EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ORGANISASI ANTARA KEPALA SEKOLAH DAN GURU TERHADAP KINERJA GURU (Studi Pada Guru SMK Negeri 2 Bandar Lampung)

ABSTRACT

EFFECTIVENESS ORGANIZATIONAL COMMUNICATION BETWEEN
PRINSIPAL AND TEACHERS TOWARD TEACHER PERFORMANCE
(Study At Teachers Of Smk Negeri 2 Bandar Lampung)

By

SETIANI SURYANINGRUM

The inportance of communication for human can not be denied as well as for an
organization. The School is a formal organization composed of subsystem is one
them prinsipals and teachers are interconnected to achieve educational goals.
Therefore, with the effectiviness of organizational communication between
prinsipal and teachers are expected to affect the performance.
The formulation of the problem in this research is “how the effectiviness
organizational communication between prinsipal and teachers toward teachers
performance?” The purpose of this research is to know how the effectiveness
organizational communication between prinsipal and teachers toward teachers
performance at SMK Negeri 2 Bandar Lampung. This research used Human
Relations as the main theory. This theory explains a process of communication

that recognizes the importance of the individual in organization and social
relationships in organizational life by using quantitative method, this research
have 55 samples which were taken from teachers in SMK Negeri 2 Bandar
Lampung. The sample were chosen by simple random sampling method.

Result of research indicates that effectiveness organizational communication
between prinsipal and teachers has a significant effect to teacher performance
variabel equal to 0,721 or 72,1%, including strong catagory. Communication in
organizations which referred to in this is the communication proces that
communication vertical upward, downward vertical communication and
horizontal communication. The hypothesis of this research is received, with a
comparetion Tvalue > Ttable that 14,557 > 1,673. Which means that the effectiveness
organizational communication between prinsipal and teachers has a significant
effect to teacher performance.

Keywords : Organization Communication, Theachers Performance

ABSTRAK

EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ORGANISASI ANTARA KEPALA

SEKOLAH DAN GURU TERHADAP KINERJA GURU
(Studi Pada Guru SMK Negeri 2 Bandar Lampung)
Oleh

SETIANI SURYANINGRUM

Pentingnya komunikasi bagi manusia tidak dapat dipungkiri begitu juga bagi
suatu organisasi. Sekolah adalah bentuk organisasi formal yang salah satunya
terdiri dari kepala sekolah dan guru yang saling berhubungan dalam mencapai
tujuan pendidikan. Oleh karena itu, dengan adanya efektivitas komunikasi
organisasi antara kepala sekolah dan guru diharapkan dapat berpengaruh terhadap
peningkatan kinerja guru di sekolah.
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “seberapa besar efektivitas
komunikasi organisasi antara kepala sekolah dan guru terhadap kinerja guru?”.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui “seberapa besar efektivitas
komunikasi organisasi antara kepala sekolah dan guru terhadap kinerja guru di
SMK Negeri 2 Bandar Lampung”. Penelitian ini berdasarkan teori Hubungan
Manusia. Teori ini menjelaskan pentingnya individu dan hubungan sosial dalam
kehidupan manusia. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah
kuantitatif dengan sampel 55 guru SMK Negeri 2 Bandar Lampung. Responden

penelitian diambil dengan menggunakan metode simple random sampling.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa efektivitas komunikasi organisasi antara
kepala sekolah dan guru menunjukkan signifikan terhadap variabel kinerja guru
sebesar 0,721 atau 72,1% termasuk katagori tinggi. Komunikasi organisasi yang
dimaksud dalam penelitian ini yaitu proses komunikasi vertikal ke bawah, vertikal
ke atas dan komunikasi horisontal. Hipotesis diterima karena pengujian hipotesis
menunjukkan nilai Thitung lebih besar dari nilai Ttabel pada taraf signifikan 5%
dengan perbandingan 14,557>1,673. Artinya, terdapat efektivitas komunikasi
organisasi antara kepala sekolah dan guru terhadap kinerja guru SMK Negeri 2
Bandar Lampung.

Kata kunci : komunikasi organisasi, kinerja guru

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Semarang pada tanggal 2 September
1988, merupakan anak terakhir dari dua bersaudara dari
pasangan Ayah Kaslani dan Ibu Heru Hariyaningsih.


Melewati jenjang pendidikan formal di Sekolah Dasar (SD)
Negeri 1 Karangrejo Semarang pada tahun 1994 sampai tahun 2000, kemudian
melanjutkan ke Sekolah Menengah Pertama (SMP) Perintis 29 Semarang pada
tahun 2000 sampai tahun 2003 meneruskan pendidikan kejenjang Sekolah
Menengah Kejuruan (SMK) Semarang Jurusan Akuntansi pada tahun 2003
sampai tahun 2006.

Tahun 2007 penulis diterima sebagai Mahasiswi Strata I (S1) pada Jurusan Ilmu
Komunikasi Fakultas Ilmu Politik dan Ilmu Sosial Universitas Lampung melalui
jalur non reguler dan penulis pernah melakukan Praktek Kerja Lapangan di salah
satu stasiun televisi lokal di Bandar Lampung yaitu Tegar TV.

MOTTO

Jadilah seperti karang dilautan yang kuat dihantam ombak dan kerjakanlah hal yang
bermanfaat untuk diri sendiri dan orang lain, karena hidup ini hanyalah satu kali
kesempatan. Ingat pada allah apapun dan dimanapun kita berada kepada Dia-lah
tempat meminta dan memohon.

Ketika satu pintu tertutup pintu lain terbuka, namun terkadang kita melihat dan

menyesali pintu tertutup tersebut terlalu lama hingga kita tidak melihat pintu lain yang
telah terbuka.

Jangalah sesali hal yang sudah terjadi lebih baik buatlah sesuatu yang terjadi itu
menjadi lebih baik agar lebih bermanfaat.

Tiada doa yang lebih indah selain do’a agar skripsi ini cepat selesai

PERSEMBAHAN

Dengan mengucapkan puji syukur kepada Allah SWT
Ku persembahkan karya kecil dan sederhana ini
teruntuk:
Kedua Orang Tuaku
Ibu Heru Hariyanngsih dan Ayah Kaslani
Yang telah memberikan cinta, dukungan dan kasih sayang
Perjuangan dan doa semi keberhasilanku
Kakakku, Ani Purwoningsih
Kemoy tercinta terima kasih atas dukungan dan doanya
Sahabatku Deta dan Sofi

Yang selalu menemani dan memotivasi ku dalam menyusun skripsi ini
Para dosen-dosen
Yang selalu sabar menghadapi dan mengajarkan saya sampai mengerti, ilmu
yang kalian berikan sangat berarti bagi saya dan masa depan saya
Almamater Tercinta

SANWACANA

Alhamdulillah puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi yang berjudul “Efektivitas Komunikasi Organisasi Antara Kepala Sekolah
dan Guru Terhadap Kinerja Guru (Studi Pada Guru SMK Negeri 2 Bandar
Lampung)”. Skripsi ini dibuat untuk memenuhi persyaratan sebagai Sarjana Ilmu
Komunikasi pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung.
Proses penulisan skripsi ini tidak terlepas dari hambatan yang datang baik dari
luar dan dalam diri penulis. Penulisan skripsi ini pun tidak lepas dari bimbingan
dan bantuan serta petunjuk dari berbagai pihak, oleh karena itu penulis
mengucapkan terima kasih kepada:
1. Allah SWT atas segala anugerah yang telah Engkau berikan Ya Allah,
hambamu ini hanya lemah dan tak terdaya tanpa pertolongan Engkau yang

Maha Segala-galanya.
2. Bapak Prof. Dr. Ir. Sugeng P. Harianto, M.Sc., selaku Rektor Universitas
Lampung.
3. Drs. Hi. Agus Hadiawan, M.Si., selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik Universitas Lampung.
4. Bapak Drs. Teguh Budi Raharjo, M.Si., selaku Ketua Jurusan Ilmu
Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung.

5. Bapak Drs. Cahyono Eko Sugiharto, selaku Dosen Pembimbing Utama
terima kasih telah memberikan pengarahan, saran dan bimbingannya
kepada penulis.
6. Bapak Agung Wibawa, S.Sos. I, M.Si., selaku Dosen Pembimbing
Pembantu, yang telah memberikan pengarahan, saran dan bimbingannya
kepada penulis.
7. Bapak Drs. Sarwoko, M.Si., selaku Dosen Penguji, terima kasih atas
segenap saran dan pengarahan dalam penulisan skripsi ini.
8. Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Ilmu Komunikasi, Dosen Fakultas Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik atas ilmu yang diberikan kepada penulis selama
menempuh studi dan seluruh staff Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik.
9. Bapak Hj. Ramli Jumadi, ST, selaku Kepala Sekolah serta para guru SMK

Negeri 2 Bandar Lampung yang telah membantu dan memberikan izin
penelitian kepada penulis.
10. Ayah Kaslani, Ibu Heru Hariyaningsih, serta kakakku Ani Purwoningsih
yang tercinta dan tersayang. Terima kasih atas doa yang tiada henti untuk
kesuksesanku, nasehat dan motivasi untuk menyelesaikan skripsi ini,
keikhlasan, cinta dan kasih sayang, serta bantuan finansial yang takkan
terbayarkan.
11. Untuk terbaik dan terdekatku “Kemoy” terimakasih untuk perhatian,
penyemangat, serta segala bantuan yang tidak dapat dijelaskan satupersatu.
12. Teman-teman angkatan 2007 Deta, Sopy, Citra, Ian, Hasan, Budi, Adit,
Yogi, iam, Morian, Denny, Romi, Zahra, Mbak Rohma, Neny, Putri, Robi,

Agung, Deswan, Nanda, Irfan dan teman-teman semua yang tidak bisa
penulis sebutkan satu persatu.
13. Sahabat-sahabatku, Deta Yulianty, S.Ikom, Sofiani Rosinta S. Pane, S.
Ikom yang dengan tulus membantuku dari awal kuliah sampai akhir
kuliah. Terima kasih banyak kawan atas bantuan baik moril ataupun non
moril.
14. Debora, Agis, Mbak Lilis, Jerry, Intan, Eka, Echa, Pendik, Dwi, Meyrinda,
Anita serta adik-adik tingkat semua yang tidak bisa penulis sebutkan satu

persatu terima kasih atas kebersamaannya selama ini.
15. Semua pihak yang telah memberikan bantuannya sampai selesainya
penulisan skripsi ini.
16. Almamater tercinta, Universitas Lampung.

Akhirnya Penulis mengucapkan terima kasih, maaf dengan semua kekurangan dan
kesalahan yang pernah penulis perbuat. Semoga Allah SWT berkenan
memberikan balasan kepada mereka yang telah membantu penulis dan semoga
skripsi ini bermanfaat bagi Universitas Lampung dan pembacanya. Amin.

Bandar Lampung,

Agustus 2014

Penulis,

Setiani Suryaningrum

DAFTAR ISI


Hal

ABSTRAK
HALAMAN JUDUL
PERSETUJUAN
PENGESAHAN
RIWAYAT HIDUP
PERSEMBAHAN
MOTTO
SANWACANA
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR

I.

PENDAHULUAN
1.1
1.2
1.3

1.4

Latar Belakang Masalah ...........................................................................
Rumusan Masalah ....................................................................................
Tujuan Penelitian .....................................................................................
Manfaat Penelitian ...................................................................................

1
6
7
7

II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1
2.2
2.3
2.4
2.5

Tinjauan Efektivitas .................................................................................
Tinjauan Komunikasi ................................................................................
Tinjauan Organisasi .................................................................................
Efektivitas Komunikasi dalam Organisasi ...............................................
Tinjauan Komunikasi Organisasi .............................................................
2.5.1 Pengertian Komunikasi Organisasi ................................................
2.5.3 Komponen Komunikasi Organisasi ...............................................
2.5.3 Tujuan Komunikasi Organisasi ......................................................
2.5.4 Aliran Komunikasi Organisasi .......................................................
2.6 Tinjauan Kepala Sekolah dan Guru .........................................................

8
9
11
11
13
13
16
17
18
22

2.6.1 Pengertian Kepala Sekolah ............................................................
2.6.2 Pengertian Guru .............................................................................
2.6.3 Hubungan Komunikasi Kepala Sekolah dan Guru ........................
2.7 Tinjauan Kinerja Guru .............................................................................
2.7.1 Pengertian Kinerja Guru ................................................................
2.7.2 Penilaian Kinerja Guru ..................................................................
2.8 Efektivitas Komunikasi Organisasi Antara Kepala Sekolah dan Guru
Terhadap Kinerja Guru .............................................................. .............
2.9 Teori Penunjang Penelitian ......................................................................
2.10 Kerangka Pikir .........................................................................................
2.11 Hipotesis ..................................................................................................

22
23
23
25
25
26
31
33
33
37

III. METODOLOGI PENELITIAN
3.1
3.2
3.3
3.4
3.5

Tipe Penelitian .........................................................................................
Variabel Penelitian ...................................................................................
Definisi Konsep ........................................................................................
Definis Operasional ..................................................................................
Populasi dan Sampel ................................................................................
3.5.1 Populasi ..........................................................................................
3.5.2 Sampel ............................................................................................
3.5.3 Teknik Pengambilan Sampel .........................................................
3.6 Jenis Data .................................................................................................
3.7 Teknik Pengumpulan Data .......................................................................
3.8 Teknik Pengolahan Data ..........................................................................
3.9 Skala Data dan Teknik Penentuan Skor ...................................................
3.10 Teknik Pengujian Instrumen ...................................................................
3.11 Teknik Analisis Data ...............................................................................
3.12 Pengujian Hipotesis .................................................................................

38
39
39
40
42
42
42
43
44
44
45
45
46
48
49

IV. GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN
4.1 Gambaran Umum Obyek Penelitian ........................................................
4.1.1 Sejarah SMK N 2 Bandar Lampung ..............................................
4.1.2 Tata Guna Lahan SMK N 2 Bandar Lampung ..............................
4.1.3 Kepala Sekolah SMK N 2 Bandar Lampung .................................
4.1.4 Visi SMK N 2 Bandar Lampung ...................................................
4.1.5 Misi SMK N Bandar Lampung ......................................................
4.1.6 Struktur Organisasi SMK N 2 Bandar Lampung ..........................
4.1.7 Sarana dan Prasarana SMK N 2 Bandar Lampung .......................
4.1.8 Keadaan Karyawam SMK N 2 Bandar Lampung .........................
4.1.9 Keadaan Guru SMK N 2 Bandar Lampung ..................................

51
51
53
53
54
54
54
58
59
59

4.1.10 Keadaan Guru Menurut Jenis Kelamin ........................................
4.1.11 Keadaan Guru Menurut Status Pegawai ......................................
4.1.12 Keadaan Guru Menurut Pendidikan Terakhir ..............................
4.1.13 Keadaan Guru Menurut Status Golongan ....................................
4.2 Gambaran Proses Komunikasi Organisasi Antara Kepala Sekolah dan
Guru SMK Negeri 2 Bandar Lampung ....................................................
4.3 Efektivitas Komunikasi Kepala Sekolah dan Guru Terhadap
Kinerja Guru SMK Negeri 2 Bandar Lampung .......................................

V. HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Hasil Penelitian ......................................................................................
5.1.1 Identitas Responden .....................................................................
5.1.2 Uji Instrumen Penelitian ..............................................................
5.1.3 Analisis Tabel Tunggal ................................................................
5.1.3.1 Pengelolaan Data Tentang Komunikasi Organisasi Antara
Kepala Sekolah dan Guru .................................................
5.1.3.2 Pengelolaan Data Tentang Kinerja Guru .........................
5.1.4 Analisis Tabel Silang ...................................................................
5.1.5 Efektivitas Komunikasi Organisasi Antara Kepala Sekolah dan
Guru Terhadap Kinerja Guru SMK Negeri 2 Bandar Lampung ..
5.1.6 Rangkuman Hasil Penelitian ........................................................
5.2 Pembahasan Hasil Penelitian .................................................................
5.2.1 Pembahasan Menurut Keguanaan Teoritis ...................................
5.2.2 Pembahasan Menurut Kegunaan Praktis ......................................

60
60
60
61
61
63

66
66
70
73
73
97
110
113
115
116
121
122

VI. KESIMPULAN DAN SARAN
6.4 Kesimpulan ............................................................................................ 123
6.5 Saran ...................................................................................................... 124
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

DAFTAR TABEL

Tabel

Hal

1. Tata Guna Letak Lahan SMK N 2 Bandar Lampung ........................................

54

2. Daftar Nama Kepala Sekolah SMK N 2 Bandar Lampung ...............................

54

3. Sarana dan Prasara SMK N 2 Bandar Lampung ................................................

59

4. Daftar Karyawan SMK N 2 Bandar Lampung ...................................................

60

5. Daftar Keadaan Guru SMK N 2 Bandar Lampung ............................................

60

6. Keadaan Guru SMK N 2 Bandar Lampung Menurut Jenis Kelamin ................

61

7. Keadaan Guru SMK N 2 Bandar Lampung Menurut Status Pegawai ...............

61

8. Keadaan Guru SMK N 2 Bandar Lampung Menurut Pend. Terakhir ...............

61

9. Keadaan Guru SMK N 2 Bandar Lampung Menurut Status Golongan .............

62

10. Identitas Responden Menurut Jenis Kelamin .....................................................

67

11. Identitas Responden Menurut Masa Kerja .........................................................

68

12. Identitas Responden Menurut Status Pegawai ...................................................

69

13. Identitas Responden Menurut Status Pendidikan ..............................................

69

14. Identitas Responden Menurut Status Golongan .................................................

70

15. Identitas Responden Menurut Umur ..................................................................

71

16. Ujii Validitas Variabel X ...................................................................................

72

17. Uji Validitas Variabel Y ....................................................................................

73

18. Uji Reliabilitas Variabel X .................................................................................

74

19. Uji Reliabilitas Variabel Y .................................................................................

74

20. Intensitas Komunikasi Kepala Sekolah dengan Guru ........................................

76

21. Kepala Sekolah Mengadakan Pertemuan/Rapat dengan Guru ..........................

77

22. Kepala Sekolah Mendskusikan Rencana Kegiatan Kerja ..................................

78

23. Kepala Sekolah Memberikan Pengarahan Kerja Terperinci dan Jelas ..............

79

24. Katagori Jawaban Responden Pada Komunikasi Vertikal Ke Bawah ...............

81

25. Intensitas Komunikasi Guru Kepada Kepala Sekolah .......................................

82

26. Guru Hadir Dalam Pertemuan/Rapat di Sekolah ..............................................

83

27. Guru Menyampaikan Pendapat atau Gagasan ..................................................

84

28. Guru Menyampaikan Keluhan/Hambatan Kerja ................................................

85

29. Guru Menyampaikan Saran Kepada Kepala Sekolah ........................................

86

30. Guru Memahami Pengarahan Kerja dari Kepala Sekolah .................................

87

31. Katagori Jawaban Responden Pada Komunikasi Vertikal Ke Atas ...................

89

32. Intensitas Komunikasi Antar Sesama Guru .......................................................

90

33. Mengdakan Pertemuan/Rapat dengan Sesama Guru .........................................

91

34. Mengkoordinasikan Tugas/Pekerjaan dengan Sesama Guru .............................

92

35. Membina Hubungan Baik dengan Sesama Guru ...............................................

93

36. Mendiskusikan Masalah Tidak Terselesaikan dengan Sesama Guru ................

94

37. Katagori Jawaban Responden Pada Komunikasi Horisontal .............................

96

38. Merencankan dan Menyusun Program Kegiatan Pembelajaran ........................

97

39. Merancang Pengelolaan waktu Pembelajaran Secara Proporsional ..................

98

40. Melaksanakan Kegiatan Pembelajaran Sesuai Kurikulum ................................

99

41. Guru Mengelola Kelas dengan Baik dan Benar .................................................

99

42. Penggunaan Media dalam Proses Pembelajaran ................................................

101

43. Penggunaan Metode dalam Proses Pembelajaran ..............................................

101

44. Menyelesaikan Tugas/Pekerjaan Tepat Waktu ..................................................

102

45. Menaati Tata Tertib/Peraturan Sekolah dan Kedinasan .....................................

103

46. Melakukan Evaluasi Hasil Pembelajaran ...........................................................

103

47. Ketepatan Evaluasi Pembelajaran Sesuai Tujuan ..............................................

105

48. Butir-Butir Evaluasi Mencakup Semua Materi Belajar .....................................

106

49. Analisis Data Katagori Jawaban Responden Pada Kinerja Guru ......................

107

50. Analisis Tabel Silang .........................................................................................

109

51. Hasil Perhitungan Efektivitas Komunikasi Organisasi Antara Kepala
Sekolah dan Guru Terhadap Kinerja Guru..........................................................

112

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Kerangka Pikir ..........................................................................................

36

Gambar 2 Struktur Organisasi SMK N 2 Bandar Lampung .....................................

56

1

I.

1.1

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Komunikasi merupakan suatu tindakan penting dalam kehidupan manusia. Begitu
pula dalam dunia pendidikan, komunikasi dipandang perlu karena akan
mengantarkan proses pendidikan menjadi lancar dan baik. Komunikasi dalam
bidang pendidikan merupakan hal yang paling mendukung terciptanya hubungan
antar penyelenggara pendidikan yang baik agar tercapainya tujuan pendidikan
sebagaimana yang terumus dalam tujuan nasional yaitu mencerdaskan kehidupan
berbangsa dan bernegara.

Pentingnya komunikasi bagi manusia tidak dapat dipungkiri begitu juga halnya
bagi suatu organisasi, dengan adanya komunikasi yang baik suatu organisasi dapat
berjalan lancar dan berhasil begitu pula sebaliknya bila tidak ada komunikasi yang
baik maka dalam suatu organisasi akan terjadi disharmonisasi antar anggota
organisasi. Untuk menghindari hal ini, maka para pemimpin organisasi perlu
memahami dan menyempurnakan kemampuan organisasi sehingga komunikasi
dalam organisasi tersebut menjadi efektif. Di dalam organisasi, komunikasi
diperlukan untuk menjalin hubungan yang harmonis dan tukar-menukar informasi

2

antara atasan dan bawahan atau sebaliknya dari bawahan kepada atasan dan
sesama bawahan dalam organisasi tersebut.

Sekolah merupakan salah satu bentuk organisasi formal yang terdiri atas
seperangkat sistem atau komponen seperti kepala sekolah, guru, staf tata usaha,
dan siswa yang memiliki tugas dan tanggungjawab masing-masing. Pada
penelitian ini, arti penting komunikasi akan diangkat ke dalam kajian pendidikan
yang memiliki turunan dengan sistem dan manajemen pendidikan di sekolah
melalui hubungan komunikasi antara kepala sekolah dan guru, karena pada
dasarnya hubungan kepala sekolah dan guru adalah hal yang selalu terkaitkan
dalam mencapai tujuan sekolah tersebut.

Di dalam sekolah kita mengenal adanya kepala sekolah dan guru. Kepala sekolah
dan guru merupakan dua komponen penting dalam sistem penyelenggaraan
pendidikan di sekolah. Kepala sekolah merupakan komponen terpenting yang
bertindak sebagai pemimpin dengan posisi dan peran strategis untuk
meningkatkan kinerja dalam hal ini adalah guru. Kepala sekolah di tuntut
memiliki kemampuan komunikasi yang baik dalam mempengaruhi dan mengajak
guru melaksanakan pekerjaan yang mengarah pada pencapaian tujuan sekolah
tersebut. Namun, hubungan komunikasi antara kepala sekolah dan guru tidak
selalu berjalan harmonis, adakalanya terjadi konflik yang dapat menyebabkan
pecahnya keharmonisan hubungan keduanya baik secara lembaga maupun secara
personal. Tentu saja hal ini diakibatkan adanya kesalahpahaman dalam bercakap
dan manajemen komunikasi diantara keduanya.

3

Komunikasi organisasi merupakan komunikasi antar manusia yang terjadi dalam
konteks organisasi. Komunikasi organisasi diberikan batasan sebagai arus pesan
dalam suatu jaringan yang sifat hubungannya saling tergantung satu sama lain.
Menurut Goldhber (Arini, 2005:39) mengemukakan komunikasi organisasi
merupakan proses menciptakan dan saling menukar pesan dalam satu jaringan
hubungan yang saling tergantung satu sama lain untuk mengatasi lingkungan yang
tidak pasti atau selalu berubah-ubah. Teori peran komunikasi dalam organisasi
oleh Fayol’s (1949:54) menyebutkan bahwa komunikasi dalam organisasi
membuat alur pintas agar komunikasi lebih efektif dari pada komunikasi
berstruktur, sehingga komunikasi organisasi dapat membuat hubungan antar
individu-individu dalam suatu organisasi menjadi lebih bermakna dan efisien.

Arus komunikasi dalam organisasi tersebut meliputi komunikasi vertikal (vertical
communication) dan komunikasi horizontal (horizontal communication). Menurut
Ronald (Arini, 2005:35) menjelaskan arus komunikasi vertikal (vertical
communicatoin) merupakan pengiriman dan penerimaan pesan diantara level
sebuah hirarki yaitu kebawah (downward communication) dan ke atas (upward
communication). Komunikasi kebawah (downward communication) berlangsung
ketika atasan pada suatu organisasi mengirimkan pesan kepada bawahannya
dalam penelitian ini yaitu dari kepala sekolah yang menyampaikan pesan kepada
guru. Arus komunikasi keatas (upward communication) terjadi ketika bawahan
mengirimkan pesan kepada atasannya, yaitu guru kepada kepala sekolah yang
berkaitan dengan tugas dan tanggungjawab kerja. Sedangkan, arus komunikasi
horizontal merupakan pengiriman dan penerimaan pesan diantara individu dalam

4

level yang sama dalam sebuah hierarki. Komunikasi horizontal (horizontal
communication) berlangsung diantara para bawahan yang memiliki kedudukan
yang setara yaitu sesama guru.

Keberhasilan komunikasi organisasi terjadi bila efektivitas komunikasi organisasi
antara kepala sekolah dan guru mampu menberikan pengaruh terhadap kinerja
guru di sekolah tersebut. Guru merupakan tenaga pendidik profesional yang
mempunyai tugas utama mengajar, mendidik, membimbing dan mengevaluasi
hasil belajar sehingga siswa menjadi manusia yang berkualitas. Kinerja guru
dalam penelitian ini merupakan penampilan kerja untuk menunjukkan prestasi
dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan kemampuan personal, profesional,
dan sosial guru untuk mencapai tujuan pendidikan di sekolah. Penilaian kinerja
guru dapat terlihat dari kemampuan guru dalam perencanaan program kegiatan
belajar, pelaksanaan kegiatan pembelajaran, dan evaluasi atau penilaian hasil
belajar yang menjadi tugas dan tanggung jawab masing-masing.

Untuk mengetahui seberapa besar efektifnya komunikasi organisasi antara kepala
sekolah dan guru terhadap kinerja guru, penulis memilih SMK Negeri 2 Bandar
Lampung sebagai objek penelitian. SMK Negeri 2 Bandar Lampung merupakan
salah satu sekolah yang bergerak dalam bidang Teknologi dan Industri yang tidak
diragukan lagi kualitas pendidikannya, hal ini terbukti sampai sekarang tetap
menjadi

sekolah unggulan di

pendidikannya.

Bandar

Lampung dalam kualitas mutu

5

Berdasarkan hasil pra riset peneliti di SMK Negeri 2 Bandar Lampung, proses
komunikasi antara kepala sekolah dan guru terjadi secara personal, sehingga
sering terjadinya ketidakharmonisan antara komponen sekolah, sehingga
mempengaruhi terhadap rendahnya kualitas kinerja guru di sekolah tersebut.
Kepala sekolah yang sudah menjabat selama 2 periode belum mampu secara
maksimal dalam melaksanakan perannya, hal ini terbukti dari seringnya
mengambil keputusan secara sepihak tanpa adanya kesepakatan bersama, kurang
adanya keterbukaan dan keterlambatan informasi kepada guru, sehingga kinerja
guru kurang berjalan maksimal dan menyebabkan tujuan komunikasi antar kepala
sekolah dan guru kurang jelas. Untuk itu hal-hal yang bisa memungkinkan
terjadinya ketidakstabilan dalam penyelenggaraan pendididikan yang diakibatkan
ketidakefektifan komunikasi kepala sekolah dan guru menjadi bagian kajian
terpenting dalam komunikasi organisasi khususnya sekolah.

Di lihat hasil dari pra riset tersebut, maka peneliti menyimpulkan bahwa
komunikasi organisasi antara kepala sekolah dan para guru belum berjalan secara
baik dan efektif sehingga kinerja guru masih rendah dalam melaksanakan tugas
dan tanggung jawabnya di sekolah. Oleh sebab itu dibutuhkan arus komunikasi
yang baik dan efektif kepada para guru dalam meningkatkan kinerja guru di
sekolah.

6

Adapun alasan pemilihan SMK Negeri 2 Bandar Lampung sebagai lokasi
penelitian adalah sebagai berikut:
a.

Berdasarkan data pra riset yang peneliti lakukan, terdapat guru baik PNS dan
honorer sebanyak 123 guru yang menunjang pelaksanaan penelitian ini dan
akan menjadi populasi serta sampel dalam penelitian ini.

b.

Selain itu menurut pengamatan pra riset yang peneliti lakukan di SMK Negeri
2 Bandar Lampung tersebut, terdapat permasalahan yang berhubungan
dengan komunikasi organisasi yang kurang efektif antar kepala sekolah dan
guru. Hal ini menunjukkan bahwa di lokasi ini kurang efektifnya arus
komunikasi organisasi.

c.

Terdapat data terkait dengan penelitian yang penulis butuhkan di SMK
Negeri 2 Bandar Lampung. dan belum pernah dilakukan penelitian terkait
dengan kajian serupa di SMK Negeri 2 Bandar Lampung.

Berdasarkan pemaparan diatas peneliti tertarik untuk mengambil judul penelitian
“Efektivitas Komunikasi Organisasi antara Kepala Sekolah dan Guru
Terhadap Kinerja Guru di SMK Negeri 2 Bandar Lampung”.

1.2

Rumusan Masalah Penelitian

Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan pada latar belakang masalah, maka
dapat dirumusan permasalahan untuk mengetahui “Seberapa besar efektivitas
komunikasi organisasi antara kepala sekolah dan guru terhadap kinerja guru di
SMK Negeri 2 Bandar Lampung?”

7

1.3

Tujuan Penelitian

Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui
seberapa besar efektivitas komunikasi organisasi antara kepala sekolah dan guru
terhadap kinerja guru di SMK Negeri 2 Bandar Lampung ?

1.4

Kegunaan Penelitian

Adapun kegunaan penelitian skripsi ini, yaitu :
1.4.1 Secara Teoritis
Dapat menjadi bahan rujukan bagi penelitian selanjutnya dalam bidang ilmu
komunikasi yang membahas mengenai komunikasi organisasi, khususnya
yang membahas efektivitas komunikasi organisasi antara kepala sekolah dan
guru terhadap kinerja guru.

1.4.2 Secara Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumbangan pemikiran penelitian
bagi proses komunikasi organisasi, terutama organisasi sekolah untuk dapat
meningkatkan kinerja guru.

8

II.

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Efektivitas

Dalam kamus besar bahasa Indonesia (1991:39), efektivitas merupakan kata
serapan dari bahasa inggris yaitu effective lalu menjadi efektivitas yang artinya
membawa hasil guna atau tepat guna. Efektivitas adalah keberhasilan,
kemujaraban, pengaruh atau kesan. Efektivitas juga berarti taraf sejauh mana
suatu kelompok mencapai tujuannya.

Menurut Streers (Swasta, 1998:19), efektivitas merupakan sejauh mana organisasi
berhasil mendapatkan dan memanfaatkan sumber daya manusia dalam usahanya
mengejar tujuan operasi dan operasionalnya.

Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa efektivitas merupakan
suatu ukuran yang menyatakan seberapa jauh target (kualitas, kuantitas, dan
waktu) yang telah dicapai oleh organisasi yang mana telah ditetapkan
sebelumnya. Jika seseorang melakukan perbuatan dengan tujuan tertentu, maka
orang tersebut dikatakan efektif apabila sasaran atau tujuan dapat tercapai sesuai
dengan yang direncanakan sebelumnya.

9

Dengan kata lain, sesuatu disebut efektif apabila proses kegiatan itu waktunya
singkat, tenaga sedikit, hemat biaya, tetapi hasilnya sesuai dengan target.

2.2 Tinjauan Komunikasi
Komunikasi berasal dari bahasa Latin communis atau common dalam bahasa
Inggris yang berarti sama. Berkomunikasi berarti kita sedang berusaha untuk
mencapa kesamaan makna, “commonness” atau dengan ungkapan yang lain
melalui komunikasi kita mencoba sedang berbagi informasi, gagasan, atau sikap
kita dengan partisipan lainnya.

Menurut Hovland (Arini, 2005:4), ilmu komunikasi adalah upaya yang sistematis
untuk merumuskan secara tegas asas-asas penyampaian informasi serta
pembentukan pendapat dan sikap. Dalam definisi tersebut mengatakan bahwa
komunikasi adalah proses mengubah perilaku orang lain

Kendala utama dalam berkomunikasi adalah sering kali kita mempunyai makna
yang berbeda terhadap lambang yang sama. Oleh karena itu, seharusnya
dipertimbangkan sebagai aktivitas dimana tidak ada tindakan atau ungkapan yang
diberi makna secara penuh kecuali jika diinterpretasikan oleh partisipan
komunikasi yang terlibat (Sendjaja, 1999:132).

10

Stewart L. Tubbs dan Sylvia Moss dalam Buku Human Communication
menguraikan adanya tiga model dalam komunikasi :

a.

Model Linier
Model linier adalah pandangan komunikasi satu arah. Dalam model ini,
komunikator memberikan suatu stimuli dan komunikan melakukan respon
dan tanggapan yang diharapkan, tanpa mengadakan seleksi atau interpretasi.

b.

Model Komunikasi Interaksional.
Model ini merupakan kelanjutan dari pendekatan model linier. Pada model ini
diperkenalkan gagasan tentang umpan balik (feedback). Dalam model ini,
penerima melakukan seleksi, interpretasi dan memberikan respon terhadap
pesan dari pengirim. Komunikasi dalam model ini dipertimbangkan sebagai
proses dua arah, dimana setiap partisipan mempunyai peran ganda, dalam arti
dalam satu saat bertindak sebagai pengirim, namun pada waktu yang lain
berlaku sebagai penerima pesan.

c.

Model Komunikasi Transaksional
Model ini hanya dapat dipahami dalam konteks hubungan diantara dua orang
atau lebih. Pandangan ini menekankan bahwa semua perilaku adalah
komunikatif, tidak ada satupun yang tidak dapat dikomunikasikan (Sendjaja,
1999:132).

11

2.3 Tinjauan Organisasi
Menurut James D. Mooney dalam T. Hani Handoko (1997:47) mendefinisikan
organisasi sebagai kelompok dua orang atau lebih serta orang yang bergabung
untuk tujuan tertentu. Dengan kata lain organisasi merupakan suatu kumpulan
atau sistem individual yang melalui suatu hierarki jenjang dan pembagian kerja,
berupaya mencapai tujuan yang ditetapkan.

Dari pendapat diatas dapat digambarkan bahwa didalam suatu organisasi
mengisyaratkan adanya suatu jenjang jabatan ataupun kedudukan yang
memungkinkan semua individu dalam organisasi tersebut memiliki perbedaan
posisi yang sangat jelas. Disamping itu, dalam organisasi juga mengisyaratkan
adanya pembagian kerja dalam arti setiap orang dalam sebuah institusi baik yang
komersial maupun sosial memiliki satu bidang pekerjaan yang menjadi
tanggungjawabnya (Sendjaja, 1999:132).

Dalam penelitian ini bentuk organisasi yang dimaksudkan adalah sekolah.
Sekolah merupakan organisasi formal yang terdiri dari komponen yang memiliki
jabatan seperti kepala sekolah, guru, siswa, staf tata usaha, yang dituntut
melaksanakan tugas masing-masing sesuai tanggung jawab dalam mencapai
tujuan.

2.4 Efektivitas Komunikasi dalam Organisasi
Hakikat komunikasi adalah proses penyatuan antar manusia. Menurut Effendy
(2003:28), komunikasi merupakan proses penyampaian pesan oleh komunikator

12

kepada komunikan. Komunikasi merupakan proses penyampaian interpretasi
informasi yang bekerja di dalam organisasi. Komunikasi juga berperan besar di
dalam rangka meningkatkan keefisienan dan keefektifan kerja para anggota
organisasi. Hal-hal yang berkaitan dengan efektivitas komunikasi menurut
Effendy (2003:28) adalah sebagai berikut :

1.

Komunikator harus memahami diri dan berempati
Memahami pribadi orang yang baik, yang seharusnya ada dan dimiliki
komunikator. Nilai pribadi merupakan perpaduan antara kemampuan,
kejujuran dan itikad baik, seorang komunikator akan memperoleh
kepercayaan. Dengan empati seorang komunikator, komunikan akan merasa
tertarik karena komunikan merasa ikut serta dalam hubungannya dengan
opini secara memuaskan.

2.

Komunikator memahami pesan yang disampaikan kepada komunikan
Pesan yang disampaikan tidak hanya dimengerti oleh komunikan tetapi oleh
komunikator harus benar-benar memahami pesannya tersebut.
Menurut Wilbur Scham (Effendy, 2003:63), mengemukakan pesan harus :
a.

Dirancang dan disampaikan sedemikian rupa agar menarik komunikan

b.

Menggunakan lambang yang tertuju pada pengalaman yang sama antara
komunikator dan komunikan sehingga sama-sama mengerti

c.

Membangkitkan pribadi komunikan dan menyarankan cara untuk
memperoleh kebutuhan tersebut

13

d.

Menyarankan suatu jalan utnuk memperoleh kebutuhan yang layak bagi
situasi kelompok tempat komunikan berada pada saat digerakkan untuk
memberikan tanggapan.

3.

Komunikator harus memahami komunikan yang dituju
Komunikator harus memahami kondisi dan keadaan komunikan secara
menyeluruh. Dengan demikian maka faktor psikologis dan kedekatan akan
memberikan peluang lebih besar bagi masukknya muatan pesan yang ingin
disampaikan sehingga efek yang dicapai akan lebih terlihat secara jelas.

2.5

Tinjauan Komunikasi Organisasi

2.5.1 Pengertian Komunikasi Organisasi
Menurut Wayne Pace dan Don F Faules (Arini, 2005:31), korelasi antara ilmu
komunikasi dengan organisasi terletak pada peninjauannya yang terfokus
manusia-manusia yang terlibat dalam mencapai tujuan organisasi tersebut.
Komunikasi organisasi merupakan penafsiran pesan diantara unit-unit komunikasi
yang merupakan bagian dari suatu organisasi tertentu. Suatu organisasi terdiri dari
unit-unit komunikasi dalam hubungan hierarki antara satu dengan yang lainnya
berfungsi dalam suatu lingkungan.

Komunikasi organisasi merupakan proses pertukaran pesan dalam jaringan
komunikasi formal dimana pesan yang disampaikan mengalir dari atas ke bawah
(komunikasi ke bawah) atau dari bawah ke atas (komunikasi ke atas) dan pesan
yang mengalir dari tingkat otoritas atau level yang sama (komunikasi horizontal)
dan juga yang mengalir dari orang-orang dan jabatan-jabatan yang tidak menjadi

14

atasan ataupun bawahan satu dengan yang lainnya dan mereka menempati bagian
fungsional yang berbeda (komunikasi lintas saluran) (Arini, 2005:183).

Menurut

Godhaber

mendefinisikan

yang

komunikasi

dikutip

oleh

organisasi

Arini

sebagai

Muhammad
berikut

(2005:67),

:“organizational

communications is the process of creating and exchanging messages within a
network of interdependent relationship to cope with enviromental uncertainty”.
Dengan kata lain, komunikasi organisasi adalah proses menciptakan dan saling
menukar pesan dalam satu jaringan hubungan yang saling tergantung satu sama
lain untuk mengatasi lingkungan yang tidak pasti atau selalu berubah-ubah.
Definisi ini mengandung tujuh konsep kunci, yaitu:
a.

Proses
Suatu organisasi adalah suatu sistem terbuka yang dinamis yang menciptakan
dan saling menukar pesan diantara anggotanya. Karena gejala menciptakan
dan menukar ini berjalan terus menerus dan tidak ada hentinya maka
dikatakan suatu proses.

b.

Pesan
Pesan adalah susunan simbol yang penuh arti tentang orang, objek, kejadian
yang dihasilkan oleh interaksi dengan orang. Pesan ini dapat dilihat meenurut
klasifikasi bahasa, penerima pesan internal dan esan eksternal, proses
penyebaran pesan atau metode difusi dan berdasarkan pengirim atau penerima
pesan.

15

c.

Jaringan
Organisasi terdiri dari satu seri yang tiap-tiapnya menduduki posisi atau
peranan tertentu dalam organisasi. Jaringan komunikasi ini mungkin
mencakup hanya dua orang atau beberapa orang atau keseluruhan organisasi.

d.

Keadaan saling tergantung
Keadaan saling ergantung satu bagian dengan bagian lainnya menjadi sifat
dari suatu organisasi yang merupakan suatu sistem terbuka.

e.

Hubungan
Karena organisasi merupakan suatu sistem terbuka, sistem kehidupan sosial
maka befungsinya bagian-bagian ini terletak pada tangan manusia. Oleh
karena itu, hubungan manusia dalam organisai yang menfokuskan kepada
tingkah laku komunikasi dari oraang yang terlibat dalam suatu hubungan
perlu dipelajari.

f.

Lingkungan
Lingkungan merupakan semua totalitas secara fisik dan faktor sosial yang
diperhitungkan dalam pembuatan keputusan mengenai individu dalam suatu
sistem baik lingkungan internal maupun eksternal organisasi.

g.

Ketidakpastian
Ketidakpastian merupakan perbedaan informasi yang tersedia dengan
informasi yang diharapkan yang disebabkan terlalu banyaknya informasi
yang diterima daripada sesungguhnya diperlukan untuk menghadapi
lingkungan mereka.

16

Berdasarkan penjelasan diatas, komunikasi organisasi dapat didefinisikan sebagai
petunjuk dan penafsiran pesan diantara unit-unit komunikasi dalam hubungan
hirarkis antara satu dan lainnya yang berfungsi dalam suatu lingkungan organisasi
tersebut.

Komunikasi organisasi terjadi kapan pun, setidak-tidaknya satu orang yang
menduduki suatu jabatan dalam suatu organisasi menafsirkan suatu pertunjukan.
Karena fokusnya dalah komunikasi diantara anggota-anggota suatu organisasi,
maka analisis komunikasi organisasi menyangkut penelaahan atas stimulan.
Dalam suatu sistem komunikasi organisasi, keadaan tersebut adalah hubungan
antara orang-orang dalam jabatan tertentu. Orang dapat disosialisasikan oleh
jabatan, menciptakan suatu lingkaran yang lebih sesuai dengan keadaan jabatan
pada saat yang sama jabatan tersebut dipersonaliasasikan menghasilkan suatu
figur atau gambar yang sesuai keadaan orang tersebut.

2.5.2 Komponen Komunikasi Organisasi
Menurut Arini (2005:32), secara umum komponen komunikasi organisasi
diantaranya sebagai berikut :
1.

Komunikator (sumber)
Komunikator merupakan pihak atau sumber yang menyampaikan pesan.

2.

Pesan
Pesan

merupakan

informasi

yang

disampaikan

oleh

pihak

yang

menyampaikan pesan melalui lambang-lambang atau isyarat dan gerakan.

17

3.

Media atau alat penyalur
Media merupakan alat atau sarana yang digunakan untuk menyampakan
pesan dari sumber kepada penerima.

4.

Komunikan
Komunikan merupakan pihak atau sasaran yang menerima pesan.

5.

Efek umpan balik (feedback)
Efek umpan balik merupakan bagian dari reaksi yang dikomunikasikan
kembali kepada pengirim pesan.

2.5.3 Tujuan Komunikasi Organisasi
Menurut Arini (2005:30), pada umumnya komunikasi organisasi mempunyai
tujuan diantaranya sebagai berikut :
1.

Pesan yang disampaikan dapat dimengerti

2.

Memahami orang lain

3.

Supaya pesan dapat diterima orang lain

4.

Menggerakkan orang lain untuk melakukan sesuatu.

Jadi secara singkat dapat dipahami bahwa komunikasi bertujan untuk
mengharapkan pengertian, dukungan, gagasan dan tindakan. Setiap mengadakan
komunikasi mka perlu melakukan penelitian apa yang menjadi tujuan kita. Selain
itu bahasa merupakan alat komunikasi yang mengandung beberapa sifat,
sistematik dan komunikatif. Selain itu tujuan komunikasi juga membentuk sikap
untuk membuat pilihan atau keputusan untuk bertindak di bawah kondisi tertentu.

18

2.5.4 Aliran Komunikasi Organisasi
Dalam komunikasi organisasi, informasi berpindah secara formal dari seseorang
yang otoritasnya lebih tinggi kepada orang lain yang otoritasnya lebih rendah
(komunikasi ke bawah), sedangkan informasi yang bergerak dari suatu jabatan
yang otoritasnya lebih rendah kepada orang yang otoritasnya lebih tinggi
(komunikasi ke atas), dan informasi yang bergerak diantara orang-orang dan
jabatan-jabatan yang sama tingkat otoritasnya (komunikasi horizontal).
Demi terciptanya komunikasi organisasi yang efektif dan efisien, maka perlu
adanya arus komunikasi organisasi, yaitu:

1.

Komunikasi Organisasi Vertikal (Vertical Communication)

a.

Komunikasi ke bawah (Downward Communication)
Komunikasi ke bawah menunjukkan arus pesan yang mengalir dari para
atasan atau pimpinan kepada bawahannya. Kebanyakan digunakan untuk
menyampaikan pesan-pesan yang berkenaan dengan tugas-tugas dan
pemeliharaan. Pesan tersebut biasanya berhubungan dengan pengarahan,
tujuan, disiplin, perintah, pertanyaan dan kebijaksanaan umum (Arini,
2005:108).
Hal-hal yang dikomunikasikan ke bawah (Arini, 2005:108-110):
a)

Instruksi tugas berisi pesan yang disampaikan kepada bawahan mengenai
apa yang diharapkan dilakukan mereka dan bagaimana melakukannya.

b) Rasional merupakan pesan yang menjelaskan tujuan aktivitas dan
bagaimana kaitannya dengan aktivitas lain dalam organisasi atau objektif
organisasi.

19

c)

Ideologi merupakan perluasan dari pesan rasional yang berfungsi untuk
mencari sokongan dan antusias dari anggota organisasi guna memperkuat
loyalitas, moral, dan motivasi.

d) Informasi bertujuan untuk memperkenalkan bawahan dengan praktik dan
peraturan organisasi, keuangan, kebiasaan, serta data lain yang tidak
berhubungan dengan instruksi dan rasional.
e)

Balikan adalah pesan yang berisi informasi mengenai ketepatan individu
dalam melakukan pekerjaannya.

Semua bentuk komunikasi ke bawah tersebut dipengaruhi oleh struktur
hiearki dalam organisasi. Pesan ke bawah cenderung bertambah karena pesan
itu bergerak melalui tingkatan hiearki secara berturut-turut. Bawahan
menginginkan informasi dari atasannya dan mencari instruksi dan
pekerjaannya, informasi yang berkenaan dengan hal-hal yang mempengaruhi
mereka dan berita-berita terbaru. Walaupun informasi yang mereka terima
bertambah, mereka masih mencari informasi tambahan (Arini, 2005:110).

Dengan demikian pemimpin menyampaikan pesan dituntut untuk dapat
menentukan metode apa yang sesuai dengan pesan yang akan disampaikan
sebab apabila metode penyampaian pesan tidak tepat, maka akan terjadi
kesalahpahaman sehingga isi pesan tidak dapat tersampaikan dengan baik.

20

b. Komunikasi Ke Atas (Upward Communication)
Komunikasi ke atas adalah pesan yang mengalir dari bawahan kepada atasan
atau dari tingkat yang lebih rendah ke tingkat yang lebih tinggi. Semua
karyawan dalam suatu organsasi kecuali yang berada pada tingkatan yang
paling atas mungkin berkomunikasi ke atas. Tujuan dari komunikasi ini
adalah untuk memberikan balikan, memberikan saran dan mengajukan
pertanyaan. Dengan adanya komunikasi ke atas supervisor dapat mengetahui
kapan bawahannya siapa untuk diberi informasi dari mereka dan bagaimana
baiknya mereka menerima apa yang disampaikan karyawan.
Hal-hal yang dikomunikasikan ke atas (Devito, 1997:346):
1.

Kegiatan

yang

berhubungan

dengan

pekerjaan,

seberapa

jauh

pencapaiannya, apa yang masih harus dilakukan, dan masalah lain yang
serupa.
2.

Masalah yang berkaitan dengan pekerjaan dan pertanyaan yang belum
terjawab serta berbagai gagasan untuk perubahan dan saran-saran/
perbaikan.

3.

Perasaan yang berkaitan dengan pekerjaan mengenai organisasi,
pekerjaan itu sendiri, pekerjaan lain, dan masalah lain yang serupa.

Peran pemimpin dalam komuniksi vertikal sama pentingnya, karena dengan
adanya komunikasi dua arah ini dapat menimbulkan keterbukaan antara
pimpinan dan bawahan yang pada akhirnya dapat memberikan pengaruh
terhadap produktivitas kinerja bawahan.

21

2.

Komunikasi Organisasi Horisontal (Horizontal Communication)
Menurut Arini (2005:121), komunikasi horisontal merupakan pertukaran
pesan diantara orang-orang yang sama tingkatan otoritasnya di dalam
organisasi. Komunikasi horisontal terdiri dari penyampaian informasi
diantara rekan sejawat dalam unit kerja yang sama. Pesan yang mengalir
diarahkan kepada fungsi organisasi secara horisontal biasanya berhubungan
dengan tugas atau tujuan kemanusiaan. Komunikasi horisontal mempunyai
tujuan tertentu diantaranya sebagai berikut:
1.

Mengkoordinasikan penugasan kerja.

2.

Berbagi informasi mengenai rencana dan kegiatan.

3.

Memecahkan masalah.

4.

Memperoleh pemahaman bersama.

5.

Mendamaikan, berunding, dan menengahi perbedaan.

6.

Menumbuhkan dukungan antarpersona.

Bentuk komunikasi horizontal bersifat koordinatif yang merupakan hasil dari
konsep spesialisasi organisasi

untuk mempermudah koordinasi dan

penanganaan masalah. Selain itu, komunikasi ini juga untuk menghidarkan
prosedur pemecahan masalah yang lambat. Pola komuniksi horizontal ini
berkaitan dengan arus pekerjaan dalam organisasi.

22

2.6

Tinjauan Kepala Sekolah dan Guru

2.6.1 Tinjauan Kepala Sekolah
Secara etimologis kepala sekolah adalah guru yang memimpin sekolah. Menurut
Soewardji (1984:60), kepala sekolah merupakan pemimpin pendidikan yang
mempunyai peranan besar dalam mengembangkan mutu pendidikan sekolah.
Menurut Daryanto (1998:80) berpendapat kepala sekolah merupakan personil atau
komponen sekolah yang bertanggung jawab terhadap seluruh kegiatan-kegiatan
sekolah.

Sedangkan, menurut Wahdjosumidjo (1999:9), mendefinisikan kepala sekolah
merupakan seorang tenaga fungsional guru yang diberikan tugas dan wewenang
untuk memimpin suatu sekolah dimana diselenggarakan pembelajaran atau tempat
dimana terjadi interaksi antara guru yang memberi pelajaran dan siswa yang
menerima pelajaran.

Dari pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa kepala sekolah adalah seseorang
yang memiliki kemampuan dalam proses mempengaruhi, membimbing,
mengkoordinir dan menggerakkan da

Dokumen yang terkait

EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ORGANISASI ANTARA KEPALA SEKOLAH DAN GURU TERHADAP KINERJA GURU (Studi Pada Guru SMK Negeri 2 Bandar Lampung)

1 30 89

PENGARUH PROFESIONALISME GURU DAN KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH TERHADAP KINERJA GURU Pengaruh Profesionalisme Guru Dan Kepemimpinan Kepala Sekolah Terhadap Kinerja Guru SMK Batik 1 Surakarta 2013/2014.

0 2 14

HUBUNGAN PERSEPSI GURU TERHADAP KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN IKLIM ORGANISASI DENGAN KINERJA GURU.

0 0 13

KONTRIBUSI PERSEPSI GURU TENTANG KEPEMIMPINAN DAN KOMUNIKASI KEPALA SEKOLAH TERHADAP MOTIVASI Kontribusi Persepsi Guru Tentang Kepemimpinan Dan Komunikasi Kepala Sekolah Terhadap Motivasi Kerja Guru Serta Dampaknya Pada Kinerja Guru SMP Negeri 2 Wonogiri

0 1 19

PERSEPSI GURU TENTANG KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN KOMUNIKASI KERJA GURU TERHADAP KINERJA GURU PERSEPSI GURU TENTANG KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN KOMUNIKASI KERJA GURU TERHADAP KINERJA GURU PADA SMK MUHAMMADIYAH DELANGGU KABUPATEN KLATEN TAHUN 2008

0 0 15

KONTRIBUSI SUPERVISI AKADEMIK KEPALA SEKOLAH DAN KINERJA GURU TERHADAP EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN:Studi tentang Persepsi Guru atas Supervisi Akademik Kepala Sekolah dan Kinerja Guru Terhadap Efektivitas Pembelajaran di SMA Negeri se-Kabupaten Indramayu.

7 30 69

PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN PROFESIONALITAS GURU TERHADAP KINERJA GURU SMK NEGERI 1 TEPUS.

0 1 150

KONTRIBUSI SUPERVISI DAN KOMUNIKASI INTERNAL KEPALA SEKOLAH TERHADAP KINERJA GURU DI SMK NEGERI 2 KLATEN.

0 0 126

PENGARUH KEMAMPUAN MANAJERIAL KEPALA SEKOLAH, KEMAMPUAN PROFESIONAL GURU, DAN FASILITAS PEMBELAJARAN TERHADAP EFEKTIVITAS SEKOLAH DI SMK NEGERI 2 BANDAR LAMPUNG.

0 0 162

PENGARUH KEMAMPUAN MANAJERIAL KEPALA SEKOLAH, KEMAMPUAN PROFESIONAL GURU, DAN FASILITAS PEMBELAJARAN TERHADAP EFEKTIVITAS SEKOLAH DI SMK NEGERI 2 BANDAR LAMPUNG.

0 0 130