PERAN PENGASUH PESANTREN DALAM MEMBINA RELIGIUSITAS MAHASISWI DI PESANTREN MAHASISWA/MAHASISWI FIRDAUS MERJOSARI MALANG

PERAN PENGASUH PESANTREN DALAM MEMBINA RELIGIUSITAS MAHASISWI
DI PESANTREN MAHASISWA/MAHASISWI FIRDAUS MERJOSARI MALANG

SKRIPSI
OLEH:
TIKA FAUZIYAH
201010010311030

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
FAKULTAS AGAMA ISLAM
JURUSAN TARBIYAH
2014

PERAN PENGASUH PESANTREN DALAM MEMBINA RELIGIUSITAS MAHASISWI
DI PESANTREN MAHASISWA/MAHASISWI FIRDAUS MERJOSARI MALANG

SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Agama Islam
Universitas Muhammadiyah Malang
untuk memenuhi salah satu persyaratan
dalam menyelesaikan Program Sarjana Strata Satu (S-1)


OLEH:
TIKA FAUZIYAH
201010010311030

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
FAKULTAS AGAMA ISLAM
JURUSAN TARBIYAH
2014

LEMBAR PERSETUJUAN

PERAN PENGASUH PESANTREN DALAM MEMBINA AKHLAK
MAHASISWI DI PESANTREN MAHASISWA/MAHASISWI FIRDAUS
MERJOSARI MALANG

SKRIPSI

Oleh:
TIKA FAUZIYAH

201010010311030

Disetujui oleh:
Dosen Pembimbing

Pembimbing I

Pembimbing II

Drs. HN Taufiq, M.Ag

Drs. Sunarto, M.Ag

LEMBAR PENGESAHAN

SKRIPSI

Dipertahankan di depan Dewan Penguji Skripsi Fakultas Agama Islam Universitas
Muhammadiyah Malang dan diterima untuk memenuhi syarat guna memperoleh gelar
Sarjana Pendidikan Islam (S.PdI)

Pada Tanggal: 01 November 2014

Dewan Penguji

Tanda Tangan

1. Drs. HN Taufiq, M.Ag

1. .................................

2. Drs. Sunarto, M.Ag

2. …………………….

3. Drs. Nurul Humaidi, M.Ag

3. …………………….

4. Nur Afifah K. M, M.Kes


4. …………………….

Mengesahkan
Fakultas Agama Islam
Dekan,

Drs. Faridi, M.Si

MOTTO
“Hai orang-orang yang beriman,
bertaqwalah kepada Allah sebenar-benar taqwa kepada-Nya,
dan janganlah kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam.”
(QS. Ali-Imron: 102)
Dan bahwa manusia hanya memperoleh apa yang telah diusahakannya,
dan sesungguhnya usahanya itu kelak akan diperlihatkan (kepadanya),
kemudian akan diberi balasan kepadanya dengan balasan yang paling sempurna,
dan sesungguhnya kepada Tuhanmulah kesudahannya (segala sesuatu)”
(QS. An-Najm 39-42)

LEMBAR PERSEMBAHAN


Karya ini kupersembahkan teruntuk;
Ayah-Bunda-Adik dan seluruh keluarga besar,
dan
semua teman-teman yang mendukung dalam mengerjakan karya
ini, terspesial Ari Kurnia, Hafidz, Shofront dan Irvan

SURAT PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama

: Tika Fauziyah

NIM

: 201010010311030

Tempat tanggal lahir

: Pasuruan, 24 Mei 1991


Fakultas / Jurusan

: Agama Islam / Tarbiyah

Menyatakan bahwa Tugas Akhir/ Skripsi dengan judul:
“Peran Pengasuh Pesantren Dalam Membina Akhlak
Mahasiswi Di Pesantren Mahasiswa/Mahasiswi Firdaus
Merjosari Malang”
adalah bukan merupakan karya tulis orang lain, baik sebagian maupun keseluruhan,
kecuali dalam bentuk kutipan yang telah kami sebutkan sumbernya.
Demikian surat pernyataan ini kami buat sebenar-benarnya dan apabila pernyataan ini
tidak benar, kami bersedia mendapat sanksi akademis.

Malang, 01 November 2014
Mahasisiswa Ybs,

Tika Fauziyah

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat, nikmat dan
hidayah-Nya, sehingga dapat terselesaikannya tugas akhir ini dengan judul “Peran
Pengasuh Pesantren dalam Membina Akhlak Mahasiswi (Studi di Pesantren
Mahasiswa/mahasiswi Firdaus Malang)”.
Sholawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada junjungan besar Nabi
Muhammad saw, yang telah mengantarkan umatnya dari jaman jahilia menuju jaman
yang terang dengan jalan Dinul Islam seperti saat ini.
Selama penyusunan skripsi ini, peneliti banyak mendapat bantuan dari
berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini peneliti ingin mengucapkan
terima kasih kepada pihak-pihak berikut ini.
1. Ayah dan bunda terhebat yang telah menyayangi, mendidik dan mendo’akan
dengan sabar untuk yang terbaik bagi peneliti.
2. Prof. Dr. Muhajir Effendy, M. Ap selaku rektor Universitas Muhammadiyah
Malang, Prof, Dr. Bambang Widagdo, M.M selaku PR I, Drs. Fauzan, M.Pd
selaku PR II, dan Dr. Diah Karmiati, Psi selaku PR III.
3. Drs. Faridi, M.Si selaku Dekan Fakultas Agama Islam, pembantu dekan I Drs.
Hadi Nur Taufiq, M.Ag, pembantu dekan II Syaiful Amin, M.Pd, dan
pembantu dekan III Drs. Muhammad Syarif, M.Ag.
4. Drs. Hadi Nur Taufiq, selaku pembimbing I yang telah memberikan waktu,
kesempatan dan motivasi bagi peneliti. Drs. Sunarto, M.Ag, selaku

pembimbing II yang telah banyak meluangkan waktunya untuk memberikan

bimbingan, motivasi, serta arahan bagi peneliti hingga terselesaikan skripsi
ini.
5. Bapak/Ibu dosen Jurusan Tarbiyah yang senantiasa memberikan bimbingan
dan ilmu kepada peneliti selama menempuh perkuliahan di Jurusan Tarbiyah
FAI-UMM.
6. Pengasuh pesantren Firdaus Bapak Halim Rofi’e dan Ibu Nurainy AlMascatty yang dengan rela hati menerima dan memberikan ijin bagi peneliti
untuk penelitian.
7. Teman-teman Tarbiyah 2010 yang telah banyak memberikan dukungan dan
sumbangan pikiran yang bermanfaat dalam penelitian skripsi ini.
8. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah membantu
kelancaran penyusunan karya ini.
Tiada balasan yang dapat penulis berikan selain do’a semoga amal mereka
mendapatkan balasan dari Allah SWT.
Peneliti sangat menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan
karena keterbatasan dan kekurangan peneliti. Oleh karenanya, saran dan kritik yang
konstruktif dari semua pihak sangat peneliti harapkan demi kesempurnaannya.
Akhirnya, hanya kepada Allah SWT peneliti memohon maghfiroh dan berserah diri,
semoga karya tulis ini bisa memberikan manfaat bagi semua pihak. Aamiin.

Malang, 01 November 2014
Penulis

Tika Fauziyah

TRANSLITERASI
Adapun penulisan bacaan arab dengan menggunakan panduan transliterasi sebagai
berikut:

‫ا‬
‫ب‬
‫ت‬
‫ث‬
‫ج‬
‫ح‬
‫خ‬
‫د‬
‫ذ‬
‫ر‬
‫ز‬

‫س‬
‫ش‬
‫ص‬
‫ض‬

:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:


a
b
t

j

kh
d
dz
r
ż
s
sy



‫ط‬
‫ظ‬
‫ع‬
‫غ‬
‫ف‬
‫ق‬
‫ك‬
‫ل‬
‫م‬
‫ن‬
‫و‬
‫ه‬
‫ء‬
‫ي‬

:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:





g
f
q
k
l
m
n
w
h

y

Vocal panjang dan dipotong
a panjang
i panjang
u panjang

:
:
:

aa
ii
uu

‫او‬
‫اُو‬
‫اي‬
‫اٍي‬

:
:
:
:

aw
uw
ay
iy

Ta’ marbuthah (‫ )ة‬pada:
Posisi mudhah
: t
Posisi mawshuf
: h
Posisi akhir frase : h

DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN........................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................... ii
MOTTO.......................................................................................................... iii
LEMBAR PERSEMBAHAN ........................................................................ iv
SURAT PERNYATAAN............................................................................... v
ABSTRAK ..................................................................................................... vi
ABSTRAC ..................................................................................................... vii
KATA PENGANTAR ................................................................................... viii
TRANSLITERASI ......................................................................................... x
DAFTAR ISI .................................................................................................. xi
BAB I PENDAHULUAN ..............................................................................
A. Latar Belakang ................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .............................................................................. 8
C. Tujuan Penelitian ............................................................................... 9
D. Manfaat Penelitian ............................................................................. 9
E. Batasan Istilah .................................................................................... 10
F. Sistematika Penulisan......................................................................... 12
BAB II KAJIAN PUSTAKA .......................................................................
A. Pesantren Dan Pengasuhan
1. Pengertian Pondok Pesantren ...................................................... 13
2. Sejarah Perkembangan Pondok Pesantren .................................. 16
3. Sistem Pendidikan Pesantren ...................................................... 19
4. Peran Pengasuh ........................................................................... 21
5. Tugas-Tugas Pengasuh Pesantren ............................................... 23
B. Pembinaan Religiusitas Mahasiswi
1. Definisi Religiusitas .................................................................... 26
2. Dimensi Religiusitas ................................................................... 29
3. Mahasiswa, Remaja dan Santri Serta Karakteristiknya .............. 30
4. Pembinaan Religiusitas Mahasiswi ............................................. 37
5. Faktor Pendukung dan Penghambat ............................................ 43
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Dan Pendekatan Nasional.......................................................... 49
B. Lokasi Penelitian ................................................................................ 51
C. Informan ............................................................................................. 52
D. Teknik Pengumpulan Data ................................................................. 52

E. Teknik Analisis Data .......................................................................... 55
BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Obyek Penelitian ................................................................ 58
B. Analisis dan Penyajian Data............................................................... 68
1. Peran Pengasuh Pesantren dalam Membina Religiusitas
Mahasiswi.................................................................................... 68
2. Faktor Pendukung dan Penghambat dalam Membina
Religiusitas Mahasiswi................................................................ 75
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ........................................................................................ 82
B. Saran................................................................................................... 83
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 85

DAFTAR PUSTAKA
Abdul Mukmin Sa’aduddin , Imam. (2006). Meneladani Akhlak Nabi, Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya.
Agama RI, Departemen. (2003). Pondok Pesantren dan Madrasah Diniyah
Pertumbuhan

dan

Perkembangannya,

Jakarta:

Direktorat

Jenderal

kelembagaan Agama Islam.
Ahmad, Abu. (1997). Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah, Semarang: Toha Putra.
Ahmadi, Wahid. (2004). Risalah Akhlak, Panduan Perilaku Muslim Modern, Solo:
Era Intermedia.
Al-Ghozali, Muhd .(1970) Khuluk al-Muslim, Darul bayan, Kuwait.
Ali, Zainuddin. (2008). Pendidikan Agama Islam, Jakarta: Bumi Aksara.
An-Nahlawi, Abdurrahman. (1992). Prinsip-prinsip dan metode Pendidikan Islam,
diterjemahkan Dahlan dan Sulaiman, Bandung: Diponegoro.
An-Nahlawi, Abdurrahman. (1995). Pendidikan Islam di Rumah, Sekolah dan
Masyarakat, Jakarta: Gema Insani.
Arifin. (1985). Pokok-pokok Pikiran Tentang Bimbingan dan Penyuluhan Agama,
Jakarta: Bulan Bintang.
Arifin. (1991). Kapita Selekta Pendidikan (Islam dan Umum, Jakarta: Bumi Aksara.
Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian (Suatu pendekatan Praktik),
Jakarta: Rineka Cipta.
Asmaran, As., (1992). Pengantar Studi Akhlak, Jakarta: CV Rajawali.
Burhanudin, Tamyiz. (2001). Akhlak Pesantren: Solusi Bagi Kerusakan Akhlak,
Yogyakarta: Ittaqa Press.
Contoh

Proposal

Penelitian,

diakses

pada

tanggal

5

Mei

2014

dari

http://andiedison.blogspot.com/2012/04/contoh-proposal-penelitian.html
D. Raharjo, Muhammad, (1985). Pergulatan Dunia Pesantren Membangun dari
Bawah, Jakarta: P3M.
Daradjat, Zakiyah. (1994). Ilmu Jiwa Agama, Jakarta: Bulan Bintang.
Daryanto. (1997). Kamus Bahasa Indonesia Lengkap, Surabaya: Apollo.

Endarmoko, Eko. (2007). The Saurus bahasa Indonesia, Jakarta: PT. Gramedia
Pustaka Utama.
Hamid, Abu. (1983). Sistem Pendidikan Madrasah dan Pesantren di Sulawesi
Selatan, dalam Taufik Abdulloh (ed), Agama dan Perubahan Sosial, Jakarta:
Rajawali Press.
Ilyas, Yunahar. (2001).

Kuliah Akhlak, Yogyakarta: Lembaga Pengkajian dan

Pengamalan Islam (LPPI).
Langgulung, Hasan. (2004). Manusia dan Pendidikan; Suatu analisa Psikologi,
Filsafat dan Pendidikan, Jakarta: Pustaka al-Husna Baru.
Madjid, Nurcholis. (1997). Bilik-Bilik Pesantren, Jakarta: Paramadina.
Mardalis. (2007). Metode Penelitian-Suatu Pendekatan Proposal, Jakarta: Bumi
Aksara.
Marimba. (1992). Pengantar Filsafat Pendidikan Islam, Bandung: AL Ma’arif.
Musbikin, Imam. (2007) Misteri Sholat Berjamaah, Bagi Kesehatan Fisik dan Psikis,
Yogyakarta : Mitra Pustaka.
Mustofa. (2010). Akhlak tasawuf, Bandung : Pustaka Setia.
Nasirudin. (2010). Pendidikan Tasawuf, Semarang: Rasail Media Group.
Nata, Abuddin. (2012). Kapita Selekta Pendidikan Islam, Jakarta: PT Raja Grafindo.
Nawawi, Hadari. (1994). Metode Penelitian Ilmiah, Jakarta: Rineka Cipta.
Nawawi, Hadari. (1999). Pendidikan Dalam Islam, Surabaya: Al-Ikhlas.
Poerbakawatja, Soegarda. (1982). Ensiklopedi Pendidikan, (Jakarta:Gunung Agung
Poerwadarminta, (1982). Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarata: Balai Pustaka.
Putra, Uhar, Suharsa. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan Tindakan,
Bandung : Refika Aditama.
Qomar, Mujamil. (2008). Pesantren dari Tranformasi Metodologi Menuju
Demikratisasi Institusi, Jakarta: Erlangga
Rahman Shaleh, Abdul, dkk. (1982). Pedoman Pembinaan Pondok Pesantren,
Jakarta: Proyek Pembinaan dan Bantuan Pondok Pesantren.
Sastrapradja, Muhammad. (1981). Kamus Istilah Pendidikan dan Umum, Surabaya:
Usaha Nasional.

Sugiono. (2010). Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan kuantitatif, kualitatif,
dan R&B), Bandung, Alfabeta.
Sulismanto. (2004). Menelusuri Jejak Pesantren, Yogyakarta: Alief Press
Syukur, Amin . (2010). Studi Akhlak, Semarang: Walisongo Press.
Teknik

Analisis

Data,

diakses

pada

tanggal

05

Maret

2014

dari

atcontent.com/Publication/869668844195999av.text/-/Model-Model-TeknikAnalisis-Data-Penelitian-Kualitatif
Tim Dosen Tarbiyah IAIN Wali Songo Semarang. (1995). Metodologi Pengajaran
Agama, Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Uhar, Suharsa Putra. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif Tindakan, Bandung :
Refika Aditama.
Usman Husaini. dan Akbar, Purnomo Setiady. (1996). Metodologi Penenlitian Sosial,
Jakarta: Bumi Aksara.
Ya’qub,

Hamzah.

(1983).

Etika

Islam,

Bandung:

CV.

Diponegoro.

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia merupakan Negara berkembang, maka dibutuhkan generasi
yang dapat mewujudkan Negara yang lebih maju dan beradab. Mahasiswa
merupakan aset suatu bangsa yang sangat berharga. Mahasiswa merupakan
calon pemimpin dan penerus perjuangan bangsa. Apabila mahasiswa yang
sekarang yang masih belajar di perguruan tinggi dapat terdidik secara utuh dan
terarah, maka masa depan bangsa dan Negara ini akan lebih baik. Tetapi
apabila mereka mendapatkan pendidikan yang persial, hanya mementingkan
sisi kecerdasan intelektual dan kekuatan fisik dan mengesampingkan
pembinaan kecerdasan intelektual dan spiritual, maka bangsa yang majemuk
ini akan terancam keberlangsungannya.
Mahasiswa adalah penerus perjuangan untuk menjadikan bangsa dan
Negara berkedaulatan, adil dan makmur. Mahasiswa adalah sosok yag siap
untuk membangun peradaban yang lebih baik. Maka dari itu, sudah menjadi
kewajiban bagi mahasiswa untuk memiliki kecerdasan yang seimbang antara
kecerdasan intelektual, kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual untuk
menjadikan akhlak mulia yang melekat pada dirinya demi membangun
peradaban yang lebih baik. Spiritualitas dalam setiap diri seseorang sangat
dibutuhkan untuk menjadi penyeimbang antara kecerdasan intelektual dan
kecerdasan emosional.

1

Tantangan besar kedua yang harus dihadapi mahasiswa di era sekarang
tidak hanya pada tuntutan kemampuan pada aspek kecerdasan intelektual
(kognitif) dan keterampilan fisik (skill), tetapi yang juga harus memiliki
kecerdasan emosional dan spiritual yang kokoh. Hal ini dikarenakan tantangan
permasalahan dalam kehidupan pribadi dan bermasyarakat semakin beragam
dan semakin komplek. Oleh karena itu dalam proses menjadi insan yang
signifikan antara kecerdasan intelektual, kecerdasan emosional dan kecerdasan
spiritual, mahasiswa sebaiknya mendapatkan pembinaan yang baik agar
kecerdasan emotional dan spiritualnya agar dapat berkembang optimal.
Banyak

sekali

mahasiswa

yang

mementingkan

kecerdasan

intelektualnya saja sehingga nilai religius pada diri mahasiswa kurang, karena
seperti yang sudah kita ketahui bahwa kesuksesan seseorang tergantung pada
diri masing-masing dan kehendak yang Maha Kuasa. Apabila seseorang ingin
mencapai kesuksesan dan cita-cita yang diimpi-impikan, maka yang
dibutuhkan adalah dengan bekerja keras dan atas izin yang Maha Kuasa.
Salah satu aspek dalam diri mahasiswa yang harus dikembangkan dalam
proses pendidikan adalah aspek afeksi (sikap, perilaku dan kepribadian).
Selama ini relatif banyak berkembang dan menjadi perhatian utama adalah
pengembangan aspek kognisi dan psikomotorik. Hal ini tercermin pada jumlah
jam mata kuliah pengembangan aspek-aspek ini yang harus ditempuh oleh
mahasiswa selama masa studinya jauh lebih baik banyak dibandingkan dengan
mata kuliah pengembangan aspek afeksi atau mata kuliah tentang
pengembangan kepribadian. Maka dari itu, banyak pesantren mahasiswa/wi

2

yang siap menampung mereka yang ingin mengembangkan kecerdasan
spiritual dan kecerdasan emosional mereka. Demi membangun anak bangsa
yang intelek dan religi.
Salah satu pesantren yang siap menampung mahasiswa/wi yang ingin
mengembangkan kecerdasan spiritual mereka adalah pesantren mahasiswa/wi
Firdaus. Pesantren ini terletak di jln. Mertojoyo Selatan Blok B/10 Merjosari
Dalam upaya mengembangkan kemampuan pada aspek afeksi, secara formal
para mahasiswa diwajibkan mengikuti kuliah Pendidikan Agama Islam.
Ungkapan Malik Fadjar dan Muhajir Effendy dalam bukunya,
tampaknya dari jaman ke jaman, gaya mahasiswa berada dalam pola yang
sama. Sebagai ekspresi dari semangat membangun impian-impian besar ke
depan, dan juga ulah yang diakibatkan oleh adanya dorongan selera sesaat itu.
Bedanya hanya terletak pada intensitasnya baik intensitas individuindividunya, maupun pola umum mahasiswa pada zaman tertentu. Mana dari
dua kecenderungan itu yang lebih menonjol sehingga menjadi stereotype bagi
mahasiswa dalam kurun waktu tertentu. Intensitas itu depengaruhi oleh tiga
faktor yaitu keadaan di luar kampus: perubahan dan perkembangan system
perguruan tinggi yang ada: serta masalah seberapa jauh keadaan saling terlibat
antara kampus dengan luar kampus.1 Terdapat beberapa tipe gaya mahasiswa
yang sangat menonjol pada saat ini. Yaitu gaya “Gaya Mahasiswa Utun”,
“Mahasiswa Unjuk Diri” dan “Mahasiswa asal katut”. Melihat tipe-tipe
mahasiswa di atas dapat disimpulkan bahwa tipe mahasiswa yang religi belum
1

A. Malik Fadjar dan Muhadjir Effendy, Dunia Perguruan Tinggi dan Kemahasiswaan,
(Malang: UMM PRESS, 1998), hlm.. 13

3

ada. Apabila dilihat dari Negara yang menjadi tempat tinggal kita, Indonesia
adalah salah satu Negara yang didominasi rakyat yang beragama Islam,
walaupun terbagi menjadi beberapa golongan dimana golongan-golongan
tersebut masih berlomba untuk menunjukkan metode beribadah seperti apakah
yang benar dan sesuai dengan tuntunan Rasulullah.
Menjadi pribadi religi merupakan suatu hal yang sangat diperhatikan
dalam agama Islam. Hal ini karena Islam itu tidak hanya ajaran normatif yang
hanya diyakini dan dipahami tanpa diwujudkan dalam kehidupan nyata, tapi
Islam memadukan dua hal antara keyakinan dan aplikasi, antara norma dan
perbuatan, antara keimanan dan amal saleh. Oleh sebab itulah ajaran yang
diyakini dalam Islam harus tercermin dalam setiap perbuatan dan sikap
pribadi-pribadi muslim.
Manusia dilebihkan oleh Allah berupa akal pikiran dibanding makhluk
lainnya. Dengan daya pikir, manusia bisa memilih perbuatan yang baik dan
buruk.2 Kedudukan seseorang yang memiliki keseimbangan antara sikap religi
dengan intelektualitas sangat mulia dalam Islam, apalagi jika dengan sikapnya
itu ada orang lain dapat terbantu. Bahkan dapat dikatakan bahwa
sesungguhnya tujuan Islam diturunkan adalah untuk menciptakan perilaku
manusia yang terpuji, bukan sekedar untuk menjadi ahli ibadah yang tidak
mengenal kehidupan sosial di sekitarnya. Menggunakan intelektualitas dan
ibadah yang benar akan menciptakan religiusitas yang sebenarnya dan bukan
yang diada-adakan.

2

Drs. H. A. Mustofa, Akhlak Tasawuf, (Bandung: Pustaka Setia, 2010), hal 154

4

Berbicara mengenai kehidupan sosial, pesantren adalah lingkungan
yang menjunjung tinggi nilai-nilai sosialisasi. Pesantren mendidik para santri
agar bisa diterima dan berguna bagi masyarakat, sedangkan mahasiswa
merupakan agen perubahan. Penggabungan karakter antar keduanya
diharapkan bisa menghasilkan pribadi-pribadi unggul, yakni ia bisa menjadi
pribadi yang bisa diterima dan mengubah masyarakat serta lingkungan
sekitarnya menjadi lebih baik dari sebelumnya. Pesantren mahasiswa Firdaus
merupakan salah satu lembaga yang mencoba mengintegrasikan kedua unsur
tersebut. Pesantren tersebut menerima semua mahasiswa tanpa syarat tertentu,
seperti universitas, semester ataupun kelompok masyarakat tertentu.
Pengaruh lingkungan sosial terhadap pembentukan religiusitas
tergantung pada pengalaman di mana seseorang berada. Kehidupan seseorang
yang tinggal dan dibesarkan dalam lingkungan pesantren dengan berbagai
ketentuan dan aturan yang berlaku dalam kelompok sosial tersebut, sedikit
banyak berpengaruh terhadap kepribadiaannya. Sebab di tempat lingkungan
inilah dia belajar loyalitas, simpati, respon, pengabdian, dan bekerjasama
dengan ciri-ciri atau sifat-sifat akhlak lainnya.
“Pesantren merupakan salah satu lembaga pendidikan Islam tertua di
Indonesia. Ia memiliki hubungan fungsional simbiotik dengan ajaran
Islam. Yaitu, dari satu sisi keberadaan pesantren diwarnai oleh corak
dan dinamika ajaran Islam yang dianut oleh para pendiri dan kiai
pesantren yang mengasuhnya; sedangkan pada sisi lain, ia menjadi
jembatan utama (main bridger) bagi proses internalisasi dan transmisi

5

ajaran Islam kepada masyarakat. Melalui pesantrenlah agama Islam
menjadi

membumi

dan

mewarnai

seluruh

aspek

kehidupan

masyarakat: sosial, keagaam, hukum, politik, pendidikan, lingkungan,
dan lain sebagainya”.3
Pengasuh Pesantren Mahasiswa Firdaus memberikan pelajaran
keagamaan kepada para santrinya agar memiliki sikap yang sesuai dengan
ajaran agama Islam. Pesantren juga memiliki kedekatan hubungan dengan
masyarakat di sekitarnya. Karena dari satu sisi, keberadaan pesantren
bergantung kepada masyarakat yang ikut memberikan support bagi
keberadaannya; sedangkan pada sisi lain pesantren juga harus memberikan
jawaban atas masalah atau memenuhi kebutuhan intelektual, spiritual, sosial,
kultural, politik, bahkan medis dan lainnya yang dibutuhkan masyarakat. 4
Sejauh ini Pesantren Mahasiswa Firdaus diberikan sarana prasarana dari
masyarakat sekitar, seperti masjid beserta proyektor dan yang lainnya. Ini
sangat membantu proses belajar para santri. Selain itu santri juga diwajibkan
sholat berjama’ah di masjid tersebut, selain berjamaah untuk pembudayaan
dan pembiasaan, ini juga membantu memberikan contoh bagi masyarakat
sekitar akan kebiasan berjama’ah. Berdasarkan petunjuk Alqur’an surat AliImron (3) ayat 104 “Dan hendaklah ada diantara kamu segolongan umat yang
menyeru kepada kebajikan, menyuruh yang ma’ruf dan mencegah dari yang
mungkar; mereka itulah orang-orang yang beruntung).

3

Prof. Dr. H. Abuddin Nata, M.A. Kapita Selekta Pendidikan Islam, (Jakarta, PT Raja
Grafindo Persada, 2012), 311
4
Ibid, hal 311

6

Kata pesantren berasal dari kata pesantrian, yang berarti asrama dan
tempat murid-murid belajar mengaji.5 Adapun pengertian umum yang
digunakan, pesantren adalah salah satu lembaga pendidikan Islam tertua di
Indonesia yang di dalamnya terdapat: pondokan atau tempat tinggal; kiai,
santri, masjid, dan kitab kuning.6 Pesantren Mahasiswa Firdaus memiliki
pengasuh, santri, dan kitab-kitab yang berbahasa arab serta kosa kata bahasa
arab yang disesuaikan dengan bahasa arab Alqur’an. Pelajaran-pelajaran yang
diberikan adalah disesuaikan dengan moto Pesantren Mahasiswa Firdaus yaitu
dengan al-Quran, bangun militansi, intelektualitas, dan spiritual. Pesantren
Mahasiswa Firdaus juga memiliki kedisiplinan bersih lingkungan, baik dalam
maupun luar pesantren hal ini agar tercipta lingkungan yang bersih karena
lingkungan yang bersih menciptakan kenyamanan belajar dan bermukim.
Bersih adalah sebagian dari iman, maka disiplin kebersihan adalah salah satu
pendidikan pembentukan akhlak. Pengasuh pesantren memberikan bimbingan
dan juga menentukan apa saja yang harus diuatamakan saat membersihkan
lingkungan pesantren.
Menyadari pentingnya menjadi pribadi yang memiliki sikap religi bagi
para mahasiswi, maka pesantren mahasiswa/mahasiswi Firdaus mempunyai
misi untuk melekatkan religiusitas pada jiwa dan diri santri. Namun di
pesantren Firdaus ini santrinya adalah mahasiswi yang memiliki kesibukan
masing-masing, baik tugas dari dosen, organisasi kampus, dan lain-lain,
sehingga kurangnya pengontrolan yang eksklusif pada santri. Walaupun
5
6

Ibid, hal 314
Ibid, hal 314

7

demikian pengasuh pesantren tetap memberikan peraturan-peraturan yang
harus ditaati oleh para santri, agar tetap berada dalam pengawasan pengasuh
pesantren.
Berdasarkan uraian diatas, dapat diketahui bahwa untuk mewujudkan
mahasiswi yang memiliki sikap religi, diperlukan pendidikan yang baik dan
benar. Bukan hanya pada aspek kognisi saja, namun juga pada aspek afeksi
dan psikomotoriknya. Pesantren mahasiswa/mahasiswi Firdaus mencoba
menerapkan model seperti halnya pondok pesantren pada umumnya, meskipun
terdapat perbedaan bekal atau latar belakang santri yang tinggal di sana. Maka
dari hal inilah yang membuat peneliti tertarik untuk mengetahui bagaimana
proses pembinaan religiusitas mahasiswi. Sehingga peniliti mengemasnya
dalam sebuah judul: PERAN PENGASUH PESANTREN DALAM
MEMBINA

RELIGIUSITAS

MAHASISWI

DI

PESANTREN

MAHASISWA/WI FIRDAUS MERJOSARI MALANG.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang penulis kemukakan di atas, maka
yang menjadi topik permasalahan ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Apa peran pengasuh pesantren dalam membina religiusitas mahasiswi
di Pesantren Mahasiswa/mahasiswi Firdaus Merjosari Malang?
2. Apa faktor pendukung dan penghambat dalam membina religiusitas
mahasiswi di Pesantren Mahasiswa/mahasiswi Firdaus Merjosari
Malang?

8

C. Tujuan Penelitian
Berangkat dari rumusan masalah di atas, maka tujuan yang akan
dicapai dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.

Mendeskripsikan

peran

pengasuh

dalam

membina

religiusitas

mahasiswi di Pesantren Mahasiswa/mahasiswi Firdaus Merjosari
Malang
2.

Mengidentifikasi faktor pendukung dan penghambat dalam membina
religiusitas mahasiswi di Pesantren Mahasiswa/mahasiswi Firdaus
Merjosari Malang.

D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan memiliki manfaat untuk lembaga pendidikan
dan hususnya bagi peneliti.
1. Lembaga Pendidikan
Sebagai bahan evaluasi pengasuh dalam meningkatkan mutu lembaga
pendidikan dalam membina religiusitas santri.
Sebagai tolak ukur pendidikan yang telah diberikan dalam pembinaan
religiusitas santri.
2. Peneliti
Memberikan wawasan tentang pembinaan religiusitas mahasiswi di
pesantren.

9

E. Batasan Istilah
1. Peran
Peran adalah

serangkaian perilaku yang diharapkan pada

seseorang sesuai dengan posisi sosial yang diberikan baik secara formal
maupun secara informal. Peran didasarkan pada preskripsi ( ketentuan )
dan harapan peran yang menerangkan apa yang individu-individu harus
lakukan dalam suatu situasi tertentu agar dapat memenuhi harapanharapan mereka sendiri atau harapan orang lain menyangkut peran-peran
tersebut. Peranan dalam kamus besar bahasa Indonesia adalah yang
diperbuat, tugas, hal yang besar pengaruhnya pada suatu peristiwa.7
Perilaku atau cara-cara yang digunakan pengasuh pesanren dalam
membina akhlak islami mahasiswa.
2. Pengasuh
Kata pengasuh berasal dari kata “asuh” yang berarti: pembimbing,
penanggung jawab, atau wali.8 Pengertian pengasuh secara umum adalah
orang dewasa, yang turut bertanggung jawab dalam kelangsungan hidup
dan pendidikan anak, yang termasuk dalam pengertian ini adalah ayah,
ibu, orang tua asuh, kakek, nenek, paman dan bibi, kakak atau wali.9

7

Daryanto, S.S Kamus Bahasa Indonesia Lengkap, (Apolo, Surabaya, 1997), 487
Eko Endarmoko, The Saurus Bahasa Indonesia, Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama,
2007), hlm.37
9
Abdurrahman An-Nahlawi, Pendidikan Islam di Rumah, Sekolah dan Masyarakat,
(Jakarta: Gema Insani Press, 1995), hlm. 100
8

10

3. Pesantren
Pesantren dalam kamus besar bahasa Indonesia adalah tempat
belajar mengaji secara bersama dan juga sebagian besar tinggal di sana.10
Pesantren identik dengan tempat tinggal yang islami dimana diharapkan
kepada para lulusannya memiliki banyak pengetahuan tentang Islam dan
berperilaku islami.
4. Membina

5. Religiusitas
Harun nasution (dalam Jalaluddin, 2004) membedakan pengertian
agama berdasarkan asal kata, yaitu al-din, religi (relegere, religare) dan
agama. Al-din berarti undang-undang atau hukum. Kemudian dalam
bahasa Arab, kata ini mengandung arti menguasai, menundukkan, patuh,
dan kebiasaan. Sedangkan dari kata religi (latin) atau relegere berarti
mengumpulkan atau membaca. Kemudian religare berarti mengikat.
Adapun kata agama terdiri dari a-tidak; gam-pergi, mengandung arti tidak
pergi, tetap di tempat atau diwarisi turun temurun.
6. Mahasiswa
Mahasiswa dalam kamus besar bahasa Indonesia adalah orang
yang belajar diperguruan tinggi. 11 Mahasiswi bagian dari mahasiswa.
Mahasiswa merupakan seseorang yang mulai menginjak usia dewasa, yang

10
11

Op.,Cit, Daryanto, S.S, hal. 488
Opcit, hal 413

11

memiliki keinginan kuat dalam menjalani hidup untuk mencapai tujuan
yang dicita-citakan.

F. Sistematika Penulisan
Adapun sistematika penulisan dalam penelitian ini adalah untuk
menyelesaikan penulisan dengan baik, terbagi menjadi lima Bab yaitu:
Bab I,

Pendahuluan meliputi latar belakang masalah, rumusan masalah,

tujuan masalah, manfaat penelitian dan batasan istilah.
Bab II,

Kajian pustaka yang berisi tentang tinjauan mengenai pesantren

dan pengasuh, serta pembinaan religiusitas mahasiswa.
Bab III, Metodologi penelitian yang menjabarkan jenis penelitian, pendekatan
penelitian, lokasi penelitian, sumber data, teknik pengumpulan data dan teknik
analisa data.
Bab IV, Hasil penelitian yang berkaitan dengan latar belakang obyek
penelitian, hasil penelitian yang didapat dalam proses penelitian dan data-data
yang didapat dari berbagai sumber.
Bab V,

Penutup yang berisi kesimpulan dan saran.

12