Program Pengembangan Perikanan Abstrak 2015

Joint Conference on Community Development
Surabaya, 10-11 September 2015

ISBN: 978-602-73416-0-9

SE-4
Program Pengembangan Perikanan di Desa Pungpungan, Bojonegoro
Arum Soesanti1, Akbarningrum Fatmawati2, Tuani Lidiawati S2,3, Wiwik Sulistyowati4
1

Prodi Teknik Manufaktur, Fakultas Teknik
2
Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknik
3
Pusat Studi Lingkungan
4
Prodi Teknik Industri, Fakultas Teknik
1,2,3
4
Universitas Surabaya, Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
1

2
arum_soesanti@staff.ubaya.ac.id; afatmawati2002@yahoo.com; 3tuani@staff.ubaya.ac.id;
4
wiwik@umsida.ac.id

ABSTRAK

Desa Pungpungan terletak di bagian utara Kabupaten Bojonegoro. Sebagian besar penduduk Desa
Pungpungan bermata pencaharian sebagai petani. Selain pertanian sebagai sumber penghasilan
utama, saat ini di desa tersebut telah dirintis perikanan lele (Clarias) dan patin (Pangasius).
Permasalahan yang dihadapi oleh petani ikan di desa ini antara lain: penggunaan air yang tidak
efisien, biaya pakan ikan yang mahal, dan kesehatan kolam yang rendah. Akibatnya terjadi
penurunan minat masyarakat untuk memelihara ikan. Sejalan dengan program Dinas Peternakan
dan Perikanan Kabupaten Bojonegoro, Ubaya membantu petani ikan mengatasi permasalahannya
melalui program Ipteks bagi Wilayah (IbW). Adapun beberapa kegiatan dalam program IbW yang
dilakukan di desa ini yaitu: pelatihan pembuatan probiotik untuk penyehatan perairan, pembuatan
probiotik untuk pakan yang diharapkan bisa menurunkan kebutuhan pakan ikan, pelatihan
konstruksi dan persiapan kolam sehingga kondisi kolam tetap baik sepanjang masa budidaya ikan.
Selain itu, dilakukan juga pendampingan bagi petani ikan mulai dari persiapan kolam sampai masa
panen. Kegiatan-kegiatan tersebut diharapkan dapat meningkatkan minat masyarakat untuk

memelihara ikan. Aplikasi probiotik pada perairan telah menunjukkan hasil yang menggembirakan
dimana kondisi kolam selama pemeliharaan tidak berbau, waktu penggantian air kolam menjadi
lebih lama sehingga bisa menghemat air, tingkat kematian ikan selama pemeliharaan menurun, dan
kanibalisme yang terjadi pada budidaya ikan lele juga menurun.
Kata kunci: pakan ikan, perikanan, probiotik, pungpungan, IbW, bojonegoro
ABSTRACT
Pungpungan Village lies on the north part of Bojonegoro Regency. Most of the village inhabitants
are rice farmer. In spite of rice farming as the main source of income, currently, fish farming such
as catfish (Clarias), and patin (Pangasius) farming has been developed. The main problems
encountered by the farmers included inefficient water management, high feed price, and low level
of pond health. These problems had discouraged the village people to be involved in fish farming
programme developed by the local government. In line with fish farming development programme
of Animal Husbandry and Fishery Service of Bojonegoro, Ubaya has assisted fish farmer in
23

Joint Conference on Community Development
Surabaya, 10-11 September 2015

ISBN: 978-602-73416-0-9


Pungpungan to overcome their problems through Programme Ipteks bagi Wilayah (IbW). There
were several activities under this programme including probiotic formulation and production for
feed training, probiotic formulation and production for pond water conditioning training, and pond
construction and conditioning training. These trainings were intended to lower the feed
consumption, and improving pond water quality which can improve the productivity of the farms.
In spite of trainings, there were also monitoring and after the knowledge gained in the training had
been practiced. The whole activities of IbW programme were expected to motivate Pungpungan
villager in fish farming. Probiotic application has shown good result including no offensive odour
near the ponds, longer pond water cleaning and displacement as well as lower fish mortality rate
and cannibalism.
Keywords: feed, fish farming, probiotic, pungpungan, IbW, bojonegoro

I.

PENDAHULUAN

Kabupaten Bojonegoro memiliki luas
wilayah 230.706 Ha dengan jumlah penduduk
sebesar 1.473.045 jiwa. Dari luas wilayah tersebut
penggunaannya ditunjukkan pada Gambar1..


selatan kabupaten adalah pengunungan kapur
yaitu bagian dari Pegunungan Kendeng.
Kecamatan Kalitidu memiliki luas wilayah
sebesar 84,33 km2 yang dihuni oleh 17.238
kepala keluarga dan berpenduduk 66.662 jiwa
dimana sekitar 50% dari penduduk adalah
laki-laki [2]. Desa Pungpungan yang
merupakan salah satu desa di kecamatan
Kalitidu memiliki luas sebesar 3,89 km2 .
Pengunaan lahan di Desa Pungpungan
ditunjukkan pada Tabel 1. Jarak Desa
Pungpungan ke ibukota kecamatan sebesar 5 km.
Tabel

1. Pemanfaatan
Pungpungan

Lahan


di

Desa

Desa
Sawah Ladang Pekarangan Lainnya
Pungpungan 2637,00 303,90 845,00
100,90
Gambar 1.. Penggunaan wilayah Bojonegoro
Dari luas daerah di atas Kabupaten
Bojonegoro dibagi menjadi 28 kecamatan, 419
desa dan11 kelurahan. Kabupaten dialiri oleh
Sungai Bengawan Solo. Daerah utara
Kabupaten Bojonegoro merupakan daerah aliran
sungai Bengawan Solo sehingga daerahnya
subur untuk pertanian. Pada musim hujan,
kawasan pertanian ditanami pada dan pada
musim kemarau ditanami tembakau. Bagian

Sesuai kondisi sumber daya alam dan

manusia saat ini banyak sekali potensi Daerah
Bojonegoro antara lain potensi pertanian,
peternakan, perkebunan, perikanan, industri,
kerajinan dan pertambangan.
Potensi Pertanian dan Perkebunan
Di Kecamatan Kalitidu, tepatnya di
Desa Ngringinrejo, terdapat perkebunan buah
belimbing yang sangat besar. Di desa tersebut
24