Pemodelan Matematik Sistem Simulasi Evaporator Sebagai Desalinasi Air Laut Sistem Vakum Dengan Software Ansys Fluent

23

2.3 Pemodelan Matematik Sistem

Pada subbab ini akan dijelaskan pemodelan matematis dari setiap komponen yang ada dalam sistem desalinasi sistem vakum. Pemodelan matematis yang akan dibahas adalah pada evaporator, sumber panas heat source, alat penukar kalor tube in tube, dan kondensor. Pembahasan akan lebih sederhana apabila telah ditetapkan dua asumsi, antara lain : 1. Kapasitas panas di evaporator dan kondensor diabaikan. 2. Temperatur pada masing-masing komponen adalah seragam atau tidak ada variasi temperatur di evaporator dan kondensor.

2.3.1 Analisis pada Evaporator

Pada subbab 2.1 telah dijelaskan bahwa fungsi dari evaporator adalah sebagai ruang pemanasan air laut hingga sejumlah air laut dapat menjadi air bersih. Air laut akan masuk ke evaporator dari pipa pengumpan pada laju aliran massa yang disimbolkan i m  [kgs]. Kemudian akan terjadi penguapan dengan laju e m  [kgs] yang akan mengalir dalam bentuk uap dan masuk ke kondensor. Sebagai sisanya akan terbentur air garam yang akan keluar dari evaporator dengan laju w m  [kgs]. Pada saat terjadi penguapan diperlukan panas untuk menyuplai panas laten penguapan. Panas ini akan diambil dari solar kolektor dan diantar oleh fluida kerja yang laju alirannya disimbolkan dengan sc m  . Diagram Aliran pada evaporator ditampilkan pada gambar 2.15. Gambar 2.16. Diagram Aliran Massa pada Evaporator. 24 Penerapan hukum kekekalan massa diberikan oleh persamaan berikut :   e e w w i i s V V V V dt d           2.1 Dimana V [m 3 ] adalah volume air laut di evaporator, dan V [m 3 s] laju aliran volume pada masing-masing sisi masuk dan sisi keluar evaporator. Akibat adanya penguapan, maka konsentrasi garam di dalam evaporator akan bertambah. Jika konsentrasi dinyatakan dengan C [], maka perubahan konsentrasi garam di dalam tabung evaporator dapat dinyatakan dengan:       w s i i s V C V C CV dt d        2.2 Dimana huruf s menyatakan sea water yang ada di evaporator. Hukum kekekalan energi pada evaporator dapat didefenisikan sebagai banyaknya panas yang masuk dikurangi dengan panas yang keluar akan digunakan untuk menaikkan temperatur fluida di evaporator. Dalam bentuk persamaan menjadi:       loss e w s p i i p in s p Q Q V T C V T C Q VT C dt d           2.3 Pada persamaan ini p C [Jkg.K] adalah panas jenis. Laju penguapan evaporasi dari air laut di dalam evaporator dinyatakan dengan huruf s ke dalam air murni di kondensor dinyatakan dengan huruf f dapat dirumuskan dengan menggunakan persamaan berikut:                   5 , 5 , 273 273 f f s s s f m surface e T P T P T T P C f A V    2.4 Dimana surface A adalah luas permukaan air yang ada di evaporator. Parameter m  adalah koefisien empirik yang diperoleh dengan cara eksperimen, nilainya 6 7 10 10     m  [kgm 2 .Pa.s.K 0,5 ] Bemporad, 1995. Beda tekanan evaporator dan kondensor disimbolkan dengan P  . Tekanan uap sebagai fungsi temperatur dapat dirumuskan dengan persamaan:   273 ln 2558 , 6 273 6 , 7139 042 , 63 100       T T e T P [Pa] 2.5 Pada persamaan 2.4, C f adalah faktor koreksi yang dihitung dengan menggunakan persamaan: 25 C C f 1 1    2.6 Dimana  1  0,0054 [tanpa dimensi] adalah koefisien empirik. Pada persamaan 2.4, laju penguapan juga dipengaruhi oleh massa jenis fluida. Sementara massa jenis juga dipengaruhi oleh konsentrasi dan temperatur fluida, yang dirumuskan dengan   1 , C T C T C T          2.7 Dimana 4 10 5    T  o C adalah koefisien ekspansi thermal volumetrik dan 3 10 8    C  adalah koefisien ekspansi larutan Al-Kharabsheh dan Goswami, 2004. Panas jenis air laut juga merupakan fungsi dari temperatur dan konsentrasi dan dapat dirumuskan dengan persamaan Mamayev, 1975:   2 2 4 10 5261 , 3 0162 , 0049 , 1 4186 , BT AT C C C T C p         2.8 Konstanta A dan B dirumuskan dengan 4 2 10 07765 , 4795 , 1 2506 , 3       C C A dan, 6 2 10 0612 , 2084 , 1 8013 , 3      C C B 2.9 Laju panas penguapan di evaporator pada persamaan 2.3, dapat dihitung dengan menggunakan persamaan: e s fg f e V T h Q    2.10 Dimana s fg T h adalah panas laten penguapan air laut, yang dapat dihitung dengan persamaan Incropera dan DeWitt, 1996:   273 36 . 2 3146 1000     T T h fg

2.4 Evaporative Cooling