Hasil Penelitian HASIL DAN PEMBAHASAN

4 memiliki risiko lebih tinggi dibandingkan bayi cukup bulan, dikarenakan pada bayi kurang bulan pertumbuhan dan perkembangan paru nya belum sempurna, dan kekurangan surfaktan sehingga kesulitan memulai pernafasan yang berakibat untuk terjadi asfiksia neonatorum Nugroho 2015. Dari latar belakang yang telah dibahas diatas, asfiksia merupakan penyebab kematian bayi ke tiga didunia dan angka prevalensi di Indonesia masih cukup tinggi. Oleh sebat itu, peneliti tertarik meneliti prevalensi risiko asfiksia neonatorum pada berat bayi lahir rendah.

2. METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan desain penelitian observational analitik dengan pendekatan cross sectional yaitu penelitian untuk mengetahui dinamika korelasi antara faktor-faktor risiko dengan efek, dengan cara pendekatan, observasi atau pengumpulan data sekaligus pada suatu waktu Notoatmodjo 2012. Penelitian dilakukan pada pada bulan November sampai dengan bulan Desember 2016. Pengambilan sampel dilakukan dengan prinsip Quota Sampling yaitu pengambilan sampel yang dilakukan dengan cara menetapkan sejumlah anggota sampel secara quotum atau jatah. Anggota populasi mana pun yang akan diambil tidak menjadi persoalan, yang terpenting jumlah quotum yang sudah ditetapkan dapat dipenuhi Sastroasmoro, 2011 . Penelitian ini merupakan analitik komparatif nominal-nominal maka data yang diperoleh dianalisis data menggunakan uji Chi Square untuk menentukan nilai signifikansi hubungan dari kedua variabel. pengolahan data menggunakan SPSS statistik 20,0 for windows 10.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil Penelitian

Penelitian ini menganalisis perbedaan angka kejadian asfiksia neonatorum antara bayi kurang bulan dengan bayi cukup bulan pada berat bayi lahir rendah di RSUD Kota Surakarta. Berdasarkan data sekunder yang diperoleh dari penelitian ini menggunakan 232 responden bayi dengan berat bayi lahir rendah BBLR pada tahun 2015 dan 2016 yang dipilih dengan teknik Quota Sampling 5 yaitu pengambilan sampel yang dilakukan dengan cara menetapkan sejumlah anggota sampel secara quotum atau jatah. Tabel 4.1 Descriptive Statistics N Minimum Maximum Mean Std. Deviation Berat Badan 232 700 2470 2113.92 302.601 Usia Kehamilan 232 27 42 36.19 2.837 Valid N listwise 232 Sumber : Data Sekunder Berdasarkan tabel 4.2 menunjukan bahwa distribusi rerata berat badan bayi adalah 2113, 92 gram dan untuk rerata usia kehamilan bayi adalah 36,19 minggu. Tabel 4.2 Distribusi Responden Berdasarkan Gestasi BBLR No. Usia Kehamilan Frekuensi Persen 1. Kurang Bulan 110 47,4 2. Cukup Bulan 122 52,6 Total 232 100,0 Sumber : Data Sekunder Berdasarkan tabel 4.2 menunjukan bahwa distribusi sebaran usia kehamilan bayi berat lahir rendah dimana bayi kurang bulan yang BBLR sebanyak 110 47,4 dibandingkan bayi cukup bulan yang BBLR sebanyak 122 bayi 52,6. Tabel 4.3 Distribusi Responden Berdasarkan Asfiksia Neonatorum No Asfiksia Neonatorum Frekuensi Persen 1. Asfiksia 50 21,6 2. Tidak Asfiksia 182 78,4 Total 232 100,0 Sumber : Data Sekunder Berdasarkan tabel 4.3 menunjukan bahwa responden bayi yang BBLR yang mengalami asfiksia dan tidak asfiksia, sebagian besar bayi BBLR mengalami keadaan tidak asfiksia sebanyak 182 78,4, sedangkan yang asfiksia sebanyak 50 21,6. 6 Tabel 4.4 Analisis Data Statistik Uji Chi-Square Perbedaan Kejadian Asfiskia Neonatorum antara Bayi Kurang Bulan dan Bayi Cukup Bulan pada Bayi BBLR Usia Kehamilan Asfiksia Tidak Asfiksia Total X 2 P X2 Tabel R.P 95 CI Kurang Bulan 27 11,6 83 35,8 110 47,4 Cukup Bulan 23 9,9 99 42,7 122 52,6 1,109 0,292 3,84 0,714 0,381- 1,338 Total 50 21,5 182 78,5 232 100,0 Sumber : Data Sekunder Berdasarkan tabel 4.4 menunjukan bahwa distribusi data bayi kurang bulan yang asfiksia sebanyak 27 bayi 11,6, bayi kurang bulan yang tidak asfiksia sebanyak 83 bayi 35,8, bayi cukup bulan yang asfiksia sebanayak 23 bayi 9,6 dan bayi cukup bulan yang tidak asfiksia sebanyak 99 bayi 42.7. Berdasarkan data tersebut setiap kelompok distribusinya lebih dari 5 atau expected count lebih dari 20, maka data ini layak diuji dengan Chi-Square . Hasil uji Chi square hasilnya dapat diketahui X 2 sebesar 1,109 dan p- value = 0,292 pada taraf signifikan α=5 p 0,05. Oleh karena hasil p 0,05 dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan dengan kejadian asfiksia neonatorum antara bayi kurang bulan dan bayi cukup bulan pada bayi BBLR. Berdasarkan ukuran Rasio Prevalensi RP tersebut menunjukkan bahwa perbandingan kemungkinan bayi prematur dibandingkan dengan bayi cukup bulan untuk mengalami kejadian asfiksia neonatorum adalah sebesar 0,714. Jadi kemungkinan dengan kejadian gestasi terhadap kejadian asfiksia neonatorum untuk bayi kurang bulan adalah sebesar 11,6, untuk bayi cukup bulan adalah sebesar 9,9. Maka hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar bayi lahir di RSUD Kota Surakarta tidak mengalami asfiksia. Penelitian ini menunjukan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan dengan kejadian asfiksia antara bayi kurang bulan dan bayi cukup bulan pada bayi 7 dengan berat lahir rendah. Kejadian asfiksia pada bayi kurang bulan sebanyak 27 bayi dan pada bayi cukup bulan sebanyak 23 bayi.

3.2 Pembahasan

Dokumen yang terkait

Peran Bidan sebagai Pelaksana dalam Perawatan Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) di Wilayah Kerja Puskesmas Sering Medan Tahun 2014

3 90 80

Karakteristik Ibu yang Melahirkan Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) di RS Haji Medan Tahun 1997 - 2000

0 40 72

PERBEDAAN ANGKA KEJADIAN RISIKO ASFIKSIA NEONATORUM ANTARA BAYI KURANG BULAN Perbedaan Angka Kejadian Risiko Asfiksia Neonatorum Antara Bayi Kurang Bulan Dengan Bayi Cukup Bulan Pada Berat Bayi Lahir Rendah (Bblr).

0 2 14

PENDAHULUAN Perbedaan Angka Kejadian Risiko Asfiksia Neonatorum Antara Bayi Kurang Bulan Dengan Bayi Cukup Bulan Pada Berat Bayi Lahir Rendah (Bblr).

0 2 4

PERBEDAAN KEJADIAN IKTERUS NEONATORUM ANTARA BAYI PREMATUR DAN BAYI CUKUP BULAN PADA BAYI DENGAN BERAT Perbedaan Kejadian Ikterus Neonatorum antara Bayi Prematur dan Bayi Cukup Bulan pada Bayi dengan Berat Lahir Rendah di RS PKU Muhammadiyah Surakarta.

2 18 15

PERBEDAAN KEJADIAN IKTERUS NEONATORUM ANTARA BAYI PREMATUR DAN BAYI CUKUP BULAN PADA BAYI DENGAN BERAT Perbedaan Kejadian Ikterus Neonatorum antara Bayi Prematur dan Bayi Cukup Bulan pada Bayi dengan Berat Lahir Rendah di RS PKU Muhammadiyah Surakarta.

1 5 13

PENDAHULUAN Perbedaan Kejadian Ikterus Neonatorum antara Bayi Prematur dan Bayi Cukup Bulan pada Bayi dengan Berat Lahir Rendah di RS PKU Muhammadiyah Surakarta.

0 1 4

DAFTAR PUSTAKA Perbedaan Kejadian Ikterus Neonatorum antara Bayi Prematur dan Bayi Cukup Bulan pada Bayi dengan Berat Lahir Rendah di RS PKU Muhammadiyah Surakarta.

0 4 4

HUBUNGAN ANTARA BAYI BERAT LAHIR RENDAH ( BBLR ) DENGAN TERJADINYA SEPSIS NEONATORUM Hubungan antara Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) dengan Terjadinya Sepsis Neonatorum.

1 3 15

Perbedaan Ventrikel Kanan Pada Bayi Kurang Bulan Dan Bayi Cukup Bulan.

0 0 6