Status gizi yang ibu baik pada masa sebelum dan selama hamil kemungkinan besar akan melahirkan bayi yang sehat, cukup bulan dengan berat
badan normal Lubis, 2007. Keadaan gizi yang baik penting untuk meningkatkan kesehatan ibu hamil, menurunkan angka kematian bayi dan balita, meningkatkan
kemampuan tumbuh kembang fisik, mental dan sosial anak. Keadaan gizi merupakan ukuran yang penting untuk menentukan kualitas sumber daya manusia
Kristijono, 2007. Salah satu cara untuk menilai kualitas bayi adalah dengan mengukur berat
badan bayi pada saat lahir. Ibu hamil akan melahirkan bayi yang sehat bila tingkat kesehatan dan gizinya berada pada kondisi yang baik. Namun saat ini masih
banyak ibu hamil yang mengalami masah gizi khususnya gizi kurang seperti Kurang energi kronis dan anemia gizi. Ibu hamil yang menderita kurang energi
kronis dan anemia mempunyai resiko kesakitan yang lebih besar terutama pada trimesater III kehamilan dibandingkan dengan ibu hamil normal. AKibatnya ibu
hamil mempunyai resiko yang lebih beasr untuk melahirkan bayi dengan BBLR Lubis, 2007
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, maka peneliti memperoleh data yang merupakan keadaan nyata status gizi dari 60 orang ibu hamil . Data
tersebut dijadikan tolak ukur dalam melakukan pembahasan dan sebagai hasil akhir dapat dijabarkan sebagai berikut:
5.2.1. Berat Badan Ibu Hamil
Ibu hamil yang mempunyai bayi BBLR di RSU Dr. Pirngadi Medan Tahun 2006 dominan adalah ibu yang memiliki berat badan normal ada sebanyak
Universitas Sumatera Utara
35 orang 58,3 dan minoritas memiliki berat badan kurus ada sebanyak 12 orang 20,0.Pertambahan berat badan pada ibu hamil berguna untuk memantau
pertumbuhan janin. Kenaikan berat badan ibu selama kehamilan dipengaruhi oleh beberapa faktor yang terpenting yaitu keadaan gizi ibu selama hamil dan makanan
ibu selama kehamilan berlangsung Amiruddin, 2007. BBLR merupakan salah satu risiko tinggi untuk kelangsungan hidup bayi
Untuk wanita dengan berat badan normal dan berat badan kurang, kenaikan berat badan ibu selama kehamilan berhubungan langsung dengan berat badan bayinya
dan risiko melahirkan BBLR meningkat dengan kurangnya kenaikan Berat badan selama kehamilan. Kenaikan berat badan ibu yang optimum selama kehamilan
ditentukan oleh berat badan ibu sebelum hamil Moore, 1997.
5.2.2. Hb Ibu Hamil
Hb ibu hamil yang mempunyai bayi BBLR di RSU Piringadi Medan Tahun 2006 adalah cenderung memiliki Hb tidak normal yaitu ada sebanyak 48
orang 80,0, dan minoritas ibu dengan Hb normal ada sebanyak 12 orang 20,0.
Haemoglobin adalah komponen darah yang bertugas mengangkut oksigen dari paru-paru keseluruh jaringan tubuh dan memberikan warna merah pad darah.
Haemoglobin merupakan parameter yang digunakan secara luas untuk menetapkan prevalensi anemia. Pengukuran Hb pada saat kehamilan biasanya
menunkukka n penurunan jumlah Hb. Hb normal pada wanita sekitar 12-16 g per 100 ml dan untuk pria sekitar 14-18 g per 100 ml. Salah satu penyebab penurunan
Universitas Sumatera Utara
Hb pada ibu hamil karena bertambahnya plasma darah, yang merupakan proses
pengenceran darah haemodillution Jabir, 2007.
5.2.3. Bayi BBLR
Bayi BBLR di RSU Piringadi Medan Tahun 2006 adalah cenderung memiliki berat badan sekitar 1500 sampai 2500 ada sebanyak 50 orang 88,3,
dan minoritas bayi BBLR yang berat badan antara 1500 gram ada sebanyak 10 orang 16,7. Berat bayi lahir merupakan cerminan dari status kesehatan dan
gizi selama hamil serta pelayanan antenatal care yang diterima ibu Kusumawati, 2007.
Bayi yang lahir dengan berat badan lahir rendah umumnya akan mengalami kehidupan masa depan yang kurang baik. Bayi BBLR mempunyai
resiko lebih tinggi untuk meninggal dalam lima tahun pertama kehidupannya. Wanita yang berat badannya kurang sebelum kehamilan cenderung akan
melahirkan bayi dengan berat lahir rendah kurang dari 2500 gram. BBLR merupakan salah satu risiko tinggi untuk kelangsungan hidup Bayi Moore, 1997
5.3. Hubungan Berat Badan Ibu Hamil Dengan Kejadian BBLR Berat badan selama kehamilan berlangsung, merupakan parameter klinik
yang penting untuk memprediksi berat badan lahir rendah pada bayi. Berdasarkan tabel 5.5 dengan menggunakan uji statistik Korelasi Pearson Product Moment
dimana probabilitas P= 0,000 ini berarti p 0,05 yang artinya Berat badan ibu hamil berhubungan signifikan dengan kejadian BBLR dengan koefisien
korelasi r sebesar 0,607 dimana 60,7 berat badan ibu hamil berhubungan
Universitas Sumatera Utara
pada kategori kuat dengan kejadian BBLR selebihnya 39,3 dipengaruhi faktor lain. Maka Ho ditolak.
Hal ini sesuai dengan pendapat Rosmeri seperti yang dikutip oleh lubis 2007 yang menyatakan bahwa status gizi ibu sebelum hamil mempunyai
pengaruh yang bermakna terhadap kejadian BBLR. Ibu dengan status gizi kurang kurus sebelum hamil mempunyai resikao 4,27 kali untuk melahirkan bayi BBLR
dibandingkan ibu yang mempunyai status gizi baik normal. Wanita dengan berat badan rendah sebelum hamil atau kenaikan berat badan
rendah sebelum hamil atau kenaikan berat badan tidak cukup banyak pada saat hamil cenderung melahirkan bayi BBLR Amiruddin, 2007 . Asupan gizi ibu
hamil sangat menentukan kesehatan ibu hamil dan janin yang dikandungnya. Kebutuhan gizi pada masa kehamilan akan meningkat sebesar 15 dibandingkan
dengan kebutuhan wanita normal. Secara normal ibu hamil akan mengalami kenaikan berat badan sebesar
12,5-18 kg untuk ibu yang kurus. Sementara untuk yang memiliki berat ideal cukup 10-12 kg sedangkan untuk ibu yang tergolong gemuk cukup naik 10 kg.
Hal ini terjadi karena kebutuhan asupan makanan akan meningkat seiring dengan bertambahnya usia kehamilan.
Menurut Kasdu 2004 mengatakan bahwa ibu hamil yang pertambahan berat badannya kurang dari 10 kg kemungkinan besar melahirkan bayi berat lahir
rendah BBLR. BBLR yang disebabkan kekurangan energi dan protein akan sangat berpengaruh pada pertumbuhan dan perkembangan anak termasuk
kecerdasannya. Berat badan digunakan untuk mendiagnosa bayi normal atau
Universitas Sumatera Utara
BBLR. Dikatakan BBLR apabila berat bayi lahir dibawah 2500 gr. Pertambahan berat badan bertujuan memantau pertumbuhan janin.
Untuk memperoleh anak yang sehat, ibu hamil perlu memperhatikan makanan yang dikonsumsi selama kehamilannya. Makanan yang dikonsumsi
disesuaikan dengan kebutuhan tubuh dan janin yang dikandungnya. Dalam hal ini jumlah makanan yang dikonsumsi hanya ditambah sebagian kecil dari jumlah
makanan yang biasa di konsumsi, untuk menghindari bertambahnya berat badan yang berlebihan Huliana, 2001 .
5.4. Hubungan Hb Ibu Hamil Dengan Kejadian BBLR