B14-4 untuk  setiap  tekanan  operasi.  Gambar  4.5  berikut
menunjukkan  pengaruh  tekanan  terhadap  koefisien rejeksi  membran  pada  penyisihan  kekeruhan  air
sungai Siak.
Gambar 4.5 Kurva Pengaruh Tekanan terhadap
Koefisien Rejeksi Kekeruhan
Dari  Gambar  di  atas dapat  dilihat  bahwa pada tekanan 1 bar dan 1,5 bar didapatkan koefisien
rejeksi membran  sebesar 88,89 dan 86,11 pada tekanan 2 dan 2,5 bar. Pada tekanan 3 bar koefisien
rejeksi  menurun  secara  signifikan  yaitu  menjadi 77,778.  Penurunan  koefisien  rejeksi  merupakan
pengaruh  tekanan  operasi,  semakin  besar  tekanan operasi  yang  diberikan  akan  menyebabkan  pori
membran  semakin  besar  Notodarmojo  dan  Anne, 2004.
4.5 Kinerja  Membran  Hibrid  PMMATEOT pada Penyisihan Warna
Hasil  analisa  warna air  sungai  Siak sebelum  dan  sesudah  disaring  dengan  membran
hibrid  PMMATEOT  ditampilkan  pada  Tabel  4.4 dan Gambar 4.6 berikut.
Tabel 4.4 Hasil Analisa Warna  Air Sungai Siak
Sebelum dan Setelah Disaring dengan Membran Hibrid PMMATEOT
Tekanan Bar
Analisa awal
Pt-Co Analisa
akhir permeat
Pt-Co Koefisien
Rejeksi
1 222
103 53,604
1,5 222
104 53,153
2 222
105 52,703
2,5 222
130 41,441
3 222
135 39,189
Gambar 4.6 Perbandingan Konsentrasi Warna Awal  dan
Akhir Permeat Air Sungai  Siak pada Setiap Variasi Tekanan
Hasil  analisa  warna  air  sungai  Siak sebelum
disaring dengan
membran hibrid
PMMATEOT  adalah  222  Pt-Co.  Kadar  warna menurun  setelah  disaring  dengan  membran  hibrid
PMMATEOT.  Dari  Tabel  4.4  dan  Gambar  4.6 dapat diketahui bahwa kadar warna air sungai Siak
setelah  disaring  adalah  103  Pt-Co  pada  tekanan  1 bar,  104  Pt-Co  pada  tekanan  1,5  bar,  105  Pt-Co
pada tekanan 2 bar, 130 Pt-Co pada tekanan 2,5 bar dan 135 Pt-Co pada tekanan 3 bar. Pada tekanan 2,5
bar  dan  3  bar  terjadi  kenaikan  kadar  warna  yang signifikan,  hal  ini  menunjukan  semakin  tingginya
konsentrasi  warna  yang  bisa  melewati  membran karena  tingginya  tekanan  yang  diberikan  terhadap
membran  menyebabkan  pori  membran  semakin membesar
Notodarmojo dan
Anne, 2004.
Berdasarkan  hasil analisa  warna  air  sungai  Siak sebelum  dan  setelah  disaring  menggunakan
membran  hibrid  PMMATEOT  dapat  disimpulkan bahwa  membran  hibrid  PMMATEOT  telah
berhasil  mengurangi  kadar  warna  air  sungai  Siak, tapi  belum  memenuhi  baku  mutu  air  kelas  I
menurut  PP  No.82  tahun  2001,  yaitu  50  Pt-Co. Membran  hibrid  PMMATEOT  tidak  dapat
menurunkan  kadar  warna  secara  signifikan  karena asam-asam  yang  menyebabkan  warna  pada  air
seperti  asam  humat,  fulvat  dan  humin  mempunyai ukuran  partikel  yang  lebih  kecil  dari  ukuran  pori
membran Sastrawijaya, 2000.
Dari  hasil  analisa  awal  dan  analisa  akhir permeat  air  sungai  Siak,  maka  koefisien  rejeksi
membran  hibrid  PMMATEOT  terhadap  warna dapat  ditentukan.  Pengaruh  tekanan  terhadap
koefisien  rejeksi  membran  ditampilkan  pada gambar berikut.
B14-5
Gambar 4.7 Kurva Pengaruh Tekanan terhadap
Koefisien Rejeksi Warna
Dari  Gambar  4.7  dapat  dilihat  bahwa semakin  besar  tekanan  maka  koefisien  rejeksi
membran  semakin  kecil.  Koefisien  rejeksi  terbesar pada  tekanan  1  bar  sebesar  53,60  dan  terus
menurun  sampai  tekanan  3  bar.  Warna  yang berhasil
disisihkan oleh
membran hibrid
PMMATEOT adalah
warna tampak
yang berukuran  0,1-0,001  µm  dan  warna  yang  melewati
membran  adalah  warna  sejati  yang  berukuran 0,001  µm  Alaerts  dan  Santika,  1987.  Oleh
karena  itu  membran  hibrid  PMMATEOT  hanya mampu merejeksi warna sebesar 53,60.
4.6 Kinerja  Membran  Hibrid  PMMATEOT pada Penyisihan Logam Fe dan Cu