KONTRIBUSI SUPERVISI AKADEMIK KEPALA SEKOLAH DAN KINERJA GURU TERHADAP EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN:Studi tentang Persepsi Guru atas Supervisi Akademik Kepala Sekolah dan Kinerja Guru Terhadap Efektivitas Pembelajaran di SMA Negeri se-Kabupaten Indramayu.

(1)

viii

D AFTAR IS I

Halaman

PENGESAHAN …... i

PERNYATAAN …... iii

ABSTRAK …………... iv

ABSTRACK …………... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR... xii

DAFTAR LAMPIRAN... xiii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah... C. Pembatasan dan Perumusan Masalah... 3 4 1. Batasan Masalah ... 4

2. Rumusan Masalah... 5

D. Tujuan Penelitian ... 6

E . Kerangka Berpikir... F. Anggapan Dasar... 7 11 G. Definisi Operasional... 13

H. Hipotesis Penelitian... ... 17

I. Metode Penelitian... 18

J. Populasi dan Sampel Penelitian... 18

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Peningkatan Efektivitas Pembelajaran dalam Konsep Administrasi Pendidikan ……….………. 20

1. Konsep Administrasi/Manajemen Pendidikan……….. 20

2. Konsep Efektivitas Pembelajaran... 25


(2)

ix

B. Supervisi Akademik Kepala Sekolah dalam Meningkatkan

Efektivitas Pembelajaran……….. 31

1. Metode dan Teknik Supervisi Akademik ……….. 36

2. Prinsip-prinsip Supervisi dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya... 41

3. Fungsi Kepala Sekolah sebagai Supervisor Akademik………. 43

C. Kinerja Guru dalam Mewujudkan Efektivitas Pembelajaran……….. 43 1. Dimensi Kinerja Guru……….. 47

1.1. Merencanakan Proses Pembelajaran……… 47

1.2. Melaksanakan Proses Pembelajaran……… 1.2.1.Membuka Pembelajaran ……… 1.2.2.Menyampaikan Materi Pembelajaran ……… 1.2.3.Menutup Proses Pembelajaran ……….. 48 49 49 50 1.3. Mengevaluasi Pembelajaran ………. 50

D. Kajian Atas Studi Terdahulu Yang Relevan... 51

BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian ……… 60

B. Populasi dan Sampel... 61

1. Populasi... 61

2. Sampel ... 62

C. Prosedur Penyusunan Instrumen... 64

D. Prosedur Penelitian... 65

1. Teknik Pengumpulan Data... 65

2. Kisi-kisi Instrumen Variabel Supervisi Akademik Kepala Sekolah... 67

3. Kisi-kisi Instrumen Variabel Kinerja Guru………. 68


(3)

x

E. Pengujian Instrumen Data ………... 69

1. Menentukan Alat Pengumpulan Data... 69

2. Penyusunan Alat Pengumpulan Data... 70

3. Uji Coba Angket……….. 70

F. Analisis Data ………...………... 84

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ……... 89

1. Hasil Analisis Data Deskriptif ……..……… 89

2. Pengujian Hipotesis Penelitian ……..……… 99

3. Interpretasi Hasil Analisis Korelasi... 106

B. Pembahasan …….……….……... 108

1. Supervisi Akademik Kepala Sekolah ……….. 108

2. Kinerja Mengajar Guru ………... 108

3. Efektivitas Pembelajaran ………..……... 109

4. Kontribusi Supervisi Akademik Kepala Sekolah terhadap Efektivitas Pembelajaran ... 109

5. Kontribusi Kinerja Guru terhadap Mutu Pembelajaran... 116

6. Kontribusi Supervisi Akademik Kepala Sekolah dan Kinerja Guru terhadap Efektivitas Pembelajaran... 119

BAB V KESIMPULAN IMPLIKASI DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan... 127

B.Implikasi ……… C.Rekomendasi……….……… 129 131 DAFTAR PUSTAKA ... 136

LAMPIRAN-LAMPIRAN ………... 142


(4)

xi

D AFTAR TAB EL

Nomor Judul Halaman

3.1. Jumlah Populasi Guru SMA Negeri di Kabupaten Indramayu………… 61

3.2. Jumlah Populasi dan Sampel Guru SMA Negeri di Kabupaten Indramayu 64 3.3. Kisi-kisi Instrumen Variabel Supervisi Akademik Kepala Sekolah... 67

3.4. Kisi-kisi Instrumen Variabel Kinerja Guru ... 68

3.5. Kisi-kisi Instrumen Variabel Efektivitas Pembelajaran (Y)... 69

3.6. Uji Validitas Item Variabel Supervisi Akademik Kepala Sekolah (X1). 73 3.7. Uji Validitas Item Variabel Kinerja Mengajar Guru (X2) ... 75

3.8. Uji Validitas Item Variabel Efektivitas Pembelajaran (Y)... 78

3.9. Uji Reliabilitas Item Variabel Supervisi Akademik Kepala Sekolah (X1) 82 3.10. Uji Reliabilitas Item Variabel Kinerja Mengajar Guru (X2) ... 83

3.11. Uji Reliabilitas Item Variabel Efektivitas Pembelajaran (Y) ... 84

3.12. Interpretasi Koefisien Korelasi Nilai r... 85

4.1. Kriteria Skor Rata-Rata Variabel... 90

4.2. Skor Rata-rata Variabel Supervisi Akademik Kepala Sekolah... 90

4.3. Skor Rata-rata Variabel Kinerja Mengajar Guru ... 93

4.4. Skor Rata-rata Variabel Efektivitas Pembelajaran ... 95

4.5. Statistik Deskriptif………. 97

4.6. Correlations... 100

4.7. Model Summary... 100

4.8. ANOVA... 100

4.9. Coefficients... 101


(5)

xii

D AFTAR GAM B AR

Nomor Judul Halaman

1.1 Kerangka Berpikir ……….. 9

1.2 Paradigma Penelitian ………. 10

2.1. Tiga Tujuan Supervisi……… 35

4.1. Diagram Batang Alternatif Jawaban Responden Berdasarkan

Dimensi Supervisi Akademik Kepala Sekolah (X1)... 92

4.2. Diagram Batang Kriteria Skor Supervisi Akademik Kepala

Sekolah (X1)... 92

4.3. Diagram Batang Alternatif Jawaban Responden Berdasarkan

Dimensi Kinerja Guru (X2)... 94

4.4. Diagram Batang Kriteria Skor Kinerja Guru (X2)... 95

4.5. Diagram Batang Alternatif Jawaban Responden Berdasarkan

Dimensi Efektivitas Pembelajaran (Y) ... 97 4.6. Diagram Batang Kriteria Skor Efektivitas Pembelajaran (Y) ... 97 4.7. Rangkuman Hasil Analisis Korelasi Ganda... 108


(6)

xiii

D AFTAR LAMPIR AN

Nomor Judul Halaman

1. ANGKET UJI COBA INSTRUMEN PENELITIAN………..… 143

2. ANGKET PENELITIAN………..……… 164

3. TABULASI DATA RESPONDEN………. 176

4. SURAT -SURAT IZIN PENELITIAN ... 183


(7)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Tantangan globalisasi dan tuntutan otonomi berdampak pada kondisi sekolah yang makin kompetitif. Sekolah yang tidak berusaha memperbaiki kinerja dan mengembangkan keunggulannya, tidak mampu merespon tuntutan perubahan yang demikian deras, niscaya cepat atau lambat akan tenggelam oleh arus persaingan zaman. Oleh karena itu, untuk dapat tetap eksis, jalan satu-satunya hanyalah mengoptimalkan peningkatan mutu mengajar dan belajar.

Dilihat dari sudut pandang mikro, masalah pendidikan ada di sekolah, atau bahkan di ruang kelas, dimana para pendidik dan peserta didik terlibat dalam proses interaksi edukatif. Dari perspektif ini, berbagai masalah pendidikan sesungguhnya bersumber pada apa yang terjadi di ruang kelas yakni kegiatan proses pembelajaran. Pembelajaran merupakan inti kegiatan sekolah, peristiwa dimana para peserta didik sedang dalam proses belajar, (Arikunto,2004).

Untuk mewujudkan efektivitas pembelajaran, diperlukan guru yang kreatif, inovatif, dan profesional yaitu guru yang selalu mau mencoba sesuatu yang baru, mau membandingkan antara yang biasa dengan yang belum pernah dilakukan.

Masih banyak, bahkan guru cenderung lebih suka menerapkan model pembelajaran tradisional. Menurut pengamatan penulis, guru-guru yang mengajar


(8)

hanya sekedar menunaikan tugasnya dan kurang memperhatikan akan pentingnya proses pembelajaran di dalam kelas. berdasarkan laporan hasil pelaksanaan bimtek KTSP di SMA pada tahun 2009 menyatakan; Patut dapat diduga karena guru tersebut rendah keterampilannya dalam bidang penguasaan metode mengajar, dan berkaitan erat dengan belum optimalnya kepala sekolah melaksanakan supervisi di dalam kelas. Pelaksanaan kegiatan supervisi di sekolah tidak terjadwal dengan jelas. Akibatnya, proses pembelajaran yang berlangsung selama ini belum menampakkan adanya kemajuan yang cukup berarti. Sehingga memungkinkan cepat atau lambat akan ditinggalkan oleh para pelanggannya.

Paradigma metodologi pendidikan saat ini disadari atau tidak telah mengalami suatu pergeseran dari behaviorisme ke konstruktivisme. Implementasi pembelajaran harus berpusat pada peserta didik (student centered), Guru dituntut untuk lebih kreatif, inovatif, tidak merasa sebagai teacher centered, guru juga dituntut untuk menciptakan suasana belajar sedemikian rupa, sehingga peserta didik bekerja sama secara gotong royong (cooperative learning).

Potret tentang pembelajaran yang berhubungan dengan pembelajaran di Sekolah Menengah Atas (SMA), khususnya di kabupaten Indramayu belum ada. Sebagai tenaga pendidik, penulis merasa terpanggil dan kondisi seperti itulah yang menggugah perhatian diri penulis untuk mengadakan penelitian, dalam rangka memperoleh gambaran tentang kontribusi supervisi akademik kepala sekolah dan kinerja guru terhadap efektivitas pembelajaran di SMA Negeri se-Kabupaten Indramayu.


(9)

B. Identifikasi Masalah

Efektivitas pembelajaran sebagai sub sistem dari kualitas pendidikan secara umum merupakan suatu permasalahan yang sangat kompleks, mengingat mutu belajar peserta didik itu merupakan muara dari seluruh komponen yang tergabung dalam sistem pembelajaran di sekolah. Oleh karena itu, variabel efektivitas pembelajaran tidaklah ditentukan oleh faktor tunggal, melainkan terdapat sejumlah faktor yang dapat mempengaruhinya. Faktor-faktor dominan antara lain kinerja guru selaku manajer di kelas (Permendiknas No 41 tahun 2007) dan peran yang dimainkan oleh kepala sekolah selaku supervisor (Permendiknas No 13 tahun 2007) dan banyak faktor lainnya. Hal ini sejalan dengan pendapat Sukmadinata (2006:7) yang menyatakan bahwa: Proses pendidikan yang bermutu harus didukung oleh personalia, seperti administrator, guru, konselor, dan tata usaha yang yang bermutu dan profesional. Hal tersebut didukung pula oleh sarana dan prasarana pendidikan, fasilitas, media, serta sumber belajar yang memadai, baik mutu maupun jumlahnya, dan biaya yang mencukupi, manajemen yang tepat, serta lingkungan yang mendukung.

Dari semua faktor tersebut, guru dan kepala sekolah menempati posisi sentral, mengingat persoalan pokok dari kualitas hasil belajar berawal dari proses pembelajaran di kelas. Menurut Sallis (2006:86) “Pada saat sebagian besar institusi pendidikan dituntut untuk mengerjakan lebih baik lagi, penting baginya untuk memfokuskan diri pada aktivitas utama yaitu pembelajaran”. Sejalan dengan pendapat tersebut Ahmad (2006), menyatakan bahwa “Dalam proses belajar mengajar faktor guru sangat menentukan. Gedung yang bagus dan cantik,


(10)

megah, laboratorium yang lengkap dan kurikulum yang canggih sama sekali tidak ada artinya jika tidak ada guru yang berkualitas di depan kelas”. Sejalan dengan pernyataan tersebut, kinerja guru menjadi variabel antara yang berkontribusi langsung terhadap efektivitas pembelajaran. Namun demikian kinerja guru pun tidak akan berproses dengan baik bila tidak mendapat dukungan yang sepadan dari kepala sekolah selaku supervisor yang efektif. Berdasarkan uraian tersebut maka dapat diidentifikasi dalam penelitian ini adalah supervisi akademik kepala sekolah, kinerja guru dan efektivitas pembelajaran.

C. Pembatasan dan Perumusan Masalah 1. Batasan Masalah

Bertolak dari latar belakang dan identifikasi masalah yang telah diungkapkan sebelumnya, ternyata banyak aspek yang terkait dalam upaya pencapaian efektivitas pembelajaran. Agar penelitian ini lebih terarah dan terfokus, juga karena pertimbangan waktu, biaya, tenaga dan keterbatasan diri penulis, maka tidak semua aspek akan diteliti. Adapun yang menjadi perhatian dan sekaligus sebagai masalah dalam penelitian ini, penulis memberikan batasan sesuai dengan judul yang ada sebagai berikut:

a. Supervisi Akademik Kepala Sekolah adalah serangkaian kegiatan kepala sekolah dalam membina guru untuk meningkatkan mutu pembelajaran, sehingga pada akhirnya dapat meningkatkan prestasi belajar peserta didik.


(11)

b. Kinerja Guru adalah kemampuan yang ditampilkan oleh guru sehingga terlihat prestasinya terutama dalam kegiatan proses pembelajaran yang meliputi perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.

c. Efektivitas Pembelajaran, mengacu kepada pendekatan konstruktivisme, yaitu pembelajaran diwujudkan dalam bentuk pembelajaran yang berpusat pada peserta didik (Student Center), menempatkan peserta didiknya tidak hanya sebagai objek belajar tetapi juga sebagai subjek belajar, dan pada akhirnya bermuara pada proses pembelajaran yang menyenangkan, bergembira, demokratis, dan dapat bekerja sama secara gotong royong ( Cooperative Learning) yang menghargai setiap pendapat sehingga

peserta didik pada akhirnya substansi pembelajaran benar-benar dihayati. Guru dituntut lebih kreatif, inovatif, tidak merasa sebagai Teacher Center. d. Tempat Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri se-Kabupaten

Indramayu.

2. Rumusan Masalah

Bertolak dari latar belakang penelitian dan identifikasi masalah tersebut, maka dapat dirumuskan masalah dalam penelitian yaitu “Seberapa besar kontribusi supervisi akademik kepala sekolah dan kinerja guru terhadap efektivitas pembelajaran di SMA Negeri se-Kabupaten Indramayu”?

Rumusan masalah penelitian tersebut dapat dirinci sebagai berikut.

1. Bagaimana gambaran aktual supervisi akademik kepala sekolah di SMA Negeri se-Kabupaten Indramayu?


(12)

2. Bagaimana gambaran aktual kinerja guru di SMA Negeri se-Kabupaten Indramayu?

3. Bagaimana gambaran aktual efektivitas pembelajaran di SMA Negeri se-Kabupaten Indramayu?

4. Seberapa besar kontribusi supervisi akademik kepala sekolah terhadap efektivitas pembelajaran di SMA Negeri se-Kabupaten Indramayu?

5. Seberapa besar kontribusi kinerja guru terhadap efektivitas pembelajaran di SMA Negeri se-Kabupaten Indramayu?

6. Seberapa besar kontribusi perilaku supervisi akademik kepala sekolah dan kinerja guru secara bersama-sama terhadap efektivitas pembelajaran di SMA Negeri se-Kabupaten Indramayu?

D. Tujuan Penelitian

Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan data empirik, menganalisa data, menemukan model hasil analisis serta menguji kebermaknaan kontribusi perilaku supervisi akademik kepala sekolah dan kinerja guru terhadap efektivitas pembelajaran di Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri se-Kabupaten Indramayu.

Secara khusus penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis: 1. Gambaran aktual supervisi akademik kepala sekolah di SMA Negeri

se-Kabupaten Indramayu.


(13)

3. Gambaran aktual efektivitas pembelajaran di SMA Negeri se-Kabupaten Indramayu.

4. Kontribusi supervisi akademik kepala sekolah terhadap efektivitas pembelajaran di SMA Negeri se-Kabupaten Indramayu.

5. Kontribusi kinerja guru terhadap efektivitas pembelajaran di SMA Negeri se-Kabupaten Indramayu.

6. Kontribusi perilaku supervisi akademik kepala sekolah dan kinerja guru secara bersama-sama terhadap efektivitas pembelajaran di SMA Negeri se-Kabupaten Indramayu.

E. Kerangka Berpikir

Upaya untuk meningkatkan prestasi sekolah yang menghasilkan lulusan berkualitas pada hakekatnya sangat dikontribusi oleh kinerja kepala sekolah dan kinerja guru, utamanya dalam peningkatan efektivitas pembelajaran. Mengingat kegiatan belajar dan pembelajaran merupakan inti dari proses pendidikan, maka peran dan kontribusi guru diawali dengan penyelenggaraan proses pembelajaran yang kondusif di kelas. Ini hanya dapat terwujud jika guru memiliki wawasan dan kompetensi yang diperlukan sesuai dengan tuntutan tugas profesinya. Seiring dengan aspek kehidupan yang kini mendapatkan perhatian, yaitu proses demokratisasi, transparansi, dan kebebasan mengeluarkan pendapat serta perlindungan terhadap hak azasi manusia dalam berbagai bidang kehidupan. Pandangan terhadap aspek-espek tersebut menempatkan peserta didik bukan hanya sebagai obyek didik yang hanya menerima perlakuan apa saja yang


(14)

diberikan oleh gurunya, melainkan sebagai subyek didik yang harus dilibatkan dalam penentuan bahan ajar serta pola pembelajaran yang akan mereka terima dari pendidik. Dalam psikologi anak, perlakuan orang dewasa berupa tekanan fisik dan mental kepada peserta didik (bullying). Proses pembelajaran tidak mungkin dapat berlangsung dalam suasana penuh tekanan fisik dan mental. Bahkan dalam buku best seller bertajuk The Learning Revolution, Gordon Dryden and Jeannette Voh, 2003:23-29, dalam Suparlan, 2004:67-6 menyebutkan tujuh belas model revolusi pembelajaran yang diyakini akan mempengaruhi cara belajar peserta didik. Salah satu model tersebut adalah “belajar akan efektif jika dilakukan dalam suasana yang menyenangkan”.

Salah satu perubahan paradigma baru pembelajaran adalah orientasi pembelajaran yang semula berpusat pada guru (teacher centered) beralih berpusat pada murid (student centered), metodologi yang semula didominasi ekspositori berganti menjadi partisipatori, dan pendekatan yang semula lebih bersifat tekstual berubah menjadi kontekstual. Semua perubahan bertujuan untuk memperbaiki mutu pendidikan, baik segi proses maupun hasil pendidikan.

Dari uraian tersebut, maka diduga bahwa efektivitas pembelajaran dapat terwujud bila dikontribusi oleh supervisi akademik kepala sekolah yang efektif dan kinerja guru yang profesional. Dengan demikian semakin baik supervisi akademik kepala sekolah dan kinerja guru semakin tinggi efektivitas pembelajaran. Untuk lebih jelasnya kerangka pemikiran diformulasikan dalam gambar 1.1.


(15)

Gambar 1.1. Kerangka Berpikir

Memperhatikan beberapa pendapat terebut menunjukkan bahwa peran yang dimainkan kepala sekolah sebagai supervisor adalah mensupervisi tugas guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran. Dan memang kegiatan utama sekolah adalah menyelenggarakan pembelajaran sebagi inti dari proses pendidikan, sehingga tugas kepala sekolah dalam mensupervisi guru mengajar sangatlah penting, supervisi semacam itu lebih dikenal dengan sebutan Supervisi Akademik.

Fritz Carrie dan Greg Miller (2003) menyatakan bila tidak ada unsur supervisi, sistem pendidikan secara keseluruhan tidak akan berjalan dengan efektif dalam usaha mencapai tujuan. Oleh karena itu, kegiatan supervisi akademik ini

Permasalahan Makro Pendidikan

Problematika Pembelajaran

Permasalahan Mikro Pendidikan

•Globalisasi & Otonomi (Kemampuan Bersaing) •Tuntutan Masyarakat •Standar Mutu

•Pemerataan, Persamaan, s Keadilan(Disvaritas) •Keajegan

(Pengmbngn Kurikulum) •Core Bilief

• Profesi tidak total • Tradisional

(Konservatif) • SA belum optimal • SDM lemah

• Masih lemahnya peran KKG,MGMP,PGRI

SUPERVISI AKADEMIK KEPALA SEKOLAH

(X1)

KINERJA GURU (X2)

umpan balik

EFEKTIFITAS PEMBELAJARAN


(16)

hendaklah dilakukan secara rutin di sekolah sebagai salah satu kegiatan yang mengkontribusi terhadap peningkatan efektivitas pembelajaran. Melalui pelaksanaan supervisi akademik yang dilakukan secara profesional dan proporsional, sehingga ia bekerja memiliki kepuasan, keterikatan atau komitmen dalam menjalankan tugasnya, menjadikan dirinya menjadi seorang yang memiliki daya efektivitas besar dalam mengajar. Pada gilirannya akan drefleksikan pada peningkatan prestasi belajar pesersta didiknya.

Berdasarkan beberapa pendapat tersebut, diketahui bahwa efektivitas pembelajaran merupakan variabel yang tidak hanya dikontribusi oleh kinerja guru akan tetapi dikontribusi juga oleh supervisi akademik kepala sekolah. Lebih jelasnya penulis ilustrasikan kontribusi tersebut dapat dirumuskan dalam paradigma penelitian berikut:

Gambar 1.2. Paradigma Penelitian

ε

Efektivitas Pembelajaran (Y)

Kinerja guru (X2)

Supervisi Akademik Kepala Sekolah (X1)

ρ yX1

ρ yX2


(17)

F. Anggapan Dasar

Efektivitas pembelajaran menduduki porsi mayor dalam keseluruhan spektrum kegiatan persekolahan. Bahwa mutu pendidikan itu ditentukan oleh mutu pembelajaran, dan mutu pembelajaran ditentukan oleh banyak faktor. Beberapa faktor yang dapat berkontribusi terhadap mutu pembelajaran diantaranya adalah faktor guru sebagai manajer di kelas, dan kepala sekolah dalam kapasitasnya sebagai supervisor (Udin Sa’ud, 2009).

1. Supervisi akademik kepala sekolah: Dalam kapasitasnya sebagai supervisor, kepala sekolah dituntut memiliki kompetensi supervisi akademik yaitu mampu melaksanakan pengawasan akademik; menilai dan membina guru dalam rangka mempertinggi kualitas proses pembelajaran yang dilaksanakannya, agar berdampak terhadap kualitas hasil belajar peserta didik.

Kompetensi supervisi akademik intinya membina guru dalam meningkatkan mutu proses pembelajaran. Oleh sebab itu sasaran supervisi akademik adalah guru dalam proses pembelajaran, yang terdiri dari materi pokok dalam proses pembelajaran, penyusunan silabus dan RPP, pemilihan strategi/metode/teknik pembelajaran, penggunaan media dan teknologi informasi dalam pembelajaran, menilai proses dan hasil pembelajaran serta penelitian tindakan kelas (Dirjen Dikdasmen-Peningkatan mutu, 2009).

Ditegaskan juga oleh Kimbal Wills (1983) bahwa supervisi merupakan bantuan untuk guru dalam perkembangan belajar mengajar agar lebih baik atau dengan kata lain to be profesional teacher.

2. Kinerja guru, adalah keberhasilan guru dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar yang bermutu melalui kecakapan dan keterampilan sehingga mencapai tujuan pendidikan secara efektif. Sejalan dengan paradigma pendidikan saat ini


(18)

menuntut guru di lapangan harus mempunyai syarat dan kompetensi untuk dapat melakukan perubahan dalam melaksanakan proses pembelajaran di kelas. Guru dituntut lebih kreatif, inovatif, tidak merasa sebagai teacher center. Pembelajaran harus diwujudkan dalam bentuk pembelajaran yang berpusat pada peserta didik (Student Center) yaitu menempatkan peserta didik tidak hanya sebagai objek belajar tetapi juga sebagai subjek belajar dan pada akhirnya bermuara pada proses pembelajaran yang menyenangkan, bergembira, dan demikratis yan menghargai setiap pendapat sehingga pada akhirnya substansi pemebelajaran benar-benar dihayati.

Kajian yang dilakukan oleh Depdiknas, Bapenas dan Bank Dunia (1999) mengemukakan bahwa guru merupakan kunci penting dalam keberhasilan memperbaiki mutu pendidikan. Masalah mutu pendidikan pada esensinya menyangkut masalah kualitas pembelajaran yang dilakukan oleh guru. Melalui supervisi, para guru sebagai pelaku utama dalam penyelenggaraan sistem pendidikan dapat dibantu pertumbuhan dan perkembangan profesinya bagi pencapaian tujuan pembelajaran.

3. Efektivitas pembelajaran, sebagaimana Arikunto, (2004:33-34) ada enam faktor terpenting yang merupakan penentu keberhasilan dalam pembelajaran, yaitu: (1) ) peserta didik, (2) guru, (3) kurikulum (yang tidak terpisahkan dari pembelajaran), (4) prasarana, (5) pengelolaan, (6) lingkungan dan situasi umum sekolah.

Keenam faktor tersebut bersatu padu, berfungsi secara bersama-sama mendukung dan menciptakan kondisi pembelajaran yang kondusif. Pada situasi yang baik, pembelajaran akan tumbuh dan berkembang dengan subur. Situasi dan lingkungan merupakan tempat, fasilitas, kultur atau budaya sekolah, maupun iklim kepemimpinannya, yang dapat menumbuh kembangkan pembelajaran. Pada


(19)

situasi yang kondusif guru dapat mengembangkan profesionalitasnya, sehingga guru sanggup menangani dan mengakomodasikan semua persoalan yang difokuskan pada peristiwa efektivitas pembelajaran.

Untuk menciptakan situasi yang diharapkan pada pernyataan di atas, yaitu pembelajaran yang berpusat pada peserta didik (Student Center), maka guru harus mempunyai syarat-syarat yang diperlukan dalam mengajar dan membangun pembelajaran agar efektif di kelas, saling bekerjasama dalam belajar sehingga tercipta suasana yang menyenangkan dan saling menghargai (demokratis), diantaranya: Guru harus lebih banyak menggunakan metode pada waktu mengajar, variasi metode mengakibatkan penyajian bahan lebih menarik perhatian peserta didik, mudah diterima peserta didik, sehingga kelas menjadi hidup, metode pembelajaran yang selalu sama (monoton) akan membosankan bagi peserta didik.

G. Definisi Operasional

Masri.S (2003:46-47) memberikan pengertian tentang definisi operasional adalah unsur penelitian yang memberitahukan cara mengukur suatu variabel. Dengan kata lain definisi operasional adalah semacam petunjuk pelaksanaan caranya mengukur suatu variabel. Berikut ini definisi operasional penelitian.

a. Supervisi akademik kepala sekolah (X1)

Glickman (1991), mendefinisikan supervisi akademik adalah serangkaian kegiatan membantu guru mengambangkan kemampuannya mengelola proses pembelajaran demi pencapaian tujuan pembelajaran. Supervisi akademik


(20)

merupakan upaya membantu guru-guru mengembangkan kemampuannya mencapai tujuan pembelajaran, (Daresh,1989). Dengan demikian, berarti, esensi supervisi akademik itu sama sekali bukan menilai untjuk kerja guru dalam mengelolan proses pembelajaran, melainkan membantu guru mengembangkan kemampuan profesionalismenya. Ditegaskan juga oleh Kimbal Wills (1983) bahwa supervisi akademik merupakan bantuan untuk guru dalam perkembangan belajar mengajar agar lebih baik atau dengan kata lain to be profesional teacher. Sergiovanni (1998) menambahkan, bahwa menilai unjuk kerja guru dalam mengelola proses pembelajaran merupakan salah satu kegiatan yang tidak bisa dihindarkan prosesnya. Penilaian unjuk kerja guru sebagai suatu proses pemberian estimasi kualitas unjuk kerja guru dalam mengelola proses pembelajaran, merupakan bagian integral dari serangkaian kegiatan supervisi akademik, untuk bisa ditetapkan aspek apa yang perlu dikembangkan dan cara mengembangkannya.

Dalam Permendiknas No.13 tahun 2007 tentang standar kepala sekolah/madrasah dijelaskan bahwa diantara kompetensi yang harus dimiliki oleh kepala sekolah adalah kompetensi supervisor, maka pelaksanaan supervisi pada tingkat sekolah dapat dilakukan oleh kepala sekolah. Kinerja guru tidak akan berproses dengan baik bila tidak mendapat dukungan yang sepadan dari kepala sekolah selaku supervisor yang efektif. Dalam pelaksanaan supervisi, guru tidak dianggap sebagai pelaksana pasif, akan tetapi harus diperlakukan sebagai partner kerja yang memiliki ide, gagasan, pendapat dan pengalaman yang perlu didengar dan dihargai serta diikutsertakan dalam upaya optimalisasi pembelajaran dalam


(21)

mewujudkan sekolah yang berkualitas. Dalam pelaksanaan supervisi akademik, kepala sekolah sebagai Supervisor, hendaknya dapat memilih teknik-teknik supervisi yang tepat, sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai (Mulyasa. E., 2004:45). Lebih lanjut menurut Mulyasa, pelaksanaan teknik pengawasan dapat dilakukan melalui beberapa tahapan yang meliputi: (1) tahapan pertemuan awal, (2) tahapan observasi kelas, dan (3) tahapan pertemuan umpan balik. Di sekolah, supervisi memiliki peranan yang cukup strategis dalam meningkatkan kinerja guru yang pada gilirannya akan meningkatkan efektivitas pembelajaran.

b. Kinerja Guru (X2)

Dengan mengacu pada Permendiknas No.41 Tahun 2007 tentang Standar Proses untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Dijelaskan bahwa yang dimaksud dengan kinerja guru adalah prestasi mengajar yang dihasilkan dari aktivitas yang dilakukan guru dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya secara realisasi konkrit merupakan konsekuensi logis sebagai tenaga profesional bidang pendidikan. Adapun indikator kinerja guru berdasarkan Permendiknas dimaksud meliputi:(1) Perencanaan Proses Pembelajaran, meliputi silabus, RPP, prinsip-prinsip penyusunan RPP.,(2) Pelaksanaan Proses Pembelajaran, (3) Penilaian Hasil Proses Pembelajaran, (4) Pengawasan Proses Pembelajaran, pemantauan, supervisi, evaluasi, pelaporan, dan tindak lanjut.


(22)

c. Efektivitas Pembelajaran (Y)

Penelitian Barak Rosenshine (1990:80) mengemukakan bahwa: Efektivitas Mengajar merupakan efek dari perbuatan guru yang terlatih dalam menjalankan pekerjaannya, yaitu kemahiran dalam menyajikan bahan pelajaran dengan meramu berbagai penggunaan metode mengajar untuk menyajikan materi belajar. Selama proses pembelajaran berlangsung, kegiatan guru mengecek pemahaman peserta didik tentang bahan yang sedang dipelajari, menyediakan kesempatan untuk partisipasi peserta didik dalam kegiatan proses, menyediakan kesempatan yang luas untuk aktif memahami bahan yang diajarkan, mengoreksi kesalahan, membimbing setiap peserta didik, belajar mempraktekannya, memberi feed back dan membantu mencari pemecahan masalah.

Guru merupakan komponen terpenting dalam peristiwa pembelajaran peserta didik. Kecakapan guru dalam memperkaya kurikulum ke dalam pembelajaran akan melahirkan proses belajar mudah diserap peserta didik ketika belajar. Jika guru dapat memaknai arti dan fungsinya bagi kepentingan peserta didik, peserta didik akan dengan mudah memahaminya. Faktor guru menjadi penentu dalam kualitas layanan belajar.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Bank Dunia bekerja sama dengan Bapenas dan Depdikbud tahun 1999 mengemukakan: Guru merupakan titik sentral dalam usaha mereformasi pendiudikan, dan mereka menjadi kunci keberhasilan setiap usaha peningkatan mutu pendidikan. “Apapun namanya, apakah itu pembaharuan kurikulum, pengembangan metode-metode mengajar,


(23)

peningkatan pelayanan belajar, penyediaan buku teks, hanya akan berarti apabila melibatkan guru” (Bank Dunia, 1999:47).

.

Pembelajaran akan berlangsung efektif dan optimal bila tercipta atau terdapat suasana nyaman, menyenangkan, rileks, sehat dan menggairahkan sehingga kenyamanan, kesenangan, kerileks-an dan kegairahan dalam pembelajaran perlu diciptakan dan dipelihara. Pembelajar (peserta didik) dapat mencapai hasil yang optimal bila berada dalam suasana nyaman, menyenangkan, rileks, sehat dan menggairahkan, untuk itu baik lingkungan fisikal, lingkungan mental dan suasana harus dirancang sedemikian rupa agar membangkitkan kesan nyaman, rileks, menyenangkan, sehat dan menggairahkan.

Para pendidik hendaknya memposisikan peserta didik sebagai insan yang harus dihargai kemampuannya dan diberi kesempatan untuk mengembangkan potensinya. Oleh karena itu, dalam proses pembelajaran perlu adanya suasana yang terbuka, akrab dan saling menghargai. Sebaliknya perlu menghindari suasana belajar yang kaku, penuh dengan ketegangan dan sarat dengan perintah dan instruksi yang membuat peserta didik menjadi pasif, tidak bergairah, cepat bosan dan mengalami kebosanan (Dasim Budimansyah, 2000).

H. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan asumsi-asumsi dan paparan tersebut, maka dapat penulis merumuskan hipotesis untuk penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Terdapat kontribusi yang positif dan signifikan supervisi akademik kepala sekolah terhadap kinerja guru di SMA Negeri se-Kabupaten Indramayu.


(24)

2. Terdapat kontribusi yang positif dan signifikan kinerja guru terhadap efektivitas pembelajaran di SMA Negeri se-Kabupaten Indramayu.

3. Terdapat kontribusi yang positif dan signifikan supervisi akademik kepala sekolah dan kinerja guru secara bersama-sama terhadap efektivitas pembelajaran di SMA Negeri se-Kabupaten Indramayu.

I. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei penjelasan (explanatory survey method) dengan pendekatan kuantitatif melalui korelasi sederhana dan korelasi ganda. Analisis ini akan digunakan dalam menguji besarnya kontribusi yang ditunjukkan oleh koefisien korelasi antara variabel supervisi akademik kepala sekolah (X1) dan kinerja guru (X2) terhadap efektivitas

pembelajaran (Y).

J. Populasi dan Sampel Penelitian

Berkenaan dengan penelitian ini, maka yang akan dijadikan populasi dalam penelitian ini adalah Guru yang berstatus Pegawai Negeri Sipil berjumlah 598 orang dan tersebar pada 16 SMA Negeri se-Kabupaten Indramayu. Pemilihan populasi Guru merupakan objek pokok dalam penelitian ini. Dalam penelitian ini, proses pengambilan sampling dilakukan dengan menggunakan Random Sampling adalah teknik sampling yang memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel. Adapun sampel dari penelitian ini sebanyak 86 orang guru. Menurut Riduwan (2009:56) mengatakan bahwa: “Sampel adalah bagian dari populasi.” Sampel penelitian adalah bagian


(25)

dari populasi yang diambil sebagai sumber data dan dapat mewakili seluruh populasi. Arikunto. S., (2005:120) menyatakan: “Apabila subjeknya kurang dari 100, maka lebih baik diambil semua, sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Selanjutnya jika subjeknya besar, maka diambil antara 10% - 15%, atau 20% - 25% atau lebih”.


(26)

60 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan Penelitian

Metode penelitian ini menggunakan metode penelitian survei dengan pendekatan kuantitatif. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh guru SMA Negeri berstatus Pegawai Negeri Sipil di kabupaten Indramayu yang berjumlah: 598 orang, dari 16 sekolah, mereka sedang melakukan kegiatan pembelajaran pada Tahun Pelajaran 2009/2010 sebanyak: 598 orang dangan sampel : 86 guru (responden). Adapun analisis yang digunakan adalah analisis korelasi personal product Moment, yang mempunyai perasyaratan yaitu (1) sampel data dipilih secara random; (2) mempunyai pasangan yang sama; (3) data berdistribusi normal; dan (4) data berpola linier. Analisis ini akan digunakan dalam menguji besarnya pengaruh yang ditunjukkan oleh koefisien korelasi hubungan kausal antara variabel supervisi akademik kepala sekolah (X1) dan kinerja guru (X2)

terhadap efektivitas pembelajaran (Y).

ε

Efektivitas Pembelajaran (Y)

Kinerja guru (X2)

Supervisi Akademik Kepala Sekolah (X1)

ρ yX1

ρ yX2


(27)

B. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Populasi adalah totalitas semua nilai yang mungkin baik hasil menghitung ataupun pengukuran, kuantitatif maupun kualitatif dari karakterisitik tertentu mengenai sekumpulan objek yang lengkap dan jelas yang ingin dipelajari sifat-sifatnya (Sudjana, 1992:6). Sedangkan Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi (Sugiyono (2004:57). Populasi semua guru SMA Negeri se-Kabupaten Indramayu yang berstatus PNS sebanyak: 598 orang, sebagai berikut:

Tabel 3.1

Jumlah Populasi Guru SMA Negeri di Kabupaten Indramayu

No. NAMA SEKOLAH JUMLAH

1 SMA Negeri 2 Indramayu 53

2 SMA Negeri 1 Anjatan 30

3 SMA Negeri 1 Gantar 9

4 SMA Negeri 1 Haurgeulis 38

5 SMA Negeri 1 Jatibarang 56

6 SMA Negeri 1 Juntinyuat 22

7 SMA Negeri 1 Kandanghaur 53

8 SMA Negeri 1 Kedokan Bunder 22

9 SMA Negeri 1 Krangkeng 52

10 SMA Negeri 1 Kroya 33

11 SMA Negeri 1 Lohbener 28

12 SMA Negeri 1 Losarang 47

13 SMA Negeri 1 Sliyeg 36

14 SMA Negeri 1 Sukagumiwang 37

15 SMA Negeri 1 Terisi 35

16 SMA Negeri 1 Tukdana 47


(28)

2. Sampel

Arikunto (2005:117) mengatakan bahwa: “Sampel adalah bagian dari populasi.” Sampel penelitian adalah sebagian dari populasi yang diambil sebagai sumber data dan dapat mewakili seluruh populasi. Hal ini sejalan dengan pendapat Sugiyono (2004:57),bahwa sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Pengertian sampel menurut Riduwan (2009:18) mengatakan bahwa: “Sampel adalah bagian dari populasi.” Sampel penelitian adalah sebagian dari populasi yang diambil sebagai sumber data dan dapat mewakili seluruh populasi. Untuk sekedar ancer-ancer maka apabila subjek kurang dari 100, maka lebih baik diambil semua, sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Selanjutnya jika subjeknya besar, dapat diambil antara 10%-15% atau 20%-25% atau lebih. Berkaitan dengan teknik pengambilan sampel Nasution (2001:135) bahwa, “.. mutu penelitian tidak selalu ditentukan oleh besarnya sampel, akan tetapi oleh kokohnya dasar-dasar teorinya, oleh desain penelitiannya (asumsi-asumsi statistik), serta mutu pelaksanaan dan pengolahannya.” Sukardi (2004:55) mengatakan “untuk penelitian sosial, pendidikan, ekonomi dan politik yang berkaitan dengan masyarakat yang mempunyai karakteristik heterogen, pengambilan sampel disamping syarat tentang besarnya sampel harus memenuhi syarat representativenees (keterwakilan) atau mewakili semua komponen populasi.”

Dalam penelitian ini sampel yang dipergunakan adalah Guru yang berstatus Pegawai Negeri Sipil sebanyak 598 orang bertugas mengajar tersebar pada 16 SMA Negeri di kabupaten Indramayu. Sedangkan dari peserta didik yang


(29)

menjadi objek dalam penelitian ini peserta didik kelas XII yang diasumsikan telah memiliki kedewasaan dan mampu memberikan penilaian secara objektif terhadap guru pengajar yang terlah dijalaninya selama kurang lebih tiga tahun.

Memperhatikan pernyataan tersebut, karena jumlah populasi lebih dari 100 orang, maka penarikan sampel dalam penelitian ini menggunakan sampel secara acak (Random sampling). Sedangkan Teknik pengambilan sampel menggunakan rumus dari Taro Yamane atau Slovin dalam Riduwan (2009a:65) sebagai berikut.

1 . 2 + =

d N

N n

Keterangan: n = Jumlah sampel

N = Jumlah Populasi =598 responden

d2 = Presisi (ditetapkan 10 % dengan tingkat kepercayaan 90%) Berdasarkan rumus tersebut diperoleh jumlah sampel sebagai berikut.

responden 86 67 , 85 98 , 6 598 1 1 , 0 ). 598 ( 598 1

. 2 + = 2 + = = ≈

= d N

N

n

Dengan rumus tersebut, maka diperoleh jumlah sampel yaitu guru SMA Negeri yang berstatus PNS di Kabupaten Indramayu sebagai berikut.

1. SMA Negeri 2 Indramayu 53/ 598 x 86 = 8 2. SMA Negeri 1 Anjatan 30/ 598 x 86 = 4 3. SMA Negeri 1 Gantar 9/ 598 x 86 = 1 4. SMA Negeri 1 Haurgeulis 38/ 598 x 86 = 5 5. SMA Negeri 1 Jatibarang 56/ 598 x 86 = 8 6. SMA Negeri 1 Juntinyuat 22/ 598 x 86 = 3 7. SMA Negeri 1 Kandanghaur 53/ 598 x 86 = 8 8. SMA Negeri 1 Kedokan Bunder 22/ 598 x 86 = 3 9. SMA Negeri 1 Krangkeng 52/ 598 x 86 = 7 10. SMA Negeri 1 Kroya 33/ 598 x 86 = 5 11. SMA Negeri 1 Lohbener 28/ 598 x 86 = 4 12. SMA Negeri 1 Losarang 47/ 598 x 86 = 7 13. SMA Negeri 1 Sliyeg 36/ 598 x 86 = 5 14. SMA Negeri 1 Sukagumiwang 37/ 598 x 86 = 5 15. SMA Negeri 1 Terisi 35/ 598 x 86 = 5 16. SMA Negeri 1 Tukdana 47/ 598 x 86 = 7


(30)

Berdasarkan perhitungan tersebut, maka dapat dibuatkan seperti pada Tabel 3.2 sebagai berikut.

Tabel 3.2

Jumlah Populasi dan Sampel Guru SMA Negeri di Kabupaten Indramayu

No Nama Sekolah Populasi Sampel

1. SMA Negeri 2 Indramayu 53 8

2. SMA Negeri 1 Anjatan 30 4

3. SMA Negeri 1 Gantar 9 1

4. SMA Negeri 1 Haurgeulis 38 5

5. SMA Negeri 1 Jatibarang 56 8

6. SMA Negeri 1 Juntinyuat 22 3

7. SMA Negeri 1 Kandanghaur 53 8

8. SMA Negeri 1 Kedokan Bunder 22 3

9. SMA Negeri 1 Krangkeng 52 7

10. SMA Negeri 1 Kroya 33 5

11. SMA Negeri 1 Lohbener 28 4

12. SMA Negeri 1 Losarang 47 7

13. SMA Negeri 1 Sliyeg 36 5

14. SMA Negeri 1 Sukagumiwang 37 5

15. SMA Negeri 1 Terisi 35 5

16 SMA Negeri 1 Tukdana 47 7

Jumlah 598 guru 86 guru

Jumlah sampel yang disebar pada guru SMA Negeri yang berstatus PNS di Kabupaten Indramayu dengan menggunakan angket sebanyak 86 responden. C. Prosedur Penyusunan Instrumen

Penyusunan Instrumen penelitian kontribusi supervisi akademik kepala sekolah dan kinerja guru terhadap efektivitas pembelajaran, penulis memulai penyusunannya dengan melalui beberapa tahapan, yaitu: (1) melakukan pengkajian teori yang berkaitan dengan variabel yang menjadi bahan kajian dari judul tesis penelitian ini, (2) menentukan dimensi dari variabel, dan (3) mencari indikator-indikator atau karakter sebagai penjabaran dari variabel yang merupakan


(31)

alat untuk memotret kontribusi supervisi akademik kepala sekolah (X1) dan

kinerja guru (X2) terhadap efektivitas pembelajaran (Y) adalah materi pokok yang

diramu menjadi sejumlah pernyataan di dalam angket.

Selanjutnya instrumen penelitian terebut harus diuji validitas dan reliabilitasnya. Validitas adalah kemampuan alat ukur/instrumen yang dibuat untuk mengukur apa yang hendak diukur dalam kontribusi supervisi akademik kepala sekolah dan kinerja m engajar guru terhadap efektivitas pembelajaran. Sedangkan reliabilitas adalah konsistensi/keajegan, ketepatan alat ukur bila digunakan untuk mengukur hal yang sama sesuai dengan judul penelitian di atas, pada kondisi dan tempat yang berbeda.

D.Prosedur Penelitian

1. Teknik Pengumpulan Data

Sesuai dengan tujuan dan metode penelitian yang ditetapkan, jenis data dalam penelitian ini adalah kuantitatif. Data tersebut diperoleh berdasarkan hasil pengukuran terhadap tiga variabel yaitu : dua variabel bebas kontribusi supervisi akademik kepala sekolah (X1) dan kinerja guru (X2) terhadap efektivitas

pembelajaran (Y).

Nasir (2003:328) mengatakan bahwa teknik pengumpulan data merupakan alat-alat ukur yang diperlukan dalam melaksanakan suatu penelitian. Data yang akan dikumpulkan dapat berupa angka-angka, keterangan tertulis, infor masi lisan dan beragam fakta yang berhubungan dengan fokus penelitian yang diteliti. Sehubungan dengan pengertian teknik pengumpulan data dan wujud data yang


(32)

akan dikumpulkan, maka dalam penelitian ini digunakan dua teknik utama pengumpulan data, yaitu studi dokumentasi dan teknik angket.

a. Studi Dokumentasi

Studi dokumentasi dalam pengumpulan data penelitian ini dimaksudkan sebagai cara pengumpulan data dengan mempelajari dan mencatat bagian-bagian yang dianggap penting dari berbagai risalah resmi yang terdapat baik di lokasi penelitian maupun di instansi lain yang ada hubungannya dengan lokasi penelitian. Studi dokumentasi ditujukan untuk memperoleh data langsung dari instansi/lembaga meliputi buku-buku, laporan kegiatannya di instansi/lembaga yang relevan dengan fokus penelitian.

b. Teknik Angket

Data penelitian dikumpulkan menggunakan Angket yang disebarkan kepada responden yang telah dipilih sebagai sampel penelitian sebanyak 86 responden. Pemilihan dengan model Angket ini, didasarkan atas alasan bahwa: (1) responden memiliki waktu untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan atau pernyataan-pernyataan, (2) setiap responden menghadapi susunan dan cara pengisian yang sama atas pertanyaan yang diajukan, (3) responden mempunyai kebebasan memberikan jawaban, dan (4) dapat digunakan untuk mengumpulkan data atau keterangan dari banyak responden dan dalam waktu yang tepat. Melalui teknik model Angket ini akan dikumpulkan data yang berupa jawaban tertulis dari responden atas sejumlah pertanyaan yang diajukan dalam angket tersebut. Indikator-indikator yang merupakan penjabaran dari variabel kontribusi supervisi akademik kepala sekolah (X1) dan kinerja guru (X2) terhadap efektivitas


(33)

pembelajaran (Y) merupakan materi pokok yang diramu menjadi sejumlah pernyataan di dalam angket.

Model Angket tersebut dikembangkan oleh peneliti dalam bentuk skala Likert yang dimodifikasi. Kuesioner terdiri dari sejumlah butir pertanyaan atau pernyataan yang dilengkapi dengan 4 alternatif respon/ jawaban. Pengukuran dilakukan dengan meminta responden untuk memilih salah satu respon/ jawaban yang disediakan. Setiap alternatif jawaban mendapat bobot skor antara 1 sampai 4.

2. Kisi-kisi Instrumen Variabel Supervisi Akademik Kepala Sekolah

Butir pertanyaan yang diajukan dalam angket dikembangkan atas dasar definisi operasional dari masing-masing variabel mengacu pada indikator yang telah dituangkan dalam kisi-kisi instrumen dengan alternatif jawaban sebagai berikut.

Alternatif Jawaban Responden.

4 = Sangat Setuju, 2 = Tidak Setuju, 3 = Setuju, 1 = Sangat Tidak Setuju.

Tabel 3.3.

Kisi-kisi Instrumen Variabel Supervisi Akademik Kepala Sekolah (X1)

Variabel Dimensi Indikator-indikator Supervisi

Akademik Kepala Sekolah (X1)

1. Pra Observasi

a. Penyusunan Prog./Jadwal Supervisi b. Penyusunan Instrumen

1-5

2. Pelaksa naan supervisi

a. .Observasi kelas

b. Instrumen Supervisi Akademik c. Mekasisme Supervisi Akademik

6-19

3. Pembica raan Individu al

a. Hubungan Guru dengan Kepala sekolah b. Bimbingan dalam supervisi

c. Bantuan dalam memecahkan masalah

20-44

4. Follow up/Tindak lanjut

a. Kesepakatan perbaikan proses pembelajaran b. Pengembangan kinerja guru

c. Kepuasan guru d. Penyusunan Laporan


(34)

3. Kisi-kisi Instrumen Variabel Kinerja Guru

Data yang dihasilkan dari penyebaran angket berskala pengukuran ordinal mengingat angket yang disebarkan menggunakan skala Likert dengan kisaran 1 – 4 dengan alternatif jawaban sebagai berikut.

4 = Sangat Sering. 3 = Sering.

2 = Kadang-kadang. 1 = Tidak Pernah.

Tabel 3.4

Kisi-kisi Instrumen Kinerja guru (X2)

Variabel Dimensi Indikator-indikator Kinerja guru

(X2)

1. Perencanaan Proses Pembelajaran

Persiapan Proses Pembelajaran 1-3

2. Pelaksanaan Proses Pembelajaran

a. Pendahuluan/ pra kegiatan b. Kemampuan Membuka Pelajaran c. Kegiatan Pokok

d. Kemampuan Menutup Kegiatan Pem belajaran

4-46

3. Evaluasi Pembelajaran

Tindak lanjut/ Follow up 47-50

4. Kisi-kisi Instrumen Efektivitas Pembelajaran (Y)

Data yang dihasilkan dari penyebaran angket berskala pengukuran interval mengingat angket yang disebarkan menggunakan skala Likert dengan kisaran 1 – 4 dengan alternatif jawaban sebagai berikut.

4 = Selalu. 3 = Sering. 2 = Jarang. 1 = Tidak Pernah.


(35)

Tabel 3.5

Kisi-kisi Instrumen Efektivitas Pembelajaran (Y) Variabel Dimensi Indikator-indikator Efektivitas

pembelajaran (Y)

1. Ketercapaian Tujuan (SK/KD)

Pembelajaran yang Ditetapkan

a. Semua Siswa menguasai SK/KD b. Hasil Evaluasi Siswa > dari KKM c. Semua Siswa aktif dalam

pembelajaran

1-4 5-6 7-10

2. Interaksi Guru dengan Siswa

Menjalin kerjasama Guru dan Siswa 11-22

3. Peningkatan Keingintahuan Para Siswa

a. Semua Siswa kreatif dan inovatif dalam mengembangkan potensi diri b. Semua Siswa bersaing dalam

berprestasi

23-25 26-28 4. Semua Siswa merasa

senang (Enjoy) didalam Proses Pembela jaran

Iklim Pembelajaran yang kondusif 29-44

5. Memperhatikan Perbedaan Individu Siswa

a. Tersedianya Guru yang profesional b. Tersedianya Fasilitas Pembelajaran

Karakteristik Sistem

45-49 50

E. Pengujian Instrumen Data

Ada beberapa langkah yang harus ditempuh dalam pelaksanaan sebuah penelitian, langkah-langkah tersebut mencakup kegiatan-kegiatan berikut ini: 1. Menentukan Alat Pengumpulan Data

Angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis angket tertutup, yaitu responden diberi sejumlah pertanyaan atau pernyataan yang menggambarkan hal-hal yang ingin diungkap dari ketiga variabel disertai alternatif jawabannya. Selanjutnya responden diminta untuk merespon setiap item sesuai dengan keadaan dirinya dan keadaan yang diketahui serta dirasakannya dengan cara membubuhkan tanda centang (√) pada alternatif jawaban yang tersedia.


(36)

2. Penyusunan Alat Pengumpulan Data

Langkah-langkah yang ditempuh dalam menyusus angket adalah sebagai berikut.

a. Menentukan variabel-variabel yang akan diteliti, yaitu: efektivitas pembelajaran sebagai variabel Y, supervisi akademik kepala sekolah sebagai variabel X1 dan kinerja guru sebagai variabel X2.

b. Menyusun kisi-kisi angket atau daftar pertanyaan/pernyataan yang akan dikembangkan menjadi angket.

c. Merumuskan item pertanyaan/pernyataan dan alternatif jawabanya karena angket yang akan dikembangkan bersifat tertutup.

d. Menetapkan kriteria skor untuk setiap item.

e. Setelah merumuskan angket, kemudian ditetapkan alat ukur yang akan digunakan dalam pemberian skor terhadap setiap butir item dengan mengguna-kan skala likert artinya objek yang diteliti mempunyai peringkat atau alternatif jawaban.

f. Menetapkan skala pengukuran variabel

3. Uji Coba Angket

Setelah penetapan dan penyusunan alat pengumpul data selesai dilakukan adalah uji coba angket. Kegiatan ini penting dilakukan oleh peneliti untuk menilai angket yang telah disusunnya. Angket diujicobakan kepada responden yang sama atau yang memiliki karakteristik yang sama dengan responden yang sebenarnya. Uji coba ini dilakukan kepada 30 responden.


(37)

Setelah uji coba dilaksanakan di SMA Negeri 1 Losarang Kabupaten Indramayu, selanjutnya dilakukan analisis statistik dengan tujuan untuk menguji validitas dan reliabelitasnya, sehingga hasil penelitian yang dimaksudkan benar-benar dapat dipertanggungjawabkan.

a. Menguji Validitas

Uji validitas dilakukan berkenaan dengan ketepatan alat ukur terhadap konsep yang diukur sehingga benar-benar mengukur apa yang seharusnya diukur. Berkaitan dengan pengujian validitas instrumen menurut Riduwan (2009a:109-110) menjelaskan bahwa validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat keandalan atau kesahihan suatu alat ukur. Alat ukur yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah. Untuk menguji validitas alat ukur, terlebih dahulu dicari harga korelasi antara bagian-bagian dari alat ukur secara keseluruhan dengan cara mengkorelasikan setiap butir alat ukur dengan skor total yang merupakan jumlah tiap skor butir. Untuk menghitung validitas alat ukur digunakan rumus Pearson Product Moment adalah.

(

} ) ( . }.{ ) ( . { ) ).( ( ) 2 2 2 2 i i i i i i i i hitung Y Y n X X n Y X Y X n r ∑ − ∑ ∑ − ∑ ∑ ∑ − ∑ = Keterangan :

r hitung = Koefisien korelasi

∑ Xi = Jumlah skor item

∑Yi = Jumlah skor total (seluruh item) n = Jumlah responden.

Distribusi (Tabel r) untuk α = 0,05 dan derajat kebebasan (dk = n – 2) Kaidah keputusan : Jika r hitung > r tabel berarti valid sebaliknya


(38)

Jika instrumen itu valid, maka dilihat kriteria penafsiran mengenai indeks korelasinya (r) sebagai berikut.

Antara 0,800 – 1,000 : sangat tinggi Antara 0,600 – 0,799 : tinggi Antara 0,400 – 0,599 : cukup Antara 0,200 – 0,399 : rendah

Antara 0,000 – 0,199 : sangat rendah (tidak valid). 1) Supervisi Akademik kepala sekolah (X1)

Dari hasil uji coba instrumen penelitian untuk variabel supervisi akademik kepala sekolah (X1) diperoleh kesimpulan bahwa dari 58 item yang dinyatakan

valid ada 50 item yaitu: item No.1; 2; 3; 4; 5; 6; 7; 8; 9; 10; 11; 12; 13; 14; 15; 16; 18; 19; 21; 22; 24; 25; 26; 27; 28; 29; 30; 32; 33; 34; 35; 36; 37; 39; 40; 41; 42; 43; 44; 45; 47; 48; 49; 50; 51; 52; 54; 55; 56; dan 58. Sedangkan yang tidak valid sebanyak 8 item, yaitu No.17; 20; 23; 31; 38; 46; 53; dan No.57.

Dalam analisis ini apabila item dikatakan valid harus dibuktikan dengan perhitungan. Untuk mengetahui tingkat validitas perhatikan angka pada Corrected

Item-Total Correlation yang merupakan korelasi antara skor item dengan skor

total item (nilai r hitung) di bandingkan dengan nilai r Tabel. Jika nilai r hitung lebih

besar dari nilai r Tabel atau nilai r hitung > nilai r Tabel, maka item tersebut adalah

valid dengan menggunakan distribusi (Tabel r) untuk α = 0,05 dengan derajat kebebasan (dk=n–2 = 30 – 2= 28) sehingga didapat r Tabel = 0,374. Contoh korelasi

item No.1 = 0,475; item No.2 = 0,642 dan seterusnya sampai item No.58 = 0,450. Keputusannya dapat dilihat pada Tabel 3.6 berikut.


(39)

Tabel 3.6

Uji Validitas Item Variabel Supervisi Akademik Kepala Sekolah (X1)

ITEM r hitung r Tabel

α = 0,05; n=30

Keputusan

1 2 3 Valid

Item No.1 0,475 0,374 Valid

Item No.2 0,642 0,374 Valid

Item No.3 0,828 0,374 Valid

Item No.4 0,471 0,374 Valid

Item No.5 0,857 0,374 Valid

Item No.6 0,828 0,374 Valid

Item No.7 0,642 0,374 Valid

Item No.8 0,756 0,374 Valid

Item No.9 0,666 0,374 Valid

Item No.10 0,756 0,374 Valid

Item No.11 0,828 0,374 Valid

Item No.12 0,704 0,374 Valid

Item No.13 0,828 0,374 Valid

Item No.14 0,642 0,374 Valid

Item No.15 0,490 0,374 Valid

Item No.16 0,642 0,374 Valid

Item No.17 0,196 0,374 Tidak Valid

Item No.18 0,857 0,374 Valid

Item No.19 0,616 0,374 Valid

Item No.20 0,118 0,374 Tidak Valid

Item No.21 0,534 0,374 Valid

Item No.22 0,597 0,374 Valid

Item No.23 0,107 0,374 Tidak Valid

Item No.24 0,572 0,374 Valid

Item No.25 0,666 0,374 Valid

Item No.26 0,559 0,374 Valid

Item No.27 0,666 0,374 Valid

Item No.28 0,555 0,374 Valid

Item No.29 0,666 0,374 Valid

Item No.30 0,756 0,374 Valid

Item No.31 -0,223 0,374 Tidak Valid


(40)

1 2 3 4

Item No.33 0,642 0,374 Valid

Item No.34 0,554 0,374 Valid

Item No.35 0,642 0,374 Valid

Item No.36 0,597 0,374 Valid

Item No.37 0,642 0,374 Valid

Item No.38 -0,256 0,374 Tidak Valid

Item No.39 0,642 0,374 Valid

Item No.40 0,756 0,374 Valid

Item No.41 0,828 0,374 Valid

Item No.42 0,459 0,374 Valid

Item No.43 0,450 0,374 Valid

Item No.44 0,471 0,374 Valid

Item No.45 0,749 0,374 Valid

Item No.46 -0,016 0,374 Tidak Valid

Item No.47 0,775 0,374 Valid

Item No.48 0,746 0,374 Valid

Item No.49 0,642 0,374 Valid

Item No.50 0,534 0,374 Valid

Item No.51 0,597 0,374 Valid

Item No.52 0,642 0,374 Valid

Item No.53 0,196 0,374 Tidak Valid

Item No.54 0,828 0,374 Valid

Item No.55 0,489 0,374 Valid

Item No.56 0,666 0,374 Valid

Item No.57 -0,010 0,374 Tidak Valid

Item No.58 0,450 0,374 Valid

2) Kinerja guru (X2)

Dari hasil uji coba instrumen penelitian untuk variabel kinerja guru (X2)

diperoleh kesimpulan bahwa dari 50 item yang dinyatakan valid ada 50 item yaitu: item No.1 s.d. 50. Sedangkan tidak valid sebanyak 0.


(41)

Dalam analisis ini apabila item dikatakan valid harus dibuktikan dengan perhitungan. Untuk mengetahui tingkat validitas perhatikan angka pada Corrected

Item-Total Correlation yang merupakan korelasi antara skor item dengan skor

total item (nilai r hitung) di bandingkan dengan nilai r Tabel. Jika nilai r hitung lebih

besar dari nilai r Tabel atau nilai r hitung > nilai r Tabel, maka item tersebut adalah

valid dengan menggunakan distribusi (Tabel r) untuk α = 0,05 dengan derajat kebebasan (dk=n–2 = 30 – 2= 28) sehingga didapat r Tabel = 0,374. Contoh korelasi

item No.1 = 0,670; item No.2 = 0,841 dan seterusnya sampai item No.50 = 0,501. Keputusannya dapat dilihat pada Tabel 3.7 berikut.

Tabel 3.7

Uji Validitas Item Variabel Kinerja guru (X2)

ITEM r hitung r Tabel

α = 0,05; n=30

Keputusan

1 2 3 4

Item No.1 0,670 0,374 Valid

Item No.2 0,841 0,374 Valid

Item No.3 0,589 0,374 Valid

Item No.4 0,841 0,374 Valid

Item No.5 0,425 0,374 Valid

Item No.6 0,550 0,374 Valid

Item No.7 0,570 0,374 Valid

Item No.8 0,509 0,374 Valid

Item No.9 0,589 0,374 Valid

Item No.10 0,545 0,374 Valid

Item No.11 0,589 0,374 Valid

Item No.12 0,625 0,374 Valid

Item No.13 0,841 0,374 Valid

Item No.14 0,486 0,374 Valid

Item No.15 0,757 0,374 Valid

Item No.16 0,771 0,374 Valid

Item No.17 0,841 0,374 Valid


(42)

1 2 3 4

Item No.19 .0,589 0,374 Valid

Item No.20 0,601 0,374 Valid

Item No.21 0,869 0,374 Valid

Item No.22 0,650 0,374 Valid

Item No.23 0,759 0,374 Valid

Item No.24 0,612 0,374 Valid

Item No.25 0,558 0,374 Valid

Item No.26 0,545 0,374 Valid

Item No.27 0,598 0,374 Valid

Item No.28 0,625 0,374 Valid

Item No.29 0,670 0,374 Valid

Item No.30 0,593 0,374 Valid

Item No.31 0,670 0,374 Valid

Item No.32 0,581 0,374 Valid

Item No.33 0,670 0,374 Valid

Item No.34 0,771 0,374 Valid

Item No.35 0,841 0,374 Valid

Item No.36 0,496 0,374 Valid

Item No.37 0,473 0,374 Valid

Item No.38 0,417 0,374 Valid

Item No.39 0,809 0,374 Valid

Item No.40 0,759 0,374 Valid

Item No.41 0,831 0,374 Valid

Item No.42 0,808 0,374 Valid

Item No.43 0,589 0,374 Valid

Item No.44 0,558 0,374 Valid

Item No.45 0,545 0,374 Valid

Item No.46 0,589 0,374 Valid

Item No.47 0,625 0,374 Valid

Item No.48 0,589 0,374 Valid

Item No.49 0,486 0,374 Valid


(43)

3) Efektivitas Pembelajaran (Y)

Dari hasil uji coba instrumen penelitian untuk variabel efektivitas pembelajaran (Y) diperoleh kesimpulan bahwa dari 60 item yang dinyatakan valid ada 60 item yaitu: item No.1 s.d. 60. Sedangkan yang tidak valid sebanyak 0.

Dari hasil uji coba instrumen penelitian untuk variabel efektivitas pembelajaran (Y) diperoleh kesimpulan bahwa dari 60 item yang dinyatakan valid ada 50 item yaitu: item No.1; 2; 3; 4; 5; 6; 7; 8; 9; 10; 11; 12; 13; 14; 15; 16; 18; 19; 21; 22; 24; 25; 26; 27; 28; 29; 30; 32; 33; 34; 35; 36; 37; 39; 40; 41; 42; 43; 44; 45; 47; 48; 49; 50; 51; 52; 54; 55; 56; dan 58. Sedangkan yang tidak valid sebanyak 10 item, yaitu No.6; 14; 18; 20; 24; 29; 33; 46; 51; dan No.59.

Dalam analisis ini apabila item dikatakan valid harus dibuktikan dengan perhitungan. Untuk mengetahui tingkat validitas perhatikan angka pada Corrected

Item-Total Correlation yang merupakan korelasi antara skor item dengan skor

total item (nilai r hitung) di bandingkan dengan nilai r Tabel. Jika nilai r hitung lebih

besar dari nilai r Tabel atau nilai r hitung > nilai r Tabel, maka item tersebut adalah

valid dengan menggunakan distribusi (Tabel r) untuk α = 0,05 dengan derajat kebebasan (dk=n–2 = 30 – 2= 28) sehingga didapat r Tabel = 0,374. Contoh korelasi

item No.1 = 0,669; item No.2 = 0,572 dan seterusnya sampai item No.60 = 0,387. Keputusannya dapat dilihat pada Tabel 3.8 berikut.


(44)

Tabel 3.8

Uji Validitas Item Variabel Efektivitas Pembelajaran (Y) ITEM r hitung r Tabel

α = 0,05; n=30

Keputusan

1 2 3 4

Item No.1 0,669 0,374 Valid

Item No.2 0,572 0,374 Valid

Item No.3 0,571 0,374 Valid

Item No.4 0,418 0,374 Valid

Item No.5 0,525 0,374 Valid

Item No.6 0,133 0,374 Tidak Valid

Item No.7 0,460 0,374 Valid

Item No.8 0,679 0,374 Valid

Item No.9 0,549 0,374 Valid

Item No.10 0,528 0,374 Valid

Item No.11 0,577 0,374 Valid

Item No.12 0,655 0,374 Valid

Item No.13 0,679 0,374 Valid

Item No.14 0,214 0,374 Tidak Valid

Item No.15 0,679 0,374 Valid

Item No.16 0,654 0,374 Valid

Item No.17 0,679 0,374 Valid

Item No.18 0,129 0,374 Tidak Valid

Item No.19 0,506 0,374 Valid

Item No.20 -0,202 0,374 Tidak Valid

Item No.21 0,610 0,374 Valid

Item No.22 0,621 0,374 Valid

Item No.23 0,691 0,374 Valid

Item No.24 -0,250 0,374 Tidak Valid

Item No.25 0,679 0,374 Valid

Item No.26 0,505 0,374 Valid

Item No.27 0,797 0,374 Valid

Item No.28 0,533 0,374 Valid

Item No.29 0,155 0,374 Tidak Valid

Item No.30 0,553 0,374 Valid

Item No.31 0,519 0,374 Valid


(45)

1 2 3 4

Item No.33 0,183 0,374 Tidak Valid

Item No.34 0,582 0,374 Valid

Item No.35 0,572 0,374 Valid

Item No.36 0,561 0,374 Valid

Item No.37 0,572 0,374 Valid

Item No.38 0,494 0,374 Valid

Item No.39 0,572 0,374 Valid

Item No.40 0,621 0,374 Valid

Item No.41 0,691 0,374 Valid

Item No.42 0,418 0,374 Valid

Item No.43 0,406 0,374 Valid

Item No.44 0,604 0,374 Valid

Item No.45 0,655 0,374 Valid

Item No.46 0,246 0,374 Tidak Valid

Item No.47 0,693 0,374 Valid

Item No.48 0,656 0,374 Valid

Item No.49 0,679 0,374 Valid

Item No.50 0,519 0,374 Valid

Item No.51 0,108 0,374 Tidak Valid

Item No.52 0,679 0,374 Valid

Item No.53 0,582 0,374 Valid

Item No.54 0,506 0,374 Valid

Item No.55 0,601 0,374 Valid

Item No.56 0,572 0,374 Valid

Item No.57 0,679 0,374 Valid

Item No.58 0,410 0,374 Valid

Item No.59 0,129 0,374 Tidak Valid

Item No.60 0,387 0,374 Valid

b. Menguji Reliabilitas

Uji reliabilitas dilakukan untuk mendapatkan tingkat ketepatan (keter-andalan atau keajegan) alat pengumpul data (instrumen) yang digunakan. Uji reliabilitas instrumen dilakukan dengan rumus alpha. Metode mencari


(46)

reliabilitas internal yaitu menganalisis reliabilitas alat ukur dari satu kali pengukuran, rumus yang digunakan adalah Alpha sebagai berikut.

Langkah-langkah mencari nilai reliabilitas dengan metode Alpha sebagai berikut. Langkah 1: Menghitung Varians Skor tiap-tiap item dengan rumus:

Keterangan : Si = Varians skor tiap-tiap item

ΣXi2 = Jumlah kuadrat item Xi

(ΣXi)2 = Jumlah item Xi dikuadratkan

N = Jumlah responden

Langkah 2: Kemudian menjumlahkan Varians semua item dengan rumus:

Keterangan : Σ Si = Jumlah Varians semua item

S1, S2, S3…..n = Varians item ke-1,2,3…...n

Langkah 3: Menghitung Varians total dengan rumus:

Keterangan : St = Varians total

ΣXt2 = Jumlah kuadrat X total

(ΣXt)2 = Jumlah X total dikuadratkan

N = Jumlah responden Langkah 4: Masukkan nilai Alpha dengan rumus :

Keterangan : r11 = Nilai Reliabilitas

Σ Si = Jumlah varians skor tiap-tiap item

St = Varians total

k = Jumlah item

Kemudian diuji dengan Uji reliabilitas instrumen dilakukan dengan rumus Korelasi Pearson Product Moment dengan teknik belah dua awal-akhir yaitu: N N X X S t t t 2 2−(Σ ) Σ

=

  

 Σ

      − = t i S S k k

r .1

1 11 N N X X S i i i 2 2−(Σ )

Σ =

n

i S S S S

S = 1+ 2+ 3...


(47)

(

} ) ( . }.{ ) ( . { ) ).( ( ) 2 2 2 2 Y Y n X X n Y X XY n rb ∑ − ∑ ∑ − ∑ ∑ ∑ − ∑

= (Riduwan 2009a:115-116)

Harga rXY atau rb ini baru menunjukkan reliabilitas setengah tes. Oleh

karenya disebut rawal-akhir. Untuk mencari reliabilitas seluruh tes digunakan rumus

Spearman Brown yakni:

b b r r + = 1 . 2

r11 Untuk mengetahui koefisien korelasinya signifikan atau tidak digunakan distribusi (Tabel r) untuk α = 0,05 atau α = 0,01 dengan derajat kebebasan (dk=n–2). Kemudian membuat keputusan membanding-kan r11 dengan r tabel. Adapun kaidah keputusan : Jika r11 > r tabel berarti Reliabel

dan r11 < r tabel berarti Tidak Reliabel.

1. Supervisi Akademik Kepala Sekolah (X1)

Pengujian reliabilitas dapat dilihat nilai korelasi Guttman Split-Half Coefficient = 0,955. Nilai korelasi tersebut, berada pada kategori sangat kuat. Bila dibandingkan dengan r Tabel (0,374) maka r hitung lebih besar dari r Tabel. Dengan

demikian bisa disimpulkan bahwa item supervisi akademik kepala sekolah (X1)


(48)

Tabel 3.9

Uji Reliabilitas Item Supervisi Akademik Kepala Sekolah (X1)

Reliability Statistics

.951

29a

.922

29b

58 .933 .965 .965 .955 Value

N of Items Part 1

Value N of Items Part 2

Total N of Items Cronbach's Alpha

Correlation Between Forms Equal Length Unequal Length Spearman-Brown

Coefficient

Guttman Split-Half Coefficient

The items are: item1, item2, item3, item4, item5, item6, item7, item8, item9, item10, item11, item12, item13, item14, item15, item16, item17, item18, item19, item20, item21, item22, item23, item24, item25, item26, item27, item28, item29.

a.

The items are: item30, item31, item32, item33, item34, item35, item36, item37, item38, item39, item40, item41, item42, item43, item44, item45, item46, item47, item48, item49, item50, item51, item52, item53, item54, item55, item56, item57, item58. b.

2. Kinerja guru (X2)

Pengujian reliabilitas dapat dilihat nilai korelasi Guttman Split-Half Coefficient = 0,962. Nilai korelasi tersebut, berada pada kategori sangat kuat. Bila dibandingkan dengan r Tabel (0,374) maka r hitung lebih besar dari r Tabel. Dengan

demikian bisa disimpulkan bahwa item kinerja guru (X2) tersebut adalah


(49)

Tabel 3.10

Uji Reliabilitas Item Kinerja guru (X2)

Reliability Statistics

.951

25a

.945

24b

49 .928 .963 .963 .962 Value

N of Items Part 1

Value N of Items Part 2

Total N of Items Cronbach's Alpha

Correlation Between Forms Equal Length Unequal Length Spearman-Brown

Coefficient

Guttman Split-Half Coefficient

The items are: item1, item2, item3, item4, item5, item6, item7, item9, item10, item11, item12, item13, item14, item15, item16, item17, item18, item19, item20, item21, item22, item23, item24, item25, item26.

a.

The items are: item26, item27, item28, item29, item30, item31, item32, item33, item34, item35, item36, item37, item38, item39, item40, item41, item42, item43, item44, item45, item46, item47, item48, item49, item50.

b.

3. Efektivitas Pembelajaran (Y)

Pengujian reliabilitas dapat dilihat nilai korelasi Guttman Split-Half Coefficient = 0,903. Nilai korelasi tersebut, berada pada kategori sangat kuat. Bila dibandingkan dengan r Tabel (0,374) maka r hitung lebih besar dari r Tabel.

Dengan demikian bisa disimpulkan bahwa item efektivitas pembelajaran (Y) tersebut adalah reliabel.


(50)

Tabel 3.11

Uji Reliabilitas Item Efektivitas Pembelajaran (Y)

Reliability Statistics

.918

30a

.926

30b

60 .827 .905 .905 .903 Value

N of Items Part 1

Value N of Items Part 2

Total N of Items Cronbach's Alpha

Correlation Between Forms Equal Length Unequal Length Spearman-Brown

Coefficient

Guttman Split-Half Coefficient

The items are: item1, item2, item3, item4, item5, item6, item7, item8, item9, item10, item11, item12, item13, item14, item15, item16, item17, item18, item19, item20, item21, item22, item23, item24, item25, item26, item27, item28, item29, item30. a.

The items are: item31, item32, item33, item34, item35, item36, item37, item38, item39, item40, item41, item42, item43, item44, item45, item46, item47, item48, item49, item50, item51, item52, item53, item54, item55, item56, item57, item58, item59, item60. b.

F. Analisis Data

Kegiatan yang cukup penting dalam keseluruhan proses penelitian adalah pengolahan data. Dengan pengolahan data dapat diketahui tentang makna dari data yang berhasil dikumpulkan. Dengan demikian hasil penelitianpun akan segera diketahui. Dalam pelaksanaannya, pengolahan data dilakukan melalui bantuan komputer dengan program SPSS (Statistical Product and Service Solution) versi 14.

Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis korelasi pearson product moment dan korelasi ganda. Analisis ini akan digunakan dalam menguji besarnya pengaruh variabel X1, dan X2 terhadap Y. Analisis ini


(1)

136

DAFTAR PUSTAKA

Alfonso, RJ., Firth, GR dan Neville, R.F. (1981). Instructional Supervision, A

Behavior System, Boston: Allynand Bacon Inc.

A. Ahmadi dan J.T. Prasetya. (1997), Strategi Belajar Mengajar, Bandung : Pustaka Setia

A. Sony Keraf, “RUU Sisdiknas dan HAM” dalam Kompas, Tanggal 30 Maret 2003.

A. Sumana. (1994) Profesionalisme Guru, Yogyakarta: Kanisius.

Abin Syamsuddin Makmun. (2000), Efektifitas Proses Belajar Mengajar Dengan

Menggunakan Tiga Model Strategi Pendekatan Manajemen Sistem Instruksional Dan Mengindahkan Tiga Kategori Kemampuan Belajar Siswa, Bandung : IKIP Bandung

_____ (2000), Psikologi Kependidikan Perangkat Sistem Pengajaran Modul, Bandung : PT. Remaja Rosdakarya

______ (2001). “Pengembangan dan Kinerja Tenaga Kependidikan Pedoman dan

Intisari Perkuliahan. Bandung: PPs UPI Bandung.

Agus Darma. (1988), Manajemen Prestasi Kerja. Jakarta : Rajawali Presss

Aini Wiwik, (2009), Strategi Pengelolaan Kelas dalam Meningkatkan Prestasi

Belajar Siswa di Sekolah Menengah Atas Negeri (Studi Kasus di SMAN 1 Kepanjen Malang. Malang: Tidak dipublikasikan

Ali (2002:4). ……….. Supervisi Akademik Sekolah. Tidak dipublikasikan Ametembun (2007). Supervisi Pendidikan: Bandung: Suri.

Anshoriah (1999) “Pengaruh Kualitas Kinerja Kepala Sekolah terhadap Prestasi

Belajar Siswa”

Arend, Richard (2008). Learning to Teach. Belajar untuk Mengajar. Buku Dua Yogyakarta: Pustaka Belajar.

Arikunto, S. (2005) Dasar-Dasar Supervisi. Buku Pegangan Kuliah, Jakarta: Rineka Cipta.

______, (2004) Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta : Rineka Cipta.

Biyantu (2007) MANAJEMEN PEMBELAJARAN (Studi tentang Pengaruh Kinerja Kepala Sekolah, Iklim Kerja Guru, Penghasilan Guru dan Teknologi Pembelajaran terhadap Kinerja Guru dan Kualitas Belajar Siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri di Kota Pekanbaru).

Castetter, William, A. (1995). The Personnel Function in Educational


(2)

Danim. Sudarwan (2002) Inovasi Pendidikan dalam Upaya Peningkatan

Profesionalisme Tenaga Kependidikan. Bandung: CV. Pustaka Setia.

Dharma, Surya (2002). Paradigma Baru: Manajemen Sumber daya Manusia. Yogyakarta: Amara Books.

Dede Hasan Kurniadi. (2002), Kemampuan Manajerial Pimpinan dalam

Memotivasi dan Mendisiplinkan Karyawan Dikaitkan dengan Produktivitas Kerja, (Tesis), Bandung : PPs UPI.

Fakry, Emmy dan Rosmiati, Tati (2006). “Kepemimpinan Pendidikan”, dalam

Tim Dosen Administrasi Pendidikan (2003). Pengantar Pengelolaan Pendidikan. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

______(1987). “Perencanaan Pendidikan: Teori dan Metodologi. Jakarta: PPLPTK Depdikbud.

Fred Kerlinger. (1999), Behavioral Research Method, New York : Mc. Graw Hill _____(1999), Asas-asas Penelitian Behavioral (Penerjemah, Landung S.

Simatupang) Editor H.J Koesmoemanto, Yogyakarta : Gajah Mada University Press

Garis-Garis Besar Haluan Negara Tahun 1999 – 2004, Bagian Proyek Peningkatan Publikasi, Jakarta: Deppen RI., 1991.

George R. Terry. (1964). Principles of Management Richard Rirwin. Inc. Home Wood : Illions

_____(alih bahasa Winardi). (1964), Azas-azas Manajemen, Bandung : Alumni. Gibson, Ivancevich dan Donnelly (2005) Organisasi dan Manajemen:Prilaku

Struktur. Jakarta: Terjemahan edisi keempat. Erlangga.

Ginting, Abdorrahman (2008) Esensi Praktis Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Humaniora.

Glickman C.D., Gordon, S.P. Ross. Gordon J.M. (2004) Leadershif and

Supervision in Teaching and Learning (Online). Tersedia:http//www.

encouragement.org.clinical_supervision_case_study.htm

___________. (1995) Supervision of Instruction, Boston, Allyn And Bacon Inc Gwynn, JM. (1961) Theory and Practice of Supervision, New York: Dodd, Mead

& Company

Hartanto Tri, (April 2008 sampai Januari 2009) Efektivitas Pembelajaran

Menggunakan Media Komputer Dengan CD Interaktif Terhadap Prestasi Belajar Matematika Ditinjau Dari Motivasi Belajar Siswa SMA Kabupaten Sragen. Sragen: Tidak dipublikasikan

Husdarta, JS. (2007). Hubungan Kepemimpinan dan motivasi Kepala Sekolah dengan Kinerja Guru Penjas. Penelitian Dana Rutin UPI. Lemlit UPI. Bandung.


(3)

_____(2008). Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja Guru Pendidikan Jasmani di Sekolah Dasar. Bandung: Dewa Ruchi.

_____ (2009) Manajemen Pendidikan Jasmani, Bandung: Alfabeta.

Ibnu Hadjar. (1999), Dasar-dasar Metodologi Penelitian Kuantitatif Dalam

Pendidikan, Jakarta : Raja Grafindo Persada

Kurniati Laeli, (2007), Pengaruh Supervisi Kepala Sekolah dan Motivasi Kerja

terhadap Kinerja Guru SMK Negeri Purbalingga. Purbalingga: Tidak

dipublikasikan

Komaria Aan. (2006), Visionery Leadership, Jakarta : LP3ES

Masri Singarimbun dan Sofyan Effendi. (2003), Metode Penelitian Survey, Jakarta : LP3ES

Masrun. (1996), Reliabilitas dan Cara-cara Menentukannya, Yogyakarta : UGM Mohammad Surya. (2005), Mencermati Kebijakan Pendidikan dalam

Mewujudkan Kemandirian Guru. Makalah Simposium Pendidikan Nasional Pendidikan tentang Rekonstruksi Profesi Guru dalam Rangka Reformasi Pendidikan di Unmuh Malang.

Murgatroyd Stephen adn Colin Morgan (1994) Total Quality Manajemen and The School.University Press. Philadelpia.

Muhibuddin. Syah. (1999), Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung : Remaja Rosdakarya

Mulyasa. E. (2006). Menjadi Kepala Sekolah Profesional Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Muslim., Sri Banun (2009) ISupervisi Pendidikan Meningkatkan Kualitas Profesionalisme Guru. Bandung: Alfabeta

Nanang Fattah. (2001), Landasan Manajemen Pendidikan. Bandung : Remaja Rosdakarya

Masrun (1996) Reliabilitas dan Cara-cara Menentukannya, Yogyakarta : UGM. Masri Singarimbun dan Sofyan Effendi (2003). Metode Penelitian Survey, Jakarta

: LP3ES.

Moh. Uzer Usman & Lilis Setiawati. (1993) Upaya Optimalisasi Kegiatan

Belajar Mengajar, Bandung: Remaja Rosdakarya.

Moh. Uzer Usman (1997) Menjadi Guru Profesional, Bandung: Remaja Rosdakarya.

Mohammad Ali. (2000) Guru dalam Proses Belajar Mengajar, Bandung: Sinar Baru.

Muhibuddin Syah. (1999) Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, Bandung: Remaja Rosdakarya.


(4)

Mulyati, (2001). ……….. Faktor yang Mempengaruhi Belajar Siswa. Tidak dipublikasikan

M. Ngalim Purwanto. (1985) Administrasi dan Supervisi Pendidikan, Bandung: Remaja Rosda Karya.

Nana Sudjana. (2000) Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar, Bandung: Sinar Baru, Algensindo.

Perta, Seminar Reformasi Politik Pendidikan Nasional dan Kebijakan Pendidikan Agama, Jakarta: Ditbinperta Islam, 2002.

Purwanto, M. Ngalim (1985) Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Bandung : Remaja Rosda Karya.

Reber, A.S. (1988), The Penguin Dictionary of Psychology. Ringwood Victoria. Penguin Books Australia Ltd.

Riduwan (2009a). Cara Memaknai Analisis Jalur (Path Analysis). Bandung: Alfabeta.

_______ (2009b). Skala Pengukuran Variabel-variabel Penelitian. Bandung: CV Alfabeta.

Riduwan (2007). Metode & Teknik Menyusun Tesis. Bandung: CV Alfabeta. ________, (2009). Pengantar Statistika Sosial Penelitian. Bandung: CV Alfabeta. ________, (2010). Skala Pengukuran Variabel-variabel Penelitian, cet. 7.

Bandung. CV Alfabeta

Riduwan dan Akdon (2006). Rumus dan Data untuk Penelitian. Bandung: CV Alfabeta.

Rus Effendi, (1991) Kompetensi Guru, Bandung: Tarsito.

Sa'ud. Udin Syaefudin (2009). Pengembangan Profesi Guru. Bandung: Alfabeta. ______ (2009). Inovasi Pendidikan. Bandung:CV.Alfabeta.

Sahertian, A. Piet (2008). Konsep Dasar dan Teknik Supervisi. Jakarta: Rinike Cipta.

Satori,Djam'an.(2004).Pelaksanaan Model Gugus Kendali Mutu pada Lembaga

Pendidikan dalam Kaitannya dengan Efektivitas Proses Belajar Mengajar

Pada SMA Negeri di Jawa Barat. Makalah pada Lembaga Penelitian UPI Bandung:Tidak diterbitkan

Satori, Djam’an (1999). Pengawas Sekolah dan Pengelolaan Sekolah. Makalah. Bandung: dalam acara Diklat Calon Pengawas Sekolah.

Sardiman. (2001), Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta; PT. Raja Grafindo Persada

S.B Djamarah dan A.Zain. (1996), Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: Rhineka Cipta


(5)

Sergiovanni, TJ. 1982. Editor. Supervision of Teaching, Alexandria: Association for Supervision and Curriculum Development

Slameto. (2003), Belajar dan Faktor-faktor yang mempengaruhinya. Jakarta : Rineka Cipta

Sondang P. Siagian. (1997), Organisasi Kepemimpinan dan Perilaku

Administrasi, Jakarta : PT Gunung Agung.

_____ (2002), Kiat Meningkatkan Produktivitas Kerja, Jakarta : Rhineka Cipta _____ (2003), Teori dan Praktik Kepemimpinan, Jakarta : Rhineka Cipta

Soemanto, Wasty (1999).Kepemimpinan dan Supervisi Pendidikan Jakarta: Bina Aksara,

Sudjana. (1992), Metoda Statistika, Bandung : Tarsito

Sugiyono. (2009), Metode Penelitian Administrasi, Bandung : Alfabeta _______(2009), Statistika Untuk Penelitian, Bandung : Alfabeta

Suhardan, Dadan (2010). Supervisi Profesional (Layanan dalam Meningkatkan

Mutu Pembelajaran di Era Otonomi Daerah). Bandung: CV Alfabeta.

Supriadi Dedi, (1998 ), Mengangkat Citra dan Martabat Guru, Yogyakarta, Adi Citra Arya Nusa.

_______ (2000), Metode Penelitian Bandung. Program Pasca Sarjana UPI. Soetisna Oteng. (1983). Administrasi Pendidikan Dasar Teoritis dan Praktis

Profesional. Bandung: Angkasa.

_______ (1982) Azas-Azas Supervisi Pengajaran. Bandung. Jurusan Administrasi Pendidikan IKIP.

Suparlan. Budimansyah dan Meirawan., Danny (2008). Perkembangan Aktif,

Kreatif, Efektif dan Menyenangkan (Pakem). Bandung: PT Genesindo.

Surjana Andyarto, (2002) Efektivitas Pengelolaan Kelas. Tidak dipublikasikan Suryobroto,B.(2002).Proses Belajar Mengajar di Sekolah.Jakarta: Renika

Cipta.

Tabrani Rusyan, (1989) Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar, Bandung: CV. Remaja Karya.

Tim Dosen Administrasi Pendidikan (2009) Manajemen Pendidikan, Bandung: CV. Alfabeta.

Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional.

Undang-Undang Republik Indonesia No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan

Dosen.

Peraturan Pemerintah RI No.74 Tahun 2008 tentang Guru.


(6)

Peraturan Pemerintah No.38 Tahun 1992 tentang Tenaga Kependidikan dan

Pengangkatan Kepala Sekolah.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No.13 Tahun 2007 tentang Standar

Kepala Sekolah Madrasah.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No.16 Tahun 2007 tentang Standar

Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru.

Keputusan Menteri Pendidikan Nasional No.164/U/2003 tentang Tugas dan

Tanggung Jawab Guru.

Usman, Moh. Uzer (1997), Menjadi Guru Profesional, Bandung: Remaja Rosdakarya,

______(1992) Menjadi Guru Profesional. Bandung : Dengga Prodak.

Wahjosumidjo. (1994), Kepemimpinan dan Motivasi , Jakarta : Ghalia Indonesia Wahyuti Liliek Sri, (2009) Efektivitas Metode Pembelajaran kooperatif STAD

(Student teams achievement division) dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Matematika Ditinjau dari Aktivitas Siwa SMP Negeri Surakarta.Surakarta:

Pendidikan Matematika Program Pasca Sarjana Universita Sebelas Maret Surakarta

Waluyo Suyamto Joko, ( 2006 ) ………. Tentang Kontribusi Pemberian

Motivasi Kepemimpinan Dan Supervisi Kepala Sekolah Terhadap Kinerja Guru Pada Gugus SD DABIN II Kabupaten Karanganyar. Tidak

dipublikasikan

Widaningsih Ening, (2005) Pengaruh Sistem Manajemen Kepala Sekolah dan

Kinerja Guru terhadap Kualitas Pembelajaran di Sekolah Dasar Laboratorium UPI Kecamatan Cileunyi Kabupaten Bandung. Bandung:

Tidak dipublikasikan

Wina Sanjaya. (2007), Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses

Pendidikan. Bandung : Kencana Prenada Media Group

Winarno Surakhmad, (1995) .Pengantar Penelitian Ilmiah; Dasar Metode dan

Teknik, Bandung ; Tarsito.

Yudrik Yahya. (2003), Wawasan Kependidikan, Jakarta: Direktorat Tenaga Kependidikan, Direktorat Jenderal Pendidikan dan Menengah , Departemen Pendidikan Nasional.