S KOR 1103032 Chapter3

(1)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada siswi SMP Negeri 12 kelas. Penelitian dilaksanakan di aula SMP Negeri 12 Bandung.

B. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Populasi merupakan bagian dari sebuah penelitian. Populasi mempengaruhi tingkat keberhasilan penelitian yang dilakukan. Menurut Arikunto (2013, hlm. 173) “Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian”. Terkait dengan teori tersebut Sugiyono (2014, hlm. 117) mengatakan bahwa “Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”. Berdasarkan pemaparan teori dari para ahli tersebut maka dapat disimpulkan bahwa populasi merupakan keseluruhan dari subjek dalam sebuah penelitian, memiliki kualitas dan karakteristik yang ditetapkan oleh peneliti.

Populasi pada penelitian ini adalah siswi SMPN 12 Bandung kelas 7, 8 dan 9 yang terdiri dari terbagi atas 3 level yaitu siswi kelas 7, 8, dan 9. Kelas 7 terbagi atas 9 kelas, kelas 8 terbagi atas 9 kelas, dan kelas 9 terbagi atas 12 kelas. Alasan mengapa memilih populasi SMPN 12 Bandung karena peneliti telah melaksanakan PLP (Praktek Latihan Profesi) selama 5 bulan di sekolah tersebut, sehingga peneliti sudah memahami dan cukup mengenal ruang lingkup serta karakteristik siswi di sekolah tersebut. Dari studi pendahuluan yang telah dilakukan penulis melihat bahwa kemampuan daya tahan siswi di sekolah tersebut sangat kurang, dilihat pada saat pelajaran olahraga dengan berbagai materi pembelajaran misalnyaa lari, senam irama dan lain lain. Siswi terlihat mudah mengalami kelelahan, meski aktivitas dan gerakannya cukup sederhana, setelah merasa lelah siswi-siswi tersebut meminta untuk istirahat lebih cepat karena mulai malas untuk bergerak. Selain itu di SMPN 12 Bandung belum ada ekstrakulikuler


(2)

senam, modern dance atau semacamnya yang berkaitan dengan musik dan irama, mata pelajaran senam hanya 1-2 kali pertemuan dalam setahun

2. Sampel

Sampel merupakan sebagian dari populasi yang benar-benar mewakili sifat dan karakter populasi. Pengertian sampel menurut Arikunto (2013, hlm. 174) “Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti”. Berkaitan dengan teori tersebut, kemudian diperkuat oleh pendapat dari Sugiyono (2014, hlm. 118) yang menyatakan bahwa “Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”. Berdasarkan teori dari para ahli tersebut maka dapat disimpulkan bahwa sampel merupakan bagian dari populasi yang dapat mewakili atau menggambarkan karakter dari sebuah populasi.

Tidak ada patokan dalam menentukan jumlah sampel yang digunakan dalam sebuah penelitian. Hal ini dinyatakan oleh Nasution (1991, hlm. 118) “Untuk menentukan besar sampel tidak ada aturan yang pasti. Makin besar jumlah sampel makin baik”. Berdasarkan pendapat tersebut maka peneliti harus dapat menentukan jumlah sampel dari populasi tersebut. Dalam menentukan sampel penelitian, maka harus menggunakan teknik sampling. Sugiyono (2014, hlm. 118) menjelaskan bahwa “Teknik sampling adalah merupakan teknik pengambilan sampel”.

Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan Stratified Random Sampling, yaitu dengan mengambil 20% siswa putri dari setiap level populasi. Siswi di SMPN 12 Bandung terbagi atas 3 level yaitu siswi kelas 7, 8, dan 9. Kelas 7 terbagi atas 9 kelas, kelas 8 terbagi atas 9 kelas, dan kelas 9 terbagi atas 12 kelas. Apabila setiap levelnya di ambil sebanyak 20% maka didapatkan 2 kelas dari setiap level sebagai sampel. Dari hasil pengundian ada beberapa kelas yang menjadi sampel yaitu kelas 7C dan 7G, 8A dan 8F, 9B dan 9H. Jumlah siswi setiap kelasnya adalah 20 orang, artinya terdapat 40 siswi kelas 7, 40 siswi kelas 8 dan 40 siswi kelas 9. Langkah berikutnya adalah melakukan tehnik random sederhana, dengan mengambil 50% dari jumlah siswi dari setiap levelnya, dari hasil random ditemukan 20 siswi kelas 7, 20 siswi kelas 8 dan 20 siswi kelas 9. Total sampel yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah 60 orang. Setelah berhasil menemukan 60 orang sampel


(3)

maka langkah berikutnya adalah menentukan kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, cara yang digunakan adalah dengan melakukan pendekatan random sederhana, dengan tujuan agar kedua kelompok benar-benar homogen. Maka di dapatkan 30 siswi sebagai kelompok eksperimen dan 30 siswi sebagai kelompok kontrol. Kedua kelompok tersebut akan siap menjalani pretest dan

posttest yang sama.

C. Metode dan Desain Penelitian 1. Metode Penelitian

Metode penelitian merupakan sebuah cara untuk memperoleh data dengan kegunaan dan tujuan tertentu yang kemudian diperlukan untuk mengatasi sebuah masalah dalam sebuah penelitian. Pada umumnya penelitian memiliki beberapa tujuan yaitu sebagai penemuan, pembuktian, dan pengembangan. Penemuan artinya bahwa penelitian yang dilakukan merupakan penelitian baru yang belum pernah dilakukan oleh orang lain, sedangkan pembuktian merupakan penelitian yang digunakan untuk membuktikan keraguan terhadap penelitian yang telah ada apabila terdapat keraguan tertentu. Sementara pengembangan merupakan penelitian yang dapat memperluas serta memperdalam penelitian yang telah ada.

Secara umum metode dalam penelitian dapat dibagi dalam tujuh jenis penelitian, diantaranya: penelitian historis, penelitian deskriptif, penelitian pengembangan, penelitian kasus, penelitian korelasional, penelitian tindakan, dan penelitian eksperimen. Sugiyono (2012, hlm. 107) menjelaskan “Dengan demikian metode eksperimen dapat diartikan sebagai metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan”.

Berangkat dari pernyataan yang telah dipaparkan di atas metode penelitian yang dipakai dalam penelitian ini adalah metode penelitian eksperimen. Rusli Lutan (2007, hlm. 146) mengatakan “Penelitian eksperimen adalah jenis penelitian yang langsung berusaha untuk mempengaruhi variabel utama dan jenis penelitian yang benar-benar dapat menguji hipotesis yaitu tentang hubungan sebab akibat”.


(4)

2. Desain Penelitian

Desain penelitian merupakan sebuah rancangan yang memberikan jalan dan arah dari proses menganalisis data agar dapat dilaksanakan dengan mudah dan sederhana sesuai dengan tujuan penelitian. Desain penelitian mempermudah langkah-langkah yang harus dilakukan peneliti agar peneliti tidak keluar dari ketentuan yang sudah ditetapkan sehingga akan mendapatkan hasil yang diinginkan. Hal ini akan membantu peneliti memecahkan masalah penelitian yang telah dirumuskan sesuai dengan tujuan yang diharapkan.

Langkah-langkah yang telah disusun dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Menetapkan populasi dan sampel penelitian.

b. Mengumpulkan data dan pelaksanaan survei. c. Mengolah data.

d. Menganalisis data. e. Menetapkan kesimpulan.

Adapun rancangan atau desain dalam penelitian ini dapat kita lihat pada bagan berikut ini:

Gambar 3.1

Pretest–Posttest Control Group Design Sugiyono (2014, hlm. 112)

Keterangan :

R1 = Kelompok eksperimen. R2 = Kelompok kontrol.

O1 = Pre-test kelompok eksperimen dengan menggunakan bleep test.

O3 = Pre-test kelompok kontrol dengan menggunakan bleep test.

X1 = Pemberian treatment atau perlakuan dengan zumba dance.

X2 = Penjas konvensional.

O2 = Post-test kelompok eksperimen dengan menggunakan bleep test.

O4 = Post-test kelompok kontrol dengan menggunakan bleep test.

R O1 X1 O2


(5)

D. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian merupakan suatu alat atau cara untuk memperoleh data hasil penelitian yang valid dan reliabel. Instrumen dalam penelitian ini menggunakan Bleep Test atau dapat juga dikatakan tes lari multi tahap. Tujuan dari tes ini adalah untuk mengukur tingkat efisiensi fungsi jantung dan paru-paru, yang ditunjukkan melalui pengukuran pengambilan oksigen maksimal. Tes ini dapat mengetahui kemampuan fungsional dari jantung dan paru-paru yang dapat dilihat dari daya tahan kardiovaskular, dalam hal ini daya tahan kardiovaskular seseorang dapat dilihat dari kemampuan konsumsi oksigen maksimal (VO2Max).

Bleep test dilakukan dengan lari menempuh jarak 20 meter bolak-balik mengikuti irama, yang secara bertahap meningkat kecepatannya.

Alat dan Fasilitas:

(1) Lintasan lari sepanjang 20 meter yang datar dan tidak licin (2) Meteran

(3) Kaset (Pita suara) (4) Kerucut/cones

(5) Speaker dan Sound system

Petugas:

(1)Pengukur jarak (2)Pengawas lintasan (3)Pencatat skor

Adapun prosedur dari pelaksanaan tes ini adalah sebagai berikut:

1. Pertama-tama ukurlah jarak sepanjang 20 meter menggunakan meteran, kemudian diberi tanda pada kedua ujungnya menggunakan kerucut atau

cones.

2. Siapkan kaset, sound system dan speaker.

3. Peserta melakukan pemanasan terlebih dahulu sebelum mengikuti tes. 4. Peserta bersiap pada kerucut, kemudian berlari bertepatan dengan bunyi

“TUT” yang pertama.

5. Peserta harus berusaha mencapai kerucut sebelum bunyi “TUT” selanjutnya.


(6)

6. Apabila peserta tes telah mencapai salah satu batas lari sebelum bunyi “TUT” berikutnya, maka peserta tes harus menunggu bunyi “TUT” kemudian baru melanjutkan lari.

7. Dan apabila peserta dua kali berturut-turut tidak mencapai kerucut sebelum bunyi “TUT” maka peserta dinyatakan selesai.

8. Peserta harus meneruskan lari selama mungkin sampai tidak mampu lagi menyesuaikan dengan kecepatan yang telah diatur dalam kaset.

20 meter

Gambar 3.2 Pelaksanaan Bleep Test

Nomor Tahap

1 1 2 3 4 5 6 7 2 1 2 3 4 5 6 7 8 3 1 2 3 4 5 6 7 8 4 1 2 3 4 5 6 7 8 9 5 1 2 3 4 5 6 7 8 9 6 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 7 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 8 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 9 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 10 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 11 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 15 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 16 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 17 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 18 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 19 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 20 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 21 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16

Nomor Balikan

Tabel 3.1


(7)

Pengambilan tes VO2Max dengan menggunakan bleep test atau tes lari multi tahap dalam penelitian ini dilakukan sebanyak dua kali yaitu sebagai tes awal (pre test) dan tes akhir (post test). Peneliti terlebih dahulu mengukur lintasan dengan menggunakan meteran, kemudian menandai setiap ujung garis dengan

cones. Hal ini memudahkan peserta tes untuk melihat sasaran atau jarak yang harus dicapai serta sebagai tempat pemberhentian yang tetap untuk menunggu bunyi atau aba-aba berikutnya.

Nomor tahapan dalam Bleep Test mulai dari tahap/level 1 hingga tahap/level

21, dengan nomor balikan yang berbeda-beda dari setiap tahapnya. Semakin tinggi level maka akan semakin banyak jumlah nomor balikannya. Dengan demikian waktu untuk peserta berhenti akan semakin singkat dan peserta tes dituntut untuk berlari lebih cepat.

Menurut Cooper dalam Irawan (2014, hlm. 48) menyatakan bahwa “Instrumen yang akan digunakan untuk tes ini yaitu menggunakan Bleep Test/Multistage fitness test dengan validitas 0,785”. Sedangkan untuk nilai

reabilitasnya menurut Chatterjee dkk dalam Irawan (2014, hlm. 48) menyatakan bahwa “reabilitas yang digunakan adalah senilai 0,81”.

E. Pelaksanaan Penelitian

Penelitian ini memerlukan perencanaan serta program latihan yang baik untuk dapat mencapai tujuan penelitian yang telah penulis tetapkan. Penelitian ini dilaksanakan selama 6 minggu, dalam 6 minggu tersebut terdapat 18 kali pertemuan. Satu pertemuan untuk melaksanakan tes awal atau pre-test, 16 kali pertemuan untuk penerapan perlakuan (treatment) pada kelompok eksperimen, dan satu pertemuan lagi untuk melaksanakan tes akhir (post-test). Penerapan perlakuan (treatment) dilaksanakan 3-4 kali dalam seminggu. Hal ini di dasarkan pada pendapat Bompa (1999, hlm. 86) yang menyatakan bahwa “siswa/atlet berlatih 3 kali dalam seminggu, tergantung dari tingkat keterlibatannya dalam olahraga. Adapun lama latihan yang diperlukan adalah selama 6 minggu atau lebih”.

Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 8 mei 2015 hingga 15 juni 2015. Penelitian ini membagi sampel ke dalam dua kelompok yaitu, kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Kelompok eksperimen diberikan perlakuan


(8)

zumba dance sedangkan untuk kelompok kontrol hanya mengikuti pelajaran penjas konfensional disekolah saja. Kedua kelompok penelitan ini mengikuti tes awal (pre test) dan tes akhir (post test) yang sama yaitu dengan menggunakan

Bleep Test. Pelaksanaan pre test dan post test pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol sampel dilaksanakan dihari yang sama. Pre test dan post test

dilaksanakan pada hari atau jadwal yang terpisah dengan pelaksanaan treatment. Hal ini dilakukan penulis dengan tujuan untuk mendapatkan hasil yang lebih akurat, karena dengan hari yang terpisah dari jadwal pemberian treatment

kelompok sampel terutama kelompok eksperimen benar benar dalam kondisi yang prima untuk melaksanakan pre test dan post test. Berikut merupakan jadwal dalam penelitian ini yang telah penulis buat dalam tabel 3.2:

Hari Tanggal Kegiatan Waktu Tempat

Jum'at 8 Mei 2015 P re-Test 08.00-selesai Lapangan SMPN 12 Bdg Senin 11/05/2015

Rabu 13/05/2015

Jum'at 15/05/2015 12.00-selesai Senin 18/05/2015

Rabu 20/05/2015

Jum'at 22/05/2015 12.00-selesai Senin 25/05/2015

Rabu 27/05/2015

Jum'at 29/05/2015 12.00-selesai Senin 01/06/2015

Rabu 03/06/2015

Jum'at 05/06/2015 12.00-selesai Senin 08/06/2015

Rabu 10/06/2015 Kamis 11/06/2015

Jum'at 12/06/2015 08.00-selesai

Senin 15/06/2015 P ost-Test 07.00-selesai Lapangan SMPN 12 Bdg 13.30-selesai

09.00-selesai

Aula SMPN 12 Bdg Zumba Dance Zumba Dance Zumba Dance Zumba Dance 13.30-selesai 13.30-selesai 4 5 Jadwal Penelitian

Zumba Dance Aula SMPN 12 Bdg

Aula SMPN 12 Bdg

Aula SMPN 12 Bdg

Aula SMPN 12 Bdg 1

2

3

13.30-selesai

Tabel 3.2

Jadwal Pelaksanaan Penelitian

F. Prosedur Pengolahan dan Analisis Data

Data yang diperoleh dari hasil tes merupakan data mentah, sehingga memerlukan proses pengolahan data. Pengolahan data digunakan untuk membuktikan kebenaran hipotesis yang telah dirumuskan, diperlukan pengolahan dan analisis data untuk menerima atau menolak hipotesis. Pengolahan data dalam


(9)

penelitian ini menggunakan penghitungan komputer dengan menggunakan program SPSS (Statistikal Product and Service Solution) versi 16.0 for windows

karena program ini ditujukan kepada pengguna statistik untuk mempermudah penghitungan statistik untuk memperoleh hasil data yang akurat dan dapat dimengerti. Adapun langkah-langkah dalam pengolahan data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Menentukan nilai rata-rata, simpangan baku serta uji normalitas dengan menggunakan One Sample Kolmogorov Smirniv Test.

2. Menguji kedua kelompok sampel untuk mengetahui perbedaan pada tes awal dan tes akhir setelah diberikan perlakuan yang berbeda dengan menggunakan Paired Samples Statistics. Kemudian untuk mengetahui hubungan homogenitas di antara keduanya dengan menggunakan Paired Samples Correlations

3. Mengetahui perbedaan peningkatan kedua kelompok menggunakan Group Statistics dan Independent Samples Test.


(1)

Desain penelitian merupakan sebuah rancangan yang memberikan jalan dan arah dari proses menganalisis data agar dapat dilaksanakan dengan mudah dan sederhana sesuai dengan tujuan penelitian. Desain penelitian mempermudah langkah-langkah yang harus dilakukan peneliti agar peneliti tidak keluar dari ketentuan yang sudah ditetapkan sehingga akan mendapatkan hasil yang diinginkan. Hal ini akan membantu peneliti memecahkan masalah penelitian yang telah dirumuskan sesuai dengan tujuan yang diharapkan.

Langkah-langkah yang telah disusun dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Menetapkan populasi dan sampel penelitian.

b. Mengumpulkan data dan pelaksanaan survei. c. Mengolah data.

d. Menganalisis data. e. Menetapkan kesimpulan.

Adapun rancangan atau desain dalam penelitian ini dapat kita lihat pada bagan berikut ini:

Gambar 3.1

PretestPosttest Control Group Design

Sugiyono (2014, hlm. 112)

Keterangan :

R1 = Kelompok eksperimen. R2 = Kelompok kontrol.

O1 = Pre-test kelompok eksperimen dengan menggunakan bleep test.

O3 = Pre-test kelompok kontrol dengan menggunakan bleep test.

X1 = Pemberian treatment atau perlakuan dengan zumba dance.

X2 = Penjas konvensional.

O2 = Post-test kelompok eksperimen dengan menggunakan bleep test.

O4 = Post-test kelompok kontrol dengan menggunakan bleep test.

R O1 X1 O2


(2)

D. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian merupakan suatu alat atau cara untuk memperoleh data hasil penelitian yang valid dan reliabel. Instrumen dalam penelitian ini menggunakan Bleep Test atau dapat juga dikatakan tes lari multi tahap. Tujuan dari tes ini adalah untuk mengukur tingkat efisiensi fungsi jantung dan paru-paru, yang ditunjukkan melalui pengukuran pengambilan oksigen maksimal. Tes ini dapat mengetahui kemampuan fungsional dari jantung dan paru-paru yang dapat dilihat dari daya tahan kardiovaskular, dalam hal ini daya tahan kardiovaskular seseorang dapat dilihat dari kemampuan konsumsi oksigen maksimal (VO2Max).

Bleep test dilakukan dengan lari menempuh jarak 20 meter bolak-balik mengikuti irama, yang secara bertahap meningkat kecepatannya.

Alat dan Fasilitas:

(1) Lintasan lari sepanjang 20 meter yang datar dan tidak licin (2) Meteran

(3) Kaset (Pita suara) (4) Kerucut/cones

(5) Speaker dan Sound system

Petugas:

(1)Pengukur jarak (2)Pengawas lintasan (3)Pencatat skor

Adapun prosedur dari pelaksanaan tes ini adalah sebagai berikut:

1. Pertama-tama ukurlah jarak sepanjang 20 meter menggunakan meteran, kemudian diberi tanda pada kedua ujungnya menggunakan kerucut atau

cones.

2. Siapkan kaset, sound system dan speaker.

3. Peserta melakukan pemanasan terlebih dahulu sebelum mengikuti tes. 4. Peserta bersiap pada kerucut, kemudian berlari bertepatan dengan bunyi

“TUT” yang pertama.

5. Peserta harus berusaha mencapai kerucut sebelum bunyi “TUT” selanjutnya.


(3)

“TUT” berikutnya, maka peserta tes harus menunggu bunyi “TUT” kemudian baru melanjutkan lari.

7. Dan apabila peserta dua kali berturut-turut tidak mencapai kerucut sebelum bunyi “TUT” maka peserta dinyatakan selesai.

8. Peserta harus meneruskan lari selama mungkin sampai tidak mampu lagi menyesuaikan dengan kecepatan yang telah diatur dalam kaset.

20 meter

Gambar 3.2 Pelaksanaan Bleep Test

Nomor Tahap

1 1 2 3 4 5 6 7 2 1 2 3 4 5 6 7 8 3 1 2 3 4 5 6 7 8 4 1 2 3 4 5 6 7 8 9 5 1 2 3 4 5 6 7 8 9 6 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 7 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 8 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 9 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 10 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 11 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 15 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 16 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 17 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 18 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 19 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 20 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 21 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16

Nomor Balikan

Tabel 3.1


(4)

Pengambilan tes VO2Max dengan menggunakan bleep test atau tes lari multi tahap dalam penelitian ini dilakukan sebanyak dua kali yaitu sebagai tes awal (pre test) dan tes akhir (post test). Peneliti terlebih dahulu mengukur lintasan dengan menggunakan meteran, kemudian menandai setiap ujung garis dengan

cones. Hal ini memudahkan peserta tes untuk melihat sasaran atau jarak yang harus dicapai serta sebagai tempat pemberhentian yang tetap untuk menunggu bunyi atau aba-aba berikutnya.

Nomor tahapan dalam Bleep Test mulai dari tahap/level 1 hingga tahap/level

21, dengan nomor balikan yang berbeda-beda dari setiap tahapnya. Semakin tinggi level maka akan semakin banyak jumlah nomor balikannya. Dengan demikian waktu untuk peserta berhenti akan semakin singkat dan peserta tes dituntut untuk berlari lebih cepat.

Menurut Cooper dalam Irawan (2014, hlm. 48) menyatakan bahwa “Instrumen yang akan digunakan untuk tes ini yaitu menggunakan Bleep Test/Multistage fitness test dengan validitas 0,785”. Sedangkan untuk nilai

reabilitasnya menurut Chatterjee dkk dalam Irawan (2014, hlm. 48) menyatakan bahwa “reabilitas yang digunakan adalah senilai 0,81”.

E. Pelaksanaan Penelitian

Penelitian ini memerlukan perencanaan serta program latihan yang baik untuk dapat mencapai tujuan penelitian yang telah penulis tetapkan. Penelitian ini dilaksanakan selama 6 minggu, dalam 6 minggu tersebut terdapat 18 kali pertemuan. Satu pertemuan untuk melaksanakan tes awal atau pre-test, 16 kali pertemuan untuk penerapan perlakuan (treatment) pada kelompok eksperimen, dan satu pertemuan lagi untuk melaksanakan tes akhir (post-test). Penerapan perlakuan (treatment) dilaksanakan 3-4 kali dalam seminggu. Hal ini di dasarkan pada pendapat Bompa (1999, hlm. 86) yang menyatakan bahwa “siswa/atlet berlatih 3 kali dalam seminggu, tergantung dari tingkat keterlibatannya dalam olahraga. Adapun lama latihan yang diperlukan adalah selama 6 minggu atau lebih”.

Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 8 mei 2015 hingga 15 juni 2015. Penelitian ini membagi sampel ke dalam dua kelompok yaitu, kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Kelompok eksperimen diberikan perlakuan


(5)

penjas konfensional disekolah saja. Kedua kelompok penelitan ini mengikuti tes awal (pre test) dan tes akhir (post test) yang sama yaitu dengan menggunakan

Bleep Test. Pelaksanaan pre test dan post test pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol sampel dilaksanakan dihari yang sama. Pre test dan post test

dilaksanakan pada hari atau jadwal yang terpisah dengan pelaksanaan treatment. Hal ini dilakukan penulis dengan tujuan untuk mendapatkan hasil yang lebih akurat, karena dengan hari yang terpisah dari jadwal pemberian treatment

kelompok sampel terutama kelompok eksperimen benar benar dalam kondisi yang prima untuk melaksanakan pre test dan post test. Berikut merupakan jadwal dalam penelitian ini yang telah penulis buat dalam tabel 3.2:

Hari Tanggal Kegiatan Waktu Tempat

Jum'at 8 Mei 2015 P re-Test 08.00-selesai Lapangan SMPN 12 Bdg Senin 11/05/2015

Rabu 13/05/2015

Jum'at 15/05/2015 12.00-selesai Senin 18/05/2015

Rabu 20/05/2015

Jum'at 22/05/2015 12.00-selesai Senin 25/05/2015

Rabu 27/05/2015

Jum'at 29/05/2015 12.00-selesai Senin 01/06/2015

Rabu 03/06/2015

Jum'at 05/06/2015 12.00-selesai Senin 08/06/2015

Rabu 10/06/2015 Kamis 11/06/2015

Jum'at 12/06/2015 08.00-selesai

Senin 15/06/2015 P ost-Test 07.00-selesai Lapangan SMPN 12 Bdg 13.30-selesai

09.00-selesai

Aula SMPN 12 Bdg Zumba Dance Zumba Dance Zumba Dance Zumba Dance 13.30-selesai 13.30-selesai 4 5 Jadwal Penelitian

Zumba Dance Aula SMPN 12 Bdg

Aula SMPN 12 Bdg

Aula SMPN 12 Bdg

Aula SMPN 12 Bdg 1

2

3

13.30-selesai

Tabel 3.2

Jadwal Pelaksanaan Penelitian

F. Prosedur Pengolahan dan Analisis Data

Data yang diperoleh dari hasil tes merupakan data mentah, sehingga memerlukan proses pengolahan data. Pengolahan data digunakan untuk membuktikan kebenaran hipotesis yang telah dirumuskan, diperlukan pengolahan dan analisis data untuk menerima atau menolak hipotesis. Pengolahan data dalam


(6)

penelitian ini menggunakan penghitungan komputer dengan menggunakan program SPSS (Statistikal Product and Service Solution) versi 16.0 for windows

karena program ini ditujukan kepada pengguna statistik untuk mempermudah penghitungan statistik untuk memperoleh hasil data yang akurat dan dapat dimengerti. Adapun langkah-langkah dalam pengolahan data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Menentukan nilai rata-rata, simpangan baku serta uji normalitas dengan menggunakan One Sample Kolmogorov Smirniv Test.

2. Menguji kedua kelompok sampel untuk mengetahui perbedaan pada tes awal dan tes akhir setelah diberikan perlakuan yang berbeda dengan menggunakan Paired Samples Statistics. Kemudian untuk mengetahui hubungan homogenitas di antara keduanya dengan menggunakan Paired Samples Correlations

3. Mengetahui perbedaan peningkatan kedua kelompok menggunakan Group Statistics dan Independent Samples Test.