PENGUKURAN PENCAPAIAN KINERJA PENGUKURAN PENCAPAIAN KINERJA
30
2 Meningkatnya
Profesionalisme dan
Akuntabilitas Kinerja serta Disiplin Aparatur
1 Persentase pejabat struktural
yang memenuhi syarat jabatan 80,00
80,83 101,04
2 Persentase
pemenuhan jabatan fungsional sesuai
kebutuhan 100,00
26,35 26,35
3 Nilai evaluasi akuntabilitas
kinerja pemerintah provinsi oleh KEMENPAN dan RB
Angka C
C 100
4 Opini BPK atas LKPD
Opini WDP
WDP 100
5 Rata-rata kehadiran pegawai
90,00 84,33
93,7 3
Meningkatnya Kualitas
Pelayanan Publik yang Komprehensif
berbasis Teknologi Informasi
1 Persentase SKPD yang telah
memiliki Standar Operasional Prosedur SOP
100,00 30,61
30,61 4
Meningkatnya Penegakan Hukum dan Pemberantasan
KKN 1
Persentase pengaduan dan gugatan masyarakat yang
ditangani 60,00
100,00 166,67
2 Persentase tindak lanjut atas
rekomendasi temuan hasil pemeriksaan
40,00 82,14
205,35 5
Peningkatnya pemenuhan Hak-Hak Dasar Orang Asli
Papua. 1
Persentase penduduk di atas garis kemiskinan
70,00 30,05
157,07 2
Persentase Penanganan
Penyandang Masalah
Kesejahteraan Sosial 4,00
4,02 100.50
6 Terwujudnya Masyarakat
yang Sehat 1
Persentase penduduk asli Papua yang terjangkau dalam
Kartu Papua Sehat KPS 100,00
100,00 100,00
2 Angka kematian ibu per
100.000 ibu melahirkan Angka
235,00 422,00
55,69 3
Angka kematian bayi per 1.000 kelahiran hidup
Angka 54,00
8,00 675,00
4 Persentase
penanganan penderita HIVAIDS yang
ditemukan dan mendapatkan ARV
100,00 44,00
44,00
5 Persentase kelahiran partus
yang ditangani tenaga medis 39,90
47,30 118,55
6 Persentase Balita gizi buruk
yang ditemukan
dan mendapat perawatan
100,00 100,00
100,00 7
Angka usia harapan hidup Angka
68,00 68,80
101,18 7
Terwujudnya Masyarakat yang Cerdas dan terampil
1 Persentase angka melek
huruf 75,83
75,92 100,12
2 Rata-rata lama sekolah
6,87 6,87
100 3
APK PAUDTK 29,54
12,19 41,2
4 Angka Partisipasi Kasar APK
SDMI 99,72
99,72 100
5 Angka Partisipasi Kasar APK
SMPMTs 55,17
55,17 100
6 Angka Partisipasi Kasar APK
SMUSMKMA 41,69
41,69 100
7 Angka Partisipasi Murni APM
SDMI 70,80
75,84 107,12
8 Angka Partisipasi Murni APM
SMPMTs 43,40
38,52 88,76
9 Angka Partisipasi Murni APM
SMUSMKMA 30,02
30,02 100
31
10 Angka putus sekolah SDMI
0,77 0,77
100 11
Angka putus
sekolah SMPMTs
0,36 0,20
104,44 12
Angka putus
sekolah SMUSMKMA
0,84 2,22
-64,29 13
Persentase guru yang telah bersertifikasi
60,05 24,88
158,57 14
Persentase angka kelulusan SDMI
99,80 99,92
100,12 15
Persentase angka kelulusan SMPMTs
99,50 99,11
99,61 16
Persentase angka kelulusan SMUSMKMA
98,00 98,05
100,05 8
Meningkatnya prestasi
olahraga 1
Persentase cabang olah raga yang
mendapatkan penghargaan tingkat nasional
15,00 17,00
113,33 9
Meningkatnya partisipasi pemuda
dalam pembangunan
1 Peningkatan wirausaha muda
asli Papua 7,50
7,09 105,33
10 Terwujudnya iklim investasi
yang kondusif 1
Persentase peningkatan nilai Investasi PMDN dari tahun ke
tahun 30,00
79,19 263,97
2 Persentase peningkatan nilai
Investasi PMA 30,00
59,41 198,03
11 Meningkatnya kapasitas dan
produktivitas koperasi dan Usaha
Mikro Kecil
Menengah UMKM 1
Persentase jumlah koperasi sehat berkualitas
45,00 13,57
30,16 2.
Persentase peningkatan
jumlah Industri
Kecil Menengah
3,00 19,40
646,67 3.
Persentase peningkatan
jumlah Usaha
Kecil Menengah
5,90 11,68
197,97 12
Terwujudnya peningkatan penyediaan lapangan kerja
1 Tingkat pengangguran terbuka
2,86 5,51
192,66 2
Tingkat partisipasi angkatan kerja
79,98 96,77
120,99 13
Meningkatnya peran sektor pariwisata
dalam perkonomian daerah
1 Persentase Jumlah PDRB dari
sektor perdagangan, hotel dan restoran
10,35 9,10
87,92 2
Persentase peningkatan
kunjungan wisatawan
domestik dan mancanegara ke Provinsi Papua
3,00 0,56
18,67 14
Terwujudnya pengelolaan SDA
secara lestari
mendukung peningkatan pekenomian masyarakat
1 Kontribusi
sub sektor
perkebunan dan hasilnya terhadap PDRB
0,74 0,95
128,38 2
Kontribusi sub
sektor peternakan terhadap PDRB
0,82 1,28
156,10 3
Kontribusi sub
sektor perikanan terhadap PDRB
4,00 4,40
110,00 4
Kontribusi sektor Tanaman Pangan terhadap PDRB
5,45 8,54
156,70 5
Kontribusi sektor Kehutanan terhadap PDRB
1,57 2,20
140,13 6
Kontribusi sektor
pertambangan terhadap
PDRB 45,92
32,05 69,80
15 Meningkatnya Pertumbuhan
Ekonomi dan Daya Saing Daerah
1 Pertumbuhan
Ekonomi Pertumbuhan PDRB
7 - 8 14,84
185,50 2
PDRB per Kapita 26 juta
24.616.6 49,43
94,68
32
3 Inflasi
4,50 4,33
103,78 4
Indeks Gini 0,35
0,41 82,86
5 Kontribusi sektor industri
pengolahan terhadap PDRB 3,54
2,50 70,62
6 Kontribusi PAD terhadap total
Pendapatan Daerah 7,30
8,22 112,60
16 Meningkatnya konektivitas
antar wilayah 1
Persentase panjang Jalan Provinsi
dalam kondisi mantap baik dan sedang
61,50 23,26
37,82 2
Persentase jembatan dalam kondisi baik
24,00 49,28
205,33 3
Rasio panjang jalan per jumlah kendaraan
Rasio 1:18
1:91 500,56
4 Jumlah arus penumpang
angkutan umum per tahun Per
Tahun 3,1 juta
3.850.11 2
124,20 17
Meningkatnya pengelolaan sumberdaya air dan irigasi
dalam mendukung
pengembangan wilayah 1
Persentase lahan budidaya pertanian yang mendapatkan
layanan irigasi 60,00
63,80 106,33
2 Panjang jaringan irigasi yang
kondisinya baik 50,00
56,70 113,40
3 Meningkatnya ketersediaan air
baku untuk irigasi 60,00
68,64 114,40
4 Prosentase cakupan sistem
pengendalian banjir dan abrasi 45,00
23,56 52,36
18 Meningkatnya pemenuhan
perumahan rakyat yang layak huni
1 Jumlah Rumah Layak Huni
yang di butuhkan 40,00
1,36 3,40
19 Meningkatnya pemenuhan
air bersih 1
Persentase RT yang terlayani air bersih
34,00 50,00
147,06 20
Meningkatnya pemenuhan energi murah dan ramah
lingkungan 1
Rumah Tangga pengguna listrik
36,00 36,46
101,28 21
Implementasi Rencana Tata Ruang Secara Konsisten
1 Persentase penerbitan ijin
penggunaan lahan skala luas yang
sesuai dengan
peruntukannya 70,00
30,52 103
22 Terwujudnya Papua sebagai
paru-paru dunia 1
Persentase area hutan mangrove yang kondisi baik
80,00 82,64
103 2
Kerusakan Kawasan Hutan 10,00
3,00 130,00
3 Persentase Area Hutan
Lindung Terhadap Seluruh Kawasan
60,00 26,61
44,35
3.2 3.2
CAPAIAN DAN ANALISA KINERJA CAPAIAN DAN ANALISA KINERJA
Kesepakatan skala ordinal penilaian untuk mengukur sampai sejauh mana keberhasilan dan ketidakberhasilan pencapaian sasaran maka digunakan skala
ordinal sebagai berikut :
NOMOR JUMLAH NILAI
KATEGORI
1. 2.
3. 4.
5.
33
91 ≤ 76 ≤ 90
66 ≤ 75 51 ≤ 65
≤ 50 Sangat berhasil
Berhasil Cukup berhasil
Kurang berhasil Tidak berhasil
Pengukuran kinerja tersebut tidak dimaksudkan untuk memberikan penghargaan maupun hukuman kepada pelaksana program, namun digunakan
untuk melakukan evaluasi dan penilaian terhadap tingkat keberhasilan dan ketidakberhasilan pencapaian sasaran guna meningkatkan kinerja organisasi.
Selanjutnya analisa dan evaluasi kinerja diperlukan untuk mengidentifikasi faktor-faktor keberhasilan dan penyebab ketidakberhasilan kinerja yang pada
akhirnya dapat disimpulkan adanya masalah kinerja sebagai bahan pengambilan keputusan manajemen untuk meningkatkan kinerja melalui
alokasi, distribusi dan regulasi. Oleh karena Pemerintah Provinsi Papua memiliki struktur organisasi sebagai pelaksana kegiatan maka segala
pencapaian komponen Rencana Stratejik tidak dapat dilepaskan dari bidang- bidang yang menangani pelaksanaannya sesuai dengan tingkat kewenangan
yang diberikan. Pencapaian sasaran - sasaran yang telah ditetapkan dalam rencana kinerja
tahun 2014 oleh Pemerintah Provinsi Papua adalah sebanyak 22 sasaran stratejik, dan capaian yang dihasilkan berdasarkan Kategori Pencapaian
Sasaran adalah
1 Meningkatnya rasa aman, tenteram dan nyaman dan ketaatan terhadap hukum seluruh masyarakat Papua
34
Secara keseluruhan rata-rata capaian kinerja sasaran “Meningkatnya rasa aman, tenteram dan nyaman dan Ketaatan terhadap Hukum seluruh
masyarakat Papua” adalah 35,05 atau dalam skala ordinal adalah
”Kurang Berhasil.” Keberhasilan pencapaian sasaran ini diukur melalui pencapaian 3 tiga indikator kinerja sasaran.
Tabel Indikator Kinerja, Target, Realisasi dan capaiannya diuraikan dalam table berikut ini:
Tabel Indikator Kinerja Sasaran 1
INDIKATOR KINERJA SATUAN
TARGET REALISASI
CAPAIAN KINERJA
1 2
3 4
5
1 Persentase peraturan
perundang-undangan yang responsif dan
partisipasif 100.00
100.00 100.00
2 Penurunan konflik
horisontal berdasarkan SARA
28.50 28.50
100 3
Angka kriminalitas 34.50
32.72 105.16
Rata-rata Capaian Kinerja Sasaran 35.05
35
Tahun 2014 Biro Hukum Sekretariat
Daerah Provinsi Papua telah
menetapkan 10 Perdasus dan Perdasi. Dari 10
Perdasus dan Perdasi yang dihasilkan oleh Biro
hukum, kesemuanya
telah dilakukan uji publik untuk memperoleh pandangan dan menjaring pendapat dari masyarakat serta diharapkan dapat mewakili harapan
masyarakat sehingga peraturan perundang-undangan yang responsif dan partisipasif tercapai dan capaian indikator kinerja persentase peraturan
perundang-undangan yang responsif dan partisipasif yang didukung dengan pelaksanaan 4 program antara lain Program Pengawasan Produk
Hukum ini adalah 100. Kesepuluh Perdasus dan Perdasi tersebut adalah:
1. APBD Provinsi Papua Tahun Anggaran 2014. 2. Penggabungan Badan Hukum Perusahaan Daerah Irian Bhakti ke
dalam Perusahaan Induk Perseroan Terbatas Irian Bhakti Mandiri. 3. Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD Provinsi Papua Tahun 2013.
4. Perubahan APBD Provinsi Papua Tahun Anggaran 2014. 5. Perubahan atas Peraturan Daerah Provinsi Papua Nomor 1 Tahun
2010 tentang Pembentukan Dana Cadangan Pemerintah Provinsi Papua.
6. Keanggotaan Dewan Perwakilan Rakyat Papua yang ditetapkan melalui mekanisme pengangkatan Periode 2014-2019.
7. APBD Provinsi Papua Tahun Anggaran 2015. 8. Penanganan Khusus terhadap Komunitas Adat Terpencil.
9. Tata Cara Pemberian Pertimbangan Gubernur Terhadap Perjanjian
Internasional. 10. Program Strategis Pembangunan Ekonomi dan Kelembagaan
Kampung. Tingkat efisiensi kinerja indikator ini adalah 100 dengan menggunakan
98,67 anggaran yang telah dialokasikan. Capaian indikator persentase peraturan perundang-undangan yang responsif dan partisipasif tahun
2014 tidak dapat diperbandingkan dengan capaian tahun 2013 karena tahun 2014 merupakan tahun awal pelaksanaan RPJMD Provinsi Papua
36
tahun 2013-2018. Permasalahan yang dihadapi dalam pencapaian target indikator kinerja ini adalah kurangnya tenaga terampil khususnya dibidang
hukum, kurangnya dukungan data dan informasi serta dokumen yang diperlukan dalam rangka penyempurnaan materi RaperdasiRaperdasus,
terlambatnya penyampaian materi Raperda kabupatenkota dan kurangnya datadokumen hukum yang berkaitan dengan penanganan
perkara-perkara yang melibatkan Provinsi Papua di Lembaga Peradilan. Atas permasalahan-permasalahan tersebut diharapkan adanya
penempatan tenaga-tenaga yang terampil dibidang hukum dan dukungan materi atau informasi yang mendukung penyempurnaan rancangan
peraturan daerah dari pemrakarsa. Pada tahun 2013 terjadi konflik horizontal berdasarkan SARA sebanyak
14 kasus, target indikator ini pada tahun 2014 ditetapkan terjadi penurunan konflik sebesar 28,50 atau 10 kasus saja, tetapi realisasi dari
target indikator ini adalah terjadi 18 kasus atau meningkat 28,50. Konflik horizontal yang terjadi disebabkan masih adanya kesenjangan sosial yang
dirasakan oleh masyarakat terutama pada masyarakat yang tinggal di daerah pemekaran dan pegunungan. Kesenjangan yang dirasakan
masyarakat terutama disebabkan pembangunan yang masih belum merata hingga ke daerah-daerah pedalaman yang masih sulit dijangkau
akibat kurangya aksesibilitas disebabkan minimnya jaringan infrastruktur pendukung.
Pada indikator angka kriminalitas diperoleh capaian sebesar 105,16 yaitu dari target yang ditetapkan sebesar 34,50 ternyata diperoleh angka
realisasi sebesar 32,72 sehingga dapat disimpulkan bahwa terjadi penurunan angka kriminalitas di Provinsi Papua sebesar 1,78. Secara
angka, menurut data dari Polda Papua pada tahun 2013 terjadi 6.361 kasus kriminalitas sedangkan tahun 2014 terjadi sebanyak 6.269 kasus
meliputi penganiayaan, pencurian, penipuan, pembunuhan dan pemerkosaan. Indikator kinerja angka kriminalitas didukung dengan
pelaksanaan Program pemeliharaan kantrantibmas dan pencegahan tindak kriminal. Efisiensi kinerja indikator ini adalah 351,67 dengan
serapan anggaran pelaksanaan program sebesar 80,05.
37 Secara keseluruhan capaian sasaran 1 yaitu Meningkatnya rasa aman,
tenteram dan nyaman dan Ketaatan terhadap Hukum seluruh masyarakat Papua yang didukung oleh empat indikator kinerja
sasaran adalah 35,05. Capaian ini termasuk kategori kurang berhasil
karena tidak tercapainya target kinerja satu indikator kinerja yaitu konflik horizontal berdasarkan SARA. Tingkat efisiensi kinerja sasaran ini adalah
35.05 dengan serapan anggaran sebesar 86,98.
2 Meningkatnya Profesionalisme dan Akuntabilitas Kinerja serta Disiplin Aparatur.
Secara keseluruhan rata-rata capaian kinerja sasaran “Meningkatnya Profesionalisme dan Akuntabilitas Kinerja serta Disiplin Aparatur”
adalah 84,22 atau dalam skala ordinal adalah ”Berhasil.” Keberhasilan
pencapaian sasaran ini diukur melalui pencapaian 5 lima indikator
sasaran.
Tabel Indikator Kinerja, Target, Realisasi dan capaiannya diuraikan dalam table berikut ini:
Tabel Indikator Kinerja Sasaran 2
INDIKATOR KINERJA SATUAN
TARGET REALISASI
CAPAIAN KINERJA
1 2
3 4
5
1 Persentase pejabat
struktural yang memenuhi syarat jabatan
80.00 80.83
101.04
2 Persentase pemenuhan
jabatan fungsional sesuai kebutuhan
100.00 26.35
26.35
3 Nilai evaluasi akuntabilitas
kinerja pemerintah provinsi oleh KEMENPAN dan RB
Angka C
C 100,00
4 Opini BPK atas LKPD
Opini WDP
WDP 100,00
5 Rata-rata kehadiran
pegawai 90.00
84.33 93.70
Rata-rata Capaian Kinerja Sasaran 84.22
Indikator Persentase pejabat struktural yang memenuhi syarat jabatan ditargetkan sebesar 80 dan dapat dicapai 80,83 sehingga capaian
indikatornya adalah 101,04. Capaian ini menunjukkan bahwa dari
38
seluruh pejabat struktural yang telah dilantik, seluruhnya telah memenuhi persyaratan yang diamanatkan dalam peraturan perundang-undangan yaitu
Berdasarkan Undang-undang
Nomor 5 Tahun 2014 tentang
Aparatur Sipil Negara antara
lain mengamanatkan bahwa Pengisian
jabatan pimpinan tinggi utama dan madya pada kementerian, kesekretariatan, lembaga
negara, lembaga nonstruktural, dan Instansi Daerah dilakukan secara terbuka dan kompetitif di kalangan PNS dengan memperhatikan syarat
kompetensi, kualifikasi, kepangkatan, pendidikan dan latihan, rekam jejak jabatan, dan integritas serta persyaratan lain yang dibutuhkan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan dan dilakukan pada tingkat nasional.
Target indikator persentase struktural yang memenuhi jabatan ditetapkan sebesar 80 dengan alasan masih terdapat beberapa jabatan struktural
yang masih belum diisi atau belum ada pelantikan lagi sehingga apabila target ditetapkan 100 maka pencapaian target indikator ini tidak akan
tercapai. Tahun 2013 indikator ini belum ditetapkan sehingga belum dapat diperbandingkan capaiannya. Tingkat efisiensi kinerja indikator ini adalah
101,04 dengan serapan anggaran 72,37. Indikator Persentase pemenuhan jabatan fungsional sesuai kebutuhan
tercapai 26,35 dari target yang ditetapkan sebesar 100. Capaian indikator sebesar 26,35 disebabkan adanya jabatan-jabatan fungsional
yang telah ditetapkan atau dilantik oleh SKPD yang bersangkutan seperti pada RSUD Jayapura tetapi data pejabat fungsional yang ditetapkan
tersebut tidak dikirimkan ke Badan Kepegawaian Daerah BKD Provinsi Papua sehingga data yang ada pada BKD belum menggambarkan kondisi
sesungguhnya. Efisiensi kinerja indikator ini adalah 26,35 dengan serapan anggaran 98,93.
39
Indikator Nilai evaluasi akuntabilitas kinerja pemerintah provinsi oleh KEMENPAN dan RB tahun 2013 adalah C. Nilai tersebut memenuhi target
yang ditentukan yaitu C sehingga capaian indikator ini adalah 100. Nilai evaluasi ditetapkan targetnya C karena didasarkan pada hasil penilaian
evaluasi AKIP tahun sebelumnya yang mendapat nilai D sehingga kalau dibandingkan pencapaian nilai evaluasi AKIP tahun 2013 dengan tahun
2012 terjadi peningkatan yaitu dari D menjadi C. Efisiensi kinerja indikator nilai evaluasi AKIP dibanding keuangan yaitu kinerja tercapai 100
dengan serapan anggaran 98,70. Tahun 2014 Laporan Keuangan Pemerintah Daerah LPKD Provinsi Papua
mendapat opini Wajar Dengan Pengecualian WDP dari BPK RI. Hal ini menunjukkan bahwa target dari indikator Opini BPK atas LKPD adalah
WDP dapat tercapai 100. Opini BPK RI terhadap LKPD Provinsi Papua ini meningkat dibanding tahun 2013 yang mendapat opini Disclaimer.
Pencapaian opini WDP ini diperoleh berkat kerja keras semua SKPD di lingkungan Pemerintah Provinsi Papua dan dukungan penuh dari Gubernur
dan Wakil Gubernur serta jajaran pimpinan di lingkungan Pemerintah Provinsi Papua untuk memperbaiki sistem pemerintahan pada umumnya
dan pengelolaan keuangan pada khususnya meskipun masih terdapat beberapa pengecualian diantaranya mengenai pengelolaan aset tetap
Provinsi Papua yang masih perlu perbaikan dan penertiban dalam hal pencatatan, pengamanan dan pengakuan aset tersebut. Efisiensi kinerja
indikator ini adalah 100 dengan serapan anggaran 84,74. Indikator rata-rata kehadiran pegawai dengan target kinerja 90 terealisasi
sebesar 84,33 sehingga capaian kinerja indikator ini adalah 93,70. Perhitungan capaian indikator ini didasarkan pada data kedisiplinan
pegawai yang tercatat pada tiap-tiap SKPD dan menjadi dasar perhitungan kinerja pegawai. Capaian kinerja indikator ini tidak tercapai 100 karena
adanya pegawai yang cuti, ijin, sakit, dinas luar daerah maupun yang sedang tugas belajar yang akan mendapatkan penilaian tersendiri dalam
pola perhitungan kinerja pegawai yang bersangkutan serta adanya pegawai yang tidak hadir tetapi tanpa keterangan.
Efisiensi kinerja sasaran kedua adalah 84,22 dengan serapan anggaran 82,70.
40 3 Meningkatnya kualitas pelayanan publik yang komprehensif berbasis
teknologi informasi. Secara keseluruhan rata-rata capaian kinerja sasaran “Meningkatnya
Kualitas Pelayanan Publik yang Komprehensif berbasis Teknologi Informasi” adalah 30,61 atau dalam skala ordinal adalah ”Kurang
Berhasil.” Keberhasilan pencapaian sasaran ini diukur melalui pencapaian 1 satu indikator sasaran.
Tabel Indikator Kinerja, Target, Realisasi dan capaiannya diuraikan dalam table berikut ini:
Tabel Indikator Kinerja Sasaran 3
INDIKATOR KINERJA SATUAN
TARGET REALISASI
CAPAIAN KINERJA
1 2
3 4
5
1 .
Persentase SKPD yang telah memiliki Standar
Operasional Prosedur SOP
100,00 30,61
30,61
Rata-rata Capaian Kinerja Sasaran 30,61
Tahun 2014 Biro Organisasi dan Pendayagunaan Aparatur Setda Provinsi Papua melaksanakan Program Penguatan Kapasitas Kelembagaan yang
dijabarkan dalam kegiatan Pelatihan Penyusunan Standar Operasional Prosedur di Lingkungan Pemerintah Provinsi Papua dan mengundang
seluruh SKPD yang ada.
41
Dari 49 SKPD yang diundang dalam pelatihan tersebut, hanya sebanyak 15
SKPD yang telah menyusun dan menyampaikan SOP SKPD sehingga
capaian indikator Persentase SKPD yang telah memiliki SOP adalah
30,61 dengan realisasi anggaran sebesar 98,99. Tingkat efisiensi
kinerja capaian indikator ini adalah 30,61 dibanding pengeluaran anggaran sebanyak 98,99 dari total anggaran untuk melaksanakan
indikator kinerja tersebut. Capaian tersebut terjadi karena anggaran yang ada memang dialokasikan untuk
kegiatan pelatihan penyusunan SOP. Sasaran meningkatnya kualitas pelayanan
publik yang komprehensif berbasis teknologi informasi mempunyai
dua indikator kinerja yaitu Indeks Kepuasan Masyarakat IKM dan
Persentase SKPD yang telah memiliki
Standart Operasional
Prosedur SOP namun pada tahun 2014 indikator kinerja IKM belum dilaksanakan karena belum dianggarkan dalam DPA SKPD.
4 Meningkatnya penegakan hukum dan pemberantasan KKN
Secara keseluruhan rata-rata capaian kinerja sasaran “Meningkatnya Penegakan Hukum dan Pemberantasan KKN” adalah 145,80 atau dalam
skala ordinal adalah ”Sangat Berhasil.”Keberhasilan pencapaian sasaran
ini diukur melalui pencapaian 2 dua indikator sasaran. Tabel Indikator Kinerja, Target, Realisasi dan capaiannya diuraikan dalam
table berikut ini:
Tabel Indikator Kinerja Sasaran 4 INDIKATOR KINERJA
SATUAN TARGET
REALISASI CAPAIAN
KINERJA
1 2
3 4
5
42
1 Persentase pengaduan dan
gugatan masyarakat yang ditangani
60,00 100,00
166,67 2
Persentase tindak lanjut atas rekomendasi temuan hasil
pemeriksaan 40,00
49,97 124,93
Rata-rata Capaian Kinerja sasaran 145,80
Capaian dari indikator kinerja sasaran persentase pengaduan dan gugatan masyarakat yang ditangani diperoleh melalui program mengintensifkan
penanganan pengaduan masyarakat dengan capaian kinerja sebesar 166,67.
Tahun 2014 telah dilakukan verifikasi maupun klarifikasi terhadap sebanyak 31 pengaduan yang berupa : surat pengaduan masyarakat yang dikirimkan
ke kantor Inspektorat baik secara langsung maupun melalui Gubernur Papua dan Sekretaris Daerah Provinsi Papua, serta pengembangan dari
temuan hasil pemeriksaan yang telah dilakukan. Indikator kinerja sasaran ini pada tahun 2013 belum ditetapkan sehingga
perbandingan capaian kinerja dilakukan terhadap capaian kinerja kegiatan yaitu tahun 2013 capaian kinerja kegiatan penanganan kasus pengaduan
masyarakataparat dilingkungan pemerintah sebesar 400 sedangkan tahun 2014 capaian kegiatan ini adalah 100. Hal ini terjadi karena pada
tahun 2013 target kinerja kegiatan yang ditetapkan adalah 1 dan terealisasi 4 kasus sedangkan untuk tahun 2014, target kinerja kegiatan yang
ditetapkan adalah dalam bentuk persentase yaitu 60 dan terealisasi 100, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tahun 2013 dan tahun
2014 capaian kegiatan ini adalah sama-sama mencapai target yang ditetapkan. Efisiensi kinerja indikator ini adalah 166,67 dengan serapan
anggaran 70,78. Target Indikator kinerja sasaran persentase tindak lanjut atas rekomendasi
temuan hasil pemeriksaan sebesar 40 tercapai 49,97 sehingga capaian indikator ini adalah 124,97. Capaian 49,97 diperoleh dari persentase
tindak lanjut rekomendasi hasil pemeriksaan BPK RI sebesar 51,49; tindak lanjut rekomendasi hasil pemeriksaan Inspektorat sebesar 58,69;
tindak lanjut rekomendasi hasil pemeriksaan Inspektorat Jenderal Kementerian Dalam Negeri sebesar 76,32 dan tindak lanjut rekomendasi
hasil pemeriksaan Inspektorat Jenderal Teknis sebesar 4,68. Rincian
43
kemajuan penyelesaian tindak lanjut hasil pemeriksaan adalah sebagai berikut : tindak lanjut temuan hasil pemeriksaan Inspektorat Provinsi Papua
pada SKPD Provinsi Papua hingga 31 Desember 2014, jumlah SKPD yang telah diperiksa dan dipantau adalah 26 SKPD dengan jumlah temuan 646
temuan dan 833 rekomendasi, telah selesai ditindaklanjuti sebanyak 165 rekomendasi, dalam proses sebanyak 130 rekomendasi dan belum
ditindaklanjuti 538 rekomendasi. Dari sebanyak 646 temuan dan 833 rekomendasi, jumlah rekomendasi dengan nilai kerugian daerah sebanyak
355 rekomendasi senilai Rp 18.654.327.694,38, telah ditindaklanjuti sebesar Rp1.273.168.474,00 dan sisa belum ditindaklanjuti
Rp17.381.159.220,38 serta temuan kewajiban setor kepada negaradaerah sebanyak 111 rekomendasi senilai Rp20.350.453.762,00, telah disetor
Rp3.245.305.886,00 sisa belum disetor Rp17.105.147.876,00. Tindak lanjut temuan hasil pemeriksaan Inspektorat Provinsi Papua di
KabupatenKota hingga 31 Desember 2014, jumlah kabupatenkota yang dipantau adalah 20 kabupatenkota dengan jumlah temuan 402 temuan dan
528 rekomendasi, telah selesai ditindaklanjuti sebanyak 214 rekomendasi, dalam proses sebanyak 188 rekomendasi dan belum ditindaklanjuti 126
rekomendasi. Dari sebanyak 402 temuan dan 518 rekomendasi, terdapat 70 rekomendasi dengan nilai kerugian daerah senilai Rp 93.097.130.744,44
dan telah ditindaklanjuti senilai Rp 72.887.488.405,94 sehingga sisa belum ditindaklanjuti Rp20.209.642.338,50. Rekomendasi kewajiban setor kepada
negaradaerah sebanyak 44 rekomendasi senilai Rp27.134.754.542,70, telah disetor Rp 1.230.677.143,00 sisa belum disetor Rp25.904.077.399,70.
Tindak lanjut temuan hasil pemeriksaan Inspektorat Jenderal Kementerian Dalam Negeri yang dilaksanakan tahun 2014 dan data hasil rapat
pemutakhiran tindak lanjut hasil pemeriksaan di Bali tahun 2014, dapat disimpulkan bahwa untuk tahun pemeriksaan tahun 2011 terdapat 59
temuan dan 66 rekomendasi dengan status tindak lanjut yaitu 64 rekomendasi telah selesai dan dalam proses 2 rekomendasi, tidak ada
temuan keuangan. Pemeriksaan tahun 2012 terdapat 62 temuan dan 88 rekomendasi dengan status tindak lanjut 85 rekomendasi telah selesai dan
3 rekomendasi dalam proses dengan temuan keuangan berupa kerugian negara senilai Rp1.448.851.365,00 telah disetor Rp503.761.484,00 dan
sisa belum disetor Rp945.089.881,00. Pemeriksaan tahun 2013 terdapat 48
44
temuan dan 56 rekomendasi dengan status tindak lanjut 47 rekomendasi telah selesai dan 9 belum ditindaklanjuti dengan temuan keuangan berupa
kewajiban setor pada negaradaerah sebesar Rp976.357.500,00 dan telah disetor Rp976.357.500,00 sehingga sisa belum disetor adalah Rp0,00.
Tindak lanjut temuan hasil pemeriksaan Inspektorat Jenderal Kementerian Teknis yang dilaksanakan tahun 2014 dan data hasil rapat pemutakhiran
tindak lanjut hasil pemeriksaan di Bali tahun 2014, dapat disimpulkan bahwa terdapat 283 temuan dan 342 rekomendasi dengan status tindak
lanjut yaitu 14 rekomendasi telah selesai, dalam proses tindak lanjut 1 rekomendasi dan belum ditindaklanjuti 327 rekomendasi dengan temuan
keuangan berupa kerugian negara sebanyak 28 rekomendasi senilai Rp2.207.423.590,00, telah disetor Rp99.916.164,00 dan sisa belum disetor
Rp2.107.507.426,00. Temuan keuangan berupa kewajiban setor pada negaradaerah sebanyak 14 rekomendasi senilai Rp358.511.680,00 telah
disetor Rp10.424.800,00 dan sisa belum disetor Rp348.086.880,00. Tindak lanjut temuan hasil pemeriksaan BPK RI Perwakilan Provinsi Papua
yang dilaksanakan selama tahun 2014 dan hasil rekonsiliasi data tindak lanjut hasil pemeriksaan BPK RI di Kantor BPK RI Perwakilan Papua pada
bulan Desember 2014, dapat disimpulkan bahwa dari 446 temuan dengan nilai Rp1.252.752.135.504,77 dan 907 rekomendasi dengan nilai
Rp428.017.798.241,31 status tindak lanjutnya yaitu a180 telah ditindaklanjuti sesuai rekomendasi senilai Rp107.516.241.342,00; b 287
belum sesuai dengan rekomendasi dan dalam proses senilai Rp204.845.526.818,27 serta c belum ditindaklanjuti 440 rekomendasi
senilai Rp115.656.030.081,04. Selain pemantauan tindak lanjut yang dilaksanakan oleh tim Inspektorat
Provinsi Papua, pada tahun 2014 juga telah dilaksanakan pemantauan tindak lanjut oleh Majelis Pertimbangan TP-TGR melalui sidang MP TP-
TGR. Sidang dilaksanakan terhadap tiga kasus temuan hasil pemeriksaan baik temuan APIP maupun temuan pengawas eksternal. Efisiensi kinerja
indikator ini adalah 124,93 dengan serapan anggaran sebesar 88,31. Efisiensi kinerja sasaran empat adalah 145,80 dengan serapan anggaran
70,78 atau terealisasi Rp7.743.411.800,00 dari anggarannya sebesar Rp10.939.695.000,00.
45 5 Peningkatnya pemenuhan Hak-Hak Dasar Orang Asli Papua
Secara keseluruhan rata-rata capaian kinerja sasaran “Peningkatnya pemenuhan Hak-Hak Dasar Orang Asli Papua” adalah 128,79 atau
dalam skala ordinal adalah ”Sangat Berhasil.” Keberhasilan pencapaian sasaran ini diukur melalui pencapaian 2 dua indikator sasaran.
Tabel Indikator Kinerja, Target, Realisasi dan capaiannya diuraikan dalam table berikut ini:
Tabel Indikator Kinerja Sasaran 5 INDIKATOR KINERJA
SATUAN TARGET
REALISASI CAPAIAN
KINERJA
1 2
3 4
5
1 Persentase penduduk di atas
garis kemiskinan 70,00
30,05 157,07
2 Persentase Penanganan
Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial
4,00 4,02
100,50
Rata-rata Capaian Kinerja Sasaran 128,79
Pemerintah Provinsi Papua sangat memperhatikan
untuk meningkatkan hak-hak yang dimiliki
oleh Penduduk Asli Papua dengan meningkatkan
taraf hidup
Masyarakat Asli Papua dan berusaha
untuk menangani
penyadang masalah kesejahteraan sosial.
a. Jumlah penduduk miskin di Papua pada Tahun 2014 mencapai 924,41 ribu orang 30,05 persen, berkurang 36,2 ribu orang dibandingkan
dengan penduduk miskin pada Tahun 2013 yang berjumlah 960,56 ribu orang 31,52 persen. Secara persentase, tingkat kemiskinan di
Papua mengalami penurunan sebesar 1,47 persen yaitu dari 31,52 persen pada Tahun 2013 menjadi 30,05 persen pada Tahun 2014.
b. Berdasarkan jumlah penyandang masalah kesejahteraan sosial PMKS terdapat 198.361 PMKS sedangkan yang dapat tertangani oleh
Pemerintah Provinsi Papua sejumlah 7.940 PMKS yang dilaksanakan oleh Dinas Kesejahteraan Sosial dan Pemukiman Provinsi Papua. Hal-
hal yang dilaksankan berupa penanganan terhadap meningkatkan sistem pelayanan sosial dalam bentuk rehabilitasi sosial, perlindungan
46
dan jaminan sosial serta pembedayaan sosial; meningkatkan peran organisasi, yayasan dan panti sosial dalam mendungkung
kesejahteraan sosial; dan meningkatkan ketersediaan sarana dan prasarana pemukiman dan perumahan rakyat layak huni bagi
masyarakat terisolir. Dengan kondisi target dan realisasi capaian kinerja di atas maka masih
banyak permasalahan atau kendala yang dihadapi dalam pemenuhan hak- hak dasar Orang Asli Papua dan penanggulangan penyandang masalah
kesejahteraan sosial PMKS yaitu dengan : a. Meningkatkan kesehatan bagi Masyarakat Asli Papua dan penyandang
masalah kesejahteraan sosial serta memberikan pemahaman cara hidup sehat.
b. Meningkatkan pendidikan dan kerampilan bagi Masyarakat Asli Papua dan penyandang masalah kesejahteraan sosial.
c. Membuka lapangan pekerjaan baru bagi Masyarakat Asli Papua dan penyandang masalah sosial salah satunya Pemerintah Provinsi Papua
berusaha meminta perusahaan Freeport membangun smelter di Provinsi Papua.
d. Meningkatkan anggaran pada program-program yang mendukung pada sasaran pemenuhan hak-hak dasar orang asli Papua dengan bantuan
pemerintah pusat.
6 Terwujudnya Masyarakat yang Sehat Secara keseluruhan rata-rata capaian kinerja sasaran “Terwujudnya
Masyarakat yang Sehat” adalah 170,63 atau dalam skala ordinal adalah ”Sangat Berhasil” Keberhasilan pencapaian sasaran ini diukur
melalui pencapaian 7 tujuh indikator sasaran. Tabel Indikator Kinerja, Target, Realisasi dan capaiannya diuraikan dalam
table berikut ini:
Tabel Indikator Kinerja Sasaran 6 INDIKATOR KINERJA
SATUAN TARGET
REALISASI CAPAIAN
KINERJA
1 2
3 4
5
1 Persentase penduduk asli
Papua yang terjangkau dalam Kartu Papua Sehat
KPS 100,00
100,00 100,00
2 Angka kematian ibu per
Angka 235,00
422,00 55,69
47
100.000 ibu melahirkan 3
Angka kematian bayi per 1.000 kelahiran hidup
Angka 54,00
8,00 675,00
4 Persentase penanganan
penderita HIVAIDS yang ditemukan dan
mendapatkan ARV 100,00
44,00 44,00
5 Persentase kelahiran
partus yang ditangani tenaga medis
39,90 47,30
118,55 6
Persentase Balita gizi buruk yang ditemukan dan
mendapat perawatan 100,00
100,00 100,00
7 Angka usia harapan hidup
Angka 68,00
68,80 101,18
Rata-rata Capaian Kinerja Sasaran 170,63
Dalam misi 3 tiga Pemerintah Provinsi Papua tahun 2014 – 2018, terdapat misi ”Mewujudkan Kualitas Sumber Daya Manusia Papua yang Sehat”.
Untuk mewujudkan misi tersebut Pemerintah Provinsi Papua menyusun 7 tujuh indikator sasaran dalam Indikator Kinerja Utama IKU Provinsi
Papua yaitu : a. Persentase penduduk asli Papua yang
terjangkau dalam Kartu Papua Sehat KPS dengan capaian kinerja
100. Hal ini diukur dengan dicetaknya Kartu Papua Sehat sebanyak
1.174.907 kartu dan telah diditribusikan ke kabuapten dan
kota di Provinsi Papua.