Hubungan Berbagai Faktor Lingkungan dan Umur Terhadap Biomassa Eucalyptus urograndis

HUBUNGAN BERBAGAI FAKTOR LINGKUNGAN DAN UMUR TERHADAP BIOMASSA Eucalyptus urograndis
SKRIPSI
RUDIANTO GURNING 091201152
Manajemen Hutan
PROGRAM STUDI KEHUTANAN FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2013
8QLYHUV LWDV 6 XPDWHUD8WDUD

HUBUNGAN BERBAGAI FAKTOR LINGKUNGAN DAN UMUR TERHADAP BIOMASSA Eucalyptus urograndis
SKRIPSI Oleh:
RUDIANTO GURNING 091201152
Manajemen Hutan
PROGRAM STUDI KEHUTANAN FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2013
8QLYHUV LWDV 6 XPDWHUD8WDUD

HUBUNGAN BERBAGAI FAKTOR LINGKUNGAN DAN UMUR TERHADAP BIOMASSA Eucalyptus urograndis
SKRIPSI
RUDIANTO GURNING 091201152/Manajemen Hutan Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana di Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara
PROGRAM STUDI KEHUTANAN FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2013

8QLYHUV LWDV 6 XPDWHUD8WDUD

Judul
Nama NIM Program Studi

: Hubungan Berbagai Faktor Lingkungan dan Umur Terhadap Biomassa Eucalyptus urograndis
: Rudianto Gurning
: 091201152
: Kehutanan

Disetujui Oleh Komisi Pembimbing

Siti Latifah, S.Hut., M.Si., Ph.D Ketua

Dr. Kansih Sri Hartini, S.Hut.,M.P Anggota

Mengetahui

Siti Latifah, S.Hut., M.Si., Ph.D Ketua Program Studi


Tanggal Lulus

: 26 Oktober 2013

8QLYHUV LWDV 6 XPDWHUD8WDUD

ABSTRAK
RUDIANTO GURNING: Hubungan Berbagai Faktor Lingkungan dan Umur Tanaman Terhadap Biomassa Eucalyptus urograndis. Dibimbing oleh SITI LATIFAH dan KANSIH SRI HARTINI.
Faktor lingkungan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi pertambahan biomassa pohon yang tidak dapat dimodifikasi. Oleh sebab itu dilakukan penelitian terhadap Eucalyptus urograndis di Estate A, Sektor Aek Nauli, PT Toba Pulp Lestari, Tbk. Untuk melihat besar hubungan antara variabel terikat yaitu biomassa E. urograndis dan variabel bebas yaitu curah hujan, elevasi, kelerengan, pH tanah, jenis tanah dan umur tanaman, maka dilakukan dengan analisis regresi linear berganda.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa yang berpengaruh signifikan terhadap pertambahan biomassa Eucalyptus urograndis adalah curah hujan, elevasi dan umur tanaman, sedangkan pH tanah, kelerengan dan jenis tanah tidak berpengaruh signifikan. Nilai koefisien korelasinya adalah 0,88 yang menunjukkan bahwa terjadi hubungan yang sangat kuat dan hubungan searah antara variabel terikat dan variabel bebas.
Kata Kunci: Biomassa, Eucalyptus urograndis, variabel terikat, variabel bebas.
i
8QLYHUV LWDV 6 XPDWHUD8WDUD

ABSTRACT RUDIANTO GURNING : Relationships Various Environmental Factors and Age Against Biomass Plant Eucalyptus urograndis , Under the supervision of SITI LATIFAH and KANSIH SRI HARTINI.
Environmental factors is one of the factors that affect tree biomass increment that can not be modified . Therefore, a research had been conducted on Eucalyptus urograndis in Estate A , Sector Aek Nauli , PT Toba Pulp Lestari Tbk . To see the relationship between the dependent variable, is the biomass of E. urograndis and independent variable, is the rainfall , elevation , slope , soil pH , soil type and age of the plant , it is done by multiple linear regression analysis .
The results showed that a significant effect on the biomass increase was Eucalyptus urograndis rainfall , elevation and age of the plant , while soil pH , slope and soil type had no significant effect . Value of the correlation coefficient is 0.88 which indicates that there is a very strong relationship and a direct relationship between the dependent variable and independent variables .
Keywords : Biomass, Eucalyptus urograndis, dependent variable, independent variable.
8QLYHUV LWDV 6 XPDWHUD8WDUD


RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Tanjung Beringin pada tanggal 12 januari 1989 dari ayah Polin Gurning dan Ibu Lince Sihombing. Penulis merupakan anak keenam dari tujuh bersaudara.
Tahun 2001 penulis lulus dari Sekolah Dasar Negeri No.030340 Tanjung beringin, tahun 2004 lulus dari SMP Negeri 2 Sumbul dan tahun 2007 penulis lulus dari SMA Negeri 1 Sumbul. Tahun 2009 masuk ke Program Studi Kehutanan, Fakultas Pertanian, USU melalui ujian tertulis Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN). Penulis memilih minat Menejemen Hutan (MNH) pada semester VII.
Selama mengikuti perkuliahan, penulis aktif sebagai anggota Himpunan Mahasiswa Sylva (HIMAS USU) dan menjadi asisten praktikum Pemanenan Hasil Hutan pada tahun 2012. Penulis melakukan Praktek Pengenalan Ekosistem Hutan di hutan Pendidikan Universitas Sumatera Utara yang berlokasi di taman hutan raya (Tahura), Tongkoh, Brastagi pada tahun 2011.
Penulis melaksanakan praktek kerja lapangan (PKL) di PT Musi Hutan Persada, Palembang dari tanggal 4 Februari sampai 5 Maret 2013. Tahun 2013, penulis melakukan penelitian di PT Toba Pulp Lestari Tbk Sektor Aek Nauli dengan judul penelitian “Hubungan Berbagai Faktor Lingkungan dan Umur Terhadap Biomassa Eucalyptus urograndis”.
8QLYHUV LWDV 6 XPDWHUD8WDUD

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan berkat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul ”Hubungan Berbagai Faktor Lingkungan dan Umur Tanaman terhadap Biomassa Eucalyptus urograndis”. Skripsi ini ditulis sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kehutanan.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada kedua orang tua penulis P. Gurning dan L. Sihombing yang telah membesarkan, memelihara, mendidik dan mendukung penulis selama ini. Penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada Siti Latifah, S.Hut., M.Si., Ph.D selaku ketua komisi pembimbing dan Dr. Kansih Sri Hartini, S.Hut., M.P selaku anggota komisi pembimbing yang telah membimbing dan memberikan berbagai masukan berharga kepada penulis mulai dari penetapan judul, melakukan penelitian, sampai pada ujian akhir. Khusus untuk Bapak Gibson Manurung dan Ibu Adventris Hutagaol di PT TPL, beserta pihak manajemen PT TPL Tbk, penulis menyampaikan terima kasih atas bantuannya selama penelitian.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua staf pengajar dan pegawai di Program Studi Kehutanan, serta semua rekan mahasiswa yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Semoga skripsi ini bermanfaat.
Medan, Oktober 2013
Penulis
8QLYHUV LWDV 6 XPDWHUD8WDUD

DAFTAR ISI
Hal.
ABSTRAK .............................................................................................. i
ABSTRACT .............................................................................................. ii
RIWAYAT HIDUP ................................................................................... iii

KATA PENGANTAR ............................................................................... iv
DAFTAR TABEL ...................................................................................... vii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................. viii
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................. ix
PENDAHULUAN Latar Belakang ................................................................................. 1 Tujuan Penelitian............................................................................... 4 Manfaat Penelitian .......................................................................... 4 Batasan Penelitian .......................................................................... 4
TINJAUAN PUSTAKA Deskripsi Eucalyptus urograndis.................................................... 5 Faktor Pertumbuhan Pohon ............................................................ 6 Biomassa Tumbuhan ...................................................................... 10 Kondisi Umum Lokasi Penelitian..................................................... 13
METODE PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian ........................................................ 15 Bahan dan Alat Penelitian .............................................................. 15 Prosedur Penelitian........................................................................... 16 Analisis Data..................................................................................... 17 Pengujian Parameter Persamaan ...................................................... 19
HASIL DAN PEMBAHASAN Biomassa Eucalyptus urograndis .................................................... 24 Pengaruh Faktor Lingkungan dan Umur Terhadap Biomassa ......... 25 Hubungan Faktor Lingkungan dan Umur Terhadap Biomassa........ 28 Pengujian Parameter Persamaan ...................................................... 30
KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................. 34 Kesimpulan....................................................................................... 34 Saran .............................................................................................. 34
v
8QLYHUV LWDV 6 XPDWHUD8WDUD

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 35 LAMPIRAN .............................................................................................. 38
8QLYHUV LWDV 6 XPDWHUD8WDUD

DAFTAR TABEL
Hal. 1. Data Penelitian.......................................................................................... 15 2. Kompartemen Penentuan pH Tanah pada Berbagai Kelerengan.............. 16 3. Skoring Jenis Tanah.................................................................................. 17 4. Tabel regresi.............................................................................................. 18 5. Kriteria Nilai Koefisien Korelasi.............................................................. 19 6. Persamaan Regresi .................................................................................... 25 7. Nilai Korelasi Parsial Variabel Bebas ...................................................... 29 8. Uji Parsial (Uji t) ...................................................................................... 31 9. Persamaan Regresi variabel Signifikan..................................................... 32 9. Nilai VIF Variabel Bebas ......................................................................... 33
8QLYHUV LWDV 6 XPDWHUD8WDUD

DAFTAR GAMBAR

Hal. 1. Bagan Alir Penelitian .............................................................................. 22 2. Tegakan Eucalyptus urograndis Umur 2 Tahun....................................... 24
viii
8QLYHUV LWDV 6 XPDWHUD8WDUD

DAFTAR LAMPIRAN
Hal. 1. Biomassa Eucalyptus urograndis di Estate A.......................................... 38 2. Perhitungan Biomassa Eucalyptus urograndis.........................................39 3. Data Faktor Lingkungan dan Umur tanaman............................................ 41 4. Data pH Tanah.......................................................................................... 43 5. Dokumentasi Penelitian............................................................................. 44 6. Peta Lokasi Penelitian ............................................................................... 45
8QLYHUV LWDV 6 XPDWHUD8WDUD

ABSTRAK
RUDIANTO GURNING: Hubungan Berbagai Faktor Lingkungan dan Umur Tanaman Terhadap Biomassa Eucalyptus urograndis. Dibimbing oleh SITI LATIFAH dan KANSIH SRI HARTINI.
Faktor lingkungan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi pertambahan biomassa pohon yang tidak dapat dimodifikasi. Oleh sebab itu dilakukan penelitian terhadap Eucalyptus urograndis di Estate A, Sektor Aek Nauli, PT Toba Pulp Lestari, Tbk. Untuk melihat besar hubungan antara variabel terikat yaitu biomassa E. urograndis dan variabel bebas yaitu curah hujan, elevasi, kelerengan, pH tanah, jenis tanah dan umur tanaman, maka dilakukan dengan analisis regresi linear berganda.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa yang berpengaruh signifikan terhadap pertambahan biomassa Eucalyptus urograndis adalah curah hujan, elevasi dan umur tanaman, sedangkan pH tanah, kelerengan dan jenis tanah tidak berpengaruh signifikan. Nilai koefisien korelasinya adalah 0,88 yang menunjukkan bahwa terjadi hubungan yang sangat kuat dan hubungan searah antara variabel terikat dan variabel bebas.
Kata Kunci: Biomassa, Eucalyptus urograndis, variabel terikat, variabel bebas.
i
8QLYHUV LWDV 6 XPDWHUD8WDUD

ABSTRACT RUDIANTO GURNING : Relationships Various Environmental Factors and Age Against Biomass Plant Eucalyptus urograndis , Under the supervision of SITI LATIFAH and KANSIH SRI HARTINI.
Environmental factors is one of the factors that affect tree biomass increment that can not be modified . Therefore, a research had been conducted on Eucalyptus urograndis in Estate A , Sector Aek Nauli , PT Toba Pulp Lestari Tbk . To see the relationship between the dependent variable, is the biomass of E. urograndis and independent variable, is the rainfall , elevation , slope , soil pH , soil type and age of the plant , it is done by multiple linear regression analysis .
The results showed that a significant effect on the biomass increase was Eucalyptus urograndis rainfall , elevation and age of the plant , while soil pH , slope and soil type had no significant effect . Value of the correlation coefficient is 0.88 which indicates that there is a very strong relationship and a direct relationship between the dependent variable and independent variables .
Keywords : Biomass, Eucalyptus urograndis, dependent variable, independent variable.

8QLYHUV LWDV 6 XPDWHUD8WDUD

PENDAHULUAN
Latar Belakang Dalam rangka peningkatan potensi dan kualitas hutan produksi guna
pemenuhan kebutuhan bahan baku industri, dikembangkan bentuk pengusahaan hutan yang disebut pengusahaan hutan tanaman industri (HTI). Sasaran pengelolaan diarahkan pada areal kawasan hutan produksi yang kurang produktif untuk dilakukan penanaman, pemeliharaan, pemungutan, pengolahan dan pemasaran hasil hutan.
Hutan mengabsorpsi CO2 selama proses photosintesis dan menyimpannya sebagai materi organik dalam biomassa tanaman. Banyaknya materi organik yang tersimpan dalam biomassa hutan per unit luas dan per unit waktu merupakan pokok dari produktivitas hutan (Budiyanto, 2006).
Selanjutnya berdasarkan PP No. 6 Tahun 1999 dinyatakan bahwa tujuan pembangunan hutan tanaman adalah untuk memperbaiki potensi hutan yang terlanjur rusak dan untuk memenuhi kebutuhan bahan baku industri, sehingga membangun HTI sama dengan merehabilitasi kawasan hutan produksi yang kritis dan tidak produktif. Dalam PP No. 34 Tahun 2002 tentang Tata Hutan dan Penyusunan Rencana Pengelolaan Hutan, Pemanfaatan Hutan dan Penggunaan Kawasan Hutan disebutkan bahwa sasaran pembangunan hutan tanaman adalah pada kawasan hutan produksi yang tidak produktif seperti lahan kosong, padang alang-alang dan hutan rawang (potensi kurang dari 20 m3 dan tidak produktif).
Salah satu bentuk HTI yang saat ini memegang peranan penting dalam menunjang pengembangan industri kayu serat domestik adalah HTI kayu serat
1
8QLYHUV LWDV 6 XPDWHUD8WDUD

atau HTI pulp. Salah satu hutan tanaman industri (HTI) pulp yang berkembang saat ini adalah HTI milik PT Toba Pulp Lestari Tbk. Eukaliptus yang ditanam di lahan konsesi PT TPL Tbk ini terdiri dari berbagai jenis dan berbagai klon. Eucalyptus spp seperti jenis Eucalyptus urophylla, Eucalyptus grandis, Eucalyptus pellita dan Eucalyptus hybrid merupakan jenis yang dikembangkan secara luas di PT Toba Pulp Lestari. Salah satu jenis yang sedang dikembangkan dalam skala operasional setelah melalui berbagai uji kualitas oleh pihak Research and Development adalah Eucalyptus hybrid hasil persilangan antara jenis Eucalyptus urophylla S.T. Blake dengan Eucalyptus grandis W.Hill ex Maid yang terkenal dengan nama hibrid Eucalyptus urograndis.
Produktivitas hutan merupakan gambaran kemampuan hutan dalam mengurangi emisi CO2 di atmosfir melalui aktivitas fisiologinya. Pengukuran produktivitas hutan dalam konteks studi ini relevan dengan pengukuran biomassa. Biomassa hutan menyediakan informasi penting dalam menduga besarnya potensi penyerapan CO2 dan biomassa dalam umur tertentu yang dapat dipergunakan untuk mengestimasi produktivitas hutan (Heriansyah et al., 2003).
Hutan mengabsorpsi CO2 selama proses fotosintesis dan menyimpannya sebagai materi organik dalam biomassa tanaman. Banyaknya materi organik yang tersimpan dalam biomassa hutan per unit luas dan per unit waktu merupakan pokok dari produktivitas hutan (Budiyanto, 2006).
Selama ini, potensi pohon hanya dihitung berdasarkan besarnya volume kayu batang pohon yang dimanfaatkan untuk industri-industri pengolahan kayu yang mempunyai nilai ekonomis tinggi. Ternyata tidak hanya batang, bagianbagian pohon yang lain seperti cabang, ranting, daun dan akar mempunyai peran
8QLYHUV LWDV 6 XPDWHUD8WDUD

besar dalam menyimpan karbon. Melalui studi biomassa, penaksiran potensi bagian pohon tersebut dalam menyimpan karbon dapat dilakukan (Budiyanto, 2006).
Sementara itu, pertambahan biomassa pohon tidak lepas dengan adanya faktor-faktor yang mempengaruhi biomassa tersebut. Kramer dan Kozlowski (1960) menyatakan bahwa pertumbuhan pohon sangat ditentukan oleh interaksi antara tiga faktor yaitu faktor keturunan/genetik, faktor lingkungan dan faktor teknik budidaya atau silvikultur yang diterapkan.
Faktor genetik dan faktor teknik silvikultur adalah suatu hal yang mudah dimodifikasi untuk produktifitas dan peningkatan biomassa pohon, tetapi faktor lingkungan seperti iklim, topografi dan ketinggian tempat adalah hal alami tanpa modifikasi. Namun, perlu diketahui seberapa besar sebenarnya pengaruh atau kontribusi faktor-faktor lingkungan tersebut terhadap peningkatan biomassa pohon Eucalyptus urograndis di PT TPL Tbk khususnya Sektor Aek Nauli sehingga dapat dilakukan tindakan-tindakan yang tentunya untuk mengoptimalkan peningkatan biomassa Eucalyptus urophylla.

Faktor lingkungan yang digunakan dalam penelitian ini adalah curah hujan, pH tanah, jenis tanah, ketinggian tempat dan kelerengan. Curah hujan berkaitan dengan ketersediaan air untuk proses pertumbuhan tanaman Eucalyptus urograndis. Nilai pH tanah selain menunjukkan derajat keasaman juga sebagai informasi sifat-sifat tanah yang lain seperti ketersediaan fospor, status kationkation basa, status kation atau unsur beracun (Mukhlis, 2007). Jenis tanah berkaitan dengan unsur hara yang dikandung secara umum. Ketinggian tempat berkaitan dengan syarat tumbuh tanaman Eucalyptus urograndis dan kerengan
8QLYHUV LWDV 6 XPDWHUD8WDUD

berhubungan dengan tingkat erosi atau pengikisan sehingga hilangnya unsur hara yang mungkin bermanfaat untuk pertumbuhan Eucalyptus urograndis.
Tujuan Penelitian 1. Mengetahui biomassa Eucalyptus urograndis di Estate A, Sektor Aek Nauli 2. Mengetahui persamaan regresi antara faktor-faktor lingkungan dan umur tanaman dengan biomassa Eucalyptus urograndis 3. Mengetahui hubungan antara faktor-faktor lingkungan dan umur tanaman dengan biomassa Eucalyptus urograndis 4. Mengetahui apakah faktor lingkungan dan umur tanaman berpengaruh signifikan terhadap pertambahan biomassa Eucalyptus urograndis
Manfaat Penelitian Akan diketahui persamaan linear berganda dengan variabel bebas adalah
faktor-faktor lingkungan dan umur tanaman, sehingga diperoleh korelasi dan signifikasi antara faktor-faktor lingkungan dan umur tanaman tersebut terhadap biomassa Eucalyptus urograndis sehingga data ini dapat digunakan pihak pengelola PT TPL untuk kebijakan-kebijakan pengelolaan demi peningakatan biomassa Eucalyptus urograndis.
Batasan Penelitian 1. Faktor-faktor lingkungan yang dimaksud adalah curah hujan, topografi (kelerengan dan ketinggian tempat), pH tanah, dan jenis tanah. 2. Jenis yang diteliti adalah Eucalyptus urograndis di Estate A, Sektor Aek Nauli, PT TPL Tbk.
8QLYHUV LWDV 6 XPDWHUD8WDUD

TINJAUAN PUSTAKA

Deskripsi Eucalyptus urograndis

Menurut Eldridge et al. (1993), taksonomi tanaman Eucalyptus adalah

sebagai berikut:

Kerajaan Divisi Sub Divisi Kelas Ordo Keluarga Marga Jenis


: Plantae (Tumbuhan) : Spermatophyta (Menghasilkan biji) : Angiospermae : Dicotyledone (berkeping dua) : Myrtales : Myrtaceae (suku jambu-jambuan) : Eucalyptus : Eucalyptus sp.

Genus Eucalyptus banyak dikembangkan karena memiliki jumlah jenis dan provenan yang sangat beragam, cepat tumbuh, umumnya memiliki bentuk batang yang baik dan lurus, produksi biji tinggi dan mudah bertunas serta memiliki 12 potensi adaptasi yang tinggi terhadap kondisi lingkungan yang berbeda (Campinhos et al., 1993). Persyaratan tumbuh, baik keadaan tanah maupun lingkungan berbeda-beda tergantung jenis. Eucalyptus urophylla merupakan jenis yang baik tumbuh pada tipe hujan C, D dan E dari Schmiit dan Ferguson, ketinggian 200-1500 m dpl dengan curah hujan 1300-2400 mm/tahun, tumbuh baik pada tanah allivian dan toleran terhadap tanah padat dan asam, tanah miskin zat mineral dan kandungan air kurang (Yulianti dan Kurniawati, 2003).
Jenis Eucalyptus grandis menghendaki iklim C dan D, ketinggian tempat sekitar 0- 800 m dpl, curah hujan tahunan rata-rata 1000-3500 mm/tahun dengan temperatur maksimum sekitar 24-300C. Tumbuh baik pada lahan datar atau
5

8QLYHUV LWDV 6 XPDWHUD8WDUD

dengan kemiringan yang tidak curam, serta tumbuh pada tanah alluvial di tempattempat dekat air tetapi tidak tergenang air dan mengandung lempung (Boland et al. 1989).
Hibrid Eucalyptus urograndis merupakan hasil persilangan antara Eucalyptus urophylla S.T. Blake dan Eucalyptus grandis W.Hill ex Maid. Persilangan pertama kalinya dilakukan di Afrika Selatan dengan jenis tetua Eucalyptus grandis W.Hill ex Maid asal Australia dan Eucalyptus urophylla S.T. Blake dari Indonesia. Di Toba Pulp Lestari persilangan jenis ini dimulai sejak tahun 1994 secara terkendali dan mulai diujicobakan dalam skala lapangan tahun 1996 di daerah Aek Nauli, Sumatera Utara tumbuh baik pada daerah dengan ketinggian sekitar 250-1700 m di atas permukaan laut yang beriklim basah (tipe A) menurut Schmidt dan Ferguson (1951), curah hujan rata-rata tahunan 2824 mm dengan rata-rata bulanan 235 mm. Suhu udara berkisar 18,7- 21,1oC dengan suhu rata-rata tahunan 19,9oC dan suhu tanah rata-rata tahunan 22,9oC serta jenis tanah termasuk group Inceptisol (TPL, 2010).
Faktor Pertumbuhan Pohon Kramer dan Kozlowski (1960) menyatakan bahwa pertumbuhan pohon
sangat ditentukan oleh interaksi antara tiga faktor yaitu faktor keturunan/genetik, faktor lingkungan dan faktor teknik budidaya atau silvikultur yang diterapkan. Berkaitan dengan faktor lingkungan, Bruce dan Schumacher (1950) memilah faktor tersebut menjadi faktor kerapatan tegakan, faktor kondisi iklim dan faktor kondisi tanah. Sedangkan menurut Soepardi (1992), faktor yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman adalah faktor genetik dan faktor kualitas tapak, khususnya kualitas tanah yang keduanya dapat dimanipulasi atau dirubah secara buatan.
8QLYHUV LWDV 6 XPDWHUD8WDUD

Faktor genetik dapat dimanipulasi melalui kegiatan pemuliaan tanaman, sedangkan faktor tanah dapat dimanipulasi melalui kegiatan silvikultur.
Faktor kondisi iklim dan kondisi tanah digabungkan sebagai faktor kualitas tempat tumbuh (Husch et al., 1982). Dengan demikian dapat ditarik pengertian bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan meliputi faktor genetik, umur, kualitas tempat tumbuh, kerapatan tegakan dan tindakan silvikultur.
Faktor Genetik Peningkatan produktivitas tegakan perlu dibarengi dengan peningkatan
mutu genetik. Mutu genetik dapat dicapai melalui pemuliaan dengan modal utama keragaman genetik untuk tujuan pengembangan jenis dengan sifat unggul. Seleksi dilakukan dalam rangka memilih sifat-sifat yang diinginkan dari suatu pohon, seperti kecepatan pertumbuhan, kecepatan adaptasi lingkungan, dan adaptasi atau resisten hama dan penyakit dan lain-lain (Zobel dan Talbert, 1984).
Faktor Kualitas Tapak Kualitas tapak atau tempat tumbuh adalah totalitas faktor lingkungan yang
berpengaruh terhadap pertumbuhan tegakan dan menunjukkan kapasitas produksi tanah dalam menghasilkan masa kayu untuk jenis tertentu (Kramer dan Kozlowski, 1860). Menurut Daniel et al., (1997) kualitas tempat tumbuh merupakan jumlah total faktor-faktor lingkungan (tanah, iklim mikro, kelerengan dan lain-lain) yang merupakan fungsi sejarah geologis, fisiografi, iklim mikro dan perkembangan suksesi. Faktor tempat tumbuh tegakan adalah totalitas dari peubah keadaan tempat tegakan, mencakup bentuk lapangan, sifat-sifat tanah dan iklim

8QLYHUV LWDV 6 XPDWHUD8WDUD

yang memiliki tingkat keeratan hubungan yang cukup tinggi dengan dimensi tegakan (Suhendang, 1990).
Cara mengukur kualitas tempat tumbuh dapat melalui pengukuran satu atau lebih sifat-sifat vegetasi yang mencerminkan pengaruh dari faktor lingkungan, melalui pengukuran faktor lingkungan yang berasosiasi dengan pertumbuhan atau melalui penggunaan indikator peninggi. Keadaan tempat tumbuh dicirikan oleh keadaan atau sifat-sifat tanah (Suhendang, 1990).
Menurut Tim Peneliti Puslitbang Hutan Bogor (1993), persyaratan tempat tumbuh E. urophylla berdasarkan kondisi pada sebaran alaminya antara lain adalah iklimnya termasuk tipe E dengan curah hujan rata-rata per tahun 1574,8 mm dan hari hujan 102,2 hari, topografi bergelombang sampai berbukit, dengan ketinggian tempat 1000-2400 m dpl. Jenis tanah termasuk mediteran merah dengan bahan induk endapan liat struktur gumpal bersudut, tekstur lempung liat berpasir, konsistensi teguh, melekat dan plastis.
Tanah merupakan faktor edafis penting untuk pertumbuhan tanaman karena tanah merupakan perantara penyedia faktor-faktor suhu, udara, air dan unsur-unsur hara yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman (Wasis, 2005). Pembangunan hutan tanaman industri memerlukan tanah yang subur agar hasil tanaman dapat optimum. Produktivitas suatu ekosistem dapat dipertahankan jika tanah dapat melakukan fungsinya secara optimal. Tanah merupakan salah satu faktor lingkungan yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman dan dapat dimanipulasi melalui teknik silvikultur dalam rangka perbaikan kesuburan tanah. Adapun fungsi tanah adalah: menunjang akar; menyerap, menyimpan dan menyediakan air; menyimpan dan menyediakan unsur-unsur hara mineral bagi
8QLYHUV LWDV 6 XPDWHUD8WDUD

tanaman; mendorong pertukaran gas terutama O2 dan CO2 secara teratur; mendorong aktivitas biologi dalam tanah; serta menerima, menyimpan dan melepaskan karbon (Fisher dan Binkley, 2000).
Tanah andisol adalah tanah yang berasal dari pelapukan abu vulkanik gunung berapi, tergolong subur dengan unsur hara yang tinggi dan baik dalam mengikat air (Jannah, 2011). Tanah oxisol lebih baik sedikit dibandingkan ultisol. Tanah oxisol dicirikan dengan warna tanahnya merah hingga kuning, sehingga sering disebut tanah merah, ketersediaan unsur P dan K di tanah Oxisol sangat rendah (Maidhal, 1993). Inceptisol merupakan tanah muda yang belum berkembang lanjut sehingga bahan organik dan unsur hara tanahnya kurang tersedia (Irawan, 2013).
Tanah berordo Ultisol kebanyakan memiliki sifat tanah yang masam, karena material di dalam profil tanah banyak mengandung mineral kuarsa dan seskuioksida besi (Fe) dan aluminium (Al), sementara mineral- mineral lainnya amat sedikit. Berdasarkan hal ini ditambah beberapa ciri lainnya. Mineral-mineral tersebut memiliki kapasitas menahan hara (KTK) yang rendah, demikian pula potensi kandungan hara rendah (Safriansyah, 2011).
Faktor Perlakuan Silvikultur Produktivitas maksimum akan tercapai jika dalam pengelolaan hutan
dilakukan tindakan silvikultur intensif bersamaan dengan pemuliaan tanaman, seperti penggunaan bibit yang mempunyai keragaman genetik tinggi. Tanpa perlakuan silvikultur yang intensif dalam pemeliharaan maka produksi maksimum tidak akan tercapai (Zobel dan Talbert, 1984).
8QLYHUV LWDV 6 XPDWHUD8WDUD

Berbagai teknik silvikultur dapat diterapkan terhadap tanah dan pengelolaan tegakan untuk meningkatkan ketersediaan air dan unsur hara selama pertumbuhan. Pada hutan tanaman cepat tumbuh, penerapan pengelolaan dengan teknik silvikultur intensif dapat menaikkan dan mempertahankan produktivitas. Pada umumnya pengelolaan intensif dilakukan pada fase persiapan bibit, persiapan lahan dan fase pemeliharaan tegakan berupa pemberian input hara atau pemupukan (Nambiar, 1996).
Teknik silvikultur yang intensif dalam pemeliharaan perlu untuk pencapaian produksi maksimum. Teknik silvikultur dimulai dari sejak pembibitan, pemeliharaan bibit, penyiangan, penyapihan, penanaman, jarak tanam, pemangkasan dan penjarangan (Daniel et al., 1997).
Biomassa Pengertian Biomassa
Biomassa adalah jumlah total bahan organik hidup di atas permukaan tanah pada pohon yang dinyatakan dalam berat kering oven per unit luas (Brown, 1997). Jumlah karbon yang disimpan di dalam pohon atau hutan dapat dihitung jika diketahui jumlah biomassa atau jaringan hidup tumbuhan di hutan tersebut dan memberlakukan suatu faktor konversi. Pengertian biomassa ditinjau dari asal kata bio dan massa, sehingga biomassa tanaman adalah massa dari bagian hidup tanaman. Bio mengandung pengertian bagian dari makhluk hidup. Massa mengandung pengertian yang sama dengan yang terdapat dalam fisika yaitu parameter kepadatan dari suatu benda atau zat yang memberikan unsur percepatannya bila suatu gaya diberikan. Dengan demikian biomassa tanaman adalah bahan hidup yang dihasilkan tanaman yang bebas dari pengaruh gravitasi,
8QLYHUV LWDV 6 XPDWHUD8WDUD


sehingga nilainya tidak sama dengan berat yang tergantung kepada tempat penimbangan dan berhubungan dengan gaya gravitasi (Rusolono, 2006).
Biomassa adalah berat bahan organik persatuan unit luas pada waktu tertentu yang dinyatakan dengan istilah berat kering (dry weight) atau biomassa dapat berupa berat bahan organik suatu organisme tertentu persatuan unit luas. Biomassa pohon merupakan ukuran yang sering digunakan untuk menggambarkan dan mempelajari pertumbuhan tanaman. Hal ini didasarkan pada kenyataan bahwa pendugaan biomassa relatif lebih rendah dan merupakan akumulasi dari total proses metabolisme yang dialami oleh tanaman sehingga hal ini merupakan indikator pertumbuhan yang cukup representatif apabila dikaitkan dengan tampilan keseluruhan pertumbuhan tanaman (Rusolono, 2006).
Menurut Whitten et al., (1984) dalam Rizon (2005), biomassa hutan adalah jumlah total bobot kering semua bagian tumbuhan hidup, baik untuk seluruh atau sebagian tubuh organisme, produksi atau komunitas dan dinyatakan dalam berat kering persatuan luas (ton/ha). Biomassa dibedakan ke dalam dua kategori yaitu biomassa di atas permukaan (above ground biomass) dan biomassa bawah permukaan (below ground biomass). Biomassa di atas permukaan tanah adalah berat bahan organik per unit area pada waktu tertentu yang dihubungkan ke suatu fungsi sistem produktifitas, umur tegakan dan distribusi organik. Diperkirakan 45%-50% komponen penyusun biomassa adalah karbon (Brown, 1997).
Pengukuran Biomassa Pendugaan bomassa di atas permukaan tanah dapat diukur menggunakan
metode langsung (destructive) dan metode tidak langsung (non destructive).
8QLYHUV LWDV 6 XPDWHUD8WDUD

Biomassa dapat diukur secara akurat melalui penebangan, pengeringan, dan penimbangan. Akan tetapi cara tersebut tidak efisien dan membutuhkan biaya yang cukup besar.
Menurut Ewusie (1980) dalam Jayasekara (1990), pengukuran biomassa dapat dilakukan melalui pengukuran diameter setinggi dada (dbh) dan tinggi pohon serta pengukuran volume kayu yang dikonversi menjadi berat kering. Kandungan biomassa di atas permukaan tanah dari berbagai spesies pohon dapat diukur menggunakan persamaan allometrik.
Faktor yang Mempengaruhi Biomassa Biomassa tegakan hutan dipengaruhi oleh umur tegakan hutan, sejarah
perkembangan vegetasi, komposisi dan struktur tegakan. Faktor iklim seperti curah hujan dan suhu merupakan faktor yang mempengaruhi laju peningkatan biomassa pohon (Kusmana 1993). Produktivitas hibrid Eucalyptus urograndis sangat ditentukan oleh jenis tanah dan besarnya curah hujan tahunan (Goncalves et al., 1997 dalam Mindawati, 2011).
Beberapa faktor yang mempengaruhi tingkat penyerapan karbon antara lain adalah: iklim, topografi, karakteristik tanah, spesies dan komposisi umur pohon, serta tahap pertumbuhan pohon. Tingkat serapan karbon yang tinggi umumnya terjadi pada lokasi lahan dengan kesuburan yang tinggi dan tingkat curah hujan cukup, dan pada tanaman yang cepat tumbuh, walaupun tingkat dekomposisi juga cukup tinggi pada lokasi tersebut. Pengelolaan hutan yang baik seperti pengaturan penjarangan dan rotasi pohon juga mempengaruhi tingkat serapan karbon. Sebaliknya tingkat penyerapan karbon yang rendah umumnya
8QLYHUV LWDV 6 XPDWHUD8WDUD

terjadi pada lokasi dengan tingkat curah hujan dan kesuburan tanah rendah (Dury et al., 2002).
Selain itu, faktor lain yang mempengaruhi biomassa tegakan hutan antara lain seperti perkembangan vegetasi, komposisi dan struktur tegakan hutan, suhu dan curah hujan. Suhu dan curah hujan merupakan faktor penunjang agar vegetasi atau tegakan dapat tumbuh dengan baik. Suhu yang optimal dan ketersediaan air yang cukup akan mempercepat pertumbuhan vegetasi atau tegakan itu sendiri sehingga jika dilihat perkembangan vegetasinya maka akan mengalami peningkatan dimensi baik diameter, tinggi, volume, dan lainnya. Dengan peningkatan dimensi tersebut maka biomassa vegetasi atau tegakan pun akan semakin besar.
Kondisi Umum Lokasi Penelitian PT. Toba Pulp Lestari sektor Aek Nauli berada di Kabupaten Simalungun,
Provinsi Sumatera Utara. Daerah penelitian berada 160 km dari kota Medan dan 35 km dari Pematang Siantar. Secara geografis lokasi penelitian berada antara 2040’00” – 2050’00” Lintang Utara dan 98050’00” – 98010’00” Bujur Timur (TPL, 2008). Berdasarkan iklim Schmidt dan Fergusson (1951) di Aek Nauli termasuk tipe iklim A (basah) dengan rata-rata curah hujan 2824 mm per tahun dan 235 mm/bulan, dimana bulan tertinggi terjadi hujan berada pada bulan Oktober dan terendah bulan Agustus (TPL, 2008).
Luas areal konsesi Sektor Aek Nauli 22.533 ha terdiri dari luas efektif HTI jenis Eucalyptus 9.861 ha, hutan konservasi seluas 10.328 ha, hutan jenis unggulan pinus seluas 584 ha, kawasan dengan tanaman kehidupan seluas 1.127 ha (aren, bamboo dan lainnya) dan seluas 508 ha digunakan sebagai sarana

8QLYHUV LWDV 6 XPDWHUD8WDUD

operasional dan 125 ha merupakan daerah enclave dimana penduduk bermukim. Areal kerja hutan tanaman dibagi ke dalam beberapa blok dan dari blok dibagi menjadi beberapa petak (compartement) dengan luasan bervariasi. Sektor Aek Nauli terdiri dari 5 blok kerja (estate) yaitu estate A, estate B, estate C, estate D dan estate E (TPL, 2010).
Jenis tanaman yang terdapat di sektor Aek Nauli sebagai HTI pulp yaitu Eucalyptus grandis, E. urophylla, E. pellita dan 22 klon Eucalyptus hybrid terseleksi hasil persilangan antara jenis Eucalyptus yang berbeda. Salah satu jenis hybrid yang telah dikembangkan secara skala operasional adalah hibrid Eucalyptus urograndis yang merupakan hasil persilangan antara Eucalyptus urophylla S.T. Blake dan Eucalyptus grandis W.Hill ex Maid. Persilangan pertama kalinya dilakukan di Afrika Selatan dengan jenis tetua Eucalyptus grandis W.Hill ex Maid asal Australia dan Eucalyptus urophylla S.T. Blake dari Indonesia.
8QLYHUV LWDV 6 XPDWHUD8WDUD

METODE PENELITIAN

Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di PT Toba Pulp Lestari (TPL) Tbk. di Sektor
Aek Nauli, Estate A, Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara (Lampiran 6) pada Bulan Mei sampai dengan Agustus 2013. Penetapan pH tanah dilakukan di Laboratorium Ilmu Tanah, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara.

Bahan dan Alat Penelitian

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini berupa data primer dan data

sekunder. Data primer adalah data yang diambil secara langsung ke lapangan

sedangkan data sekunder adalah data yang diperoleh dari instansi terkait. Adapun

rincian data yang diperoleh adalah sebagai berikut:

Tabel 1. Data Penelitian
No Nama Data 1 Diameter E. urograndis 2 pH tanah

Jenis Data Sekunder Primer

3 Curah hujan

Sekunder

4 Kelerengan 5 Elevasi

Sekunder Primer

6 Jenis Tanah

Sekunder

7 Peta Kawasan Hutan PT Sekunder

TPL Tbk Sektor Aek Nauli

Sumber Data
Riset PT TPL Tbk, Porsea Pengambilan contoh tanah di lapangan Perencanaan Sektor Aek Nauli Riset PT TPL Tbk, Porsea Pengambilan titik ketinggian di lapangan dengan GPS Riset PT TPL Tbk, Porsea Perencaan PT TPL Tbk, Porsea

Alat yang digunakan adalah Global Positioning System (GPS) untuk pengambilan titik ketinggian di tiap kompartemen, cangkul dan plastik untuk pengambilan contoh tanah di lapangan, perangkat keras (hardware) berupa seperangkat personal computer (PC) dan software SPSS untuk pengolahan data,

15

8QLYHUV LWDV 6 XPDWHUD8WDUD

software ArcView 3.0 untuk pembuatan layout peta, beserta kamera untuk dokumentasi kegiatan.

Prosedur Penelitian

Penentuan Kompartemen

Nomor kompartemen diperoleh dari bagian Riset PT TPL Tbk, Porsea

berupa data nomor kompartemen secara keseluruhan di Sektor Aek Nauli, tahun

tanam, diameter pohon, kelerengan dan jenis tanah. Selanjutnya, dari data tersebut

ditentukan kompartemen yang akan didatangi yakni kompartemen yang ditanami

jenis Eucalyptus urograndis di Estate A, pengambilan titik ketinggian yaitu

keseluruhan kompartemen yang ditanami Eucalyptus urograndis di Estate A dan

kompartemen yang akan didatangi untuk pengambilan contoh tanah untuk

pengukuran pH tanah yaitu masing-masing tiga kompartemen mewakili setiap

kelas kelerengan (ada 15 kompartemen). Tahapan atau alur penelitian dapat

dilihat pada Gambar 1.

Tabel 2. Kompartemen Pengambilan Sampel Tanah pada Berbagai Kelerengan

No. Kelas Kelerengan (%) Kompartemen Pengambilan Sampel Tanah

1 0 – 3%

034, 057, 065

2 3 – 8%

016, 041, 170

3 8 – 15%

007, 088, 151

4 15 – 30%

032, 147, 206

5 30 – 50%

021, 171, 233

Penetapan pH Tanah Penetapan pH tanah dilakukan di Laboratorium Ilmu Tanah, Fakultas
Pertanian, Universitas Sumatera Utara. Penetapan pH ini dikerjakan oleh asisten laboratorium dari tanah yang diambil sebagai sampel dari lapangan.

Perhitungan Biomassa

8QLYHUV LWDV 6 XPDWHUD8WDUD

Pada setiap kompartemen dilakukan perhitungan biomassa Eucalyptus urograndis dengan menggunakan model allometrik Eucalyptus hybrid menurut Latifah dan Sulistiyono (2011) yaitu:
Y = 1351,09 . D0,87 . e 0,094D

Keterangan :
Y D e

: Biomassa (ton/Ha) : Diameter pohon (cm) : Ketetapan 2,718282

Analisis Data

Data yang dianalisis berupa data dengan skala interval (CH, kelerengan,

ketinggian tempat, dan pH) dan sedangkan data jenis tanah menggunakan skoring

pada jenis tanah berdasarkan kelas kesuburan tanah. Jenis tanah diurutkan mulai

dari yang paling subur di antara jenis tanah yang dijumpai hingga ke jenis yang

tidak subur dan pemberian skor dari angka paling besar untuk kelas kesuburan

tinggi dan yang paling urutan bawah diberi skor satu. Skoring ini dilakukan pada

penelitian kualitatif (Sarwono, 2006).

Tabel 3. Skoring Jenis Tanah No Jenis Tanah 1 Andisol 2 Inceptisol 3 Okxisol 4 Ultisol

Skor 4 3 2 1

Keseluruhan data yang diperoleh kemudian dianalisis menggunakan regresi linear berganda dengan variabel terikat biomassa dan variabel bebas curah hujan, elevasi, kelerengan, pH tanah, jenis tanah dan umur tanaman yang dapat dilihat pada Tabel 4.

8QLYHUV LWDV 6 XPDWHUD8WDUD

Tabel 4. Tabel Pengolahan Regresi

Faktor Lingkungan

Topografi

Kompt Biomass CH

(Y) (mm/hari) Elevasi Kemiringan

(X1) (m dpl)

(%)

(X2) (X3)

1

2

3

4

5,…dst

Karakteristik Tanah
pH Jenis tanah Tanah (X4) (X5)

Umur Tanaman
(X6)

Analisis data yang digunakan adalah analisis dengan regresi linear

berganda dengan persamaan berikut (Kutner et al., 2004).

Y = β0 + β1X1 + β2X2 + β3X3 + β4X4 + β5X5 + β6X6

Keterangan:

Y
X1 X2 X3 X4 X5 X6 β0 β1, β2, β3,….. βn

: Biomassa (ton/ha) : Curah Hujan (mm/bulan) : Elevasi (m dpl) : Kelerengan (%) : pH tanah : Jenis tanah : Umur tanaman (tahun) : Intercept atau koefisien konstanta : Koefisien regresi variabel X

Hubungan antara faktor lingkungan dan umur tanaman terhadap biomassa Eucalyptus urograndis diuji secara serentak maupun secara parsial. Besar hubungan dapat dilihat dari nilai koefisien korelasi (multiple r). Nilai koefisien korelasi paling kecil adalah -1 dan paling besar adalah 1. Apabila r = -1 artinya korelasi negatif sempurna, r = 0 artinya tidak ada korelasi, dan r = 1 berarti korelasinya sempurna positif (Tabel 5).

8QLYHUV LWDV 6 XPDWHUD8WDUD

Besar pengaruh faktor lingkungan dan umur tanaman terhadap biomassa

atau konstribusi faktor lingkungan dan umur tanaman terhadap biomassa dapat

dilihat dari nilai koefisien determinasi (R square). Nilainya berada pada interval 0

sampai dengan 1. Semakin mendekati 1, berarti semakin besar konstribusi faktor

lingkungan dan umur tanaman terhadap pertambahan biomassa Eucalyptus

urograndis. Pengertian lain, semakin mendekati 1 maka semakin besar persamaan

regresi dapat menjelaskan faktor lingkungan dan umur tanaman terhadap

pertambahan biomassa Eucalyptus urograndis. Dengan kata lain, semakin besar

kemampuan model yang dihasilkan dalam menjelaskan perubahan nilai variabel

terikat (Algifari, 2000).

Tabel 5. Kriteria Nilai Koefisien Korelasi

No. Nilai Koefisien Korelasi

Kriteria Korelasi

1. 0

Tidak ada korelasi

2. 0 – 0,25

Korelasi sangat lemah

3. 0,25 – 0,5

Korelasi cukup

4. 0,5 – 0,75

Korelasi kuat

5. 0,75 – 0,99

Korelasi sangat kuat

6. 1

Korelasi sempurna

Sumber : Sarwono (2006)

Pengujian Parameter Persamaan Pengujian parameter ini dilakukan setelah diperoleh persamaan regresi
dari pengolahan data di Microsoft excel. Pengujian parameter tersebut bertujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh faktor-faktor lingkungan terhadap pertambahan biomassa Eucalyptus urograndis.

Uji hipotesis secara serentak (uji F)

8QLYHUV LWDV 6 XPDWHUD8WDUD

Langkah pengujian hipotesis secara serentak (uji F) adalah dengan langkah-langkah :
1. Membuat hipotesis. Ho : Faktor lingkungan berupa curah hujan, elevasi, kelerengan, pH tanah, jenis tanah dan umur tanaman tidak berpengaruh terhadap pertambahan biomassa Eucalyptus urograndis. H1 : Faktor lingkungan berupa curah hujan, elevasi, kelerengan, pH tanah, jenis tanah dan umur tanaman berpengaruh nyata terhadap pertambahan biomassa Eucalyptus urograndis.
2. Menentukan tingkat signifikansi (α ). Tingkat signifikansi (α) yang digunakan adalah 5%.
3. Menentukan F hitung dan F tabel 4. Menentukan daerah kritik (penolakan Ho)
Ho ditolak bila F hit > F tab Ho diterima bila F hit ≤ F tab Jika H1 diterima dan H0 ditolak (F hit > F tab), maka selanjutnya dilakukan pengujian parameter secara parsial (uji t).
Uji hipotesis parsial (uji t) Langkah pengujian hipotesis parsial (uji t) adalah:
1. Membuat hipotesis. 2. Menentukan tingkat signifikansi (α ).
Tingkat signifikansi (α) yang digunakan adalah 5%. 3. Menentukan t hitung dan t tabel 4. Menentukan daerah kritik (penolakan Ho)
8QLYHUV LWDV 6 XPDWHUD8WDUD

Ho ditolak bila –tstat < -ttabel atau t stat > ttabel Ho diterima bila -ttabel ≤ tstat ≤ ttabel Uji Multikolinearitas Uji multikolinearitas digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya penyimpangan asumsi klasik multikolinearitas yaitu adanya hubungan linear antar variabel independen dalam model regresi. Salah satu metode pengujiannya adalah dengan melihat nilai variance inflation factor (VIF). Jika nilai VIF lebih besar dari 5 maka variabel tersebut mempunyai persoalan multikolinearitas dengan variabel bebas lainnya. Prasyarat yang harus terpenuhi dalam model regresi adalah tidak adanya multikolinearitas dengan nilai VIF kurang dari 5 (Santoso, 2001).
8QLYHUV LWDV 6 XPDWHUD8WDUD

Tegakan Eucalyptus urograndis

Variabel Bebas - CH - Kelerengan (%) - Tinggi Tempat (m) - Jenis tanah - pH - umur tanaman

Data diameter pohon Eucalyptus urograndis
Model Allometrik Biomassa
Biomassa Eucalyptus urograndis

Penyusunan Persamaan Reg res i
Pengujian Regresi:  Koefisien Determinasi (R2)  Koefisien korelasi (r)  Uji F dan Uji t
Kes imp u lan
Gambar 1. Bagan Alir Penelitian
8QLYHUV LWDV 6 XPDWHUD8WDUD

HASIL DAN PEMBAHASAN
Hutan Tanaman Industri (HTI) PT TPL khususnya di Sektor Aek Nauli, terbagi atas beberapa unit pengelolaan yang disebut estate dengan luas yang masing-masing yang berbeda-beda. Estate yang berada di Sektor Aek Nauli adalah estate A, B, C, D, E, F dan G. Sebagai unit pengelolaan terkecil dari setiap estate kemudian ada yang disebut dengan kompartemen. Luasan masing-masing kompartemen juga berbeda-beda dengan topografi dan jenis tanaman yang berbeda juga.
Kompartemen-kompartemen yang berada di setiap estate ditanami jenis yang berbeda dengan klon yang berbeda juga. Jenis yang ditemukan adalah Eucalyptus grandis, Eucalyptus pellita, Eucalyptus urophylla dan Eucalyptus hybrid. Klon yang ditanami di estate A terdiri dari IND 32, IND 47, IND 65, IND 33, IND 38, IND 46, IND 52, IND 48. Tetapi yang paling banyak dikembangkan saat ini adalah klon IND 47 yang merupakan persilangan antara Eucalyptus urophylla S.T. Blake dengan Eucalyptus grandis W.Hill ex Maid yang terkenal dengan nama hibrid Eucalyptus urograndis dan klon IND 32 yang merupakan persilangan Eucalyptus urophylla S.T. Blake dengan Eucalyptus pellita.
Biomassa dalam penelitian ini diduga dengan menggunakan persamaan alometrik Eucalyptus hybrid dengan dimensi penduga adalah diameter pohon setinggi dada atau yang sering juga disebut dengan dbh (diameter breast height) Brown (1997) mengatakan bahwa diameter setinggi dada merupakan data inventarisasi yang baik untuk menduga biomassa.
8QLYHUV LWDV 6 XPDWHUD8WDUD

Biomassa Eucalyptus urograndis Eucalyptus urograndis yang ditanam di estate A, Sektor Aek Nauli
ditemukan dalam 38 kompartemen dengan luas masing-masing kompartemen yang berbeda-beda. Data diameter pohon yang diperoleh dari bagian perencanaan hutanan tanaman industry PT TPL merupakan data rata-rata diameter pohon dalam satu kompartemen. Diameter setiap kompartemen berbeda-beda menurut umur tanaman dalam satu kompartemen. Diameter terbesar yang ditemukan adalah pada kompartemen dengan ID059 dengan diameter rata-rata 13,1 cm dan umur pohon 3,1 tahun. Sedangkan diameter terkecil adalah pada kompartemen dengan ID162 dengan diameter rata-rata 1,4 cm dan umur tanaman 1,4 tahun.
Gambar 2. Tegakan Eucalyptus urograndis umur 2 tahun Rata-rata biomassa Eucalyptus urograndis di Estate A dari 38 kompartemen tersebut adalah 22,95 ton/ha pada umur 1-3,3 tahun. Biomassa tertinggi adalah kompartemen dengan ID018 sebesar 48,27 ton/ha, umur tanaman 3,2 tahun, diameter rata-rata 12,9 cm dan luas kompartemen 12,53 ha. Biomassa
8QLYHUV LWDV 6 XPDWHUD8WDUD

terendah adalah berada pada kompartemen dengan ID162 sebesar 0,55 ton/ha, umur tanaman 1,4 tahun, diameter rata-rata 1,4 cm dan luas kompartemen 0,19 ha (Lampiran 1).
Perbedaan biomassa antar kompartemen di estate A tersebut dikarenakan umur tanaman setiap kompartemen berbeda sehingga terjadi perbedaan diameter rata-rata setiap tanaman antar kompartemen yang satu dengan yang lain dan jumlah tanaman setiap kompartemen. Selain itu, diduga ada faktor lain yang mempengaruhi seperti curah hujan, elevasi, kelerengan, jenis tanah dan pH tanah yang selanjutnya disebut sebagai faktor lingkungan. Oleh karena itu dilakukan analisis data lanjutan dengan analisis regresi linear berganda.

Pengaruh Faktor Lingkungan dan Umur Terhadap Biomassa

Pengaruh faktor lingkungan dan umur terhadap biomassa Eucalyptus

urograndis dilakukan dengan analisis regresi linear berganda. Persamaan regresi

yang terbentuk (Tabel 6) menunjukkan bahwa persamaan tersebut dapat

menjelaskan faktor lingkungan dan umur tanaman terhadap biomassa Eucalyptus

urograndis sebesar 80,79%. Artinya bahwa pertambahan biomassa Eucalyptus

urograndis 80,79% dipengaruhi oleh faktor lingkungan dan umur tanaman.

Tabel 6. Persamaan Regresi

Persamaan regresi Y = -49,175 + 8,268 X1 – 0,053 X2 + 7,694 X3 + 0,006 X4 + 2,150 X5 + 8,140 X6

R 0.898838

R2 0.80791

F hitung

21.73049

F tabel

2.41

Dimana

Y
X1 X2 X3 X4

: Biomassa Eucalyptus urograndis (ton/ha) : Rata-rata curah hujan (mm/hari) : Ketinggian tempat (m dpl) : pH : Kelerengan (%)

8QLYHUV LWDV 6 XPDWHUD8WDUD

X5 X6 -49,175

: Jenis tanah : Umur tanaman (tahun) : Intercept atau koefisien konstanta

Rata-rata curah hujan pertahunnya berkontribusi dalam pertambahan biomassa Eucalyptus urograndis. Setiap pertambahan curah hujan 1 mm/bulan akan menaikkan biomassa Eucalyptus urograndis sebesar 8,268 gram/kompartemen. Hal ini diduga karena pertambahan curah hujan ini maka akan tersedia dalam jumlah yang cukup air untuk pertumbuhan Eucalyptus urograndis dimana air berfungsi sebagai pengangkut unsur hara dari tanah ke bagian-bagian lainnya. Sehingga jika tersedia dalam jumlah yang cukup akan membantu pertumbuhan pohon sedangkan jika berlebih atau kurang akan menjadi factor pembatas bagi pertumbuhan tanaman (Runtunuwu dan Syahbuddin, 2007).
Rata-rata curah hujan di Estate A berada pada selang 6,97-8,92 mm/bulan, berarti rata-rata curah hujan tahunannya adalah 83,64-107,04 mm/tahun. TPL (2010), Eucalyptus urograndis tumbuh dengan baik pada curah hujan rata-rata tahunan 2824 mm dengan rata-rata bulanan 235 mm. Jadi, pertambahan biomassa ini sebesar 8,268 gr/pohon untuk setiap kenaikan 1 mm curah hujan per bulan berlaku ketika rata-rata curah hujan tahunan masih sesuai dengan syarat tumbuh Eucalyptus urograndis yaitu 2824 mm/tahun.
Curah hujan yang baik tentunya akan berpengaruh terhadap pertambahan biomassa. Dimana bahwa