Belanja Modal TINJAUAN PUSTAKA
asset sampai asset tersebut siap digunakan. Kemudian pada pasal 53 ayat 4 Permendagri Nomor 59 Tahun 2007 disebutkan bahwa Kepala Daerah
menetapkan batas minimal kapitalisasi sebagai dasar pembebanan belanja modal selain memenuhi batas minimal juga pengeluaran anggaran untuk
belanja barang tersebut harus memberi manfaat lebih satu periode akuntansi bersifat tidak rutin. Ketentuan ini sejalan dengan PP 24 Tahun 2004 tentang
Standar Akuntansi Pemerintahan khususnya PSAP no 7, yang mengatur
tentang akuntansi asset tetap.
Menurut Standar Akuntansi Pemerintah SAP, pengertian belanja modal
adalah pengeluaran yang dilakukan dalam rangka pembentukan modal yang sifatnya menambah aset tetap inventaris yang memberikan manfaat lebih dari
satu periode akuntansi, termasuk di dalamnya adalah pengeluaran untuk biaya pemeliharaan yang sifatnya mempertahankan atau menambah masa manfaat,
serta meningkatkan kapasitas dan kualitas aset. Dalam SAP, belanja modal dapat diaktegorikan ke dalam 5 lima kategori utama, yaitu:
1. Belanja Modal Tanah
Belanja modal tanah adalah pengeluaranbiaya yang digunakan untuk pengadaan pembelianpembebasan, penyelesaian, balik nama dan sewa
tanah, pengosongan, pengurugan, perataan, pematangan tanah, pembuatan sertifikat, dan pengeluaran lainnya sehubungan dengan perolehan hak atas
tanah dan sampai tanah dimaksud dalam kondisi siap pakai. 2.
Belanja Modal Peralatan dan Mesin Belanja modal peralatan dan mesin adalah pengeluaranbiaya yang
digunakan untuk pengadaanpenambahanpenggantian, dan peningkatan
kapasitas peralatan dan mesin, serta inventaris kantor yang memberikan manfaat lebih dari 12 dua belas bulan, dan sampai peralatan dan mesin
dimaksud dalam kondisi siap pakai. 3.
Belanja Modal Gedung dan Bangunan Belanja modal gedung dan bangunan adalah pengeluaranbiaya yang
digunakan untuk pengadaanpenambahanpenggantian, dan termasuk pengeluaran untuk perencanaan, pengawasan dan pengelolaan
pembangunan gedung dan bangunan yang menambah kapasitas sampai gedung dan bangunan dimaksud dalam kondisi siap pakai.
4. Belanja Modal Jalan, Irigasi dan Jaringan
Belanja modal jalan, irigasi dan jaringan adalah pengeluaranbiaya yang digunakan untuk pengadaanpenambahanpenggantianpeningkatan
pembangunanpembuatan serta perawatan, dan termasuk pengeluaran untuk perencanaan, pengawasan dan pengelolaan jalan irigasi dan jaringan
yang menambah kapasitas sampai jalan irigasi dan jaringan dimaksud dalam kondisi siap pakai.
5. Belanja Modal Fisik Lainnya
Belanja modal fisik lainnya adalah pengeluaranbiaya yang digunakan untuk pengadaanpenambahanpenggantianpeningkatan
pembangunanpembuatan serta perawatan terhadap fisik lainnya yang tidak dapat dikategorikan ke dalam kriteria belanja modal tanah, peralatan dan
mesin, gedung dan bangunan, dan jalan irigasi dan jaringan. Termasuk dalam belanja ini adalah belanja modal kontrak sewa beli, pembelian
barang-barang kesenian, barang purbakala dan barang untuk museum, hewan ternak dan tanaman, bukubuku, dan jurnal ilmiah.
Mengacu pada pengertian belanja modal tersebut, selain pengadaan aset-aset fisik yang dikuasai oleh pemerintah, sebenarnya terdapat beberapa belanja
yang berkarakteristik sebagai belanja modal yang menghasilkan aset, tetapi tidak menjadi milik Pemerintah, antara lain:
1. Biaya untuk pelaksanaan tugas pembantuan;
2. Biaya jasa konsultan untuk kekayaan intelektual;
3. Biaya jasa profesi untuk capacity building;
4. Biaya pemeliharaan untuk mempertahankan nilai aset;
5. Biaya pengadaan aset yang diserahkan kepada masyarakat.
Selama ini, biaya-biaya tersebut dalam APBN dikelompokkan sebagai belanja barang dan bantuan sosial, namun secara esensi keekonomian, belanja tersebut
termasuk belanja modal, sehingga dapat digolongkan dalam pengeluaran investasi. Selanjutnya, pengeluaran investasi yang diidentikkan dengan
belanja modal tidak hanya ditunjukkan oleh belanja modal itu sendiri,tetapi mempunyai pengertian yang lebih luas.