3.000.000,- untuk Klaten Rp. 4.500.000,- untuk Salatiga memasang tarif Rp. 5.000.000.- . Sedangkan untuk tarif luar kota seperti Bali memasang tarif Rp. 20.000.000,- untuk
Jakarta memasang tarif Rp. 10.000.000.- untuk Cirebon memasang tarif Rp. 7.000.000.- Selain itu musik Gambus dipergunakan pula untuk mengiringi tarian Zapin. Lagu-lagu
yang ditampilkan biasanya berbahasa Arab, contoh lagu-lagu Gambus yang pernah di jadikan lagu wajib lomba Qasidah Tingkat Nasional adalah Lisaani Bihamdillah,
Yamalaakal Hub, Solla Robbuna, “ Asyroqol Badru, dan Syarah Dala,” Yaa
Rait” . Wawancara: Kholid, A.S, 2 Juni 2008
2. Tari Zapin
Tari Zapin merupakan tarian yang berasal dari negara Yaman. Dalam bahasa Arab Zapin
disebut “ Al Raqh wal Zafn” . Menurut masyarakat Keturunan Arab di Pasar Kliwon Zapin mempunyai arti tarian selamat datang. Masuknya Zapin di Indonesia
bersamaan dengan masuknya Islam di Indonesia yang dibawa oleh para pedagang Arab. Zapin
tertua di Indonesia berada di Ambon, Nusa Tenggara, Flores dan pulau-pulau Ternate.
Zapin adalah sejenis tarian yang pada dasarnya merupakan bentuk permainan
menggunakan kaki yang semula hanya dimainkan oleh laki-laki bangsa Arab. Menurut sejarah, tarian Zapin pada mulanya merupakan tarian hiburan di kalangan raja-raja
setelah dibawa dari Yaman oleh para pedagang-pedagang di awal abad ke-16. Tarian ini
bersifat edukatif dan sekaligus menghibur digunakan sebagai media dakwah Islamiyah melalui syair-syair lagu Zapin yang didendangkan.
Musik pengiring tari Zapin terdiri dari dua alat utama, yaitu alat musik petik gambus, dan tiga buah alat musik tabuh gendang kecil yang disebut Marwas. Menurut
versi lain tari ini diiringi oleh musik ensemble yang terdiri atas pemain marwas, gendang, suling, biola, arkodion, dumbuk, harmonika, dan vokal.
Sebelum tahun 1960, Zapin hanya ditarikan oleh penari laki-laki. Namun kini sudah biasa ditarikan oleh penari perempuan bahkan penari campuran antara perempuan
dan laki-laki. Di Indonesia Zapin dikenal dalam dua jenis, yaitu Zapin Arab yang mengalami perubahan secara lamban, dan masih dipertahankan oleh masyarakat
keturunan Arab. Jenis kedua adalah Zapin Melayu yang ditumbuhkan oleh para ahli lokal, dan disesuaikan dengan lingkungan masyarakatnya. Kalau Zapin Arab hanya
dikenal satu gaya saja sedangkan tari Zapin Melayu sangat beragam dalam gayanya. Begitu pula sebutan untuk tari tersebut tergantung dari bahasa atau dialek lokal dimana
tari tersebut tumbuh dan berkembang. Wawancara: Novel, 2 Juni 2008
3. Tari Hadrah