PERAN GURU PKn DALAM MEMBINA KESADARAN POLITIK SISWA DI SMA SANTO PETRUS MEDAN T.A 2015/2016.

(1)

PERAN GURU PKn DALAM MEMBINA KESADARAN POLITIK SISWA DI SMA SANTO PETRUS MEDAN T.A 2015/2016

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh :

Kiki Jaseva Tamba NIM. 3122111013

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN


(2)

(3)

(4)

ABSTRAK

Kiki Jaseva Tamba. NIM. 3122111013.” Peran Guru PKn Dalam Membina Kesadaran Politik Siswa Di SMA Santo Petrus Medan Tahun Pelajaran 2015/2016”.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran guru pendidikan

kewarganegaraan dalam membina kesadaran politik siswa di SMA Santo Petrus Medan T.A 2015/2016.

Jumlah populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X dan kelas XI SMA Santo Petrus Medan yang berjumlah 226 orang dan yang menjadi sampel dalam penelitian ini sebanyak 45 orang dengan mengambil 20% dari jumlah populasi dengan menggunakan teknik sampel acak. Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah penelitian dengan memperoleh data yang berbentuk angka atau data kualitatif yang diangkakan. Alat pengumpul data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan cara observasi dan penyebaran angket. Untuk mengetahui analisis data yang terkumpul penulis menggunakan table frekuensi. Selanjutnya teknik analisis data yang penulis gunakan dalam penelitian ini menggunakan rumus persentase.

Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini menunjukkan bahwa guru Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan cukup berperan 78,2% dalam membina kesadaran politik siswa di SMA Santo Petrus Medan. Siswa sadar bahwa pendidikan politik dalam pembelajaran PKn dapat meningkatkan kesadaran politik berdasarkna dimensi pengetahuan kewarganegaraan, dimensi ketrampilan kewarganegaraan dan dimensi nilai-nilai kewarganegaraan. Dimensi pengetahuan kewarganegaraan (civic knowledge) yang mencakup bidang politik, hukum dan moral. Dimensi ketrampilan kewarganegaraan (civic skill) meliputi ketrampilan partisipasi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, dan dimensi nilai-nilai kewarganegaraan mencakup antara lain percaya diri, komitmen, penguasaan atas nilai religius, norma dan moral luhur.


(5)

ii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis sampaikan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala karunia dan rahmatNya yang telah dianugerahkan kepada penulis, sehingga

skripsi ini dapat diselesaikan dengan judul “Peran Guru PKn dalam membina

kesadaran politik siswa di SMA Santo Petrus Medan Tahun Pelajaran 2015/2016 “.

Adapun maksud dan tujuan dari penulis skripsi ini adalah untuk memenuhi salah satu syarat dalam memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Kewarganegaraan di Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu penulis dengan rendah hati mengharapkan masukan dan kritikan yang sifatnya membangun demi kesempurnaan penulisan skripsi ini. Atas masukan yang diberikan penulis mengucapkan terimakasih.

Dalam penulisan skripsi ini penulis banyak menemukan hambatan. Penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada Drs.Halking, M.Si selaku dosen pembimbing skripsi yang telah banyak memberikan arahan, bimbingan serta saran dalam penyusunan skripsi ini sehingga dapat diselesaikan dengan baik. Penulis juga mengucapkan banyak terimakasih kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Syawal Gultom,M.Si selaku Rektor Universitas Negeri Medan

2. Ibu Dra. Nurmala Berutu, M.Pd selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan


(6)

3. Ibu Dr. Reh Bungana Beru PA,SH, ,.Hum selaku ketua jurusan PPKn

4. Bapak Arief Wahyudi,SH selaku sekretaris jurusan PPKn

5. Ibu Yusna Melianti, MH selaku dosen penguji yang telah banyak memberikan arahan dan bimbingannya.

6. Bapak Budi Ali Mukmin, S.IP.,M.A selaku dosen penguji yang telah banyak memberikan arahan dan bimbingannya.

7. Bapak Prayetno, S.IP.,M.Si. selaku dosen penguji yang telah

memberikan arahan dan bimbingan.

8. Liberty Pakpahan S.Pd selaku Kepala Sekolah SMA Santo Petrus Medan dan juga Bapak Ibu Guru yang telah memberikan waktu dan tempat bagi saya untuk mengadakan penelitian.

9. Liberty Pakpahan S.Pd sebagai guru Pendidikan Pancasila dan

Kewarganegaraan di SMA Santo Petrus Medan telah banyak membantu penulis dalam pengumpulan data demi kesempurnaan skripsi ini.

10.Bapak/Ibu Dosen PPKn Universitas Negeri Medan, yang telah

memberikan ilmu pengetahuan kepada penulis selama duduk di bangku kuliah

11.Para staf dan Pegawai PPKn dan Fakultas Ilmu Sosial yang telah membantu dalam urusan administrasi selama perkuliahan.

12.Teristimewa kepada malaikat yang dikirimkan Tuhan , Bapak tercinta Marihot Tua Tamba S.E dan Ibu tercinta Tiar Malina Sagala yang telah mendidik, membesarkan dan selalu menjadi motivator buat penulis dalam menjadi pribadi yang lebih baik dan menjadi wanita yang


(7)

iv

membanggakan orang tua dan keluarga. Terimakasih buat dukungan moril maupun materil serta doa-doanya dan buat segala cinta dan kasih sayangnya yang luar biasa. Terima kasih selalu menjadi alasan untuk meraih cita-cita dan masa depan yang indah, yang selalu menyukupkan semua dengan kasih sayang dan cinta.

13.Kepada kakak satu satunya Sisilia Emma Cluatta Tamba A.Md dan abang ipar Ferdinan Purba SE,Abang satu satunya Jezzy Alfred Tamba dan adik-adikku yang cantik Cindi Renta Rejeki Tamba dan Inki Christine Immanuela Tamba juga keponakan saya Natasya Felicia Purba yang luu dan pintar. Teima kasih uda selalu jadi motivator dan selalu memberi dukungan dan jadi penyemangat buat penulis. Kalian semua luar biasa. Kepada semua keluarga yang sudah membantu dan mendukung selama perkuliahan sampai saat ini.

14.Kepada orang terkasih Mario De Timo yang selalu membantu

memberikan semangat tenaga materi dan terimakasih buat kesetiaanya

selama penulis menyelesaikan skripsi ini. Semoga cepat

menyelesaikan gelar S.Pd nya .

15.Terimakasih kepada sahabat terbaik dan luar biasa Nova Elita Simatupang S.Pd dan Christivanny Br Bangun S.Pd yang selalu setia menjadi sahabat selama perkuliahan dan semoga tetap menjadi sahabat selamanya.

16.Dan tidak lupa buat sahabatku yang luar biasa Arihta Sinuhaji S.Pd, Emia Pepayosa Ginting S.Pd, Novita Sari Barus S.Pd dan Tiodora


(8)

Ginting S.Pd yang selalu memberi semangat dan dukungan kepada penulis.

17.Kepada semua teman teman Reguler B 2012 dan teman-teman PPLt 2015 SMA Negeri 2 Kabanjahe.

18.Seluruh teman-teman memberi dukungan kepada penulis yang tidak bisa disebutkan satu persatu.

Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung dan membantu penulis dalam penyusunan skripsi ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. Kiranya Tuhanlah yang melimpahkan berkat dan anugerahNya kepada kita semua. Amin.

Medan, 2016 Penulis

Kiki Jaseva Tamba NIM. 3122111013


(9)

vi

DAFTAR ISI

ABSTRAK...i

Kata Pengantar...ii

DAFTAR ISI...vi

BAB I PENDAHULUAN...1

A. Latar Belakang...1

B. Identifikasi Masalah...5

C. Pembatasan Masalah...5

D. Rumusan Masalah...6

E. Tujuan Penelitian...6

F. Manfaat Penelitian...6

BAB II KAJIAN PUSTAKA...7

A. Kerangka Teori...7

1. Peran Guru PKn...7

1.1.Pengertian Peran...7

1.2.Pengertian Guru...7

2. Substansi Materi PKn...8

2.1.Pengertian PKn...8

2.2.Tujuan PKn...10

3. Pendidikan Politik dalam membina Kesadaran Politik Siswa...11

3.1.Pengertian Pendidikan...11


(10)

3.3.Tujuan Pendidikan Politik...13

3.4.Faktor Pengambat Pelaksanaan Pendidikan Politik...14

B. Kerangka Berpikir...22

BAB III METODE PENELITIAN...25

A. Lokasi Penelitian...25

B. Populasi dan sampel...26

1. Sampel...26

C. Variabel Penelitian dan Defenisi Operasional...27

1. Variabel Penelitian...27

2. Defenisi Operasional...28

D. Kisi-kisi Penelitian...28

E. Teknik Pengumpulan Data...29

1. Observasi ...30

2. Angket (kuisioner)...30

F. Teknik Analisis Data...30

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN...32

A. Hasil Penelitian...32

B. Pembahasan Hasil Penelitian...58

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN...65

A. Kesimpulan ...65

B. Saran...66


(11)

ix

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Pengetahuan Tentang Lembaga Pemerintahan Dan Non Pemerintahan . 34

Tabel 2 Pengetahuan Tentang Identitas Nasional ... 35

Tabel 3 Hak Sebagai Warga Negara ... 36

Tabel 4 Kewajiban Sebagai Warga Negara ... 37

Tabel 5 Sejarah Nasioanal ... 38

Tabel 6 Pengetahuan Hak Politik Warga Negara ... 39

Tabel 7 Siswa Penting Berpartisipasi Di Sekolah ... 40

Tabel 8 Belajar Pendidikan Politik Sebagai Bagian Dari Pembelajaran Pkn ... 41

Tabel 9 Siswa Bebas Mengeluarkan Pendapat ... 42

Tabel 10 Memahami Materi Pendidikan Politik ... 43

Tabel 11pemahaman Tentang Tujuan Pendidikan Politik ... 44

Tabel 12 Pembuatan Keputusan Bersama Di Sekolah ... 45

Tabel 13 Ikut Serta Dalam Kegiatan Politik Di Sekolah ... 46

Tabel 14 Siswa Memiliki Kesadaran Hak Dan Kewajiban ... 47

Tabel 15 Ikut Dalam Mengambil Keputusan Politik ... 48

Tabel 16 Pendidikan Politik ... 49

Tabel 17 Memahami Tentang Partisipasi Aktif Dalam Pendidikan Politik ... 50

Tabel 18 Pengaruh Pendidikan Politik ... 51

Tabel 19 Siswa Bangga Sebagai Warga Negara Yang Baik ... 52

Tabel 20 Siswa Paham Bahwa Menjadi Warga Negara Yang Baik ... 53

Tabel 21 Tabulasi Data Tabel Dimensi Pengetahuan Kewarganegaraan ... 55

Tabel 22 Tabulasi Data Tabel Dimensi Ketrampilan Kewarganegaraan... 56


(12)

DAFTAR LAMPIRAN

1. Angket

2. Nota Tugas

3. Surat Ijin Penerbitan Penelitian Dari Jurusan

4. Surat Keterangan Ijin Mengadakan Penelitian dari Fakultas

5. Surat Keterangan Mengadakan Penelitian dari SMA Santo Petrus

6. Surat Keterangan Perpustakaan Jurusan Ppkn

7. Surat Keterangan Perpustakaan UNIMED

8. Kartu Kendali Bimbingan Skripsi

9. Daftar Peserta Seminar Proposal Penelitian 10.Pernyataan Keaslian Tulisan


(13)

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Keberadaan siswa merupakan bagian yang tak terpisahkan dari generasi muda saat ini yang memiliki andil cukup besar dalam menentukan sistem pemerintahan. Para siswa tersebut dapat dikatakan sebagai harapan negara karena mereka yang akan menjadi masa depan bangsa. Mereka akan menjadi harapan negara dan menjadi bagian negara yang mampu menjaga serta menjalankan semua sistem yang ada di negara ini.

Pada dasarnya untuk membentuk warga negara demokratis dan bertanggung jawab diperlukan pendidikan yang berkualitas. Hal ini tercantum dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No.20 tahun 2003, Pasal 1 (ayat 1) menyatakan bahwa: Pendidikan adalah usaha dasar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

Menurut pasal 3 Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Tahun 2005 tentang Pembinaan Kesiswaan, materi pembinaan kesiswaan meliputi demokrasi, hak asasi manusia, pendidikan politik, lingkungan hidup, kepekaan dan toleransi sosial dalam konteks masyarakat plural. Dunia pendidikan, harus dapat berposisi sebagai penyegaran pandangan, wawasan dan nuansa politik agar generasi muda tidak apatis terhadap persoalan politik.

Diperlukan pembelajaran etika politik sejak dini melalui pendidikan, karena pada dasarnya pendidikan adalah bekal masa depan generasi muda. Dengan


(14)

pengetahuan mendasar tersebut peserta didik tidak hanya diharapkan menjatuhkan pilihan yang benar, namun juga menjadi pelaku politik yang baik.

Dengan berkembang dan berjalannya waktu, generasi muda harus dibekali moral dan pengetahuan yang baik tentang politik. Mereka harus diberi pemahaman tentang politik. Karena pada saat ini para siswa kurang peduli terhadap pengetahuan politik. Mereka beranggapan bahwa pendidikan politik tidak perlu dipelajari karena yang identik dengan politik adalah para pejabat yang mempunyai kepentingan di negara ini . Selama menuntut ilmu di bangku pendidikan, para siswa tampaknya tidak pernah mendapatkan pendidikan politik secara benar. Para siswa juga kurang memahami pendidikan politik yang sebenarnya. Pembelajaran politik secara langsung di tengah-tengah kehidupan masyarakat melalui media dapat dikatakan jauh dari pendidikan politik yang ideal.

Penanaman konsep politik pada masa SMA sangat penting agar mereka tidak mendapat konsep yang salah dan keliru tentang politik. Pentingnya pendidikan politik pada masa remaja sangat menentukan tingginya tingkat kesadaran politik seseorang. Semakin awal seorang individu mendapat pembelajaran tentang politik maka semakin tinggi kesadarannya untuk mau berpartisipasi langsung dan mampu untuk mengemban tanggung jawab sebagai warga negara yang baik.

Menurut Hasbullah ( 2005 : 73) disamping tuntutan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek, dalam kondisi sekarang dimana pola pikir masyarakat semakin maju dan kritis, baik rakyat biasa maupun pemimpin pemerintah di negara yang demokratis, diperlukan pendidikan kewarganegaraan dan kedewasaan politik


(15)

3

bagi setiap warga negara. Pendidikan seumur hidup yang bersifat kontiniu dalam konteks ini merupakan konsekuensinya.

Siswa mendapat pengetahuan dan pemahaman politik di sekolah melalui pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan. Memang dapat dikatakan bahwa semua mata pelajaran memiliki tujuan yang baik yaitu mendidik siswanya agar dapat menjadi warga negara sesuai harapan. Namun pada dasarnya mata pelajaran yang secara khusus mendidik siswa untuk menjadi warga negara yang baik (to be goodcitizenship) dibebankan kepada Pendidikan Kewarganegaraan karena materi yang termuat didalamnya banyak mengangkat tentang politik.

Adapun mata pelajaran PKn menurut Departemen Pendidikan Nasional dalam kurikulum 2006 (Depdiknas, 2006:56) adalah sebagai berikut:

Pendidikan kewarganegaraan merupakan mata pelajaranyang memfokuskan pada pembentukan warga negara yang memahami menjadi warga negara Indonesia yang cerdas, terampil yang diamanatkan oleh pancasila dan UUD 1945. Mata pelajaran PKn bertujuan agar siswa mampu mengembangkan pengetahuan dan keterampilan yang berguna bagi dirinya dalam kehidupan sehari-hari.

Para Siswa SMA merupakan usia yang dikatakan masih labil. Tetapi pada usia 15 tahun sampai usia 17 tahun merupakan masa-masa yang paling menentukan dalam proses pendidikan seorang individu karena dalam usia ini mereka mencoba menyerap berbagai konsep keilmuan dan mengaplikasikannya secara langsung dalam masyarakat. Dalam usia tersebut, seorang individu sedang berusaha semaksimal mungkin untuk bisa mengembangkan berbagai aspek yang siswa miliki, baik aspek kognitif, afektif, maupun psikomotornya. Oleh karena itu, pada usia ini sangat mudah untuk menanamkan konsep tentang berbagai hal yang baru. Konsep yang diserap tersebut termasuk juga didalamnya


(16)

adalah berbagai konsep mengenai politik. Hal ini menjadi penting agar kelak mereka tidak buta politik dan menjadi sasaran pembodohan politik.

Menurut pengamatan penulis bahwa saat ini tingkat kesadaran politik pada siswa sangat kecil. Itu dapat dilihat dari banyaknya siswa yang tidak paham akan politik. Mereka juga cenderung tidak peduli terhadap aktifitas politik yang terjadi disekolah dan kurang kepedulian terhadap negara. Siswa tidak peduli terhadap tujuan pendidikan PKn yang mengarahkan peserta didik menjadi warga negara yang berkarakter bangsa Indonesia, cerdas, terampila dan bertanggung jawab. Yang menjadi salah satu faktornya adalah perkembangan jaman yang semakin menurunkan rasa cinta terhadap bangsa sendiri.

Realitas di lapangan saat ini bahwa pemahaman siswa-siswi tentang pendidikan politik di sekolah berkurang. Dari tahun ke tahun pemahaman siswa dalam pendidikan politik dirasakan semakin menurun. Hal ini terjadi karena banyak faktor-faktor yang mempengaruhinya. Salah satunya karena kurang adanya kesadaran siswa dalam pendidikan politik dan perkembangan teknologi yang semakin maju. Contohnya di SMA St. Petrus Medan yang menjadi lokasi penelitian penulis, dalam pemilihan ketua Osis sebagian siswa itu ada yang tidak peduli terhadap haknya untuk memberikan aspirasi politiknya berupa pemilihan suara. Kurang peduli terhadap aktifitas politik yang ada di sekolah. Seperti yag di kemukakan oleh Payerli (2015:8) melalui pendidikan kewarganegaraan peserta didik akan memperoleh keuntungan dan kesempatan dari pembelajaran yang bermakna untuk berpartisipasi dalam pengambilan keputusan (politics) dan penyelenggaraan organisasi yang baik (good governance) pada tingkat


(17)

5

kelas dan sekolah mereka sendiri, berpastisipasi dalam kegiatan, mengamati cara kerja di instansi pemerintahan dan organisasi non perintahan.

Oleh karena itu, dengan adanya pendidikan politik sebagai media stimulus pada pelajaran PKn menjadikan siswa siswi yang semakin berkarakter. Karena dengan adanya pembelajaran pendidikan politik diharapkan dapat meningkatkan kesadaran politik siswa. Sehingga kelak mereka menjadi warga negara yang cerdas,terampil, dan beranggung jawab serta sadar politik.

Dari latar belakang diatas penulis tertarik mengadakan penelitian dengan judul ’’Peran Guru PKn Dalam Membina Kesadaran Politik Siswa Di Tingkat Sekolah Menengah Atas ( Studi Kasus SMA Santo Petrus Medan)’’

B. Identifikasi Masalah

Yang menjadi identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Peran Guru PKn dalam membina kesadaran politik siswa.

2. Tujuan pendidikan politik dalam meningkatkan kesadaran politik siswa.

3. Upaya yang dilakukan guru PKn dalam membina kesadaran politik siswa.

C. Pembatasan Masalah

Pembatasan masalah sangat perlu dilakukan, hal ini bertujuan agar peneliti terarah dan juga tidak telalu melebar.Berdasarkan identifikasi masalah tersebut, penulis membatasi masalah yang akan diteliti, agar penelitian jelas dan berjalan baik yakni peran guru pendidikan kewarganegaraan dalam membina kesadaran politik siswa.


(18)

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan di atas, maka muncul suatu permasalahan yaitu bagaimana peran guru pendidikan kewarganegaraan dalam membina kesadaran politik siswa di SMA Santo Petrus Medan?

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang di atas maka tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui peran guru PKn dalam membina kesadaran politik siswa di SMA Santo Petrus Medan.

F. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah:

1. Secara akademik untuk menambah wawasan tentang peran pendidikan politik pada siswa.

2. Secara teoritis untuk memberikan bahan masukkankepada guru guru dalam

meningkatkan kesadaran politik pada siswa.

3. Sebagai bahan referensi ilmiah bagi pihak yang membutuhkan.


(19)

65 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian maka diambil kesimpulan bahwa guru PKn cukup berperan 78,2% dalam membina kesadaran politik siswa di SMA Santo Petrus Medan. Peran guru PKn dalam membina kesadaran politik siswa dapat dijelaskan sebagai berikut:

Guru PKn dalam meningkatkan kesadaran politik siswa melalui dimensi pengetahuan kewarganegaraan dalam pembelajaran PKn sangat berperan dalam meningkatkan kesadaran politik pada siswa yaitu sebesar 81,1%. Dengan dimensi pengetahuan kewarganegaraan yang meliputi bidang politik, hukum dan moral. Secara lebih terperinci, materi pengetahuan kewarganegaraan meliputi pengetahuan tentang prinsip-prinsip dan proses demokrasi, lembaga pemerintahan dan non pemerintahan, identitas nasional, pemerintahan berdasarkan hukum (rule of law) dan peradilan yang bebas dan tidak memihak, konstitusi, sejarah nasional, hak dan kewajiban warga negara, hak asasi manusia, hak sipil dan hak politik.

Guru PKn dalam meningkatkan kesadaran politik siswa melalui dimensi ketrampilan kewarganegaraan dalam pembelajaran PKn cukup berperan dalam meningkatkan kesadaran politik pada siswa yaitu sebesar 67,3%. Dimensi ketrampilan kewarganegaraan (civic skill) meliputi ketrampilan partisipasi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, misalnya berperan serta aktif mewujudkan


(20)

masyarakat madani(civic society), ketrampilan mempengaruhi dan memonitoring jalannya pemerintahan, dan proses pengambilan keputusan politik, ketrampilan memecahkan masalah-masalah sosial, ketrampilan mengadakan koalisi, kerjasama, dan mengelola konflik.

Guru PKn dalam membina kesadaran politik siswa dimensi nilai-nilai kewarganegaraan dalam pembelajaran PKn sangat berperan dalam membina kesadaran politik pada siswa yaitu sebesar 86,2%. Dimensi nilai-nilai kewarganegaraan mencakup antara lain percaya diri, komitmen, penguasaan atas nilai religius, norma dan moral luhur, nilai keadilan, demokratis, toleransi, kebebasan individual, kebebasan berbicara, kebebasan pers, kebebasan berserikat dan berkumpul dan perlindungan terhadap minoritas .

B. Saran

1. Hendaknya siswa siswi SMA Santo Petrus Medan selalu meningkatkan

kesadaran politiknya agar lebih memahami tentang pendidikan politik melalui pembelajaran PKn.

2. Guru Pedidikan Pancasila dan Kewarganegaraan diharapkan agar lebih meningkatkan profesionalnya dalam mengajar, dan agar lebih meningkatkan dan menanamkan kesadaran politik pada siswa agar nantinya siswa sebagai penerus bangsa dapat menjadi lebih baik dari yang sebelumnya yang membawa bangsa lebih baik lagi.

3. Guru mata pelajaran agar tetap membina sikap religius siswa sehingga siswa semakin paham dan mampu menjalankan ajaran agama. Hal ini merupakan


(21)

67

hal utama yang perlu diajarkan agar masing-masing siswa memiliki moral dan karakter yang baik dan sesuai dengan nilai-nilai Pancasila.

4. Guru mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

diharapkan agar mampu menjalin komunikasi yang baik terhadap siswa, agar siswa merasa guru tidak hanya sebagai guru di sekolah tetapi menjadi orangtua siswa di sekolah dan menjadi teladan yang dapat ditiru.

5. Guru juga diharapkan agar dapat terbuka bagi setiap siswa, agar siswa dapat menceritakan kendala-kendala yang dialaminya dalam pembelajaran maupun dalam masalah yang dihadapi di sekolah.

6. Diharapkan semua pihak ikut serta dalam meningkatkan kesadran politik pada siswa di dalam kelas dan lingkungan sekolah.


(22)

DAFTAR PUSTAKA Buku :

Almon, Gabriel. 1990. Budaya Politik. Jakarta: Bumi Aksara

Basri, Hasan.2012. Kapita Selekta Pendidikan. Bandung: CV Pustaka Setia Budiarjo, Miriam. 2009. Dasar-dasar Ilmu Politik. Jakarta: PT Gramedia

Pustaka Utama

Freire, Paulo. 2004. Politik Pendidikan Kebudayaan,Kekuasaan Dan Pembebasan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Hasbullah. 2009. Dasar Dasar Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Hamzah. 2011. Profesi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Iriawan Maksudi, Beddy. 2012. Sistem Politik Indonesia. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada

Kartono, Kartini. 1996. Pendidikan Politik. Bandung: Mandar Maju

Khoiron, M. Nur. 1999. Pendidikan Politik Bagi Warga Negara. Yogyakarta: Lembaga Kajian Islam dan Sosial (LkiS)

M.Sirozi.2010. Politik Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada

Naning, Ramdlon. 1982. Pendiidikan politik dan Regenerasi. Yogyakrta: Liberty

Pasaribu, Payerly. 2015. Pendidikan Kewarganegaraan. Medan: Unimed Perss


(23)

69

Rudy, T. May. 2007. Pengantar Ilmu Politik. Bandung: PT Refika Aditama. Setiawan, Deny. 2016. Kapita Selekta Kewarganegaraan. Medan: Larispa

Indonesia

Sugiono.2012. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Sujarweni , Wiratna. 2014. Metodologi Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Baru Press

Tirtarahardja, Umar.2000. Pengantar Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta Undand-Undang :

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Undang-Undang No. 14 Tahun 2005. Tentang Guru dan Dosen.

Undang-Undang Nomor. 2 Tahun 2008 Tentang Partai Politik. Inpres No. 12 Tahun 1982 tentang Pendidikan Politik.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah

Jurnal :

Agus Purwanto,Nurtanio. 2008. Pengaruh Politik Dalam Bidang Pendidikan dalam jurnal Managemen Pendidikan. Volume 14, No. 02/Th IV/Oktober/2008.

Hamzah.2012. Urgensi Hukum Dalam Tata Kehidupan Masyarakat Global dalam jurnal al fikri.Volume 16.

Luthfiah. 2007. Urgensi pendidikan dalam budaya politik dalam jurnal pemikiran alternatif pendidikan, Volume 12, No.1 september-desember 2007

Tita Rostitawati.2014. Konsep Pendidikan Jhon Dewey dalam jurnal Managemen Pendidikan Islam. Volume 02, No.2 agustus 2014


(24)

Djaelani Aunu Rofiq. 2013. Teknik Pengumpulan Data Dalam Penelitian Kualitatif. Jurnal Msajalah Ilmiah Pawitatan. Vol: 20, No:1 Maret 2013.


(1)

65 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian maka diambil kesimpulan bahwa guru PKn cukup berperan 78,2% dalam membina kesadaran politik siswa di SMA Santo Petrus Medan. Peran guru PKn dalam membina kesadaran politik siswa dapat dijelaskan sebagai berikut:

Guru PKn dalam meningkatkan kesadaran politik siswa melalui dimensi pengetahuan kewarganegaraan dalam pembelajaran PKn sangat berperan dalam meningkatkan kesadaran politik pada siswa yaitu sebesar 81,1%. Dengan dimensi pengetahuan kewarganegaraan yang meliputi bidang politik, hukum dan moral. Secara lebih terperinci, materi pengetahuan kewarganegaraan meliputi pengetahuan tentang prinsip-prinsip dan proses demokrasi, lembaga pemerintahan dan non pemerintahan, identitas nasional, pemerintahan berdasarkan hukum (rule of law) dan peradilan yang bebas dan tidak memihak, konstitusi, sejarah nasional, hak dan kewajiban warga negara, hak asasi manusia, hak sipil dan hak politik.

Guru PKn dalam meningkatkan kesadaran politik siswa melalui dimensi ketrampilan kewarganegaraan dalam pembelajaran PKn cukup berperan dalam meningkatkan kesadaran politik pada siswa yaitu sebesar 67,3%. Dimensi ketrampilan kewarganegaraan (civic skill) meliputi ketrampilan partisipasi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, misalnya berperan serta aktif mewujudkan


(2)

masyarakat madani(civic society), ketrampilan mempengaruhi dan memonitoring jalannya pemerintahan, dan proses pengambilan keputusan politik, ketrampilan memecahkan masalah-masalah sosial, ketrampilan mengadakan koalisi, kerjasama, dan mengelola konflik.

Guru PKn dalam membina kesadaran politik siswa dimensi nilai-nilai kewarganegaraan dalam pembelajaran PKn sangat berperan dalam membina kesadaran politik pada siswa yaitu sebesar 86,2%. Dimensi nilai-nilai kewarganegaraan mencakup antara lain percaya diri, komitmen, penguasaan atas nilai religius, norma dan moral luhur, nilai keadilan, demokratis, toleransi, kebebasan individual, kebebasan berbicara, kebebasan pers, kebebasan berserikat dan berkumpul dan perlindungan terhadap minoritas .

B. Saran

1. Hendaknya siswa siswi SMA Santo Petrus Medan selalu meningkatkan kesadaran politiknya agar lebih memahami tentang pendidikan politik melalui pembelajaran PKn.

2. Guru Pedidikan Pancasila dan Kewarganegaraan diharapkan agar lebih meningkatkan profesionalnya dalam mengajar, dan agar lebih meningkatkan dan menanamkan kesadaran politik pada siswa agar nantinya siswa sebagai penerus bangsa dapat menjadi lebih baik dari yang sebelumnya yang membawa bangsa lebih baik lagi.

3. Guru mata pelajaran agar tetap membina sikap religius siswa sehingga siswa semakin paham dan mampu menjalankan ajaran agama. Hal ini merupakan


(3)

hal utama yang perlu diajarkan agar masing-masing siswa memiliki moral dan karakter yang baik dan sesuai dengan nilai-nilai Pancasila.

4. Guru mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

diharapkan agar mampu menjalin komunikasi yang baik terhadap siswa, agar siswa merasa guru tidak hanya sebagai guru di sekolah tetapi menjadi orangtua siswa di sekolah dan menjadi teladan yang dapat ditiru.

5. Guru juga diharapkan agar dapat terbuka bagi setiap siswa, agar siswa dapat menceritakan kendala-kendala yang dialaminya dalam pembelajaran maupun dalam masalah yang dihadapi di sekolah.

6. Diharapkan semua pihak ikut serta dalam meningkatkan kesadran politik pada siswa di dalam kelas dan lingkungan sekolah.


(4)

DAFTAR PUSTAKA Buku :

Almon, Gabriel. 1990. Budaya Politik. Jakarta: Bumi Aksara

Basri, Hasan.2012. Kapita Selekta Pendidikan. Bandung: CV Pustaka Setia Budiarjo, Miriam. 2009. Dasar-dasar Ilmu Politik. Jakarta: PT Gramedia

Pustaka Utama

Freire, Paulo. 2004. Politik Pendidikan Kebudayaan,Kekuasaan Dan Pembebasan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Hasbullah. 2009. Dasar Dasar Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Hamzah. 2011. Profesi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Iriawan Maksudi, Beddy. 2012. Sistem Politik Indonesia. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada

Kartono, Kartini. 1996. Pendidikan Politik. Bandung: Mandar Maju

Khoiron, M. Nur. 1999. Pendidikan Politik Bagi Warga Negara. Yogyakarta: Lembaga Kajian Islam dan Sosial (LkiS)

M.Sirozi.2010. Politik Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada

Naning, Ramdlon. 1982. Pendiidikan politik dan Regenerasi. Yogyakrta: Liberty

Pasaribu, Payerly. 2015. Pendidikan Kewarganegaraan. Medan: Unimed Perss


(5)

Rudy, T. May. 2007. Pengantar Ilmu Politik. Bandung: PT Refika Aditama. Setiawan, Deny. 2016. Kapita Selekta Kewarganegaraan. Medan: Larispa

Indonesia

Sugiono.2012. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Sujarweni , Wiratna. 2014. Metodologi Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Baru Press

Tirtarahardja, Umar.2000. Pengantar Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta Undand-Undang :

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Undang-Undang No. 14 Tahun 2005. Tentang Guru dan Dosen.

Undang-Undang Nomor. 2 Tahun 2008 Tentang Partai Politik. Inpres No. 12 Tahun 1982 tentang Pendidikan Politik.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah

Jurnal :

Agus Purwanto,Nurtanio. 2008. Pengaruh Politik Dalam Bidang Pendidikan dalam jurnal Managemen Pendidikan. Volume 14, No. 02/Th IV/Oktober/2008.

Hamzah.2012. Urgensi Hukum Dalam Tata Kehidupan Masyarakat Global dalam jurnal al fikri.Volume 16.

Luthfiah. 2007. Urgensi pendidikan dalam budaya politik dalam jurnal pemikiran alternatif pendidikan, Volume 12, No.1 september-desember 2007

Tita Rostitawati.2014. Konsep Pendidikan Jhon Dewey dalam jurnal Managemen Pendidikan Islam. Volume 02, No.2 agustus 2014


(6)

Djaelani Aunu Rofiq. 2013. Teknik Pengumpulan Data Dalam Penelitian Kualitatif. Jurnal Msajalah Ilmiah Pawitatan. Vol: 20, No:1 Maret 2013.