Agni Muftianti, 2015 PENGARUH METODE MIND MAPPING BERASIS KATA-KATA MUTIARA TERHADAP
KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN DAN MENULIS NARASI SISWA SEKOLAH DASAR
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
BAB I PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Pembelajaran bahasa Indonseia di SD bertujuan meningkatkan kemampuan siswa berkomunikasi secara efektif, baik lisan maupun tertulis.
Terdapat empat komponen keterampilan berbahasa dalam pembelajaran Bahasa Indonesia di SD, yaitu menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Komponen-
komponen tersebut harus mendapatkan perhatian yang sama dalam pembelajaran bahasa karena keempat aspek tersebut saling terkait dan saling berpengaruh
Tarigan, 2008, hlm.1. Keempat keterampilan tersebut diperoleh melalui proses berlatih. Keterampilan membaca dan menulis sebagai salah satu keterampilan
berbahasa perlu dimiliki siswa SD agar mampu berkomunikasi secara tertulis. Oleh karena itu, peranan pengajaran bahasa Indonesia khususnya pengajaran
membaca dan menulis di SD menjadi sangat penting. Membaca adalah hal yang sangat berarti dan membutuhkan keterlibatan
aktif pembaca, karena untuk mencapai tujuan yang diharapkan memerlukan pemahaman yang kuat dalam proses membaca tersebut. Kemampuan membaca
seseorang dapat dilihat dari segi pemahaman membacanya. Untuk tingkat sekolah dasar, pembelajaran membaca dibagi menjadi dua yakni pembelajaran membaca
permulaan dan pembelajaran membaca lanjutan. Dalam pembelajaran membaca permulaan, membaca diarahkan untuk melafalkan huruf sehingga dikatakan
bahwa tujuan pembelajaran membaca permulaan adalah untuk melek huruf. Menurut Mulyati dalam Ifah, 2013, yang dimaksud dengan melek huruf adalah
anak-anak dapat mengubah dan melafalkan lambang-lambang tertulis menjadi bunyi-bunyi bermakna. Pada tahap ini sangat dimungkinkan anak-anak dapat
melafalkan lambang-lambang huruf yang dibacanya tanpa diikuti oleh pemahaman terhadap lambang bunyi-bunyi lambang tersebut. Oleh karena itu,
pembelajaran membaca permulaan ditujukan untuk siswa kelas rendah. Sementara itu, pembelajaran membaca lanjutan diberikan untuk anak kelas
tinggi. Dalam pembelajaran membaca lanjutan ini, siswa diarahkan untuk memaknai bunyi huruf yang dapat ia lafalkan sehingga tujuan pembelajaran
Agni Muftianti, 2015 PENGARUH METODE MIND MAPPING BERASIS KATA-KATA MUTIARA TERHADAP
KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN DAN MENULIS NARASI SISWA SEKOLAH DASAR
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
membaca lanjutan adalah untuk memahami isi bacaan atau yang kemudian disebut dengan melek wacana. Menurut Mulyati dalam Ifah, 2013, yang dimaksud
melek wacana adalah kemampuan membaca yang sesungguhnya yakni kemampuan mengubah lambang-lambang tulis menjadi bunyi-bunyi bermakna
disertai pemahaman akan lambang-lambang tersebut. Dengan kemampuan melek wacana inilah kemudian anak-anak diberikan berbagai macam informasi yang
dapat memperluas pengetahuan mereka. Begitupun dengan menulis, seperti halnya keterampilan membaca
keterampilan menulis dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung. Kemampuan menulis merupakan kegiatan yang produktif dan ekspresif, kegiatan
menulis harus dilakukan dengan banyak latihan dan praktek yang teratur agar penulis terampil dalam memanfaatkan grafologi, struktur bahasa, dan kosa kata.
Menulis narasi merupakan kompetensi menulis yang sudah ada dan dimulai di jenjang Sekolah Dasar. Kompetensi tersebut menuntut siswa untuk dapat
mengungkapkan perasaan, ide, dan gagasannya kepada orang lain melalui kegiatan menulis narasi. Kemampuan menulis narasi tidak secara otomatis dapat
dikuasai oleh siswa, melainkan harus melalui latihan dan praktik yang banyak dan teratur sehingga siswa akan lebih mudah berekspresi dalam kegiatan menulis.
Sehubungan dengan itu, kemampuan menulis harus ditingkatkan sejak kecil atau mulai dari pendidikan Sekolah Dasar. Apabila kemampuan menulis tidak
ditingkatkan, maka kemampuan siswa untuk mengungkapkan pikiran atau gagasan melalui bentuk tulisan akan semakin berkurang atau tidak berkembang.
Berbeda halnya dengan keterampilan berbahasa yang lain, kemampuan menulis memerlukan sejumlah potensi pendukung. Untuk mencapainya
dibutuhkan kesungguhan-kesungguhan, kemauan keras, bahkan dengan belajar sungguh-sungguh. Dengan demikian, wajar bila dikatakan bahwa meningkatkan
kemampuan membaca dan menulis akan mendorong siswa lebih aktif, kreatif dan melatih kemahiran.
Namun berdasarkan hasil survei lembaga internasional yang bergerak dalam bidang pendidikan,
United Nations Education Society And Cultural Organitation UNESCO
minat baca penduduk Indonesia jauh dibawah negara- negara Asia. Sementara itu, menurut Hanifah dalam Aditama, 2008
Agni Muftianti, 2015 PENGARUH METODE MIND MAPPING BERASIS KATA-KATA MUTIARA TERHADAP
KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN DAN MENULIS NARASI SISWA SEKOLAH DASAR
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
International Educational Achievement
mencatat kemampuan membaca siswa Indonesia paling rendah di kawasan ASEAN. Indonesia merupakan peringkat ke-
38 dari 39 negara. Sehingga menyebabkan
United Nations Development Program UNDP
menempatkan Indonesia pada posisi rendah dalam hal pembangunan sumber daya manusia.
Begitupun mengenai keterampilan menulis siswa dipandang masih rendah seperti menurut Panca sejalan dengan temuan dari survei ihwal pemelajaran
menulis kolaboratif Alwasilah, 2004 yang menandaskan, bahwa kesulitan pembelajaran menulis dalam bahasa Indonesia apalagi dalam bahasa Inggris
disebabkan oleh dua hal yakni 1 Pendidikan SD sampai PT telah mengabaikan keterampilan menulis, dan 2 Pemelajaran menulis selama ini lebih mengajarkan
teori daripada praktis menulis. Dikutip pula dari http: mmt. its. ac. id index. Php component article
1 – berita - Terbaru 199 pelatihan menulis karya ilmiah. htmls. Pebriana,2014.
Bahwa rendahnya tingkat aliterasi melek membaca dan menulis, fakta secara faktual menurut IPSC
International Publisher Association Canada
Indonesia hanya mampu menerbitkan 5.000 judultahun, jauh lebih kecil dibanding kecil
dibanding Jepang 65.000 judultahun. Dari 250.000 sekolah di Indonesia hanya 5 yang memiliki perpustakaan, dapat digambarkan bahwa masyarakat kita,
termasuk guru, mahasiswa dan siswa belum terbiasa menulis. Senada dengan kenyataan di lapangan, masih terdapat beberapa kasus
terdapat siswa sekolah dasar di kelas tinggi yang belum melek huruf. Contohnya saja di Kabupaten Bandung, khususnya di SDN Karamatmulya 01 Kecamatan
Soreang, masih terdapat siswa kelas V yang masih belum melek huruf dan melek wacana. Begitu juga mengenai kemampuan menulis narasi siswa kelas V SD
Negeri Karamatmulya 01 Soreang masih rendah, pemelajaran masih kurang inovatif sehingga mengakibatkan kemampuan menulis narasi siswa menjadi
rendah. Hal ini dintandai dengan adanya siswa kurang bersungguh-sungguh dan kurang mempunyai kemauan yang keras dalam berkemampuan menulis narasi.
Siswa belum terampil dalam menyusun kalimat-kalimat dan belum memperhatikan tanda baca dalam menulis karangan narasi. Hal ini menunjukkan
bahwa siswa kurang aktif dan mengalami kesulitan mengembangkan gagasannya
Agni Muftianti, 2015 PENGARUH METODE MIND MAPPING BERASIS KATA-KATA MUTIARA TERHADAP
KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN DAN MENULIS NARASI SISWA SEKOLAH DASAR
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
untuk menulis narasi sehingga guru perlu berupaya dalam mengembangkan pembelajaran yang inovatif dengan maksud agar tujuan pembelajaran dapat
tercapai khususnya dalam pembelajaran menulis narasi. Dengan melihat kenyataan demikian, pendidik harus betul-betul
memperhatikan hal apa yang kurang tepat diberikan. Dengan merefleksi diri, mungkin saja pembelajaran yang diberikan belum maksimal sehingga
pembelajaran yang diberikan terhadap para siswa cenderung monoton yang menjadikan siswa merasa jenuh atau bosan. Masih banyak kasus di lapangan
bahwa pembelajaran yang disampaikan tak jauh dari pembelajaran konvensional, pembelajaran yang belum memberikan inovasi bagi pendidikan.
Menurut Sukandi dalam Sunarto, 2009 pembelajaran konvensional ditandai dengan guru lebih banyak mengajarkan tentang konsep-konsep bukan
kompetensi, tujuannya adalah siswa mengetahui sesuatu bukan mampu untuk melakukan sesuatu, dan pada saat proses pembelajaran siswa lebih banyak
mendengarkan. Jadi, pendekatan konvensional yang dimaksud adalah proses pembelajaran yang lebih banyak didominasi gurunya sebagai pentransfer ilmu,
sementara siswa lebih pasif sebagai penerima ilmu. Akibatnya, proses belajar tidak berjalan secara kreatif, efektif, dan menyenangkan. Dengan selalu
memberikan model pembelajaran yang konvensional, terkadang konsentrasi siswa terpecah dengan hal lainnya, akibatnya siswa kurang memahami materi pelajaran.
Tak sedikit siswa yang merasa bosan dan jenuh di kelas, bahkan tak sedikit pula siswa menggunakan kegiatan belajar sebagai ajang untuk melamun, tidur dan
mengganggu temannya. Hal seperti ini dapat membuat hasil belajar siswa tidak maksimal.
Selain itu, metode pembelajaran konvensional yang pada umumnya digunakan oleh pendidik, cenderung menekankan pada pola kerja otak kiri siswa
saja. Padahal belajar dikatakan berhasil apabila otak difungsikan secara optimal atau fungsi otak lebih optimal bila seluruh bagian otak dapat diaktifkan. Salah
satu alternatif untuk mengatasi masalah pembelajaran adalah dengan menggunakan inovasi pembelajaran, yaitu guru khususnya dituntut untuk
memilah metode apa yang tepat untuk diberikan pada pembelajaran sehingga
Agni Muftianti, 2015 PENGARUH METODE MIND MAPPING BERASIS KATA-KATA MUTIARA TERHADAP
KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN DAN MENULIS NARASI SISWA SEKOLAH DASAR
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
membuat siswa menjadi aktif, kreatif, mandiri, dan merasa senang dalam kegiatan pembelajaran.
Dengan melihat kenyataan seperti demikian, perlu kiranya sebagai seorang pendidik untuk menyajikan suatu pembelajaran yang bermakna dan bervariasi
sehingga dapat menciptakan para siswa yang cerdas, kreatif, mandiri, berwawasan luas dan berkembang secara optimal. Baik metode maupun model pembelajaran
merupakan suatu pola perencanaan pembelajaran yang digunakan dalam proses belajar-mengajar. Menurut Joyce Weil 1981, dalam Rahman, 2011, hlm. 7.
‘Keberadaan model pembelajaran menjadi vital dalam domain
teaching learning process
, sebab model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau pola yang digunakan dalam menyusun kurikulum, mengatur materi
pembelajaran, dan memberi petunjuk kepada pengajar di kelas dalam setting pengajaran ataupun setting lainnya
’. Salah satu metode pembelajaran yang telah terbukti mampu
mengoptimalkan hasil belajar adalah metode peta pikiran
mind mapping
. Metode ini pertama kali diperkenalkan oleh Buzan pada awal 1970-an. Hingga
saat ini metode yang merupakan implementasi dari
radiant thinking
adalah metode belajar yang paling banyak digunakan di seluruh dunia.
Oleh karena itu metode peta pikiran
mind mapping
ini akan sangat membantu memudahkan siswa dalam proses pembelajaran terutama digunakan
dalam keterampilan membaca dan menulis narasi. Metode peta pikiran
mind mapping
akan menambah pengetahuan siswa untuk mencari urutan kronologis suatu peristiwa, kejadian,dan masalah yang diharapkan. Siswa akan lebih mudah
jika dalam pembelajaran membaca dan menulis narasi mengangkat tema dari kehidupan siswa sehari-hari atau pengalaman-pengalamannya. Melalui bimbingan
guru disertai pemberian motivasi yang besar kepada para siswa dengan memberikan kata-kata bermaknamutiara yang bertujuan untuk mendorong para
siswa agar lebih bersemangat dalam menuangkan ide-ide mereka ke dalam suatu tulisan yang berasal dari imajinasi para siswa, kemudian pengalaman-pengalaman
tersebut dituangkan ke dalam kerangka berfikir melalui peta pikiran
mind mapping
. Kata-kata mutiara yang diberikan memberikan suatu gambaran untuk menjadikan para siswa lebih kreatif, karena dengan kata-kata mutiara siswa dapat
mendapatkan kata kunci yang akan mereka kembangkan melalui peta pikiran
Agni Muftianti, 2015 PENGARUH METODE MIND MAPPING BERASIS KATA-KATA MUTIARA TERHADAP
KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN DAN MENULIS NARASI SISWA SEKOLAH DASAR
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
mereka disertai pula dengan gambar dan kata-katanya yang sangat variatif. Hal ini dapat memicu siswa untuk melatih kemampuan membaca pemahaman dan
menulis karangan narasi yang lebih besar atau menarik siswa. Berdasarkan hal tersebut, maka diharapkan kemampuan membaca
pemahaman dan menulis narasi siswa akan meningkat. Metode peta pikiran
mind mapping
disertai kata-kata mutiara tentu akan sangat membantu siswa dalam memanfaatkan potensi kedua belah otaknya dalam mengembangkan keterampilan
membaca pemahaman dan juga keterampilan menulis narasi siswa. Siswa akan lebih termotivasi dengan kata-kata mutiara yang diberikan, sehingga memicu
kreativitas siswa untuk berimajinasi lebih luas. Adanya interaksi yang luar biasa antara kedua belahan otak dapat memicu kreativitas yang memberikan kemudahan
dalam proses tersebut. Terbiasanya siswa menggunakan dan mengembangkan potensi kedua otaknya, akan dicapai peningkatan beberapa aspek, yaitu
konsentrasi, kreativitas, dan pemahaman. Dalam beberapa penelitian yang dilakukan, Benavides et al. 2010
melakukan penelitian tentang pengaruh software
mind mapping
pada pemahaman bacaan bagi mahasiswa dari jurusan Sarjana bahasa Inggris yang mengikuti kelas
membaca dan menulis dalam kursus bahasa Inggris II di Universidad de Oriente Univo, San Miguel. Dalam penelitian ini, sikap peserta didik terhadap
menggunakan perangkat lunak pemetaan pikiran diselidiki juga. Hasil kuesioner menunjukkan bahwa 100 dari pembelajar menyatakan
Mind Mapping Software
sebagai alat yang berguna bagi peningkatan keterampilan membaca pemahaman dan meringkas bahan bacaan dan 80 dari pembelajar percaya bahwa peta
konsep menumbuhkan keterampilan membaca dan menulis . Dalam studi ini, 88 dari pembelajar menjawab bahwa teknik ini membantu mereka memvisualisasikan
isi bacaan. Bayindir 2003 juga melakukan studi kasus pada sikap mahasiswa
Universitas Teknis Timur Tengah terhadap aplikasi berbasis otak. Analisis data yang dikumpulkan melalui kuesioner sikap menunjukkan bahwa 93 dari
pembelajar menunjukkan sikap positif yang signifikan terhadap aplikasi
mindmapping
, sementara hanya 1 dari pembelajar memiliki sikap negatif
Agni Muftianti, 2015 PENGARUH METODE MIND MAPPING BERASIS KATA-KATA MUTIARA TERHADAP
KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN DAN MENULIS NARASI SISWA SEKOLAH DASAR
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
terhadap aplikasi berbasis otak . Analisis hasil wawancara juga mengungkapkan bahwa semua pembelajar memiliki perasaan positif tentang aplikasi berbasis otak.
Penelitian yang terkait dengan penggunaan metode
Mind mapping
diantaranya pernah dilakukan oleh Arif 2013. Dari hasil penelitian yang diberi judul Penerapan Metode
Mind Mapping
untuk Meningkatkan Keterampilan Menulis Narasi pada Siswa Kelas IVA SDN Wonosari 02 Semarang ini
memperlihatkan hasil bahwa metode
Mind mapping
terhadap keterampilan menulis narasi dapat meningkatkan keterampilan guru, aktivitas belajar siswa, dan
keterampilan menulis narasi siswa kelas IVA SDN Wonosari Semarang. Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penulis akan mengadakan
penelitian dengan judul Pengaruh Metode
Mind Mapping
Berbasis Kata-kata Mutiara Terhadap Keterampilan Membaca Pemahaman dan Menulis Narasi Siswa
di Sekolah Dasar Kuasi Eksperimen pada Kelas V SDN Karamatmulya 01 Kecamatan Soreang Kabupaten Bandung. Hal ini bertujuan untuk melihat apakah
terdapat pengaruh atau tidak dengan menggunakan metode
Mind mapping
berbasis kata-kata mutiara terhadap keterampilan membaca pemahaman dan menulis narasi.
1.2 RUMUSAN MASALAH