D 4 Penilaian Pengkayaan Logam Timbal (Pb) dan Tingkat Kontaminasi Air Ballast di Perairan Tanjung Api api, Sumatera Selatan

Prosiding Seminar Nasional Hasil-Hasil Penelitian Perikanan dan Kelautan ke-VI
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan – Pusat Kajian Mitigasi Bencana dan Rehabilitasi Pesisir, Undip

KATA PENGANTAR
Tahun 2016 merupakan seminar tahunan ke VI yang diselenggarakan oleh FPIK
UNDIP. Kegiatan seminar ini telah dimulai sejak tahun 2007 dan dilaksanakan secara
berkala. Tema kegiatan seminar dari tahun ketahun bervariatif mengikuti perkembangan
isu terkini di sektor perikanan dan kelautan.
Kegiatan seminar ini merupakan salah satu bentuk kontribusi perguruan tinggi
khususnya FPIK UNDIP dalam upaya mendukung pembangunan di sektor perikanan dan
kelautan. IPTEK sangat diperlukan untuk mendukung pembangunan sehingga tujuan
pembangunan dapat tercapai dan bermanfaat bagi kemakmuran rakyat.
Dalam implementasi pembangunan selalu ada dampak yang ditimbulkan. Untuk itu,
diperlukan suatu upaya agar dampak negatif dapat diminimalisir atau bahkan tidak terjadi.
Oleh karena itu, Seminar ini bertemakan tentang Aplikasi IPTEK Perikanan dan
Kelautan dalam Mitigasi Bencana dan Degradasi Wilayah Pesisir, Laut dan PulauPulau Kecil. Pada kesempatan kali ini, diharapkan IPTEK hasil penelitian mengenai
pengelolaan, mitigasi bencana dan degradasi wilayah pesisir, laut dan pulau-pulau kecil
dapat

terpublikasikan


sehingga

dapat

dimanfaatkan

untuk

pembangunan

yang

berkelanjutan dan dapat menjaga kelestarian lingkungan. Seminar Tahunan Hasil
Penelitian Perikanan dan Kelautan ke-VI merupakan kolaborasi FPIK UNDIP dan Pusat
Kajian Mitigasi Bencana dan Rehabilitasi Pesisir (PKMBRP) UNDIP.
Pada kesempatan ini kami selaku panitia penyelenggara mengucapkan terimakasih
kepada pemakalah, reviewer, peserta serta Pertamina EP Asset 3 Tambun Field yang telah
mendukung kegiatan Seminar Tahunan Penelitian Hasil Penelitian Perikanan dan Kelautan
VI sehingga dapat terlaksana dengan baik. Harapan kami semoga hasil seminar ini dapat
memberikan kontribusi dalam upaya mitigasi bencana dan rehabilitasi pesisir, laut dan

pulau-pulau kecil.
Semarang, Juli 2017
Panitia

ii

Prosiding Seminar Nasional Hasil-Hasil Penelitian Perikanan dan Kelautan ke-VI
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan – Pusat Kajian Mitigasi Bencana dan Rehabilitasi Pesisir, Undip

SUSUNAN PANITIA SEMINAR
Pembina

: Dekan FPIK Undip
Prof. Dr. Ir. Agus Sabdono, M.Sc

Penanggung jawab

: Wakil Dekan Bidang IV
Tita Elvita Sari, S.Pi., M.Sc., Ph.D


Ketua

: Dr.Sc. Anindya Wirasatriya, ST, M.Si., M.Sc

Wakil Ketua

: Dr.Ir. Suryanti, M.Pi

Sekretaris I

: Faik Kurohman, S.Pi, M.Si

Sekretaris II

: Wiwiet Teguh T, SPi, MSi

Bendahara I

: Ir. Nirwani, MSi


Bendahara II

: Retno Ayu K, S.Pi., M.Sc

Kesekretariatan

: 1. Dr. Agus Trianto, ST., M.Sc
2. Dr. Denny Nugroho, ST, M.Si
3. Kukuh Eko Prihantoko, S.Pi., M.Si
4. Sigit Febrianto, S.Kel., M.Si
5. Lukita P., STP, M.Sc
6. Lilik Maslukah, ST., M.Si
7. Ir. Ria Azizah, M.Si

Acara dan Sidang

: 1. Dr. Aristi Dian P.F., S.Pi., M.Si
2. Dr. Ir. Diah Permata W., M.Sc
3. Ir. Retno Hartati, M.Sc
4. Dr. Muhammad Helmi, S.Si., M.Si


Konsumsi

: 1. Ir. Siti Rudiyanti, M.Si
2. Ir. Sri Redjeki, M.Si
3. Ir. Ken Suwartimah, M.Si

Perlengkapan

: 1. Bogi Budi J., S.Pi., M.Si
2. A. Harjuno Condro, S.Pi, M.Si

iii

Prosiding Seminar Nasional Hasil-Hasil Penelitian Perikanan dan Kelautan ke-VI
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan – Pusat Kajian Mitigasi Bencana dan Rehabilitasi Pesisir, Undip

DEWAN REDAKSI
PROSIDING
SEMINAR NASIONAL TAHUNAN KE-VI

HASIL-HASIL PENELITIAN PERIKANAN DAN KELAUTAN
Diterbitkan oleh

Penanggung jawab

Pengarah

Tim Editor

Reviewer

Desain sampul
Layout dan tata letak
Alamat redaksi

: Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro
bekerjasama dengan Pusat Kajian Mitigasi Bencana dan
Rehabilitasi Pesisir serta Pertamina EP Asset 3 Tambun Field
: Dekan FPIK Undip
(Prof. Dr. Ir. Agus Sabdono, M.Sc)

Wakil Dekan Bidang IV
(Tita Elvita Sari, S.Pi., M.Sc., Ph.D)
: 1. Dr. Denny Nugroho, ST, M.Si (Kadept. Oceanografi)
2. Dr. Ir. Diah Permata W., M.Sc (Kadept. Ilmu Kelautan)
3. Dr. Ir. Haeruddin, M.Si (Kadept. Manajemen SD. Akuatik)
4. Dr. Aristi Dian P.F., S.Pi., M.Si (Kadept. Perikanan Tangkap
5. Dr. Ir. Eko Nur C, M.Sc (Kadept. Teknologi Hasil Perikanan
6. Dr. Ir. Sardjito, M.App.Sc (Kadept. Akuakultur)
: 1. Dr. Sc. Anindya Wirasatriya, ST, M.Si., M.Sc
2. Dr. Ir. Suryanti, M.Pi
3. Faik Kurohman, S.Pi, Msi
4. Wiwiet Teguh T, S.Pi., M.Si
5. Ir. Nirwani, Msi
6. Retno Ayu K, S.Pi., M.Sc
7. Dr. Aristi Dian P.F., S.Pi., M.Si
8. Dr. Ir. Diah Permata W., M.Sc
9. Ir. Retno Hartati, M.Sc
10. Dr. Muhammad Helmi, S.Si., M.Si
: 1. Dr. Agus Trianto, ST., M.Sc
2. Dr. Denny Nugroho, ST, M.Si

3. Sigit Febrianto, S.Kel., M.Si
4. Lukita P., STP, M.Sc
5. Ir. Ria Azizah, M.Si
6. Lilik Maslukah, ST., M.Si
7. Ir. Siti Rudiyanti, M.Si
8. Ir. Sri Redjeki, M.Si
9. Ir. Ken Suwartimah, M.Si
10. Bogi Budi J., S.Pi., M.Si
11. A. Harjuno Condro, S.Pi, M.Si
: Kukuh Eko Prihantoko, S.Pi., M.Si
: Divta Pratama Yudistira
: Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan
Jl. Prof. Soedarto, SH, Tembalang, Semarang 50275
Telpn/ Fax: 024 7474698

iv

Prosiding Seminar Nasional Hasil-Hasil Penelitian Perikanan dan Kelautan ke-VI
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan – Pusat Kajian Mitigasi Bencana dan Rehabilitasi Pesisir, Undip


DAFTAR ISI
halaman
HALAMAN JUDUL ..............................................................................................

i

KATA PENGANTAR ...........................................................................................

ii

SUSUNAN PANITIA SEMINAR ........................................................................

iii

DEWAN REDAKSI...............................................................................................

iv

DAFTAR ISI ..........................................................................................................


v

Aplikasi IPTEK Perikanan dan Kelautan dalam Pengelolaan dan
Pemanfaatan Sumberdaya Wilayah Pesisir, Laut dan Pulau-pulau Kecil
(Pemanfaatan Sumberdaya Perairan)
1. Research About Stock Condition of Skipjack Tuna (Katsuwonus
pelamis) in Gulf of Bone South Sulawesi, Indonesia ..............................
2. Keberhasilan Usaha Pemberdayaan Ekonomi Kelompok Perajin
Batik Mangrove dalam Perbaikan Mutu dan Peningkatan Hasil
Produksi di Mangkang Wetan, Semarang ..............................................
3. Pengelolaan Perikanan Cakalang Berkelanjutan Melalui Studi
Optimalisasi dan Pendekatan Bioekonomi di Kota Kendari ................
4. Kajian Pengembangan Desa Pantai Mekar, Kecamatan Muara
Gembong, Kabupaten Bekasi sebagai Kampung Wisata Bahari .........
5. Kajian Valuasi Ekonomi Hutan Mangrove di Desa Pantai Mekar,
Kecamatan Muara Gembong, Kabupaten Bekasi ..................................
6. Studi Pemetaan Aset Nelayan di Desa Pantai Mekar, Kecamatan
Muara Gembong, Kabupaten Bekasi ......................................................
7. Hubungan Antara Daerah Penangkapan Rajungan (Portunus
pelagicus) dengan Parameter Oseanografi di Perairan Tegal, Jawa

Tengah ........................................................................................................
8. Komposisi Jenis Hiu dan Distribusi Titik Penangkapannya di
Perairan Pesisir Cilacap, Jawa Tengah ...................................................
9. Analisis Pengembangan Fasilitas Pelabuhan yang Berwawasan
Lingkungan (Ecoport) di Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN)
Pengambengan, Jembrana Bali ................................................................
10. Anallisis Kepuasan Pengguna Pelabuhan Perikanan Nusantara
(PPN) Pengambengan, Jembrana Bali ....................................................
11. Effect of Different Soaking Time in Coconut Shell Liquid Smoke to
The Profile of Lipids Cats Fish (Clarias batrachus) Smoke ...................

1

15
22
33
47
55

67
82

93
110
124

v

Prosiding Seminar Nasional Hasil-Hasil Penelitian Perikanan dan Kelautan ke-VI
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan – Pusat Kajian Mitigasi Bencana dan Rehabilitasi Pesisir, Undip

Rehabilitasi Ekosistem: Mangrove, Terumbu Karang dan Padang Lamun
1. Pola Pertumbuhan, Respon Osmotik dan Tingkat Kematangan
Gonad Kerang Polymesoda erosa di Perairan Teluk Youtefa
Jayapura Papua .........................................................................................
2. Pemetaan Pola Sebaran Sand Dollar dengan Menggunakan Citra
Satelit Landsat di Pulau Menjangan Besar, Taman Nasional
Karimun Jawa ...........................................................................................
3. Kelimpahan dan Pola Sebaran Echinodermata di Pulau
Karimunjawa, Jepara ...............................................................................
4. Struktur Komunitas Teripang (Holothiroidea) di Perairan Pulau
Karimunjawa, Taman Nasioanl Karimunjawa, Jepara ........................

135

147
159
173

Bencana Wilayah Pesisir, Laut dan Pulau-pulau Kecil: Ilmu Bencana dan
Dampak Bencana
1. Kontribusi Nutrien N dan P dari Sungai Serang dan Wiso ke
Perairan Jepara .........................................................................................
2. Kelimpahan, Keanekaragaman dan Tingkat Kerja Osmotik Larva
Ikan pada Perairan Bervegetasi Lamun dan atau Rumput Laut di
Perairan Pantai Jepara .............................................................................
3. Pengaruh Fenomena Monsun, El Nino Southern Oscillation (ENSO)
dan Indian Ocean Dipole (IOD) Terhadap Anomali Tinggi Muka
Laut di Utara dan Selatan Pulau Jawa....................................................
4. Penilaian Pengkayaan Logam Timbal (Pb) dan Tingkat Kontaminasi
Air Ballast di Perairan Tanjung Api-api, Sumatera Selatan ................
5. KajianPotensi Energi Arus Laut di Selat Toyapakeh, Nusa Penida
Bali ..............................................................................................................
6. Bioakumulasi Logam Berat Timpal pada Berbagai Ukuran Kerang
Corbicula javanica di Sungai Maros ........................................................
7. Analisis Data Ekstrim Tinggi Gelombang di Perairan Utara
Semarang Menggunakan Generalized Pareto Disttribution ...................
8. Kajian Karakteristik Arus Laut di Kepulauan Karimunjawa, Jepara
9. Cu dan Pb dalam Ikan Juaro (Pangasius polyuronodon) dan
Sembilang (Paraplotosus albilabris) yang Tertangkap di Sungai Musi
Bagian Hilir, Sumatera Selatan................................................................
10. Kajian Perubahan Spasial Delta Wulan Demak dalam Pengelolaan
Berkelanjutan Wilayah Pesisir .................................................................
11. Biokonsentrasi Logam Plumbum (Pb) pada Berbagai Ukuran
Panjang Cangkang Kerang Hijau (Perna viridis) dari Perairan Teluk
Semarang ....................................................................................................

183

192

205
218
225
235
243
254

264
271

277

vi

Prosiding Seminar Nasional Hasil-Hasil Penelitian Perikanan dan Kelautan ke-VI
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan – Pusat Kajian Mitigasi Bencana dan Rehabilitasi Pesisir, Undip

12. Hubungan Kandungan Bahan Organik Sedimen dengan
Kelimpahan Sand Dollar di Pulau Cemara Kecil Karimunjawa,
Jepara .........................................................................................................
13. Kandungan Logam Berat Kadmium (Cd) dalam Air, Sedimen, dan
Jaringan Lunak Kerang Hijau (Perna viridis) di Perairan Sayung,
Kabupaten Demak .....................................................................................

287

301

Bioteknologi Kelautan: Bioremidiasi, Pangan, Obat-obatan ............................
1. Pengaruh Lama Perendaman Kerang Hijau (Perna virdis) dalam
Larutan Nanas (Ananas comosus) Terhadap Penurunan Kadar
Logam Timbal (Pb) ...................................................................................
2. Biodiesel dari Hasil Samping Industri Pengalengan dan Penepungan
Ikan Lemuru di Muncar ...........................................................................
3. Peningkatan Peran Wanita Pesisir pada Industri Garam Rebus .........
4. Pengaruh Konsentrasi Enzim Bromelin pada Kualitas Hidrolisat
Protein Tinta Cumi-cumi (Loligo sp.) Kering .........................................
5. Efek Enzim Fitase pada Pakan Buatan Terhadap Efisiensi
Pemanfaatan Pakan Laju Pertumbuhan Relatif dan Kelulushidupan
Ikan Mas (Cyprinus carpio).......................................................................
6. Subtitusi Silase Tepung Bulu Ayam dalam Pakan Buatan Terhadap
Laju Pertumbuhan Relatif, Pemanfaatan Pakan dan Kelulushidupan
Benih Ikan Nila Larasati (Oreochromis niloticus) ..................................
7. Stabilitas Ekstrak Pigmen Lamun Laut (Enhalus acoroides) dari
Perairan Teluk Awur Jepara Terhadap Suhu dan Lama
Penyimpanan..............................................................................................
8. Penggunaan Kitosan pada Tali Agel sebagai Bahan Alat
Penangkapan Ikan Ramah Lingkungan .................................................
9. Kualitas Dendeng Asap Ikan Tongkol (Euthynnus sp.), Tunul
(Sphyraena sp.) dan Lele (Clarias sp.) dengan Metode Pengeringan
Cabinet Dryer ..............................................................................................

312
328
339
344

358

372

384
401

408

Aplikasi IPTEK Perikanan dan Kelautan dalam Pengelolaan dan
Pemanfaatan Sumberdaya Wilayah Pesisir, Laut dan Pulau-pulau Kecil
(Manajemen Sumberdaya Perairan)
1. Studi Karakteristik Sarang Semi Alami Terhadap Daya Tetas Telur
Penyu Hijau (Chelonia mydas) di Pantai Paloh Kalimantan Barat ......
2. Struktur Komunitas Rumput Laut di Pantai Krakal Bagian Barat
Gunung Kidul, Yogyakarta ......................................................................
3. Potensi dan Aspek Biologi Ikan Nila (Oreochromis niloticus) di
Perairan Waduk Cacaban, Kabupaten Tegal.........................................

422
434
443

vii

Prosiding Seminar Nasional Hasil-Hasil Penelitian Perikanan dan Kelautan ke-VI
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan – Pusat Kajian Mitigasi Bencana dan Rehabilitasi Pesisir, Undip

4. Morfometri Penyu yang Tertangkap secara By Catch di Perairan
Paloh, Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat .......................................
5. Identifikasi Kawasan Upwelling Berdasarkan Variabilitas KlorofilA, Suhu Permukaan Laut dan Angin Tahun 2003 – 2015 (Studi
Kasus: Perairan Nusa Tenggara Timur) .................................................
6. Hubungan Kelimpahan Fitoplankton dan Zooplankton di Perairan
Pesisir Yapen Timur Kabupaten Kepulauan Yapen, Papua.................
7. Analisis Hubungan Kandungan Bahan Organik dengan Kelimpahan
Gastropoda di Pantai Nongsa, Batam .....................................................
8. Studi Morfometri Ikan Hiu Tikusan (Alopias pelagicus Nakamura,
1935) Berdasarkan Hasil Tangkapan di Pelabuhan Perikanan
Samudera Cilacap, Jawa Tengah .............................................................
9. Variabilitas Parameter Lingkungan (Suhu, Nutrien, Klorofil-A,
TSS) di Perairan Teluk Tolo, Sulawesi Tengah saat Musim Timur .....
10. Keanekaragaman Sumberdaya Teripang di Perairan Pulau Nyamuk
Kepulauan Karimunjawa .........................................................................
11. Keanekaragaman Parasit pada Kerang Hijau (Perna viridis) di
Perairan PPP Morodemak, Kabupaten Demak .....................................
12. Model Pengelolaan Wilayah Pesisir Berbasis Ekoregion di
Kabupaten Pemalang Provinsi Jawa Tengah .........................................
13. Ektoparasit Kepiting Bakau (Scylla serrata) dari Perairan Desa
Wonosari, Kabupten Kendal ....................................................................
14. Analisis Sebaran Suhu Permukaan Laut, Klorofil-A dan Angin
Terhadap Fenomena Upwelling di perairan Pulau Buru dan Seram ...
15. Pengaruh Pergerakan Zona Konvergen di Equatorial Pasifik Barat
Terhadap Jumlah Tangkapan Skipjack Tuna (Katsuwonus pelamis)
Perairan Utara Papua – Maluku..............................................................
16. Pemetaan Kandungan Nitrat dan Fosfat pada Polip Karang di
Kepulauan Karimunjawa .........................................................................
17. Hubungan Kandungan Bahan Organik dengan Distribusi dan
Keanekaragaman Gastropoda pada Ekosistem Mangrove di Desa
Pasar Banggi Kabupaten Rembang .........................................................

452

463
482
495

503
515
529
536
547
554
566

584
594

601

Aplikasi IPTEK Perikanan dan Kelautan dalam Pengelolaan dan
Pemanfaatan Sumberdaya Wilayah Pesisir, Laut dan Pulau-pulau Kecil
(Budidaya Perairan)
1. Pengaruh Suplementasi Lactobacillus sp. pada Pakan Buatan
Terhadap Aktivitas Enzim Pencernaan Larva Ikan Bandeng
(Chanos chanos Forskal) ...........................................................................
2. Inovasi Budidaya Polikultur Udang Windu (Penaeus monodon) dan
Ikan Koi (Cyprinus carpio) di Desa Bangsri, Kabupaten Brebes:
Tantangan dan Alternatif Solusi ..............................................................

611

621

viii

Prosiding Seminar Nasional Hasil-Hasil Penelitian Perikanan dan Kelautan ke-VI
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan – Pusat Kajian Mitigasi Bencana dan Rehabilitasi Pesisir, Undip

3. Pertumbuhan dan Kebiasaan Makan Gelondongan Bandeng
(Chanos chanos Forskal) Selama Proses Kultivasi di Tambak
Bandeng Desa Wonorejo Kabupaten Kendal .........................................
4. Analisis Faktor Risiko yang Mempengaruhi Serangan Infectious
Myonecrosis Virus (IMNV) pada Budidaya Udang Vannamei
(Litopenaeus vannamei) secara Intensif di Kabupaten Kendal .............
5. Respon Histo-Biologis Pakan PST Terhadap Pencernaan dan Otak
Ikan Kerapu Hibrid (Epinephelus fusguttatus x Epinephelus
polyphekaidon)............................................................................................
6. Pengaruh Pemberian Pakan Daphnia sp. Hasil Kultur Massal
Menggunakan Limbah Organik Terfermentasi untuk Pertumbuhan
dan Kelulushidupan ikan Koi (Carassius auratus) .................................
7. Pengaruh Aplikasi Pupuk NPK dengan Dosis Berbeda Terhadap
Pertumbuhan Gracilaria sp. .....................................................................
8. Pengaruh Vitamin C dan Highly Unsaturated Fatty Acids (HUFA)
dalam Pakan Buatan Terhadap Tingkat Konsumsi Pakan dan
Pertumbuhan Ikan Patin (Pangasius hypopthalmus) .............................
9. Pengaruh Perbedaan Salinitas Media Kultur Terhadap Performa
Pertumbuhan Oithona sp. ........................................................................
10. Mitigasi Sedimentasi Saluran Pertambakan Ikan dan Udang dengan
Sedimen Emulsifier di Wilayah Kecamatan Margoyoso, Pati ..............
11. Performa Pertumbuhan Oithona sp. pada Kultur Massal dengan
Pemberian Kombinasi Pakan Sel Fitoplankton dan Organik yang
Difermentasi ...............................................................................................
12. Respon Osmotik dan Pertumbuhan Juvenil Abalon Haliotis asinina
pada Salinitas Media Berbeda ..................................................................
13. Pengaruh Pemuasaan yang Berbeda Terhadap Pertumbuhan dan
Kelulushidupan Ikan Nila (Oreochromis niloticus) ................................

630

640

650

658
668

677
690
700

706
716
728

ix

Prosiding Seminar Nasional Hasil-Hasil Penelitian Perikanan dan Kelautan ke-VI
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan – Pusat Kajian Mitigasi Bencana dan Rehabilitasi Pesisir, Undip

Bencana Wilayah Pesisir, Laut dan Pulaupulau Kecil: Ilmu Bencana dan Dampak
Bencana

Prosiding Seminar Nasional Hasil-Hasil Penelitian Perikanan dan Kelautan ke-VI
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan – Pusat Kajian Mitigasi Bencana dan Rehabilitasi Pesisir, Undip

PENILAIAN PENGKAYAAN LOGAM TIMBAL (Pb) DAN TINGKAT
KONTAMINASI AIR BALLAST DI PERAIRAN TANJUNG API-API,
SUMATERA SELATAN
1

Fitri Agustriani 1, Anna Ida Sunaryo Purwiyanto1, Yulianto Suteja2
Program Studi Ilmu Kelautan, Fakultas MIPA, Universitas Sriwijaya, Sumatera Selatan
2
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Udaya, Bali
Email : [email protected], [email protected]

ABSTRAK
Tanjung Api-api sebagai pelabuhan sedikit banyak memiliki kontribusi dalam perubahan
lingkunga peraiaran, termasuk perubahan konsentrasi logam timbal (Pb). Hal ini karena
terjadinya peningkatan volume dan frekuensi pelayaran yang memberikan sumbangan
logam Pb melalui buangan air ballast kapal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
kontribusi pembuangan air ballast kapal terhadap penambahan logam berat Pb di perairan
pelabuhan Tanjug Api-Api. Penelitian dilakukan dengan mengambil sampel air ballast
pada beberapa kapal (feri, speedboat, pompong) dan sampel permukaan perairan pada saat
surut untuk dianalisis kandungan Pb. Pengkayaan logam Pb pada perairan dianalisis
menggunakan concentration factor (Cf), Degree of contamination/Cd, dan Pollution load
index/PLI.Hasil analisis menunjukkan bahwa pada perairan Tanjung Api-Api terjadi
penambahan logam berat Pb secara antropogenik, dimana salah satu sumber pencemarnya
adalah buangan air ballast kapal. Hal ini ditunjukkan oleh konsentrasi logam Pb lebih
tinggi dibanding perairan dan adanya korelasi positif antara logam Pb perairan dan air
ballast. Konsetrasi logam Pb di perairan telah melampaui ambang batas baku mutu
KepmenLH No. 51 tahun 2004, sedangkan konsentrasi logam Pb di air ballast untuk kapal
feri masih berada di bawah baku mutu, namun untuk speedboat dan kapal pompong telah
melampaui batas baku mutu KepmenLH No. 51 tahun 1995.
Kata kunci : Pengkayaan, Logam Pb, Air Ballast, Tingkat Kontaminasi, Tanjung
Api-api
PENDAHULUAN
Kawasan Tanjung Api-api merupakan wilayah administrasi Kabupaten Banyuasin
yang telah ditetapkan sebagai kawasan ekonomi khusus (KEK). Pada kawasan ini terdapat
pelabuhan Tanjung Api-Api yang telah difungsikan sebagai pelabuhan penumpang dan
pelabuhan barang pada Desember 2013. Penambahan fungsi yang dilakukan kawasan ini,
sedikit banyak akan mengakibatkan terjadinya perubahan pada perairan di sekitar
pelabuhan, mengingat lalu lintas pelayaran akan makin sibuk. Tidak hanya kapal-kapal
kecil nelayan yang beroperasi dan melintasi perairan Tanjung Api-api, tetapi sejumlah
kapal barang dan penumpang juga akan meingkatkan volume dan jumlah track-nya. Salah
satu perubahan pada perairan yang paling menonjol adalah meningkatkan konsentrasi
logam berat di perairan, terutama logam Pb.
Pergerakan kapal yang meningkat tentu akan meningkatkan frekuensi dan volume
pembuangan air limbah kapal, salah satnya adalah air ballast. Sistem ballast pada kapal
sesungguhnya adalah sistem yang penting dan berfungsi untuk menjaga kestabilan kapal.

218

Prosiding Seminar Nasional Hasil-Hasil Penelitian Perikanan dan Kelautan ke-VI
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan – Pusat Kajian Mitigasi Bencana dan Rehabilitasi Pesisir, Undip

Sistem ini menggunakan air laut yang dipompa untuk masuk ke dalam tangki-tangki ballast
maupun keluar dari pipa overboard. Air laut yang keluar dari sistem ballast ini memiliki
berbagai macam kandungan, baik mikroorganisme maupun bahan-bahan kimia, yang
seluruhnya akan membahayakan lingkungan. Oleh karena itu, Internasional Maritime
Organization (IMO) dan pemerintah menetapkan ketentuan manajemen air ballast. Salah
satu bahan kimia sebagai hasil air ballast adalah logam Pb, mengingat bahan bakar minyak
umumnya mengandung zat tambahan yang mengandung logam Pb (Rochyatun, et al.,
2006). Hal ini dilakukan untuk meningkatkan mutu bahan bakar, sehingga limbah dari
kapal menyebabkan kadar Pb di perairan menjadi tinggi.
Meski demikian, kontribusi air ballast terhadap masukkan logam Pb perlu ditelaah
lebih jauh, mengingat banyak faktor lain yang juga dapat menjadi sumber masukkan logam
Pb di perairan. Oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kontribusi
pembuangan air ballast kapal terhadap penambahan logam berat Pb di perairan pelabuhan
Tanjug Api-Api.

MATERI DAN METODE
Waktu dan Tempat
Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni 2015 di kawasan pelabuhan Tanjung ApiApi (Gambar 1).

Gambar 1. Titik Sampling Perairan Tanjung Api-Api
Pengambilan Sampel
Pengambilan sampel air dilakukan pada perairan dengan mengikuti koordinat pada
titik sampling Gambar 1, serta pengambilan sampel air ballast secara random terhadap
kapal-kapal yang melintas di perairan ini. Kapal-kapal tersebut meliputi sampel air ballast
pada kapal ferry, kapal batubara, kapal nelayan dan speedboad. Perlakuan dan metode

219

Prosiding Seminar Nasional Hasil-Hasil Penelitian Perikanan dan Kelautan ke-VI
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan – Pusat Kajian Mitigasi Bencana dan Rehabilitasi Pesisir, Undip

pengambilan sampel adalah sama, baik pada sampel air perairan maupun sampel air
ballast.
Sampel air diambil pada saat kondisi surut dan disimpan dalam botol polyetilen dan
selanjutnya diberi beberapa tetes HNO3 untuk menstabilkan air sampel tersebut pada pH 2
(Ramessur et al., 2001). Sampel air tersebut kemudian dimasukkan dalam cool box dan
selanjutnya disimpan dalam lemari pendingin di laboratorium. Konsentrasi larutan standar
Timbal (Pb) diukur dengan menggunakan metode AAS (SNI 06-6989.45-2005).
Analisis Data
Perubahan konsentrasi logam berat Pb pada perairan sekitar pelabuhan dianalisis
dengan membandingkan data primer dan data sekunder. Data primer dilakukan dengan
mengambil data lapangan , sedangkan data sekunder diperoleh dari data-data kualitas
perairan di Muara Sungai Banyuasin secara studi literatur. Selain itu, tingkat sumbangsih
logam pada air ballast terhadap konsentrasi logam Pb di perairan dianalisis menggunakan
beberapa faktor pengkayaan, yaitu Contamination factor/Cf, Degree of contamination/Cd,
Pollution load index/PLI.
Contamination factor (Cf) menggambarkan kontaminasi yang diberikan oleh
substansi toksik terhadap lingkungan. Cf dihitung dengan menggunakan persamaan
Hakanson (1980) dalam Özkan (2012), yaitu :
.......................... (1)
Dimana : Ce = konsentrasi sampel ; dan Cpi = konsentrasi alami
Degree of contamination/Cd merupakan jumlah seluruh faktor kontaminan logam
berat (Aksu et al., 1998 dalam Özkan, 2012). Cd dihitung dengan persamaan Hakanson
(1980) dalam Likuku et al. (2013) :

......................... (2)
Cf dan Cd yang diperoleh kemudian diklasifikasikan sesuai kategori Hakanson (1980)
dalam Likuku et al. (2013) (Tabel 1)
Tabel 1. Klasifikasi kategori nilai Cf dan Cd

220

Prosiding Seminar Nasional Hasil-Hasil Penelitian Perikanan dan Kelautan ke-VI
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan – Pusat Kajian Mitigasi Bencana dan Rehabilitasi Pesisir, Undip

Sedangkan Pollution load index/PLI adalah indeks polusi yang dapat memberikan
estimasi status kontaminan. Indeks ini diciptakan oleh Thomlison et al. dengan persamaan:
....................... (3)
dengan kriteria PLI : PLI 1 = penurunan kualitas perairan (Thomlison et al., 1980 dalam
Likuku et al., 2013).

HASIL DAN PEMBAHASAN
Konsentrasi Logam Berat Pb
Logam berat Pb merupakan salah satu logam yang menjadi kandungan utama pada
buangan air kapal (air ballast). Sama seperti logam berat lainnya, keberadaan logam Pb
yang bersifat non esensial ini akan menjadi pencemar bila kandungannya melebihi ambang
batas. Kandungan logam Pb pada perairan dan air ballast disajikan pada Gambar 2.

Gambar 2. Konsentrasi Pb (ppm) di perairan dan air ballast
Konsentrasi Pb diperairan dan pelabuhan Tanjung Api-Api berkisar antara 0,0140,071 ppm sedangkan kisaran logam Pb sebagai hasil air ballast berkisar antara 0,0190,184 ppm. Konsentrasi logam Pb di perairan ini lebih rendah dibandingkan konsentrasi Pb
pada tahun 2014 yang berkisar antara 0,019-1,577 ppm (Purwiyanto, 2014). Konsentrasi
Pb pada air permukaan pelabuhan juga lebih rendah dibandingkan perairan sekitar
pelabuhan pada tahun 2012 yang berkisar antara 0,119-0,851 ppm (Purwiyanto dan Lestari,
2012). Perbedaan tersebut terjadi karena pada tahun 2012 dan 2014, pengambilan sampel
dilakukan pada saat kondisi pasang sedangkan pengambilan sampel pada tahun 2015
dilakukan pada saat kondisi surut.
Pasang surut merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi distribusi logam
berat di perairan. Hal ini seperti yang diungkapkan oleh Rochyatun et al. (2004) dan Amin
et al. (2011). Tingginya kandungan logam Pb pada saat pasang mengindikasikan bahwa

221

Prosiding Seminar Nasional Hasil-Hasil Penelitian Perikanan dan Kelautan ke-VI
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan – Pusat Kajian Mitigasi Bencana dan Rehabilitasi Pesisir, Undip

logam Pb di wilayah estuari sekitar Tanjung Api-Api lebih didominasi oleh logam Pb yang
berasal dari aktifitas laut dibandingkan aktifitas di wilayah hulu sungai. Perbedaan
konsentrasi Pb pada saat pasang dan surut juga ditemukan di perairan Natuna oleh Sagala
et al. (2014). Meski demikian, seluruh hasil penelitian menunjukkan bahwa konsentrasi
logam Pb pada perairan Tanjung Api-Api telah melebihi ambang batas yang ditetapkan
oleh Menteri Lingkungan Hidup No. 51 tahun 2004, yaitu maksimal 0,08 ppm.
Konsentrasi logam Pb pada air ballast yang lebih tinggi dibandingkan konsentrasi
Pb di perairan, menunjukkan bahwa air ballast memang menjadi salah satu sumber
masukkan logam Pb di perairan. Air ballast sebenarnya berfungsi sebagai penyeimbang
atau stabilitas kapal ataupun mengisi tangki ballast jika kapal tidak mengangkut muatan.
Oleh karena itu, agar kapal dapat berjalan secara stabil, dilakukan penambahan ataupun
pengurangan volume air ballast. Ketika terjadi pertukaran air ballast inilah limbah-limbah
kapal terbuang ke perairan. Tianingsih (2011) menjelaskan bahwa kandungan limbah air
ballast mencakup mikroorganisme dan bahan pencemar, termasuk logam Pb. Hal ini
karena salah satu komponen penyusun minyak adalah tetraethyl yang ditambahkan dalam
bahan bakar dan sebagai pelumas untuk kerja antar katup untuk mencegah terjadinya
ledakan saat berlangsungnya pembakaran dalam mesin (Palar, 1994) mengandung logam
Pb (Sembel, 2011).
Beragamnya jenis buangan limbah

yang terkandung dalam

air ballast

mengakibatkan munculnya peraturan tentang manajemen air ballast oleh IMO. Bahkan
Menteri Perhubungan pun mengeluarkan aturan manajemen air ballast pada PM No. 29
tahun 2014 mengenai Pencegahan Pencemaran Lingkungan Maritim. Pada peraturan
menteri tersebut maupun manajemen yang dikeluarkan oleh IMO telah dijelaskan bahwa
setiap kapal wajib memiliki sistem yang dapat digunakan untuk mengolah air ballast
sebelum kemudian dibuang ke perairan. Meski demikian, pada pelaksanaannya tidak
seluruh kapal memiliki sistem tersebut. Untuk kapal-kapal resmi, seperti kapal feri, kapal
tangker, maupun kapal lain dengan tonase tertentu, pada umumnya telah dilengkapi
manajemen tersebut sebelum kapal diijinkan untuk berlayar. Namun tidak demikian untuk
kapal-kapal kecil yang dibuat sendiri oleh penduduk lokal. Hal inilah yang menjelaskan
tingginya kandungan logam Pb yang terdapat pada air ballast kapal speedboat maupun
kapal pompong. Kandungan logam Pb dalam air ballast kapal feri masih berada di bawah
ambang batas baku mutu yang ditetapkan oleh Menteri Lingkungan Hidup No. 51 tahun
1995 tentang Buku Mutu Limbah Cair bagi Kegiatan Industri, yaitu 0,1 ppm. Namun

222

Prosiding Seminar Nasional Hasil-Hasil Penelitian Perikanan dan Kelautan ke-VI
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan – Pusat Kajian Mitigasi Bencana dan Rehabilitasi Pesisir, Undip

kandungan logam Pb dalam air ballast speedboat dan kapal pompong telah melewati
ambang batas baku mutu.
Pengkayaan Logam Pb
Tingginya kandungan logam Pb pada air ballast dibandingkan logam pada perairan,
mengakibatkan adanya dugaan bahwa logam Pb yang terkandung dalam air ballast
merupakan salah satu sumber antropogenik Pb pada perairan. Apalagi perairan juga
terindikasi tercemar oleh logam Pb. Hasil perhitungan faktor pengkayaan logam Pb
disajikan pada Tabel 2.
Tabel 2. Faktor pengkayaan (Contamination factor/Cf, Degree of contamination/Cd,
Modified degree of contamination/mCd, Pollution load index/PLI) logam Pb
Logam Pb perairan
Kriteria
Cf
7,482517
Faktor kontaminasi sangat tinggi
Cd
82,30769
Faktor kontaminasi sangat tinggi
PLI
6,25339
Penurunan kualitas perairan
Beberapa metode penghitungan pengkayaan logam Pb menunjukkan bahwa terjadi
kontaminasi logam Pb yang sangat tinggi. Bahkan nilai PLI menunjukkan bahwa dilihat
dari logam Pb telah menunjukkan adanya penurunan kualitas perairan. Perolehan hasil
tersebut juga didukung dengan adanya signifikansi positif antara logam Pb di perairan dan
logam Pb hasil air ballast (Gambar 3).

Gambar 3. Korelasi positif antara konsentrasi logam Pb air ballast (ppm)
dan logam Pb perairan (ppm)
Hal ini berarti, semakin tinggi konsentrasi logam Pb yang terkandung dalam air
ballast maka akan makin tinggi pula konsetrasi logam Pb di perairan. Penambahan logam
Pb di perairan tidak hanya terjadi bila kandungan logam Pb di air ballast tinggi saja, namun
bila semakin banyak buangan air ballast ke perairan maka juga akan menimbulkan efek
yang positif juga.

KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pada perairan Tanjung ApiApi terjadi penambahan logam berat Pb secara antropogenik, dimana salah satu sumber

223

Prosiding Seminar Nasional Hasil-Hasil Penelitian Perikanan dan Kelautan ke-VI
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan – Pusat Kajian Mitigasi Bencana dan Rehabilitasi Pesisir, Undip

pencemarnya adalah buangan air ballast kapal. Hal ini ditunjukkan oleh konsentrasi logam
Pb lebih tinggi dibanding perairan dan adanya korelasi positif antara logam Pb perairan
dan air ballast. Konsetrasi logam Pb di perairan telah melampaui ambang batas baku mutu
KepmenLH No. 51 tahun 2004, sedangkan konsentrasi logam Pb di air ballast untuk kapal
feri masih berada di bawah baku mutu, namun untuk speedboat dan kapal pompong telah
melampaui batas baku mutu KepmenLH No. 51 tahun 1995.
UCAPAN TERIMA KASIH
Terima kasih kepada Kementerian Riset dan Teknologi DIKTI melalui Skim
penelitian Hibah bersaing tahun anggaran 2015 dan TIM SURVEY (Rico Febrianyah dan
Angga Pratama).
DAFTAR PUSTAKA
Amin B, E Afriyani, dan MA Saputra. 2011. Distribusi spasial logam Pb dan Cu pada
sedimen dan air laut permukaan di perairan Tanjung Buton Kabupaten Siak Provinsi
Riau. J.Teknobiologi, 2(1):1-8
Likuku AS, KB Mmolawa, GK Gaboutloeloe. 2013. Assessment of Heavy Metal
Enrichment and Degree of Contamination Around the Copper-Nickel Mine in the
Selebi Phikwe Region, Eastern Botswana. Environment and Ecology Research, 1(2):
32-40
Özkan EY. 2012. A New Assessment of Heavy Metal Contaminations in an Eutrophicated
Bay (Inner Izmir Bay, Turkey). Turkish Journal of Fisheries and Aquatic Sciences,
12: 135-147
Palar, H. 1994.Pencemaran dan Taksiologi Logam Berat. Rineka Cipta. Jakarta
Purwiyanto AIS dan S Lestari. 2012. Akumulasi Logam Berat (Pb Dan Cu) Pada Daging
Kepiting Untuk Keamanan Pangan Di Perairan Muara Sungai Banyuasin. Laporan
Penelitian Unggulan Kompetitif. Universitas Sriwijaya
Purwiyanto AIS. 2014. Pemodelan Adsorpsi Logam Timbal (Pb) oleh Sedimen Muara
Sungai Banyuasin. Laporan Penelitian Dosen Muda Sateks. Universitas Sriwijaya
Ramessur RT, SJ Parry, and T Ramjeawon. 2001. The Relationship of Dissolved Pb to
Some Dissolved Trace Metals (Al, Cr, Mn And Zn) and to Dissolved Nitrate and
Phosphate in a Freshwater Aquatic System in Mauritius. Environment International,
26 (4) : 223-230
Rochyatun E, Lestari, dan A Rozak. 2004. Kondisi Perairan Muara Sungai Digul Dan
Perairan Laut Arafura Dilihat Dari Kandungan Logam Berat. Oseanologi dan
Limnologi di Indonesia (36) : 15-31
Rochyatun E., TM Kaisupy, dan A Rozak. 2006. Distribusi Logam Berat dalam Air Dan
Sedimen di Perairan Muara Sungai Cisadane. Jurnal Makara 10(1) : 35-40.
Sagala SL, R Bramawanto, ARTD Kuswardani, dan WS Pranowo. 2014. Distribusi Logam
Berat di Perairan Natuna. J. Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis, 6 (2) : 297-310
Sembel L. 2011. Analisis Logam Berat Pb, Cd Dan Cr Berdasarkan Tingkat Salinitas Di
Estuari Sungai Belau Teluk Lampung. Prosiding Seminar Nasional : Pengembangan
Pulau-Pulau Kecil : 2-7
Tianingsih S. 2011. Pemantauan Air Ballast Di Wilayah Pelabuhan Trisakti
Banjarmasin. http://www.bbtklppbjb.freeiz.com/1_40_Pemantauan-Air-Ballast.html
[9 November 2015]

224

Prosiding Seminar Nasional Hasil-Hasil Penelitian Perikanan dan Kelautan ke-VI
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan – Pusat Kajian Mitigasi Bencana dan Rehabilitasi Pesisir, Undip

611