Bahan-bahan vaksin Cara kerja vaksin

NINDI MEDIARTIKA

C. Bahan-bahan vaksin

Sebagai tambahan aktif, vaksin juga mengandung komponen lain yang disertakan untuk membantu meningkatkan efektivitas mereka. Berikut komponen-komponen tambahan yang terkandung dalam vaksin: 1. Aluminium Garam aluminium digunakan dalam beberapa vaksin untuk membantu meningkatkan respon kekebalan pada orang yang menerima vaksinasi. 2. Merkurithimerosal Thimerosal adalah senyawa yang mengandung merkuri yang telah digunakan sejak tahun 1930-an untuk membantu mencegah bakteri mengkontaminasi vaksin. Thimerosal telah dihilangkan atau dikurangi untuk melacak jumlah disebagian besar vaksin yang direkomendasikan untuk anak usia 6 tahun ke bawah. 3. Antibiotik Antidiotik tertentu dapat digunakan selama pembuatan vaksin untuk mencegah kontaminasi dari bakteri. Kadar antibiotik sangat kecil yang terdapat dalam vaksin itu sendiri. 4. Formaldehida Formaldehida telah digunakan selama bertahun-tahun untuk memproses virus tidak aktif dan bakteri selama proes pembuatan vaksin. Kadar formaldehida sangat kecil dapat ditemukan dalam beberapa vaksin.

D. Cara kerja vaksin

Vaksin berfungsi membantu tubuh mempersiapkan diri untuk melawan penyakit. Pada dasarnya, vaksin memberi tubuh semacam “bocoran” karakteristik bakteri, virus, atau racun tertentu sehingga memungkinkan tubuh untuk belajar bagaimana cara untuk mempertahankan diri. Jika tubuh pada akhirnya diserang oleh patogen tertentu setelah vaksin diberikan, maka sistem kekebalan tubuh sudah siap untuk melawan serangan tersebut. Kebanyakan vaksin diberikan dalam bentuk suntikan atau cairan yang dikonsumsi melalui mulut. Namun, beberapa vaksin diberikan dengan cara dihirup dalam bentuk aerosol atau bubuk. Mayoritas vaksin mengandung virus atau bakteri yang telah dilemahkan atau dibunuh. Sedangkan, vaksin jenis lain mengandung racun yang dilemahkan. Meskipun Page 3 of 20 NINDI MEDIARTIKA merupakan agen penyebab penyakit, vaksin bersifat aman bagi tubuh dan tidak menyebabkan penyakit. Ketika patogen lemah atau yang telah mati diperkenalkan ke dalam aliran darah, sel B tubuh akan langsung bekerja. Sel B adalah sel-sel yang bertanggungjawab memerangi patogen penyebab penyakit. Setelah sel B dirangsang untuk bertindak, antibodi kemudian terbentuk sehingga tubuh mengembangkan kekebalan terhadap patogen tertentu. Setelah seseorang menerima vaksin dan memiliki kekebalan, dia biasanya akan terlindungi seumur hidup. Namu, terkadang vaksin tidak memberikan kekebalan seumur hidup. Sebagai contoh, beberapa vaksin, seperti tetanus dan pentusisi, hanya efektif untuk waktu terbatas. Dalam kasus tersebut, pengulangan pemberian vaksin diperlukan untuk mempertahankan perlindungan. Dosis vaksin penguat diberikan pada interval tertentu setelah vaksinasi awal. Dilain pihak, ada vaksin yang harus diberikan secara teratur. Sebagai contoh, vaksin flu harus diberikan tiap tahun akibat banyaknya strain flu. Vaksin yang diberikan pada tahun tertentu umumnya hanya memberikan perlindungan terhadap strain tertentu dari virus flu, tapi ketika terjadi lagi musim flu tahun berikutnya, vaksinasi terhadap stain baru mungkin diperlukan. Selain itu, vaksin flu tidak memberikan perlindungan seumur hidup setelah satu tahun, efektivitas perlindungan mungkin telah jauh berkurang.

E. Efek samping vaksin