Perspektif Keberhasilan Implementasi Implementasi Kebijakan 1. Penentu Implementasi

23 Dalam struktur ini, koordinasi menjadi kata kunci keberhasilan implementasi, walaupun seringkali ada kesombongan sektoral masing-masing instansi dalam mengejar keberhasilan mereka sendiri-sendiri, yang dalam terminologi implementasi disebut politik antar organisasi dalam implementasi. Implementasi kebijakan dalam beberapa kasus dapat dilakukan oleh bukan organisasi pemerintah, tetapi oleh swasta interest groups, yang sering bias karena pelaksana mempunyai keterkaitan dengan kelompok sasaran target groups.

1.3.3.2. Perspektif Keberhasilan Implementasi

Implementasi tidak hanya dilihat dari pendekatan kepatuhan semata, tetapi juga melihat bagaimana meraih hasil-hasil program yang diinginkan, baik jangka pendek maupun jangka panjang, sehingga implementasi menjadi lebih kompleks. Untuk melihat keberhasilan implementasi dapat dilihat dari dua perspektif yaitu: a melihat implementasi sebagai kepatuhan pemerintah daerah organisasi pelaksana terhadap pemerintah pusat atau organisasi di atasnya complience perspective dengan menggunakan pendekatan satu organisasi pelaksana single agency; dan b melihat apa yang terjadi what happened perspective. Pendekatan ini melihat interaksi berbagai organisasi baik pemerintah maupun non pemerintah multiple agency and non governmental actor untuk melihat faktor-faktor penyebab yang mempengaruhi suatu kejadian a linier model of anticedent. Tipe ideal organisasi yang menjamin implementasi yang berhasil baik adalah: a. Adanya kesatuan dalam organisasi 24 b. Standar pelaksanaan prosedur yang jelas c. Mekanisme komunikasi dalam organisasi yang baik d. Tidak ada masalah waktu dalam implementasi e. Tidak ada masalah informasi dalam implementasi Namun tipologi organisasi tersebut dalam kenyataannya sulit diwujudkan, dan menghadapi permasalahan di lapangan sebagai berikut: a. Dalam keadaan senyatanya, organisasi sering dihadapkan pada adanya perbedaan pandangan atau persepsi dalam melihat suatu masalah b. Suatu kebijakan sering telah mengatur bagaimana program tersebut dilaksanakan, melalui juklak petunjuk pelaksanaan dan juknis petunjuk teknis c. Organisasi pelaksana tidak mempunyai mekanisme sistem komunikasi yang baik antar masing-masing organisasi d. Suatu kebijakan dalam implementasinya mengalami masalah waktu time problem karena kelambatan komunikasi dan hilangnya momentum yang tepat dalam implementasi e. Masalah penyampaian informasi dalam pelaksanan implementasi karena akumulasi kesalahan penyampaian informasi dari bawah ke atas 1.3.4. Monitoring dan Evaluasi Kebijakan 1.3.4.1. Monitoring Kebijakan