata disana. Selain itu, waktu penelitian
tidak diberitahu secara spesifik antara bulan tahun berapa.
vii. Pembahasan dan penjelasan hasil
Pembahasan sudah jelas, fokus pada tujuan yang memang direncanakan di awal.
Namun peneliti tidak menambahkan alasan lain yang cukup penting mengapa
agrowisata salak sibetan tidak selalu ramai pengunjung, salak merupakan buah
musiman yakni buah yang dipanen antara bulan desember-maret saja. Sehingga perlu
rekomendasi dari peneliti bagaimana menyiasati keadaan tersebut sehingga walaupun
bukan musim panen wisata agro salak sibetan tetap ramai pengunjung.
viii. Tabel dan gambar
Pembaca diberi gambaran tipologi agro wisata, selain itu pada bagian pembahasan juga
menyuguhi data perkembangan pengunjung dari tahun ke tahun yang terus menurun,
ditambah dengan adanya bagan permintaan penawaran konsumen sehingga pembaca

dapat dengan jelas mengetahui secara kuantitatif jumlah nyata dari hasil penelitian ini.
ix. Keterbatasan mendasar jurnal
Informan kunci hanya dari orang-orang internal yang mengurusi management
agrowisata salak sibetan bali, kurang ditambahkan informan kunci dari pengunjung.

4. Implikasi hasil penelitian
i.

Implikasi yang diharapkan para peneliti
i) Pada agrowisata petani sebagai inovator yang menawarkan berbagai macam jasa
dan produk wisata agro
ii) Agrowisata sebagai strategi pembangunan pariwisata yang inovatif yang sangat
mampu mendorong perekonomian masyarakat lokal untuk tumbuh.

ii. Implikasi nyata
i) Agrowisata salak sibetan saat ini lebih banyak dikembangkan oleh LSM (Jaringan
Ekowisata Desa) sebagai payung pengembangannya.

ii) Agrowisata sebagai model pengembangan pariwisata baru masih membutuhkan
konsep dan perencanaan yang matang dari semua pihak terkait, tidak hanya berebut

ingin mencari keuntungan terbesar tanpa memperhatikan kesejahteraan masyarakat
lokalnya yang seharusnya paling banyak memiliki hak atas alamnya tersebut.

5. Rekomendasi
- Untuk terus mendukung keberlanjutan agro-pariwisata Salak Sibetan, pemerintah harus
intensif dan konsisten memfasilitasi masyarakat setempat khususnya melalui program
peningkatan kapasitas yang berkaitan dengan pengembangan agrowisata.
- Perlu adanya promosi yang lebih untuk memperkenalkan agrowisata salak sibetan
kepada para turis domestik/asing.
- Penelitian di masa selanjutnya harus meneliti apakah sudah ada perkembangan yang
lebih baik bagi agrowisata salak sibetan yang sangat potensial ini.