Sungsang 1 Wrhaspati Wage Sungsang disebut dengan Parérébuan atau Sugihan Jawa. Pada

91 Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti | 2 Sukra Kliwon disebut Sugihan Bali memohon pembersihan lahir dan batin ke hadapan Ida Sang Hyang Widi Wasa dengan cara mengheningkan pikiran, memohon air suci peruwatan dan pembersihan.

h. Dunggulan 1 Redite Minggu pahing Dunggulan disebut Penyékéban. Pada hari ini diharapkan

umat mengekang batin mengendalikan diri agar selalu dalam keadaaan hening dan suci sehingga tak dapat dikuasai oleh Sang Kala Tiga. 2 Soma Senin Pon Dunggulan disebut Penyajan, umat diharapkan secara bersungguh-sungguh, benar-benar sujud dan berbakti kepada Tuhan, agar terhindar dari kekuatan negatif Sang Hyang Kala Tiga yang pada saat itu berwujud Bhuta Dunggulan 3 Anggara Selasa Wage Dunggulan disebut Panampahan, diyakini pada hari ini Sang Hyang Kala tiga turun ke dunia dalam wujud Bhuta Amengkurat, sehingga umat diharapkan melakukan pengendalian diri serta mempersembahkan upacara Bhuta Yajña. 4 Buddha Rabu Kliwon Dunggulan dinamakan Galungan yang bermakna bangkitnya kesadaran, titik pemusatan batin yang terang benderang, melenyapkan segala bentuk kegalauan batin. Sekaligus peringatan atas terciptanya alam semesta beserta isinya serta kemenangan Dharma melawan Adharma. Persembahan ditujukan ke hadapan Ida Sang Hyang Widi Wasa dengan segala manifestasi-Nya. Pada hari ini setiap rumah memasang penjor yang merupakan titah Bhatara Mahadewa yang berkedudukan di Gunung Agung sebagai lambang kemakmuran. Setelah upacara dilaksanakan pada pagi hari, lengkap dengan sarana persembahan lainnya, sesajen tetap dibiarkan berada di tempat pemujaan selama satu malam. Esok paginya, semua umat patut menyucikan diri lahir dan batin pada saat matahari terbit, mempersembahkan wewangian dan mehon air suci, serta menyuguhkan segehan di halaman rumah. Setelah selesai barulah sesajen-sesajen yang dipersembahkan kemarin itu dapat diambil dan kemudian di-ayab oleh sanak keluarga.

i. Kuningan 1 Redite Wage Kuningan disebut dengan Pemaridan Guru atau Ulihan. Pada saat ini

persembahan atas kembalinya para dewata ke kahyangan atau surga serta meninggalkan anugerah kehidupan amérta serta umur panjang kepada setiap makhluk. 2 Soma Kliwon Kuningan disebut Pemacekan Agung, mempersembahkan segehan agung kepada semua Bhūtakala 3 Buddha Pahing Kuningan merupakan beryoganya Bhatara Visnu dan memberikan anugerah berupa kesenangan, keagungan, keluwesan, daya tarik, memenuhi harapan, dan rasa simpatik kepada umat manusia asung wilasa. 4 Sukra Wage Kuningan disebut Penampahan Kuningan umat diharapkan mengendalikan batin dan pikiran agar tetap jernih dan suci pégéngén poh nirmala suksma 92 | Kelas X SMASMK 5 Saniscara Kliwon Kuningan disebut Hari Raya Kuningan diperingati sebagai hari suci turunnya para dewa dan roh leluhur ke dunia untuk menyucikan diri sambil menikmati persemabahan umat. Persembahan sebaiknya dilakukan pagi hari sebelum jam 12.00 tajeg surya sebab setelah itu para dewa, pitara, roh suci leluhur diyakini telah kembali ke khayangan.

j. Pahang

Buddha Kliwon Pahang disebut Pégatwakan, persembahan ditujukan ke hadapan Sang Hyang Tunggal.

k. Merakih

Buddha Wage Merakih disebut juga Buddha Cemeng Merakih, yaitu hari suci pemujaan yang ditujukan kehadapan Bhatara Rambut Sedhana, disebut juga Sang Hyang Rambut Kandhala atau Sang Hyang Kamajaya penguasa artha, mas, perak, dan permata.

l. Uye

Saniscara Kliwon Uye disebut Tumpek Kandang. Pemujaan dan persembahan di tujukan ke hadapan Sang Hyang Rare Anggon sebagai dewanya ternakbinatang.

m. Wayang

Saniscara Kliwon Wayang disebut tumpek Wayang, merupakan hari pemujaan ke hadapan Bhatara Iswara, manifestasi Tuhan sebagai penguasa alat-alat kesenian.

n. Watugunung

Saniscara Umanis Watugunung disebut hari Saraswati merupakan hari Pemujaan ke hadapan Dewi Saraswati manifestasi Tuhan sebagai penguasa Ilmu Pengetahuan.

o. Sinta

Redite Pahing Sinta disebut dengan Banyu Pinaruh, memohon anugerah kehadapan Devi Sarasvati, berupa air suci pengetahuan.

3. Penanggal dan Panglong

Penanggal dan Panglong perhitungannya berdasarkan peredaran bulan satelit dari bumi. Penanggal tanggal disebut pula Suklapaksa yaitu perhitungan hari-harinya dimulai sesudah bulan mati tilem sampai dengan purnama bulan sempurna. Lama penanggal 1 sampai dengan 15 lamanya 15 hari. Penanggal ke 14 atau sehari sebelum purnama disebut Purwani artinya bulan mulai akan sempurna nampak dari bumi. Sedangkan Penanggal ke 15 disebut purnama artinya bulan sempurna nampak dari bumi. Pada hari Purnama merupakan hari beryoganya Sang Hyang Candra Wulan. Panglong disebut pula Krsnapaksa yaitu perhitungan hari dimulai sesudah purnama yang lamanya juga 15 hari dari panglong 1 sampai dengan pangglong 15. Panglong ke 14 sehari sebelum tilem disebut Purwaning Tilem artinya bulan mulai tidak akan nampak dari bumi. Sedangkan pangglong 15 disebut tilem artinya bulan sama sekali tidak nampak dari bumi. Pada hari tilem beryoganya Sang Hyang Surya.