Subjek Tindak Pidana SUCI RAHMAWATI 11313A0063 4. KHAIRUNNISAH 11313A0075

5. Berdasarkan sumbernya: Dapat dibedakan antara tindak pidana umum dan tindak pidana khusus Tindak pidana umum adalah tindak pidana yang dapat dilakukan oleh setiap orang sedangkan yang dimaksud dengan tindak pidana khusus adalah tindak pidana yang hanya dapat dilakukan oleh orang-orang tertentu 7. Dilihat dari sudut subjek hukumnya: Dapat dibedakan antara tindak pidana communia delicta communia yang dapat dilakukan siapa saja dan tindak pidana propia dapat dilakukan hanya oleh orang yang memiliki kualitas pribadi tertentu. 9 [12] Jika dilihat dari sudut subjek hukumnya, tindak pidana itu dapat dibedakan antara tindak pidana yang dapat dilakukan oleh semua orang delictacommunia dan tindak pidana yang hanya dapat dilakukan oleh orang yang berkualitas tertentu delicta propria. 9. Berdasarkan berat dan ringannya pidana yang diancamkan: Maka dapat dibedakan antara tindak pidana bentuk pokok eenvoudige delicten tindak pidana yang diperberat gequalificeerde delicten dan tindak pidana yang diperingan gepriviligieerde delicten

C. Subjek Tindak Pidana

Terkait dengan subjek tindak pidana perlu dijelaskan, pertanggungjawaban pidana bersifat pribadi. Artinya, barangsiapa melakukan tindak pidana, maka ia harus bertanggung jawab, sepanjang pada diri orang tersebut tidak ditemukan dasar penghapus pidana. 10 [15] Selanjutnya, dalam pidana dikenal juga adanya konsep penyertaan deelneming. Konsep penyertaan ini berarti ada dua orang atau lebih mengambil bagian untuk mewujudkan atau melakukan tindak pidana. Menjadi persoalan, siapa dan bagaimana konsep pertanggung jawaban pidana, dalam hukum pidana kualifikasi pelaku subjek tindak pidana diatur dalam Pasal 55-56 KUHP. Dalam KUHP terdapat lima bentuk yang merupakan subjek tindak pidana, yaitu sebagai berikut. 1. Mereka yang melakukan dader. Satu orang atau lebih yang melakukan tindak pidana. 9 [12] Adami Chazawi, Pelajaran Hukum Pidana bagian I, h. 127 10 [15] Adami Chazawi, Pelajaran Hukum Pidana Bagian II Jakarta : PT RajaGrafindo Persada, 2007 h. 16 2. Menyuruh melakukan doen plegen. Dalam bentuk menyuruh-melakukan, penyuruh tidak melakukan sendiri secara langsung suatu tindak pidana, melainkan menyuruh orang lain. 3. Mereka yang turut serta medeplegen. Adalah seseorang yang mempunyai niat sama dengan niat orang lain, sehingga mereka sama-sama mempunyai kepentingan dan turut melakukan tindak pidana yang diinginkan. 4. Penggerakan uitlokking. Penggerakan atau dikenal juga sebagai Uitlokking unsur perbuatan melakukan orang lain melakukan perbuatan dengan cara memberikan menjanjikan sesuatu, dengan ancaman kekerasan, penyesatan menyalahgunakan martababat dan kekuasaan beserta pemberian kesempatan. 5. Pembantuan medeplichtigheid. Pada pembantuan pihak yang melakukan membantu mengetahui akan jenis kejahatan yang akan ia bantu. 11 [16] Sebagaimana diuraikan terdahulu, bahwa unsur pertama tindak pidana itu adalah perbuatan orang, pada dasarnya yang dapat melakukan tindak pidana itu manusia naturlijke personen. BAB IV PENUTUP 11 [16] R. Soesilo, KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PIDANAKUHP Serta Komentar- Komentarnya Lengkap Pasal Demi Pasal Bogor : Politea, 1991 h. 73-75

A. Kesimpulan