Denpasar - Bali, 6 November 2014 | 259
PELATIHAN METODE STATISTIKA DALAM PENELITIAN TINDAKAN KELAS DI SMPN 2 KUTA
I Wayan Sumarjaya
1
, Yan Ramona, Ni Nyoman Rupiasih, James Sibarani, Martin Joni, I Gusti Agung Widagda
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Udayana, email:
1
sumarjayaunud.ac.id
Abstrak
Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat apakah pelatihan metode statistika dalam penelitian tindakan kelas PTK mampu meningkatkan pemahaman guru-guru di SMPN 2
Kuta dalam menggunakan statistika dasar dalam laporan PTK. Peserta pelatihan ini adalah para guru mata pelajaran yang berbeda-beda di SMPN 2 Kuta. Pelatihan terdiri
dari pretest, presentasi, sesi tanya-jawab, dan posttest. Secara umum, peserta menyatakan bahwa pelatihan membantu dalam memahami data dan analisisnya dalam penelitian
tindakan kelas.
Kata kunci:
penelitian tindakan kelas, metode statistika
1. Pendahuluan
Sebagai seorang pendidik profesional guru dituntut untuk mengembangkan diri secara berkelanjutan sesuai dengan amanah Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005
tentang Guru dan Dosen. Salah satu wujud pengembangan diri ini adalah dengan melakukan penelitian dan menulis laporan hasil penelitian tersebut.
Pada hakikatnya guru adalah seorang peneliti Isjoni, 2006. Lebih lanjut menurut Isjoni 2006 seorang guru, baik secara langsung maupun tidak, bertekun dengan
penelitian baik di dalam kelas maupun di luar kelas, di sekolah atau di luar sekolah. Dalam kehidupan sehari-hari seorang guru berkutat dengan pekerjaan yang melibatkan
siswa di kelas. Sebagai salah satu refleksi terhadap apa yang telah dilakukan di kelas seorang guru melakukan penelitian yang disebut penelitian tindakan kelas
classroom action research
lihat juga Kunandar, 2008. Penelitian tindakan kelas PTK didefinisikan sebagai penelitian yang dilakukan
guru di dalam kelas melalui refleksi diri yang bertujuan memperbaiki kinerja sebagai guru sehingga hasil belajar siswa meningkat lihat Aqib, dkk. 2008; PLPG Undiksha,
2013. Ada empat fase dalam PTK yakni fase perencanaan
planning
, fase pelaksanaan
action
, fase pemantauan
observation
, dan fase refleksi
reflection
. Salah satu fase penting dalam PTK adalah fase pemantauan. Pada fase ini
dikumpulkan data hasil belajar siswa, hasil wawancara dengan siswa atau data lain yang relevan dengan kegiatan belajar mengajar. Secara garis besar data dapat dibedakan
menjadi dua jenis yaitu data kuantitatif maupun data kualitatif. Data kuantitatif merupakan data yang dapat dinyatakan sebagai angka atau numerik misalnya nilai
ulangan siswa. Sedangkan data kualitatif merupakan data yang tidak dapat dinyatakan sebagai angka, namun biasanya menyatakan kategori atau urutan; sebagai contoh data
260 | Denpasar - Bali, 6 November 2014
tanggapan siswa terhadap pertanyaan guru berupa jawaban ”tidak setuju”, ”setuju”, dan ”sangat setuju” atau uraian yang sifatnya deskriptif.
Secara umum PTK dibedakan dengan penelitian formal. Penelitian formal memerlukan rancangan penelitian, prosedur penelitian, dan analisis data yang kompleks
sehingga hasilnya dapat digeneralisasikan. Sebaliknya, PTK lebih longgar baik dalam merancang maupun analisis datanya. Perbedaan PTK dan penelitian formal dapat dilihat
pada Kunandar 2008. Namun demikian, pemahaman yang benar dan tepat tentang data dan analisisnya akan membantu guru dalam memahami apa yang terjadi pada siswa
dengan lebih tepat. Salah satu metode yang dapat digunakan untuk memahami dan menganalisis data tersebut adalah metode statistika.
Secara garis besar metode statistika ini terbagi dalam dua kelompok: statistika deskriptif dan statistika inferensial. Statistika deskriptif memberikan gambaran tentang
data seperti nilai maksimum, nilai minimum, atau nilai rata-rata siswa. Selain itu, statistika deskriptif juga dapat memvisualisasikan hasil belajar siswa melalui plot data,
diagram batang-daun
stem-and-leaf plot
, atau histogram misalnya. Apabila tujuan peneliti ingin mengambil simpulan berdasarkan sampel yang diambil, peneliti melakukan
statistika inferensial. Statistika inferensial meliputi pengujian terhadap hipotesis dan membuat simpulan menggunakan statistik uji. Namun, mengingat banyaknya alat dalam
metode statistika, seorang peneliti dalam hal ini guru perlu mengetahui penggunaan metode statistika yang benar sehingga simpulan yang diambil valid. Dengan kata lain,
guru perlu mengetahui metode statistika yang benar untuk menghindari kesalahan- kesalahan umum dalam penggunaan statistika seperti yang terdapat dalam Good dan
Hardin 2006.
Hanya dengan mengambil simpulan yang sah dan valid seorang guru akan mengambil tindakan yang tepat dalam fase refleksi. Namun, sayangnya kondisi ini belum
bisa dicapai. Bahkan, minat meneliti guru masih rendah Isjoni, 2006 atau bahkan masih terasa asing bagi guru Albertus, 2011. Dalam suatu sesi tanya jawab workshop tentang
penggunaan metode statistika dalam PTK pada kegiatan Kompetisi Matematika dan Statistika 2013, Sumarjaya 2013 menyimpulkan bahwa sebagian besar guru belum
memahami atau menyadari pentingnya penggunaan metode statistika dalam PTK. Bahkan ada guru yang tidak tahu kalau dalam analisis data seharusnya menggunakan metode
statistika.
Berdasarkan uraian tersebut di atas, diperlukan upaya untuk menyebarluaskan penggunaan metode statistika yang benar dalam penelitian tindakan kelas di SMPN 2
Kuta dalam rangka meningkatkan mutu proses belajar mengajar dan meningkatkan keprofesionalan guru.
2. Metode Pemecahan Masalah