Evaluasi Kesesuaian Lahan Desa Sihiong Kecamatan Bonatua Lunasi Kabupaten Toba Samosir untuk Tanaman Anggur, Stroberi, Apel dan Jambu Biji

EVALUASI KESESUAIAN LAHAN DESA SIHIONG KECAMATAN
BONATUA LUNASI KABUPATEN TOBA SAMOSIR UNTUK TANAMAN
ANGGUR, STROBERI, APEL DAN JAMBU BIJI

SKRIPSI

OLEH:
CARLOS SAMUEL SIMANUNGKALIT
060303043
ILMU TANAH

DEPARTEMEN AGROEKOTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2012

Universitas Sumatera Utara

EVALUASI KESESUAIAN LAHAN DESA SIHIONG KECAMATAN
BONATUA LUNASI KABUPATEN TOBA SAMOSIR UNTUK TANAMAN

ANGGUR, STROBERI, APEL DAN JAMBU BIJI

SKRIPSI

OLEH:
CARLOS SAMUEL SIMANUNGKALIT
060303043
ILMU TANAH

Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana
di Departemen Agroekoteknologi Fakultas Pertanian
Universitas Sumatera Utara, Medan

Disetujui Oleh
Komisi Pembimbing

Ketua

Anggota


Ir.Bintang, MP

Ir.Supriadi ,MS

DEPARTEMEN AGROEKOTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2012

Universitas Sumatera Utara

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk penelitian ini dilaksanakan mengetahui
tingkat kesesuaian lahan anggur, strawberi,jambu biji dan apel di Desa Sihiong
Kecamatan Bonatua Lunasi Kabupaten Toba Samosir. Penelitian ini dilaksanakan
di Desa Sihiong Kecamatan Bonatua Lunasi Kabupaten Toba Samosir dan
Laboratorium Riset dan Teknologi Fakultas Pertanian pada bulan Januari 2011 –
April 2012. Penelitian ini menggunakan metoda limit yang mengacu pada

besarnya tingkat faktor pembatas dari karakteristik lahan. Data hasil pengamatan
di lapangan (kondisi fisik lingkungan) dan data hasil analisis laboratorium
dicocokkan (matching) dengan
kriteria kelas kesesuaian lahan anggur,
strawberi,jambu biji dan apel.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor pembatas pada Desa Sihiong
adalah Alkalinitas. Alkalinitas dapat diperbaiki dengan rehabilitasi lahan.
Kata kunci: evaluasi kesesuaian lahan, anggur,strawberi,jambu biji dan apel

Universitas Sumatera Utara

ABSTRACT
This research aims to determine the level of suitability for grapes,
strawberries, guava and applesin the village of Sihiong Bonatua Rid of Toba
Samosir regency.. This research was conducted in the village of Sihiong Bonatua
Rid of Toba Samosir regency. and the Coal County District Fifty Research and
Technology Laboratory of the Faculty of Agriculture in May 2011 - April 2012.
This research uses the method of limits refers to the level of the limiting factors of
land characteristics. The data observed in the field (the physical environment) and
the data matched the results of laboratory analysis (matching) with the criteria of

suitability
class
grapes,
strawberries,
guava
and
apples
land.
The results showed that the limiting factor on irrigated land is Alkalinity.
Alkalinity can be improved with rehabilitation..
Keywords: land suitability evaluationgrapes, strawberries, guava and apples

Universitas Sumatera Utara

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa.
Karena atas berkat dan anugerah-Nya penulis dapat menyelesaikan Usulan
Penelitian ini dengan baik dan tepat pada waktunya.
Adapun judul dari Skripsi


ini yaitu “Evaluasi Kesesuaian Lahan Desa

Sihiong Kecamatan Bonatua Lunasi

Kabupaten Toba Samosir Untuk

Tanaman Jambu Biji, Stroberi, Apel dan Anggur ” Yang merupakan salah
satu syarat untuk dapat melaksanakan Penelitian

di Departemen Ilmu Tanah

Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada
Ir. Bintang, MP selaku Ketua Komisi Pembimbing dan Ir.Supriadi, MS selaku
Anggota Komisi Pembimbing.
Penulis menyadari bahwa Skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh
sebab itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun untuk
perbaikan usulan penelitian ini. Akhir kata penulis ucapkan terima kasih kepada
semua pihak.

Medan, Desember 2012

Penulis

Universitas Sumatera Utara

DAFTAR ISI

Abstrak................................................................................................................ i
Abstract ..............................................................................................................ii
KATA PENGANTAR ........................................................................................ iii
DAFTAR ISI ....................................................................................................... iv
PENDAHULUAN
Latar Belakang ............................................................................................... 1
Tujuan Penelitian ........................................................................................... 2
Kegunaan Penelitian ...................................................................................... 3
TINJAUAN PUSTAKA
Survey Tanah .................................................................................................. 4
Evaluasi Lahan ............................................................................................... 6
Karakteristik Lahan ........................................................................................ 7

Syarat Tumbuh Tanaman
Jambu Biji (Eugenia aquea Burn)................................................. 9
Stoberi (Fragaria chiolensis L ) .................................................... 10
Apel (Malus sylvestris Mill) .......................................................... 10
Anggur (Vitis) ................................................................................. 11
BAHAN DAN METODE
Tempat dan Waktu Penelitian ....................................................................... 12
Bahan dan alat ................................................................................................ 12
Metode Penelitian........................................................................................... 12
Pelaksaan Penelitian
Tahap Persiapan ............................................................................. 13
Tahap Kegiatan di Lapangan ........................................................ 13
Tahap Analisis Laboratorium ....................................................... 14
Analisis Kesesuaian Lahan ........................................................... 14
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil ............................................................................................................... 15
Iklim ............................................................................................. 15

Universitas Sumatera Utara


Karakteristik Lahan ..................................................................... 15
Evaluasi Kesesuaian Lahan ....................................................... 15
Pembahasan .................................................................................................... 21

KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 25
LAMPIRAN

Universitas Sumatera Utara

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk penelitian ini dilaksanakan mengetahui
tingkat kesesuaian lahan anggur, strawberi,jambu biji dan apel di Desa Sihiong
Kecamatan Bonatua Lunasi Kabupaten Toba Samosir. Penelitian ini dilaksanakan
di Desa Sihiong Kecamatan Bonatua Lunasi Kabupaten Toba Samosir dan
Laboratorium Riset dan Teknologi Fakultas Pertanian pada bulan Januari 2011 –
April 2012. Penelitian ini menggunakan metoda limit yang mengacu pada
besarnya tingkat faktor pembatas dari karakteristik lahan. Data hasil pengamatan

di lapangan (kondisi fisik lingkungan) dan data hasil analisis laboratorium
dicocokkan (matching) dengan
kriteria kelas kesesuaian lahan anggur,
strawberi,jambu biji dan apel.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor pembatas pada Desa Sihiong
adalah Alkalinitas. Alkalinitas dapat diperbaiki dengan rehabilitasi lahan.
Kata kunci: evaluasi kesesuaian lahan, anggur,strawberi,jambu biji dan apel

Universitas Sumatera Utara

ABSTRACT
This research aims to determine the level of suitability for grapes,
strawberries, guava and applesin the village of Sihiong Bonatua Rid of Toba
Samosir regency.. This research was conducted in the village of Sihiong Bonatua
Rid of Toba Samosir regency. and the Coal County District Fifty Research and
Technology Laboratory of the Faculty of Agriculture in May 2011 - April 2012.
This research uses the method of limits refers to the level of the limiting factors of
land characteristics. The data observed in the field (the physical environment) and
the data matched the results of laboratory analysis (matching) with the criteria of
suitability

class
grapes,
strawberries,
guava
and
apples
land.
The results showed that the limiting factor on irrigated land is Alkalinity.
Alkalinity can be improved with rehabilitation..
Keywords: land suitability evaluationgrapes, strawberries, guava and apples

Universitas Sumatera Utara

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Tanah adalah kumpulan benda alam di permukaan bumi, berasal dari
pelapukan dari bahan bumi, mengandung gejala-gejala kehidupan dan menopang
atau mampu menopang pertumbuhan tanaman di luar rumah. Tanah meliputi

horison-horison tanah yang terletak di atas bahan batuan dan terbentuk sebagai
hasil interaksi sepanjang waktu dari iklim, organisme hidup, bahan induk dan
relief. Pada umumnya, ke arah bawah, tanah beralih ke batuan yang keras atau ke
bahan bumi (yang tidak keras) yang tidak mengandung akar, tanaman, hewan,
atau tanda-tanda kegiatan biologi lain.
Kebutuhan lahan yang semakin meningkat, langkanya lahan pertanian
yang subur dan potensial, serta adanya persaingan penggunaan lahan antara sektor
pertanian dan non-pertanian, memerlukan teknologi tepat guna dalam upaya
mengoptimalkan

penggunaan

lahan

secara

berkelanjutan.

untuk

dapat

memanfaatkan sumber daya lahan secara terarah dan efisien diperlukan
tersedianya data dan informasi yang lengkap mengenai keadaan iklim, tanah dan
sifat lingkungan fisik lainnya, serta persyaratan tumbuh tanamanyang diusahakan,
terutama tanaman-tanaman yang mempunyai peluang pasar dan arti ekonomi
cukup baik.
Desa Sihiong merupakan desa di Kecamatan Bonatua Lunasi Kabupaten
Toba Samosir, dimana mata pencaharian masyarakatnya adalah bertani. Namun
kehidupan dan perekonomian masyarakat di Desa Sihiong tersebut belum

Universitas Sumatera Utara

maksimal. Padahal Kabupaten Toba Samosir khususnya Desa Sihiong tersebut
mempunyai potensi wilayah, berupa pertanian.
Berdasarkan hal tersebut peneliti berkeinginan melakukan penelitian
dalam upaya mengevaluasi tingkat kesesuaian lahan untuk komoditi Anggur,
Jambu Biji, Stroberi dan Apel apakah cocok untuk diusahakan di daerah tersebut
dan usaha-usaha perbaikan yang perlu dilakukan untuk meningkatklan hasil
produksi tanaman tersebut. Evaluasi kesesuaian lahan di Desa Sihiong untuk ke
empat komoditi Anggur, Jambu Biji, Stroberi dan Apel dilakukukan dengan cara
mencocokkan (matching) data kesuburan tanah dan data iklim pada daerah
penelitian dengan persyaratan tumbuh ketiga tanaman tersebut dan dilihat faktorfaktor pembatas yang menonjol.
Dengan adanya kegiatan penelitian ini, diharapkan petani di Desa Sihiong
Kecamatan Bonatua Lunasi Kabupaten Toba Samosir dapat mengembangkan ke
empat komoditi ini sesuai dengan potensi lahan yang telah dievaluasi, sehingga
produksi yang akan diperoleh dapat meningkat dan pada akhirnya dapat
meningkatkan perekonomian dan kesejahtraan masyarakatnya di desa tersebut.

Universitas Sumatera Utara

Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah :

1.

Untuk mengetahui kesesuaian lahan di Desa Sihiong Kecamatan Bonatua
Lunasi Kabupaten Toba Samosir untuk tanaman Anggur, Stroberi Jambu
Biji dan Apel.

2.

Memberikan alternatif managemen praktis dalam upaya meningkatkan
produksi tanaman Anggur, Stroberi, Jambu Biji dan Apel.

Kegunaan Penelitian

1.

Sebagai bahan informasi yang berguna bagi pengambil keputusan atau
bagi yang memerlukan dalam penentuan tanaman jambu biji, stroberi,
apel dan anggur yang akan dibudidayakan yang sesuai dengan kondisi
lahannya di Desa Sihiong Kecamatan Bonatua Lunasi Kabupaten Toba
Samosir.

2.

Sebagai

acuan

yang

dapat

dilakukan

secara

operasional

untuk

pengembangan budidaya tanaman jambu biji, stroberi, apel dan anggur di
Desa Sihiong Kecamatan Bonatua Lunasi Kabupaten Toba Samosir.

Universitas Sumatera Utara

TINJAUAN PUSTAKA

Survei Tanah

Salah satu kegiatan yang dilakukan untuk mempelajari lingkungan alam
dan potensi sumber dayanya adalah survei. Sebuah peta tanah merupakan salah
satu dokumentasi utama sebagai dasar dalam proyek-proyek pengembangan
wilayah. Makin banyak informasi yang diperoleh dari pelaksanaan survei pada
skala yang besar akan memberikan manfaat yang lebih besar, tergantung dengan
pelaksanaan survei yang dilakukan (Hakim, dkk, 1986).
Penelitian tanah pada umumnya dimulai dengan pengamatan profil tanah
di lapang. Profil tanah terdiri dari beberapa horison tanah yang kurang lebih
sejajar dengan permukaan tanah dan dibedakan satu sama lain atas dasar warna,
struktur, tekstur, konsistensi, sifat-sifat kimia, susunan mineral dan lain-lain.
(Hardjowigeno, 2007).
Survei tanah merupakan pekerjaan pengumpulan data kimia, fisik dan
biologi di lapangan maupun di laboratorium dengan tujuan pendugaan lahan
umum maupun khusus. Survei merupakan sebagian dari proyek, sedangkan
proyek adalah suatu rangkaian kegiatan yang saling berkaitan untuk mencapai
sasaran tertentu dan membutuhkan banyak sarana. Oleh karena itu agar survei
dapat mencapai sasaran dengan biaya dan waktu seoptimal mungkin, perlu
dilakukan perencanaan survei (Abdullah, 1993).
Survei dan pemetaan tanah merupakan suatu kesatuan yang saling
melengkapi dan saling memberi manfaat bagi peningkatan kegunaannya. Kegiatan

Universitas Sumatera Utara

survei dan pemetaan tanah menghasilkan laporan dan peta-peta. Laporan survei
berisikan uraian secara terperinci tentang tujuan survei, keadaan fisik dan
lingkungan lokasi survei, keadaan tanah, klasifikasi dan interpretasi kemampuan
lahan serta saran/rekomendasi (Sutanto, 2005).
Tujuan survei tanah adalah mengklasifikasikan, menganalisis dan
memetakan tanah dengan mengelompokkan tanah-tanah yang sama dan hampir
sama sifatnya ke dalam satuan peta tanah tertentu dengan mengamati profil tanah
atas warna, struktur, tekstur, konsistensi, sifat-sifat kimia dan lain-lain
(Hardjowigeno, 2003).
Cara survei tanah terinci sebagai kategori terendah merupakan dasar untuk
mengetahui survey tanah. Untuk kategori lebih tinggi caranya lebih sederhana dan
lebih kasar. Dari hasil survey tanah terinci dapat dibuat peta dari tanah kategori
lebih tinggi,tetapi sebaliknya tidak mungkin survey tanah tinjau membuat peta
tanah terinci, karena akan memasukkan dan menambah kesalahan. Meskipun
demikian survei tanah kategori tinggi pun tidak mungkin dikerjakanoleh orang
yang sama sekali baru (Darmawijaya, 1990).
Tanah harus ditentukan sifat-sifatnya di lapangan dalam keadaan yang
sewajar wajarnya dengan melihat ciri-ciri morfologi yang merupakan hasil genesa
tanah yang dipengaruhi oleh : iklim, vegetasi, topografi, bahan induk dan waktu.
Jadi jenis tanah sebagai bagian dari permukaan bumi harus diketahui tempat dan
penyebarannya (Darmawijaya, 1997).

Universitas Sumatera Utara

Evaluasi Lahan

Evaluasi lahan umumnya merupakan kegiatan lanjutan dari survei dan
pemetaan tanah atau sumber daya lahan lainnya melalui pendekatan interpretasi
data tanah serta fisik lingkungan untuk suatu tujuan penggunaan tertentu. Sejalan
dengan dibedakannya macam dan tingkat pemetaan tanah, maka dalam evaluasi
lahan juga dibedakan menurut ketersediaan data hasil survei dan pemetaan tanah.
Berdasarkan sejumlah faktor tersebut suatu proses pendugaan potensi lahan untuk
macam-macam penggunaan yang disebut dengan evaluasi lahan (Dent and
Young, 1981).
Evaluasi lahan ini merupakan alat yang biasa digunakan dalam proyek
perencanaan. Alat ini sangat fleksibel, bergantung pada keperluan dan komoditas
wilayah yang hendak dievaluasi (Abdullah, 1993).
Sementara itu kesesuaian lahan merupakan penggambaran tingkat
kecocokan sebidang lahan untuk penggunaan lahan tertentu. Kelas kesesuaian
lahan areal dapat berbeda tergantung dari tipe penggunaan lahan yang sedang
dipertimbangkan (Sitorus, 1985).
Menurut FAO (1976) kegiatan utama dalam mengevaluasi lahan adalah
sebagai berikut :
1. Konsultasi pendahuluan meliputi pekerjaan-pekerjaan persiapan antara
lain penetapan yang jelas tujuan evaluasi, jenis data yang digunakan,
asumsi yang akan digunakan mengevaluasi, daerah penelitian serta
intensitas dan skala survei.

Universitas Sumatera Utara

2. Deskripsi dari jenis penggunaan lahan yang sedang dipertimbangkan dan
persyaratan-persyaratan yang diperlukan.
3. Membandingkan jenis penggunaan lahan dengan tipe-tipe lahan yang ada.
Ini merupakan proses penting dalam evaluasi lahan, dimana data
penggunaan lahan

serta

informasi-informasi

ekonomi

dan

sosial

digabungkan dan dianalisis secara bersama-sama.
4. Hasil dari empat butir tersebut adalah klasifikasi kesesuaian lahan.
5. Penyajian dari hasil-hasil evaluasi.

Dalam penelitian kelas kesesuaian lahan menurut Husein (1980),
digolongkan atas dasar kelas-kelas kesesuaian lahan sebagai berikut :
1. Kelas S1 : Sangat Sesuai (highly suitable), lahan tidak mempunyai
pembatas yang serius untuk menerapkan pengelolaan yang diberikan atau
hanya mempunyai pembatas yang tidak berarti secara nyata terhadap
produksinya dan tidak akan menaikkan masukan atas apa yang telah biasa
dilakukan.
2. Kelas S2 : Sesuai (moderately suitable), lahan mempunyai pembatas yang
agak serius untuk mempertahankan tingkat pengelolaannya yang harus
diterapkan. Pembatas akan mengurangi produksi atau keuntungan dan
meningkatkan masukan yang diperlukan.
3. Kelas S3 : Kurang Sesuai (marginally suitable), lahan mempunyai
pembatas yang serius untuk mempertahankan tingkat pengelolaannnya
yang harus diterapkan.

Pembatas akan mengurangi produksi dan

keuntungan atau lebih meningkatkan masukan yang diperlukan.

Universitas Sumatera Utara

4. Kelas N : Tidak Sesuai (not suitable), lahan yang mempunyai faktor
pembatas yang sangat berat dan/atau sulit diatasi.

Dalam kesesuaian lahan dikenal kesesuaian lahan aktual yaitu kesesuaian
lahan yang dilakukan pada kondisi penggunaan lahan sekarang tanpa masukan
perbaikan dan kesesuaian lahan potensial yaitu kesesuaian lahan yang dilakukan
pada kondisi setelah diberikan masukan perbaikan seperti : penambahan pupuk,
pengairan atau terasering; tergantung dari jenis faktor pembatasnya. Penilaian
kesesuaian lahan dilakukan dengan mencocokkan (matching) antara kualitas lahan
dan karakteristik lahan (sifat fisik dan kimia lahan) sebagai parameter dengan
kriteria kelas kesesuaian lahan yang telah disusun berdasarkan persyaratan
penggunaan atau persyaratan tumbuh tanaman atau komoditas pertanian yang
dievaluasi (Djaenudin, dkk, 2003)

Karakteristik Lahan

Karakteristik lahan adalah sifat lahan yang dapat diukur atau diestimasi,
penggunaan karakteristik lahan untuk keperluan evaluasi lahan bervariasi.
Karakteristik lahan yang digunakan adalah : temperatur udara, curah hujan,
lamanya masa kering, kelembaban udara, drainase, tekstur, bahan kasar,
kedalaman tanah, kapasitas tukar kation, kejenuhan basa, pH, H 2O, C-organik,
salinitas, alkalinitas, kedalaman bahan sulfidik, lereng, bahaya erosi, genangan,
batuan di permukaan dan singkapan batuan (FAO, 1983).

Universitas Sumatera Utara

1. Temperatur udara : merupakan temperatur udara tahunan dan dinyatakan
dalam oC.
2. Curah hujan : merupakan curah hujan rerata tahunan yang dinyatakan
dalam mm.
3. Lamanya masa kering : merupakan jumlah bulan kering berturut-turut
dalam setahun dengan jumlah curah hujan < 60 mm.
4. Kelembaban udara : merupakan kelembaban udara rerata tahunan dan
dinyatakan

dalam %.

5. Drainase : merupakan laju perkolasi air ke dalam tanah terhadap aerasi
udara dalam tanah.
6. Tekstur : menyatakan istilah dalam distribusi partikel tanah halus dengan
ukuran < 2 mm.
7. Bahan kasar : menyatakan volume dalam persen dan adanya bahan kasar
dengan ukuran > 2 mm.
8. Kedalaman tanah : menyatakan dalamnya lapisan tanah dalam cm yang
dapat dipakai dalam perkembangan perakaran dari tanaman yang
dievaluasi.
9. KTK liat : menyatakan kapasitas tukar kation dari fraksi liat.
10. Kejenuhan basa : jumlah basa-basa (NH4OAc) yang ada dalam 100 g
contoh tanah.
11. Reaksi tanah : nilai pH tanah; pada lahan kering yang dinyatakan dengan
data laboratorium, sedangkan pada lahan basah diukur di lapangan.
12. C-organik : kandungan karbon organik tanah dinyatakan dalam %.

Universitas Sumatera Utara

13. Salinitas : kandungan garam terlarut pada tanah yang dicerminkan oleh
daya hantar listrik, dinyatakan dalam dS/m.
14. Alkalinitas : kandungan natrium dapat ditukar, dinyatakan dalam %.
15. Kedalaman sulfidik : dalamnya bahan sulfidik diukur dari permukaan
tanah sampai batas atas lapisan sulfidik, dinyatakan dalam cm.
16. Lereng : menyatakan kemiringan lereng diukur dalam %.
17. Bahaya erosi : bahaya erosi diprediksi dengan memperhatikan adanya
erosi lembar permukaan (sheet erosion), erosi alur (reel erosion), dan erosi
parit (gully erosion), atau dengan memperhatikan permukaan tanah yang
hilang (rata-rata) pertahun.
18. Genangan : jumlah lamanya genangan dalam bulan selama satu tahun.
19. Batuan di permukaan : volume batuan (dalam %) yang ada di permukaan
tanah/lapisan olah.
20. Singkapan batuan : volume batuan (dalam %) yang ada dalam solum
tanah.
Setiap satuan peta lahan/tanah yang dihasilkan dari kegiatan survei
dan/atau pemetaan sumber daya lahan, karakteristik lahan dapat dirinci dan
diuraikan yang mencakup keadaan fisik lingkungan dan tanahnya. Data tersebut
digunakan untuk keperluan interpretasi dan evaluasi lahan bagi komoditas
tertentu.

Universitas Sumatera Utara

Sifat Fisik Tanah

Drainase Tanah

Drainase itu suatu proses menghilangnya air yang berkelebihan secepat
mungkin dari profil tanah, terutama dari lapisan permukaan dan subsoil bagian
atas. Kalau drainase dari rawa – rawa dan daerah – daerah yang tergenang air
merupakan suatu hal yang penting, drainase tanah yang sudah diolah kerap kali
jauh lebih penting.Boleh dikatakan, bahwa drainase tanah pertanian ialah yang
paling penting dalam setiap masyarakat, bahkan di daerah kering, terutama
dimana irigasi dilaksanakan (Buckman dan Brady, 1982).
Tujuan utama drainase pada pertanian dan kehutanan adalah menurunkan
dataran air untuk meningkatkan kedalaman perakaran. Drainase menurunkan
kandungan air pada musim semi, yang menyebabkan tanah menjadi hangat dan
lebih cepat (Foth, 1994).
Kelas drainase tanah dibedakan dalam tujuh kelas sebagai berikut :
1. Cepat, tanah mempunyai konduktivitas hidrolik tinggi sampai sangat tinggi
dan daya menahan air rendah. Tanah demikian tidak cocok untuk tanaman
tanpa irigasi. Ciri yang dapat diketahui di lapangan, yaitu tanah berwarna
homogen tanpa bercak atau karatan besi dan aluminium serta warn agley
(reduksi).
2. Agak cepat, tanah mempunyai konduktivitas hidrolik tinggi dan daya menahan
air rendah. Tanah demikian hanya cocok untuk sebagian tanaman kalau tanpa

Universitas Sumatera Utara

irigasi. Ciri yang dapat diketahui di lapangan, yaitu tanah berwarna homogeny
tanpa bercak atau karatan besi dan aluminium serta warna gley (reduksi).
3. Baik, tanah mempunyai konduktivitas hidrolik sedang dan daya menahan air
sedang, lembab, tapi tidak cukup basah. Ciri yang dapat diketahui di lapangan,
yaitu tanah berwarna homogeny tanpa bercak atau karatan besi dan atau
mangan serta warn agley (reduksi) pada lapisan sampai ≥ 100 cm.
4. Agak baik, tanah mempunyai konduktivitas hidrolik sedang sampai agak
rendah dan daya menahan air rendah, tanah basah dekat ke permukaan. Tanah
demikian cocok untuk berbagai tanaman. Ciri yang dapat diketahui di
lapangan, yaitu tanah berwarna homogeny tanpa bercak atau karatan besi dan
atau mangan serta warn agley (reduksi) pada lapisan sampai ≥ 50 cm.
5. Agak terhambat, tanah mempunyai konduktivitas hidrolik agak rendah dan
daya menahan air rendah sampai sangat rendah, tanah basah sampai ke
permukaan. Tanah demikian cocok untuk padi sawah dan sebagian kecil
tanaman lainnya. Ciri yang dapat diketahui di lapangan, yaitu tanah berwarna
homogen tanpa bercak atau karatan besi dan atau mangan serta warn agley
(reduksi) pada lapisan sampai ≥ 25 cm.
6. Terhambat, tanah mempunyai konduktivitas hidrolik rendah dan daya
menahan air rendah sampai sangat rendah, tanah basah untuk waktu yang
cukup lama sampai ke permukaan. Tanah demikian cocok untuk padi sawah
dan sebagian kecil tanaman lainnya. Ciri yang dapat diketahui di lapangan,
yaitu tanah mempunyai warn agley (reduksi) dan bercak atau karatan besi dan
atau mangan seikit pada lapisan sampai permukaan.

Universitas Sumatera Utara

7. Sangat terhambat, tanah dengan konduktivitas hidrolik sangat rendah dan daya
menahan air sangat rendah, tanah basah secara permanen dan tergenang untuk
waktu yang cukup lama sampai ke permukaan. Tanah demikian cocok untuk
padi sawah dan sebagian kecil tanaman lainnya. Ciri yang dapat diketahui di
lapangan, yaitu tanah mempunyai warna gley (reduksi) permanen sampai pada
lapisan permukaan (Djaenudin, dkk, 2003).

Kedalaman Tanah
Kedalaman tanah efektif adalah kedalaman tanah yang masih dapat
ditembus akar tanaman. Banyaknya perakaran, baik akar halus maupun akar kasar,
serta dalamnya akar – akar tersebut dapat menembus tanah dan bila tidak dijumpai
akar tanaman, maka kedalaman efektif ditentukan berdasarkan kedalaman solum
tanah (Hardjowigeno, 1995).
Kedalaman tanah dibedakan menjadi :
-

Sangat dangkal : < 20 cm

-

Dangkal : 20 – 50 cm

-

Sedang : 50 – 75 cm

-

Dalam : > 75 cm

(Djaenudin, dkk, 2003).

Tekstur Tanah

Tekstur tanah adalah perbandingan kandungan partikel – partikel tanah
primer berupa fraksi liat, debu dan pasir dalam suatu massa tanah. Partikel –

Universitas Sumatera Utara

partikel primer itu mempunyai bentuk dan ukuran yang berbeda – beda dan dapat
digolongkan kedalam tiga fraksi tersebut. Ada yang berdiameter besar sehingga
dengan mudah dapat dilihat dengan mata telanjang, tetapi ada pula yang
sedemikian halusnya, seperti koloidal, sehingga tidak dapat dilihat dengan mata
telanjang (Sarief, 1986).
Partikel



partikel

tanah

(tekstur

tanah)

yang

dikelompokkan

berdasarkan atas ukuran tertentu disebut fraksi (partikel) tanah, fraksi ini dapat
menjadi kasar ataupun halus. Menurut sistem MOHR fraksi tanah pasir
mempunyai ukuran

2.00 - 0.05 mm, debu 0.05 - 0.005 mm dan liat 0.005 mm

(Sutedjo dan Kartasapoetra, 1991).
Pengelompokkan kelas tekstur yang digunakan adalah :
-

Halus (h) : liat berpasir, liat, liat berdebu.

-

Agak halus (ah) : lempung berliat, lempung liat berpasir, lempung liat
berdebu.

-

Sedang (s) : lempung berpasir sangat halus, lempung, lempung berdebu, debu.

-

Agak kasar (ak) : lempung berpasir.

-

Kasar (k) : pasir, pasir berlempung.

-

Sangat halus (sh) : liat (tipe mineral 2 : 1)

(Djaenudin, dkk, 2003).
Bahaya Banjir
Ancaman banjir sangat perlu diperhatikan dalam pengelolaan lahan
pertanian

karena

sangat

berpengaruh

terhadap

pertumbuhan

tanaman.

(Hardjowigeno, 1995) mengelompokkan bahaya banjir sebagai berikut :

Universitas Sumatera Utara

f0 = tidak ada banjir di dalam periode satu tahun
f1 = ringan yaitu periode kurang dari satu bulan banjir bisa terjadi dan bisa
tidak.
f2 = sedang yaitu selama 1 bulan dalam setahun terjadi banjir.
f3 = agak berat yaitu selama 2-5 bulan dalam setahun dilanda banjir.
f4 = berat yaitu selama 6 bulan lebih dalam setahun dilanda banjir.

Batuan Permukaan

Batuan permukaan adalah batuan yang tersebar diatas permukaan tanah
dan berdiameter lebih besar dari 25 cm berbentuk bulat atau bersumbu
memanjang lebih dari 40 cm berbentuk gepeng. (Arsyad, 1989) mengelompokkan
penyebaran batuan diatas permukaan tanah sebagai berikut :
b0 = 90 % (sangat banyak)

Terdapatnya batu-batuan baik dipermukaan maupun di dalam tanah dapat
mengganggu perakaran tanaman serta mengurangi kemampuan tanah untuk
berbagai penggunaan. Oleh karena itu jumlah dan ukuran batuan yang ditemukan
perlu dicatat dengan baik (Hardjowigeno, 1995).

Universitas Sumatera Utara

Sifat Kimia Tanah

Kapasitas Tukar Kation (KTK)
Kemampuan

tukar

kation

ialah

kapasitas

tanah

menyerap

dan

mempertukarkan ion. Ion dapat berupa kation dan besarnya disebut kapasitas
tukar kation (KTK) atau berupa anion yang besarnya disebut kapasitas tukar anion
(KTA). KTK dan KTA masing-masing diukur menurut jumlah maksimum kation
dan anion yang dapat diserap tanah (Notohardiprawiro, 1998).
Salah satu sifat kimia tanah sawah yang berkaitan erat dengan ketersediaan
hara bagi tanaman dan menjadi indikator kesuburan tanah adalah kapasitas tukar
kation (KTK) atau Cation Exchange Cappacity (CEC). KTK merupakan jumlah
total kation yang dapat dipertukarkan pada permukaan koloid yang bermuatan
negatif (Noor, 2004).
Kejenuhan Basa (KB)
Kejenuhan basa merupakan suatu sifat yang berhubungan dengan KTK.
Terdapat juga korelasi positif antara % kejenuhan basa dan pH tanah. Umumnya,
terlihat bahwa kejenuhan basa tinggi jika pH tanah tinggi. Kejenuhan basa sering
dianggap sebagai petunjuk tingkat kesuburan tanah. Kemudian pelepasan kation
terjerap untuk tanaman tergantung pada tingkat kejenuhan basa. Suatu tanah
dianggap sangat subur jika kejenuhan basanya ≥ 80%, berkesuburan sedang jika
kejenuhan basanya antara 50 dan 80%, dan tidak subur jika kejenuhan basanya ≤
50% (Tan, 1998).

Universitas Sumatera Utara

pH Tanah

pH tanah merupakan suatu ukuran intensitas kemasaman, bukan ukuran
total asam yang ada di tanah tersebut. Pada tanah-tanah tertentu seperti tanah liat
berat, gambut yang mampu menahan perubahan pH atau kemasaman yang lebih
besar dibandingkan dengan tanah yang berpasir (Mukhlis, 2007).
Peranan pH tanah :
a. Mempengaruhi ketersediaan unsur hara tanaman
b. Memepengaruhi nilai kapasitas tukar kation (KTK), terutama kejenuhan basa
(KB) suatu tanah
c. Mempengaruhi keterikatan unsur P
d. Mempengaruhi perkembangan mikroorganisme
e. Mempengaruhi perubahan muatan listrik pada permukaan kompleks liat atau
humus
(Sarief, 1989).
Kemasaman tanah (pH) dapat dikelompokkan sebagai berikut :
pH < 4,5 (sangat masam)

pH 6,6 – 7,5 (netral)

pH 4,5 – 5,5 (masam)

pH 7,6 – 8,5 (agak alkalis)

pH 5,6 – 6,5 (agak masam)

pH > 8,5 (alkalis)

(Arsyad, 1989)

Universitas Sumatera Utara

C-organik Tanah

Kandungan C-organik pada tiap-tiap horizon tanah sawah bertambah
dengan meningkatnya kedalaman tanah, berkisar antara 4,41% - 8,81% yang
tergolong tinggi atau sangat tinggi. Salah satu faktor penyebab tingginya
kandungan C-organik pada horizon bawah disebabkan oleh ikut teroksidasinya
pirit pada saat penetapan C-organik dilaboratorium sehingga kandungan Corganik menjadi sangat tinggi (Karasapoetra, 1998).
Bahan organik umumnya ditemukan di permukaan tanah. Jumlahnya tidak
besar hanya sekitar 3 – 5%, tetapi pengaruhnya terhadap sifat-sifat tanah besar
sekali. Adapun pengaruh bahan organik terhadap sifat tanah dan akibatnya juga
terhadap pertumbuhan tanaman adalah :
- Sebagai granulator yaitu memperbaiki struktur tanah
- Sumber unsur hara N, P, S, unsur mikro lainnya
- Manambah kemampuan tanah untuk menahan unsur-unsur hara (kapasitas
tukar kation menjadi tinggi)
- Sumber energi bagi mikroorganisme
- Menambah kemampuan tanah
(Hardjowigeno, 1995).

Universitas Sumatera Utara

Syarat Tumbuh Tanaman

Jambu Biji (Psidium guajava L.)
Tanaman jambu air akan tumbuh baik di daerah yang curah hujannya
rendah/kering sekitar 500–3.000 mm/tahun dan musim kemarau lebih dari 4
bulan. Dengan kondisi tersebut, maka jambu air akan memberikan kualitas buah
yang baik dengan rasa lebih manis. Cahaya matahari berpengaruh terhadap
kualitas buah yang akan dihasilkan. Intensitas cahaya matahari yang ideal dalam
pertumbuhan jambu air adalah 40–80 %. Suhu yang cocok untuk pertumbuhan
tanaman jambu air adalah 18-28 derajat C. Kelembaban udara yang diperlukan
tanaman jambu biji antara 50-80 %.

Stroberi (Fragaria chiolensis L.)

Stroberi merupakan tanaman yang mempunyai ketahanan & adaptasi yang
cukup luas. Tanaman stroberi dapat tumbuh dengan baik di daerah dengan curah
hujan 600-700 mm/tahun. Lamanya penyinaran cahaya matahari yang dibutuhkan
dalam pertumbuhan adalah 8–10 jam setiap harinya. Stroberi adalah tanaman
subtropis yang dapat beradaptasi dengan baik di dataran tinggi tropis yang
memiliki temperatur 17–200C. Kelembaban udara yang baik untuk pertumbuhan
tanaman stroberi antara 80-90%. Ketinggian tempat yang memenuhi syarat iklim
tersebut adalah 1.000-1.500 meter dpl.

Universitas Sumatera Utara

Apel (Malus sylvestris Mill.)
Tanaman apel hanya dapat tumbuh dan berbuah di daerah dataran tinggi
antara 700-2.000 m dpl yang iklimnya kering. Di daerah yang beriklim basah,
pertumbuhan tanaman mengalami banyak kendala dan rasa buah kurang manis.
Kendala utama adalah penyakit daun (embun upas). Tanaman ini sebaiknya
ditanam di tempat terbuka. Di dataran rendah, tanaman tidak mampu berbunga.
Curah hujan yang ideal adalah 1.000-2.600 mm/tahun dengan hari hujan 110-150
hari/tahun. Dalam setahun banyaknya bulan basah adalah 6-7 bulan dan bulan
kering 3-4 bulan. Curah hujan yang tinggi saat berbunga akan menyebabkan
bunga gugur sehingga tidak dapat menjadi buah. Tanaman apel membutuhkan
cahaya matahari yang cukup antara 50 - 60% setiap harinya, terutama pada saat
pembungaan. Suhu yang sesuai berkisar antara 16-270C. Kelembaban udara yang
dikehendaki tanaman apel sekitar 75-85%. Tanaman apel tumbuh dengan baik
pada tanah yang bersolum dalam, mempunyai lapisan organik tinggi, dan struktur
tanahnya remah dan gembur, mempunyai aerasi, penyerapan air, dan porositas
baik,

sehingga

pertukaran

oksigen,

pergerakan

hara

dan

kemampuan

menyimpanan airnya optimal.
Tanah yang cocok untuk pertumbuhan tanaman apel adalah Latosol,
Andosol dan Regosol.Derajat keasaman tanah (pH) yang cocok untuk tanaman
apel adalah 6-7 dan kandungan air tanah yang dibutuhkan adalah air tersedia.
Dalam pertumbuhannya tanaman apel membutuhkan kandungan air tanah yang
cukup. Kelerengan yang terlalu tajam akan menyulitkan perawatan tanaman,
sehingga bila masih memungkinkan dibuat terasering maka tanah masih layak

Universitas Sumatera Utara

ditanami.Tanaman apel dapat tumbuh dan berbuah baik pada ketinggian 700-1200
m dpl. dengan ketinggian optimal 1000-1200 m dpl.
Anggur ( Vitis vinifera L. )
Faktor iklim yang berpengaruh terhadap pertumbuhan dan produksi
anggur meliputi ketinggian tempat (elevasi) yang berkaitan dengan suhu dan
kelembapan udara, curah hujan, serta sinar matahari. Di Indonnesia, pada
umumnya tanaman anggur dibudidayakan di dataran rendah yang beriklim kering.
Tanaman anggur dapat tumbuh baik di daerah dataran rendah, terutama di tepitepi pantai, dengan musim kemarau panjang berkisar 4-7 bulan.Angin yang terlalu
kencang kurang baik bagi anggur dan curah hujan yang baik adalah 800 mm per
tahun tapi keadaan hujan yang terus menerus dapat merusak premordia/ bakal
perbungaan yaitu tengah berlangsung sertadapat menimbulkan serangan hama dan
penyakit. Sinar matahari yang banyak/udara kering sangat baik bagi pertumbuhan
vegetatif dan pembuahannya. Suhu rata-rata maksimal siang hari 31 derajat C dan
suhu rata-rata minimal malam hari 23 0C dengan kelembaban udara 75-80 %.
anggur akan tumbuh baik bila ditanam antara 5-1000 m dpl atau di daerah dataran
rendah.

Perbedaan

ketinggian

akan

mempengaruhi

pertumbuhan

dan

perkembangannya

Universitas Sumatera Utara

BAHAN DAN METODE

Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Desa Sihiong

Kecamatan Bonatua Lunasi

Kabupaten Toba Samosir. Lokasi penelitian berada pada ketinggian 974 meter di
atas permukaan laut (d.p.l). Analisis tanah dilakukan di Laboratorium Riset dan
Teknologi serta di Laboratorium Kimia dan Kesuburan Tanah FP-USU, Medan.

Bahan dan Alat

Adapun bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : sampel tanah
yang diambil dari setiap Satuan Peta Tanah (SPT) serta bahan-bahan untuk
analisis di laboratorium.
Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : peta topografi
skala 1 : 5000, GPS, bor tanah, ring sampel, kertas label, kantong plastik, karet
gelang, cangkul, parang, kamera, spidol, alat tulis serta alat-alat laboratorium.

Metodologi Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini berdasarkan data iklim yang
diklasifikasikan berdasarkan tipe iklim Oldeman, data kesuburan tanah meliputi

Universitas Sumatera Utara

sifat kimia dan fisika dievaluasi berdasarkan kriteria yang ditetapkan oleh Staf
Pusat Penelitian Tanah Bogor Tahun 1983.
Metoda evaluasi lahan yang dilakukan adalah : metoda limit yang
mengacu pada besarnya tingkat faktor pembatas dari karakteristik lahan (FAO,
1976). Untuk memperoleh kelas kesesuaian lahan

untuk tanaman Anggur,

Stroberi, dan Jambu Biji di Desa Sihiong Kecamatan Bonatua Lunasi Kabupaten
Toba Samosir, maka data iklim, data hasil pengamatan di lapangan (kondisi fisik
lingkungan) dan data hasil analisis laboratorium dicocokkan (matching) dengan
kriteria kelas kesesuaian lahan bagi tanaman Anggur, Stroberi, dan Jambu Biji
oleh

Pusat

Penelitian

dan

Pengembangan

Tanah

dan

Agroklimat

Bogor(Puslitbangtanak, 2003) sehingga diperoleh kelas kesesuaian lahan aktual
dan kelas kesesuaian lahan potensial bagi masing-masing tanaman di Desa
Sihiong

Kecamatan Bonatua

Lunasi

Kabupaten Toba

Samosir.Dalam

pengambilan sampel tanah dilakukan metode survei grid bebas dengan tingkat
survei semi detail.

Pelaksanaan Penelitian

Tahap Persiapan

Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah telaah pustaka, konsultasi
dengan dosen pembimbing, penyusunan usulan penelitian, pengadaan peta-peta
yang dibutuhkan, mengadakan survey kelapangan dan persiapan bahan dan alat
yang dibutuhkan dalam penelitian ini.

Universitas Sumatera Utara

Tahap Kegiatan di Lapangan

-

Daerah penelitian dan penentuan titik pemboran tanah setiap 25 ha
berdasarkan peta lokasi sehingga diperoleh 20 titik pemboran tanah

-

Pemboran tanah pada setiap titik lalu dimasukkan sampel tanah tersebut ke
dalam plastik dengan berat tanah ± 1.5 kg serta diberi label lapangan;
tanah yang akan dianalisis adalah tanah pada kedalaman 0 cm – 20 cm.

-

Data iklim untuk Sihiong Kecamatan Bonatua Lunasi Kabupaten Toba
Samosir selama 10 tahun (tahun 2000 - 2010) diperoleh dari Stasiun
Klimatologi Kelas I Sampali Medan meliputi data : suhu udara rata-rata,
curah hujan tahunan, kelembaban udara rata-rata dan lamanya masa bulan
kering untuk pos pengamatan/stasiun Lumban Julu.

-

Data fisik lingkungan

yang dikumpulkan meliputi : tekstur tanah,

panjang dan kemiringan lereng, drainase tanah, bahan kasar, kedalaman
tanah, vegetasi dominan, pengelolaan tanaman, upaya konservasi tanah,
bahaya banjir/genangan, batuan permukaan dan singkapan batuan.
Tahap Analisis Laboratorium
Sampel tanah dari lapangan kemudian diteliti dilaboratorium yang meliputi sifat
fisik dan kimia tanah.

Analisis Kesesuaian Lahan

Analisis kesesuaian lahan untuk tanamana Anggur, Stroberi, dan Jambu
Biji berdasarkan metoda limit yang mengacu pada besarnya

tingkat

faktor

Universitas Sumatera Utara

pembatas dari karakteristik lahan berdasarkan FAO (1976) seperti yang sudah
disebutkan sebelumnya.

Peubah Yang Diukur

Berdasarkan karakteristik lahan yang telah disebutkan maka peubah yang
diukur dalam penelitian ini adalah :
 Data lapangan
1. Ketersediaan Oksigen (oa)


Drainase

2. Media Perakaran (rc)


Bahan kasar (%)



Kedalaman tanah (cm)

3. Temperatur (tc)


Temperatur rata-rata (oC)

4. Ketersediaan Air (wa)


Curah hujan (mm)



Kelembaban (%)

5. Bahaya Banjir (fh)


Genangan

6. Penyiapan Lahan (lp)


Batuan di permukaan (%)



Singkapan batuan (%)

7. Pirit

Universitas Sumatera Utara

 Data laboratorium
1. Retensi Hara (nr)


KTK (me/100g) metode ekstraksi NH 4 OAc pH 7



pH H2O metode elektrometri (1 : 2,5)



Kejenuhan basa (%) metode NH4 -asetat 1N pH 7



C-organik (%) metode Walkey and Black

2. Media Perakaran (rc)


Tekstur metode Hydrometer

3. Sodisitas (xn)


Alkalinitas/ESP (%) (Electric Conductivity)

Universitas Sumatera Utara

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

Iklim
Data iklim selama 5 tahun (2002-2011) diperoleh dari Stasiun Klimatologi
Kelas I Sampali Medan meliputi data : curah hujan, suhu udara dan kelembaban
udara rata-rata bulanan pada pos pengamatan/stasiun terdekat yaitu: Porsea, yang
dianggap dapat mewakili data iklim di Desa Sihiong, Kecamatan Bonatua Lunasi
Adapun data-data iklim yang diperoleh dengan data rata-rata sebagai
berikut


Suhu udara rata-rata tahunan : 20.06oC



Curah hujan rata-rata tahunan : 2450 mm



Kelembaban rata-rata tahunan : 85 %



Tipe Iklim Oldeman

: Basah

Karakteristik Lahan
Jenis tanah yang terdapat pada Desa Sihiong Kecamatan Bonatua Lunasi
adalah Inceptisol. Secara umum pH tanah berkisar masam sampai agak masam.
Tekstur tanahnya sedang, kedalaman tanah dalam ( >75 cm ). Untuk kemiringan
lereng pada Desa Sihiong yaitu landai dan bergelombang.

Universitas Sumatera Utara

Evaluasi Kesesuaian Lahan
Peta Kesesuaian Lahan untuk tanaman Jambu Biji
510500

511000

511500

512000

512500

513000

513500

514000

514500

515000

515500

280000

280000

279500

279500

PETA KESESUAIAN LAHAN
UNTUK TANAMAN JAMBU BIJI
DI DESA SIHIONG
KECAMATAN BONATUA LUNASI

U
279000

279000

278500

278500

278000

278000

277500

277500

277000

277000

276500

276500

276000

276000

275500

275500

275000

275000

B

T
S

KETERANGAN :

N (ALKALINITAS)
S2

S3 (ALKALINITAS)
S3 (A LK ALINITA S & C-O RG ANIK

510500

511000

511500

512000

512500

513000

513500

514000

514500

515000

S3 (C-ORGANIK)

FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2012

515500

Dari peta kesesuaian lahan untuk tanaman Jambu biji

didapat bahwa

untuk kelas kesesuaian aktual N terdapat pada faktor pembatas Sodisitas (xn)
yaitu Alkalinitas. Untuk kelas kesesuaian aktual S3 terdapat pada faktor pembatas
Sodisitas (xn),yaitu Alkalinitas dan Retensi hara (nr) yaitu C-organik dan
Kejenuhan Basa. Untuk kelas kesesuaian aktual S2 terdapat pada faktor pembatas
Temperatur (tc), media perakaran (rc) yaitu kedalaman tanah, retensi hara (nr)
yaitu KTK.

Universitas Sumatera Utara

Peta Kesesuaian Lahan untuk tanaman Strawberi
510500

511000

511500

512000

512500

513000

513500

514000

514500

515000

515500

280000

280000

279500

279500

279000

279000

PETA KESESUAIAN LAHAN
UNTUK TANAMAN STRAWBERI
DI DESA SIHIONG
KECAMATAN BONATUA LUNASI

U
B

278500

278500

278000

278000

T
S

KETERANGAN :
N (ALKA LINITAS)
S2
S3 (A LK ALINITA S)
277500

277500

277000

277000

276500

276500

276000

276000

275500

275500

S3 (AL KA LI NITA S & C-O RG A NI K)

S3 (C - OR GAN IK)
S3 (pH )
S3 (pH & C -O RG ANIK)
S3 (pH, C-O RG ANIK & ALKALINIT AS)

FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2012

275000

275000
510500

511000

511500

512000

512500

513000

513500

514000

514500

515000

515500

Dari peta kesesuaian lahan untuk tanaman strawberi didapat bahwa untuk
kelas kesesuaian aktual N terdapat pada faktor pembatas Sodisitas (xn) yaitu
Alkalinitas. Untuk kelas kesesuaian aktual S3 terdapat pada faktor pembatas
Sodisitas (xn),yaitu Alkalinitas dan Retensi hara (nr) yaitu C-organik, pH dan
Kejenuhan Basa. Untuk kelas kesesuaian aktual S2 terdapat pada faktor pembatas
Temperatur (tc), , retensi hara (nr) yaitu KTK.

Universitas Sumatera Utara

Peta Kesesuaian Lahan untuk tanaman Apel
510500

511000

511500

512000

512500

513000

513500

514000

514500

515000

515500

280000

280000

279500

279500

279000

279000

PETA KESESUAIAN LAHAN
UNTUK TANAMAN APEL
DI DESA SIHIONG
KECAMATAN BONATUA LUNASI

U
B

278500

278500

278000

278000

277500

277500

277000

277000

276500

276500

276000

276000

275500

275500

T
S

KETERANGAN :

N ( Alkalinitas )
S2
S3 ( C-organik )
S3 ( pH )
S3 ( Alkalinitas )

FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2012

275000

275000
510500

511000

511500

512000

512500

513000

513500

514000

514500

515000

515500

Dari peta kesesuaian lahan untuk tanaman apel didapat bahwa untuk kelas
kesesuaian aktual N terdapat pada faktor pembatas Sodisitas (xn) yaitu
Alkalinitas. Untuk kelas kesesuaian aktual S3 terdapat pada faktor pembatas
Sodisitas (xn),yaitu Alkalinitas dan Retensi hara (nr) yaitu C-organik, pH dan
Kejenuhan Basa. Untuk kelas kesesuaian aktual S2 terdapat pada faktor pembatas
media perakaran (rc) yaitu kedalaman tanah, retensi hara (nr) yaitu KTK.

Universitas Sumatera Utara

Peta Kesesuaian Lahan untuk tanaman Anggur
510500

511000

511500

512000

512500

513000

513500

514000

514500

515000

515500

280000

280000

279500

279500

279000

279000

PETA KESESUAIAN LAHAN
UNTUK TANAMAN ANGGUR
DI DESA SIHIONG
KECAMATAN BONATUA LUNASI

U
B

278500

278500

278000

278000

277500

277500

277000

277000

276500

276500

276000

276000

275500

275500

T
S

KETERANGAN :

S2
S3 ( Alkalinitas )
S3 ( C- organik )
S3 ( pH )
S3 ( pH & salin )
S3 ( Salinitas )

FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2012

275000

275000
510500

511000

511500

512000

512500

513000

513500

514000

514500

515000

515500

Dari peta kesesuaian lahan untuk tanaman apel didapat bahwa untuk kelas
kesesuaian aktual S3 terdapat pada faktor pembatas Toksisitas (xc) yaitu Salinitas,
Sodisitas (xn),yaitu Alkalinitas,

Retensi hara (nr) yaitu C-organik, pH dan

Kejenuhan Basa Untuk kelas kesesuaian aktual S2 terdapat pada faktor pembatas
media perakaran (rc) yaitu kedalaman tanah, retensi hara (nr) yaitu KTK.

Universitas Sumatera Utara

Pembahasan

Berdasarkan hasil pencocokan data karakteristik tanah dan tanaman maka
diperoleh kelas – kelas kesesuaian lahan aktual dan potesial pada tanaman anggur,
jambu biji, strawberi dan anggur.
Kelas Kesesuaian lahan aktual untuk tanaman anggur adalah S3 ( kurang
sesuai) dengan faktor pembatas Toksisitas (xc) dengan sub kelas Salinitas dan
Retensi hara (nr) dengan sub kelas C-organik Setelah dilakukan usaha perbaikan
Reklamasi lahan dan pemupukan maka kesesuaian lahan potesial untuk tanaman
anngur menjadi S1
Kelas Kesesuaian lahan aktual untuk tanaman apel adalah N dan dengan
faktor pembatas Sodisitas (xn) sub kelas

Alkalinitas.Setelah dilakukan usaha

perbaikan dengan rehabilitasi lahan, maka kesesuaian lahan potensialnya menjadi
S1.
Kelas kesesuaian lahan aktual untuk tanaman jambu biji adalah N dengan
faktor pembatas Sodisitas (xn) yaitu Alkalinitas dan setelah dilakukan usaha
perbaikan rehabilitasi lahan sehingga kelass kesesuaian potensialnya menjadi S2.
Untuk kelas kesesuaian S3 terdapat faktor pembatas Sodisitas (xn),yaitu
Alkalinitas dan Retensi hara (nr) yaitu C-organik dan Kejenuhan Basa, dilakukan
usaha perbaikan rehabilitasi lahan dan pemupukan sehingga diperoleh kelas
kesesuain potensialnya menjadi S1.
Kelas kesesuaian lahan aktual untuk tanaman strawberi adalah N dengan
faktor pembatas Sodisitas (xn) yaitu Alkalinitas dan setelah dilakukan usaha
perbaikan rehabilitasi lahan sehingga kelass kesesuaian potensialnya menjadi S2.
Untuk kelas kesesuaian aktual S3 terdapat pada faktor pembatas Sodisitas

Universitas Sumatera Utara

(xn),yaitu Alkalinitas dan Retensi hara (nr) yaitu C-organik, pH dan Kejenuhan
Basa dilakukan usaha perbaikan rehabilitasi lahan, penambahan bahan organik,
dan pengapuran.

Universitas Sumatera Utara

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan
1. Untuk tanaman jambu biji kesesuaian lahan aktualnya adalah N (xn), dan S3
(xn, nr) setelah dilakukan usaha perbaikan lahan maka kesesuaian potensialnya
menjadi S2 dan S1.
2. Untuk tanaman anggur kesesuaian lahan aktualnya adalah S3 (xc, nr) setelah
dilakukan usaha perbaikan Reklamasi lahan dan pemupukan maka kesesuaian
lahan potesial untuk tanaman anngur menjadi S1
3. Untuk tanaman apel kesesuaian lahan aktualnya adalah N (xn) setelah
dilakukan usaha perbaikan dengan rehabilitasi lahan, maka kesesuaian lahan
potensialnya menjadi S1.
4. Untuk tanaman strawberi kesesuaian lahan aktualnya adalah N (xn) dan S3 (xn,
nr), setelah dilakukan usaha perbaikan lahan maka diperoleh kesesuaian lahan
potensialnya menjadi S3 dan S1.
5. Pada keempat tanaman faktor pembatas yang paling besar adalah sodisitas (xn)
dengan sub kelas alkalinitas yang dapat diperbaiki dengan rehabilitasi lahan.
Saran
Perlu diadakan rehabilitsi lahan di Desa Sihiong karena alkalinitasnya
sangat tinggi.

Universitas Sumatera Utara

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, T. S. 1993. Survei Tanah dan Evaluasi Lahan. Penebar Swadaya,
Jakarta.
274 Hal.
Arsyad, S, 1989. Konservasi Tanah dan Air. Institut Pertanian Bogor Press.,
Bogor.
Backman, H. O dan Brady, N. C. 1982. Ilmu Tanah. Diterjemahkan Oleh
Soegiman. Bhintara Karya Aksara. Jakarta.
Danarti dan S. Najiyati, 1995. Palawija, Budidaya dan Analisis Usahatani.
Penebar Swadaya, Jakarta. 116 p.
Darmawijaya, I. 1997. Klasifikasi Tanah, Dasar Teori Bagi Peneliti Tanah
dan Pelaksana Pertanian di Indonesia., Gajah Mada University Press,
Yokyakarta.403 p.
Djaenudin, D., Marwan., Subagjo., dan A. Hidayat. 2003. Petunjuk Teknis
Evaluasi Lahan untuk Komoditas Pertanian. Balai Penelitian Tanah,
Puslitbangtanak, Bogor. 154 p.
FAO. 1976. A Framework for Land Evaluation, FAO Soil Bulletin 32. Soil
Resources Management and Conservation Service Land and Water
Development Division. Rome, Italy: FAO. 87 p.
Foth, 1994. Dasar – Dasar Ilmu Tanah. Gadjah Nada University Press,
Yogyakarta. 411 Hal
Hakim, N., M.Y. Nyakpa, A.M. Lubis, S.G. Nugroho, M.A. Diha, G.B. Hong
dan H.H. Baailey, 1986. Dasar-Dasar Ilmu Tanah., Universitas Lampung
Press, Lampung. 490 p.
Hardjowigeno, S. 1995. Ilmu Tanah. Akademi Pressindo, Jakarta. 286 p.
Hardjowigeno, H. S dan M. Luthfi. R. 2005. Tanah Sawah. Karakteristik, Kondisi
dan Permasalahan Tanah Sawah di Indonesia. Bayumedia. Jakarta. 124 p.
Hasibuan, B. E. 2006. Pengelolaan Tanah dan Air. USU Press, Medan. 20-23 dan
60-61 p.

Universitas Sumatera Utara

Husein, D.K. 1980. Evaluasi Kesesuaian Lahan, Pertemuan Tekn