Kajian Pustaka T1 702010160 Full text

2 dengan memanfaatkan media Facebook dalam pembelajaran Ekonomi untuk meningkatkan hasil belajar yang lebih maksimal.

2. Kajian Pustaka

Dalam penelitian Urip Widodo menunjukkan bahwa penerapan pembelajaran kolaboratif berdampak positif dalam meningkatkan prestasi belajar siswa, baik itu dari hal kognitif, afektif maupun psikomotoriknya. Ini ditunjukkan dengan meningkatnya jumlah siswa yang mencapai kriteria ketuntasan minimal KKM setelah adanya penerapan pembelajaran kolaboratif ini. Perubahan ini menunjukkan bahwa dengan adanya penerapan metode kolaboratif dalam pembelajaran membaca sketsa gambar memberikan dampak yang positif terhadap prestasi siswa [5]. Penelitian lain yang dilakukan oleh Sri Rahayuningsih menunjukkan bahwa potensi Facebook untuk digunakan sebagai media pembelajaran sangatlah tinggi. Facebook memberikan kebebasan waktu dan tempat sehingga para siswa dapat berinteraksi kapanpun dan dimanapun. Dengan kebebasan ini siswa dapat berkomunikasi setiap saat. Media Facebook membuat siswa lebih antusias dan bersemangat, mengingat Facebook adalah media baru yang digunakan dalam pembelajaran sehingga dapat menghilangkan rasa bosan dalam pembelajaran [6]. Dalam penelitian Fewkes dan McCabe yang dilakukan di SMA Ontario, menunjukkan bahwa 73 responden menggunakan Facebook untuk tujuan pembelajaran. Dan dalam kenyataannya banyak dari responden yang menggunakan Facebook untuk tujuan pendidikan. Ada beberapa keuntungan menggunakan Facebook, yaitu untuk berkolaborasi, diskusi pekerjaan rumah, berpartisipasi, dan berkomunikasi [7]. Pembelajaran kolaboratif adalah pembelajaran yang dilaksanakan dalam kelompok, namun tujuannya bukan untuk mencapai kesatuan yang didapat melalui kegiatan kelompok [8]. “Collaborative is an adjective that implies working in a group of two or more to achieve a common goal, while respecting each individual’s contribution to the whole” [9]. Dalam pembelajaran kolaboratif, siswa dibentuk menjadi kelompok dimana dalam kelompok itu setiap individu memberi kontribusi terhadap kelompok. Pembelajaran kolaboratif merupakan usaha pendagogis untuk mencari dan mengembangkan kebenaran secara bersama- sama [10]. Pembelajaran kolaboratif merujuk pada sebuah metode pembelajaran di mana siswa dari berbagai tingkat kemampuan saling bekerjasama dalam kelompok kecil untuk mencapai suatu tujuan [11]. Dalam pengertian Gokhale, masing-masing siswa mempunyai tanggung jawab pribadi dan sosial. Keberhasilan siswa dianggap sebagai keberhasilan siswa yang lain. Siswa bisa membantu siswa yang lain untuk meraih kesuksesan. Pembelajaran kolaborasi memberikan kesempatan kepada siswa untuk terlibat dalam diskusi, bertanggungjawab terhadap pembelajarannya sendiri dan menjadi pemikir yang kritis [11]. Aktifnya siswa selama proses belajar mengajar merupakan salah satu indikator adanya keinginan atau motivasi siswa untuk belajar [12]. Keaktifan siswa dalam kegiatan belajar tidak lain untuk mengkonstruksi pengetahuan 3 mereka sendiri. Mereka aktif membangun pemahaman atas persoalan atau segala sesuatu yang mereka hadapi dalam kegiatan belajar mengajar. Siswa bukanlah sebatas penerima pengetahuan pasif dari gurunya melainkan sebagai individu yang aktif memproses segala informasi yang ditemukan dari lingkungan tidak hanya dari guru untuk memperoleh pemahamannya sendiri [13]. Siswa dikatakan memiliki keaktifan apabila ditemukan ciri –ciri perilaku seperti: sering bertanya kepada guru atau siswa lain, mau mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru, mampu menjawab pertanyaan, dan senang diberi tugas belajar. Semua ciri perilaku tersebut pada dasarnya dapat ditinjau dari dua segi yaitu segi proses dan dari segi hasil [12]. Keaktifan siswa dalam proses pembelajaran akan menyebabkan interaksi yang tinggi antara guru dengan siswa ataupun dengan siswa itu sendiri. Hal ini akan mengakibatkan suasana kelas menjadi segar dan kondusif, dimana masing –masing siswa dapat melibatkan kemampuannya semaksimal mungkin. Aktivitas yang timbul dari siswa akan mengakibatkan pula terbentuknya pengetahuan dan keterampilan yang akan mengarah pada peningkatan prestasi. Facebook merupakan aplikasi jejaring social online yang membuat penggunanya dapat menampilkan diri mereka dalam profil online, menambah teman yang dapat mem-posting komentar serta saling melihat profil satu sama lain. Para anggotanya juga dapat bergabung dengan grup virtual berbasis kesamaan minat, seperti kelas, hobi, minat, dan selera musik melalui profil mereka. Facebook juga membantu penggunanya untuk berinteraksi dan berkomunikasi dengan pengguna lainnya [4]. Dalam jejaring sosial Facebook tidak hanya sekedar update status saja, melainkan berbagi informasi lebih ditekankan sehingga tujuan dari e-learning benar-benar bisa dimanfaatkan untuk pembelajaran. E-learning adalah sebuah proses pembelajaran yang berbasis elektronik. Salah satu media yang digunakan adalah jaringan komputer baik jaringan lokal maupun berbasis web. Informasi yang disajikan melalui e-learning untuk pembelajaran biasanya disajikan secara up-todate atau real time sesuai dengan mata pelajaran yang diampu oleh guru yang bersangkutan [6].

3. Metode Penelitian