8
1. Pendahuluan
Dibidang pendidikan, pemanfaatan teknologi telah dilakukan untuk memudahkan guru dalam menjelaskan materi, seperti penggunaan komputer,
penggunaan media pendukung seperti power point juga telah diterapkan dalam pembelajaran untuk dapat menarik minat belajar peserta didik [1]. Akan tetapi
dari hasil observasi dan wawancara yang dilakukan kepada guru mata pelajaran sosiologi, diperoleh data bahwa antusias peserta didik dalam mengikuti
pembelajaran masih jauh dari harapan, terdapat 58,33 peserta didik yang memiliki antusias mengikuti pembelajaran. Dari aspek afektif, terdapat 41,67
peserta didik yang memperhatikan penjelasan yang diberikan oleh guru yang dapat dilihat dari kelengkapan catatan mereka, sisanya terdapat peserta didik yang
mengerjakan tugas dari pelajaran kelas lain, ada yang menggambar, dan ada pula yang bercengkrama dengan teman sebangkunya. Mengenai keaktifan peserta
didik, terdapat 20,83 peserta didik yang berani ikut aktif dalam dalam bertanya.
Dari aspek kognitif, mengenai pemahaman peserta didik, hasil dari observasi dan wawancara menyebutkan bahwa terdapat 33,33 peserta didik
yang mampu berpendapat. Mereka ikut aktif, jika mereka ditunjuk oleh guru untuk ikut aktif dalam proses pembelajaran. Mengenai peserta didik yang mampu
menjelaskan materi pembelajaran kembali terdapat 41,67 peserta didik yang mampu menjelaskan materi yang telah diberikan oleh guru. Dari data yang
diperoleh dapat dilihat bahwa banyak peserta didik yang tidak termasuk dalam aspek afektif dan kognitif dalam pembelajaran sosiologi.
Dari observasi dan wawancara yang dilakukan mengenai kegiatan peserta didik di luar jam sekolah, aktivitas menggunakan jejaring sosial begitu digemari
peserta didik. Jejaring sosial yang peserta didik akses adalah jejaring sosial twitter. Twitter dapat dijuluki SMS of the Internet, sebagai program aplikasi
internet untuk mengirim pesan pendek. Dalam perkembangannya, twitter banyak membantu menyebarkan informasi kepada masyarakat umum salah satunya
adalah ajang promosi kandidat pemilihan Presiden di Amerika Serikat. Dalam kondisi ini twitter diperuntukan sebagai media penyalur informasi [2].
Berdasarkan penelitian Semiocast, lembaga riset jejaring sosial yang berpusat di Paris, Prancis, Indonesia berada di posisi kelima dengan jumlah akun 19,5 juta
[3].
Dari 24 peserta didik dalam 1 kelas, 18 peserta didik memiliki akun twitter. Twitter diakses oleh kalangan peserta didik untuk menyampaikan ekspresi
diri maupun mencari informasi. Dalam satu hari, apabila diakumulasikan waktu yang digunakan untuk mengakses twitter 2-3 jam dari waktu yang seharusnya
mereka gunakan untuk belajar atau mengerjakan tugas. Hal ini menunjukkan bahwa minat peserta didik untuk mengakses jejaring sosial cukup besar.
Berdasarkan hasil observasi dan uraian dari permasalahan yang ada, maka dilakukan penelitian tentang pemanfaatan twitter untuk meningkatkan minat
belajar peserta didik, agar dapat mengetahui prestasi belajar peserta didik.
9
2. Tinjauan Pustaka