KEMAMPUAN MENULIS LAPORAN PERJALANAN SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 3 JATI AGUNG LAMPUNG SELATAN TAHUN PELAJARAN 2011/2012

(1)

ABSTRAK

KEMAMPUAN MENULIS LAPORAN PERJALANAN SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 3 JATI AGUNG LAMPUNG SELATAN TAHUN PELAJARAN 2011/2012

Oleh

RIMA GUSTIANITA

Masalah yang dipaparkan dalam penelitian ini adalah kemampuan menulis laporan perjalanan pada siswa kelas VIII SMP Negeri 3 Jati Agung Lampung Selatan tahun pelajaran 2011/2012. Berdasarkan masalah tersebut, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan kemampuan menulis laporan perjalanan pada sis-wa kelas VIII SMP Negeri 3 Jati Agung Lampung Selatan tahun pelajaran 2011/ 2012.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode skriptif. Po-pulasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP Negeri 3 Jati Agung Lam-pung Selatan tahun pelajaran 2011/2012 yang berjumlah 162 orang yang tersebar dalam 4 kelas. Sampel diambil sebesar 15% dari jumlah populasi sehingga jumlah sampel 24 orang. Dalam penentuan sampel, peneliti menggunakan teknik cluster random sampling atau pengambilan sampel secara acak. Data kemampuan menulis


(2)

laporan perjalanan siswa didapat melalui tes tertulis dalam bentuk pemberian tugas, yaitu siswa diberi tugas menulis laporan perjalanan.

Berdasarkan analisis data dapat diketahui bahwa kemampuan menulis laporan per-jalanan pada siswa kelas VIII SMP Negeri 3 Jati Agung Lampung Selatan tahun pelajaran 2011/2012 tergolong dalam kategori cukup. Hal ini dapat dilihat dari rata-rata kemampuan siswa secara keseluruhan, yaitu 68,48. Kemampuan menulis lapor-an perjallapor-anlapor-an ditinjau dari faktor sistematika penulislapor-an lebih tinggi dari pada faktor kebahasaan. Apabila ditinjau dari kemampuan menulis laporan perjalanan pada fak-tor sistematika penulisan, siswa kelas VIII SMP Negeri 3 Jati Agung Lampung Se-latan tergolong dalam kategori baik. Hal ini dapat dilihat dari nilai rata-rata ke-mampuan siswa secara keseluruhan, yaitu 80,72. Nilai rata-rata masing-masing as-pek meliputi penulisan bagian pendahuluan tergolong baik dengan nilai 80,20. Pe-nulisan bagian isi tergolong baik dengan nilai 76,56 dan penulisan bagian penutup tergolong sangat baik dengan nilai 85,41.

Kemampuan menulis laporan perjalanan pada faktor kebahasaan, siswa kelasVIII SMP Negeri 3 Jati Agung Lampung Selatan tergolong dalam kategori cukup. Hal ini dapat dilihat dari nilai rata-rata kemampuan siswa secara keseluruhan, yaitu 56,25. Nilai rata-rata masing-masing aspek meliputi penggunaan kalimat efektif ter-golong cukup dengan nilai 59,37. Penulisan paragraf yang berkaitan dengan kesatu-an isi dkesatu-an kepadukesatu-an isi tergolong baik dengan nilai 70,83 sedangkan penggunaan ejaan tergolong sangat kurang dengan nilai 38,02.


(3)

KEMAMPUAN MENULIS LAPORAN PERJALANAN SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 3 JATI AGUNG LAMPUNG SELATAN TAHUN PELAJARAN 2011/2012

(Skripsi)

Oleh Rima Gustianita

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2012


(4)

Judul Skripsi :Kemampuan Menulis Laporan Perjalanan Siswa Kelas VIII SMP Negeri 3 Jati Agung Lampung Selatan Tahun Pelajaran 2011/2012

Nama : Rima Gustianita

Nomor Pokok Mahasiswa : 0813041047

Program Studi : Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Jurusan : Pendidikan Bahasa dan Seni

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Menyetujui

1. Komisi Pembimbing

Pembimbing I Pembimbing II

Drs. Imam Rejana, M.Si. Eka Sofia Agustina, S.Pd., M.Pd.

NIP 19480421 197803 1 004 NIP 197808092008 01 2001

2. Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni

Drs. Imam Rejana, M.Si. NIP 19480421 197803 1 004


(5)

KEMAMPUAN MENULIS SISWA KELAS

LAMPUNG SELATAN

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar

Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampun

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN KEMAMPUAN MENULIS LAPORAN PERJALANAN

SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 3 JATI AGUNG LAMPUNG SELATAN TAHUN PELAJARAN 2011/2012

Oleh Rima Gustianita

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN

pada

Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampun

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDARLAMPUNG 2012

LAPORAN PERJALANAN JATI AGUNG TAHUN PELAJARAN 2011/2012

Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung


(6)

DAFTAR GRAFIK

Halaman Grafik 1 Hasil Menulis Laporan Perjalanan Siswa Secara

Keseluruhan ... 59 Grafik 2 Kemampuan Menulis Laporan Perjalanan Siswa Kelas VIII

SMP Negeri 3 Jati Agung Ditinjau dari Sistematika

Penulisan ... 64 Grafik 3 Kemampuan Menulis Laporan Perjalanan Siswa Kelas VIII

SMP Negeri 3 Jati Agung Ditinjau dari Faktor Kebahasaan ... 69 Grafik 4 Kemampuan Menulis Laporan Perjalanan untuk Indikator

Sistematika Penulisan Aspek Pendahuluan ... 73 Grafik 5 Kemampuan Menulis Laporan Perjalanan untuk Indikator

Sistematika Penulisan Aspek Isi ... 78

Grafik 6 Kemampuan Menulis Laporan Perjalanan untuk Indikator

Sistematika Penulisan Aspek Penutup ... 82 Grafik 7 Kemampuan Menulis Laporan Perjalanan untuk Indikator

Kalimat Efektif ... 88 Grafik 8 Kemampuan Menulis Laporan Perjalanan untuk Indikator

Paragraf ... 93 Grafik 9 Kemampuan Menulis Laporan Perjalanan untuk Indikator

Ejaan ... 103

Grafik 10 Kemampuan Menulis Laporan Perjalanan Berdasarkan Aspek Sistematika dan Kebahasaan ... 105


(7)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

HALAMAN JUDUL ... iii

PENGESAHAN ... iv

RIWAYAT HIDUP ... v

MOTO ... vi

PERSEMBAHAN ... vii

SANWACANA ... viii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR GRAFIK ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 5

1.3 Tujuan ... 5

1.4 Manfaat Penelitian ... 5

1.5 Ruang Lingkup Penelitian ... 6

BAB II. LANDASAN TEORI 2.1 Menulis ... 8

2.2 Laporan ... 8

2.2.1 Dasar-dasar Laporan ... 10

2.2.2 Sifat Laporan ... 11

2.2.3 Syarat dan Ciri-ciri Laporan... 12

2.2.4 Tahap-tahap Penyusunan Laporan ... 14

2.2.5 Macam-macam Laporan ... 18

2.3 Laporan Perjalanan ... 30

2.3.1 Sistematika Laporan Perjalanan ... 32

2.3.2 Bahasa Laporan ... 36

2.4 Definisi Konseptual ... 47


(8)

BAB III. METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian ... 48

3.2 Populasi ... 48

3.3 Sampel ... 49

3.4 Teknik Pengumpulan Data ... 50

3.5 Teknik Analisis Data ... 55

BAB IV. HASIL DAN BAHASAN PENELITIAN 4.1 Hasil Penelitian ... 57

4.1.1 Kemampuan Menulis Laporan Perjalanan Ditinjau dari Faktor Sistematika Penulisan ... 59

4.1.1.1 Kemampuan Menulis Laporan Perjalanan Ditinjau dari Faktor Sistematika Penulisan Laporan Perjalanan Aspek Pendahuluan ... 60

4.1.1.2 Kemampuan Menulis Laporan Perjalanan Ditinjau dari Faktor Sistematika Penulisan Laporan Perjalanan Aspek Isi ... 61

4.1.1.3 Kemampuan Menulis Laporan Perjalanan Ditinjau dari Faktor Sistematika Penulisan Laporan Perjalanan Aspek Penutup... 62

4.1.1.4 Kemampuan Menulis Laporan Perjalanan Ditinjau dari Faktor Sistematika Penulisan Laporan Perjalanan ... 63

4.1.2 Kemampuan Menulis Laporan Perjalanan Ditinjau dari Faktor Kebahasaan ... 64

4.1.2.1 Kemampuan Menulis Laporan Perjalanan Ditinjau dari Faktor Kebahasaan Aspek Menggunakan Kalimat Efektif .. 65

4.1.2.2 Kemampuan Menulis Laporan Perjalanan Ditinjau dari Faktor Kebahasaan Aspek Paragraf (Kesatuan dan Kepaduan Isi) ... 66

4.1.2.3 Kemampuan Menulis Laporan Perjalanan Ditinjau dari Faktor Kebahasaan Aspek Menggunakan Ejaan ... 67

4.1.2.4 Kemampuan Menulis Laporan Perjalanan Ditinjau dari Faktor Kebahasaan Dalam Menulis Laporan Perjalanan ... 68

4.2 Bahasan Penelitian ... 69

4.2.1 Faktor Sistematika Penulisan Laporan Perjalanan ... 70

4.2.1.1 Kemampuan Siswa Menulis Laporan Perjalanan Aspek Pendahuluan ... 70

4.2.1.2 Kemampuan Siswa Menulis Laporan Perjalanan Aspek Isi 73 4.2.1.3 Kemampuan Siswa Menulis Laporan Perjalanan Aspek Penutup ... 78

4.2.2 Faktor Kebahasaan dalam Laporan Perjalanan ... 82

4.2.2.1 Kemampuan Siswa Menulis Laporan Perjalanan Aspek Kalimat Efektif ... 83

4.2.2.2 Kemampuan Siswa Menulis Laporan Perjalanan Aspek Paragraf ... 89


(9)

4.2.2.3 Kemampuan Siswa Menulis Laporan Perjalanan Aspek

Ejaan... 94

4.2.3 Kemampuan Menulis Laporan Perjalanan Ditinjau dari Skor Tertinggi dan Terendah dari Masing-masing Indikator ... 104

BAB V. SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan ... 107

5.2 Saran ... 108

DAFTAR PUSTAKA ... 110


(10)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

3.1 Jumlah populasi penelitian ... 49

3.2 Sampel penelitian ... 49

3.3 Indikator uji kemampuan menulis laporan perjalanan ... 50

3.4 Tolak ukur penilaian kemampuan menulis laporan perjalanan... 56

4.1 Hasil tes kemampuan menulis laporan perjalanan siswa kelas VIII SMP Negeri 3 Jati Agung Lampung Selatan Tahun Pelajaran 2011/2012 ... 58

4.2 Hasil tes kemampuan menulis laporan perjalanan ditinjau dari faktor sistematika penulisan laporan perjalanan aspek pendahuluan .... 60

4.3 Hasil tes kemampuan menulis laporan perjalanan ditinjau dari faktor sistematika penulisan laporan perjalanan aspek isi ... 61

4.4 Hasil tes kemampuan menulis laporan perjalanan ditinjau dari faktor sistematika penulisan laporan perjalanan aspek penutup ... 62

4.5 Hasil tes kemampuan menulis laporan perjalanan ditinjau dari faktor sistematika penulisan laporan perjalanan ... 63

4.6 Hasil tes kemampuan menulis laporan perjalanan ditinjau dari faktor kebahasaan aspek menggunakan kalimat efektif ... 65

4.7 Hasil tes kemampuan menulis laporan perjalanan ditinjau dari faktor kebahasaan aspek paragraf (kesatuan dan kepaduan isi) ... 66

4.8 Hasil tes kemampuan menulis laporan perjalanan ditinjau dari faktor kebahasaan aspek menggunakan ejaan ... 67

4.9 Hasil tes kemampuan menulis laporan perjalanan ditinjau dari faktor kebahasaan ... 68

4.10 Rangkuman hasil kemampuan menulis laporan perjalanan berdasarkan aspek sistematika dan kebahasaan ... 104


(11)

MOTO

”Dan Dialah yang menjadikan malam dan siang silih berganti sebagai dalil untuk orang-orang yang ingin mengambil pelajaran atau bersyukur kepada Tuhan”.

(Q.S. Al-Furqan: 62)

“Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, maka apabila telah selesai dari suatu urusan kerjakanlah dengan sungguh-sungguh urusan yang lain dan

hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap”. (Q.S. Al-Insyirah: 6-8)


(12)

MENGESAHKAN

1. Tim Penguji

Ketua : Drs. Imam Rejana, M.Si. ...

Sekretaris : Eka Sofia Agustina, S.Pd., M.Pd. ...

Penguji

Bukan Pembimbing : Dr. Siti Samhati, M.Pd. ...

2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Dr. H. Bujang Rahman, M.Si. NIP 19600315 198503 1 003


(13)

PERSEMBAHAN

Dengan penuh rasa syukur dan bahagia atas segala rahmat yang telah diberikan Tu-han Yang Maha Esa, penulis mempersembahkan karya tulis ini kepada orang-orang terkasih berikut.

1. Ayahanda tercinta Sugeng Riyanto dan Ibundaku tersayang Susmawati dengan segala limpahan kasih sayang, doa, dorongan, semangat, motivasi, dan pengorban-an ypengorban-ang tidak akpengorban-an mungkin terbalaskpengorban-an.

2. Keluarga besarku, atas motivasi yang telah diberikan dan doa yang terus terucap untuk keberhasilanku.

3. Sahabat-sahabatku dan teman-temanku yang selalu membuat keriangan di kam-pus maupun di luar kamkam-pus.


(14)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Karang Anyar pada 23 Agustus 1991. Penulis adalah anak pertama dari dua bersaudara pasangan Sugeng Riyanto dan Susmawati.

Jenjang akademik penulis dimulai dengan menyelesaikan pendidikan di Sekolah Dasar (SD) Negeri 2 Karang Anyar pada 1996 dan selesai pada 2002, kemudian melanjutkan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) Gajah Mada Bandar Lampung pada 2002 dan selesai pada 2005. Memasuki jenjang berikutnya, penulis me-lanjutkan pendidikan di Sekolah Menengah Atas (SMA) Al-Azhar 3 Bandar Lam-pung pada 2005 dan menamatkannya pada 2008. Pada tahun yang sama (2008), penulis diterima sebagai mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Ju-rusan Pendidikan Bahasa dan Seni, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Uni-versitas Lampung melalui jalur SNMPTN.

Pengalaman mengajar didapatkan penulis ketika melaksanakan Praktik Pengalam-an LapPengalam-angPengalam-an (PPL) di SMP Negeri 1 SimpPengalam-ang PematPengalam-ang Kabupaten Mesuji pada Tahun Pelajaran 2011/2012.


(15)

SANWACANA

Penulis bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Kemampuan Menulis Laporan Perjalanan Siswa Kelas VIII SMP Negeri 3Jati Agung Lampung Selatan Tahun Pelajaran 2011/2012”. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar sarjana pada Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni, Fakultas Ke-guruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Lampung.

Penulis telah banyak menerima bantuan, dukungan, dan bimbingan dari berbagai pihak dalam proses penyelesaian skripsi ini. Sebagai wujud rasa hormat, penulis menyampaikan terima kasih kepada pihak-pihak berikut.

1. Drs. Imam Rejana, M.Si., (Pembimbing I Skripsi sekaligus menjabat Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni), terima kasih atas bimbingan yang telah Bapak berikan selama ini.

2. Ibu Eka Sofia Agustina, S.Pd., M.Pd., (Pembimbing II Skripsi), terima kasih atas kesabaran, semangat, dan bimbingan yang telah Ibu berikan kepada pe-nulis selama ini.

3. Dr. Siti Samhati, M.Pd., selaku Penguji bukan pembimbing, yang telah mem-berikan bimbingan, nasihat, dan saran kepada penulis.


(16)

4. Dr. Wini Tarmini, M.Hum., selaku Pembimbing Akademik yang telah mem-berikan semangat dan motivasi kepada penulis.

5. Drs. Kahfie Nazaruddin, M.Hum., (Ketua Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia).

6. Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si., selaku Dekan FKIP Universitas Lampung. 7. Bapak dan ibu dosen FKIP Universitas Lampung yang telah membekali

pe-nulis dengan ilmu pengetahuan selama menjalani masa perkuliahan.

8. Bapak dan ibu staf administrasi Jurusan Bahasa dan Seni Unila yang mem-bantu dan melayani urusan administrasi perkuliahan.

9. Bapak Zulfakar, M.Pd., selaku Kepala SMP Negeri 3 Jati Agung Lampung Selatan yang telah memberikan izin penelitian sehingga penelitian ini dapat terlaksana dengan lancar.

10. Bapak dan ibu guru SMP Negeri 3 Jati Agung Lampung Selatan yang mem-bantu penulis selama melaksanakan penelitian sehingga penelitian dapat ter-laksana dengan baik.

11. Kedua orangtuaku, Ayahanda Sugeng Riyanto dan Ibunda Susmawati yang telah membesarkan, mendidik, membimbing, serta senantiasa memberikan cinta dan kasih sayang. Terima kasih untuk setiap doa yang terucap dan se-mua dukungan serta motivasi yang selalu diberikan.

12. Kakek, Nenek, Paman, Bibi, Uwak, dan sepupu-sepupuku yang selalu mem-berikan doa, motivasi dan semangat yang tidak pernah putus.

13. Seseorang yang selalu menemani penulis sejak SMA, Nurdiansyah Ali. Te-rima kasih atas waktu, kebersamaan, semangat, dan pengorbanannya selama ini.


(17)

14. Sahabat-sahabatku tercinta, Ika Puspita Apriani, S.Pd., Yinda Dwi Gustira, S.Pd., Yasinta Susaeno, S.Pd., Yuliana Lestari, S.Pd., Yetni Halimah, Putri Wulandari, Asih Kurniawati, Neneng Suryani, S.Pd., Mohammad Ridwan, S.Pd., Adi Rahman, Rendi Deswantoni, Mei Yusevan Sari, S.Pd., dan teman-teman Bahasa dan Sastra Indonesia angkatan 2008 yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu. Terima kasih untuk kebersamaan, bantuan, dan kerja-samanya selama ini yang tidak mungkin penulis lupakan.

15. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam kelancaran penyusunan skripsi ini.

Semoga Tuhan Yang Maha Esa memberikan berkah, rahmat, dan hidayah-Nya serta kemuliaan atas kebaikan dan pengorbanan bagi kita semua. Penulis me-nyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Namun, sedikit harapan semoga skripsi yang sederhana ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kita semua.

Bandar Lampung, November 2012 Penulis


(18)

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pembelajaran Bahasa Indonesia haruslah diarahkan pada hakikat bahasa sebagai alat komunikasi sehari-hari. Pembelajaran Bahasa Indonesia di sekolah mengarah-kan siswa agar terampil berkomunikasi secara efektif baik lisan maupun tulisan. Terdapat empat keterampilan berbahasa yang diterapkan dalam pembelajaran Ba-hasa Indonesia di sekolah, seperti yang terdapat dalam KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) yaitu, keterampilan mendengar (menyimak), keterampilan ber-bicara, keterampilan membaca, dan keterampilan menulis. Selain untuk meningkat-kan keterampilan berbahasa, pembelajaran bahasa juga untuk meningkatkan ke-mampuan berpikir, mengungkapkan gagasan, pendapat, perasaan, persetujuan, ke-inginan, penyampaian informasi tentang suatu peristiwa dan kemampuan memper-luas wawasan.

Keterampilan berbahasa merupakan tujuan utama dari pengajaran bahasa, sehinggaketerampilan tersebut harus dimiliki dan dikuasai oleh siswa. Salah satu keterampil-an berbahasa yang harus dikuasai oleh siswa kelas VIII adalah keterampilan me-nulis. Keterampilan menulis merupakan kegiatan menyampaikan pikiran, perasa-an, atau pertimbangan melalui tulisan dengan menggunakan bahasa sebagai alatnya.

Dilihat dari segi kemampuan berbahasa, menulis merupakan aktivitas produktif atau aktivitas menghasilkan bahasa. Namun, jika dilihat dari pengertian secara umum, menulis ialah menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafik yang meng-gambarkan suatu bahasa yang


(19)

dipahami oleh seseorang, sehingga orang lain dapat membaca lambang-lambang grafik tersebut kalau mereka memahami bahasa dan gambaran grafik itu (Tarigan, 1994: 22).

Keterampilan menulis merupakan salah satu dari empat aspek keterampilan ber-bahasa yang dikembangkan dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia di SMP. Sa-lah satu kegiatan menulis adalah menulis laporan. Menulis laporan adalah melaku-kan kegiatan menulis berdasarkan suatu kegiatan yang telah dilakukan. Kegiatan yang telah dilakukan itu bisa berupa mengamati suatu objek, mengamati suatu ke-giatan ekonomi, industri, upacara peresmian atau peristiwa lainnya (Wahono, 2007: 40).

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan untuk SMP (Sekolah Menengah Pertama) terdapat standar kompetensi nomor (4), yaitu mengungkapkan informasi dalam ben-tuk laporan, surat dinas, dan petunjuk, dengan kompetensi dasarnya pada (4.1) me-nulis laporan dengan bahasa yang baik dan benar. Menulis laporan perjalanan me-rupakan salah satu kompetensi dasar yang diajarkan di kelas VIII SMP. Kompetensi ini bertujuan untuk mengungkapkan informasi perjalanan siswa dalam bentuk tu-lisan laporan perjalanan.

Laporan merupakan dokumen yang berisikan paparan peristiwa atau kegiatan yang telah dilakukan oleh seseorang atas dasar tanggung jawab yang dibebankan kepada-nya. Bila kegiatan itu berupa penelitian, laporannya disebut laporan penelitian. Bi-la berupa kunjungan atau perjalanan, laporannya disebut laporan perjalanan. Isi la-poran terdiri atas hal-hal yang berkaitan langsung dengan tanggung jawab yang di-bebankan kepada seseorang.

Laporan merupakan suatu dokumen yang sangat penting, terutama dalam menyu-sun kebijaksanaan-kebijaksanaan. Sebagai unsur yang sangat penting, laporan tidak hanya berperan


(20)

penting bagi perseorangan, tetapi juga bagi organisasi pemerintah, bisnis, maupun pendidikan, seperti sekolah dan perguruan tinggi. Penulisan lapor-an dapat digunakan sebagai bahan ajar untuk siswa, karena dengan adanya kompe-tensi tentang laporan secara langsung melatih siswa untuk mengetahui apa itu la-poran dan menjadikan siswa mampu membuat laporan dengan baik. Contoh yang bisa dilihat, misalnya pada pembuatan laporan setelah siswa melakukan perjalan-an rombongan study tour yang dapat menjadi bahan belajar siswa dalam melatih membuat laporan. Terdapat beberapa ragam penulisan laporan, yaitu ada laporan yang ditulis dalam bentuk resmi, setengah resmi, dan tidak resmi atau dalam bentuk singkat. Laporan yang ditulis berdasarkan pengamatan dan penelitian biasanya ditulis dalam bentuk yang lengkap. Laporan yang ditulis berdasarkan pengalaman, perjalanan, misalnya bepergian ke suatu tempat atau melakukan perjalanan bersama keluarga atau teman, laporannya dibuat dalam bentuk yang sederhana dan mengenai hal-hal yang penting saja. Biasanya laporan hasil perjalanan ditulis dalam bentuk narasi atau cerita. Na-mun, ada pula laporan perjalanan yang ditulis dalam bentuk yang agak lengkap, ya-itu perjalanan yang dilakukan merupakan kegiatan resmi lembaga, misalnya karya-wisata yang dilaksanakan oleh sekolah, dan perjalanan rombongan studi banding lembaga ke lembaga lain. Biasanya kegiatan seperti itu laporannya ditulis dengan menggunakan sistematika yang agak lengkap.

Alasan penulis melakukan penelitian dengan judul ini yaitu, karena laporan merupa-kan bagian penting dalam pembelajaran bahasa di sekolah. Hal tersebut dikarenakan siswa dituntut untuk dapat berkomunikasi tidak hanya secara lisan, tetapi juga tu-lisan. Laporan merupakan salah satu sarana komunikasi dalam bentuk tulisan ber-dasarkan kegiatan atau pengamatan yang telah dilakukan. Oleh karena itu, siswa ha-rus mampu menulis laporan dengan bahasa yang baik.


(21)

Pemilihan SMP Negeri 3 Jati Agung Lampung Selatan sebagai tempat penelitian di-dasari atas pertimbangan, yaitu (1) siswa kelas VIII SMP Negeri 3 Jati Agung Lam-pung Selatan telah mendapat pembelajaran menulis laporan perjalanan sesuai de-ngan kurikulum yang berlaku, (2) SMP Negeri 3 Jati Agung Lampung Selatan me-rupakan salah satu Sekolah Standar Nasional (SSN) sehingga seluruh perangkat se-kolah khususnya siswa harus memiliki keterampilan yang memadai. Salah satu ke-terampilan yang harus dikuasai adalah keterampilan menulis. Dengan adanya kete-rampilan menulis laporan perjalanan menjadi sarana untuk mengembangkan dan melatih keterampilan menulis siswa. Oleh karena itu, penulis merasa penting untuk melakukan penelitian tentang kemampuan menulis laporan perjalanan yang ditulis oleh siswa kelas VIII di SMP Negeri 3 Jati Agung untuk mendeskripsikan kemam-puan menulis siswa di sekolah tersebut. Berdasarkan permasalahan yang telah dipaparkan, penulis akan melakukan peneliti-an dengan judul “Kemampuan Menulis Laporan Perjalanan Siswa Kelas VIII SMP Negeri 3 Jati Agung Lampung Selatan Tahun Pelajaran 2011/2012”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, rumusan masalahnya adalah “bagai-manakah kemampuan menulis laporan perjalanan pada siswa kelas VIII SMP Ne-geri 3 Jati Agung Lampung Selatan tahun pelajaran 2011/2012.”

1.3 Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kemampuan menulis laporan per-jalanan pada siswa kelas VIII SMP Negeri 3 Jati Agung Lampung Selatan tahun pe-lajaran 2011/2012.


(22)

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat baik secara teoretis maupun secara praktis. Adapun manfaat tersebut, yaitu sebagai berikut.

a. Manfaat Teoretis

Manfaat teoretis dari penelitian ini yaitu untuk menambah referensi pada bidang menulis, khususnya keterampilan menulis laporan perjalanan, sehingga peneliti da-pat memberikan sumbangan referensi kepada peneliti selanjutnya.

b. Manfaat Praktis

Manfaat praktis dari penelitian ini adalah memberi informasi bagi guru mata pela-jaran Bahasa Indonesia tentang tingkat kemampuan menulis laporan perjalanan sis-wa kelas VIII SMP Negeri 3 Jati Agung Lampung Selatan tahun pelajaran 2011/ 2012.

1.5 Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP Negeri 3 Jati Agung Lam-pung Selatan tahun pelajaran 2011/2012.

2. Objek penelitian ini adalah kemampuan menulis laporan perjalanan yang me-liputi kelengkapan sistematika laporan perjalanan dan ketepatan penggunaan ba-hasa (kalimat efektif, paragraf, ejaan) yang diungkapkan siswa dalam menulis la-poran perjalanan.

3. Lokasi penelitian : SMP Negeri 3 Jati Agung Lampung Selatan. 4. Waktu : Tahun Pelajaran 2011/2012.


(23)

II. LANDASAN TEORI

2.1 Menulis

Keterampilan menulis sebagai salah satu dari empat keterampilan berbahasa yang mempunyai peranan penting di dalam kehidupan manusia. Dengan menulis, sese-orang dapat mengungkapkan pikiran dan gagasan untuk mencapai maksud dan tuju-annya. Seperti yang dikemukakan oleh Henry Guntur Tarigan bahwa menulis ada-lah menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang, sehingga orang lain dapat membaca lambang-lambang grafik tersebut kalau mereka memahami bahasa dan gambaran grafik itu (Tarigan, 2008: 22). Dapat diartikan bahwa, menulis adalah menempat-kan simbol-simbol grafis yang menggambarmenempat-kan suatu bahasa yang dimengerti sese-orang, kemudian dapat dibaca oleh orang lain yang memahami bahasa tersebut be-serta simbol-simbol grafisnya.

Menulis merupakan bentuk komunikasi untuk menyampaikan gagasan menuliske-pada khalayak pembaca yang dibatasi oleh jarak tempat dan waktu (Akhadiah, dkk., 1996: 8). Selain itu, menulis adalah kegiatan melahirkan pikiran dan perasaan de-ngan tulisan. Dapat juga diartikan bahwa menulis adalah berkomunikasi dede-ngan mengungkapkan pikiran, perasaan, dan kehendak kepada orang lain secara tertulis (Suriamiharja, 1985: 2).


(24)

Dari beberapa pendapat tersebut, penulis sependapat dengan Akhadiah yang me-ngemukakan bahwa menulis merupakan bentuk komunikasi untuk menyampaikan gagasan penulis kepada khalayak pembaca yang dibatasi oleh jarak tempat dan waktu. Penulis setuju dengan pendapat yang dikemukakan oleh Akhadiah karena pada hakikatnya, bentuk komunikasi tidak hanya melalui lisan, tetapi juga dengan media tulisan. Jadi, menulis merupakan perantara atau sarana komunikasi antara pe-nulis dan pembaca yang dibatasi oleh jarak tempat dan waktu. Hal tersebut karena khalayak pembaca tidak dapat langsung memberikan komentarnya terhadap tulisan yang dibaca dikarenakan perbedaan jarak dan waktu penulisan yang berbeda de-ngan waktu pada saat pembaca membaca tulisan tersebut.

2.2Laporan

Laporan merupakan suatu jenis dokumen yang sangat bervariasi bentuknya, dan se-bab itu sukar diberi suatu batasan pengertian yang jelas. Variasinya dimulai dari su-atu bentuk laporan yang sederhana berbentuk angka-angka sebagai susu-atu gambaran mengenai perkembangan suatu persoalan, sampai kepada laporan yang terdiri dari beberapa jilid buku yang masing-masing terdiri dari ratusan halaman. Ada yang berbentuk isian formulir-formulir yang standar, ada yang berbentuk surat, ada pula yang berbentuk buku (Keraf, 1994: 283). Selain itu, laporan artinya hal yang di-laporkan, termasuk berita. Laporan biasanya merujuk pada suatu uraian atau rekam-an yrekam-ang bersifat menyeluruh mengenai hasil pengalamrekam-an lrekam-angsung atau observasi di lapangan (Wahono, 2007: 40).

Menurut cara penyampaiannya, ada dua jenis laporan yaitu laporan yang disampai-kan secara lisan dan tertulis. Laporan yang disampaidisampai-kan secara lisan misalnya,


(25)

me-lalui radio, televisi, dan alat audio visual lainnya. Laporan yang disampaikan seca-ra tertulis misalnya dalam bentuk makalah, jurnal, dan sebagainya.

Laporan merupakan unsur yang sangat penting, terutama dalam menyusun kebijak-sanaan-kebijaksanaan. Seringkali karena luasnya organisasi, pimpinan tidak dapat menguasai keadaan secara terperinci mengenai semua hal-ihwal yang terjadi pada tingkat bawah dari organisasi yang dipimpinnya. Namun, dengan bantuan laporan pimpinan atas dapat mengetahui secara terus-menerus apa yang terjadi setiap hari pada unit-unit yang paling bawah. Dengan mempertimbangkan bahan-bahan yang disampaikan melalui laporan-laporan, akhirnya sebagai pimpinan ia dapat mengam-bil kebijaksanaan-kebijaksanaan yang tepat dan cepat (Keraf, 1994: 284).

Sebelum seseorang dibiasakan menulis laporan dalam hubungan dengan tugas pe-kerjaannya, ia sudah harus mengenal dan menulis laporan-laporan itu di sekolah. Baik laporan yang akan dibuat untuk perusahaan maupun laporan yang dibuat un-tuk kepentingan pendidikan mengandung banyak segi yang sama. Namun, ada satu segi perbedaan yang amat penting antara kedua macam laporan tersebut, yaitu la-poran untuk suatu dunia usaha bergantung pada satu pertanyaan, “bagaimana su-paya laporan itu cocok dengan kebutuhan mereka yang menerima laporan itu?” Se-baliknya laporan untuk kepentingan kelas tidak selalu dibayangi dengan pertanya-an tersebut. Pengajar ypertanya-ang akpertanya-an menerima dpertanya-an memeriksa laporpertanya-an itu sama sekali tidak membutuhkan laporan tersebut.

Dapat dikatakan bahwa laporan adalah suatu cara komunikasi penulis untuk me-nyampaikan informasi kepada seseorang atau suatu badan karena tanggung jawab yang dibebankan kepadanya. Laporan yang dimaksud sering mengambil bentuk


(26)

ter-tulis. Oleh karena itu, dapat pula dikatakan bahwa laporan merupakan suatu ma-cam dokumen yang menyampaikan informasi mengenai sebuah masalah yang telah atau tengah diselidiki, dalam bentuk fakta-fakta yang diarahkan kepada pemikiran dan tindakan yang akan diambil.

2.2.1 Dasar-dasar Laporan

Sebuah laporan bertolak dari beberapa dasar, yaitu orang yang memberi laporan, pi-hak yang menerima laporan, serta sifat dan tujuan umum laporan (Keraf, 1994: 285). Berikut penjelasannya.

a. Pemberi Laporan

Laporan melibatkan orang atau pihak yang memberi laporan. Pemberi laporan da-pat berupa perseorangan, sebuah panitia yang ditugaskan untuk maksud tertentu. Laporan dapat pula dibuat oleh perorangan atau badan kepada seseorang atau in-stansi yang dianggap perlu mengetahuinya walaupun tidak diminta.

b. Penerima Laporan

Laporan bukan hanya dibuat oleh seorang atau suatu badan, tetapi laporan juga di-tujukan atau akan disampaikan kepada seorang atau suatu badan. Penerima laporan itu adalah orang atau badan yang menugaskan, atau orang dan badan yang dianggap perlu mendapatkan laporan itu. Hubungan dan pertalian yang berbeda antara pe-lapor dan penerima pe-laporan ini akan memberi warna yang berbeda pula dalam gaya, isi, dan tujuan laporan yang akan dibuat.

c. Tujuan Laporan

Telah disinggung sebelumnya bahwa tujuan sebuah laporan bergantung pada situ-asi yang ada antara pemberi laporan dan penerima laporan. Bila pemberi laporan


(27)

adalah orang yang ditugaskan untuk meneliti masalah tersebut, maka tujuannya di-tentukan oleh pemberi laporan. Sebaliknya, bila pemberi laporan tidak menerima suatu tugas khusus, maka tujuan laporan terletak di tangan pembuat laporan.

Tujuan laporan pada umumnya berkisar pada hal-hal seperti, mengatasi suatu ma-salah, mengambil suatu keputusan yang lebih efektif, mengetahui kemajuan dan perkembangan suatu masalah, mengadakan pengawasan dan perbaikan, serta mene-mukan teknik-teknik baru. Pembuat laporan harus memperhatikan sungguh-sungguh tujuan laporan ini, sehingga pengarahan, ilustrasi, dan perincian diarahkan secara tepat kepada tujuan terakhir dari laporan itu.

2.2.2 Sifat Laporan

Seperti halnya dengan semua jenis tulisan yang lain, sebuah laporan akan dianggap baik atau buruk bergantung dari keberhasilannya dalam memenuhi fungsinya yaitu memengaruhi pembaca seperti yang diharapkan. Hasil yang diharapkan dapat ber-wujud perbaikan, perubahan, bantuan, perkembangan, penegasan sikap, pengambil-an keputuspengambil-an, dpengambil-an sejalpengambil-an dengpengambil-an tujupengambil-an laporpengambil-an itu. Hasil ypengambil-ang diharapkpengambil-an itu ha-nya mungkin dicapai bila sifat laporan itu baik. Laporan yang baik harus ditulis da-lam bahasa yang baik dan jelas. Bahasa yang baik dan jelas itu dapat menimbulkan pengertian yang tepat, bukan kesan atau sugesti. Di samping itu, isinya harus diurut-kan dan dikembangdiurut-kan sedemikian rupa sehingga dapat masuk akal. Fakta-fakta atau bahan-bahan yang disajikan pelapor pun harus dapat menimbulkan kepercaya-an, terutama bila laporan itu dimaksudkan untuk mengambil suatu tindakan tertentu. Di samping sifat-sifat seperti disebutkan di atas, dalam sebuah laporan juga harus mengandung sifat-sifat berikut.


(28)

Laporan itu harus mengandung imaginasi. Pengertian imaginasi di sini meliputi ma-salah, seperti pelapor harus tahu secara tepat siapa yang akan menerima laporan itu. Laporan yang dibuat harus sempurna dan komplit, yang berarti tidak boleh ada hal-hal yang diabaikan bila hal-hal-hal-hal itu diperlukan untuk memperkuat simpulan dalam laporan itu. Laporan yang baik juga tidak boleh memasukkan hal-hal yang menyim-pang, yang mengandung prasangka atau memihak.

Laporan juga harus disajikan secara menarik. Seperti halnya seseorang yang ingin memiliki suatu barang, bukan karena barang itu yang menariknya tetapi hasil yang akan diperoleh dari barang yang diinginkannya itu. Penulis laporan juga bukan se-kedar menyampaikan sebuah laporan, tetapi ia juga menginginkan hasil dari lapor-annya itu. Untuk itu ia harus mengusahakan agar laporlapor-annya itu menarik, yaitu me-narik perhatian penerima laporan yang biasanya ditimbun kesibukan hariannya. La-poran itu menarik bukan karena penerima laLa-poran memerlukan laLa-poran itu, tetapi karena nilainya bagi orang itu.

2.2.3 Syarat dan Ciri-ciri Laporan

Laporan merupakan salah satu jenis karya ilmiah yang harus memenuhi syarat, se-perti: objektif, lengkap, tepat waktu, dan menggunakan bahasa resmi atau baku (Iskak, 2008: 124). Laporan yang merupakan karya tulis ilmiah memiliki ciri-ciri sebagai berikut.

1. Menarik

Laporan dapat dikatakan menarik bila dapat memengaruhi atau membangkitkan has-rat penerima laporan untuk memperhatikan atau mengindahkan laporan tersebut.


(29)

2. Objektif

Laporan diungkapkan secara jujur, tidak dimuati emosi, dan realistis. Hal ini di-perkuat dengan teori bahwa laporan tidak semata-mata mengikuti selera atau per-sepsi pribadi si pembuat laporan yang hanya untuk memudahkan pelapor dan me-nyenangkan penerima laporan (Nurjamal dkk., 2011: 192). Pembuat laporan harus netral dan berpihak pada kebenaran dengan memakai normatif, dapat diterima umum, dalam menilai sesuatu pembuat laporan tidak boleh memihak, selain kepada ke-benaran, dan kemanfaatan untuk kepentingan yang lebih besar.

3. Sistematis

Laporan disusun secara berurutan dari satu unsur ke unsur lainnya. Hal ini didukung dengan teori bahwa penyajian laporan harus sistematis, tertib agar mudah diikuti oleh penerima laporan atau orang-orang yang membacanya. Untuk itu, laporan ha-rus diorganisasikan dengan sebaik-baiknya, laporan tersistematis sedemikian rupa dengan sistem pengodean dan pengorganisasian yang teratur; pendahuluan-isi-inti-penutup laporan itu menjadi suatu paparan-wacana yang terstruktur benar-akurat-tertib-lengkap (Nurjamal dkk., 2011: 192).

3. Argumentatif

Laporan bersifat argumentatif artinya berisikan pendapat yang disertai alasan, bukti dan fakta-fakta, sehingga laporan tersebut dapat dipertanggungjawabkan. Hal ini di-perkuat dengan teori bahwa dalam komunikasi antara anggota masyarakat, argu-mentasi merupakan suatu cara yang sangat berguna, baik bagi perorangan maupun bagi anggota-anggota masyarakat secara keseluruhan, sebagai alat pertukaran infor-masi yang tidak dipengaruhi oleh pandangan-pandangan yang subjektif. Dengan


(30)

menyodorkan fakta-fakta sebagai evidensi, maka mereka yang menerima informasi merasa yakin bahwa apa yang disampaikan patut diterima sebagai kebenaran. 4. Lugas

Bahasa yang digunakan tidak menimbulkan tafsir ganda. Bentuk dan pilihan kata serta susunan kalimatnya hanya memungkinkan satu pilihan tafsiran, yaitu tafsiran yang sesuai dengan maksud penulis.

Selain itu, laporan yang baik juga mempunyai ciri-ciri antara lain, sebagai berikut. 1. Ditulis dalam bahasa yang baik dan jelas, serta tidak menimbulkan salah

penger-tian bagi pembacanya.

2. Disertai fakta yang akurat dan meyakinkan. 3. Informasi yang disajikan harus lengkap. 4. Menarik dan enak dibaca.

2.2.4 Tahap-tahap Penyusunan Laporan

Penyusunan laporan teknis yang berbentuk buku, termasuk di dalamnya skripsi dan karya tulis lain, memerlukan tahap-tahap sebagai berikut (Mustakim, 1994: 204). 1. Tahap Persiapan

Dalam tahap ini kegiatan yang dilakukan antara lain, sebagai berikut. a. Menentukan Pokok Permasalahan

Pokok masalah yang dimaksud dalam hal ini adalah tema atau pokok pembicaraan utama dalam laporan. Dalam hal ini, tema atau pokok masalah perlu ditentukan le-bih dahulu agar pembahasan yang dilakukan dapat mengarah pada masalah utama itu. Dalam kegiatan yang sifatnya sudah terprogram, penyusun laporan tidak perlu lagi menentukan pokok masalah karena pokok masalah itu lazimnya sudah


(31)

disiap-kan. Begitu pula halnya dengan penelitian yang sifatnya “pesanan”, temanya pun umumnya sudah disiapkan. Namun, berbeda dengan itu, dalam penyusunan skripsi para mahasiswa masih harus menentukan sendiri tema apa yang akan ditelitinya. Dalam kaitan ini, sebuah tema akan lebih mudah dibahas atau dikerjakan jika ber-asal dari dunia penulis sendiri, misalnya yang berupa kegemaran atau hobi, peng-alaman, atau hal-hal lain yang erat kaitannya dengan pekerjaan penulis sehari-hari. Sehubungan dengan masalah tersebut, penentuan tema sebaiknya disesuaikan de-ngan waktu yang disediakan untuk mengerjakan penelitian itu. Jika waktunya long-gar, tema yang dipilih dapat saja yang mempunyai cakupan cukup luas. Namun, ji-ka waktunya sempit, tema itu sebaiknya tidak terlalu luas. Kecuali itu, tema yang dipilih sebaiknya aktual agar dapat menarik perhatian pembaca.

b. Menentukan Judul

Ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dalam penentuan judul. Hal-hal ter-sebut antara lain, sebagai berikut:

(1) judul sedapat mungkin asli atau orisinil; (2) sesuai dengan tema;

(3) dapat mencerminkan isi keseluruhan laporan; (4) singkat dan menarik.

c. Membuat Kerangka Laporan

Kerangka laporan merupakan rumusan tentang butir-butir utama yang akan disaji-kan dalam laporan atau karya tulis. Butir-butir utama itu hendaknya disusun secara sistematis agar dapat memberi manfaat bagi penyusunan laporan selanjutnya. Man-faat kerangka laporan itu antara lain, sebagai berikut:


(32)

(1) sebagai pedoman kerja;

(2) sebagai penuntun yang memberi arah agar laporan menjadi sistematis; dan (3) sebagai alat penyimpan gagasan.

Dengan adanya kerangka itu, penyusun laporan dapat dengan mudah mengerjakan laporannya karena dapat berpedoman pada kerangka yang telah dibuat itu. Dengan berpedoman pada kerangka itu, penyusunan laporan sekaligus dapat pula menyaji-kan laporannya secara sistematis, runtut, dan tidak tumpang tindih.

Bentuk kerangka laporan itu pada dasarnya hampir menyerupai daftar isi. Oleh ka-rena itu, dengan melihat kerangka yang telah dibuat, ide atau gagasan yang telah di-tuangkan dalam kerangka itu akan muncul kembali, terutama jika pengerjaan lapor-an itu sampai tertunda-tunda. Itulah ylapor-ang dimaksud bahwa kerlapor-angka laporlapor-an dapat berfungsi sebagai alat penyimpanan gagasan.

2. Tahap Pengumpulan Bahan

Pada tahap kedua ini, semua bahan yang akan dilaporkan dikumpulkan untuk di-olah dan disusun lebih lanjut. Apabila laporannya berupa sebuah penelitian, bahan atau data penelitian itu dapat dikumpulkan dan diperoleh dari berbagai sumber. Data-data itu dapat diperoleh melalui studi pustaka, studi lapangan, observasi atau pengamatan, angket atau kuisioner, dan wawancara.

Studi pustaka merupakan suatu studi yang dilakukan terhadap sumber-sumber ter-tulis, baik yang berupa buku, majalah, surat kabar, atau sumber tertulis lain yang re-levan dengan penelitian yang sedang dilaksanakan. Adapun studi lapangan merupa-kan suatu studi yang dilakumerupa-kan dengan cara ikut menerjunmerupa-kan diri dalam kegiatan


(33)

nyata di lapangan atau dalam bidang pekerjaan tertentu. Sementara itu, observasi atau pengamatan dapat dilakukan secara langsung di lapangan, dapat pula dilakukan secara tidak langsung melalui media-media yang tersedia.

Angket atau kuisioner merupakan suatu daftar pertanyaan yang dibagikan kepada responden untuk memperoleh jawaban atau tanggapan tertentu. Jawaban atau tang-gapan itu dapat digunakan sebagai bahan atau data penelitian. Data ini dapat pula dilengkapi dengan hasil wawancara, baik kepada responden maupun kepada para ahli dalam bidang yang relevan dengan penelitian yang sedang dilaksanakan.

3. Tahap Pengolahan Bahan

Pada tahap ini bahan-bahan diolah dengan cara mengklasifikasikan ke dalam ke-lompok-kelompok tertentu, kemudian dianalisis untuk disusun lebih lanjut. Penge-lompokan itu didasarkan pada ciri kesamaan antara bahan yang satu dan bahan yang lain. Tiap-tiap kelompok bahan itu selanjutnya dibandingkan, dibahas atau diana-lisis, dan disusun dalam bentuk konsep.

4. Tahap Penyuntingan

Pada tahap ini, konsep laporan yang telah tersusun diperiksa kembali untuk menge-cek apakah masih ada susunan yang belum tepat, bahasa yang belum benar, atau da-ta yang belum lengkap. Setelah diperiksa dan disusun kembali, laporan itu ditik lagi secara rapi, kemudian dijilid.


(34)

5. Tahap Penyajian

Laporan yang telah ditik rapi dan telah dijilid selanjutnya disajikan atau dilaporkan kepada pihak pemberi kegiatan. Jika laporan itu berupa skripsi, pada tahap ini skrip-si itu diserahkan kepada panitia ujian.

2.2.5 Macam-macam Laporan

Sampai saat ini, macam-macam laporan belum memiliki kesamaan persis dari be-berapa pendapat ahli. Hal tersebut dapat dilihat dari pembagian macam-macam la-poran berikut.

1. Macam-macam Laporan Menurut Mustakim

Berdasarkan bentuk lahirnya, laporan dapat dibedakan menjadi empat (Mustakim, 1994: 198), yaitu sebagai berikut.

a. Laporan Berbentuk Formulir

Laporan yang berbentuk formulir lazimnya sudah berisi butir-butir tertentu yang ha-rus dilengkapi atau diisi oleh pelapor. Dengan demikian, pelapor tinggal mengisi butir-butir itu sesuai dengan kegiatan yang dilakukan. Berikut adalah contoh dari la-poran yang berbentuk formulir.

LAPORAN BULANAN Nama Kegiatan :

Bulan : 1. Hasil yang telah dicapai:

... ... 2. Hambatan:

... ...


(35)

3. Cara mengatasi:

... ... 4. Langkah selanjutnya:

... ...

Jakarta, ... (Tanda Tangan) Nama Pelapor Jabatan Sumber: Mustakim (1994: 199).

Dapat diperhatikan pada contoh tersebut, laporan yang berbentuk formulir lazim-nya digunakan sebagai laporan bulanan, untuk melaporkan perkembangan kegiatan yang dilakukan. Hal itu berarti kegiatannya sedang berlangsung. Jika sudah selesai, umumnya kegiatan itu dilaporkan dalam bentuk yang menyerupai buku dengan jum-lah halaman yang cukup banyak (Mustakim, 1994: 198).

b. Laporan Berbentuk Surat

Bila sebuah laporan tidak banyak mengandung tabel, angka, atau sesuatu hal lain yang digolongkan dalam tabel dan angka, maka bentuk yang paling umum diper-gunakan adalah laporan berbentuk surat. Laporan yang mengambil bentuk ini tidak banyak berbeda dengan sebuah surat biasa, kecuali bahwa ada suatu subjek yang ingin disampaikan agar dapat diketahui oleh penerima laporan. Bila penulis memu-tuskan untuk mempergunakan bentuk surat bagi laporannya, maka nada dan pen-dekatan yang bersifat pribadi memegang peranan yang penting, seperti halnya de-ngan surat lainnya. Namun, bentuknya biasanya jauh lebih panjang dari surat-surat biasa.


(36)

Sebuah laporan berbentuk surat dapat dipakai untuk menyampaikan segala macam topik. Walaupun demikian laporan itu harus disusun dan direncanakan dengan baik. Berhubung jenis laporan ini dapat digunakan untuk bermacam-macam topik, maka bentuk yang disampaikan juga dapat bervariasi, dari bentuk yang sangat formal sampai ke bentuk yang sangat informal. Namun, mengingat bahwa topik yang di-laporkan itu seringkali bersifat permanen dan akan digunakan dalam kegiatan-kegiatan selanjutnya, maka sebaiknya laporan-laporan disampaikan dalam bentuk laporan yang lain. Berikut adalah contoh laporan yang berbentuk surat.

Kepala Surat

10 Desember 1992 Hal : Laporan

Yth. Pemimpin Proyek

Pengembangan Tenaga Teknis Pusat Penelitian Bahasa Jakarta

Dengan hormat,

Melalui surat ini, kami akan melaporkan bahwa kegiatan Penataran Peningkatan Mutu Tenaga Teknis Angkatan VII yang dipercayakan kepada kami hingga saat ini berjalan dengan lancar. Sejauh ini kami tidak mengalami hambatan yang berarti, ke-cuali pernah salah seorang penatar mendadak tidak dapat hadir karena mendapat tu-gas ke luar daerah. Namun, hal itu sudah dapat kami atasi dengan mendatangkan penatar pengganti.

Demikian laporan kami. Atas perhatian dan kepercayaan Bapak, kami ucapkan te-rima kasih.

Hormat kami, (Tanda Tangan)

Irwan Maulana Ibrahim Ketua Pelaksana Sumber: Mustakim, (1994: 200).


(37)

c. Laporan yang Berbentuk Artikel

Laporan yang berbentuk artikel di satu pihak menyerupai artikel dalam surat kabar atau majalah, dan di pihak lain menyerupai makalah atau kertas kerja. Keserupaan itu terutama dalam hal bentuk dan jumlah halamannya. Laporan yang berbentuk ar-tikel ini umumnya digunakan untuk melaporkan kegiatan sejenis seminar, loka-karya, dan penataran. Laporan jenis ini dapat pula dibacakan oleh ketua panitia da-lam pembukaan atau penutupan seminar.

Berbeda dengan bentuk laporan sebelumnya, laporan yang berbentuk artikel ini di dalamnya berisi hal-hal berikut.

1) Latar Belakang Kegiatan

Latar belakang kegiatan mengungkapkan beberapa alasan diselenggarakannya ke-giatan tertentu, termasuk alasan teknis dan alasan praktis, serta dukungan dana pe-nyelenggaraan. Alasan teknis antara lain, menyangkut relevansi antara lembaga atau instansi penyelenggara dan kegiatan yang diselenggarakan, sedangkan alasan prak-tisnya menyangkut manfaat praktis dari penyelenggaraan kegiatan itu.

2) Waktu Penyelenggaraan

Waktu penyelenggaraan mengungkapkan lamanya waktu kegiatan, yang mencakup tanggal, bulan, dan tahun dimulainya kegiatan hingga pelaksanaan kegiatan itu se-lesai. Hal ini bermanfaat, terutama sebagai alat pengingat jika laporan itu didoku-mentasikan.

3) Tujuan

Tujuan yang dimaksud dalam hal ini adalah tujuan yang ingin dicapai dari penye-lenggaraan kegiatan itu. Tujuan ini dapat meliputi tujuan jangka panjang dan


(38)

tuju-an jtuju-angka pendek. Tujutuju-an jtuju-angka ptuju-anjtuju-ang merupaktuju-an tujutuju-an ytuju-ang terarah dtuju-an te-rencana yang akan dicapai dalam waktu yang relatif lama. Umumnya tujuan jangka panjang ini pencapaiannya dilakukan secara bertahap atau berjenjang. Sementara itu, tujuan jangka pendek merupakan tujuan yang ingin dicapai dalam waktu yang relatif singkat.

4) Hasil yang Diharapkan

Bagian ini mengungkapkan hal-hal yang diharapkan dapat dicapai sebagai hasil dari penyelenggaraan kegiatan tertentu. Hal itu juga menyangkut manfaat praktis yang dapat diperoleh atau yang dapat dihasilkan dari penyelenggaraan kegiatan yang ber-sangkutan.

5) Pelaksana dan Pelaksanaan Kegiatan

Pelaksana kegiatan mengungkapkan nama-nama pihak yang menangani kegiatan itu. Mereka biasanya tersusun dalam sebuah kepanitiaan yang antara lain, terdiri atas ketua, wakil ketua, sekretaris, bendahara, anggota dan pembantu kegiatan. Oleh karena itu, nama masing-masing harus dicantumkan dalam laporan karena mereka-lah yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan kegiatan itu. Sementara itu, hal-hal yang dicantumkan dalam pelaksanaan kegiatan antara lain, bentuk kegiatan, sis-tem kegiatan, materi kegiatan, sarana, dan prasarana kegiatan. Hal itu perlu diung-kapkan untuk memberikan gambaran yang jelas tentang pelaksanaan kegiatan yang bersangkutan.

6) Penutup

Bagian ini mengungkapkan rangkuman dari seluruh materi yang disajikan dalam la-poran. Di samping itu, saran-saran untuk pelaksanaan kegiatan berikutnya juga


(39)

da-pat disampaikan pada bagian penutup ini. Bagian ini terutama berfungsi untuk me-nyatakan bahwa laporan sudah selesai. Apabila perlu, laporan yang berupa artikel ini dapat pula disertai dengan lampiran. Lampiran ini berupa hal-hal tertentu yang erat kaitannya dengan pelaksanaan kegiatan, misalnya materi atau bahan yang di-sampaikan atau disajikan dalam kegiatan yang bersangkutan.

d. Laporan yang Berbentuk Buku

Laporan ini dikatakan berbentuk buku karena bentuknya memang menyerupai bu-ku, jumlah halamannya relatif banyak, cukup tebal, dan dijilid. Laporan yang ber-bentuk buku ini lazimnya digunakan untuk melaporkan kegiatan yang berskala be-sar, seperti kegiatan tahunan. Di samping itu, kegiatan yang dilaporkan dapat pula berupa kegiatan penelitian, baik yang diakukan oleh karyawan suatu perusahaan, lembaga, instansi tertentu, maupun para mahasiswa dalam menyelesaikan tugas ak-hirnya yang berupa skripsi. Contoh.

2. Macam-macam Laporan Menurut Keraf

Telah disinggung sebelumnya bahwa ada laporan umum yang dibuat untuk kepen-tingan dunia usaha, dan ada pula laporan yang dibuat untuk kepenkepen-tingan


(40)

pendidik-an. Laporan-laporan umum (untuk perusahaan dan sebagainya) dapat dibagi-bagi lagi sesuai dengan bentuk dan maksudnya (Keraf, 1997: 287).

a. Laporan Berbentuk Memorandum

Dalam banyak hal laporan yang berbentuk memorandum (saran, nota, catatan pen-dek) mirip dengan laporan berbentuk surat, tetapi biasanya lebih singkat. Laporan berbentuk memorandum ini sering digunakan, dan biasanya digunakan untuk suatu laporan yang singkat dalam bagian-bagian suatu organisasi, atau antara atasan dan bawahan dalam suatu hubungan kerja. Walaupun memorandum sering mengandung konotasi “sesuatu yang bersifat darurat”, tetapi tidak selalu demikian halnya. Ada juga memorandum yang memang dipakai untuk meminta sesuatu bahan yang se-gera diperlukan, tetapi dapat juga terjadi bahwa bahan laporan yang diberikan me-lalui memorandum itu seringkali bermanfaat untuk suatu laporan yang bersifat for-mal.

b. Laporan Perkembangan dan Laporan Keadaan

Laporan perkembangan (progress report) pada prinsipnya berbeda dengan laporan keadaan (status report). Mula-mula istilah laporan perkembangan lebih populer, te-tapi dewasa ini istilah laporan keadaan juga sama populernya dengan laporan per-kembangan.

Menurut arti katanya laporan perkembangan adalah suatu macam laporan yang ber-tujuan untuk menyampaikan perkembangan, perubahan, atau tahap mana yang su-dah dicapai dalam usaha untuk mencapai tujuan atau sasaran yang telah ditentukan. Sebaliknya, laporan keadaan mengandung konotasi bahwa tujuan dari laporan itu adalah menggambarkan kondisi yang ada pada saat laporan itu dibuat.


(41)

Dengan demikian, perbedaan antara kedua macam laporan itu terletak dalam segi aksentuasinya. Laporan perkembangan lebih menekankan apa yang sudah terjadi dari permulaan sampai saat laporan itu dibuat, sedangkan laporan keadaan lebih menekankan kondisi yang ada sebagai akibat dari kejadian-kejadian yang telah di-capai sebelumnya sampai saat laporan itu dibuat. Oleh sebab itu, kedua laporan itu tidak perlu dianggap mengandung informasi yang sangat berbeda.

c. Laporan Berkala

Laporan berkala atau laporan periodik dapat dibedakan dari laporan-laporan lain berdasarkan tujuannya. Laporan semacam ini selalu dibuat dalam jangka waktu ter-tentu. Bila laporan ini dibuat dalam hubungan dengan sebuah proyek, maka dapat juga dinamakan laporan perkembangan. Dalam bentuk yang sederhana, laporan se-macam ini dapat dibuat dalam bentuk formulir-formulir isian atau dalam bentuk memorandum. Dari bentuk yang sederhana ini, dapat diadakan penyempurnaan, se-hingga dapat diperoleh bentuk yang jauh lebih kompleks berupa laporan tahunan. d. Laporan Laboratoris

Salah satu tujuan dari laporan laboratoris adalah menyampaikan hasil dari percoba-an atau kegiatpercoba-an ypercoba-ang dilakukpercoba-an dalam laboratorium. Oleh sebab itu, seringkali la-poran ini hanya memuat percobaan-percobaan yang telah dilakukan. Hasil-hasil percobaan dilaporkan tanpa referensi mengapa laporan itu dibuat. Dalam hal-hal tertentu, laporan itu bukan hanya menyajikan hasil kegiatan di laboratorium, tetapi juga harus menerapkan masalah-masalah khusus bahkan kegiatan-kegiatan yang di-inginkan. Pokok-pokok di bawah ini memperlihatkan unsur-unsur yang paling pen-ting dari suatu kerangka laporan laboratoris (Gorys Keraf, 1994: 290).


(42)

1) Halaman judul. 2) Objek atau tujuan.

3) Teori: menyangkut teori mana yang digunakan. 4) Metode: prosedur-prosedur yang ditempuh.

5) Hasil-hasil yang dicapai dalam percobaan ini dengan menggunakan metode di atas.

6) Diskusi atas hasil yang telah dicapai dalam percobaan. 7) Simpulan.

8) Apendiks. 9) Data asli.

e. Laporan Formal dan Semiformal

Laporan formal adalah laporan yang memenuhi persyaratan-persyaratan tertentu, sedangkan nadanya bersifat impersonal dan materinya disajikan dalam suatu pola struktur seperti yang terdapat dalam buku-buku. Dalam hubungannya dengan isti-lah-istilah laporan formal, maka perlu dibedakan pula beberapa istilah yang saling berkaitan yaitu, laporan formal, laporan semiformal, dan laporan nonformal.

Laporan formal, seperti telah dikemukakan sebelumnya, adalah laporan yang me-menuhi semua persyaratan yang akan disebutkan di bawah ini. Bila ada satu atau dua syarat di bawah ini tidak dipenuhi, maka laporan itu dinamakan laporan semi-formal. Sebaliknya, jika semua jenis laporan yang telah disebutkan di atas, dan ti-dak memenuhi persyaratan-persyaratan di bawah, dinamakan laporan nonformal. Dengan memperhitungkan pula nadanya yang bersifat impersonal dan bahasa yang standar, maka laporan formal, laporan semiformal, dan laporan nonformal


(43)

merupa-kan laporan yang bersifat resmi (formal). Bila laporan itu bersifat pribadi dan ben-tuknya mana suka sesuai dengan keinginan penulis maka laporan itu bersifat tidak resmi atau laporan informal.

Ciri-ciri umum yang dijadikan pegangan untuk menetapkan apakah sebuah laporan merupakan laporan formal menurut Gorys Keraf (1994: 291), adalah sebagai be-rikut.

1) Harus ada halaman judul.

2) Biasanya ada sebuah surat penyerahan.

3) Walaupun tidak panjang, sebuah laporan formal selalu memiliki sebuah daftar isi.

4) Ada sebuah ikhtisar (kadang-kadang abstrak) yang mengawali laporan. 5) Ada bagian yang disebut pendahuluan, sebagai suatu informasi awal bagi Pembaca.

6) Bila ada simpulan dan saran biasanya diberi judul sendiri.

7) Isi laporan yang terdiri dari judul-judul dengan tingkat yang berbeda. 8) Nada yang digunakan adalah nada resmi, gayanya bersifat impersonal.

9) Kalau perlu laporan formal disertai pula tabel-tabel dan angka-angka, baik yang terjalin dalam teks laporan, maupun dikumpulkan atau dilampirkan dalam suatu bagian tersendiri.

10) Laporan formal biasanya didokumentasikan secara khusus.

Kadangkala laporan formal tidak harus mengikuti semua persyaratan di atas, tetapi yang paling penting adalah bentuk dan nadanya. Sebuah laporan formal dilihat dari tujuannya dapat merupakan laporan berkala, laporan perkembangan atau laporan


(44)

keadaan. Bentuk yang akan menjadi ciri sebuah laporan formal adalah ciri sebagai-mana terdapat pada sebuah buku yaitu, sampul, halaman judul, surat penyerahan, daftar isi, pendahuluan, isi laporan, simpulan, apendiks, dan bibliografi.

3. Macam-macam Laporan Menurut Hasnun

Hasnun membagi macam-macam laporan ke dalam tiga jenis (Hasnun, 2004: 52), yaitu sebagai berikut.

a. Laporan Hasil Penelitian

Laporan penelitian adalah laporan yang menyampaikan hasil penelitian yang telah dilakukan sesuai ketentuan yang telah ditetapkan berdasarkan jenis dan tujuan pe-nelitian. Laporan penelitian dapat juga dikatakan bentuk komunikasi timbal balik antara penyusun laporan dengan pembaca. Laporan hasil penelitian dikatakan baik apabila memenuhi hal-hal berikut.

1) Laporan hendaknya komunikatif, jelas, dan dapat dipahami. Pengertian komuni-katif, yaitu isi laporan dapat menyatukan antara penyusunan laporan dengan pi-hak yang dituju (pembaca). Jelas maksudnya, tidak membingungkan, tidak me-nyulitkan pembaca, dan setiap materi yang disajikan mudah dipahami.

2) Isi laporan disusun secara sistematis, yaitu disusun berdasarkan urutan sesuai da-ta.

3) Bahasa laporan harus jelas dan sistematis, yaitu bahasa yang digunakan tidak berbelit-belit, langsung kepada inti persoalan, dan menghindari penggunaan ka-limat yang panjang dan membingungkan.

4) Bentuk, isi, dan gaya laporan harus sesuai, yaitu antara bentuk dan isi harus sa-ling mendukung.


(45)

5) Semua yang dilaporkan berdasarkan data yang jelas dan dapat dibuktikan ke-benarannya. Oleh sebab itu, sangat dibutuhkan kejujuran, ketelitian, dan kecer-matan.

b. Laporan Hasil Kegiatan

Laporan kegiatan merupakan suatu ikhtisar tentang hal ikhwal pelaksana suatu ke-giatan, yang harus disampaikan oleh pembina kepada pihak yang memberi tugas se-bagai pertanggungjawaban. Laporan ini berisikan segala hasil kegiatan yang dilaku-kan, seperti rapat, seminar, dan diskusi. Kegiatan tersebut kemudian dilaporkan ha-silnya. Laporan kegiatan terbagi atas tiga bentuk, yaitu sebagai berikut.

1) Laporan Hasil Rapat

Laporan hasil rapat yang berkenaan dengan materi rapat dan tujuan rapat. Dalam ra-pat ada ketua, sekertaris atau notulis, peserta dan pembawa acara, ada juga rara-pat tanpa pembawa acara, langsung pimpinan rapat.

2) Laporan Hasil Seminar

Seminar adalah kegiatan persidangan atau pertemuan untuk membahas masalah ter-tentu yang disajikan oleh pakar dalam bidang terter-tentu. Pengaturan komposisi atau denah seminar dapat disesuaikan dengan luas ruang. Hal yang perlu diperhatikan adalah penyaji dan peserta duduk berhadapan.

3) Laporan Hasil Diskusi

Diskusi adalah kegiatan untuk menyelesaikan masalah. Dalam diskusi dibutuhkan perangkat seperti ketua, sekretaris/notulis dan moderator. Apa saja yang dibicara-kan dalam diskusi nantinya adibicara-kan ditulis oleh notulis dalam bentuk laporan.


(46)

c. Laporan Perjalanan

Laporan perjalanan merupakan laporan berdasarkan pengamatan dan pengalaman pada tempat tertentu yang dikunjungi. Tema atau topik laporan berdasarkan tujuan atau temuan yang menarik di tempat yang dikunjungi, misalnya berkunjung ke se-kolah di Bali. Seseorang boleh melaporkan mulai dari persiapan sampai di sese-kolah A di Bali, atau ada sisi tertentu yang perlu di tulis sebagai laporan perjalanan se-perti kegiatan kesenian di sekolah A tersebut, kegiatan ekstrakulikuler, kegiatan olahraga, pelaksanaan KBK, dan hal-hal yang menarik lainnya. Hal tersebut boleh secara keseluruhan, dan boleh sebagian, yang penting menarik, bermanfaat untuk pembaca, dan dapat dikembangkan bagi yang berkunjung (Hasnun, 2004: 64). Dengan pertimbangan bahwa pembagian macam-macam laporan berbeda-beda me-nurut para pakar, maka penulis lebih tertarik untuk mengacu pada teori yang mem-bagi laporan atas tiga jenis, yaitu: (1) laporan penelitian; (2) laporan kegiatan yang meliputi: laporan hasil rapat, laporan hasil seminar, dan laporan hasil diskusi; (3) la-poran perjalanan (Hasnun, 2004: 53-72), khususnya mengenai lala-poran perjalanan. 2.3 Laporan Perjalanan

Laporan perjalanan merupakan laporan yang dibuat berdasarkan pengalaman se-waktu melakukan perjalanan, yaitu perjalanan secara pribadi maupun kelompok. Secara pribadi, misalnya berkunjung ke rumah saudara, teman, ke tempat rekreasi, dan tempat-tempat lain. Perjalanan secara kelompok, misalnya kunjungan ke objek-objek wisata yang dilakukan oleh beberapa siswa sebagai tugas atau program se-kolah (Wahono, 2007: 40).


(47)

Juhara (dalam Wardani, 2008) mengemukakan bahwa laporan perjalanan merupa-kan salah satu bentuk laporan yang berisi kegiatan seseorang dalam melakumerupa-kan per-jalanan ke suatu tempat yang dikunjunginya.Sejalan dengan pendapat Juhara, Soe-gito(dalam Wardani, 2008) menyimpulkan bahwa laporan perjalanan harusber-dasarkan pengamatan,pengalaman,danobservasi langsung pada tempat tertentu yang kita kunjungi.

Laporan perjalanan adalah penyajian fakta berbentuk informasi tentang perjalanan yang dilakukan oleh seseorang atau kelompok orang. Sebuah laporan dapat dikata-kan sebagai laporan perjalanan, apabila di dalamnya terdapat seseorang atau kelom-pok yang melakukan perjalanan, proses perjalanan, dan informasi selama dalam perjalanan.

Berdasarkan beberapa pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa laporan per-jalanan adalah laporan yang berisi kegiatan seseorang atau sekelompok orang da-lam melakukan perjalanan ke suatu tempat yang didasarkan pada pengamatan, pe-ngalaman, dan observasi langsung terhadap tempat yang dikunjungi. Laporan jalanan dapat berisi persiapan sebelum perjalanan dilakukan, kegiatan selama per-jalanan berlangsung, serta tujuan yang didapat setelah perper-jalanan berlangsung. Menulis laporan adalah melakukan kegiatan menulis berdasarkan suatu kegiatan yang telah dilakukan. Kegiatan yang telah dilakukan itu bisa berupa mengamati su-atu objek, mengamati susu-atu kegiatan ekonomi, industri, upacara peresmian atau pe-ristiwa lainnya (Wahono,2007: 40).


(48)

Dalam penelitian ini, penulis akan meneliti laporan perjalanan dengan membatasi jenis laporan perjalanan yang ditulis dalam bentuk karangan. Berikut adalah contoh laporan perjalanan yang ditulis oleh siswa kelas VIII SMP Negeri 3 Gedong Tataan.

Jalan Sehat

Nama saya Neti Parwati. Pada tanggal 16 Juni 2011, di sekolah saya mengadakan jalan sehat bersama. Seluruh siswa-siswi SMPN 3 Gedong Tataan dan para guru ikut dalam rangka jalan sehat ini. Saya dan teman-teman jalan bersama, tetapi se-sampainya di sana saya dan teman-teman saya lelah sekali karena perjalanan dari sekolah ke air terjun sangat jauh. Setibanya di sana, saya dan teman-teman beristira-hat sambil menikmati pemandangan air terjun yang sangat indah, tetapi saya dan teman-teman tidak mandi karena di sana ramai sekali. Saya sangat senang bisa me-lihat pemandangan air terjun yang sangat indah dan bagus karena itu semua adalah ciptaan Allah. Setelah saya dan teman-teman beristirahat, seluruh siswa-siswi SMPN 3 Gedong Tataan serta para guru segera pulang. Namun, saat pulang saya dan te-man-teman berpisah. Saya hanya jalan berdua dengan teman saya yang bernama Sella. Setelah sampai di sekolah, saya dan Sella duduk sambil meluruskan kaki su-paya tidak pegal-pegal. Pukul 10.45 seluruh siswa-siswi SMPN 3 Gedong Tataan sampai di sekolah, karena ada acara pembagian hadiah supaya kita semua senang dan tidak merasa lelah. Sekian laporan perjalanan dari saya.

2.3.1 Sistematika Laporan Perjalanan

Terdapat beberapa ragam penulisan laporan, yaitu ada laporan yang ditulis dalam bentuk resmi, setengah resmi, dan tidak resmi atau dalam bentuk singkat. Laporan yang ditulis berdasarkan pengalaman, perjalanan, misalnya bepergian ke suatu tem-pat atau melakukan perjalanan bersama keluarga atau teman, laporannya dibuat da-lam bentuk yang bebas, bisa berbentuk paparan, sederhana dan mengenai hal-hal yang penting saja. Biasanya laporan hasil perjalanan ditulis dalam bentuk karangan (paragraf).

Ada pula laporan perjalanan yang ditulis dalam bentuk yang agak lengkap, yaitu perjalanan yang dilakukan merupakan kegiatan resmi lembaga, misalnya karya-wisata yang dilaksanakan oleh sekolah, dan perjalanan rombongan studi banding


(49)

lembaga ke lembaga lain. Biasanya kegiatan seperti itu laporannya ditulis dengan menggunakan sistematika yang agak lengkap (Wahono, 2007: 2). Laporan perjalan-an yperjalan-ang ditulis dalam bentuk yperjalan-ang agak lengkap, sistematikperjalan-anya adalah sebagai be-rikut.

A. Pendahuluan

1. Latar Belakang Kegiatan 2. Tujuan Kegiatan

3. Waktu kegiatan 4. Pelaksana

B. Pelaksanaan Kegiatan C. Hasil Kegiatan

D. Penutup

Laporan perjalanan dapat pula ditulis dalam bentuk singkat yang biasanya berupa karangan atau paragraf, dan di dalamnya terdapat bagian-bagian pembuka, isi, dan penutup. Berikut merupakan sistematika dalam laporan perjalanan berbentuk ka-rangan (Wahono, 2007: 7).

1. Bagian Pembuka/Pendahuluan

Bagian pembuka dalam laporan perjalanan berisi pemaparan waktu kegiatan per-jalanan, lokasi dan tujuan perper-jalanan, serta dapat pula dituliskan persiapan-persiapan sebelum melakukan perjalanan. Berikut merupakan contoh bagian pendahuluan pa-da sebuah laporan perjalanan.

Liburan semester yang lalu aku bersama adikku berkunjung ke rumah nenek. Hari Minggu tepatnya tanggal 4 Desember 2006, pagi-pagi aku dan adikku mempersiapkan segala sesuatu yang akan kami bawa. Sepeda baru kami yang baru saja dibelikan oleh ayah aku periksa pada bagian-bagian yang rawan rusak.


(50)

Makanan kecil dan minuman yang dipersiapkan oleh ibu, aku masukkan ke da-lam ransel. Kami mempersiapkan bekal yang cukup karena rumah nenek sangat jauh berjarak 25 km dan berada di desa. Tepat pukul 09.00 WIB, aku dan adikku berangkat dari rumah dengan terlebih dahulu berpamitan pada ayah dan ibu (Wahono, 2007: 3).

Pada penggalan pendahuluan laporan perjalanan di atas, telah dituliskan secara lengkap. Terdapat waktu diadakannya kegiatan perjalanan, yaitu pada hari Minggu, tanggal 4 Desember 2006 tepat pukul 09.00 WIB. Lokasi dan tujuan perjalanannya pun dituliskan secara jelas, yaitu pergi ke rumah nenek yang berada di desa berjarak 25 km untuk berlibur. Selain itu, dituliskan pula persiapan-persiapan sebelum mela-kukan perjalanan. Dapat dikatakan bahwa bagian awal/pendahuluan laporan per-jalanan tersebut sudah dituliskan dengan baik.

2. Bagian Isi

Bagian isi sebuah laporan perjalanan yang berupa karangan yaitu, menceritakan ke-giatan sejak awal melakukan perjalanan sampai perjalanan selesai. Misalnya, hal-hal apa saja yang yang ditemui danmenarik selama melakukan perjalanan. Berikut merupakan contoh bagian isi pada sebuah laporan perjalanan.

Di sepanjang perjalanan kami menikmati pemandangan yang sangat menakjub-kan. Di kanan kiri jalan terdapat pohon-pohon besar berjajar. Pukul 12.00 WIB, kami berhenti sejenak melepaskan lelah sambil menikmati makanan kecil dan minuman. Tak lama berselang, muncul beberapa teman sekolahku yang kebetul-an akkebetul-an berlibur juga ke tempat saudarkebetul-anya di desa ykebetul-ang tidak jauh dari tempat nenek. Kami melanjutkan perjalanan dengan bersepeda bersama. Kami saling bercerita dan bercanda. Kami berjanji nanti kalau pulang mau bersamaan kem-bali.

Tepat pukul 14.00 WIB kami sampai di rumah nenek. Kami disambutnya de-ngan gembira. Kami langsung diajak ke ruang makan untuk makan bersama. Se-lesai makan, nenek mengajakku ke belakang rumah mengambil beberapa buah: rambutan, mangga, dan durian. Kami gembira sekali. Kami diajak menginap be-berapa hari. Senang rasanya kami mempunyai nenek yang perhatian (Wahono, 2007: 3).


(51)

Isi laporan perjalanan tersebut, dituliskan dengan runtut dari awal melakukan jalanan sampai perjalanan selesai. Isinya sesuai dengan tema, yaitu kegiatan per-jalanan berlibur ke rumah nenek. Setiap peristiwa dituliskan secara jelas dan runtut, serta dengan bahasa yang cukup menarik. Pada isi laporan perjalanan tersebut, di-tuliskan hal-hal dan kegiatan apa saja yang ditemui selama perjalanan. Dengan de-mikian, isi laporan perjalanan tersebut termasuk kategori baik.

3. Bagian Akhir/Penutup

Bagian penutup sebuah laporan perjalanan yang ditulis dalam bentuk karangan be-risi kesan-kesan selama melakukan perjalanan, manfaat apa saja yang didapat dari melakukan sebuah perjalanan tersebut, dan dapat pula berisi ucapan terima kasih kepada pihak-pihak yang ikut melaksanakan perjalanan, serta kalimat penutup poran perjalanan. Berikut merupakan contoh bagian akhir/penutup pada sebuah la-poran perjalanan.

Kegiatan berkunjung ke TMII merupakan kegiatan yang menyenangkan. Kami sangat bergembira atas terlaksananya kegiatan ini. Kegiatan ini mampu mem-berikan bekal dan pengalaman kepada kami. Kami merasa sangat perlu kalau ke-giatan seperti ini dilaksanakan setiap tahun (Wahono, 2007: 5).

Pada bagian akhir yang merupakan penutup laporan perjalanan di atas, telah ditulis-kan kesan yang dirasaditulis-kan setelah melakuditulis-kan perjalanan, dan manfaat yang diper-oleh dari diadakannya kegiatan perjalanan. Namun, tidak terdapat kalimat penutup laporan perjalanan yang paling akhir dan menandakan laporan itu selesai, serta tidak dituliskan ucapan-ucapan terima kasih kepada pihak-pihak yang turut di dalam ke-giatan tersebut sehingga membuat penutup laporan perjalanan tersebut kurang leng-kap.


(52)

2.3.2 Bahasa Laporan

Bahasa yang digunakan dalam sebuah laporan haruslah bahasa yang baik, jelas, dan teratur. Bahasa yang baik dalam sebuah laporan tidak berarti bahwa laporan itu ha-rus menggunakan gaya bahasa yang penuh hiasan. Namun, sekurang-kurangnya da-ri segi sintaksis bahasanya teratur, jelas memperlihatkan hubungan yang baik an-tara satu kata dengan kata yang lain, dan anan-tara satu kalimat dengan kalimat yang lain (Keraf, 1994: 298). Oleh karena itu, agar pesan atau informasi yang disampai-kan dalam laporan itu dapat dipahami secara tepat, bahasa yang digunadisampai-kan harus bersifat efektif.

Kaidah komposisi yang berkaitan dengan penulisan laporan meliputi, pemakaian ejaan, pemilihan kata, penyusunan kalimat, dan penyusunan paragraf (Mustakim, 1994: 237). Berikut merupakan aspek-aspek kebahasaan dalam laporan perjalanan. 1. Pemakaian Ejaan

Ejaan adalah peraturan penggambaran atau perlambangan bunyi ujar suatu bahasa. Bunyi ujar ada dua unsur, yaitu segmental dan suprasegmental, maka ejaan pun menggambarkan/melambangkan kedua unsur bunyi ujar tersebut. Ejaan adalah se-perangkat aturan tentang cara menuliskan bahasa dengan menggunakan huruf, kata, dan tanda baca sebagai sarananya. Ejaan merupakan kaidah yang harus dipatuhi oleh pemakai bahasa demi keteraturan dan keseragaman bentuk. Ejaan yang berlaku sekarang dinamakan Ejaan yang Disempurnakan (EYD). Ini berarti ejaan meme-gang peranan penting dalam karangan. Oleh karena itu, agar tulisan kita mengikuti kaidah penulisan yang benar, dalam membuat karangan kita harus berpedoman


(53)

ke-pada Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan (Pusat Bahasa, 2011: 5).

Hal yang tercakup dalam penggunaan ejaan adalah pemakaian huruf, penulisan hu-ruf, penulisan kata, penulisan unsur serapan, dan pemakaian tanda baca. Aspek-aspek ketepatan penggunaan ejaan yang diteliti dalam kemampuan menulis laporan perjalanan adalah penggunaan huruf kapital, penulisan kata, dan pemakaian tanda baca. Berikut merupakan kaidah penulisan huruf kapital, penulisan kata, dan pe-makaian tanda baca (Pusat Bahasa, 2001: 14-53).

A.Pemakaian Huruf Kapital atau Huruf Besar

1) Huruf kapital atau huruf besar dipakai sebagai huruf pertama kata pada awal kalimat. Misalnya: Kita harus bekerja keras.

2) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama petikan langsung. Misalnya:“Ke-marin engkau terlambat,” katanya.

3) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama dalam ungkapan yang berhubu-ngan deberhubu-ngan nama Tuhan dan kitab suci, termasuk kata ganti untuk Tuhan. Mi-salnya: Tuhan akan menunjukkan jalan yang benar kepada hamba-Nya. 4) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama gelar kehormatan,

keturun-an, dan keagamaan yang diikuti nama orang. Misalnya: Sultan Hasanuddin. 5) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama jabatan dan pangkat

yang diikuti nama orang atau yang dipakai sebagai pengganti nama orang ter-tentu, nama instansi, atau nama tempat. Misalnya: Wakil Presiden Adam Malik, Perdana Menteri Nehru, dan Gubernur Irian Jaya.


(54)

6) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur-unsur nama orang. Misal-nya: Amir Hamzah.

7) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa, suku bangsa, dan bahasa. Misalnya: bangsa Indonesia, suku Sunda, dan bahasa Inggris.

8) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama tahun, bulan, hari, hari raya, dan peristiwa sejarah. Misalnya: tahun Hijriah, bulan Agustus, hari Jumat, ha-ri Natal, dan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia.

9) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama Geografi. Misalnya: Asia Tenggara, Lembah Baliem, Cirebon, dan Kali Brantas.

10) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama semua unsur nama negara, lem-baga pemerintah dan ketatanegaraan, serta nama dokumen resmi kecuali kata seperti dan. Misalnya: Republik Indonesia, Majelis Permusyawaratan Rakyat, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

11) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama setiap unsur bentuk ulang sem-purna yang terdapat pada nama badan, lembaga pemerintah dan ketatanegara-an, serta dokumen resmi. Misalnya: Perserikatan Bangsa-Bangsa, Yayasan Il-mu-Ilmu Sosial, dan Undang-Undang Dasar Republik Indonesia.

12) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama semua kata (termasuk semua un-sur kata ulang sempurna) di dalam nama buku, majalah, un-surat kabar, dan judul karangan, kecuali kata seperti di, ke, dari, dan, yang, dan untuk yang tidak ter-letak pada posisi awal. Misalnya: Saya telah membaca buku Dari Ave Maria ke Jalan Lain ke Roma.

13) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur singkatan nama gelar, pang-kat, dan sapaan. Misalnya: Dr., Prof., dan Ny.


(55)

14) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata penunjuk hubungan kekera-batan seperti bapak, ibu, saudara, kakak, adik, dan paman yang dipakai dalam penyapaan dan pengacuan. Misalnya: Adik bertanya, “Itu apa, Bu?”

15) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata ganti Anda. Misalnya: Surat Anda telah kami terima.

B.Penulisan Kata

Dalam kaidah penulisan kata terdapat beberapa macam ketentuan penulisan kata se-perti, kata dasar yang ditulis sebagai satu kesatuan, kata turunan (imbuhan dan ga-bungan kata), bentuk ulang, gaga-bungan kata, kata ganti (–ku, kau-, -mu, dan –nya), kata depan (di, ke, dan dari), kata si dan sang, partikel, singkatan dan akronim, dan angka dan bilangan.

Misalnya:

Buku itu sangat tebal. mempermainkan (imbuhan)

bertepuk tangan, menggarisbawahi (gabungan kata) anak-anak

Bukuku, bukumu, dan bukunya tersimpan di perpustakaan. Kain itu terletak di dalam lemari.

Harimau itu marah sekali kepada sang Kancil. Siapakah gerangan dia?


(56)

C.Pemakaian Tanda Baca 1) Tanda Titik

Tanda titik dipakai pada akhir kalimat yang bukan pertanyaan atau seruan, dan dipakai untuk memisahkan angka, jam, menit, dan detik yang menunjukkan wak-tu.

Misalnya:

Ayahku tinggal di Solo.

Pukul 1.35.20 (pukul 1 lewat 35 menit 20 detik) 2) Tanda Koma

Tanda koma dipakai di antara unsur-unsur dalam suatu perincian atau pem-bilangan, memisahkan anak kalimat dari induk kalimat jika anak kalimat itu mendahului induk kalimatnya, dipakai dibelakang kata penghubung antarkalimat yang terdapat pada awal kalimat, serta memisahkan petikan langsung dari bagi-an lain dalam kalimat.

Misalnya:

Saya membeli kertas, pena, dan tinta. Kalau hari hujan, saya tidak akan datang. Oleh karena itu, kita harus berhati-hati. Kata Ibu, “Saya gembira sekali.” 3) Tanda Tanya

Tanda tanya dipakai pada akhir kalimat tanya dan dipakai juga di dalam tanda kurung untuk menyatakan bagian kalimat yang disangsikan atau yang kurang da-pat dibuktikan kebenarannya.


(57)

Misalnya:

Kapan ia berangkat?

Ia dilahirkan pada tahun 1683 (?) 4) Tanda Seru

Tanda seru dipakai sesudah uangkapan atau pernyataan yang berupa seruan atau perintah yang menggambarkan kesungguhan, ketidakpercayaan, atau pun rasa emosi yang kuat.

Misalnya:

Bersihkan kamar itu sekarang juga! 5) Tanda Petik

Tanda petik mengapit petikan langsung yang berasal dari pembicaraan dan nas-kah atau bahan tertulis lain, mengapit judul (syair, karangan, atau bab buku yang dipakai dalam kalimat), mengapit istilah ilmiah atau kata yang mempunyai arti khusus, dan mengikuti tanda baca yang mengakhiri petikan langsung.

Misalnya:

“Saya belum siap,” kata Mira, “tunggu sebentar!” Sajak “Berdiri Aku” terdapat pada halaman 5 buku itu.

Ia bercelana panjang yang di kalangan remaja dikenal dengan nama “cutbrai”. 2. Paragraf

Sebagai suatu bentuk pengungkapan gagasan, sebuah paragraf yang baik hendaknya dapat memenuhi dua kriteria atau persyaratan, yaitu sebagai berikut.

a. Kesatuan

Setiap paragraf hanya mengandung satu gagasan pokok atau satu topik. Fungsi pa-ragraf ialah mengembangkan topik tersebut. Oleh sebab itu, dalam


(58)

pengembangan-nya tidak boleh terdapat unsur-unsur yang sama sekali tidak berhubungan dengan topik atau gagasan pokok tersebut. Jadi, satu paragraf hanya boleh mengandung sa-tu gagasan pokok atau topik. Semua kalimat dalam paragraf harus membicarakan gagasan pokok tersebut.

Paragraf dianggap mempunyai kesatuan, jika kalimat-kalimat dalam paragraf itu ti-dak terlepas dari topiknya atau selalu relevan dengan topik. Semua kalimat terfokus pada topik dan mencegah masuknya hal-hal yang tidak relevan (Akhadiah, 1988: 148).

b. Kepaduan

Syarat kedua yang harus dipenuhi oleh sebuah paragraf ialah koherensi atau kepa-duan. Kepaduan paragraf dapat diketahui dari susunan kalimat yang sistematis, lo-gis, dan mudah dipahami (Mustakim, 1994: 116). Satu paragraf bukanlah merupa-kan kumpulan atau tumpumerupa-kan kalimat yang masing-masing berdiri sendiri atau ter-lepas, tetapi dibangun oleh kalimat-kalimat yang mempunyai hubungan timbal ba-lik. Urutan pikiran yang benar, akan memperlihatkan adanya kepaduan. Jadi, kepa-duan atau koherensi dititikberatkan pada hubungan antara kalimat dengan kalimat. Kepaduan dalam sebuah paragraf dibangun dengan memperhatikan pemerinciandan urutan isi paragraf secara kronologis (urutan waktu), secara logis (sebab-akibat, akibat-sebab, khusus-umum, umum-khusus), menurut urutan ruang (spasial), dan menurut proses. Selain itu, unsur kebahasaan yang digambarkan dengan repetisi atau pengulangan kata kunci, kata ganti, kata transisi atau ungkapan penghubung, dan paralelisme (Akhadiah, 1988: 150).


(59)

Contoh:

Pagi hari, pukul 04.30 kami sampai di Jakarta dan singgah terlebih dahulu di Masjid Istiqlal Jakarta. Perjalanan kami lanjutkan menuju ke penginapan, yaitu kompleks Cibubur. Kami beristirahat selama 3 jam melakukan kegiatan mandi dan makan pagi. Pukul 09.30 WIB, kami menuju ke Taman Mini Indonesia dah (TMII). Di sana kami mengunjungi berbagai anjungan daerah-daerah di In-donesia. Kami sangat takjub dan bangga melihat keanekaragaman budaya bang-sa Indonesia lewat TMII. Kami di TMII bang-sampai pukul 12.00 WIB, lalu kami ber-istirahat dan makan siang. Perjalanan kami lanjutkan ke kebun binatang Ragu-nan. Di sana kami melihat berbagai satwa yang ada di Indonesia. Tepat pukul 16.00 WIB, kami kembali ke penginapan dan keesokan harinya kami melanjut-kan perjalanan ke Taman Impian Jaya Ancol, Museum Dirgantara, dan objek-objek wisata lainnya di Jakarta. Saya dan kawan-kawan mengumpulkan data dari tempat-tempat tersebut. Esok harinya, tanggal 3 Juli 2007, kami dan rombongan meninggalkan kota Jakarta kembali ke rumah.

Penggalan paragraf pada laporan perjalanan tersebut merupakan paragraf yang me-menuhi syarat kesatuan dan kepaduan isi. Paragraf memiliki satu kesatuan ide, yaitu memiliki satu ide pokok yang diikuti kalimat-kalimat penjelas yang mendukung ide pokok paragraf tersebut. Selain itu, paragraf tersebut memiliki kepaduan. Setiap ka-limat disusun secara sistematis, logis, dan mudah dipahami, serta kaka-limat-kaka-limat mempunyai hubungan timbal balik.

3. Kalimat Efektif

Kalimat efektif merupakan suatu jenis kalimat yang dapat memberikan efek ter-tentu dalam komunikasi. Efek yang dimaksudkan dalam hal ini adalah kejelasan in-formasi. Keefektifan sebuah kalimat tidak hanya ditentukan oleh kejelasan infor-masinya, tetapi juga oleh kelengkapan unsur-unsurnya. Dalam hal ini, kalimat di-katakan memiliki unsur yang lengkap jika sekurang-kurangnya mengandung unsur subjek (S) dan unsur predikat (P). Kalimat efektif memiliki beberapa kriteria yang antara lain meliputi kelengkapan, kesejajaran (bentuk dan makna), kehematan, dan variatif (Mustakim, 1994: 86).


(60)

Kalimat yang efektif adalah kalimat yang memenuhi syarat-syarat, yaitu sebagai be-rikut.

1) Secara tepat dapat mewakili gagasan atau perasaan pembicara atau penulis. 2) Sanggup menimbulkan gagasan yang sama tepatnyadalam pikiran pendengar

atau pembaca seperti yang dipikirkan oleh pembicara atau penulis (Keraf, 1994: 36).

Kalimat yang benar dan jelas akan dengan mudah dipahami orang lain secara tepat. Kalimat yang demikian disebut kalimat efektif. Sebuah kalimat efektif haruslah me-miliki kemampuan untuk menimbulkan kembali gagasan-gagasan pada pikiran pen-dengar atau pembaca seperti apa yang terdapat pada pikiran penulis atau pembicara (Akhadiah, 1988: 116).

Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mengungkapkan gagasan pemakainya se-cara tepat dan dapat dipahami oleh pendengar atau pembaca sese-cara tepat pula, kalau gagasan yang disampaikan sudah tepat, pendengar atau pembaca dapat memahami pikiran tersebut dengan mudah, jelas, dan lengkap seperti apa yang dimaksud oleh penulis atau pembicaranya. Akan tetapi, kadang-kadang harapan itu tidak tercapai karena ada sebagian lawan bicara atau pembaca tidak memahami apa maksud yang diucapkan atau yang dituliskan.

Menurut Keraf (1997:35) kalimat yang efektif memiliki kemampuan atau tenaga untuk menimbulkan kembali gagasan-gagasan pada pikiran pendengar atau pemba-ca identik dengan apa yang dipikirkan pembipemba-cara atau penulis. Disamping itu, kali-mat yang efektif selalu tetap berusaha agar gagasan pokok selalu mendapat tekanan atau penonjolan dalam pikiran pembaca atau pendengar.


(1)

(2)

. SIMPULAN DAN SARAN

1.1 Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian di SMP Negeri 3Jati Agung Lampung Selatan Tahun Pelajaran 2011/2012 dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut.

1) Kemampuan menulis laporan perjalanan ditinjau dari faktor sistematika pe-nulisan laporan perjalanan pada siswa kelas VIII SMP Negeri 3Jati Agung Lampung Selatan tergolong dalam kategori baik. Hal ini dapat diihat dari nilai rata-rata kemampuan siswa secara keseluruhan, yaitu 80,72. Nilai rata-rata masing-masing aspek adalah aspek pendahuluan, nilai rata-rata kemampuan siswa, yaitu 80,20 tergolong dalam kategori baik. Aspek isi, nilai rata-rata ke-mampuan siswa, yaitu 76,56 tergolong dalam kategori baik dan aspek penutup, nilai rata-rata kemampuan siswa 85,41 tergolong dalam kategori sangat baik. 2) Kemampuan menulis laporan perjalanan ditinjau dari faktor kebahasaan dalam

laporan perjalanan pada siswa kelas VIII SMP Negeri 3Jati Agung Lampung Selatan tergolong dalam kategori cukup. Hal ini dapat diihat dari nilai rata-rata kemampuan siswa secara keseluruhan, yaitu 56,25. Nilai rata-rata masing-masing aspek adalah aspek penggunaan kalimat efektif, nilai rata-rata kemam-puan siswa, yaitu 59,37 tergolong dalam kategori cukup. Aspek paragraf yang berkaitan dengan kesatuan dan kepaduan isi, nilai rata-rata kemampuan siswa, yaitu 70,83 tergolong dalam kategori baik, dan aspek penggunaan ejaan, nilai rata-rata kemampuan siswa, yaitu 38,02 tergolong dalam kategori sangat ku-rang.


(3)

3) Kemampuan menulis laporan perjalanan pada siswa kelas VIII SMP Negeri 3Jati Agung Lampung Selatan tergolong dalam kategori cukup. Hal ini dapat di-lihat dari nilai rata-rata kemampuan siswa secara keseluruhan, yaitu 68,48. 4) Kemampuan menulis laporan perjalanan ditinjau dari faktor sistematika

pe-nulisan laporan perjalanan lebih tinggi daripada faktor kebahasaan. Faktor sis-tematika penulisan laporan perjalanan nilai rata-rata kemampuan siswa secara keseluruhan, yaitu 80,72 sedangkan faktor kebahasaan nilai rata-rata kemam-puan siswa secara keseluruhan, yaitu 56,25.

1.2 Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, penulis menyampaikan beberapa sa-ran, sebagai berikut.

1) Hasil kemampuan ini membuktikan bahwa rata-rata kemampuan siswa dalam menulis laporan perjalanan pada faktor sistematika penulisan laporan perjalan-an, terutama pada aspek isi paling rendah bila dibandingkan dengan aspek yang lain, sedangkan pada faktor kebahasaan dalam laporan perjalanan, aspek peng-gunaan ejaan mendapatkan skor pemerolehan paling rendah. Oleh sebab itu, penulis menyarankan agar siswa mempelajari lebih giat pokok bahasan tentang tata cara menulis laporan perjalanan yang baik terutama aspek penulisan ejaan dalam menulis laporan perjalanan.

2) Kepada guru Bahasa Indonesia SMP Negeri 3Jati Agung Lampung Selatandi-harapkan lebih memperhatikan mutu pelajaran khususnya pembelajaran me-ngenai menulis laporan perjalanan terutama pada faktor kebahasaan, yaitu as-pek penggunaan kalimat efektif dan penggunaan ejaan, karena berdasarkan


(4)

ha-sil penelitian kemampuan siswa menggunakan kalimat efektif tergolong kate-gori cukup, dan penggunaan ejaan masih tergolong sangat kurang.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Akhadiah, Sabarti, dkk. 1988. Pembinaan Kemampuan Menulis Bahasa

Indonesia. Jakarta: Erlangga.

Finoza, Lamuddin. 2009. Komposisi Bahasa Indonesia. Jakarta: Diksi Insan Mulia.

Hasnun, Anwar. 2004. Pedoman dan Petunjuk Praktis Karya Tulis. Yogyakarta: Absolut.

Iskak, Ahmadi dan Yustinah. 2008. Bahasa Indonesia Tataran Unggul untuk

SMK dan MAK Kelas XII. Jakarta: Erlangga.

Keraf, Gorys. 1994. Komposisi. Ende Flores: Nusa Indah.

Kusumah, Wijaya. 2011. Mengenal Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Indeks. Margono. 2007. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.

Mustakim. 1994. Membina Kemampuan Berbahasa. Jakarta: Gramedia Pustaka

Utama.

Nurjamal, Daeng, dkk. 2011. Terampil Berbahasa Menyusun Karya Tulis Akademik,

Memandu Acara (MC-Moderator), dan Menulis Surat. Bandung: Alfabeta.

Parera, J.D. 1993. Menulis Tertib dan Sistematik. Jakarta: Erlangga. Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen Nasional. 2001.

Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan dan

Pedoman Umum Pembentukan Istilah. Bandung: Yrama Widya.

Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif dan

Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Suparno, dkk. 2009. Keterampilan Dasar Menulis. Jakarta: Universitas Terbuka, Departemen Pendidikan Nasional.

Suriamiharja, Agus, dkk. 1996. Petunjuk Praktis Menulis. Jakarta: Depdikbud Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah Bagian Proyek Penataran Guru SLTP Setara D-III.


(6)

Tarigan, H.G. 1994. Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.

Wahono. 2007. Bahasa Indonesia untuk SMP/MTS Kelas VIII. Bandar Lampung:

Gita Perdana.

Unila. 2011. Format Penulisan Karya Ilmiah. Bandar Lampung: Universitas Lampung.

Wiyanto, Asul. 2004. Terampil Menulis Paragraf. Jakarta: Grasindo. http://odazzander.blogspot.com/2011/11/definisi-laporan-perjalanan.html

Diunduh Jumat, 25 November 20011.

http://klikbelajar.com/pelajaran-sekolah/pelajaran-bahasa/bahasa-indonesia/macam-jenis-karangan-dan-laporan/