Simposium Nasional Akuntansi XIX, Lampung, 2016
1
Analisis Pengungkapan Identitas Etika Islam dan Kinerja Keuangan Perbankan Syariah di Indonesia
Full paper
Yunika Fauziyah
Universitas Indonesia yfyunikafauziyahgmail.com
Dodik Siswantoro
Universitas Indonesia Kidod25yahoo.com
Abstract : This study aims to analyze the disclosure of Islamic Ethical Identity on the annual
report of Islamic banking in Indonesia and the financial performance of Islamic banking based on Return on Asset ROA, operating expense BOPO and Financing to Debt Ratio FDR
during 2010-2013 period. This research is also conducted through correlation test pearson product moment between ethical identity index and ROA; ethical identity index and BOPO;
ethical identity index and FDR. It is found that Islamic bank in Indonesia increase disclosure level regarding Islamic ethical identity and there is correlation between disclosure of product
service and financial performance ROA and BOPO, then there is correlation between disclosure of commitment towa rd debitur and financial performance FDR.
. Key Words
: Ethical Identity, Islamic Banking, Financial Performance, Islamic Accounting
Abstrak
: Tujuan penelitian ini untuk menganalisis pengungkapan Identitas Etika Islami laporan tahunan bank syariah di Indonesia dan kinerja keuangan berda sarkan Return on Asset
ROA, biaya pemeliharaan BOPO dan Financing to Debt Ratio FDR selama tahun 2010- 2013. Penelitian ini dilakukan dengan tes korelasi pearson product moment antara indeks
identitas etika dan ROA, BOPO, dan FDR. Ditemukan bahwa bank sya riah di Indonesia meningkatkan tingkat pengungkapan berdasarka n identital etika Islami dan ada hubungan
antara tingkat pengungkapan dan kinerja keuangan ROA dan BOPO, kemudian ada hubungan korelasi antara tingkat pengungkapan komitmen debitur dan FDR.
. Kata kunci
: Ethical Identity, Islamic Banking, Financial Performance, Islamic Accounting
1. Pendahuluan
Perkembangan industri keuangan syariah memicu tingkat persaingan yang semakin kompetitif dimana perbankan syariah berusaha untuk inovatif dalam menawarkan produk-produk dan membangun
reputasi yang baik. Adapun dalam membangun reputasi yang baik sangat ditentukan oleh identitas perusahaan itu sendiri. Perbankan syariah memiliki tanggung jawab moral yang lebih tinggi dibanding
Simposium Nasional Akuntansi XIX, Lampung, 2016
2
perbankan konvensional atau perusahaan umum lainnya karena terdapat nilai-nilai sosial dan keadilan yang harus dipenuhi.
Literatur sebelumnya merumuskan tiga dimensi utama yang menunjukkan identitas perusahaan, yaitu komunikasi communication, gambaran visual visual image dan prilaku behavior Riel dan
Balmer, 1997. Komunikasi dilakukan oleh perusahaan melalui penyediaan informasi atau penerbitan berbagai laporan, seperti laporan keuangan, laporan tahunan, laporan berkelanjutan dan lain-lain.
Komunikasi juga menjadi jalan bagi perusahaan untuk menunjukkan transparansi terhadap para pemangku kepentingan.
Identitas perusahaan perbankan syariah tentunya berbeda dengan identitas perusahaan perbankan konvensional, termasuk dalam hal informasi yang diungkapkan dalam laporan tahunan. Adapun
menurut Hannifa dan Hudaib 2007, terdapat lima fitur informasi yang membedakan identitas etika perbankan syariah dengan identitas etika perusahaan secara umum, diantaranya; filsafat dan nilai yang
mendasari, penyediaan produk dan jasa bebas riba, kesepakataan berdasarkan aturan dan prinsip islam, fokus pada tujuan pembangunan dan sosial serta kepatuhan pada Dewan Pengawas Syariah DPS.
Pada penelitian Hannifa dan Hudaib 2007 dirumuskan delapan dimensi identitas etika ideal yang seharusnya diungkapkan dalam laporan tahunan perbankan syariah, yaitu pernyataan visi dan misi;
informasi direksi dan manajemen atas; produk dan jasa; zakat, sedekah dan qardh hassan; komitmen terhadap karyawan; komitmen terhadap debitur; komitmen terhadap masyarakat; informasi Dewan
Pengawas Syariah DPS. Dari penelitian Hannifa dan Hudaib 2007 tersebut belum membahas tentang hubungan pengungkapan identitas etika ideal dengan kinerja keuangan perbankan syariah, khususnya
pada masing-masing dimensi identitas etika. Sementara itu, penelitian mengenai dampak identitas etika terhadap kinerja keuangan yang dilakukan oleh Berrone, Surroca, dan Trubo 2007 menunjukkan
bahwa identitas etika perusahaan bepengaruh positif langsung dan tidak langsung terhadap kinerja keuangan.
Namun, dalam penelitian Berrone, Surroca dan Trubo 2007 belum memasukkan institusi keuangan, khususnya perbankan syariah. Selain itu, cakupan identitas etika dari penelitian Berrone
berbeda dengan identitas etika ideal perbankan syariah. Sehingga, menimbulkan permasalahan apakah identitas etika yang diungkapkan perbankan syariah juga berhubungan dengan kinerja keuangan.
Simposium Nasional Akuntansi XIX, Lampung, 2016
3
Kemudian studi dilakukan oleh Zaki, Sholihin dan Barokah 2013 yang mencoba menguji pengaruh pengungkapan identitas etika pada bank syariah di Asia dengan mengambil sampel satu bank
terbaik untuk setiap negara. Hasilnya menunjukkan bahwa hanya dua dari delapan dimensi identitas etika yang berpengaruh terhadap kinerja keuangan. Namun, studi yang dilakukan oleh Zaki, Sholihin
dan Barokah 2013 hanya mengambil 9 sampel bank syariah di Asia yang mana hasilnya belum cukup representatif. Selain itu, pada penelitian tersebut menggunakan sampel bank syariah dari berbagai
negara yang memungkinkan adanya perbedaan struktur dan aturan perbankan yang berlaku. Maka dari itu, pada penelitian ini, penulis mencoba untuk menganalisis bagaimana tingkat
pengungkapan identitas etika serta hubungan antara pengungkapan dimensi identitas etika ideal dan kinerja keuangan perbankan syariah di Indonesia. Kinerja keuangan perbankan syariah pada penelitian
ini dilihat dari tingkat rentabilitas dan likuiditas. Tingkat rentabilitas diukur dengan Return on Asset ROA dan Beban Operasional Pendapatan Operasional BOPO, sementara likuiditas diukur dengan
menggunakan
Financing to Deposit Ratio
FDR. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menemukan dimensi identitas etika apa saja yang berhubungan dengan kinerja keuangan yang dilihat dari Return
On Asset ROA, Beban Operasional Pendapatan Operasional BOPO dan Financing to Debt Ratio FDR untuk kemudian dapat digunakan sebagai bahan evaluasi bagi perbankan syariah dalam
mengkomunikasikan informasi-informasi tambahan dalam laporan tahunan.
2. Landasan Teori dan Pengembangan Hipotesis