Pembuatan spesimen uji Prosedur pengujian dan analisa

3. Menyiapkan beban penekan yang akan digunakan untuk pengujian sesuai dengan jenis sampelnya dengan berat pembebanan 100 kg. 4. Meletakkan spesimen uji pada meja uji. 5. Memilih waktu penekanan selama 10 detik. 6. Setelah selesai proses penekanan selama 10 detik, maka hardness gauge akan menunjukan nilai kekerasan. 7. Mencatat hasil dari pengujian kekerasan. 8. Mengidentifikasi hasil pengujian dengan menggunakan foto Makro menggunakan alat digital mikroskop, untuk melihat distribusi partikel bahan penyusun komposit dan melihat ikatan partikel bahan penyusun pada permukaan hasil pengujian.

5. Alur proses penelitian

Adapun diagram alir pada penelitian ini ditunjukan oleh Gambar 33 sebagai berikut: Gambar 33. Diagram alir penelitian Persiapan bahan, alat uji dan alat ukur Pembuatan komposit Pengujian kekerasan Analisa data Hasil dan pembahasan Kesimpulan dan saran Mulai Selesai Pencampuran phenolic resin, fly ash, NBR, BaSo4, grafit, dan serbuk besi Study Literatur Foto makro

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan data hasil pengujian komposit berpenguat fly ash, didapat beberapa simpulan sebagai berikut: 1. Semakin tinggi peresentase fly ash pada komposit, maka semakin meningkat nilai kekerasan komposit. Hal ini disesuaikan dengan pengaruh muatanjumlah dari partikel fly ash yang bertambah dan kandungan kimia fly ash seperti silikat SiO 2 , alumina Al 2 O 3 , dan besi oksida Fe 2 O 3 yang memiliki sifat keras. Dimana pada hasil pengujian kekerasan permukaan atas menunjukan komposit dengan komposisi fly ash 5 mempunyai nilai rata-rata HR E 89,99 kgmm 2 , dan komposit dengan komposisi fly ash 15 mempunyai nilai rata-rata HR E 119,59 kgmm 2 . Sedangkan hasil pengujian kekerasan permukaan bawah menunjukan komposit dengan komposisi fly ash 5 mempunyai nilai rata-rata HR E 85,38 kgmm 2 , dan komposit dengan komposisi fly ash 15 mempunyai nilai rata-rata HR E 110,86 kgmm 2 . 2. Pada pengamatan foto makro dapat dilihat, bahwa komposisi fly ash 15 dengan nilai kekerasan tertinggi, distribusi partikel merata keseluruh bagian komposit dan tidak ada rongga-rongga pada permukaan komposit. sedangkan komposisi fly ash 5 dengan nilai kekerasan terendah, distribusi partikel kurang merata, masih ada beberapa void, dan retakancreaking pada permukaan komposit yang sudah diuji kekerasan, hal ini menyebabkan kegagalan pada komposit.

B. Saran

Adapun beberapa saran yang ingin disampaikan penulis agar penelitian ini dapat lebih dikembangkan lagi adalah sebagai berikut: 1. Perlu dilakukan pembuatan komposit dengan alat yang lebih memadai, misalnya mesin press yang sudah menggunakan pressure gauge agar tekanan pada saat proses pengepressan dapat diketahui dan hasil yang diperoleh lebih maksimal. 2. Perlu dilakukan pengujian sifat mekanik lainnya seperti pengujian bending, dan pengujian ketahanan panas. DAFTAR PUSTAKA Antoni, 2007. Sifat Kimia Dan Sifat Fisika Fly Ash. Universitas Sumatera Utara. Medan. Ardianto, 2011. Studi Karakteristik Komposit Karbon BatubaraArang Tempurung Kelapa Berukuran Mesh 250 Dengan Matriks Coal Tar Pitch. Fakultas Teknik, Teknik Metalurgi Dan Material. Depok. Ari Tristianto, Wibowo, 2010. Pengembangan Dan Pembuatan Kampas rem Kendaraan Bermotor Berbahan dasar Komposit Serbuk Limbah Besi Cor, Serat Asbes Dan Serbuk Limbah Plastik. Universitas Indonesia. Jakarta. ASTM D 785. Rockwell Hardness of Plastics and Electrical Insulating Materials. Aziz1, Muchtar, Ngurah Ardha Dan Lili Tahli. 2006. Karakterisasi Abu Terbang PLTU Suralaya Dan Evaluasinya Untuk Refraktori Cor. www.tekmira.esdm.go.id. Callister, W. D., 2007. Material Science End Engineering An Introduction, 7ed, Departemen of metallurgical engineering the university of utah, John willey and sons, Inc.