9
Dari latar belakang masalah tersebut
,
dapat dirumuskan pertanyaan, bagaimana mengembangkan sistem pembelajaran menggunakan
Audio Visual Aids
AVA
dalam mata pelajaran Sejarah di SMA Negeri 3 Salatiga. Tujuan dari penelitian ini adalah mengembangkan sistem pembelajaran menggunakan
Audio Visual Aids AVA
dalam mata pelajaran Sejarah di SMA Negeri 3 Salatiga untuk mengetahui apakah
Audio Visual Aids AVA
dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa.
2. Tinjauan Pustaka
Dalam penelitian Ramendra, dibahas tentang pemanfaatan AVA dalam proses belajar mengajar Bahasa Inggris di sekolah dasar. Analisis dilakukan
sesuai dengan frekuensi dan prosentase pemanfaatan AVA dalam pembelajaran aspek kebahasaan maupun keterampilan berbahasa. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa sebagian besar guru 87,5 menggunakan AVA dalam mengajar kosakata, 75 dalam mengajarkan berbicara, dan 62,5 dalam mengajarkan
membaca. Untuk pembelajaran lafal, ejaan, dan menulis, terdapat 56,25 guru menggunakan bantuan AVA. Namun, dalam hal pembelajaran aspek gramatika,
hanya 31,25 guru menggunakan bantuan AVA. Frekuensi terbesar pemanfaatan AVA oleh guru terdapat pada aspek kebahasaan kosakata dan ejaan.
Segi keterampilan berbahasa, frekuensi pemanfaatan AVA terbanyak terdapat pada keterampilan membaca dan menulis [6].
Berdasarkan jenis-jenis AVA yang dimanfaatkan oleh guru, hasil penelitian membuktikan bahwa hanya AVA jenis
visual
yang dioptimalkan pemakaiannya, sedangkan untuk AVA jenis
audio
hanya sebagian kecil yang digunakan. Bahkan AVA jenis
audio visual
sama sekali tidak dipergunakan. Dari segi persepsi guru dan siswa terhadap pemanfaatan AVA, dapat disimpulkan
bahwa baik guru dan siswa memiliki persepsi yang sangat positif terhadap pemanfaatan AVA dalam pembelajaran Bahasa Inggris di sekolah dasar karena
dapat membuat pembelajaran lebih produktif, lebih menarik, dapat meningkatkan motivasi siswa, dapat mempercepat pemahaman siswa terhadap pembelajaran,
membuat guru lebih efisien memanfaatkan waktu mengajar, dan mampu membuat proses belajar lebih efektif [6].
Ada beberapa manfaat penting yang harus diketahui oleh guru karena menggunakan media, yaitu media pembelajaran dapat memperjelas penyajian
materi dan informasi sehingga dapat memperlancar proses belajar mengajar. Media pembelajaran dapat mengatasi keterbatasan indera, ruang dan waktu.
Media juga dapat memberikan kesamaan pengalaman kepada siswa tentang berbagai peristiwa di lingkungan mereka serta memungkinkan terjadinya interaksi
lebih jelas dengan guru dan masyarakat. Pelajaran akan lebih jelas makna dan tujuannya sehingga siswa mudah memahaminya. Selain itu metode mengajar akan
lebih beragam, tidak semata mata hanya mengandalkan komunikasi
verbal
, sehingga siswa tidak merasa bosan dengan kegiatan belajar mengajar.
Dengan menggunakan media, pengajar mampu mengakselerasi materi yang diajarkan kepada siswa. Walaupun begitu, masih ada guru yang enggan
menggunakan media pembelajaran dengan beberapa pertimbangan. Pertimbangan- pertimbangan yang menyebabkan guru enggan menggunakan media yang
10
pertama, menggunakan media itu repot. Mengajar menggunakan media perlu persiapan yang matang. Bahkan jika yang digunakan merupakan suatu teknologi
guru harus mempunyai ketrampilan tersendiri dalam menggunakannya. Kedua, media itu cukup canggih dan memerlukan biaya yang besar untuk
mengadakannya. Yang ketiga adalah tidak bisa. Demam teknologi ternyata menyerang sebagian guru. Ada beberapa guru yang takut dengan peralatan
elektronik, takut kesetrum, takut salah pencet. Alasan ini menjadi lebih parah jika ditambah dengan alasan takut rusak. Sehingga media
audio visual
sejak dibeli pertama kali kondisinya akan tetap sama sampai beberapa tahun kemudian.
Keempat, media itu hiburan sedangkan belajar itu serius. Alasan ini jarang ditemui, tetapi ada. Yang kelima, tidak tersedia. Tidak tersedianya media di
sekolah merupakan alasan yang masuk akal. Akan tetapi, seorang guru tidak boleh menyerah begitu saja. Seharusnya guru dapat mengembangkan media itu sendiri.
Karena media tidak harus selalu canggih. Dan yang terakhir adalah kebiasaan menikmati bicara. Berbicara merupakan kebiasaan yang sulit diubah. Seorang
guru cenderung mengikuti cara gurunya terdahulu dengan mengajar mengandalkan
verbal
. Mengajar menggunakan
verbal
lebih mudah, tidak memerlukan persiapan yang banyak, jadi lebih enak untuk guru. Namun, yang
harus dipertimbangkan dalam proses pembelajaran adalah kepentingan murid yang belajar, bukan kepuasan guru semata [7].
Kata media berasal dari bahasa latin
medius
yang secara harfiah berarti tengah, perantara atau pengantar.
Audio
berarti radio suara dan
visual
berarti grafik, gambar, dapat dilihat, serta
aid
yaitu pertolongan. Jadi
audio visual
berarti kombinasi antara gambar dan suara. Sehingga dapat kami simpulkan bahwa media
audio visual
yaitu benda yang dapat dimanipulasikan, dilihat, didengar, dibaca, atau dibicarakan beserta instrumen yang dipergunakan dengan baik dalam
kegiatan belajar mengajar, dapat mempengaruhi efektifitas, program instruksional [8].
Audio Visual Aids AVA
merupakan alat peraga yang menyajikan bahan- bahan audio dan
visual
untuk memperjelas apa yang disampaikan guru kepada siswa. Jadi peranan AVA adalah untuk membantu guru dalam menyampaikan
pelajaran kepada siswa agar pelajaran menjadi lebih jelas. Karena itu juga disebut
Teaching Aids
Alat untuk membantu guru dalam mengajar [9]. Ciri-ciri AVA
yaitu suara,
visual
, gerak gambar
visual
, garis, simbol. Alat-alat
audio visual
baru ada faedahnya jika yang menggunakannya telah mempunyai keterampilan yang lebih dari memadai dalam penggunaannya. Keempat pokok penting dalam
cara menggunakan alat-alat
audio visual
adalah yang pertama persiapan, dalam mempersiapkan AVA guru harus mempelajari tujuan, mempersiapkan pelajaran,
memilih dan mengusahakan alat yang cocok, berlatih menggunakan alat dan memeriksa tempat dilakukannya proses belajar mengajar. Kedua penyajian, guru
harus menyusun kata pendahuluan, dapat menarik perhatian siswa, menyatakan tujuan, menggunakan alat, dan mengusahakan penampilan yang bermutu. Yang
ketiga adalah penerapan, yaitu bagaimana mempraktekkannya, pertanyaan- pertanyaan dari siswa, diadakannya ujian atau evaluasi dan diskusi. Dan yang
terakhir adalah kelanjutan, kelanjutan yang dimaksud adalah pengulangan. Pendekatan secara menyeluruh dan berulang-ulang besar sekali pengaruhnya [10].
11
3. Metode Penelitian