TUGAS MAKALAH PENYERTAAN HUKUM PIDANA

TUGAS MAKALAH PENYERTAAN HUKUM PIDANA
UNIVERSITAS INTERNASIONAL BATAM

DISUSUN OLEH :

 M INDRA TAMIMA
 AFI PUTRA
 AGUNG PRABOWO
 DESY ANGGELINA
 SUGI YULITA
 SALLEN C
 TIARA WULANDARI
 RM PEBRY NAIBORHU
 NURUL HANDAYANI
 JHONSON HALIM
 ALDO BEAWIRA HATTA

1551003
1551050
1551030
1551022

1551046
1551053
1551063
1551142
1551061
1551105
1551089
1

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala
rahmatNYA sehingga makalah tentang “ PENYERTAAN “ dalam
mata kuliah Hukum Pidana ini dapat tersusun hingga selesai .
Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah
pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, Untuk ke
depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi
makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami,
Kami yakin masih banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh

karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang
membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Batam, 25 maret 2016

Penyusun

2

DAFTAR ISI
Kata Pengantar ......................................................…………………………………………….2
Daftar Isi
BAB I PENDAHULUAN

…………………………………………………………3
…………………………………………………………4

1.1

Rumusan Masalah


………………………………………………………….4

1.2

Tujuan Masalah

………………………………………………………….4

BAB II PEMBAHASAN

………………………………………………………….5

2.1

Pengertian Penyertaan

………………………………………………………….5

2.2


Penyertaan Menurut KUHP

………………………………………………………….7

2.3

Analisa Kasus

………………………………………………………….11

BAB III PENUTUP

………………………………………………………….15

3.1

Kesimpulan

………………………………………………………..15


3.2

Daftar Pustaka

…………………………………………………………16

3

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Rumusan Masalah
1.
2.
3.
4.

Apa yang dimaksud dengan penyertaan ?
Bagaimana penyertaan dalam KUHP?

Apa saja bentuk penyertaan ?
Apa contoh kasus dalam penyertaan?

1.2 Tujuan Masalah
1.
2.
3.
4.

Untuk mengetahui pengertian penyertaan
Untuk mengetahui penyertaan dalam KUHP
Untuk mengetahui bentuk-bentuk penyertaan
Memahami contoh kasus terkait penyertaan

BAB II

4

PEMBAHASAN


2.1

PENGERTIAN PENYERTAAN

PENYERTAAN (DEELNEMING)
Penyertaan adalah apabila dalam suatu peristiwa pidana terdapat lebih
dari 1 orang, sehingga harus dicari pertanggung jawaban dan peranan masingmasing peserta dalam persitiwa tersebut.
Hubungan antar peserta dalam menyelesaikan tindak pidana tersebut, adalah:
1.

bersama-sama melakukan kejahatan

2.

seorang mempunyai kehendak dan merencanakan suatu kejahatan
sedangkan ia mempergunakan orang lain untuk melaksanakan tindak
pidana tersebut.

3.


seorang saja yang melaksanakan tindak pidana, sedangkan orang lain
membantu melaksanakan tindak pidana tersebut.

Penyertaan dapat dibagi menurut sifatnya:
5

1.

Bentuk penyertaan berdiri sendiri: mereka yang melakukan dan yang
turut serta melakukan tindak pidana. Pertanggung jawaban masing2
peserta dinilai senidiri-sendiri atas segala perbuatan yang dilakukan.

2.

Bentuk penyertaan yang tidak berdiri sendiri: pembujuk, pembantu, dan
yang menyuruh untuk melakukan tindak pidana. Pertanggungjawaban
dari peserta yang satu digantungkan pada perbuatan peserta lain.
Apabila peserta satu dihukum yang lain juga.

Di dalam KUHP terdapat 2 bentuk penyertaan:

1.

Para Pembuat (mededader) pasal 55 KUHP, yaitu:

a.

yang melakukan (plegen)

b.

yang menyuruh melakukan (doen plegen)

c.

yang turut serta melakukan (mede plegen)

d.

yang sengaja menganjurkan (uitlokken)


2.

Pembuat Pembantu (madeplichtigheid) pasal 56 KUHP

Pasal 56 KUHP menyebutkan pembantu kejahatan:
a.

mereka yang sengaja memberi bantuan pada waktu/saat kejahatan
dilakukan

6

b.

mereka yang memberi kesempatan sarana atau keterangan untuk
melakukan kejahatan (sebelum kejahatan dilakukan)

2.2
1.


PENYERTAAN MENURUT KUHP INDONESIA
Pembagian penyertaan menurut KUHP Indonesia ialah:
a.

Pembuat/dader (pasal 55) yang terdiri dari:

-

Pelaku (pleger)

-

Yang menyuruh-melakukan (doenpleger)

-

Yang turut serta (medepleger)

-

Penganjur (uitlokker)

b.

Pembantu/mendeplichtige (pasal 56) yang terdiri dari:

-

Pembantu pada saat kejahatan dilakukan.

-

Pembantu sebelum, kejahatan dilakukan.

2.

Pleger (pelaku)
Pelaku ialah orang yang melakukan sendiri perbuatan yang

memenuhi rumusan delik.

3.

Doenpleger (orang yang menyuruh melakukan).

7

Doenpleger ialah orang yang melakukan perbuatan dengan melalui
perantara orang lain, sedang perantara ini hanya diumpamakan sebagai alat.
Hal yang menyebabkan alat (pembuat meteril).Dalam hal pembuat materil
(alat) seorang yang belum cukup umur, maka tetap ada menyuruh lakukan,
karena pada dasarnya KUHP menganggap orang yang belum cukup umur itu
tetap mampu bertanggung jawab (pasal 45 jo.47) namun demikian, apabila
yang disuruh itu anak yang masih sangat muda sekali, yang belum begitu
sadar akan perbuatannya, maka dalam hal ini dimungkinkan ada penyuruhlakukan.
4.

Medepleger (orang yang turut serta)
Medepleger ialah orang yang dengan sengaja turut berbuat atau turut

mengerjakan terjadinya sesuatu. Syarat adanya medepleger :
1.
2.

Ada kerjasama secara sadar (bewuste samenwerking).
Adanya

pelaksanaan

bersama

secara

fisik

(gezamenlijke

uitvoering/physieke samenwerking).
5.

Uitlokker (penganjur)Penganjur ialah orang yang menggerakan orang

lain untuk melakukan suatu tindak pidana dengan menggunakan saranasarana yang ditentukan oleh undang-undang.
Penganjur
Menyuruh-lakukan
1.

Sarana menggerakannya tidak ditentukan (tidak liminatif)

2. Pembuat materil tidak dapat dipertanggung jawabkan (merupakan manus
ministra)
8

Syarat penganjuran yang dapat dipidana
Berdasarkan pengertian diatas, maka syarat penganjuran yang dapat dipidana
ialah:
1.

Ada kesengajaan untuk menggerakkan orang lain melakukan perbuatan
yang terlarang.

2.

Menggerakannya dengan menggunakan upaya-upaya (sarana-sarana)
seperti tersebut dalam undang-undang (besifat liminatif).

3.

Putusan kehendak dari si pembuat materil ditimbulkan karena hal-hal
tersebut pada a dan b (jadi ada psychische causaliteit).

4.

Si pembuat materil tersebut melakukan tindak pidana yang di anjurkan
atau melakukan tindak pidana.

5.

Pembuat materil tersebut harus dapat dipertanggung jawabkan dalam
hukum pidana.

Pertanggungan jawab si penganjur
Dalam pasal 55 ayat 2, dinyatakan bahwa penganjur dipertanggung jawabkan
terhadap perbuatan yang sengaja dianjurkannya beserta akibatnya.

6.

Pembantu (medeplichtige)
9

Pembantu adalah orang yang sengaja memberi bantuan berupa saran,
informasi atau kesempatan kepada orang lain yang melakukan tindak pidana.
Sebagaimana disebutkan dalam pasal 56 KUHP, pembantuan ada dua jenis;
1. Pembantuan pada saat kejahatan dilakukan. Cara bagaimana pembantunya
tidak disebutkan dalam KUHP. ini mirip dengan medeplegen (turut serta),
namun perbedaannya terletak pada:
a) Pembantu perbuatannya hanya bersifat membantu/menunjang, sedang
pada turut serta merupakan perbuatan pelaksanaan;
b) Pembantuan, pembantu hanya sengaja memberi bantuan tanpa disyaratkan
harus kerjasama dan tidak bertujuan/berkepentingan sendiri, sedangkan
dalam turut serta,orang yang turut serta sengaja melakukan tindak pidana,
dengan cara bekerjasama dan mempunyai tujuan sendiri;
c)

Pembantuan dalam pelanggaran tidak dipidana (pasal 60 KUHP),

sedangkan dalam turut serta dalam pelanggaran tetap dipidana;
d) Maksimum pidana pembantu adalah maksimum pidana yang bersangkutan
dikurangi sepertiga, sedangkan turut serta dipidana sama.
2.

Pembantuan sebelum kejahatan dilakukan, yang dilakukan dengan cara

memberi kesempatan, sarana atau keterangan. Ini mirip dengan penganjuran
(uitlokking).
Perbedaan pada niat/kehendak, pada pembantu kehendak jahat materiil
sudah ada sejak semula/ tidak ditimbulkan oleh pembantu, sedangkan dalam
penganjuran, kehendak melakukan kejahatan pada pembuat meteriil
ditimbulkan oleh si penganjur.
10

2.3

ANALISA KASUS

"IBRAHIM JUAL EMAS TANPA DITIMBANG"
TRIBUN-MEDAN.com, JAMBI - Ibrahim (29), satu dari dua orang pencuri emas
di Toko Emas Mulia, Pasar Muara Tembesi, Kabupaten Batanghari, pada 18
Juni 2011 lalu, berhasil ditangkap jajaran Buser Polresta Jambi. Dia
mengakhiri kebahagiaannya pada Minggu (3/7) pukul 20.30 WIB di
perumahan yang baru ia sewa di kawasan Pinang Merah, Simpang Rimbo.
Namun, emas satu peti yang diperkirakan seberat 1,5 kilogram hasil curian
sudah tidak ada lagi padanya. Ibrahim mengatakan, pencurian emas tersebut
dia lakukan di toko emas yang sering ia datangi.
Ia sering membeli emas di toko milik Kiong itu. Namun dia ternyata punya
misi lain, bukan hanya membeli logam mulia, dia juga me-maping suasana
atau gambaran isi toko emas tersebut. Bahkan sebelum beraksi, Ibrahim
memantau toko emas yang berada di samping SPBU Muara Tembesi itu sejak
pagi.
"Malamnya, sekitar jam dua, saya masuk melalui jendela belakang toko emas
itu. Sedangkan K (temannya) menunggu di luar memantau situasi. Saya tidak
tahu berapa banyak, yang jelas emas itu di dalam kotak di dalam lemari.
Hasilnya saya bagi dua dengan K," ucap Ibrahim, Senin (4/7). Selain emas satu
kotak, ia juga berhasil membawa uang tunai Rp 130 juta.
Kedua pencuri tersebut kemudian berpisah setelah membagi barang curian.
Ibrahim kemudian menjual emas tersebut di Kota Jambi. Menurutnya, ia tidak
11

menimbang lagi berapa berat emas yang ia jual itu, tetapi oleh pihak pembeli
langsung membayar Rp 75 juta.
Uang hasil penjualan emas dan uang lainnya dibelikannya satu unit mobil
Escudo, motor Vixion, serta peralatan rumah tangga lainnya. "Baru
pertamakalilah saya mencuri. Istri saya tidak tahu karena selama saya lari
setelah beraksi, istri saya menyangka kalau saya berada di kebun," jelas
Ibrahim.
Bukan hanya membelikan mobil untuk bersenang-senang dan barang lainnya,
dia juga menghabiskan sebagian uangnya di lokalisasi Payosigadung bersama
teman-temannya. Dia juga mengontrak rumah di kawasan Simpang Rimbo,
selama tinggal di Kota Jambi.
"Tersangka ditangkap di rumah kontrakannya di kawasan Simpang Rimbo,
Minggu malam. Berdasarkan laporan yang ada di Polsek Tembesi, kerugian
korban uang tunai senilai Rp 153 juta dan emas 1,5 kilogram," sebut Kasat
Reskrim.
Selain mengamankan tersangka, kata Agung, pihaknya juga mengamankan
barang bukti yang ada dengan tersangka seperti mobil Escudo, sepeda motor
Vixion, televisi 21 inci, VCD, dan beberapa suku emas yang masih disimpan
tersangka.
"Tersangka masih kita periksa. Barang buktinya ada uang tunai sebesar Rp 4,5
juta, dan juga ada buku tabungan dengan nilai Rp 27 juta," jelas mantan
Kapolsekta Kotabaru.(tribunjambi.com / deni satria budi)
Editor: Sofyan Akbar

12

Sumber: Tribun Jambi
ANALISIS KASUS PENYERTAAN ( DEELNEMING)
Perbuatan-perbuatan pelaku yang memenuhi unsur-unsur yang ada
dipasal 55 jo pasal 363 Dua orang pelaku pencuri emas 1,5 kg tertangkap di
jambi oleh tim jajaran buser polresta jambi pada tanggal 3/7 2011 pada pukul
20:30 WIB diperumahan yang baru di sewa di kawasan pinang merah
Simpang Rimbo. Pelaku-pelakunya adalah adalah Ibrahim (29) dan K (Teman
Ibrahim) .
Sejumlah alat bukti yang ditemukan adalah uang tunai sebesar Rp4,5 juta juga
ada buku tabungan dengan nilai Rp 27 juta .
Para pelaku melancarkan aksinya dengan cara masuk melalui jendela
belakang ruko emas itu pada malam hari sekitar jam 2 dan mengambil kotak
emas itu.
2) BENTUK PENYERTAAN
Bentuk penyertaan dari kedua pelaku ini merupakan bentuk MEDEPLEGEN
(orang yang turut serta melakukan, orang yang dengan sengaja turut
berbuat / turut magengerjakan terjadinya suatu tindak pidana) dikatakan
sebagai bentuk penyertaan MEDEPLEGEN karena mereka berdua melakukan
aksinya dengan cara bagi tugas. Otak kejahatan ini adalah Ibrahim.
3) SYARAT-SYARAT MEDEPLEGEN
- Adanya kerja sama secara sadar
Adanya kerja sama secara sadar dari kedua pelaku ini dan ada kesengajaan
yang disadari kalau tindakan mereka melanggar hukum.
13

- Adanya pelaksanaan bersama secara fisik
Kedua pelaku pencurian ini melaksanakan aksinya secara bersama
-Sama saling membantu satu sama lain saat menjalankan aksinya .
Dimana Ibrahim bertugas untuk memantau took emas yang akan dia curi,
sedangkan temannya K bertugas menunggu diluar memeantau situasi.
4) MAKSIMAL ANCAMAN PIDANA OLEH PELAKU (pasal 55 jo 363)
Pasal 55 (1)= dipidana sebagai pelaku tindak pidana, mereka yang menyuruh,
melakukan dan yang turut serta melakukan tindak pidana itu.
Pasal 363 = diancam dengan pidana penjara paling lama 7 tahun, masingmasing pelaku mendapat ancaman hukum selama 7 tahun

BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN

14

Apabila dalam suatu delik dilaksanakan oleh lebih dari satu orang maka hal
tersebut dapat dikategorikan “penyertaan” sesuai dalam ps 55 KUHPid
Penyertaan dalam KUHP:
Pembagian penyertaan menurut KUHP Indonesia ialah:
a.

Pembuat/dader (pasal 55) yang terdiri dari:

-

Pelaku (pleger)

-

Yang menyuruh-melakukan (doenpleger)

-

Yang turut serta (medepleger)

-

Penganjur (uitlokker)

b.

Pembantu/mendeplichtige (pasal 56) yang terdiri dari:

-

Pembantu pada saat kejahatan dilakukan.

-

Pembantu sebelum, kejahatan dilakukan.

2.

Pleger (pelaku)
Pelaku ialah orang yang melakukan sendiri perbuatan yang memenuhi

rumusan delik.

3.

Doenpleger (orang yang menyuruh melakukan).

Doenpleger ialah orang yang melakukan perbuatan dengan melalui perantara
orang lain, sedang perantara ini hanya diumpamakan sebagai alat.
15

4.

Medepleger (orang yang turut serta) Medepleger ialah orang yang

dengan sengaja turut berbuat atau turut mengerjakan terjadinya sesuatu.
5.

Uitlokker (penganjur)Penganjur ialah orang yang menggerakan orang

lain untuk melakukan suatu tindak pidana

3.2 DAFTAR PUSTAKA
http://scarmakalah.blogspot.co.id/2014/02/perbuatan-penyertaan-hkpidana.html
http://belajarhukumindonesia.blogspot.co.id/2010/12/penyertaan-dalamhukum-pidana.html
http://pinginpitar.blogspot.sg/2014/02/aliran-qodariyah-danjabariyah.html?m=1

16