2017, Direktorat Pembinaan SMA
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Pembelajaran pada dasarnya merupakan upaya guru untuk mengarahkan siswa ke dalam proses belajar sehingga mereka dapat mencapai tujuan belajar sesuai dengan
yang diharapkan. Proses pembelajaran harus dirancang secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi siswa untuk berpartisipasi aktif, serta
memberi ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan perkembagan fisik serta psikologis siswa. Dalam
merancang proses pembelajaran, guru harus memperhatikan perbedaan individu siswa karena setiap siswa merupakan individu yang, memiliki keunikan masing-
masing yang tidak sama dengan siswa lain. Oleh karena itu, guru harus memperhatikan prinsip-prinsip pembelajaran yang memberi kesempatan siswa
untuk mencari tahu, belajar berbasis aneka sumber belajar, pembelajaran terpadu, pembelajaran dengan jawaban yang kebenarannya multidimensi, pembelajaran
keterampilan
aplikatif, pembelajaran
yang memperhatikan
keseimbangan keterampilan fisikal dan mental, dan pembelajaran yang memberikan nilai-nilai
keteladanan sebagaimana dimaksud pada Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016 tentang Standar Proses.
Sesuai dengan kerangka konseptual tentang sasaran pembelajaran seperti dimaksud pada Standar Kompetensi LulusanSKL Permendikbud Nomor 20 Tahun 2016 dan
kegiatan pembelajaran yang diturunkan dari Standar Isi Permendikbud Nomor 21 Tahun 2016, maka guru harus merancang proses pembelajaran sesuai dengan
karakteristik siswa yang membekali kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan secara holistik. Siswa perlu didorong untuk melakukan proses
pembelajaran berbasis penyingkapanpenelitian discovery inquiry learning dan pembelajaran yang menghasilkan karya kontekstual berbasis masalah problem base
learning. Kurikulum 2013 mengutamakan pembelajaran yang mendorong aktivitas fisik dan
mental siswa secara optimal. Praktek pembelajaran demikian mendukung tumbuhnya pembelajaran aktif active learning. Pembelajaran ini menggerakkan
seluruh aktivitas fisik dan mental siswa sehingga siswa memiliki banyak pengalaman belajar melalui pemberdayaan potensi dirinya. Proses pembelajaran ini
merupakan strategi untuk menumbuhkan metakognitif siswa. Siswa didorong untuk melakukan proses pembelajaran berbasis pemberdayaan potensi diri sehingga
muncul strategi otomatis pada diri siswa. Pembelajaran ini melatih siswa nampu berfikir kritis, kreatif, kolaboratif, dan komunikatif sebagaimana dibutuhkan dalam
kehidupan abad 21. Permasalahan terkait dengan pembelajaran sering muncul di kalangan guru. Guru
belum tentu semuanya memahami bahwa sebenarnya tujuan utama pembelajaran adalah mengaktifkan potensi siswa agar dapat mencari tahu dan menerapkan apa
yang telah diketahuinya menjadi sebuah keterampilan dalam rangka membangun sikap mereka. Fakta menunjukkan bahwa guru masih mengalami kesulitan dalam
memahami dan mengimplementasikan pembelajaran yang mampu mengaktifkan potensi siswa secara optimal pembelajaran berbasis pemberdayaan potensi. Oleh
karena itu, maka Direktorat Pembinaan SMA memandang perlu menerbitkan Panduan Pengembangan Pembelajaran Aktif agar dapat digunakan oleh guru
dalam merancang proses pembelajaran yang memberdayakan potensi siswa secara optimal. Melalui panduan ini guru diharapkan mampu merancang pembelajaran
aktif, multiarah, tidak selalu klasikal, dan variatif agar potensi siswa dapat diberdayakan seoptimal mungkin.
2017, Direktorat Pembinaan SMA
2
B. Tujuan