Nilai Budaya PUS Etnis Lampung Saibatin Terhadap Anak Laki-laki

22

7. Nilai Anak Pada Setiap Keluarga

Setiap suku bangsa memiliki nilai budaya yang berbeda-beda khususnya nilai budaya yang berkaitan dengan kehadiran sejumlah anak dari ikatan perkawinannya. Perbedaan kepemilikan sejumlah anak dari hasil ikatan tali perkawinan tersebut merupakan latar belakang setiap suku yang perlu diketahui guna menetapkan dan suatu prioritas dalam perencanaan pembangunan. Banyak faktor yang melatarbelakangi sebuah keluarga memiliki sejumlahanak, berdasarkan penelitian BKKBN Bali 2008: 10. Sebagian besar responden 57 sebenarnya berkeinginan untuk memiliki 2 anak saja, sesuai dengan program KB. Namun 43 diantaranya ternyata memiliki anak lebih dari 2 orang.Alasan memiliki anak lebih dari 2 karena alasan ekonomi, yaitu diharapkan agar anak yang dilahirkan kelak dapat membantu pekerjaan orang tua. Dan disebabkan karena alasan non-ekonomi seperti adat dan tradisi di Bali yang patrilinieal mengharuskan memiliki anak laki-laki sebagai penerus keturunan. Sehingga tidak akan berhenti melahirkan anak hingga memiliki anak laki-laki. Alasan lain adalah untuk merawat orang tua disaat lanjut usia dan ingin suasana rumah menjadi ramai. Faktor ekonomi sebagai alasan utama responden untuk membatasi jumlah anak. Pendapat lain yang berkaitan dengan pentingnya nilai anak dalam keluarga seperti yang dikemukakan oleh Sans Soloan Hutabarat 1976: 71 bahwa tiap bangsa memiliki value on children sendiri-sendiri, misalnya anak sebagai penerus sejarah, anak sebagai ikatan perkawinan, anak akan membantu pekerjaan orang tua, anak sebagai jaminan hari tua, anak sebagi pewaris harta, banyak anak banyak 23 rezeki, anak sebagai kepuasan batin dan anak adalah anugerah Tuhan yang tidak dapat ditolak. Berdasarkan pendapat di atas, dapat dikatakan bahwa banyaknya jumlah anak yang dimiliki dalam keluarga PUS Etnis Lampung Saibatin berkaitan erat dengan pandangan nilai anak berdasarkan kepuasan hati, budaya, sosial dan ekonomi.

B. Kerangka Pikir

Program Keluarga Berencana yang digalakkan oleh BKKBN untuk mewujudkan Norma Keluarga Kecil dangan 2 orang anak cukup, laki-laki dan perempuan sama saja, dengan tujuan menciptakan Keluarga Bahagia Sejahtera. Pada Etnis Lampung Saibatin, anak laki-laki memiliki nilai yang lebih tinggi daripada anak perempuan, karena anak laki-laki sebagai pewaris harta, sebagai penerus keturunan dan sebagai pemimpin keluarga. Nilai anak tersebut dapat mempengaruhi jumlah anak yang dimiliki oleh suatu keluarga serta keikutsertaan PUS dalam KB sehingga perwujudan Norma Keluarga Kecil dengan 2 orang anak tidak sepenuhnya mudah terwujud. Berdasarkan pola pemikiran tersebut, peneliti sangat tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Studi tentang Pasangan Usia Subur pada Etnis Lampung Saibatin dalam mewujudkan Norma Keluarga Kecil di Desa Way Urang Kecamatan Padang Cermin Kabupaten Pesawaran Tahun 2016. 24 Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar sebagai berikut: 1. Jumlah anak yang dimiliki 2. Keikutsertaan PUS dalam KB 3. Nilai anak laki-laki pada Etnis Lampung 4. Nlai Anak Pada Setiap Keluarga PUS Wujud Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera 25 III. METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif, menurut Tika 2005:4 “ Penelitian yang mengarah pada pengungkapan suatu masalah atau keadaan sebagaimana adanya dan mengungkapkan fakta-fakta yang ada, walaupun kadang-kadang diberikan interpretasi atau analisis”. Menurut Suryabrata 2010: 75 “ Penelitian deskriptif adalah untuk membuat pecandraan secara sistematis , faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat- sifat populasi atau daerah tertentu”. Berdasarkan pendapat para ahli yang dimaksudkan dalam penelitian deskriptif yaitu metode yang digunakan untuk memaparkan fakta-fakta yang ada dan digambarkan secara faktual, sistematis dan akurat tentang Pasangan Usia Subur dalam mewujudkan norma keluarga kecil jika dikaitkan dengan falsafah hidup orang Lampung dan nilai anak laki-laki yang lebih tinggi dari anak perempuan pada Etnis Lampung Saibatin di Desa Way Urang Kecamatan Padang Cermin Kabupaten Pesawaran.