EFEKTIVITAS BENZALKONIUM KLORIDA 0,0002% SEBAGAI PENGAWET SEDIAAN TETES MATA ZINK SULFAT (Terhadap Aktivitas Bakteri Pseudomonas aeruginosa)

SKRIPSI
MAHARTRI SYAMSUNARSIH

EFEKTIVITAS BENZALKONIUM KLORIDA
0,0002% SEBAGAI PENGAWET
SEDIAAN TETES MATA ZINK
SULFAT
(Terhadap Aktivitas Bakteri Pseudomonas aeruginosa)

PROGRAM STUDI FARMASI
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2015

i

Lembar Pengesahan

EFEKTIVITAS BENZALKONIUM KLORIDA 0,0002%
SEBAGAI PENGAWET SEDIAAN TETES MATA
ZINK SULFAT

(Terhadap Aktivitas Bakteri Pseudomonas aeruginosa)

SKRIPSI

Dibuat untuk memenuhi syarat mencapai gelar Sarjana Farmasi pada
Program Studi Farmasi Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Malang
2015
Oleh:

MAHARTRI SYAMSUNARSIH
NIM : 2011104103111201

Disetujui oleh :

Pembimbing I

Pembimbing II

Dian Ermawati, M.Farm., Apt


Arina Swastika M., S.Farm., Apt

ii

Lembar Pengujian

EFEKTIVITAS BENZALKONIUM KLORIDA 0,0002%
SEBAGAI PENGAWET SEDIAAN TETES MATA
ZINK SULFAT
(Terhadap Aktivitas Bakteri Pseudomonas aeruginosa)
SKRIPSI
Telah diuji dan dipertahankan di depan tim penguji pada tanggal 08 Juli 2015

Oleh
MAHARTRI SYAMSUNARSIH
NIM: 201110410311201
Tim Penguji

Penguji I


Penguji II

(Dian Ermawati, M.Farm., Apt)

(Arina Swastika M., S. Farm., Apt)

Penguji III

(Drs. H. Achmad Inoni, Apt)

Penguji IV

(Dra. Uswatun Chasanah, M.Kes., Apt)

iii

KATA PENGANTAR

Syukur alahamdulillah dan terima kasih penulis panjatkan kepada Allah SWT

atas rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang
berjudul

“EFEKTIVITAS

BENZALKONIUM

KLORIDA

0,0002%

SEBAGAI PENGAWET SEDIAAN TETES MATA ZINK SULFAT
(Terhadap Aktivitas Bakteri Pseudomonas aeruginosa)”

untuk memenuhi

salah satu persyaratan akademik dalam menyelesaikan Program Sarjana Farmasi
Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang.
Dalam proses penyusunan skripsi ini penulis tidak terlepas dari berbagai
pihak yang memberikan bimbingan, bantuan serta doa sehingga penulis dapat

menyelesaikannya dengan baik. Untuk itu penulis menyampaikan rasa terima
kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1.

Dian Ermawati, M.Farm., Apt, sebagai Pembimbing I dan Arina Swastika
M., S.Farm., Apt, sebagai Pembimbing II yang dengan tulus ikhlas dan penuh
kesabaran, membimbing dan selalu meluangkan waktu maupun dorongan
moral memberi arahan-arahan terbaik kepada saya sehingga skripsi ini dapat
diselesaikan dengan baik.

2.

Drs. H. Achmad Inoni, Apt dan Dra. Uswatun Chasanah, M.Kes., Apt sebagai
Tim Penguji yang memberikan saran, masukan, dan kritik yang membangun
terhadap skripsi yang telah saya kerjakan.

3.

Yoyok Bekti P, M.Kep, Sp.Kom, selaku Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Malang.


4.

Nailis Syifa’, S.Farm, M.Sc, Apt selaku Ketua Program Studi Farmasi
Universitas Muhammadiyah Malang.

5.

Program Studi Farmasi beserta seluruh staf pengajar Program Studi Farmasi
Universitas Muhammadiyah Malang khususnya Bapak Sugiyartono, M.Sc.
Apt yang telah mendidik dan mengajarkan ilmu pengetahuan selama saya
mengikuti program sarjana.

6.

Laboran Laboratorium Teknologi Sediaan Farmasi dan Laboratorium
Biomedik: Mbak Susi, Mas Ferdi, Mbak Fat, dan Pak Joko yang banyak
membantu saya.

iv


7.

Sovia Aprina Basuki, Msi. Apt, sebagai Kepala Laboratorium Farmasi yang
telah memberikan bimbingan dan nasehat selama mengikuti pendidikan di
Program Srtudi Farmasi Universitas Muhammadiyah Malang.

8.

Ahmad Shobrun Jamil, S.Si., M.P, sebagai wakil Dosen Wali yang telah
banyak memberi arahan, bimbingan dan masukan mengenai perkuliahan.

9.

Hartami., S.Pd dan Alm. Mulyono yang sudah menjadi orang tua terbaik.
Terima kasih atas doa, kepercayaan, cinta serta kasih sayang yang tiada
pernah berkesudahan. Seribu kata tidak akan pernah cukup mewakilkan rasa
terim kasih ananda kepada kalian

10. Teman-teman skripsi Steril: Rizka, Putsab, Yanti, dan Nifda. Terima kasih

untuk kerjasamanya, berbaginya, suka duka perjuangan kita, semangat,
dukungan, canda tawa, masukan, kritikan juga doa. Tetap menjadi keluarga
selamanya
11. Qodiani Ila Pratiwi, S.Pd, Triono akbariansyah, S.Psi dan Antika RH yang
selama ini membantu, mendengarkan keluh kesah, memberi dukungan dan
doa. Terimakasih sudah menjadi keluarga kecil saya selama empat tahun ini.
12. Sahabat-sahabatku tersayang Uswe, Echa, Mbak Sulis, Fina, Endah dan
Ayupur. Terimakasih sudah menjadi keluarga baru yang menemani dan
membantu belajar, memberi semangat dan dukungan, memberi kesedihan dan
kebahagiaan selama di Malang. Tetap menjadi Keluarga, saudara, sahabat
selamanya.
13. Teman-teman angkatan 2011 Farmasi UMM terimakasih atas bantuan,
dukungan, semangat, dan doa yang telah diberikan dalam penyelesaian
skripsi ini.
Akhir kata, semoga Allat SWT membalas kebaikan Bapak, Ibu, dan Saudara
sekalian. Semoga skripsi ini dapat memberikan sumbangan bagi perkembangan
ilmu pengetahuan dan kita semua. Amin. Terima Kasih
Malang, 23 Juni 2015

Mahartri Syamsunarsih


v

ABSTRAK
EFEKTIVITAS BENZALKONIUM KLORIDA 0,0002 % SEBAGAI
PENGAWET SEDIAAN TETES MATA ZINK SULFAT
(Terhadap aktivitas Bakteri Pseudomonas aeruginosa)
Latar Belakang : Sediaan farmasi dosis ganda dapat terkontaminasi mikroba
karena penggunaan yang berulang sehingga dapat menyebabkan sediaan rusak
untuk meminimalkan kontaminasi diperlukan pengawet. Pada rentang konsentrasi
tertentu pengawet dapat bersifat toksik sehingga perlu dilakukan uji efektivitas
pengawet pada suatu sediaan untuk mendapatkan konsentrasi pengawet terendah
yang tetap efektif sehingga dapat meminimalkan efek toksik yang mungkin
terjadi.
Tujuan : Untuk mengkaji efektivitas benzalkonium klorida 0,0002% sebagai
pengawet pada sediaan tetes mata zink sulfat terhadap bakteri Pseudomonas
aeruginosa
Metode : Sampel sediaan tetes mata dikontaminasi dengan suspensi bakteri
Pseudomonas aeruginosa dan diinkubasi padasuhu 20-250C selama 28 hari. Pada
hari ke-7, 14 dan 28 dilakukan perhitungan jumlah koloni dengan cara mengambil

spreader 1 μL larutan tetes mata, kemudian diinokulasikan pada cawan petri yag
sudah berisi media agar dengan metode cawan sebar. Cawan diinkubasi pada suhu
370C selama 24-48 jam dan dilakukan perhitungan jumlah mikroba dengan
metode ALT (Angka Lempeng Total)
Hasil dan Kesimpulan : Hasil penelitian menunjukkan pengawet benzalkonium
klorida dalam sediaan tetes mata zink sulfat tidak efektif karena tidak mampu
menurunkan jumlah mikroba pada hari ke-7, 14, dan 28 yaitu hanya 62,01% atau
sebesar 5,96 log dari jumlah bakteri awal dan tidak dapat mencegah kontaminasi
bakteri Psudomonas aeruginosa selama 28 hari masa pengujian.
Kata kunci: Benzalkonium klorida 0,0002%, Zink sulfat, tetes mata,
Pseudomonas aeruginosa

vi

ABSTRACT
THE EFFECTIVIVENESS OF BENZALKONIUM CHLORIDE 0,0002
% AS A PRESERVATIVE OF ZINC SULFATE EYE DROPS
VARIETY
(Toward Pseudomonas aeruginosa Bacteria Activity)
Background: Double doses pharmacy preparations has chance to be

contaminated by microbe because of the frequently usage. Therefore, it can cause
the drug preparations broken and to minimize it, the preservative is needed. In
certain concentration tension, preservative can be toxic so it is needed to do
preservative effectiveness experiment in a preparations to get the lowest
preservative concentration which is still effective. Consequently, it can minimize
the toxic effect that is probably happen
Aim: to examine the effectiveness benzalkonium chloride 0,0002% as a
preservative in zinc sulfate eye drops toward Pseudomonas aeruginosa bacteria
Methods: the eye drops preparations sample was contaminated with
Pseudomonas aeruginosa bacteria suspension and incubated at temperature 20250C during 28 days. At the 7th, 14th, and 28th days, the calculation of colony
number was done by taking the spreader 1 μL eye drops solution, and then it was
inoculated at petri dish that has filled with Nutrient Agar media using spread
plate method. The dish is incubated at temperature 370C during 24-48 hours and
carried out the calculation of microbe number using ALT (Angka Lempeng Total)
technique.
Result and Conclusion: the result of the observation show that preservative
benzalkonium chloride in zinc sulfate eye drops is not effective because it cannot
decrease the number of microbe at the 7th, 14th, and 28th days that is only 62,01%
or as big as 5,96 log from the number of the beginning bacteria and it cannot
prevent the contamination of Psudomonas aeruginosa bacteria during 28 days of
experiment period.
Keywords: Benzalkonium chloride 0,0002%, Zinc sulfate, eye drops,
Pseudomonas aeruginosa

vii

DAFTAR SINGKATAN

AET

: Antimicrobial Efectiveness Test

ALT

: Angka Lempeng Total

AOAC

: Association of Analytical Communities

API

: Air Pro Injeksi

ATP

: Adenosine triphosphate

BAK

: Benzalkonium klorida

CFU

: Colony Form Unit

Cl

: Clor

CPOB

: Cara Pembuatan Obat yang Baik

Depkes RI

: Departemen Kesehatan Republik Indonesia

EDTA

: Ethylenediaminetetraacetic

HIV

: Human Imunodeficiency Virus

LAFC

: Laminar Air Flow Cabinet

MIC

: Minimum Inhibitor Concentration

MPN

: Most Probable Number

OTC

: Over The Counter

pH

: Potential of Hydrogen

SP

: Sodium Perborate

SOC

: Stabilized Oxychloro Complex

Thi

: Thimerosal

TBUD

: Terlalu Banyak Untuk Dihitung

USP

: United State Pharmacopoeia

UV

: Ultraviolet

viii

DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL...........................................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................ii
LEMBAR PENGUJIAN .....................................................................................iii
KATA PENGANTAR ........................................................................................iv
RINGKASAN .....................................................................................................vi
ABSTRAK ..........................................................................................................vii
DAFTAR SINGKATAN ...................................................................................viii
DAFTAR ISI ..................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL ...............................................................................................xiii
DAFTAR GAMBAR .........................................................................................xiv
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................xv
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................1
1.1 Latar Belakang ........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah ...................................................................................4
1.3 Tujuan Penelitian ....................................................................................4
1.4 Manfaat Penelitian ..................................................................................4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.........................................................................5
2.1 Tinjauan tentang Sediaan Tetes mata Zink Sulfat...................................5
2.1.1 Definisi Sediaan Tetes Mata ..........................................................5
2.1.2 Karakteristik dan Persyaratan Sediaan Tetes Mata ........................5
2.1.3 Kelebihan dan Kekurangan Sediaan Tetes Mata ...........................8
2.1.4 Tinjauan tentang Wadah Sediaan Tetes Mata ...............................9
2.1.5 Tinjauan Sifat Fisiko Kimia Zink Sulfat ........................................9
2.1.6 Tinjauan Farmakologi Zink Sulfat .................................................10
2.2 Tinjauan tentang Pengawet ....................................................................11
2.2.1 Definisi Pengawet ..........................................................................11
2.2.2 Mekanisme Pengawet ....................................................................11
2.2.3 Tinjauan tentang Sifat Fisiko Kimia Benzalkonium Klorida.........12
2.2.4 Konsentrasi Hambat Minimum dari Benzalkonium Klorida ........14
2.2.5 Kategori Pengawet pada Sediaan Tetes Mata ................................15

ix

2.2.6 Syarat Pengawet .............................................................................17
2.3 Tinjauan Uji Efektivitas Pengawet..........................................................17
2.3.1 Prosedur Pengujian Efektivitas Pengawet ......................................18
2.4 Tinjauan tentang Sterilisasi .....................................................................19
2.4.1 Pengertian Sterilisasi .....................................................................19
2.4.2 Alasan Melakukan Sterilisasi .........................................................20
2.4.3 Sterilisasi Uap (Autoklaf) ..............................................................20
2.4.4 Sterilisasi Panas Kering (Oven) .....................................................21
2.4.5 Sterilisasi dengan Penyaringan .......................................................21
2.4.6 Sterilisasi Gas .................................................................................22
2.4.7 Sterilisasi dengan Radiasi ..............................................................22
2.4.8 Teknik Aseptik ...............................................................................23
2.5 Tinjauan tentang Uji Sterilitas ................................................................26
2.5.1 Media Uji Sterilitas ........................................................................26
2.5.2 Pengambilan Sampel untuk Uji Sterilitas ......................................28
2.5.3 Metode Uji Sterilitas ......................................................................29
2.5.4 Kontrol dalam Uji Sterilitas ...........................................................30
2.5.5 Penafsiran Hasil Uji Sterilitas ........................................................31
2.6 Tinjauan tentang Bakteri .........................................................................32
2.6.1 Pengertian Pseudomonas aeruginosa ............................................32
2.6.2 Karakteristik Pseudomonas aeruginosa .........................................32
2.6.3 Patogenesis Pseudomonas aeruginosa...........................................33
2.7 Tinjauan tentang Mikrobiologi ...............................................................33
2.7.1 Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan mikroorganisme ..........33
2.7.2 Mikroorganisme percobaan ............................................................35
2.7.3 Sumber kontaminasi mikroorganisme ............................................36
BAB III KERANGKA KONSEPTUAL .......... ..................................................39
3.1 Uraian Kerangka Konseptual ..................................................................39
3.2 Skema Kerangka Konseptual ..................................................................41
BAB IV METODE PENELITIAN.......................................................................42
4.1 Desain Penelitian .....................................................................................42
4.2 Lokasi Penelitian .....................................................................................42

x

4.3 Waktu Penelitian .....................................................................................42
4.4 Sterilisasi Ruangan ..................................................................................42
4.5 Sterilisasi Alat .........................................................................................42
4.5.1 Alat dan Bahan ............................ ..................................................42
4.5.2 Sterilisasi Alat ............................. ..................................................43
4.5.3 Persiapan Alat Sebelum Bekerja . ..................................................43
4.5.4 Prosedur Pembuatan Sediaan ...... ..................................................44
4.6 Preparasi Sediaan ...................................................................................44
4.6.1 Formulasi ..................................... ..................................................44
4.6.2 Prosedur Kerja ............................. ..................................................45
4.6.3 Sterilisasi Sediaan ....................... ..................................................45
4.7 Uji Sterilitas Sediaan Tetes Mata Zink Sulfat .........................................46
4.7.1 Penyiapan Unit Laminar Air Flow (LAFC) ..................................46
4.7.2 Kontrol Lingkungan Suhu dan Kelembapan di Luar LAFC ..........46
4.7.3 Kontrol Ruangan LAFC .............. ..................................................46
4.7.4 Penyiapan Media ......................... ..................................................48
4.7.5 Uji Fertilitas Media (Kontrol Positif) ............................................48
4.7.6 Uji Sterilitas Media (Kontrol Negatif) ..........................................49
4.7.7 Inaktivasi Pengawet..................... ..................................................49
4.7.8 Inokulasi Sampel ......................... ..................................................49
4.7.9 Pemeriksaan Pendahuluan ........... ..................................................50
4.8 Uji Efektivitas Pengawet .........................................................................50
4.8.1 Penyiapan LAFC untuk Uji Efektivitas...........................................50
4.8.2 Kontrol Lingkungan Suhu dan Kelembapan di Luar LAFC ..........51
4.8.3 Kontrol Ruangan LAFC .............. ..................................................51
4.8.4 Pembuatan Media Uji .................. ..................................................51
4.8.5 Pembuatan Media Uji .................. ..................................................52
4.8.6 Pembuatan Suspensi Mikroba Uji ..................................................52
4.8.7 Uji Fertilitas Media (Kontrol Positif) ............................................52
4.8.8 Prosedur Kerja ............................. ..................................................53
4.9 Pengenceran dan Penanaman Sampel .....................................................53
4.10 Perhitungan Jumlah Mikroba ................................................................54

xi

4.11 Penafsiran Hasil ....................................................................................54
4.12 Skema Kerangka Operasional ...............................................................55
BAB V HASIL PENELITIAN..................................................................... ......56
5. 1 Hasil Uji Kontrol Lingkungan LAFC (Laminar Air Flow Cabinet)....57
5.2 Hasil Uji Fertilitas Media Thioglikolat Cair dan Kasamino .................58
5.3 Hasil Uji Sterilitas Media Thioglikolat Cair dan Kasamino .................59
5.4 Hasil Uji Inaktivasi Pengawet ...............................................................60
5.5 Hasil Uji Sterilitas Sediaan Tetes Mata Zink Sulfat .............................62
5.6 Hasil Uji Efektivitas Benzalkonium Klorida ........................................62
BAB VI PEMBAHASAN ...................................................................................65
BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN ...........................................................69
DAFTAR PUSTAKA .........................................................................................70
LAMPIRAN .......................................................................................................72

xii

DAFTAR TABEL

Tabel

Halaman

2.1 Konsentrasi Hambat Minimum Benzalkonium Klorida…………….. 14
2.2 Pengawet yang digunakan pada Tetes Mata………………………… 15
2.3 Kategori Produk berdasarkan Kompendia…………………………... 18
2.4 Klasifikasi Ruangan Steril…………………………………………..... 24
2.5 Perlengkapan dan Kandungan kuman dari manusia………………… 24
2.6 Batas Mikroba yang disarankan untuk pemantauan area bersih.......... 25
2.7 Volume Pengambilan Sampel............................................................... 29
4.1 Pengambilan Sampel………………………………………………… 50
5.1 Hasil Uji Kontrol Ruangan LAFC……………………………………. 62
5.2 Hasil Uji Fertilitas Kontrol Negatif…………………………………… 63
5.3 Hasil Uji Fertilitas Kontrol Positif…………………………………..... 64
5.4 Hasil Uji Inaktivasi Pengawet Benzalkonium Klorida………………... 64
5.5 Hasil Uji Sterilitas Sediaan Tetes Mata Zink Sulfat……………….........66
5.6 Jumlah Awal Rata-rata Mikroba Uji untuk Uji Efektivitas ................... 67
5.7 Jumlah Mikroba Pada Uji Efektivitas .................................................... 68

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar

Halaman

2.1 Rumus Bangun Benzalkonium Klorida .................................................... 15
3.1 Skema Kerangka Konseptual .................................................................... 41
4.1 Letak Media Agar Dalam dan Luar LAFC .............................................. 47
(Kontrol Sebelum Pengujian Sterilitas)
4.2 Letak Media Agar Dalam LAFC............................................................... 47
(Kontrol Saat Pengujian Sterilitas)
4.3 Skema Kerja Penelitian…………………………………………………..55

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

Halaman

1. Daftar Riwayat Hidup ................................................................................ 72
2. Surat Pernyataan......................................................................................... 73
3. Perhitungan Bahan Sediaan Tetes Mata dan Perhitungan Mikroba Awal . 74
4. Sertifikat Bahan .......................................................................................... 76
5. Sertifikat Pengawet .................................................................................... 78
6. Sertifikat Bakteri ........................................................................................ 79
7. Prosedur Kerja Pembuatan Sediaan Tetes Mata ........................................ 82
8. Skema Kerja Uji Inaktivasi Pengawet........................................................ 83
9. Skema Kerja Uji Sterilitas Sediaan Tetes Mata ......................................... 84
10. Skema Kerja Uji Efektivitas Sediaan Tetes Mata ..................................... 85
11. Skema Kerja Pengenceran Bakteri ............................................................ 86
12. Skema Kerja Pembuatan Media Padat ...................................................... 87
13. Foto Hasil Kontrol Ruangan LAFC saat Pembuataan Sediaan ................. 88
14. Foto Hasil kontrol Ruangan LAFC saat Uji Inaktivasi ............................. 89
15. Foto Hasil kontrol Ruangan LAFC saat Uji Sterilitas .............................. 90
16. Foto Hasil Kontrol Luar Ruangan LAFC ................................................. 91
17. Foto Hasil Uji Fertilitas dan Uji Sterilitas ................................................ 92
18. Foto Hasil Uji Inaktivasi ........................................................................... 93
19. Foto Hasil Uji Sterilitas............................................................................. 96
20. Foto Hasil Uji Efektivitas ......................................................................... 98
21. Foto Alat dan Bahan Praktikum ................................................................ 99

xv

DAFTAR TABEL

Tabel

Halaman

2.1 Konsentrasi Hambat Minimum Benzalkonium Klorida…………….. 14
2.2 Pengawet yang digunakan pada Tetes Mata………………………… 15
2.3 Kategori Produk berdasarkan Kompendia…………………………... 18
2.4 Klasifikasi Ruangan Steril…………………………………………..... 24
2.5 Perlengkapan dan Kandungan kuman dari manusia………………… 24
2.6 Batas Mikroba yang disarankan untuk pemantauan area bersih.......... 25
2.7 Volume Pengambilan Sampel............................................................... 29
4.1 Pengambilan Sampel………………………………………………… 50
5.1 Hasil Uji Kontrol Ruangan LAFC……………………………………. 62
5.2 Hasil Uji Fertilitas Kontrol Negatif…………………………………… 63
5.3 Hasil Uji Fertilitas Kontrol Positif…………………………………..... 64
5.4 Hasil Uji Inaktivasi Pengawet Benzalkonium Klorida………………... 64
5.5 Hasil Uji Sterilitas Sediaan Tetes Mata Zink Sulfat……………….........66
5.6 Jumlah Awal Rata-rata Mikroba Uji untuk Uji Efektivitas ................... 67
5.7 Jumlah Mikroba Pada Uji Efektivitas .................................................... 68

xvi

DAFTAR GAMBAR

Gambar

Halaman

2.1 Rumus Bangun Benzalkonium Klorida .................................................... 15
3.1 Skema Kerangka Konseptual .................................................................... 41
4.1 Letak Media Agar Dalam dan Luar LAFC .............................................. 47
(Kontrol Sebelum Pengujian Sterilitas)
4.2 Letak Media Agar Dalam LAFC............................................................... 47
(Kontrol Saat Pengujian Sterilitas)
4.3 Skema Kerja Penelitian…………………………………………………..55

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

Halaman

1. Daftar Riwayat Hidup ................................................................................ 72
2. Surat Pernyataan......................................................................................... 73
3. Perhitungan Bahan Sediaan Tetes Mata dan Perhitungan Mikroba Awal . 74
4. Sertifikat Bahan .......................................................................................... 76
5. Sertifikat Pengawet .................................................................................... 78
6. Sertifikat Bakteri ........................................................................................ 79
7. Prosedur Kerja Pembuatan Sediaan Tetes Mata ........................................ 82
8. Skema Kerja Uji Inaktivasi Pengawet........................................................ 83
9. Skema Kerja Uji Sterilitas Sediaan Tetes Mata ......................................... 84
10. Skema Kerja Uji Efektivitas Sediaan Tetes Mata ..................................... 85
11. Skema Kerja Pengenceran Bakteri ............................................................ 86
12. Skema Kerja Pembuatan Media Padat ...................................................... 87
13. Foto Hasil Kontrol Ruangan LAFC saat Pembuataan Sediaan ................. 88
14. Foto Hasil kontrol Ruangan LAFC saat Uji Inaktivasi ............................. 89
15. Foto Hasil kontrol Ruangan LAFC saat Uji Sterilitas .............................. 90
16. Foto Hasil Kontrol Luar Ruangan LAFC ................................................. 91
17. Foto Hasil Uji Fertilitas dan Uji Sterilitas ................................................ 92
18. Foto Hasil Uji Inaktivasi ........................................................................... 93
19. Foto Hasil Uji Sterilitas............................................................................. 96
20. Foto Hasil Uji Efektivitas ......................................................................... 98
21. Foto Alat dan Bahan Praktikum ................................................................ 99

xviii

DAFTAR PUSTAKA
Agoes, G., 2013. Sediaan Farmasi Steril. Seri Farmasi Industri 4, Bandung: ITB
Anonim, 1979. Martindale 27th Edition. London: Pharmaceutical Press
Anonim., 2007. United States Pharmacopeial 30 the 25th Edition of The
National Formulary. USA
Anonim., 2007. United States Pharmacopeial 31 the 26th Edition of The
National Formulary. USA
Ansel, H,C., 2005. Pengantar Sediaan Farmasi (Penerjemah Farida Ibrahim).
Edisi keempat. Jakarta : Penerbit Universitas Indonesia
Badan Pengawas Obat dan Makanan., 2006. Pedoman Cara Pembuatan Obat
yang Baik. Jakarta: Badan POM.
Buchanan, E.C dan Scheineder, P.J., 2010. Peracikan Sediaan Steril Edisi 2.
Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC
Buchanan, RE., and Gibbons, NE., 1974. Bergey’s Manual of Determinative
Bacteriology Eight edition. USA: The William & Wilkins Company,
Baltimore
Aldrich., dkk., 2013. Ophthalmic Preparations. USA
Darmadi. 2008. Infeksi Nosokomial: Problematika dan Pengendaliannya.
Jakarta: Salemba Medika
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1995. Farmakope Indonesia, Edisi
IV. Jakarta: Departemen Kesehatan RI.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2014. Farmakope Indonesia, Edisi
V. Jakarta: Departemen Kesehatan RI.
Denyer, P.S., Rosamund, M.B., 2007. Guide to Microbiological Control in
Pharmaceutical and Medical Devices. 2nd Edition. New York: CRP Press
Gennaro, A.R., 1998. Remington’s Pharmaceutical Science, 18th edition.
Easton: Marck Publishing Company
Hadioetomo, R.S., 1993. Mikrobiologi Dasar dalam Praktek. Jakarta: PT
Gramedia Pustaka Utama
Jawetz, E., Melnick J.L, Adelberg E.A., 2005. Review of Medical Microbiology,
14th edition. Lange Medical Publications, Los altos-California
Lachman. L. Et al., 1994. Teori dan Praktek Farmasi Industri. Edisi ketiga.
UI-PRESS : Penerbit Universitas Indonesia

xix

Lucy, F, Charles., dkk. 2009. Drug Information Handbook. Edisi ketujuh belas.
USA: Lexi-Comp Inc.
Lukas, S. Formulasi Steril. Yogyakarta: Penerbit Andi Yogyakarta
Mayasari, Evita., 2006. Pseudomonas aeruginosa: Karakteristik, Infeksi, dan
Penanganan. http: // library.usu.ac.id
Mesaros dkk., 2007. Pseudomonas aeruginosa: Resistance and Therapeutics
Options at The Turn of The New Millennium. Belgium Remington, J.
1995. The Science and Pharmacy. Easton, Penssylvania: Mark
Publishing Company.
Muzakkar, 2007. Uji Sterilitas Tetes Mata yang Beredar di Kota Palu Setelah
Satu Bulan Penggunaan. Jurnal Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi dan
Pengetahuan Alam (STIFA) Pelita Mas, Palu.
Notoatmodjo, S. Dr., 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka
Cipta
Pratiwi, Sylvia T., 2009. Mikrobiologi Farmasi. Jakarta: Penerbit Erlangga
Rowe C. Raymond, dkk., 2009. Handbook of Pharmaceutical Excipients, sixth
edition. London: Pharmaceutical Press
Ryan dkk., 2011. Effectiveness of Ophthalmic Solution Preservatives: A
Comparison of Latanaprost with 0,02% Benzalkonium Chlorida and
Travaprost with The Sofzia Preservatives System. USA.
Sweetman, SC., 2009.
Pharmaceutical Press.

Martindale,

Thirty-sixth

edition.

London:

Voigt, R., 1995. Buku Ajar Teknologi Farmasi. Edisi V. Yogyakarta: Gadjah
Mada University Press
Williams L., dkk. 2005. Remington The Science and Practice of Pharmacy,
21th edition. University of the Science in Philadelphia

xx

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Sediaan obat mata (optalmika) adalah tetes mata (Oculoguttae), salep mata
(oculenta), pencuci mata (Colyria), dan beberapa bentuk pemakaian yang khusus
(lamella dan penyemprot mata) serta insert sebagai bentuk depo yang ditentukan
untuk digunakan pada mata utuh atau terluka. Obat mata digunakan sebagai efek
terapetik lokal (Lukas, 2012)
Larutan obat mata adalah larutan steril, bebas partikel asing, merupakan
sediaan yang dibuat dan dikemas sedemikian rupa hingga sesuai digunakan pada
mata. (Depkes RI, 2014). Bentuk sediaan tetes mata harus memenuhi persyaratan
uji sterilitas. Beberapa penggunaan sediaan tetes mata harus mengandung zat yang
sesuai atau campuran zat untuk mencegah pertumbuhan atau memusnahkan
mikroorganisme. Sediaan mata harus bebas dari partikel besar dan harus
memenuhi persyaratan untuk kebocoran dan partikel logam. Semua sediaan tetes
mata harus steril dan bila memungkinkan pengawet yang cocok harus
ditambahkan untuk memastikan sterilitas selama digunakan. Pembuatan larutan
obat mata membutuhkan perhatian khusus dalam hal toksisitas bahan obat, nilai
isotonisitas, kebutuhan akan dapar, kebutuhan akan pengawet (dan jika perlu
pemilihan pengawet) sterilisasi dan kemasan yang tepat (Depkes RI, 1995)
Menurut Muzakkar (2007) Penggunaan tetes mata pada etiketnya tidak boleh
digunakan lebih dari satu bulan setelah tutup dibuka, karena penggunaan dengan
tutup terbuka kemungkinan terjadi kontaminasi dengan bebas. Oleh karena itu
beberapa penggunaan sediaan tetes mata harus mengandung zat yang sesuai atau
campuran zat untuk mencegah pertumbuhan atau memusnahkan mikroorganisme
(Aldrich, et al., 2013). Setiap larutan mata yang mengandung bahan pengawet
harus tidak mengiritasi serta dapat mencegah dan berkembang atau masuknya
mikroorganisme dengan tidak sengaja ke dalam larutan obat mata ketika wadah
terbuka selama pemakaian. Selain itu, harus diperhatikan juga sifat dari pengawet
seperti kelarutan dan efek yang terjadi pada zat aktifnya (Ansel, 2005). Selain itu,
karena penggunannya dilakukan berulang

1

maka produk multidosis selain

2

kemasan aerosol harus diberikan pengawet dan harus lewat pengujian efikasi
FDA. Penambahan pengawet untuk sediaan tetes mata diperbolehkan tetapi harus
sesuai rentang yang telah ditetapkan karena pengawet bersifat toksik maka kadar
pengawet yang digunakan untuk sediaan tetes mata diusahakan seminimal
mungkin penggunaanya agar tidak menimbulkan efek keracunan pada manusia,
tetapi dengan kadar tersebut harus efektif untuk menjaga sediaan dari kontaminan
(USP 30). Seperti yang telah dijelaskan dibutuhkan bahan untuk mencegah
perkembangan mikroorganisme yang mungkin terdapat selama penggunaan tetes
mata. Pada sediaan larutan mata, kontaminan yang berbahaya adalah pseudomnas
aeruginosa. Pengawet yang umum digunakan untuk sediaan mata adalah
benzalkonium klorida (1:10.000) karena benzalkonium klorida bersifat kationik,
maka tidak kompatibel dengan obat – obat anionik juga dengan senyawa nitrat
dan salisilat.
Menurut (Rowe, et al.,2009) benzalkonium klorida merupakan surfaktan yang
digunakan dalam formulasi farmasi sebagai pengawet. Dalam preparasi sediaan
mata benzalkonium klorida merupakan salah pengawet yang banyak digunakan
pada konsentrasi 0,01-0,02% b/v. Sering digunakan dalam kombinasi dengan
bahan pengawet atau bahan pengisi lainnya terutama dengan disodium edetat
0,1% untuk meningkatkan aktivitas antimikroba terhadap resiko Pseudomonas.
Pada sediaan hidung dan mata konsentrasi yang digunakan 0,002-0,0002% b/v,
kadang-kadang dalam kombinasi thimerosal 0,002-0,0005% b/v dan digunakan
sebagai pengawet pada sediaan volume kecil parental. Dari keterangan diatas
dijelaskan untuk sediaan hidung dan mata digunakan konsentrasi yang kecil untuk
meminimalkan efek toksik pengawet oleh karena itu konsentrasi yang digunakan
semakin kecil. Benzalkonium klorida juga sebagai tambahan pengawet kosmetik.
Seperti yang diuraikan diatas maka peneliti akan menggunakan pengawet
benzalkonium klorida dengan konsentrasi 0,0002% sebagai objek penelitian
karena pada konsentrasi tersebut peneliti ingin membuktikan dengan konsentrasi
rendah pengawet dapat bekerja efektif sebagai antimikroba pada sediaan tetes
mata.
Pada ketentuan USP terbaru semua sediaan khususnya sediaan steril yang
menggunakan zat tambahan berupa pengawet, harus dilakukan uji efektivitas.

3

Pihak Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) juga belum banyak
melakukan pengujian efektivitas pengawet dalam sediaan steril seperti obat mata.
Larutan tetes mata dapat dikemas dalam wadah dosis ganda ketika ditujukan
untuk penggunaan individu. Wadah untuk sediaan tetes mata harus steril pada saat
mengisi dan menutup. Wadah langsung untuk sediaan mata disegel sehingga
sterilitas dipastikan pada saat penggunaan pertama. Kemasan yang digunakan
pada sediaan tetes mata tidak harus berinteraksi secara fisika atau kimia dengan
formulasi dengan cara apapun untuk mengubah kekuatan, kualitas, atau
kemurnian produk obat. Kemasan harus memenuhi persyaratan yang berlaku
(Aldrich, et al., 2013). Walaupun tidak dimasukkan ke dalam rongga rongga
bagian tubuh, sediaan untuk mata digunakan pada daerah yang berhubungan
dengan

jaringan-jaringan

yang

sangat

peka

terhadap

kontaminan

dan

membutuhkan tingkat kemurniaan yang tinggi (Lachman dkk., 2008)
Pada penelitian ini digunakan sediaan tetes mata zink sulfat dengan
menggunakan pengawet benzalkonium klorida 0,0002% b/v. Beberapa sediaan
tetes mata di pasaran dengan bahan aktif zink sulfat adalah Zink Prima yang
mengandung zink sulfat 0,25% dan Fenilefrin Hidroklorida 0,12%. Alasan
penggunaan benzalkonium klorida sebagai pengawet dikarenakan benzalkonium
klorida dapat bertindak sebagai antibakteri atau antimikroba yang sangat baik.
Benzalkonium Klorida relatif tidak aktif terhadap spora dan jamur tetapi aktif
terhadap beberapa virus, termasuk HIV (Rowe, et al.,2009) dan benzalkonium
klorida (BAK) adalah pengawet yang paling sering digunakan pada preparasi
sediaan tetes mata. Lebih dari 60% sediaan yang dijual dipasaran menggunakan
senyawa ini.
Tujuan dilakukannya uji efektivitas pengawet benzalkonium klorida karena
pada sediaan ini berupa sediaan tetes mata yang nantinya pada proses uji akan
dilakukan penggunaan pertama pada lingkungan yang tidak aseptis atau di luar
Laminar Air Flow Cabinet sehingga sangat memungkinkan adanya kontaminasi
yang dapat mempengaruhi sterilitas sediaan. Berdasarkan uraian di atas maka
perlu dilakukan penelitian tentang efektivitas benzalkonium klorida sebagai
pengawet pada sediaan tetes mata zink sulfat dosis ganda dengan konsentrasi yang
lebih rendah untuk meminimalkan efek toksik.

4

1.2 Rumusan Masalah
Apakah pengawet Benzalkonium Klorida dengan konsentrasi 0,0002% b/v
untuk sediaan tetes mata efektif sebagai pengawet ?
1.3 Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk menetapkan efektivitas Benzalkonium Klorida
0,0002% b/v sebagai pengawet pada sediaan tetes mata zink sulfat terhadap
aktivitas Pseudomonas aeruginosa
1.4 Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, antara lain sebagai
berikut:
1. Memberikan informasi kepada peneliti sebagai bahan pembelajaran dan
penerapan ilmu yang telah didapatkan.
2. Dapat dilakukan pengembangan formulasi zink sulfat dengan pengawet
Benzalkonium klorida 0,0002% b/v pada sediaan tetes mata multiple dose.
3. Dapat digunakan sebagai materi untuk masukkan badan BPOM (Badan
Pengawas Obat dan Makanan)
4. Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan referensi
ilmiah dalam melakukan penelitian mengenai efektivitas Benzalkonium
klorida 0,0002% sebagai pengawet pada sediaan tetes mata Zink sulfat.