Simposium Nasional Akuntansi XIX, Lampung, 2016
18
masyarakat justru melemahkan fungsi pengawasan DPRD dan tanggungjawab anggota DPRD sebagai “wakil rakyat” dan bukan hanya rakyat dalam konteks daerah pemilihan.
4.4 Mitos Dana Aspirasi Masyarakat: Analisis Tingkat Makro
Dana aspirasi masyarakat telah menjadi bagian dari politik penganggaran daerah yang berusaha dipertahankan, walaupun kemudian mendapatkan kritikan dari masyarakat. Menurut Sala 2010, agar
mitos politik bertahan hidup, ia harus mampu beradaptasi melalui masa-masa perubahan. Mitos politik perlu pendongeng yang memiliki kapasitas untuk membuat dan menjaganya menjadi relevan;
jadi bagaimana mitos terus hidup, dari mana mereka berasal, merupakan cara penting untuk memahami bagaimana legitimasi dihasilkan Bell, 2003. Mitos perlu pelaku sosial untuk membawa
mereka hidup dan memastikan bahwa mereka dapat terus menceritakan kisah yang beresonansi. Tetapi jika masyarakat sipil memilih untuk menghasilkan dan mempromosikan mitos sendiri, maka
legitimasi kekuasaan politik mungkin akan dipertanyakan. Hal ini merupakan ciri dari periode modern dan negara modern; bahwa negara tidak hanya memiliki monopoli kekerasan, juga memonopoli narasi
dari apa yang merupakan otoritas politik yang sah, dari mana asalnya dan siapa yang berhak untuk menikmati barang kolektif.
Dalam kaitannya dengan politik anggaran daerah, dana aspirai masyarakat telah “diciptakan” oleh para aktor anggaran untuk mengekspresikan identitas mereka sebagai “wakil rakyat” dalam
memperjuangkan kepentingan rakyat yang diwakili dan mempercayakan pengelolaannya kepada birokrat untuk “melayani” kepentingan masyarakat. Berdasarkan pembacaan semiotika pada tingkat
mikro, para informan menyatakan bahwa dana aspirasi semata- mata telah menjadi alat “
impression
” para aktor anggaran untuk meningkatkan citra politik mereka. Dana aspirasi masyarakat telah
beroperasi pada wiliayah “mitos”. Untuk menelusuri bagaimana dana aspirasi masyarakat “bermutasi” menjadi mitos, dapat menggunakan pendekatan evolusi mitos seperti yang dikemukakan oleh
Bouchard 2007 yang melibatkan tiga tahap, yaitu; difusi, ritual dan sakral.
1. Tahap Difusi