Kesetaraan Prinsip Ng. DSDISKS HB VII dan Ng. DSDISKS HB X
83 keunggulan, bersemangat juang tinggi, mandiri, pantang menyerah, pembangunan
jejaring, bersahabat dengan perubahan, inovatif dan menjadi agen perubahan, produktif, sadar mutu, berorientasi global, dan belajar sepanjang hayat.
Pendidikan karakter dapat dikatakan sebagai proses mengukir atau memahat jiwa, sehingga “berbentuk” unik, menarik, dan berbeda atau dapat dikatakan
dengan orang lain. Pendidikan karakter memiliki makna yang lebih tinggi daripada pendidikan moral, karena bukan sekedar mengajarkan yang benar dan
yang salah. Lebih dari itu, pendidikan karakter menanamkan kebiasaan habituation yang baik, agar siswa menjadi paham, mampu merasakan, dan mau
melakukan hal-hal baik. Oleh karena itu pendidikan sangat diperlukan karena adanya kecemasan akan hilangnya karakter bangsa yang adiluhung, ramah, suka
menolong, jujur, dan nilai-nilai keutamaan lainnya. Begitu pentingnya pendidikan karakter ini karena karakter berkaitan dengan moral, berkonotasi positif, bukan
netral. Jadi “orang berkarakter” adalah orang yang punya kualitas moral positif. Karakter ini berkontribusi besar dalam mewujudkan sepenuhnya potensi dan cita-
cita seseorang dalam membangun kehidupan yang bermartabat. Pendidikan pembangunan karakter pada dasarnya mencakup pengembangan
substansi, proses, dan suasana atau lingkungan yang menggugah, mendorong dan memudahkan seseorang mengembangkan kebiasaan baik. Proses pembangunan
karakter dipengaruhi oleh faktor bawaan nature, dan lingkungan nurture. Faktor bawaan berada di luar jangkauan masyarakat untuk mempengaruhinya.
Jadi, dalam pembangunan karakter, fokus perhatian pada pembentukan lingkungan, di mana peran pendidikan sangat sentral, karena karakter adalah
84 kualitas pribadi seseorang yang terbentuk melalui proses belajar. Oleh karena itu,
dalam pendidikan karakter, setiap orang dalam suatu bangsa harus diajarkan untuk memiliki kemampuan intregasi internal dan adaptasi eksternal. Kemampuan
integrasi internal mencakup kemampuan membangun dan menjaga rasa persatuan, bekerja sama secara kreatif, mengatasi perselisihan secara damai, rasa saling
percaya antar kelompok, rasa saling menghormati di antara kelompok berbeda, mengedepankan
kepentingan bersama
daripada kepentingan
kelompok. Sedangkan kemampuan eksternal mencakup kemampuan mengantisipasi secara
cerdas terhadap perubahan lingkungan, mampu berkontribusi dalam membangun masa depan untuk kesejahteraan, penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi,
menegakkan standar etika, dan meningkatkan daya saing ekonomi. Menyimak isi makalah yang disampaikan dalam pidato Ngarso Dalem
Kaping X tersebut, secara nyata sikap tauladan dan character building yang
karismatik yang dimiliki oleh Ng. DSDISKS HB VII telah diejawantahkan oleh
Ng. DSDISKS HB X dan dijadikan panutan dalam memimpin, mengayomi dan memberi suri tauladan bagi masyarakat Ngayogyakarto Hadiningrat ini
khususnya dan masyarakat bumi Indonesia pada umumnya di era yang serba modern ini.
85