PERANCANGAN VEGETASI LANSEKAP DI PADANG GOLF SUKARAME BANDAR LAMPUNG

(1)

ABSTRAK

PERANCANGAN VEGETASI LANSEKAP

DI PADANG GOLF SUKARAME BANDAR LAMPUNG Oleh

Aridho Imandha

Padang Golf Sukarame (PGS) merupakan Lapangan Golf pertama dan satu-satunya di Provinsi Lampung. Padang Golf Sukarame didirikan oleh

Perkumpulan Golf Lampung (PGL). Padang Golf Sukarame pada awal berdirinya hanya memiliki 9 hole kemudian pada tahun 1994, dilakukan pembangunan kembali dengan menambah 9 hole lagi sehingga sampai saat ini, Padang Golf Sukarame memiliki 18 hole. Luas lahan untuk mendirikan Padang Golf Sukarame ± 65 ha, yang mulanya merupakan lahan milik Perkebunan Karet PTPN X, dan sebagian merupakan lahan pesawahan. Keadaan tanaman di dalam Padang Golf Sukarame kurang baik, jarak tanamnya tidak teratur, bila turun hujan ada hole yang tergenang oleh air, dan kolam yang ada di dalam Padang Golf Sukarame kurang terawat sehingga kelihatan tidak menarik

Tujuan penelitian ini adalah untuk membenahi tata hijau dan taman di Padang Golf Sukarame Bandar Lampung dan membuat perencanaan lansekap dan fasilitas penunjang lainnya, agar menjadi lebih menarik dan indah yang diharapkan dapat menambah pemasukan financial dan mensejahterakan karyawan serta dapat


(2)

Penelitian perancangan lansekap di Padang Golf Sukarame Bandar Lampung, menggunakan metode gold (1980) dalam Hakim (1987) yang terdiri dari beberapa tahapan yang meliputi; invetarisasi, analisis, konsep, pradesain, desain,

pemeliharaan, eveluasi, dan tujuan.

Dari hasil analisis dan sintesis yang telah dilakukan, memberikan gambaran bahwa kawasan Padang Golf Sukarame Bandar Lampung berpontensi dikembangkan menjadi kawasan wisata, ruang terbuka hijau dan untuk acara resepsi atau foto pre wedding, selain sebagai sarana olah raga.


(3)

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Padang Golf Sukarame (PGS) merupakan Lapangan Golf pertama dan satu-satunya di Provinsi Lampung. Padang Golf Sukarame didirikan oleh Perkumpulan Golf Lampung (PGL). Padang Golf Sukarame pada awal berdirinya hanya memiliki 9 hole kemudian pada tahun 1994, dilakukan pembangunan kembali dengan menambah 9 hole lagi sehingga sampai saat ini, Padang Golf Sukarame memiliki 18 hole. Luas lahan untuk mendirikan Padang Golf Sukarame ± 65 ha, yang mulanya merupakan lahan milik Perkebunan Karet PTPN X, dan sebagian merupakan lahan pesawahan.

Keadaan tanaman di dalam Padang Golf Sukarame kurang baik, jarak tanamnya tidak teratur, bila turun hujan ada hole yang tergenang oleh air, dan kolam yang ada di dalam Padang Golf Sukarame kurang terawat sehingga kelihatan tidak menarik, kondisi seperti ini mengakibatkan kunjungan para pemain golf menurun, maka perlu adanya perbaikan di dalam kawasan Padang Golf Sukarame agar menjadi lebih indah sehingga menarik minat untuk bermain dan memberi kenyamanan bagi pemain.

Salah satu cara untuk memperbaiki keadaan di dalam Padang Golf Sukarame dengan memperbaiki jarak tanam dan lansekapnya, dengan memperbaiki lansekapnya


(4)

diharapkan kawasan Padang Golf Sukarame menjadi lebih tertata dan lebih indah juga menjadi ruang terbuka hijau serta memberi kesejukan di lingkungan setempat, sehingga dapat menarik minat para pemain. Selain itu juga apabila kawasan sudah tertata dan indah dapat digunakan untuk tempat foto pre wedding, atau acara lainnya seperti resepsi pernikahan, dengan banyaknya kegiatan yang ada di Padang Golf Sukarame diharapkan dapat menambah pemasukan financial dan mensejahterakan karyawan.

Lapangan golf merupakan salah satu fasilitas umum kota yang dapat digunakan sebagai sarana olah raga dan rekreasi melalui permainan golf yang menyenangkan bagi warga kota . Selain sebagai sarana olah raga, kehadiran lapangan golf dapat berperan sebagai ruang terbuka hijau yang sekaligus sebagai penyedia oksigen dan mengontrol iklim setempat sehingga akan meningkatkan kesegaran udara, kenyamanan, dan keindahan pandangan di suatu kawasan ( Arifin dan Arifin, 2000).

Lapangan golf di suatu kawasan kota merupakan suatu investasi yang cukup bagus bagi para pengembang (developer), dengan menyewakan lapangan kepada warga kota

terutama bila ditunjang dengan berbagai fasilitas, seperti lapangan berlatih (club house) dan fasilitas penyewaan peralatan yang tentunya menjadi salah satu daya tarik bagi warga kota untuk datang dan memanfaatkannya (Hakim dan Utomo, 2003).

Mengingat pentingnya keberadaan lapangan golf yang merupakan ruang terbuka hijau dan sebagai sarana penunjang kegiatan olah raga dan rekreasi bagi warga kota, maka dibutuhkan pemeliharaan (maintenance) pasca pembangunan agar dapat dioptimalkan fungsinya, terutama ekologi, estetika, sosial dan ekonomi yang sangat menunjang kehidupan warga kota. (Hakim dan Utomo, 2003).


(5)

Penanganan pemeliharaan yang baik harus mempertimbangkan waktu, teknik, biaya pemeliharaan, penanggung jawab pemeliharaan dan lain-lain yang direncanakan dalam suatu kesatuan yang berupa suatu konsep pemeliharaan yang jelas, sehingga

memudahkan dalam pelaksanaan pemeliharaan yang meliputi pemeliharaan ideal, yaitu upaya untuk mempertahankan tujuan dan fungsi dari lapangan golf, agar sesuai dengan tujuan dan fungsinya semula. Pemeliharaan fisik yang diterapkan pada elemen keras (struktur fisik) maupun elemen lunak (tanaman), merupakan pemeliharaan pencegahan, yaitu pembersihan terhadap lumut, karat, pengecatan, dan penggantian atau perbaikan eleman yang rusak. Pemeliharaan elemen lunak (tanaman) meliputi pembersihan areal lapangan golf, penyiangan, penyiraman, pemangkasan rumput, pengendalian hama penyakit, pemupukan, penyulaman, dan pemindahan tanaman, pembibitan, serta pemeliharaan peralatan (Sulistyantara, 2004).

Lapangan golf yang merupakan fasilitas umum (public goods) dapat dikategorikan kedalam tingkat pemeliharaan semi-intensif, karena pada desain lapangan golf yang baik terdapat keragaman elemen (hard material dan soft material) (Arifin dan Arifin, 2000).

Lapangan golf adalah lingkungan binaan buatan yang terdapat di dalam suatu tapak yang perlu diperhatikan dan diingat evaluasi master plannya, bukan untuk menilai baik atau buruknya rencana yang ada, melainkan untuk mengetahui, memahami, dan

mengenal konsep dari master plan (Hakim dan Utomo, 2003).

Sedangkan kondisi lingkungan yang ada di dalam Padang Golf Sukarame sekarang belum cukup baik, terutama kondisi tata hijaunya, secara umum tanaman yang ada


(6)

belum ditata secara baik, jarak antar tanaman yang terlalu dekat, peletakan tanaman yang tidak memiliki konsep tertentu, hanya menanam tanaman agar tumbuh tanpa melihat aspek estetikanya.

Padang Golf Sukarame hanya memenuhi kriteria sebagai ruang terbuka hijau dan sebagai sarana olah raga saja, belum mencakup menjadi sarana rekreasi, maka untuk memenuhi Padang Golf Sukerame sebagai sarana rekreasi, perlu ada penataan tata hijau dan taman, agar dapat menambah nilai estetika juga nilai komersilnya.

1.2 Tujuan dan Manfaat Penelitian

Berdasarkan latar belakang yang ada, tujuan penelitian ini adalah untuk membenahi tata hijau dan taman di Padang Golf Sukareme Bandar Lampung dan membuat

perencanaan lansekap dan fasilitas penunjang lainnya, agar menjadi lebih menarik dan indah yang diharapkan dapat menambah pemasukan financial dan juga sebagai icon kota Bandar Lampung serta mensejahterakan karyawan.


(7)

1.3 Landasan teori

Lansekap sebagai gabungan antara seni dan ilmu yang berhubungan dengan desain taman dengan menggunakan tanaman hias sebagai komponennya merupakan gabungan yang akan diterapkan dalam perancangan. Arsitektur lansekap disebut sebagai seni karena berdasarkan pada penerapan prinsip-prinsip desain untuk menciptakan suatu lingkungan yang indah atau memiliki nilai estetika yang tinggi. Pentingnya

perancangan lansekap di setiap ruang atau lahan diharapkan menjadi hasil yang lebih baik (Lakitan 1995).

Perencanaan lansekap, memiliki ilmu dasar dan ekologi yang kuat dan berkaitan dengan evaluasi sistematik terhadap area yang luas pada lahan yang cocok untuk setiap

kemungkinan penggunaan dimasa yang akan datang. Proses ini seringkali melibatkan tim khusus, pada hasil dalam rencana penggunaan lahan atau penentuan kebijakan ( Laurie 1975, dikutip oleh Hakim dan Utomo 2008).

Ruang terbuka hijau adalah ruang yang pemanfaatannya lebih bersifat pengisian hijau tanaman secara ilmiah ataupun tanaman budidaya (Hakim 1991). Sedangkan definisi lain, ruang terbuka hijau sebagai lapangan yang ditumbuhi tanaman, mulai dari penutup tanah sampai pohon besar. Lapangan tersebut merupakan hak milik pribadi atau badan usaha (halaman rumah tinggal, halaman kantor) atau milik umum (tanaman kota, hutan kota, jalur hijau, tempat pemakaman (Laurie 1986).

Taman merupakan elemen atau faktor yang paling penting dalam perencanaan tata hijau. Pemilihan jenis tanaman dalam suatu perencanaan adalah suatu seni dan juga


(8)

ilmu pengetahuan. Seni karena menyangkut elemen desain seperti warna, bentuk, tekstur, dan kualitas desain yang berubah karena tanaman dipengaruhi iklim, usia, dan faktor yang mempengaruhi pertumbuhannya. Ilmu pengetahuan berhubungan dengan prinsip tata hijau, fungsi tanaman, habitat tanaman, dan tujuan perencanaan. Pemilihan jenis tanaman tergantung dengan tujuan perencanaan ( Suharso 1991).

Arsitek pertamanan adalah ilmu yang mempelajari pengetahuan ruang dan masa guna, yang didapatkan dari suatu lingkungan hidup yang harmonis yang secara fungsional berguna dan secara estetika indah, sehingga terpenuhi kebutuhan jasmani dan rohani mahkluk di dalamnya ( Suharto 1994).

Pekerjaan merancang menjadi sangat penting, karena dengan merancang suatu taman maka akan membuat area tersebut memiliki suatu nilai, yaitu nilai fungsional dan nilai estetika. Merancang bukanlah pekerjaan sederhana dan mudah, tetapi memerlukan pemikiran dan perasaan yang tepat, di dalamnya tidak hanya perlu teori teknis matematika saja, tetapi juga seni atau estetika, seni suatu perancangan terletak dalam perpaduan antara elemen desain dengan prinsip ( Sulistyantara, 2004).

Taman dalam pengertian terbatas merupakan sebidang lahan yang ditata sedemikian rupa sehingga mempunyai keindahan, kenyamanan, dan keamanan bagi pemiliknya atau penggunanya ( Arifin dan Arifin, 2000).


(9)

1.4 Kerangka Pemikiran

Perancangan lansekap adalah suatu proses rancangan yang terdiri dari beberapa tahapan, yaitu invetarisasi, analisis, konsep, desain, pemelihararaan hingga evaluasi.

Dalam usaha untuk meningkatkan fungsi dari lapangan golf, sebagai ruang terbuka hijau dan sarana rekreasi maka dibuat sebuah konsep perancangan lansekap. Perancangan lansekap yang akan dibuat adalah perancangan vegetasi tata hijau dan taman. Perancangan vegetasi dan taman lansekap ini, akan menggabungkan dua elemen pendukung yaitu elemen keras hard material dan elemen lunak soft material.

Tahap awal perancangan lansekap adalah menginvetarisasi keadaan lapang, analisis dan sintesis mengamati masalah yang ada pada lapang atau tapak, lalu membuat konsep awal dengan mengacu data invetarisasi, analis, dan sintesis, setelah menemukan konsep atau gagasan maka tahap berikutnya adalah desain dengan mengembangkan data hasil invetarisasi, analisis, sintesis, dan konsep, desain yang telah dibuat lalu diaplikasikan kepembangunan perencanaan lansekap Padang Golf Sukarame. Proses berikutnya yang sangat penting setelah pembangunan selesai yaitu pemeliharaan, agar rancangan


(10)

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Ruang Lingkup Arsitektur Lansekap

Lansekap sebagai gabungan antara seni dan ilmu yang berhubungan dengan desain taman dengan menggunakan tanaman hias sebagai komponennya merupakan gabungan yang akan diterapkan dalam perancangan. Arsitektur lansekap disebut sebagai seni karena berdasarkan pada penerapan prinsip-prinsip desain untuk menciptakan suatu lingkungan yang indah atau memiliki nilai estetika yang tinggi. Pentingnya perancangan lansekap di setiap ruang atau lahan diharapkan menjadi hasil yang lebih baik (Lakitan 1995).

Menurut Hakim (2000) menyatakan bahwa, arsitektur lansekap merupakan suatu ilmu dan seni yang digunakan untuk merencanakan (planning), mengatur (design), serta mengatur lahan, penyusunan elemen-elemen alam dan buatan melalui

aplikasi ilmu pengetahuan dan budaya, dengan memperhatikan keseimbangan kebutuhan pelayanan dan pemeliharaan sumber daya hingga pada akhirnya dapat tersaji suatu lingkungan yang fungsional dan estetis.

Untuk memperdalam kajian arsitek lansekap dibutuhkan pemahaman tentang pengaturan ruang di alam terbuka juga memerlukan ilham sebagai wujud dari seni, sehingga dapat menggabungkan elemen-elemen lansekap alami dan buatan manusia, tidak hanya itu akan tetapi juga dengan segenap kegiatan makhluk hidup


(11)

yang ada, dengan tujuan agar tecipta suatu karya lingkungan dalam bentuk ekosistem yang lebih berguna atau fungsional, lebih indah, efisien dan efektif, teratur, tertib, dan serasi yang dapat memberikan kepuasan jasmani dan rohani bagi yang melihat maupun menikmatinya (Irwan, 2005).

2.2 Perancangan Lansekap (Lansdscape Site Planning)

Menurt Hakim (1987), Perancangan tapak (Lansdscape Site Planning) di dalamnya juga tercakup perancangan lansekap (landscape design), merupakan usaha penangan tapak (site) secara optimal melalui proses keterpaduan

penganalisaan dari suatu tapak dan kebutuhan program penggunaan tapak menjadi suatu sintesis yang kreatif, dengan demikian setiap elemen dan fasilitas akan diletakkan di atas lahan dalam keterpaduan fungsi dan selaras dengan karakteristik tapak dan lingkungan alamnya.

Proses perancangan yang sistematik pada garis besarnya terbagi menjadi dua bagian yaitu: tahap program dan tahap desain. Pada tahap program lebih

ditekankan pada penganalisaan segala aspek yang terkait pada rancangan hingga menghasilkan suatu konsep sistematik yang nantinya menjadi landasan pada tahap desain.


(12)

2.3 Pertimbangan Perancangan 2.3.1 Pertimbangan Ruang

Ruang adalah sebuah bidang yang diperluas dalam arah yang berbeda dari arah asalnya akan menjadi sebuah ruang. Ruang adalah daerah 3 dimensi dimana obyek dan peristiwa berada. Ruang memiliki posisi serta arah yang relatif, terutama bila suatu bagian dari daerah tersebut dirancang sedemikian rupa untuk tujuan tertentu. Sebagai bentuk 3 dimensi, ruang sangat terkait dengan volume. Secara konsep, sebuah volume mempunyai tiga dimensi, yaitu: panjang, lebar, dan tinggi. Semua volume dapat dianalisis dan dipahami terdiri atas:

• Titik atau ujung di mana beberapa bidang bertemu.

• Garis atau sisi-sisi di mana dua buah bidang berpotongan.

• Bidang atau permukaan yang membentuk batas-batas volume, sebagai unsur tiga dimensi, dalam perbendaharaan perancangan arsitektur suatu ruang dapat dibagi menjadi ruang kosong (void), yaitu ruang yang dibatasi oleh bidang-bidang dan ruang isi (solid) yaitu ruang yang ditempati massa.

(http://ardi-architect.blogspot.com/2010/05/definisi-ruang.html).

Ruang terbuka terbagi atas 2 kategori, yaitu ruang terbuka aktif dan ruang terbuka pasif.

1. Ruang terbuka aktif, adalah ruang terbuka yang dibangun dan dikembangkan dengan kegiatan manusia seperti; bermain, olahraga, dan jalan-jalan. Ruang terbuka ini dapat berupa plaza, lapangan olahraga, tempat bermain anak dan remaja, penghijauan tepi sungai, taman kota, kebun binatang danau


(13)

2. Ruang terbuka pasif, adalah ruang terbuka yang dibangun untuk

meningkatkan atau menunjang ekosistem setempat seperti; penghijauan tepian jalur jalan, penghijauan tepian rel kereta api, penghijauan tepian bantaran sungai, dan sebagainya (Suharto, 1994).

2.3.2 Pertimbangan Vegetasi

Mengingat pentingnya keberadaan lapangan golf yang merupakan ruang terbuka hijau dan sebagai sarana penunjang kegiatan olah raga dan rekreasi bagi warga kota, maka dibutuhkan pemeliharaan (maintenance) pasca pembangunan agar dapat dioptimalkan fungsinya, terutama ekologi, estetika, sosial dan ekonomi yang sangat menunjang kehidupan warga kota. (Hakim dan Utomo, 2003).

Dalam kaitannya dengan perencanaan lansekap, tata hijau (planting design) merupakan suatu hal pokok yang menjadi dasar dalam pembentukan luar. Penataan dan perancangan tanaman mencakup; habitat tanaman, karakteristik tanaman, fungsi tanaman, dan peletakan tanaman (Hakim dan Utomo, 2003).

Nilai estetika tanaman diperoleh dari perpaduan antara warna daun, batang, bunga, bentuk fisik tanaman seperti batang, percabangan,dan tajuk, tekstur tanaman, skala tanaman, dan komposisi tanaman. Nilai estetika tanaman dapat pula diperoleh dari satu tanaman, atau sekelompok tanaman yang sejenis, dan kombinasi tanaman berbagai jenis ataupun kombinasi antara tanaman dengan elemen lansekap lainnya (Hakim dan Utomo, 2003).


(14)

2.3.3 Pertimbangan Sirkulasi

Sistem sirkulasi sangat erat hubungannya dengan pola penempatan aktivitas dan pola penggunaan lahan sehingga sirkulasi merupakan penggerak dari ruang yang satu ke ruang yang lain. Untuk itu hendaknya diadakan pembagian sirkulasi antara manusia dan hubungan jalur sirkulasi dengan ruang dapat dibedakan menjadi dua macam, antara lain:

1. Sirkulasi kendaraan

Secara hirarki sirkulasi kendaraan dapat dibagi menjadi dua jalur, yaitu: a. Jalur distribusi, yaitu jalur untuk gerak perpindahan lokasi (jalur cepat). b.Jalur akses, yaitu jalur yang melayani hubungan jalan dengan pintu masuk

bangunan.

2. Sirkulasi manusia

Sirkulasi manusia dapat berupa pedestrian atau mall yang membentuk hubungan erat dengan aktivitas kegiatan di dalam tapak. Hal yang perlu dipertimbangkan adalah lebar jalan, pola lantai, kejelasan orientasi, dan lampu jalan.

Menurut Hakim (1987), sistem sirkulasi dengan ruang erat hubungannya dengan pola penempatan aktivitas dan pola penggunaan lahan, sehingga merupakan penggerak dari suatu ruang ke ruang yang lain. Hubungan jalur sirkulasi dengan ruang dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu:

a. Jalur sirkulasi melalui ruang, yang memiliki karakteristik antara lain: (1) integritas masing-masing kuat, (2) bentuk alur cukup fleksibel.


(15)

b. Jalur memotong ruang, dengan karakteristik yaitu mengakibatkan terjadinya ruang gerak dan ruang diam.

c. Jalur sirkulasi berakhir pada ruang, memiliki karakteristik antara lain: (1) lokasi ruang menentukan arah, (2) sering digunakan pada ruang bernilai fungsional dan simbolis.

Dalam hal sistem sirkulasi, terdapat tiga sistem pencapaian terhadap ruang yang erat hubungannya dengan sistem sirkulasi, antara lain:

1. Pencapaian frontal

Sistem yang mengarah dan lurus ke objek ruang yang dituju tanpa dihalangi oleh apapun. Sistem pencapaian ini memiliki kelebihan yang berupa pandangan visual objek yang dituju jelas terlihat dari jauh, namun memiliki kekurangan yaitu pengguna tidak bisa mengetahui hal-hal lain yang berada di sekeliling objek utama (Gambar 1).


(16)

2. Pencapaian ke samping

Pencapaian ke samping dapat memperkuat efek perspektif pada objek yang dituju. Jalur pencapaian dapat dibelokkan berkali-kali untuk memperbanyak urutan ruang sebelum mencapai objek sehingga pengguna dapat mengetahui hal-hal lain yang berada di sekeliling objek utama (Gambar 2).

Gambar 2. Pencapaian ke samping.

3. Pencapaian memutar

Pencapaian memutar dapat memperlambat dan memperbanyak urutan ruang dan memperlihatkan tiga dimensi dari objek dengan mengelilinginya sehingga pengguna dapat mengetahui hal-hal lain yang berada di sekeliling objek utama (Gambar 3).


(17)

Gambar 3. Pencapaian memutar.

2.3.4 Pertimbangan Tata Hijau

Menurut Hakim dan Utomo (2003), salah satu kelebihan dari arsitektur lansekap adalah dapat mengubah ruang dengan komponen material lunak seperti tanaman, pepohonan dan air. Menurut Hakim dan Utomo (2003), elemen lembut (soft material) tidak mempunyai bentuk yang tetap dan selalu berkembang sesuai dengan masa pertumbuhannya, sehingga menyebabkan bentuk dan ukurannya selalu berubah. Perubahan tersebut terlihat dari bentuk, tekstur, warna, dan ukurannya. Di daerah beriklim tropis dikenal dua macam tanaman ditinjau dari massa daunnya yaitu;

1. Tanaman yang menggugurkan daun (Decidous plants) Contohnya : Flamboyant, bungur, dan angsana.

2. Tanaman yang hijau sepanjang tahun ( Evergreen) Contohnya : Jenis-jenis cemara, dan jenis-jenis palem.


(18)

Pada kawasan Padang Golf Sukarame pertimbangan tata hijau dapat dilihat dari fungsi tanaman dan estetika tanaman, karena selain kawasan ruang terbuka hijau juga sebagai sarana rekreasi dan taman yang dapat dinikmati keindahannya. Fungsi tanaman dapat dilihat dari sudut pandang secara ekologis dan secara perancangan lansekap, yaitu:

1. Secara ekologis, tanaman mampu:

a. Menyerap CO2 dan menghasilkan O2 bagi makhluk hidup di siang hari. b. Memperbaiki iklim mikro.

c. Mencegah terjadi erosi atau pengikisan permukaan tanah (run off). d. Menyerap air hujan.

e. Pelestarian plasma nutfah. f. Habitat satwa.

2. Pada perancangan lansekap, tanaman berfungsi sebagai: a. Komponen pembentuk ruang.

b. Pembatas pandangan.

c. Pengontrol angin, suara, dan sinar matahari. d. Penghasil bayang-bayang keteduhan.

e. Aksentuasi dan keindahan lingkungan (Hakim, 2000).

Berdasarkan penilaian dari sudut pandang tersebut, maka pemilihan jenis dan fungsi tanaman harus diperhatikan dengan baik. Hal ini dikarenakan tanaman sebagai elemen soft material mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang dipengaruhi oleh faktor alam dan tempat tumbuhnya seperti kesesuaiannya dengan suhu lingkungan, jenis tanah, curah hujan, kelembaban, ketinggian tanah di atas


(19)

permukaan laut, dan pH tanah pada tapak yang menyebabkan perubahan bentuk, tekstur, warna, dan ukuran sehingga penggunaan tanaman menjadi lebih

bervariasi.

2.3.5 Sistem Utilitas dalam Lansekap

Hakim dan Utomo (2003) menyatakan bahwa penerapan rekayasa lansekap dalam sistem utilitas lansekap atau sasaran penunjang antara lain sebagai berikut:

1. Sistem irigasi penyiraman

Sistem irigasi penyiraman bagi suatu rencana lansekap dipandang penting,

mengingat kebutuhan air sangat diperlukan bagi kelangsungan hidup tanaman dan sangat membantu dalam pemeliharaan tanaman. Penyiraman dapat dilakukan secara manual ataupun mekanik. Secara manual dimaksudkan dengan dengan mengambil air dari kolam reservoir air dan disiramkan dengan menggunakan tenaga manusia, sedangkan secara mekanik yaitu memanfaatkan teknologi irigasi dan pompanisasi.

2. Sistem penerangan luar ( outdoor lighting system)

Perancangan lansekap harus disertai dengan pemikiran tentang penerangan luar karena ruang luar yang dirancang tidak hanya dapat dimanfaatkan pada siang hari namun perlu dipikirkan pemanfaatannya pada malam hari.

3. Tempat parkir

Parkir adalah keadaan tidak bergerak suatu kendaraan yang bersifat sementara karena ditinggalkan oleh pengemudinya. Secara hukum dilarang untuk parkir di


(20)

tengah jalan raya; namun parkir di sisi jalan umumnya diperbolehkan. Fasilitas parkir dibangun bersama-sama dengan kebanyakan gedung, untuk memfasilitasi kendaraan pemakai gedung, termasuk dalam pengertian parkir adalah setiap kendaraan yang berhenti pada tempat-tempat tertentu baik yang dinyatakan dengan rambu lalu lintas ataupun tidak, serta tidak semata-mata untuk kepentingan menaikkan atau menurunkan orang dan barang (wekepedia Indonesia).

Hampir semua aktivitas kegiatan di ruang terbuka memerlukan sarana tempat parkir. Kebutuhan akan tempat parkir dalam suatu perancangan tapak lansekap merupakan bagian dari prasarana lingkungan (Hakim dan Utomo, 2003).

Dalam penentuan tata letak, parkir memiliki beberapa kriteria, antara lain: 1. Parkir terletak pada permukaan tapak yang datar, apabila permukaan tanah

awalnya mempunyai kemiringan, maka perlu dipikirkan penggunaan grading dengan sistem cut and fill. Lokasi permukaan yang datar pada area parkir dimaksudkan untuk menjaga keamanan kendaraan saat parkir agar kendaraan tidak menggelinding.

2. Penempatan parkir tidak terlalu jauh dari pusat kegiatan. Bila jarak antara tempat parkir dengan pusat kegiatan cukup jauh, maka diperlukan sirkulasi yang jelas dan terarah menuju ataupun dari area parkir, atau perlu adanya penerangan yang baik pada malam hari dan kendaraan khusus yang akan menghantarkan ke pusat kegiatan.


(21)

Sistem yang digunakan pada tempat parkir biasanya menggunakan sistem sudut terhadap sisi jalan. Adapun penjelasannya sebagai berikut:

a. Parkiran dengan sudut 900 atau tegak lurus (Perpandicular)

Sistem parkiran 900 (Gambar 4) sangat efisien ditinjau dari luas atau kapasitas kendaraan, namun sistem parkiran ini mengganggu sirkulasi bagi kendaraan lain.


(22)

III. BAHAN DAN METODE

3.1 Waktu dan Tempat

Penelitian ini akan dilakukan pada tanggal 1 Juli 2010 hingga tanggal 20 Agustus 2010. Lokasi penelitian terletak di Padang Golf Sukarame. JL. H. Endro

Suratmin Kelurahan Harapan Jaya Kecamatan Sukarame 1, Kota Bandar Lampung yang terdapat pada (Gambar 8).

3.2 Alat dan Bahan

Adapun bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah tapak di Padang Golf Sukarame dengan luas 65 ha (Gambar 6), Peta lokasi Padang Golf Sukarame yang berlokasi di JL H. Endro Suratmin pada (Gambar 8), 1 lembar kertas kalkir. Alat yang digunakan dalm penelitian ini adalah kamera, pena rapido ( 0.1, 0.3 dan 0.5), kertas A3, penggaris, pensil.

3.3 Metode Penelitian

Penelitian perancangan lansekap di Padang Golf Sukarame Bandar Lampung, menggunakan metode Gold (1980) dalam Hakim (1987) yang terdiri dari

beberapa tahapan yang meliputi; invetarisasi, analisis, konsep, pradesain, desain, pemeliharaan, eveluasi, dan tujuan dapat di lihat pada (Tabel 1).


(23)

Tabel 1. Tahap perancangan lansekap

Perencanaan lansekap pada kawasan Padang Golf Sukarame Bandar Lampung tersebut menggunakan data primer dan sekunder. Data primer diperoleh melalui wawancara dengan pihak-pihak terkait, pengukuran, dan hasil pengamatan langsung di lapangan. Sedangkan data sekunder didapat dari dinas dan instansi pemerintah yang terkait serta melakukan studi literatur.

FAKTA/ INVENTARISASI

TAPAK

ANALISIS KONSEP DESAIN

PROGRAMING SKEMATIK DESAIN AKHIR

GAGASAN AWAL PROYEK

PENETAPAN

Judul proyek Maksud Tujuan Tema

DATA PROYEK

Luas tapak Kegiatan Tanah Hidrologi Klimatologi Topografi Vegetasi Lingkungan Sosial, ekonomi,

budaya KEBUTUHAN AKTIVITAS FUNGSI ANALISIS TAPAK (alam) Tanah Hidrologi Klimatologi Topografi Tata hijau Potensi visual

ANALISIS LINGKUNGAN Sosial Budaya Ekonomi Lingkungan TINJAUNAN MASTER PLAN

 Zonasi kegiatan  Tata hijau  Sirkulasi  Utilitas SKEMATIK PLAN (2 DIMENSI) Lingkungan Zoning

Kebutuhan ruang Kebutuhan aktivitas Ruang

 Sirkulasi Tata hijau

GAMBAR PERENCANAAN

Landscape plan Planting plan Utility plan Maintenance plan


(24)

3.3.1 Inventarisasi dan Survei

Tahap awal yang harus dilakukan adalah inventarisasi tapak, membuat gagasan awal proyek, judul proyek ini adalah Perancangan Lansekap di Padang Golf Sukarame. Tujuan proyek ini untuk membenahi lansekap di Padang Golf

Sukarame yang diharapkan dapat meningkatkan pendapatan financial. Luas tapak sekitar ± 65 ha, lokasinya di Sukarame Bandar Lampung, lingkungan di sekitar tapak berupa perumahan, sekolah dan universitas. Vegetasi di Padang Golf Sukarame adalah tanaman penutup tanah, semak, perdu, dan pohon, sedangkan, surve dilakukan untuk memperoleh data dari instansi terkait serta melakukan studi literatur dari berbagai pustaka yang merupakan data sekunder.

Kegiatan ini dilakukan dalam dua cara, yaitu (1) wawancara dan pengamatan langsung di lapangan, (2) pengumpulan data dan informasi yang dilakukan terhadap dinas dan instansi pemerintahan yang terkait.

Survei juga mencakup tahap inventarisasi tapak, yaitu menginventarisasi aspek fisik berupa vegetasi existing, pH tanah, topografi, hidrologi, luas area, curah hujan. Aspek nonfisik berupa kebisingan dan sosial budaya masyarakat sekitar.

3.3.2 Analisis sintesis

Setelah menginventarisasi kondisi awal Padang Golf Sukarame lalu

menganalisisnya, dengan menilai masalah atau kekurangan yang ada pada tapak lalu mengupayakan untuk diselesaikan (sintesis). Setelah itu mencari beberapa potensi yang ada di kawasan Padang Golf Sukarame, yang dapat dikembangkan


(25)

menjadi point of interest pada lansekap Padang Golf Sukarame yang menambah nilai estetika dan tentunya tidak mengurangi fungsional perancangan lansekap pada kawasan ini.

3.3.3 Konsep

Pada tahap ini dilakukan pengembangan hasil inventarisasi dan analisi sintesis setelah mengkaji data-data yang ada. Konsep awal di buat untuk menentukan tema, bentuk dalam rancangan lansekap. Menurut Hakim ( 2006), konsep perancangan adalah gagasan abstrak yang dikembangkan dari inventarisasi data lapangan, analisis dari kondisi-kondisi yang ada, kebutuhan perkembangan di masa datang, kendala rancangan di lokasi, fungsi tapak, dan aktivitas pengguna tapak. Konsep merupakan tahap pemecahan fisik secara arsitektural sesuai dengan fungsi dan kegunaannya, yang meliputi konsep ruang, sirkulasi, utilitas, dan tata hijau, lalu membuat zoning dengan skematik dua dimensi.

Tata hijau merupakan faktor penting yang mendominasi pada perancangan lansekap kawasan Padang Golf Sukarame. Untuk penataannya tanaman dibedakan berdasarkan jenisnya, yaitu ground cover, semak, perdu dan pohon.

3.3.4 Desain

Desain merupakan tahap akhir dalam perancangan, membuat gambar perencanaan existing, lansekap plan, dan planting, desain akan menjadi dasar dari rancangan detail yang mengaplikasikan konsep kedalam tapak melalui pertimbangan arsitektual. Pemilihan elemen soft material dan hard material harus dipilih


(26)

dengan tepat sesuai dengan kebutuhan yang ada, dalam konsep awal. Desain adalah tahap final dari perancangan, yang diambil dari pertimbangan-pertimbangan inventarisasi, analisis sintesis, dan konsep yang sudah siap diaplikasikan dalam tapak.

Dalam gambar desain, penggunaan tanda warna sangat penting agar gambar tersebut mudah dimengerti, dan mudah dibedakan antara elemen satu dengan yang lainnya. Hasil akhir dari desain lansekap dituangkan dalam bentuk tata ruang, tata hijau, serta fasilitas dan ornamen-ornamen taman. Hasil penelitian berupa penataan vegetasi dan taman lansekap di Padang Golf Sukarame Bandar Lampung dalam bentuk gambar deskriptif.


(27)

3.4 Kondisi Awal Tapak

Secara administrasi Padang Golf Sukarame terletak di JL. H. Endro Suratmin Kelurahan Harapan Jaya Kecamatan Sukarame Kota Bandar Lampung, dengan batas-batas sebelah Utara (perkebunan karet PTPN X), sebelah Timur (SMAN 12 Bandar Lampung), sebelah Selatan (perumahan permata biru), sebelah Barat (kampus IAIN Raden Intan).

Secara geografis, Padang Golf Sukarame terletak antara 105º18’35” BT dan 105º19’77” BT, serta diantara 5º22’26” LS dan 5º23’29” LS, dengan luas lahan sekitar ± 65 ha, yang ditunjukan pada gambar awal Padang Golf Sukarame (Gambar 6). Padang Golf Sukarame terdiri dari 18 hole dan memiliki beberapa kolam yang cukup besar.

Lokasi penelitian Padang Golf Sukarame Bandar Lampung ditunjukkan pada Gambar 7 dan Gambar 8, pada Gambar 7 lokasi Padang Golf Sukarame ditunjukkan dengan simbol (A).


(28)

Gambar 7. Peta lokasi Padang Golf Sukarame, simbol (A)

Gambar 8. Denah kelokasi Padang Golf Sukarame JL. Ratu Di balau

JL.H. Endro Suratmin

JL. Urip Sumoharjo

UNILA PKOR

LOKASI Padang

IAIN

Jl. Kimaja

JL. Sultan Agung JL. Letnan Jendral Ryacudu

JL. Pulau Damar

U S

T


(29)

Pada Gambar 9 menunjukkan kondisi awal di hole 1 Padang Golf Sukarame, di area permainan lapangan golf banyak daun kering yang berserakan, sehingga terlihat kotor dan mengganggu kenyamanan para pemain, hal ini diakibatkan karena tanaman decidous di hole 1 yang menggugurkan daunnya disaat musim kemarau. Solusi menangani masalah ini dengan mengganti dengan tanaman ever green, seperti mahoni dan pinus.

Gambar 9. Kondisi awal di hole 1

Pada Gambar 10 tanaman yang ada di hole 2 masih kecil, sehingga kita masih bebas memilih tanaman yang akan di tanam di lokasi ini. Tanaman yang akan digunakan dalam perancangan di hole 2 adalah pohon flamboyan sebagai point of interest dan juga pohon mahoni.


(30)

Gambar 10. Kondisi hole 2

Gambar 11 terletak di hole 3 ada tanaman bambu yang menutupi pandangan kearah kolam, tanaman ini menutupi potensi kolam sebagai good view di hole 3 sehingga harus dihilangkan. Pada hole 3 akan ditanam bunga di pinggir kolam dan juga pohon pinus sebagai penyejuk.


(31)

Pada Gambar 12 berada di hole 4, hole ini memiliki potensi yang bagus sebagai good view apabila dikelola dengan baik, salah satu caranya dengan membuat taman bunga di pinggiran kolam atau di pinggir area permainan. Hole 4 akan menjadi salah satu pusat taman bunga dalam perancangan lansekap ini, hole 4 akan ditanam tanaman bunga seperti bunga mawar.

Gambar 12. Kondisi awal hole 4

Pada hole yang saling berdekatan seperti hole 6, 7, 8, dan 9 yang di tunjukan Gambar 13 tidak banyak perubahan karena kondisi tanaman di kawasan ini sudah sudah seperti perancang inginkan, tetapi ada penambahan tanaman di kawasan ini sebagai point of interest untuk masing-masing hole. Pohon yang akan ditanam sebagai point of interest di hole tersebut adalah pohon flamboyan.


(32)

Gambar 13 hole 8 dan hole 9

Gambar 14 menunjukkan salah satu kolam yang ada di hole 12 Padang Golf Sukarame, dengan jembatan dan sebuah pulau kecil di dalamnya dapat menjadi potensi sebagai good view apabila dikelola dengan baik. Pulau kecil yang ada di hole 12 akan di buat gazebo yang dikelilingi taman bunga mawar, sehingga menimbulkan kesan romantis dan sangat tepat bila dijadikan tempat foto pre wedding.


(33)

Gambar 14. Pulau kecil dan jembatan di hole 12

Pada Gambar 15 berada di hole 13 banyak tanaman semak dan tidak terawat kondisi ini menimbulkan bad view di tempat tersebut, sehingga harus diperbaiki agar menjadi tempat yang indah dan bisa dinikmati pemandangannya oleh

pengunjung. Pada hole 13 akan dibuat taman bunga dan juga akan ditanam pohon jeruk akan memberikan perpaduan yang unik.


(34)

Gambar 16 berada di hole 16 yang bersebelahan juga dengan hole 17 masih ada lahan yang kosong untuk dapat di tanamani tanaman pohon. Pada kawasan ini akan ditanam beberapa jenis pohon seperti, tanjung, sengon, flamboyan, jarak pagar, asam kranji, jamblang dan salam tanaman ini selain sebagai koleksi juga sebagai sumber plasma nutfah.

Gambar 16. Kondisi awal hole 16

3.4.1. Topografi

Daerah perencanaan berada di daratan sedang dengan ketinggian lokasi penelitian berkisar antara ± 100 meter di atas permukaan laut. Tanah pada daerah

perencanaan merupakan tanah datar, dengan kemiringan tanah berkisar antara 4% sampai dengan 10% yang telah dibuat peta kontur seperti pada (Gambar 17).


(35)

Gambar 17. Peta kontur Padang Golf Sukarame

3.4.2 Iklim

Iklim adalah kondisi rata-rata cuaca dalam kurun waktu 30 tahun, berdasarkan informasi iklim dan geofisika Agustus 2011 Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Lampung, dapat dilihat pada tabel 2 curah hujan berkisar antara 120 mm – 300, suhu udara maksimum mencapai 27.5oC serta suhu minimum pada kisaran 26,oC dengan kelembaban rata-rata harian sebesar 80%.

Non skalaktis


(36)

– tahun 2010

Bulan

Unsur Cuaca

Curah Hujan (mm) Suhu ( °C ) RH (%)

Januari 325,7 26,4 83

Februari 300,5 27,0 83

Maret 360,5 26,6 84

April 133,6 27,8 77

Mei 128,0 27,5 83

Juni 331,1 26,2 86

Juli 207,0 25,9 85

Agustus 120,3 26,3 83

September 180,4 26,2 84

Oktober 123,0 27,1 78

November 224,8 26,7 82

Desember 273,7 26,6 80

Sumber: Badan Statistika Provinsi Lampung, 2011

3.4.3 Keadaan Tanah

Keadaan tanah di Padang Golf Sukarame bertekstur lempung berpasir, dengan warna coklat tua. Tanah di daerah perencanaan memiliki daya jerap air yang rendah, sehingga bila turun hujan tanah akan tergenang oleh air dan membutuhkan waktu yang lama untuk kembali kering, kondisi ini menggagu permainan golf dan kenyamanan pemainannya.


(37)

3.4.4 Hidrologi

Lokasi tapak memiliki sumber air dari sumur bor, dan danau buatan yang ada di dalam tapak tersebut, dan bisa dijadikan sebagai elemen lansekap yang dapat di nikmati keindahannya serta berfungsi sebagai sarana konservasi tanah dan air.

3.4.5 Vegetasi pada Daerah Penelitian

Keadaan tanah tapak ditutupi oleh rumput gajahan, pohon yang ditanam di tapak sebagian besar pohon ever green, ada juga beberapa tanaman produksi seperti pohon sawit dan karet, jarak tanam pohon di Padang Golf Sukarame tidak teratur, ada bibit pohon yang ditanam tepat di bawah pohon yang sudah dewasa, sehingga apabila tanaman itu tumbuh maka tajuknya akan mengenai pohon yang sudah dewasa seperti yang ada pada (Gambar 18) yang terletak di hole 10 (a) dan hole 8 (b) lingkaran yang berwarna merah, menunjukkan bibit tanaman yang masih kecil.

(a) (b)


(38)

64

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil dari penelitian dan pembahasan maka dapat diambil beberapa kesimpulan yaitu :

1. Hasil analisis dan sintesis, memberikan gambaran bahwa kawasan Padang Golf Sukarame Bandar Lampung berpontensi dikembangkan menjadi kawasan wisata, ruang terbuka hijau dan untuk acara resepsi atau foto pre- wedding, selain sebagai sarana olah raga.

2. Zona B dapat dijadikan sebagai ruang tempat terbuka hijau dan sebagai habitat satwa terutama burung, karena pada zona B ditanami tanaman yang disukai oleh burung dan juga sebagai sumber plasma nutfah.

3. Perancangan lansekap di Padang Golf Sukarame, selain dapat

memperindah Padang Golf Sukarame, juga diharapkan memiliki dampak sosial yang dapat meningkatkan pendapatan financial dan meningkatkan kesejahteraan karyawannya dan juga dapat membuka lapangan pekerjaan baru bagi masyarakat di sekitar kawasan Padang Golf Sukarame.


(39)

65

5.2 Saran

Berdasarkan penelitian yang dilakukan, maka dapat disarankan sebagi berikut :

1. Dalam mewujudkan perencanaan lansekap di Padang Golf Sukarame, dapat dilakukan secara bertahap sehingga terasa lebih ringan.

2. Memperbaiki jarak tanam antar tanaman yang ada di Padang Golf

Sukarame, apabila tanaman yang jarak tanamnya berdekatan dan tanaman itu sudah tumbuh besar sebaiknya dilakukan pemangkasan tajuk.

3. Perlu adanya promosi untuk memperkenalkan kawasan Padang Golf Sukarame sebagai sarana olah raga dan rekreasi.


(40)

66

DAFTAR PUSTAKA

Arifin, HS dan N. Arifin. 2000. Pemeliharaan Tanaman. Penebar Swadaya. Jakarta.

Hakim, R. 1987. Unsur Perancangan dalam Arsitektur Lansekap. Bumi Aksara. Jakarta.

_____, R. 1991. Unsur Perancangan dalam Arsitektur Lansekap. Bumi Aksara. Jakarta.

______R. 2000. Dasar-dasar Arsitektur Lansekap. Bumi Aksara. Jakarta. 241 hlm.

_____, R. 2006. Rancangan Visual Lansekap Jalan. Bumi Aksara. Jakarta.

Hakim, R. dan Utomo Hardi. 2003. Komponen Perancangan Arsitektur Lansekap Prinsip – unsur dan Aplikasi Desain. Bumi Aksara. Jakarta. Irwan, Z.D. 2005. Tantangan Lingkungan & Lansekap Hutan Kota. Bumi

Aksara. Jakarta. 179 hlm.

Lakitan, B. 1995. Hortikultura, Teori, Budidaya, dan Pasca Panen. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Laurie, M. 1975. An Introduction to Landscape Architecture. American Publisher. Dalam Komponen Perancangan Arsitektur Lansekap. Rustam Hakim dan Hadi Utomo. 2008. Bumi Aksara. Jakarta.

Laurie, M. 1986. Pengantar Kepada Arsitektur Pertamanan. Intermatra. Bandung.


(41)

67

Suharso. 1991. Taman Formal. Kanisius. Yogyakarta.

Suharto. 1994. Dasar-Dasar Pertamanan Menciptakan Keindahan dan Kerindangan. Media Wiyata. Jakarta.

Sulistyantara, B.2004. Taman Rumah Tinggal. Penebar Swadaya. Jakarta.

http://ardi-architect.blogspot.com/2010/05/definisi-ruang.html. Diakses tanggal 9 januari 2012

http://id.wikipedia.org/wiki/Parkir. Diakses tanggal 9 januari 2012


(42)

68

Tabel 4. Pohon yang ada di Padang Golf Sukarame

NO

NAMA

TANAMAN NAMA ILMIAH LOKASI (HOLE)

1 Angsana Pterocarpus indicus 2,3,4,6,8,14,17

2 Akasia Acacia auriculiformis 1,2,4,5,9,12,13,14,17,18 3 Akasia Acacia longifolia 1,5,6,10,12,14,17,18 4 Bungur Logerstromeia speciosa 1,8,10

5 Beringin Ficus benjamina 4,18

6 Belimbing Averrhoa bilimbi 1,13 7 Cemara Norfolk Araucaria exelsa 9,10,11 8 Cengkeh Syzygium oromaticum 9,13

9 Cemara kipas Thuja orientalis 3,6,9,10,15,18 10 Cemara udang Casuarina sp 11,12,15

11 Durian Durio zibethinus 14,18

12 Flamboyan Delonix regia 1,2,6,7,8,9,10,11,18 13 Glodokan Polyalthia longifolia 4,11,15,16,17

14 Jati Tectona grandis 1,2,4

15 Jarak ulung Jatropha multifada 1,2,3,4,5,6,9,11,12,15,16,17,18 16 Kelapa Cocos nucifera 1,2,3,5,6,7,8,10,14,15,16,17,18 17 Kelapa sawit Elaeis quinensis 1,3,4,7,8,9,10,14

18 Krei payung Filicium Decipiens 1,2,6,9,11,14,16 19 Ketapang Terminalia catuppa 1,7,10,12,16 20 Kayu putih Melaleuca leucadendron 1,9

21 Lamtorogung Leucaena luecoepphala 1,2,4,5,6,7,8,9,11,14,15,17,18 22 Mahoni Swetenia mahagoni 1,2,4,5,6,7,8,9,11,14,15,17,18 23 Mangga Mangifera indica 1,2,12,13,16,17

24 Mengkudu Morinda sp 3,15

25 Nangka Artocapus integra 9,18


(43)

69

27 Palem botol Mascarena sp 1,18

28 Palem ekor tupai Wodyetia bifurcata 10,11,14

29 Palem kuning Chrysaliclocarpus lutescens 6,8,9,10,12,14,15,17 30 Palem merah Cytostachys lakha 4,5,11,15

31 Palem putri Ptychosperma sp 5,10,15

32 Pinus Pinus merkusii 1,6,7,8,9,10,18

33 Pinang Areca cutechu 6,7

34 Biola cantik Bauhinia purpurea 13,14,15 35 Rambutan Nephelium lappaceum 12

36 Sengon Albizzia sp 1,7,13

37 Sawo Achras zapota 13,18

38 Sukun Artocapus altilis 8,11,14,16 39 Sonokeling Dalbergia latifolia 6,7,8,9,10,18 40 Tanjung Mimusop elengii 6,7,8,9,10,18 41 Tangkil Genetum genemon 2,3,5,9,11,14,16

Tabel 5. Nama dan jenis tanaman semak Padang Golf Sukarame

NO

NAMA

TANAMAN NAMA ILMIAH LOKASI (HOLE)

1 Agape Agape sp 1,3,6,17,18

2 Adam hawa Rhoe discolor 6,8,15

3 Jengger ayam Celosia cristata 6,9,13 4 Lidah mertua Sansiviera sp 1,4,6 5 Pedang-pedangan Sansiveira

cylindrica

3,5,7,9,18


(44)

70

Tabel 6. Nama dan jenis tanaman perdu Padang Golf Sukarame

NO

NAMA

TANAMAN NAMA ILMIAH LOKASI (HOLE)

1 Asoka Ixora paludosa 1,8,13,15

2 Bougenvil Bougenvillia spectabilis 1,2,3,5,6,8,10,11,10,14,15,16,17,18 3 Bamboo hias Bambusa sp 2,3,5,12,14,15

4 Bamboo jepang Bambusa japonica 2,3,4,9 5 Bamboo kuning Bambusa vulgaris 3,5 6 Hanjuang Cordyline terminalis 4,7,13

7 Nusa indah Musaena ahphililippica 9,10,15,11,6,18 8 Pangkas kuning Durantha repens 1,5,7,8,10,11,15

9 Pisang hias Helliconia collonsiana 1,4,7,8,9,10,11,16,14,18 10 Puring Cadeaum variegatum 1,9,13

Tabel 7. Nama dan jenis tanaman penutup tanah Padang Golf Sukarame

NO

NAMA

TANAMAN NAMA ILMIAH LOKASI (HOLE)

1 Rumput bermuda Cynodon daytylon Semua hole 2 Rompus gajahan Axonopus compreeus Semua hole

Tabel 8. Nama dan jenis vegetasi tanaman air Padang Golf Sukarame

NO

NAMA

TANAMAN NAMA ILMIAH LOKASI

(HOLE) 1 Lotus Nelumbo nucifera Gaertn 2,3,5,12,14,15


(45)

71

Tabel 9. Nama tanaman yang akan ditanam di Padang Golf Sukarame

NO

NAMA

TANAMAN NAMA ILMIAH LOKASI

(HOLE)

JARAK TANAM

(m)

1 Asam Kranji Dialium indum 16 5

2 Flamboyan Delonix regia 6, 8, 9 6

3 Jamblang Syzygium cumini 17, 11 7

4 Jarak Pagar Jatropha curcas 18 7

5 Jeruk Citrus sp 13, 14 5

6 Karet Ficus elastica nois 9 5

7 Kurma Phoenix dactylifera 5, 12 , 14 4

8 Kerai Payung Ficilium decipiens 13, 14 7

9 Mawar Rosa sp 3, 4, 12, 13 0.9

10 Mahoni Swietenia mahagoni 1, 2, 3 7

11 Pinus Pinus Merkusii 1, 6, 7, 9, 10 7

12 Sengon Albizzia sp 11, 17 7

13 Sawit Elaeis guineensis 3, 4, 12, 13, 15 8

14 Tanjung Mimusop elengii 15 5

15 Turi Sesbania grandiflora Pers 16 7


(46)

72

Asam Kranji Flamboyan Jamblang

(Dialium indum) (Delonix regia) (Syzygium cumini)

Jarak Pagar Jeruk Karet

(Jatropha curcas) (Citrus sp) (Ficus elastica nois)

Kurma Kerai Payung Mawar

(Phoenix dactylifera) (Ficilium decipien) (Rosa sp)

Mahoni Pinus Sengon

(Swietenia mahagoni) (Pinus Merkusii) (Albizzia sp)

Gambar 38. tanaman yang digunakan dalam perancangan lansekap Padang Golf Sukarame.


(47)

73

Sawit Tanjung Salam

(Elaeis guineensis) (Mimusop elengii) (Syzygium polyanthum)

Zinnia

(Zinnia Peruviana)

Gambar 39. tanaman yang digunakan dalam perancangan lansekap Padang Golf Sukarame.


(48)

74


(49)

PERANCANGAN VEGETASI LANSEKAP

DI PADANG GOLF SUKARAME BANDAR LAMPUNG

Oleh Aridho Imandha

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2012


(50)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Pencapaian frontal ... 14

2. Pencapaian ke samping ... 15

3. Pencapaian memutar ... 16

4. Parkiran dengan sudut 90o (Perpandicular) ... 20

5. Desain Padang Golf Sukarame ... 25

6. Gambar awal Padang Golf Sukarame ……….. 26

7. Peta lokasi Padang Golf Sukarame, simbol (A) ... 27

8. Denah kelokasi Padang Golf Sukarame ….……… ... 27

9. Kondisi awal di hole 1 ………... 28

10. Kondisi hole 2 ……… ... 29

11. Tanaman yang menutupi good view di hole 3 ……… ... 29

12. Kondisi awal hole 4 . ... ………… 30

13. hole 8 dan hole 9 . ... ………… 31

14. Pulau kecil dan jembatan di hole 12 ... ..……… 32

15. Kondisi di pinggiran hole 13 ... ………. 32

16. Kondisi awal hole 16 ... ... 33

17. Peta kontur Padang Golf Sukarame ... ... 34

18. Hole 10 (a) dan hole 8 (b)Letak dan jarak tanaman yang tidak teratur ... ... 36


(51)

21. Batas area permainan rough ……… ... 42

22. Blow-up Hole 1 ……… ... 44

23. Blow-up hole 2 ……… ... 45

24. Blow-up hole 6 (a) dan hole 7 (b) ... 46

25. Blow-up hole 8 (c) dan hole 9 (d) …………... 47

26. Blow-up letak pohon yang disukai burung ……...… ... 49

27. Blow-up hole 4 (a) dan taman bunga mawar (b) …… ... 50

28. Blow up hole 3 (a) dan hole 12 (b) ……….………... 51

29. Blow-up hole 13 (c) ……… ... 52

30. Blow-up hole 12 (a) dan Hole 14 (b) ……… ... 53

31. Blow-up hole 14 ……… ... 54

32. Blow-up hole 5 ……..……… ... 55

33. Blow-up fountain di tengah area Padang Golf Sukarame .… ... 56

34. Saluran drainase ……… ... 57

35. Blow-up pointof onterest (a) ………... 58

36. Komponen penyusun gazebo …………..……… ... 59

37. Gazebo …..………... 59

38. tanaman yang digunakan dalam perancangan lansekap Padang Golf Sukarame …..………... 72

39. tanaman yang digunakan dalam perancangan lansekap Padang Golf Sukarame …..………... 73


(52)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISTILAH ……… viii

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ……… 1

1.2 Tujuan dan Manfaat Penelitian ……… 4

1.3 Landasan Teori ……… 5

1.4 Kerangka Pemikiran ………..………... 7

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Ruang Lingkup Arsitektur Lansekap ………. 9

2.2 Perancangan Lansekap (Lansdscape Site Planning) .………. 10

2.3 Pertimbangan Perancangan ...………. 11

2.3.1 Pertimbangan Ruang ...………. 11

2.3.2 Pertimbangan Vegetasi ..………. 12

2.3.3 Pertimbangan Sirkulasi ……..……….. 13

2.3.4 Pertimbangan Tata Hijau …...………. 16

2.3.5 Sistem Utilitas dalam Lansekap ……..………. 18

III. BAHAN DAN METODE 3.1 Waktu dan Tempat …….……… 21


(53)

3.3.3 Konsep ………. 24

3.3.4 Desain ….………. 24

3.4 Kondisi Awal Tapak …...………. 26

3.4.1 Topografi …….………. 33

3.4.2 Iklim ....………. 34

3.4.3 Keadaan Tanah ………. 35

3.4.4 Hidrologi …….………. 36

3.4.5 Vegetasi pada Daerah Penelitian ... 36

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil ……… 37

4.2.1 Analisis dan Sintesis ……....……….. 37

4.2.2. Konsep ... 39

4.2 Pembahasan ……… 60

4.2.1 Pemeliharaan ... 61

V. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ………. 64

5.2 Saran ……… 65

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN Daftar Table (tanaman di Padang Golf Sukarame) ……… 68

Katalog Tanaman ……… 72


(54)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Pencapaian frontal ... 14

2. Pencapaian ke samping ... 15

3. Pencapaian memutar ... 16

4. Parkiran dengan sudut 90o (Perpandicular) ... 20

5. Desain Padang Golf Sukarame ... 25

6. Gambar awal Padang Golf Sukarame ……….. 26

7. Peta lokasi Padang Golf Sukarame, simbol (A) ... 27

8. Denah kelokasi Padang Golf Sukarame ….……… ... 27

9. Kondisi awal di hole 1 ………... 28

10. Kondisi hole 2 ……… ... 29

11. Tanaman yang menutupi good view di hole 3 ……… ... 29

12. Kondisi awal hole 4 . ... ………… 30

13. hole 8 dan hole 9 . ... ………… 31

14. Pulau kecil dan jembatan di hole 12 ... ..……… 32

15. Kondisi di pinggiran hole 13 ... ………. 32

16. Kondisi awal hole 16 ... ... 33

17. Peta kontur Padang Golf Sukarame ... ... 34

18. Hole 10 (a) dan hole 8 (b)Letak dan jarak tanaman yang tidak teratur ... ... 36


(55)

21. Batas area permainan rough ……… ... 42

22. Blow-up Hole 1 ……… ... 44

23. Blow-up hole 2 ……… ... 45

24. Blow-up hole 6 (a) dan hole 7 (b) ... 46

25. Blow-up hole 8 (c) dan hole 9 (d) …………... 47

26. Blow-up letak pohon yang disukai burung ……...… ... 49

27. Blow-up hole 4 (a) dan taman bunga mawar (b) …… ... 50

28. Blow up hole 3 (a) dan hole 12 (b) ……….………... 51

29. Blow-up hole 13 (c) ……… ... 52

30. Blow-up hole 12 (a) dan Hole 14 (b) ……… ... 53

31. Blow-up hole 14 ……… ... 54

32. Blow-up hole 5 ……..……… ... 55

33. Blow-up fountain di tengah area Padang Golf Sukarame .… ... 56

34. Saluran drainase ……… ... 57

35. Blow-up pointof onterest (a) ………... 58

36. Komponen penyusun gazebo …………..……… ... 59

37. Gazebo …..………... 59

38. tanaman yang digunakan dalam perancangan lansekap Padang Golf Sukarame …..………... 72

39. tanaman yang digunakan dalam perancangan lansekap Padang Golf Sukarame …..………... 73


(56)

DAFTAR TABEL

1. Tahapan perancangan lansekap ………..……….. 22 2. Data Curah Bandar Lampung dan sekitarnya

bulan Januari – Desember tahun 2010 ……….. 35 3. Analisis – sintesis perencanaan lansekap Padang Golf Sukarame … 37 4. Pohon yang ada di Padang Golf Sukarame ……… 68 5. Nama dan jenis tanaman semak Padang Golf Sukarame ………….. 69 6. Nama dan jenis tanaman perdu Padang Golf Sukarame ………... 70 7. Nama dan jenis tanaman penutup tanah Padang Golf Sukarame …. 70 8. Nama dan jenis vegetasi tanaman air Padang Golf Sukarame ……. 70


(57)

Musibah adalah Kebaikan dari ALLAH

Rosulullah saw bersabda, “Apabila ALLAH menghendaki kebaikan

untuk seorang hamba, maka didahulukannya siksaan-NYA di

dunia, dan jika ALLAH menghendaki keburukan untuk

hamba-NYA maka ditangguhkan siksaan itu karena dosa-dosanya, dan

siksaan itu akan dirasakannya kelak pada hari kiamat”

(HR Tirmidzi)

Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang

yang tidak mengetahui?" Sesungguhnya orang-orang yang

berakallah yang dapat menerima pelajaran." (Az-Zumar:9)

Ya Tuhanku, tambahkanlah kepadaku ilmu (agama)."

(Thaahaa:114)


(58)

Imajinasi lebih berharga daripada ilmu pengetahuan Logika akan

membawa Anda dari A ke B. Imajinasi akan membawa Anda

kemana-mana.

(Albert Eistein)

Tanda kecerdasan sejati bukanlah pengetahuan tapi imajinasi.

(Albert Eistein)


(59)

Judul Skripsi : PERANCANGAN VEGETASI LANSEKAP DI PADANG GOLF SUKARAME BANDAR LAMPUNG

Nama Mahasiswa : Aridho Imandha No.Pokok Mahasiswa : 0614012019

Jurusan : Budidaya Pertanian Program Studi : Hortikultura

Fakultas : Pertanian

MENYETUJUI 1. Komisi Pembimbing

Pembimbing Utama Pembimbing Kedua

Ir. Kushendarto, M.S. Ir. Tri Dewi Andalasari, M.Si. NIP 19570325 198403 1 001 NIP 19660108 199010 2 001

2. Ketua Jurusan Budidaya Pertanian

Prof. Ir. Setyo Dwi Utomo, M.Sc. NIP 19611021 198503 1 002


(60)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Bandar Lampung pada tanggal 3 Oktober 1988 dari pasangan bapak Lukman dan ibu Sumiyati, putra pertama dari empat bersaudara.

Pendidikan formal yang pernah ditempuh penulis yaitu: Sekolah dasar pada SD Al-Azhar Bandar Lampung yang diselesaikan pada tahun 2000. Sekolah lanjutan tingkat pertama pada SLTP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang diselesaikan pada tahun 2003. Sekolah lanjutan tingkat atas pada SMA Gajah Mada Bandar Lampung yang

diselesaikan tahun 2006. Penulis pada tahun 2006 tercatat sebagai mahasiswa Program Studi Hortikultura Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Lampung melalui jalur SPMB.

Selama menjadi mahasiswa, Penulis bergabung menjadi anggota UKM Taekwondo Universitas Lampung, prestasi penulis juara II Saburai Cup 1 Se-Provinsi Lampung tahun 2010 mewakili Universitas Lampung.


(61)

SANWACANA

Assalamu’alaikum Wr. Wb

Syukur Alhamdulillah, segala puji penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan begitu banyak nikmat-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini. Sholawat serta salam semoga senantiasa tercurah kepada Rosululloh Muhammad SAW, keluarga, sahabat serta pengikutnya.

Melalui tulisan ini penulis menyampaikan ucapan terimakasih atas dukungan, saran, dan bantuan selama penulisan skripsi ini kepada :

1. Bapak Ir. Kushendarto, M.S., selaku Pembimbing Utama atas semua saran, ide, motivasi, bimbingan dan nasihat sampai skripsi ini selesai. 2. Ibu Ir. Tri Dewi Andalasari, M.Si., selaku Anggota Komisi Pembimbing

yang telah memberikan bimbingan serta saran dalam penulisan skripsi ini. 3. Ibu Ir. Rugayah, M. P., selaku Penguji sekaligus Ketua Program Studi

Hortikultura dan Penguji yang telah memberikan saran dan pengarahan kepada penulis dalam penulisan skripsi ini.

4. Bapak Prof. Dr. Ir. Setyo Dwi Utomo, M.Sc., selaku Ketua Jurusan Budidaya Pertanian yang telah memberikan dukungan kepada penulis.


(62)

6. Bapak Salgio, selaku Manager Padang Golf Sukarame yang telah memberikan izin untuk melaksanakan penelitian di Padang Golf Sukarame.

7. Bapak Daus, selaku Kepala kebun di Padang Golf Sukarame yang telah memberikan informasi dan bimbingan selama di lapangan.

8. Bapak, Ibu, dan Adik-adik penulis yang telah memberikan dukungan baik secara moral maupun spiritual, serta doa dan kasih sayang yang diberikan kepada penulis.

9. Seluruh dosen Jurusan Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung yang telah memfasilitasi transfer ilmu pengetahuan.

10.Robi Ahmad Hidayat, S.P., Prapto Eko Sukoco, S.P., Rian Atmaningrum, S.P, dan teman-teman Hortikultura 2007 atas dukungan, motivasi, bantuan dan persahabatannya.

11.Teman seperjuangan Fabyan Tusya Ariel, S.P atas kerjasama selama melakukan penelitian.

12.Abdul Gofur, Amd., atas bantuannya yang telah memberikan program sketchup 8 dan saran dalam pembuatan gambar diskripsi ini.

13.Seluruh teman-teman Hortikultura 2006 yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu atas kerjasamanya.


(63)

nikmat-Nya.

Bandar Lampung, November 2011 Penulis,


(1)

Imajinasi lebih berharga daripada ilmu pengetahuan Logika akan

membawa Anda dari A ke B. Imajinasi akan membawa Anda

kemana-mana.

(Albert Eistein)

Tanda kecerdasan sejati bukanlah pengetahuan tapi imajinasi.

(Albert Eistein)


(2)

Judul Skripsi : PERANCANGAN VEGETASI LANSEKAP DI PADANG GOLF SUKARAME BANDAR LAMPUNG

Nama Mahasiswa : Aridho Imandha No.Pokok Mahasiswa : 0614012019

Jurusan : Budidaya Pertanian Program Studi : Hortikultura

Fakultas : Pertanian

MENYETUJUI 1. Komisi Pembimbing

Pembimbing Utama Pembimbing Kedua

Ir. Kushendarto, M.S. Ir. Tri Dewi Andalasari, M.Si.

NIP 19570325 198403 1 001 NIP 19660108 199010 2 001

2. Ketua Jurusan Budidaya Pertanian

Prof. Ir. Setyo Dwi Utomo, M.Sc. NIP 19611021 198503 1 002


(3)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Bandar Lampung pada tanggal 3 Oktober 1988 dari pasangan bapak Lukman dan ibu Sumiyati, putra pertama dari empat bersaudara.

Pendidikan formal yang pernah ditempuh penulis yaitu: Sekolah dasar pada SD Al-Azhar Bandar Lampung yang diselesaikan pada tahun 2000. Sekolah lanjutan tingkat pertama pada SLTP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang diselesaikan pada tahun 2003. Sekolah lanjutan tingkat atas pada SMA Gajah Mada Bandar Lampung yang

diselesaikan tahun 2006. Penulis pada tahun 2006 tercatat sebagai mahasiswa Program Studi Hortikultura Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Lampung melalui jalur SPMB.

Selama menjadi mahasiswa, Penulis bergabung menjadi anggota UKM Taekwondo Universitas Lampung, prestasi penulis juara II Saburai Cup 1 Se-Provinsi Lampung tahun 2010 mewakili Universitas Lampung.


(4)

SANWACANA

Assalamu’alaikum Wr. Wb

Syukur Alhamdulillah, segala puji penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan begitu banyak nikmat-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini. Sholawat serta salam semoga senantiasa tercurah kepada Rosululloh Muhammad SAW, keluarga, sahabat serta pengikutnya.

Melalui tulisan ini penulis menyampaikan ucapan terimakasih atas dukungan, saran, dan bantuan selama penulisan skripsi ini kepada :

1. Bapak Ir. Kushendarto, M.S., selaku Pembimbing Utama atas semua saran, ide, motivasi, bimbingan dan nasihat sampai skripsi ini selesai. 2. Ibu Ir. Tri Dewi Andalasari, M.Si., selaku Anggota Komisi Pembimbing

yang telah memberikan bimbingan serta saran dalam penulisan skripsi ini. 3. Ibu Ir. Rugayah, M. P., selaku Penguji sekaligus Ketua Program Studi

Hortikultura dan Penguji yang telah memberikan saran dan pengarahan kepada penulis dalam penulisan skripsi ini.

4. Bapak Prof. Dr. Ir. Setyo Dwi Utomo, M.Sc., selaku Ketua Jurusan Budidaya Pertanian yang telah memberikan dukungan kepada penulis.


(5)

5. Bapak Prof. Dr. Ir. Wan Abas Zakaria, M.S., selaku Dekan Fakultas Pertanian, yang telah memberikan dukungan kepada penulis.

6. Bapak Salgio, selaku Manager Padang Golf Sukarame yang telah memberikan izin untuk melaksanakan penelitian di Padang Golf Sukarame.

7. Bapak Daus, selaku Kepala kebun di Padang Golf Sukarame yang telah memberikan informasi dan bimbingan selama di lapangan.

8. Bapak, Ibu, dan Adik-adik penulis yang telah memberikan dukungan baik secara moral maupun spiritual, serta doa dan kasih sayang yang diberikan kepada penulis.

9. Seluruh dosen Jurusan Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung yang telah memfasilitasi transfer ilmu pengetahuan.

10.Robi Ahmad Hidayat, S.P., Prapto Eko Sukoco, S.P., Rian Atmaningrum, S.P, dan teman-teman Hortikultura 2007 atas dukungan, motivasi, bantuan dan persahabatannya.

11.Teman seperjuangan Fabyan Tusya Ariel, S.P atas kerjasama selama melakukan penelitian.

12.Abdul Gofur, Amd., atas bantuannya yang telah memberikan program sketchup 8 dan saran dalam pembuatan gambar diskripsi ini.

13.Seluruh teman-teman Hortikultura 2006 yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu atas kerjasamanya.


(6)

Terima kasih atas segala bantuan dan dukungan yang telah diberikan kepada penulis, insyaallah dinilai sebagai amal ibadah dan Allah SWT balas dengan nikmat-Nya.

Bandar Lampung, November 2011 Penulis,