Pengaruh Posisi Letak Telur Ayam Selama Penyimpanan Terhadap Daya Tetasnya

PENGARUH POSISI LETAK TELUR AYAM SELAMA PENYIMPANAN
TERHADAP DAYA TETASNYA

KARYA ILMIAH
EDESTIUS WAWANG SUSANTO

FAKULTAS
pセternak@

IN5TITUT PERT ANI AN BOGOR

1980

PENGARlIH POSISI LETAK TElUR AYAH SELp,r,11l PENYIMPANAN
TERHADAP DAYA TETASNYII

KARYA IUlIAH

EDESTIUS WAWANG SUSANTO

FAKULTAS PETERNAKAH

INSTITUT PERTANIAN BOGaR
1980

PENGARUH POSISI LETAK TELUR AYAM SELAMA PENYIMPANAN
TERHADAP DAYA TETASNYA

OLEH
EDESTIUS WAWANG SUSANTO

Karya Ilmiah ini telah diperiksa
dan disetujui oleh:

'-Id,

(Drh. D.J. SAMOSIR)
Pembimbing Utama

(Drs. SUMONO RUKADI)

セY@


Pembimbing Anggota

-

MaセsV@「
Tanggal

"Karya Ilmiah in1 telah disidangkan dihadapan suatu
komisi ujian lisan pada tanggal

23 Mei 1980 "

Seksi Pendidikan Sarjana
Fakultas Peternakan,
Institut Pertanian Bogor
" {f/ _

RHlGKASAN


PENGARUH POSISI LETAK TELUR AYI*! SELAMA
penyiセa@

TERHADAP DAYA TETASNYA
Suatu penelitian untuk mengetahui pengaruh tfga macam posis;
'teta!; penyimpanan telur ayam terhadap daya tetasnya, telah dilaku!;an
di Peternakan Ayam Tegalsari, Desa Tegal Lega, Punta!;, Kecamatan
Cimacan. Penelitian in; d;lakukan dari tanggal 3 Pebruari sampa;
dengan 4 Maret 1980.
Cuplikan yang digunakan terdiri dar; 270 butir telur tetas ayam
tipe pedaging "Strain Ross In, yang berumur 57 minggu dan berasal
dari Peternakan Ayam Tegalsari sendiri.
Penetasan ini dil akukan dengan Illenggunakan "Forced Draft
Incubator" tipe kabinet, buatan JPJ dan ョセューオケ。ゥ@
kapasitas sebanyak
10.000 butir.
Telur-telur tetas tersebut disimpan didalam ruangan penyimpanan
telur dengan suhu sekitar 19° - 21°C selama 6 hari, kemudian pada
hart ketujuh baru dimasukkan kedalam mesin tetas. Telur-tel ur
disimpan dengan posts; ujung tumpul diatas, ujung runcing diatas dan

posts; horizontal. Tetapi pada saat pengeraman, semua telur diletakkan dengan posis; ujung tumpul diatas.
Penelitfan inl menggunakan Rancangan Acak Lengkap. dengan tiga
perlakuan dan sembilan ulangan untuk masing-masfng perlakuan. Data
yang d1peroleh dianalisa berdasarkan Analisa Sidik Ragam yang
digariskan oleh Steel &Torrie (1960) serta Haeruman (1972).
Dari penelitian in1 didapat has;l sebagai berikut:
Posis; panytmpanan telur baik ujung tumpul diatas, ujung runc1ng diatas
maupun POStS; horizontal, tidak memperlihatkan pengaruh yang berbeda
nyata terhadap daya tetas. Akan tetapi, jika perhitungan dilakukan
hanya berdasarkan rata-rata persentase daya tetas untuk masing-masing
perlakuan, ternyata rata-rata persentase daya tetas yang tertinggi
adalah pada peny1mpanan dengan posisi ujung runcing diatas. yaitu
sebesar 91,85%, disusul dengan penyimpanan pada posisi ujung tumpul
diatas, sebesar 88.64% dan yang terendah adalah pada penyimpanan
dengan POStS; horizontal. yaitu sebesar 85,77%.

KARYA ILMIAH

OLEH
EDESTIUS WAWANG SUSANTO


FAKULTAS PETERNAKAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
1980



PENGARUH POSIS! LETAK TELUR AYAM SELAMA PENYIMPANAN
TERHADAP DAYA TETASNYA

KARYA ILMIAH

Suatu Karya Ilmiah yang dfbuat untuk memenuhf
Sabagian dari syarat-syarat untuk memperoleh
Gelar Sarjana Peternakan pada
Fakultas Peternakan, Instftut Pertanian Boger

eleh
Edestius Wawang Susanto
Bogor, Jawa Barat

Pembimbing Utama: Drh. D.J. Samosir
Dosen
I1mu Ternak Unggas

FAKULTAS
petrnaイセ@

INSTITUT PERTANIAN BOGOR
1980

'iffr%

KATA PENGANTAR
Penyusunan karya 1lmiah yang merupakan hasil penelitian inf,
adalah sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana
Peternakan pada Fakiltas Peternakan, Institut Pertanian Bogor.
Pada kesempatan inf, pertama-tama penulfs fngin menyampaikan
rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Bapak Drh.D.J. Samosir
dan Bapak Drs. Sumono Rukadi, masing-masing sebagai Dosen I1mu Ternak
Unggas pada Fakultas Peternakan. Institut Pertanian Bogor, atas

kesempatan dan bimbingan yang telah dfberikan kepada penulis dalam
penyusunan karya flm1ah in1. Rasa terima kasih yang sebesar-besarnya
juga penulis tujukan kepada Pimpinan Peternakan Ayam Tegalsari,
Puncak, atas segala bantuannya dalam penyediaan sarana untuk melakukan
penel itian ini.
Ucapan terima
ォ。ウセNィ@

penulis tujukan kepada seluruh staf pengajar,

atas bimbingan yang telah diberikan kepada penulis selama menuntut
ilmu df Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogar. Juga kepada
rekan-rekan yang telah membantu dalam penyusunan karya ilmiah ini,
kepada karyawan perpustakaan Fapet dan perpustakaan pusat IPB di
Jalan Raya Pajajaran Bogar, yang telah membantu penulis dalam rangka
pencarian bahan-bahan bacaan untuk menyelesaikan karya ilmiah ini.
Tidak lupa penulis juga menghaturkan terima kasih yang tak
terhfngga kepada Ayahanda tercinta dan saudara-saudara penulis, atas
segala bantuan yang telah diberikan, baik moril maupun materil dalam
penyusunan karya ilmiah in; hingga selesai.

Sebagai akhir kata penulis memanjatkan syukur kepada Tuhan yang
MaIla>,Pengasih dan Penyayang, atls segala kemurahanNya yang telah
memberikan darongan serta kema.nt;:O"'iil kerada penulis untuk menyelesaikan
fii

karya ilmiah 1n1.
Semoga karya ilmfah 1n1 dapat berguna dan bermanfaat bagi yang
membacanya.

iv

DAFTAR lSI

Hal aman
..........................................................................................

iii

..............................................................................................


vi

........................................................................................

vii

PENDAHULUAN ••••••••• ..............................................................................

1

KATA PENGANTAR
DAFTAR TABEL

DAFTAR LAMPlRAN

TINJAUAN PUSTAKA

Fertil itas

3


Daya Tetas ....................................................................................

5

Pembentukan Telur ......................................................................

7

Pemilihan Telur Tetas

......................................................

8

Penyimpanan Telur Tetas

......................................................

9


Pengeraman dan Penetasan ........................................................

15

BAHAN DAN METODA PENELITIAN ................................................................

16

HASIL DAN PEMBAHASAN

..............................................................................

19

KESIMPULAN DAN SARAN

.............................................................. ,. ............ .

24

..........................................................................................

25

.... .. . .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. . .... . . .. .. ... .... .. .. .. . .. .. . . .. .. .. ..

27

DAFTAR PUSTAKA

LAMP IRAN •••••••• . .. .. .
RIWAYAT HIDUP

DAFTAR TABEl
Tabe1

Ha1aman

1. Panjang kira-kira untuk bagian-bagian oviduct
dan waktu kira-kira pembentukan telur •••••••••••••••

8

2. lama penyimpanan, daya tetas dan waktu tetas ••••••••

11

3.

Persentase daya tetas •••••••••••••••••••••••••••••••

21

4.

Persentase daya tetas ujung tumpul di atas
VS ujung runcing di atas pada telur tetas ayam

pernbibit tua ..............................................................................

vi

24

DAFTAR LAMPIRAN
Lampi ran

Halaman

1. Jumlah Telur yang Fertil untuk Masing-masing
Perl akuan dan Ul angan ....................................................................

27

2. Jumlah Telur yang Menetas untuk Penyimpanan
dengan posisi ujung tumpul di atas •••..••••••.••.....••

28

3. Jumlah Telur yang Manetas untuk Penyimpanan
ujung runcing d1 atas .................................... '" ...... " ......................

29

4. Jumlah Telur yang Menetas untuk Penyimpanan
Telur dengan Posisi Horizontal.... .•.•••• .•••••.• .•• •••
5.

30

Pengamatan Daya Tetas berdasarkan arcsin
dari akar persen daya Tetas ............................ ,...........................

30

Perhitungan dan Tabel Sidik Ragam Daya Tetas ••••••••.•.

31

6.

Uj1 Jarak dari Duncan ................................................................

33

7.

Perbandingan Daya Tetas Penyimpanan Ujung
Tumpul di atas Vs Ujung Runcing di atas ...... " ...................... .
(Untuk Telur dari Ayam Pembibit Tua)

vii

34

PEHDAHULUAN
Telah diketahu1 sejak dahulu bahwa semak1n segar telur tetas
yang dferamkan. akan menghas1lkan daya tetas dan hasil tetas yang
semakin baik pula. Dilakukannya penyimpanan telur-telur tetas
sebelum dferamkan akan menyebabkan . penurunan terhadap daya tetasnya.
/

Hal fn1 terutama pada penyimpanan telur yang lebih lama darf empat
hari. Akan tetapi umumnya penyfmpanan telur-telur tetas in1 tidak
dapat dfhfndarkan oleh para pengusaha penetasan, mengingat akan
jumlah telur tetas yang d1butuhkan untuk dimasukkan kedalam mesin
tetas. baru dapat terpenuhi dalam beberapa harf pengumpulan.
Disamping itu juga untuk

,

penyusunan data dari hasil
セ・ューイオ、。ィ@

usahanya.

Untuk mengurangf penurunan daya tetas ini, maka harus dfusahakan
keadaan lfngkungan penyfmpanan telur yang optimum. Pada penyimpanan
telur-telur tetas harus diperhatfkan beberapa faktor, antara lain:
Temperatur ruangan
ー・ョケゥセ。@

telur harus cukup rendah, kelembaban

relatifnya harus cukup tinggf dan perlakuan terhadap telur-telur tetas
selama penyimpanan, mlsalnya poUst. letak telur dan lainnya.
Mengenai posisi letak telur selama periode penyimpanan. ada dua
pendapat yang bertentangan seperti misalnya:

Beberapa pendapat terda-

hulu menyatakan bahwa penyimpanan telur-telur tetas harus dilakukan
dengan posisi ujung tumpul di atas. Beberapa pendapat dan para ahli
tahun-tahun terakhir inf, menyatakan bahwa penyimpanan telur-telur
tetas dengan posisi ujung runcing di atas. justru akan menghasilkan
daya tetas yang lebih baik bila dibandingkan dengan penyimpanan telur
secara tradisional. yaitu dengan posisi ujung tumpul di atas.

1

2

Setelah membaca beberapa pendapat yang bertentangan itu. penulis
tertarik untuk melakukan penelitian ini. yaitu untuk mengamati
pengaruh posisi letak telur selama periode penyimpanan terhadap daya
tetasnya.
Tujuan daripada penelitian ini adalah untuk mengetahul pengaruh
tiga posisi letak telur ayam selama penyimpanan. terhadap daya
tetasnya.

TINJAUAN PUSTAKA
Sepert1 halnya setiap usaha yang bersifat komersial, maka
usaha penetasan juga se1alu bertujuan untuk mempero1eh keuntungan
yang sebesar-besarnya. yaitu dengan mengusahakan agar jumlah anakanak ayam yang dihasilkan darf sejum1ah telur yang dftetaskannya
dapat ditingkatkan. Menurut Funk dan Irwin (1955), keberhas11an
atau kegagalan dari suatu usaha penetasan tergantung pada pengontrolan terhadap fertflitas dan daya tetas. Menurut North (1978),
untuk memperoleh keuntungan pada usaha penetasan, harus se1alu tersedfa telur-te1ur tetas yang berkua11tas bafk dalam jum1ah yang cukup
dan berkesinambungan.

In1 khususnya untuk para pengusaha penetasan

yang tidak memelihara ayam pemb1bft, dengan perkataan lain membe11
telur-telur tetas dart luar, karena biasanya telur-telur tetas tidal<
dapat diba11 df pasaran bebas. Dalam hal 1n1 harus d1ketahui dengan
sungguh-sungguh mengenai asal-usul te1ur tetas itu (Sastroamidjojo,
1971) •
Mengenai fertflitas, dinyatakan oleh Card (1962), bahwa yang
dimaksud dengan fert111tas adalah persentase telur-telur yang memper11hatkan adanya perkembangan "embryo". tanpa memperhatikan apakah
telur-telur tersebut menetas atau tidak, dari sejumlah te1ur-telur
yang dieramkan.
Sedangkan mengenaf proses fertflisasi, d1nyatakan oleh Funk dan
Irwin (1955) sebagai persekutuan anura "spermatozoa" dengan "ovum".
Selanjutnya mereka juga menambahkan bahwa fertilisasi terjadi didalam
"funnel" (ujung atas alat reproduksi betfna). dan terjadf nya fertll isasi memerlukan waktu 15 menit setelah terjad1nya ovulasf.

3

4

North (1978) meny.takan bahwa, dengan mengetahul fertl11tas
untuk membedakan te1ur-te1ur yang tertunas dan tldak tertunas sebenarnya sang at menguntungkan, tet.pi fertl1itas lni justru tldak dapat
ditentukan ter1ebih dahu1u sebe10m te1ur-te1ur dleramkan. Mengenol
berat jenls te1ur, bentuk te1ur, ke.daan ruang udara te1ur dan
susunan kerabang te1ur bukan1ah penunjuk mengenal fertl11t.s.

Se1an-

jutnya North (1978) menambahkan bahwa metoda yang paling tepat untuk
menentukan te1ur-te1ur yang tertun.s dan tldak tertonas ada1ah deng,n
ja1an memecahkan te1ur ters.but, baru kemudlan mengujlnya.
Mengen.l hal-hal yang mempengaruhl fertl1itas, ada beber.po
f.ktor yang harus diperhatlkon, antara loin:
L

Kwalitas "semenl1. __ Samosir (1977) menyatakan bahwa, "semen"

yang meng,ndung 825.000 - 7.000.000 "spermatozoa" per mm 3 dlper1ukan
untuk mempero1eh fertllitas yang bagus. Supaya fertll1tas ter,jamln,
mako kepekatan yang dlper1ukan ada1ah 1.000.000 "spermatozoa" per mm3 •
2. Ransurn ayam pemblblt. -- Menurut Funk dan Irwin (1955),
produksl spermo dapat berkurang sebagal aklbat pengurangan ataupun
penbatasan terhadap ransurn yang dlberlkan, kekurangan vitamin E d.1am
waktu yang lama dapat menyebabkan kemandu1an pada beberapo pejantan.
3. Umur ayam pembfblt. -- Fertl11tas yang terbalk darl te1urte1ur tetas dlpero1eh pada tabun pertama umur ayam, sed.nyken telurte1ur dengan fertl11tas yang memuaskan bar" dapat dlpero1eh apablla
umur ayam pejantan dl atas enam bulan.
4. Produksl te1ur darl ayam pemblblt. -- Produksi te1ur mempunyal
kore1asl yang posltlp dengan fertllitas, .rtinya .yam pemblblt yang
tlnggl produksl telurnya akan menghasl1kan te1ur-t.1ur tet •• dengan

5

fertilitas yang lebfh t1ngg1, bila diband1ngkan dengan
エ・ャオイセQ@

tetas dari ayam pembfbit yang rendah produksinya.
5. Temperatur. -. Menurut North (1978), temperatur ruangan yang
ding in akan menekan pertumbuhan yang normal dari testes pejantan,
oleh karenanya akan menurunkan fertilitas. Temperatur yang optimum
baik untuk ayam jantan maupun ayam betfna adalah 19°C, sedangkan
untuk daerah di Indonesia seba1knya adalah t1dak lebih dari 23°C.
Faktor-faktor lain yang turut mempengaruhi ferti11tas adalah:
perkaw1nan yang lebih disukai, iklim. "breeding" dan proses pemindahan
pejantan dari suatu kelompok ayam. Menurut North (1978), kalau pejantan dipindahkan dari kelompok, maka ayam betina akan menghasi1kan
telur-telur yang fertil hanya selama 4 minggu, akan tetapi persentase
fertil1tasnya akan menurun seti,p harinya setelah pejantan tersebut
dfkeluarkan dari kelompok ayam.
Daya Tetas. -- Menurut Jul1 (1951) dan Card (1962), daya tetas
adalah persentase telur-te1ur yang menetas dari sejumlah te1ur-telur
yang tertunas. Se1anjutnya Jull (1951). juga menambahkan bahwa ada
peternak ayam yang memberi batasan mengenai daya tetas 1ni sebaga1
banyaknya te1ur yang menetas dari setiap 100 butir telur yang
dieramkan. termasuk telur-telur yang tidak tertunas. Menurut Heuser
et !l (1952), daya tetas dapat diberi batasan sebagai kemampuan
telur-te1ur untuk menetas atau untuk menghasilkan anak-anak ayam
da1am keadaan 1ingkungan yang layak. Beliau juga menambahkan bahwa
fertilftas yang tinggi diper1ukan untuk meningkatkan daya tetas,
tetapi ferti11tas yang tinggi tfdak selalu berarti mempunya1 asos1asi
dengan daya tetas yang tinggi pula.

6

Menurut Saosi r (1977). falctor-faktor yang mempengaruhi menetasnya sebutir telur menjadi anak ayam yang sehat, secara garis
besarnya dapat dii)agi dua. yaitl.l faktor dar'! dalam yang terkandung
pada telur itu sendir1 dan faktor dar1 luar. yaitu mula1 dipungut dar1
kandang. disimpan sampaf ditetaskan menjadi anak ayam.
Falctor-faktor yang mempengaruhi daya tetas antara 1ain:
1.

Rilnsum ayam pembfbft. -- Heuser et !!l (1952) menyatakan,

salah satu falctor penting yang menentukan daya tetas adalah ransum
dari ayam pembibit. Kelcurangan zat-zat makanan tertentu akan mengurangi daya tetas sampai Ice titik nol.
2. Umur ayam pembibit. -- Menurut Funk dan Irw1n (1955), daya
tetas tertfnggi diperoleh pada tahun pertama umur ayam.
3. Produksf telur dar1 ayam pembibit. -- Telur-telur yang dihasillcan oleh ayam yang tinggi produksi telurnya, dfsamping mempunyai
fertil1tas yang lebih tinggi. juga akan mempunya1 daya tetas yang
lebih tinggi (Funk dan Irwin. 1955).
4. Tatalaksana dalam kelompok ayam pembibit. antara lain:
4.1. Perbilndingan jumlah ayam jan tan dan betina secara tidak
langsung juga berpengaruh terhadap daya tetas. Perbandingan yang baik
antara jantan : betina adalah 1 : 7 (untuk "broiler").
4.2. Kondisf kandang dan suhu kandang yang tidak ooook akan
berpengaruh buruk terhadap daya tetas, baik seara langsung maupun
Udale langsung.
5. T1ngg1 10kas1 penetasan. -- Daya tetas akan terpengaruh bila
tinggi lokasi diatas 8700 feet (2653 Ill) dari permukaan laut. in1 ada
hubungannya dengan persediaan olcsigen. (Rukadi. 1979)

7

Selanjutllya Card (1962). menyflllPulkan bahwa telur-telur yang
diilasilkan oleh ayam betfna muda mefllPunyaf daya tetas yang lebfh baik.
juga telur-telur darf ayam yang t1nggi produksi telurnya. Telur-telur
yang terlalu besar ataupun terlalu kedl akan melllpunya1 daya tetas
yang kurang bafk. demfkian pula ilalnya "inbreeding" umumnya akan menurunkan daya tetas. sedangkan pemutaran telur-telur yang disimpan kurang
darf satu minggu tidak akan menambah daya tetasnya.
Mengenai proses pembentukan telur, dlmulai dengan proses ovulasf.
baru kemud1an "ovum" jatuh ke "Funnel oviduct" yang disebut juga
"infundibulum". Menurut Card dan Nesheim (1972). secara normal proses
1ni sampaf selesa1 membutuhkan waktu k1ra-kira 18 - 20 menit.
01 dal am "funnel" 11'11 pul alah terjadf nya proses fertfl isasi. Kemudian
penambahan bagian putth telur yang kental dan "chalaza" terjadf di
daerah "magnum". sedangkan penalllbahan kedua selaput kerabang terjadf
pada bagian "isthmus", dan pada ujung tel ur yang 1eb1 h besar. kedua
selaput tad1 akan berpisah membentuk kantong udara (Card dan Nesheim.
1972; Tanudimadja. 1977). Penalllbahan putih telur encer terjadi pada
bagian pertama dari "uterus", tetapi sesaat sebelum penambahan putih
telur selesai, kelenjar-kelenjar kerabang telur darf "uterus" mula1
mengsekressi kerabang telur.
Aセョァ・。ゥ@

panjang bagian-bagian "oviduct"

dan lamanya pembentukan telur dapat dilihat pada Tabel 1.

8

TASEl 1. PANJANG KIRA-KlRA UNTUK MASING-HASING BAGIAN "OVIDUCT"
DAN WAKTU KIRA-KIM PROSES PEMSENTUKAN TElUR

Bagfal1 dari "oviduct"

Panjang k1ra-kira
(em)

Waktu kirll-kirll
(jam)

III fund i bu 1um

11.0

1/4

Magnum

33.6

3

Istllmus

10.6

Uterus

10.1 )

Vagina

6.9 )

Interval bertelur dan

1 1/4
)

0'1111 as1

berikutnya

20 3/4

1/2

Sulllber: Card dan Nesheim, 1972.
Pemilihan Telur Tetas. -- Pem11ihan telur-telur yang akan ditetaskan pentfn9 dan harus dilakuKan, karena tidak semI/a telur-telur
yang dihasflkan oleh'llIyam pembibit dapat menetas dengal1 sempurna.
Menurut Funk dan Irwin (1955), pemilfhan telur-telur tetas
sebaiknya d11akukan berdasarklln keadaal1 fisiknya, yaitu berdasarkan
bentuk dan ukuran telur. kualftas kerabang telur serta f 81.60
> 81.60

Dari hasil d1 atas, berdasarkan uj1 Jarak dar1 Duncan, ternyata
perlakuan A, B maupun C tidak berbeda nyata.

Lampiran 7.

Perbandingan Daya Tetas an tara Posisf Penyimpanan
Ujung Tumpul di atas Vs Ujung Runc1ng d1 atas, pada
Telur-telur yang dihasilkan oleh Ayam Pembfb1t Tua.

TABEl.

JUt(.Afl TaUR YANG FERTIL DAN MEN ETAS UNTUK MASINGMASING PERLAKUAN DAN MASING-MASING UlANGAN

.....................................................................
Ulangan

Jumlah Telur

per Ulangall

Ujullg Tumpul di atls

U. Runcillg di atas

Fertil

Menetas

Fertil

I

15

14

12

15

12

II

15

13

12

14

14

III

15

14

11

15

13

IV

15

15

12

15

13

V

15

14

11

14

12

75

70

58

73

64

Jumlah.

RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan pada tanggal 1 Maret 1956 di Bogor, Jawa
Barat, dan merupakan putera yang ke empat dar; keluarga Ki Mila;
Li aI'ian.

Pendidikan yang pernah ditempuh penul1s adalah Sekolah Dasar
Hegeri 6 Tahun di Bogor, lulus tahun 1969, kemudian dilanjutkan
Sekol ah
セQ・ョァ。ィ@

Pertama Mardi Yuana 1til us tahun 1972 dan Sekol ah

Menengah Atas Mardi Yuana 1ul us tahun 1975. juga di Bogor, Propi ns1
Jawa Barat.
Pada tahun 1976 Penulis melanjutkan pendidikan di Institut
Pertaniari Bogor dan pada semester empat tahun 1977 memil ill jur,usan
Fakultas Peternakan.

セM

.--|セ。キョァ@

Susanto

---------------------Tanggal

PENGARUH POSISI LETAK TELUR AYAM SELAMA PENYIMPANAN
TERHADAP DAYA TETASNYA

KARYA ILMIAH
EDESTIUS WAWANG SUSANTO

FAKULTAS
pセternak@

IN5TITUT PERT ANI AN BOGOR

1980

PENGARlIH POSISI LETAK TElUR AYAH SELp,r,11l PENYIMPANAN
TERHADAP DAYA TETASNYII

KARYA IUlIAH

EDESTIUS WAWANG SUSANTO

FAKULTAS PETERNAKAH
INSTITUT PERTANIAN BOGaR
1980

PENGARUH POSISI LETAK TELUR AYAM SELAMA PENYIMPANAN
TERHADAP DAYA TETASNYA

OLEH
EDESTIUS WAWANG SUSANT