2.3.4.3 Proses Pewarnaan
Proses pewarnaan dibedakan menjadi 3 yaitu: 1 Medel; 2 Mencolet; dan 3 Menyoga. Penjelasan medel yaitu pemberian warna dasar pada batik,
umumnya warna biru, zat warna yang digunakan adalah zat warna indigo. Mencolet adalah memberi warna pada daerah tertentu menggunakan kuas.
Menyoga adalah pewarnaan menggunakan soga pada akhir pewarnaan, dapat juga dipakai zat warna naftol atau zat warna indigo. Pelaksanaan ekstrakurikuler
membatik di Pondok menggunakan proses pewarnaan coletan.
2.3.4.4 Menghilangkan Lilin
Cara menghilangkan lilin ada 2 yaitu:Mengerok dan Melorod. Mengerok adalah penghilangan bagian tertentu dengan cara mengerok lilin dengan alat pisau
semacamnya. Melorod adalah menghilangkan lilin secara keseluruhan yaitu dengan memasukkan kain pada air yang mendidih sehingga lilinnya meleleh dan
lepas dari kain. Kerajinan batik yang hasilkan dengan cara melorod ditengah proses sebelum
dibironi disebut kain lorodan, jika pada pertengahan proses untuk menghilangkan dilakukan dengan cara dikerok disebut kain kerokan, ada juga kain remukan yaitu
menghilangkan lilin dari kain pada bagian tertentu dilakukan dengan cara meremuk lilinnya.
Proses membuat batik di Pondok Pesantren Al Madani sebagai berikut: 1
Membuat pola atau corak pada kain mori 2
Menuangkan malam pada pola dengan alat canting 3
Memberi warna dengan teknik coletan pada pola yang sudah digambar
4 Menembok atau menutup warna dengan malam menggunakan kuas
5 Mencelup atau memberi warna dasar pada kain, kemudian di angin-
anginkan sampai kering 6
Fiksasi, yaitu penguncian warna dasar menggunakan larutan nitrat dan HCL setelah itu bilas dengan air bersih lalu angin anginkan
7 Lorod, yaitu proses menghilangkan malam dengan cara memasukkan kain
pada air yang mendidih, namun sebelumnya kain dicelupkan pada larutan soda as setelah itu angin anginkan sampai kering
8 Finishing, tahap akhir yaitu membentuk kain yang sudah dibatik menjadi
kerajinan tangan seperti hiasan dinding dan sapu tangan
2.4 Kerangka Pikir
Batik merupakan warisan budaya yang sudah ada sejak jaman penjajahan. Namun dari tahun ke tahun batik mulai kehilangan peminat mulai dari kaum
pemuda pemudi dan anak-anak, mereka menganggap bahwa batik itu kuno. Namun sekarang batik sudah banyak diproduksi dan mulai di modifikasi agar
tidak terlihat kuno lagi. Batik sudah menjadi warisan budaya asli dari Indonesia dan Pemerintah sudah mencanangkan batik sebagai salah satu pakaian Dinas.
Rasa cinta pada batik harus dipupuk pada pemuda pemudi dan anak-anak melalui kursus membatik, pelatihan membatik dan kegiatan ekstrakurikuler membatik
anak-anak di sekolah. Daerah Semarang khususnya di Desa Plalangan, Gunungpati ada sebuah
Pondok Pesantren yang salah satu kegiatan ekstrakurikulernya adalah ekstrakurikuler membatik. Minat untuk memilih ekstrakurikuler membatik pada