5. Berdasarkan sumbernya: Dapat dibedakan antara tindak pidana umum dan tindak pidana khusus
Tindak pidana umum adalah tindak pidana yang dapat dilakukan oleh setiap orang sedangkan yang dimaksud dengan tindak pidana khusus adalah tindak pidana yang hanya
dapat dilakukan oleh orang-orang tertentu 7. Dilihat dari sudut subjek hukumnya: Dapat dibedakan antara tindak pidana communia
delicta communia yang dapat dilakukan siapa saja dan tindak pidana propia dapat dilakukan hanya oleh orang yang memiliki kualitas pribadi tertentu.
9
[12] Jika dilihat dari sudut subjek hukumnya, tindak pidana itu dapat dibedakan antara
tindak pidana yang dapat dilakukan oleh semua orang delictacommunia dan tindak pidana yang hanya dapat dilakukan oleh orang yang berkualitas tertentu delicta propria.
9. Berdasarkan berat dan ringannya pidana yang diancamkan: Maka dapat dibedakan antara tindak pidana bentuk pokok eenvoudige delicten tindak pidana yang diperberat
gequalificeerde delicten dan tindak pidana yang diperingan gepriviligieerde delicten
C. Subjek Tindak Pidana
Terkait dengan subjek tindak pidana perlu dijelaskan, pertanggungjawaban pidana bersifat pribadi. Artinya, barangsiapa melakukan tindak pidana, maka ia harus bertanggung
jawab, sepanjang pada diri orang tersebut tidak ditemukan dasar penghapus pidana.
10
[15] Selanjutnya, dalam pidana dikenal juga adanya konsep penyertaan deelneming. Konsep
penyertaan ini berarti ada dua orang atau lebih mengambil bagian untuk mewujudkan atau melakukan tindak pidana. Menjadi persoalan, siapa dan bagaimana konsep pertanggung
jawaban pidana, dalam hukum pidana kualifikasi pelaku subjek tindak pidana diatur dalam Pasal 55-56 KUHP.
Dalam KUHP terdapat lima bentuk yang merupakan subjek tindak pidana, yaitu sebagai berikut.
1. Mereka yang melakukan dader. Satu orang atau lebih yang melakukan tindak pidana.
9
[12]
Adami Chazawi, Pelajaran Hukum Pidana bagian I, h. 127
10
[15]
Adami Chazawi, Pelajaran Hukum Pidana Bagian II Jakarta : PT RajaGrafindo
Persada, 2007 h. 16
2. Menyuruh melakukan doen plegen. Dalam bentuk menyuruh-melakukan, penyuruh tidak melakukan sendiri secara langsung suatu tindak pidana, melainkan menyuruh
orang lain. 3. Mereka yang turut serta medeplegen. Adalah seseorang yang mempunyai niat sama
dengan niat orang lain, sehingga mereka sama-sama mempunyai kepentingan dan turut melakukan tindak pidana yang diinginkan.
4. Penggerakan uitlokking. Penggerakan atau dikenal juga sebagai Uitlokking unsur perbuatan melakukan orang lain melakukan perbuatan dengan cara memberikan
menjanjikan sesuatu, dengan ancaman kekerasan, penyesatan menyalahgunakan martababat dan kekuasaan beserta pemberian kesempatan.
5. Pembantuan medeplichtigheid. Pada pembantuan pihak yang melakukan membantu mengetahui akan jenis kejahatan yang akan ia bantu.
11
[16] Sebagaimana diuraikan terdahulu, bahwa unsur pertama tindak pidana itu adalah
perbuatan orang, pada dasarnya yang dapat melakukan tindak pidana itu manusia naturlijke personen.
BAB IV PENUTUP
11
[16]
R. Soesilo, KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PIDANAKUHP Serta Komentar-
Komentarnya Lengkap Pasal Demi Pasal Bogor : Politea, 1991 h. 73-75
A. Kesimpulan