19
Else {
Stetment 2 }
Sebagai contoh a lebih besar daripada b, kondisi akan di cetak jika bernilai benar, jika tidak a tidak lebih besar daripada b, pernyataan else
atau else if hanya akan dieksekusi jika kondisi if bernilai salah. Contoh penggunaan sintaks else :
?php a = 4;
b = 5; If ab {
Echo a lebih besar dari b; } else {
echo a tidak lebih besar daipada b;
Dibawah ini tampilan contoh penggunaan struktur control if else
Gambar 5.
Output contoh penggunaan struktur control if else c.
Else If Bentuk dari pernayataan else if adalah sebagai berikut :
If kondisi 1 {
Stetment 1 }
Else if kondisi 2 Stetment 2
} …
Else { stetment …
20 Sebagai contoh dari pernyataan else if, jika kita menambahkan
pernyataan jika nilai a akan sama dengan b, a lebih besar daripada atau tidak keduanya, skripnya sebagai berikut:
?php a = 5;
b = 5; If ab {
Echo a lebih besar dari b; }
else if a==b { echo a sama dengan b;
} else {
echo a tidak lebih besar daipada b; }
?
Dibawah ini tampilan contoh penggunaan struktur control if else
Gambar 6. Output
contoh penggunaan struktur control Else if
21
D. Server
Gambar 7.
Proses Kerja klien-server
Browsing ke suatu situs di internet, dan memasukkan alamat URL pada
kolom address di web browser, lalu setelah itu akan tampil halaman situs tersebut, proses tersebut adalah bagian dari proses kerja konsep klien
– server
pada protokol Hyper Text Transfer Protocol HTTP yang digunakan dalam Word Wide Web WWW antar komputer yang terhubung dalam
jaringan internet. Browser merequest halaman situs kepada web server, selanjutnya web server akan merespon permintaan klien dengan
mengirimkan halaman yang diminta setelah melalui proses penerjemahan ke klien. Bila halaman yang diminta klien tidak terdapat pada web server, maka
web server akan mengirimkan pesan dan kode ke klien yaitu 404 Page Not
Found . Disaat web dinamis seperti sekarang ini, web server membutuhkan
aplikasi pendukung untuk mengolah data yang dikirim klien dengan metode- metodenya seperti Get, Post, Head, Options, dan Trace namun saat ini yang
paling sering dipakai adalah metode Post dan Get saja. Melalui tag Form pada HTML, yang juga memiliki kemampuan membangun aplikasi web
dinamis.
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Dengan dibuatnya program analisis perhitungan tulangan pondasi telapak
dengan menggunakan program Profesional Home Page Hypertext
Preprocessor PHP, perhitungan daya dukung tulangan pondasi telapak
menjadi lebih mudah dan cepat.
2. Perhitungan dengan program ini dapat dilakukan dengan sangat cepat
dibandingkan dengan perhitungan manual, serta selisih hasil perhitungan
dengan menggunakan program dan secara manual kurang dari 1.
3. Program ini lebih mudah untuk dipakai karena untuk menggunakannya
hanya perlu mengakses program melalui internet.
B. Saran
1. Dengan adanya program ini diharapkan nantinya akan ada lagi
pengembangan dan penambahan program dengan bahasa PHP ini,
khususnya dibidang teknik sipil.
2. Diharapkan bagi para pengguna menjadikan program ini sebagai tempat
belajar, khususnya untuk mahasiswa.
DAFTAR PUSTAKA
Bowles,J,E .
1997 .
Analisis dan desain pondasi jilid 1 alih bahasa Pantur Silaban .
Erlangga ; Jakarta.473 hlm. Prastowo, Bambang N. 2002. Aplikasi Web Batabase dengan PHP dan
MySQL. PT. Alex Media Kompetindo; Jakarta.
Purbo, Onno W, 2000. Membangun web e- Commerce. Nurul Fikri Computer Statistics ; Jakarta.
Yufiter, Ahmad, 2014. Analisis mix design dengan metode ACI Menggunakan Program PHP jurnal S1. Universitas Lampung; Bandar Lampung.
Setyanto, 2000. Rekayasa Pondasi 1 Buku Ajar. Universitas Lampung; Bandar Lampung.
Hardiyatmo, Hary C, 2014. Mekanika tanah 2. Gadjah Mada University Press ; Yogyakarta.
Wahyudi, Herman, 2014. Daya dukung pondasi dangkal. E-book ITSPress ;
Surabaya. Sinnia, HA, 2013. Analisis Batang Tekan Pada Struktur Baja Menggunakan
Program PHP skripsi S1. Universitas Lampung; Bandar Lampung. Anhar, 2010. Panduan menguasai PHP MySQL secara otodidak. MediaKita;
Jakarta. Browiyana, 2015. Konstruksi Beton 2
ebook. Erlangga ; Jakarta 117 halaman.
III. METODE PERHITUNGAN
A. Perencanaan Pondasi footplate
Pondasi merupakan bagian yang penting pada bangunan. Fungsi utamanya adalah untuk meneruskan beban dari struktur bangunan ke tanah. Pondasi banyak sekali
macamnya, tergantung dari fungsi bangunan, bentuk bangunan, serta kondisi tanah. Salah satunya adalah Pondasi Telapak atau Foot Plate. Pondasi Telapak
berfungsi memperkokoh struktur bangunan, memikul vertical seperti beban mati dan beban hidup, serta beban horizontal gempa dan angin. Dalam mendesain
pondasi telapak, perencanaan pondasi harus mencakup segala aspek agar terjamin keamanan sesuai dengan persyaratan yang berlaku, misalnya, penentuan dimensi
pondasi yang meliputi panjang, lebar dan ketebalan pondasi, kemudian jumlah dan jarak tulangan yang harus dipasang pada pondasi. Adapun peraturan untuk
perencanaan pondasi telapak tercantum pada SNI 03-2847-2002 merujuk pada pasal 13.12 dan pasal 17 langkah
– langkah menentukan desain pondasi adalah sebagai berikut :