Analisis Warna Analisis Tekstur

156 ANALISIS Gedung Pertunjukan Kesenian pada Taman Budaya Vasternburg di Surakarta Hadinginrat Bentuk persegi digunakan pada denah bangunan untuk memberikan proporsi bangunan yang seimbang dan juga arsitektur kolonial menggunakan bentuk persegi dan tinggi untuk memberikan kesan kokoh dan gagah. Gambar V.17 Analisis Bentuk Gedung Pertunjukan Kesenian Sumber: Analisis Penulis, 2009 Penggunaan elemen lingkaran terdapat pada bentuk kolompilaster yang ada pada bangunan. Pada bentuk pintu dan jendela menggunakan bentuk dasar lingkaran yang mengalami perkembangan menjadi bentuk lengkung. Bentuk lengkung tersebut di pengaruhi oleh bentuk khas kolonial yang diadaptasi dari Arsitektur Byzantium. Bentuk lengkung tersebut diterapkan pada bentuk jendela dan pintu bangunan yang lebar dan besar. Elemen lengkung digunakan sebagai elemen dekoratif pada bangunan untuk memberikan kesan kolonial.

V.5.2 Analisis Warna

Karakter bentuk Gedung Pertunjukan Kesenian yang sesuai dengan arsitektur Kolonial yang berwarna putih dan coklat. Kedua warna tersebut juga disesuaikan dengan bangunan pendukung lainnya yang terdapat pada Taman Budaya Vasternburg. 157 ANALISIS Gedung Pertunjukan Kesenian pada Taman Budaya Vasternburg di Surakarta Hadinginrat Tabel V.11 Analisis Warna Pada Gedung Pertunjukan Kesenian Sumber: Analisis Penulis,2009 warna Kesan yang ditimbulkan Letak penerapan Penerapan desain putih kesan kepolosan, bersih, agung, terang, anggun, bersahaja serta juga menjadi warna khas arsitektur kolonial yang ada di Indonesia Digunakan pada seluruh dinding bangunan coklat suasana hening, tenang, mewakili warna alam seperti: kayu,tanah, menentramkan, aman, stabil, tetapi apabila penggunaannya terlalu dominan akan menimbulkan suasana yang sesak kusen pintu jendela sebagai penyeimbang warna putih dari bangunan

V.5.3 Analisis Tekstur

Pada Gedung Pertunjukan Kesenian menggunakan shocle yang diletakkan pada fasad bangunan untuk melindungi dinding dari cipratan air. Shocle berbahan dari susunan batu kali, batu kali memberikan kesan alami dan kekokohan bangunan. Pemilihan batu kali dikarenakan batu kali mudah ditemukan disekitar site. Batu kali yang digunakan adalah batu kali tempel sehingga batu kali ini tidak bagian dari struktur. Jendela krepyak Pintu krepyak 158 ANALISIS Gedung Pertunjukan Kesenian pada Taman Budaya Vasternburg di Surakarta Hadinginrat Gambar V.18 Analisis Tekstur Pada Gedung Pertunjukan Kesenian Sumber: Analisis Penulis, 2009 V.6 ANALISIS PENDUKUNG LAINNYA V.6.1. Analisis Sirkulasi Pada Gedung Pertunjukan Kesenian

V.6.1.1 Pencapaian a.

Tata ruang luar Aktivitas yang dilakukan pengunjung baik yang menuju Taman Budaya vasternburg maupun Gedung Pertunjukan Kesenian sendiri maupun ke area parkir yang diakomodasi dengan pola-pola sikulasi. Bagi pengunjung yang berjalan kaki, pencapaian dilakukan secara langsung atau frontal ke bangunan dengan pengakhiran menuju lobi dengan pertimbangan: - Mengarahkan langsung dan lurus pada fasade bangunan - Mempertegas pencapaian ke main entrance bangunan Gambar V.18. Analisis Pencapaian Pada Gedung Pertunjukan Kesenian Sumber: Analisis Penulis, 2009 Sedang bagi pengunjung yang datang dari Kompleks Taman Budaya Vasternburg menuju ke Gedung Pertunjukan Kesenian, pencapaian dilakukan secara berputar, hal ini dimaksudkan: Shocle pada fasad bangunan yang terdiri dari bahan batu kali