Problem Constraint Batasan Permasalahan

UPFC mempunyai dua kategori parameter, yaitu lokasi penempatan UPFC dan parameter pengaturan dan , sebagai parameter koherensi model untuk UPFC. Kromosom yang digunakan di dalam AG ditunjukkan pada Gambar 3.3. Fungsi Objektif …. V cR V vR Lokasi UPFC Gambar 3.3. Kromosom pada AG a. Kromoson pertama adalah posisi lokasi devais dalam sistem tenaga listrik. Kelompok ini mendefinisikan letak dari UPFC pada saluran transmisi. b. Kromosom kedua adalah nilai dari dari VSC yang terhubung seri. Batas-batas ditentukan secara acak menurut wilayah kerja diantara 0.001 sampai 0.3 p.u. c. Kromosom ketiga adalah nilai dari dari VSC yang terhubung shunt. Batas-batas ditentukan secara acak menurut wilayah kerja diantara 0.8 sampai 1.2 p.u. Ada tiga jenis parameter yang mengerakkan sebuah AG: mutation rate, population rate dan ukuran populasi. AG adalah sebuah prosedur pencarian yang dapat digunakan untuk permasalahan optimasi nonlinear dengan batasan-batasan constraint. Dalam AG diperlukan fungsi fitness, yaitu suatu fungsi matematis yang dapat mengevaluasi setiap individu yang terbentuk dalam satu generasi. Fungsi matematis tersebut dapat menentukan fitness atau kualitas setiap individu yang dihasilkan. Fungsi fitness diturunkan dari obyektif permasalahan yang akan dioptimasi. Struktur pengeksekusian AG dapat dibagi menjadi tiga unsur penyusunnya yaitu: generasi awal populasi, evaluasi fitness dan operasi AG.

3.5. Diagram Alir Penelitian

Diagram alir pada penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 3.4 sebagai berikut Mulai Studi Literatur Pengumpulan Data Hitung Aliran Daya Konvensional Saat Kondisi Pelangaran Tegangan Dan Penambahan Beban Pasang UPFC Selesai Apakah Ada pelangaran Tegangan Pada Bus? Rangking Performance Index Cari lokasi dan parameter optimal UPFC menggunakan AG Tidak Iya Print Output Gambar 3.4. Diagram Alir Penelitian V. KESIMPULAN DAN SARAN

5. 1. Kesimpulan

Dari hasil penelitian dapat diambil beberapa kesimpulan antara lain: a. Hasil simulasi penempatan UPFC dengan menggunakan metode AG diperoleh lokasi optimal berada di antara saluran New Tarahan dan Sebalang. b. Injeksi tegangan seri dan shunt yang bervariasi tergantung pada kondisi sistem, mampu mengeliminasi bahkan mengurangi pelanggaran tegangan pada sistem tenaga listrik. c. Simulasi menggunakan Multi objektif AG, dapat meningkatkan kestabilan sistem tenaga listrik dengan memperbaiki pelanggaran tegangan tanpa mengakibatkan saluran melebihi batas termalnya. d. Pada kondisi terburuk, yaitu pada saat rangking severitas kontingensi pertama putus saluran diantara kotabumi dan tegineneng terdapat pelanggaran tegangan di delapan bus. e. Kompensasi profil tegangan paling besar terjadi pada saat rangking severitas kontingensi pertama putus saluran diantara kotabumi dan tegineneng, yaitu sebesar sebesar 19.14 . f. Pemasangan UPFC antara New Tarahan dan Sebalang input tegangan seri dan shunt 0.1142 p.u dan 0.8765 p.u.